Anda di halaman 1dari 78

Facing the

new Normal
after Covid
19
BY
BING SUGIARTO CHANDRA
The Purpose

mengumpulkan berbagai pendapat dari


To collect various opinions from several
beberapa sumber tentang perubahan pasar
sources about market changes and their
dan impilikasinya pada berbagai industri
impact on various industries and the steps
serta langkah-langkah yang dianggap perlu
deemed necessary to overcome them
untuk mengatasinya
1. How does the
COVID-19 virus
affect the economy?
Kepala Ekonom Goldman Sachs Jan Hatzius mengatakan:
"Ekonomi global tidak hanya mengalami resesi, tetapi
berhenti mendadak tanpa preseden dalam sejarah
pascaperang."

Kenneth Rogoff menulis: "Kita mengalami “krisis global


pertama yang terburuk ” sejak Depresi Besar tahun 1929."

Dan peraih Nobel Robert Shiller menambahkan: “Akibat dari


krisis ini masih susah diprediksi ." Oleh karena itu, sangat
mungkin bahwa krisis akan bertahan lebih lama dan
mempengaruhi perekonomian jauh lebih banyak daripada
krisis sebelumnya. Kita mungkin akan melihat dampak
dalam dua hingga tiga tahun kedepan.

KOMENTAR AHLI….
2. What does this
mean for your
business ?
Semuanya tentang bagaimana
bertahan hidup saat ini ….Mengapa?

karena
Pendapatan akan turun dengan cepat sebagai akibat dari proyek yang ada
akan ditunda atau dibatalkan (bahkan yang sudah ditandatangani sekalipun ).
Akuisisi proyek dan pelanggan baru akan terhenti, karena tidak ada yang akan
berani mengeluarkan dana. Kecenderungan dalam situasi krisis adalah
bersikap wait and see.
Model dan valuasi bisnis saat ini mungkin sudah tidak berlaku lagi.

Lingkungan institusi pembiayaan juga dapat runtuh, mis. Investor swasta —


Angel investor - Venture Capital — mungkin berfokus pada investasi mereka
yang ada daripada melakukan investasi baru.
Apa artinya….
1. Penghasilan akan berkurang lebih cepat dari pada upaya Anda
dalam memotong biaya.
2. Kita harus bersiap untuk bertahan di masa-masa sulit yang akan
muncul didepan dengan kemungkinan tanpa pembiayaan ( loan ).
Perpanjanglah ‘nafas” Anda dengan mengantisipasi pendapatan
yang jauh lebih rendah. cobalah untuk mencapai titik impas sekuat
tenaga dari pada kondisi deficit..
3. Beradaptasilah dengan situasi yang sangat berbeda secepat
mungkin. Dunia telah berubah, jadi Anda harus berubah.
Jelas bahwa prospek bisnis Anda telah berubah menjadi lebih
buruk, sehingga Anda tidak dapat menjalankan bisnis Anda seperti
yang direncanakan semula.

beralih dari pola pikir


Sebagai gantinya, Anda harus
pertumbuhan ke pola pikir bertahan
hidup yang berfokus pada solusi yang dapat menopang
perusahaan untuk mengatasi gelombang ini.

Bayangkan Anda memulai kembali bisnis Anda di lingkungan yang


baru berubah ini…NEW NORMAL, Ini dengan sendirinya
menghadirkan peluang dan tantangan yang baru juga untuk usaha
Anda.

JADI SEKALI LAGI….. BERALIHLAH DARI POLA PIKIR


PERTUMBUHAN KE POLA PIKIR BERTAHAN HIDUP
What is new
normal ?
What is new normal ?

 A previously unusual occurrence that


has become commonplace.
 Kejadian yang sebelumnya tidak
biasa itu….akan (sudah) menjadi hal
biasa.
What is new normal ?
New Normal is a term in business and
economics that refers to financial conditions
following the financial crisis of 2007-
2008 and the aftermath of the 2008–2012
global recession. The term has since been
used in a variety of other contexts to imply
that something which was previously
abnormal has become commonplace.
New Normal adalah istilah dalam bisnis dan
ekonomi yang mengacu pada kondisi
keuangan setelah krisis keuangan 2007-
2008 dan setelah resesi global 2008-2012.
Istilah ini sejak itu telah digunakan dalam
berbagai konteks lain untuk menyiratkan
bahwa sesuatu yang sebelumnya tidak
normal telah menjadi biasa.
Remember…9/11-2001
crisis impact
As simple example….
airport checks are tightened
Respons kita…

AWALNYA MERASA ‘MARAH’ TETAPI AKHIRNYA “MENERIMA”


…..It’s all about CHANGES
We know

Pestel analysis

Analisis PESTEL adalah alat yang


digunakan untuk
mengidentifikasi kekuatan makro
(eksternal) yang dihadapi suatu
organisasi/perusahaan yang
akan membawa pengaruh pada
perusahaan.

PESTEL Merupakan singkatan


dari Politik, Ekonomi, Sosial,
Teknologi, Lingkungan dan
Hukum.
Covid effects touch almost all
aspects

3
5
4

1
2
6
Apa kata mereka….
Beyond COVID-19:
Will you define
the new normal or watch it unfold?....

COVID-19’s lasting impact is still to be Dampak jangka panjang COVID-19 masih


determined, but we see four primary areas belum dapat diprediksi, tetapi kami melihat
in which it’s likely to spur sweeping changes: empat bidang utama di mana kemungkinan
akan mengalami perubahan besar:
Globalization and trade
Globalisasi dan perdagangan
Technology and innovation
Teknologi dan inovasi
Societal impacts
Dampak sosial
Behavioral shifts
Pergeseran perilaku
this is only a handful of impacts…..
Globalization and trade

Pandemi COVID-19 telah memperlihatkan betapa rentannya rantai pasokan yang terintegrasi secara global.
Khususnya, model di mana bisnis bergantung pada satu pemasok atau segelintir pemasok yang
terkonsentrasi di satu negara ternyata tampak sangat rapuh.

Technology and innovation

COVID-19 akan memacu adopsi teknologi yang cepat, Ketakutan penularan menyebabkan banyak orang
meninggalkan penggunaan uang tunai dan berganti ke pembayaran digital. Jarak sosial ( social distancing )
mendorong organisasi/perusahaan untuk menggunakan konferensi video, ruang kelas virtual dan
pengobatan jarak jauh, pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Seiring berlanjutnya krisis, krisis
ini dapat mempercepat pengembangan teknologi kerja jarak jauh generasi berikutnya, seperti augmented
reality dan virtual.

Societal impacts

Pandemi COVID-19 menyoroti kerentanan ekonomi beberapa segmen masyarakat - dan menunjukkan bahwa
kerentanan beberapa pihak meningkatkan kerentanan pada semua orang.

Behavioral shifts

Ketakutan dan ketidakpastian sudah memicu tindakan irasional, termasuk perilaku sekelompok orang seperti
panic buying..dll ,walaupun pada akhirnya panic buying menghilang. Tapi pertanyaan mungkin bisa kita
munculkan……apa efek jangka panjang yang akan terjadi pada psikologi konsumen setelah pandemi COVID ini
berakhir ?
Let’s have a look on this
4c diamond model-Markplus
Risk attitude dapat diartikan
sebagai respon perusahaan
terhadap ketidakpastian dan
memiliki konsekuensi.
Respon tadi bisa positif atau
negatif, serta berefek pada
pencapaian tujuan.
Six characteristics of businesses
that will survive the COVID-19
pandemic
Enam karakteristik bisnis yang akan bertahan
dari pandemi COVID-19
1. Perusahaan yang memiliki atau menjalankan kepemimpinan yang
adaptif

Krisis akibat covid adalah saat-saat yang menentukan dalam


usaha dan kehidupan suatu perusahaan.. Krisis ini sangat
volatile dan belum pernah terjadi sebelumnya sehingga
seolah olah tidak ada referensi untuk mengambil Tindakan
terbaik….

Bagaimana cara kita memimpin orang2 kita saat ini menjadi


lebih penting dari pada sebelumnya..itulah sebabnya
mengapa kepemimpinan yang adaptive menjadi begitu
penting… Kepemimpinan yang adaptif adalah kepemimpinan
yang bersifat cepat melakukan penyesuaian-penyesuaian…
empatif… informatif dimana para pemimpin disetiap level
menunjukkan kepedulian dan ketekunan, itikad baik,
menggunakan informasi secara tepat serta penggunaan
posisi yang tepat pula guna mendukung kepentingan
perusahaan yang pada gilirannya akan meningkatkan
solvabilitas dari perusahaan.
2. Bisnis yang tidak banyak terkait terhadap pengeluaran
discretionary

Bisnis yang sangat terkait dengan biaya-biaya diskresioner seperti hotel, leisure, restoran dine in
dll…akan sangat sulit untuk bertahan hidup apalagi ditambah dengan kebijakan pemerintah
untuk social distancing …bahkan lock down .

Sementara bisnis yang memiliki keterkaitan yang tinggi terhadap kebutuhan sehari-hari, termasuk
yang berkaitan dengan kesehatan dan memiliki layanan pengiriman barang/delivery service lebih
mungkin untuk bertahan hidup.
3. Bisnis yang memiliki ketergantungan yang rendah pada orang

Mengingat pedoman jarak sosial, bisnis


yang mengandalkan orang/karyawan-nya
untuk memberikan layanan dalam jarak
dekat terhadap pelanggan seperti taksi dan
ridesharing, salon rambut dan kecantikan
dan segala sesuatu yang berkaitan dengan
hospitality akan menemukan kesulitan
untuk bertahan hidup.

Sementara bisnis yang tidak terlalu


bergantung pada orang dalam memberikan
layanan, seperti perbankan online dan
platform e-commerce lebih mungkin untuk
tetap beroperasi dan menghasilkan
pemasukan.
4. Bisnis yang memiliki Biaya Tetap ( fixed cost ) yang rendah

Bisnis yang dapat dengan cepat mentransfer


sebagian besar pengeluaran tetap-nya ke
biaya variabel akan lebih mungkin bertahan.

Contoh nya…

Mengubah format pekerja penuh waktu ke


kontrak atau pekerja lepas atau outsourcing

Mengubah biaya “sewa tetap” ke


“persentase sewa terhadap penjualan",

Contoh diatas akan mengubah sifat biaya


fixed cost menjadi biaya variabel ..hal ini
memungkinkan perusahaan untuk menekan
biaya sejalan dengan penurunan
pendapatan.
5. Bisnis dengan hutang yang rendah sekaligus memiliki pelanggan
yang handal.

Bisnis dengan tingkat hutang yang rendah,


sekaligus memiliki pelanggan yang andal
dimana mereka akan membayar faktur ketika
jatuh tempo, lebih mungkin untuk bertahan
hidup.

Disisi lain perbank-an cenderung menunjukkan


fleksibilitas selama bisnis tersebut layak dengan
memberikan penundaan pembayaran sehingga
mengurangi resiko kredit macet serta memberi
kesempatan pada perusahaan untuk mengatur
cash flownya secara lebih baik..
6. Bisnis yang memiliki Neraca kuat dengan cadangan kas (setara
kas ) yang kuat

Likuiditas adalah raja untuk melewati


krisis ini. Memiliki cadangan kas di neraca
Anda akan sangat penting dalam
memaksimalkan peluang untuk bertahan
hidup.

Uang tunai ini dapat digunakan untuk


mentransfer biaya dari biaya tetap ke
variabel dan mendukung bisnis serta
pemangku kepentingan saat pendapatan
menurun.
“Winner and Loser”
in various industry
Jadi bersiaplah…..
As businesses step into the post-coronavirus future, they
need to find a balance between what worked before and
what needs to happen to succeed in the next normal.

Ketika bisnis melangkah ke masa depan pasca-


coronavirus, mereka perlu menemukan keseimbangan
antara apa2 saja yang berhasil sebelumnya dan apa2
yang perlu dilakukan untuk berhasil di “next normal or
new normal”.

Tentang Penulis)
Kevin Sneader, mitra pengelola global McKinsey, berbasis di kantor McKinsey Hong Kong; Shubham Singhal,
pemimpin global Praktik Sistem & Layanan Kesehatan, adalah mitra senior di kantor Detroit
Sorotan khusus
tentang WFH ….
1.From ‘sleeping at
the office’ to
effective remote
working
DARI 'TIDUR DI KANTOR' HINGGA KERJA JARAK JAUH
YANG EFEKTIF
Stop assuming that the old ways
will come back
Nyatanya terjadinya peningkatan trend tiba-tiba dalam WFH ..bekerja
dari rumah/bekerja jarak jauh.
Walapun ada risiko juga kalau perusahaan terlalu mengandalkan
pekerjaan jarak jauh, misalnya menurut survey di Amerika Serikat,
lebih dari 70 persen pekerjaan tidak dapat dilakukan di luar kantor.
Pekerjaan jarak jauh bukanlah obat mujarab …terutama akan ada
resiko hilangnya produktivitas.
.
Start thinking through how to
organize work for a distributed
workforce
Bekerja jarak jauh bukan sekadar memberi orang laptop. Mengapa ? Karena norma-
norma yang terkait dengan pekerjaan tradisional — misalnya, soal “jam kantor”…yang
secara tradisional begitu Anda meninggalkan kantor, maka hari kerja pada dasarnya
selesai — lalu bagaimana kalau di rumah?.
Jadi sangat mungkin "Tidak banyak yang bekerja ( sungguh-sungguh ) dari rumah;
ibaratnya…, itu benar-benar tidur di kantor
Agar bekerja dari rumah dapat lebih efektif, perusahaan perlu menciptakan batasan-
batasan misalnya :
 jenis interaksi singkat yang dulu biasa terjadi di kantor, dapat diatasi dengan
panggilan telepon, bukan lewat konferensi video.
 Mungkin perusahaan perlu menetapkan "jam kantor" untuk grup karyawan tertentu,
 Berbagi kiat tentang cara membagi waktu, dan
 Membuat aturan sederhana misalnya tentang “email tidak akan dijawab setelah jam
tertentu”.
Accelerate best practices around
collaboration, flexibility, inclusion,
and accountability
Sebagaimana kita ketahui bahwa sudah sejak lama organisasi di perusahaan berusaha untuk
mengembangkan Kolaborasi, Fleksibilitas, Inklusi, dan Akuntabilitas. Maka efek dari Covid 19 ini
seharusnya membuat perusahaan semakin mempercepat upaya menumbuhkan nilai-nilai ini,
mengapa? Karena kebijakan WFH atau bekerja jarak jauh membuat para karyawan semakin
membutuhkan nilai-nilai tersebut..kalau tidak maka perusahaan akan mengalami kesulitan-
kesulitan …..
Dikemudian hari penilaian terhadap karyawan sangat mungkin akan berbasis pada data dan
kontribusi karyawan itu sendiri dan bukan pada aspek2 seperti “kehadiran/absensi” lagi (
sebagaimana system absensi yang dikenal saat ini ) .

Selain itu, kerja jarak jauh berarti perusahaan dapat memanfaatkan talenta yang lebih luas.
Transisi menuju sistem seperti itu dipercaya akan dapat membangun tenaga kerja yang lebih
beragam, lebih mampu, dan lebih bahagia. misalnya, WFH yang berarti tidak ada perjalanan,
akan dapat membuat lowongan pekerjaan lebih mudah diakses oleh para penyandang cacat;
Lalu soal Fleksibilitas waktu dan tempat ini juga bermanfaat bagi orang tua tunggal dan
pengasuh.
Sorotan tentang
organisasi ….
2.From lines and
silos to networks
and teamwork
DARI GARIS DAN SILO KE JARINGAN DAN KERJA TIM
Ide-idenya adalah
Stop relying on traditional organizational structures ; pola struktur organisasi lama
yang cenderung hirarkis dan base-nya adalah “segmented functional division”
mungkin perlu dilihat lagi karena cenderung kurang lincah..
Start locking in practices that speed up decision making and execution during the
crisis : selama masa krisis dibutuhkan pengambilan keputusan dan eksekusi yang
lebih cepat dan lebih tegas.
Accelerate the transition to agility : "kelincahan" disini dimaksudkan sebagai
kemampuan untuk mengkonfigurasi ulang strategi, struktur, proses, orang, dan
teknologi dengan cepat menuju peluang untuk menciptakan nilai dan melindungi
nilai. Perusahaan yang gesit lebih terdesentralisasi dan tidak terlalu bergantung
pada pengambilan keputusan top-down. Mereka menciptakan tim yang lincah, yang
diizinkan untuk membuat keputusan sehari-hari; Pemimpin senior masih akan
membuat keputusan strategis yang membawa pengaruh pada perusahaan.
Gagasan esensial dari tim yang gesit adalah adalah agar orang yang tepat berada
dalam posisi yang tepat pula, baik untuk membuat maupun melaksanakan
keputusan.
Sorotan tentang
manajemen supply
chain ….
3. From just-in-
time to just-in-
time and just-in-
case supply chains
3. DARI RANTAI PASOKAN JUST-IN-TIME KE JUST-IN-TIME
DAN JUST-IN-CASE
Ide-idenya adalah……..
 Stop optimizing supply chains based on individual component cost and
depending on a single supply source for critical materials : Krisis coronavirus
telah menunjukkan kerentanan model rantai pasokan yang lama, dimana suatu
perusahaan terpaksa harus berhenti berproduksi secara tiba –tiba karena satu
supliernya ditutup, terutama supplier yang offshore… Sistem supply offshoring
sering tidak tepat strategi untuk perusahaan yang keunggulan kompetitifnya
adalah kecepatan dan keandalan..pertimbangkanlah untuk menggunakan
‘multishoring”

 Start redesigning supply chains to optimize resilience and speed : mulailah


untuk mendisain ulang rantai pasokan guna mengoptimalkan ketahanan dan
kecepatan produksi.. Salah satu kerentanan yang diungkapkan di saat krisis ini
adalah bahwa banyak perusahaan yang tidak “mengetahui” pemasok penting
yang mereka gunakan dan karenanya tidak dapat mengelola elemen penting
dari rantai nilai mereka. Perusahaan yang baik seharusnya tahu dari mana
komponen paling penting mereka berasal…karena atas dasar itulah, mereka
dapat mengevaluasi tingkat risiko dan memutuskan apa yang harus dilakukan,
 Accelerate ‘nextshoring’ and the use of advanced technologies :
Nextshoring adalah tentang memahami bagaimana manufaktur akan berubah
(khususnya dalam penggunaan digitalisasi dan otomasi ), membangun tenaga
kerja terlatih, kemitraan eksternal, dan kekuatan manajemen untuk memenuhi
potensi yang ada..idenya adalah perusahaan berkonsentrasi untuk
menciptakan rantai pasokan yang lebih fleksibel yang juga dapat
beroperasi pada situasi yang tepat sebagai "nextshoring" untuk new
normal berikutnya…

 Sebagai contoh, industri mode mengharapkan untuk mengalihkan beberapa sumber


pasokannya dari Cina ke negara-negara Asia lainnya,misalnya Amerika Tengah, dan Eropa
Timur.
 Pembuat mobil Jepang dan perusahaan elektronik Korea juga sedang mempertimbangkan
tindakan serupa...
 Bank Pembangunan Jepang BUMN milik negara Jepang, berencana untuk mensubsidi
relokasi perusahaan kembali ke Jepang, sementara beberapa negara Barat, termasuk
Perancis, sedang mencari cara untuk membangun industri dalam negeri untuk produk-
produk penting, seperti obat-obatan.,,semuanya dilakukan untuk memastikan pasokan
disaat krisis.

 Jadi nextshoring bisa kita artikan


“Me-lokal-kan” rantai pasokan dan menciptakan hubungan yang lebih kolaboratif dengan
pemasok-pemasok yang penting — misalnya, dengan membantu mereka membangun
kemampuan digital atau sharing kapasitas pengiriman — hal-hal tersebut adalah cara lain untuk
membangun ketahanan dan fleksibilitas pasokan jangka panjang.
Sorotan tentang
model bisnis ….
4.From online
commerce to a
contact-free
economy
DARI PERDAGANGAN ONLINE HINGGA EKONOMI BEBAS KONTAK
Stop thinking of the contactless economy as something
that will not happen down the line : Kalau selama ini kita sudah
merasakan perkembangan yang sangat pesat di bidang online e- commerce maka dengan adanya
covid 19 ini perkembangan dari online ke contactless kemungkinan akan semakin cepat….

Contoh yang paling kelihatan adalah di bidang Kesehatan….Di Inggris, pada tahun 2019 misalnya
konsultasi medis yang dilakukan melalui video jarak jauh hanya kurang dari 1%, namun sejak
LOCK DOWN diberlakukan maka naik menjadi 100 persen dari jarak jauh.

Dalam contoh lain, perbankan online telah meningkat hingga 90 persen selama krisis, dari hanya
10 persen,

Start planning how to lock in and scale the crisis-era


changes : mulai merencanakan untuk ‘mengunci diri “ dan mengukur perubahan-
perubahan yang terjadi setelah krisis ini.

Accelerate the transition of digitization and automation :


percepatlah transisi kearah digitalisasi dan otomasi
Sorotan tentang
upaya
pemulihan….
5.From simply
returning to
returning and
reimagining
DARI HANYA KEMBALI KE KEMBALI DAN MEMBAYANGKAN
KEMBALI
Stop seeing the return as a destination : Kalaupun keadaan membaik
maka jangan kita lihat usaha “return” kita sebagai tujuan… karena itu tidak
lagi sama….
Paling sedikit ada empat bidang yang menjadi fokus:
◦ memulihkan pendapatan,
◦ membangun kembali system operasi,
◦ memikirkan kembali organisasi perusahaan , dan
◦ mempercepat adopsi solusi digital.
Dalam menganalisa setiap aspek tersebut , kecepatan akan menjadi penting,
makin cepat perusahaan melakukan penyesuaian makin baik…..

Jadi diperlukan , sebuah proses yang direncanakan…dengan kata


lain kita tidak akan pernah kembali ke prestasi yang lalu kalau
caranya masih sama.
Start imagining the business as it should be in the next
normal : mulailah “membayangkan’ apa yang akan terjadi dalam bisnis kita di era Next
normal misalnya ….
 Untuk tempat ritel dan hiburan, jarak fisik kemungkinan menjadi kenyataan yang
tidak dapat ditawar lagi, dan ini membutuhkan desain ulang ruang dan model bisnis
baru.
 Untuk ruang kantor, perencanaannya adalah tentang mempertahankan hal-hal yang
terkait dengan bekerja jarak jauh... Mungkin soal jaringan internet , ruang
teleconference dll
 Untuk manufaktur, tentang mengkonfigurasi ulang jalur dan proses produksi serta
rantai pasokan.
 Untuk banyak layanan jasa , isuenya tentang menjangkau konsumen yang tidak
terbiasa dengan interaksi online atau yang tidak dapat mengaksesnya.
 Untuk transportasi, tentang meyakinkan pelancong bahwa mereka tidak akan sakit
mulai dari titik A ke titik B.
Intinya dalam semua jenis usaha, dinamika hubungan
orang-ke-orang yang dulu rutin terjadi akan berubah…
Mereview Kembali
Kanvas Model
Bisnis anda…..
The Corona
Canvas: How can
you adapt?
Marc Mogalle dari Business Buddies dan Anje
Kluth dari EIT Climate-KIC di sini
memberikan penilaian singkat tentang apa
arti krisis bagi bisnis Anda dan bagaimana
cara mengatasinya.

Singkatnya: Ini semua tentang mengelola dua


hingga tiga tahun ke depan tanpa pembiayaan
eksternal.

EIT CLIMATE-KIC ADALAH KOMUNITAS PENGETAHUAN DAN


INOVASI (KIC), YANG BEKERJA UNTUK MEMPERCEPAT TRANSISI
MENUJU EKONOMI NOL-KARBON.
Selama krisis tahun 2000/1 dan 2007/8, banyak orang
meremehkan keparahan mereka dan berapa lama mereka
akan bertahan.
Hanya rencana darurat jangka pendek yang dibuat
sementara rencana yang berkelanjutan tidak mereka buat.

Krisis saat ini bahkan lebih parah dan akan berlangsung


lebih lama karena seluruh dunia dan setiap kegiatan
ekonomi terpengaruh. Walaupun ketiga krisis itu memiliki
banyak perbedaan, kita masih bisa mengambil pelajaran
tertentu darinya.

Jika kita sebagai seorang pendiri, masuk akal untuk


melakukan skenario terburuk guna mengamankan
keberadaan usaha Anda. Untuk mempersiapkan ini, kami
merekomendasikan dua hal:
1. Ambil skenario terburuk dan gandakan dengan
dua atau tiga kali. Berdasarkan pada skenario -
ini, buatlah skenario “ yang terburuk dari yang
terburuk”, dengan demikian memastikan
kesiapan.

2. Kami telah mengadaptasi Kanvas Model Bisnis


yang terkenal ke Kanvas Corona untuk membantu
Anda menganalisis situasi baru Anda secara
sistematis.

REKOMENDASI AHLI…….
What does the new situation
mean for your customers and
your value proposition?
Pahami kondisi pelanggan anda : Siapapun pelanggan kita, mereka juga
berada dalam situasi yang sama. Mereka juga harus beralih dari pertumbuhan ke
strategi bertahan hidup. Ini berarti masalah mereka, potensi keuntungan mereka,
dan rasa sakit, dll… juga akan berubah secara drastis. Jadi sebelum Anda mulai
menyesuaikan bisnis Anda, pahami dulu bagaimana pelanggan Anda akan
mengadopsi dan bagaimana kebutuhan mereka akan berubah. Mereka mungkin
mencari berbagai solusi dan produk…beberapa contoh perubahan kebutuhan
pelanggan…
Kalau Selama ini: Anggur dan steak untuk dinikmati
Sekarang: kertas toilet, pasta, dan nasi untuk bertahan di rumah
Kalau Selama ini: Saya memiliki komunikasi tatap muka dengan penyedia layanan
saya.
Sekarang: Saya dibatasi dalam hal mobilitas tetapi dapat mengakses layanan yang
sama secara digital di rumah saya yang aman.
Kalau Selama ini: Saya memakai solarcell di atap rumah saya untuk mengurangi
emisi CO2 dan menjadi mandiri
Sekarang: Saya memakai solarcell karena itu adalah salah satu dari beberapa cara
yang menjamin penghematan saya untuk 10-20 tahun ke depan
Channels and
Customer
Relationship
Semuanya telah berubah menjadi digital sekarang, dan itu akan tetap seperti itu ketika orang
menyadari manfaat dan efisiensinya…. Hal Ini mungkin juga menjadi kasus untuk hubungan
pelanggan Anda:

Kalau Sejauh ini: Kunjungan, rapat, pameran, acara, dan konferensi.


Sekarang: Telepon, konferensi video, surat, pesan, dll.

Jadi periksalah : Apa artinya bagi strategi pemasaran, pengembangan bisnis, dan
penjualan Anda?
Apakah anggaran dan target saat ini realistis? Apakah Anda memerlukan orang
dan channel yang sama? Mungkin tidak…
Revenue
streams/business
model
Pelanggan saat ini lebih berhati-hati dan lebih fokus pada kelangsungan hidupnya sehingga
kemampuan berinvestasi di masa depan makin berkurang .

Berkaitan dengan revenue stream pada dasarnya ada dua pertanyaan untuk dijawab:

1. Apakah pendapatan Anda saat ini berisiko? Misalnya : Apakah pelanggan akan membatalkan
pesanan saat ini?

b. Apakah pelanggan Anda masih bersedia dan mampu membayar harga yang sama untuk solusi
yang sama?

2. Bagaimana Anda bisa menghasilkan pendapatan di masa depan? Apakah Anda harus
menyesuaikan model bisnis Anda?

b. Bisakah Anda beralih ke sistem pembayaran yang lebih fleksibel?

Cobalah untuk menganalisis bagaimana Anda dapat menyesuaikan model bisnis Anda dengan
kebutuhan baru pelanggan Anda. Misalnya, apakah mungkin untuk beralih dari kontrak jangka
panjang tetap ke penetapan harga jangka pendek berbasis kinerja untuk mengurangi kesulitan
dari pelanggan ?

Contoh Netflix hanya membebankan biaya bulanan yang rendah dengan kemungkinan untuk
membatalkan kapan saja.
Key resources and
activities
Saat solusi Anda berubah, maka sumber daya dan aktivitas utama yang
diperlukan juga dapat berubah. Pertanyaan-pertanyaan berikut ini penting
untuk dijawab:

1. Sumber daya dan aktivitas apa yang benar-benar dibutuhkan untuk


memenuhi kebutuhan pelanggan yang berubah?

2. Bagaimana Anda harus mengubah sumber daya dan aktivitas utama


Anda?

3. Apakah Anda memerlukan serangkaian keterampilan / karyawan yang


berbeda atau dapatkah Anda beradaptasi dengan keterampilan dan
karyawan yang ada?
Cost structure
Setelah anda menganalisis pelanggan Anda, proposisi nilai, model bisnis dan sumber daya utama
yang diperlukan ,maka akan memberikan Anda dasar untuk menganalisis struktur biaya Anda:

Bagaimana Anda bisa memperpanjang “nafas” Anda hingga setidaknya 18 bulan kedepan ? Anda
dapat memotong biaya dengan dua metode:

1. Tinjau struktur biaya yang ada dan identifikasi item-item yang dapat Anda potong.

2. Pertimbangkan bagaimana Anda akan memulai kembali bisnis Anda dari awal
dalam keadaan baru dan dengan sumber daya keuangan yang ada.
Pada metoda pertama : penekanannya pada apa yang bisa dikurangi….umumnya orang akan
menggunakan metode ini walapun diperlukan perjuangan karena biasanya akan memakan korban
misalnya PHK,

Pada metoda yang kedua : penekanannya pada apa yang dibutuhkan untuk memulai lagi…..
Dengan cara ini biasanya kita akan “kaget” ketika menyadari bahwa betapa sedikitnya yang benar-
benar dibutuhkan.

Kalaupun ada pengurangan orang maka biasanya perusahaan lebih mudah untuk melepasnya
karena alasan ketidak sesuaian posisi.
Think positively
and make peace
with your worst
case scenario
It is not the strongest of the species
that survives, nor the most intelligent
that survives. It is the one that is
most adaptable to change.

- CHARLES DARWIN

Anda mungkin juga menyukai