STRATEGI HARGA
DI ERA DIGITAL
NICKO LIMANTA – 0108012214015
CATHLIN ALVERINA – 0108012214020
KRISTANTO SOEGIONO – 0108012214021
DINIAR MUFRIHATTUL FAZZA – 0108012214008
CHRISTINA BARDIEN – 0108012214017
LUSYANA SIREGAR – 0108012214028
THE PRODUCTS
Terkait dengan tidak cukup suksesnya aplikasi strategi Pay What You Want di Panera Cares, kami tidak bisa mendapatkan informasi yang cukup detail
mengenai produk-produk yang dipasarkan oleh Panera Cares sebelum akhirnya manajemen Panera memutuskan untuk menutup bisnis Panera Cares.
Panera Cares adalah restaurant nirlaba yang menerapkan strategi Pay What You Want, dimana pelanggan dapat membayar apa yang mereka inginkan
untuk item pada menu atau tidak membayar sama sekali. Harapan dari pendiri dan CEO Panera Cares adalah konsumen kelas menengah dan kelas atas
dapat “mensubsidi” sedikit untuk makanan mereka, sehingga kafe dapat melayani pelanggan yang berpenghasilan rendah atau berada di bawah garis
kemiskinan. Jadi, strategi Panera Cares adalah strategi “a test of humanity”.
Strategi ini sangat efektif untuk Brand Awarenes karena menarik perhatian audiens dan mengubah pelanggan menjadi pemberi pengaruh (tujuan
utamanya bukan memaksimalkan profit atau ketika penjual berkeinginan memperkenalkan produknya secara cepat ke masyarakat luas). Jika sekelompok
orang yang telah membeli produk perusahaan tertarik dengan pembelian mereka, maka itu saja. Konsumen akan mulai melakukan percakapan tentang
perusahaan, sehingga memperluas jangkauannya.
Jadi, Pay What You Want merupakan bentuk penetapan harga yang
sifatnya partisipatif dimana pembeli dijadikan sebagai pusatnya.
Metode tersebut juga akan membuat penciptaan nilai atau harga
bersama.
• Customer sangat senang karena dapat membayar makanan sehat dengan harga yang sangat murah
• Tempatnya yang bersih dan hidangannya yang sehat
• Dapat membantu sesama karena konsepnya adalah charity café
• Metode pembayaran yang lebih fleksibel
• Café’s Welcoming Environment
• Menjalankan program pelatihan kerja dengan tujuan berfokus pada pelatihan orang dewasa dengan ketidakmampuan belajar.
sumber : https://commonwealthmagazine.org/economy/panera-cares-long/
• Customer dapat menjadi sukarelawan untuk bekerja di Panera dan Panera akan memberikan voucher, hal ini berarti Panera tidak memiliki
sistem kepegawaian yang baik.
• Proporsi atau komposisi hidangan yang tidak sama sering mengecewakan customer
• Pelayanan buruk dari karyawan membuat customer kecewa
• Customer tidak merasa nyaman ketika harus makan berdekatan dengan homeless customer yang mendapatkan “bantuan” dari Panera
• Panera meminta pelanggan untuk membatasi diri hanya 1 kali makan dengan diskon dalam 1 minggu atau menjadi sukarelawan selama 1 jam
di kafe untuk menebus makanan gratis, menimbulkan banyak polemik dan mempersulit konsumen yang bermaksud menggunakan layanan
Pay What You Want tersebut
• Customer merasa tertekan untuk memberikan sumbangan
sumber : https://www.fastcompany.com/40582757/why-paneras-experiment-
with-pay-what-you-want-dining-failed.
Untuk dapat membuat Panera Cares bisa terus beroperasi maka komposisi pembayaran yang dibutuhkan menurut perusahaan adalah sebagai berikut :
- 60% pembeli harus membayar full price dari harga yang sebenarnya
- 20% pembeli harus membayar lebih dari yang mereka makan
- 20% sisanya bisa membayar kurang dari yang mereka makan atau bahkan tidak membayar apapun
Namun untuk mendapatkan komposisi pembayaran ideal seperti di atas Panera Cares menghadapi cukup banyak permasalahan
1. Lebih banyak pembeli yang membayar kurang dari seharusnya daripada yang membayar sesuai harga atau membayar lebih, sehingga Panera Cares
terus mengalami kerugian yang pada akhirnya berujung pada penutupan outlet.
2. Harga sewa lahan yang terus melambung tinggi
3. Persepsi customer terhadap perusahaan yang sangat mempengaruhi kemauan pembeli untuk membayar lebih atau tidak. Sebagian customer
memandang perusahaan cukup sukses sehingga perusahaan tetap bisa menjalankan outlet–outletnya, sehingga mereka tidak peduli apakah
membayar kurang ataupun tidak membayar sama sekali untuk apa yang mereka makan. Di sini menjadi tidak jelas untuk sebagian konsumen apakah
perusahaan memang benar–benar tergantung dari sumbangan para customer atau tidak
4. Customer yang membayar lebih ataupun yang ingin membayar lebih tidak yakin kemana uang mereka akan disalurkan, apakah benar–benar untuk
membantu sesama atau tidak (seharusnya perusahaan bisa menerbitkan laporan keuangan tahunan yang transparan dan mengekspos kemana saja
dana yang masuk dialirkan)
5. Ketidaknyamanan yang dirasakan oleh para customer yang seharusnya bisa membayar lebih karena ketika mereka makan di gerai panera bersama
dengan para tunawisma/gelandangan.
6. Pelayanan yang buruk karena siapa saja yang mau bekerja di sana bisa bekerja part time ataupun hanya beberapa shift saja, sehingga tidak ada
standarisasi pelayanan, banyak karyawan yang tidak mengerti bagaimana jika ada customer yang ingin membayar dengan kartu kredit bahkan tidak
bisa menjawab pertanyaan yang paling standard sekalipun dari para customer (standarisasi pelayanan tetap diperlukan sekalipun tujuan perusahaan
adalah non profit, karena dengan pelayanan yang baik customer akan merasa nyaman dan untuk beberapa kalangan yang ingin membayar lebih
mungkin bisa menjadi pelanggan tetap yang bisa sangat berguna untuk perusahaan agar tidak mengalami kerugian terus- menerus)
sumber : Bostonglobe.com`
BUSINESS APPLICATION
BUSINESS APPLICATION
Pricelist HadiKitchen
BUSINESS APPLICATION