new Normal
after Covid
19
BY
BING SUGIARTO CHANDRA
The Purpose
KOMENTAR AHLI….
2. What does this
mean for your
business ?
Semuanya tentang bagaimana
bertahan hidup saat ini ….Mengapa?
karena
Pendapatan akan turun dengan cepat sebagai akibat dari proyek yang ada
akan ditunda atau dibatalkan (bahkan yang sudah ditandatangani sekalipun ).
Akuisisi proyek dan pelanggan baru akan terhenti, karena tidak ada yang akan
berani mengeluarkan dana. Kecenderungan dalam situasi krisis adalah
bersikap wait and see.
Model dan valuasi bisnis saat ini mungkin sudah tidak berlaku lagi.
Pestel analysis
3
5
4
1
2
6
Apa kata mereka….
Beyond COVID-19:
Will you define
the new normal or watch it unfold?....
Pandemi COVID-19 telah memperlihatkan betapa rentannya rantai pasokan yang terintegrasi secara global.
Khususnya, model di mana bisnis bergantung pada satu pemasok atau segelintir pemasok yang
terkonsentrasi di satu negara ternyata tampak sangat rapuh.
COVID-19 akan memacu adopsi teknologi yang cepat, Ketakutan penularan menyebabkan banyak orang
meninggalkan penggunaan uang tunai dan berganti ke pembayaran digital. Jarak sosial ( social distancing )
mendorong organisasi/perusahaan untuk menggunakan konferensi video, ruang kelas virtual dan
pengobatan jarak jauh, pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Seiring berlanjutnya krisis, krisis
ini dapat mempercepat pengembangan teknologi kerja jarak jauh generasi berikutnya, seperti augmented
reality dan virtual.
Societal impacts
Pandemi COVID-19 menyoroti kerentanan ekonomi beberapa segmen masyarakat - dan menunjukkan bahwa
kerentanan beberapa pihak meningkatkan kerentanan pada semua orang.
Behavioral shifts
Ketakutan dan ketidakpastian sudah memicu tindakan irasional, termasuk perilaku sekelompok orang seperti
panic buying..dll ,walaupun pada akhirnya panic buying menghilang. Tapi pertanyaan mungkin bisa kita
munculkan……apa efek jangka panjang yang akan terjadi pada psikologi konsumen setelah pandemi COVID ini
berakhir ?
Let’s have a look on this
4c diamond model-Markplus
Risk attitude dapat diartikan
sebagai respon perusahaan
terhadap ketidakpastian dan
memiliki konsekuensi.
Respon tadi bisa positif atau
negatif, serta berefek pada
pencapaian tujuan.
Six characteristics of businesses
that will survive the COVID-19
pandemic
Enam karakteristik bisnis yang akan bertahan
dari pandemi COVID-19
1. Perusahaan yang memiliki atau menjalankan kepemimpinan yang
adaptif
Bisnis yang sangat terkait dengan biaya-biaya diskresioner seperti hotel, leisure, restoran dine in
dll…akan sangat sulit untuk bertahan hidup apalagi ditambah dengan kebijakan pemerintah
untuk social distancing …bahkan lock down .
Sementara bisnis yang memiliki keterkaitan yang tinggi terhadap kebutuhan sehari-hari, termasuk
yang berkaitan dengan kesehatan dan memiliki layanan pengiriman barang/delivery service lebih
mungkin untuk bertahan hidup.
3. Bisnis yang memiliki ketergantungan yang rendah pada orang
Contoh nya…
Tentang Penulis)
Kevin Sneader, mitra pengelola global McKinsey, berbasis di kantor McKinsey Hong Kong; Shubham Singhal,
pemimpin global Praktik Sistem & Layanan Kesehatan, adalah mitra senior di kantor Detroit
Sorotan khusus
tentang WFH ….
1.From ‘sleeping at
the office’ to
effective remote
working
DARI 'TIDUR DI KANTOR' HINGGA KERJA JARAK JAUH
YANG EFEKTIF
Stop assuming that the old ways
will come back
Nyatanya terjadinya peningkatan trend tiba-tiba dalam WFH ..bekerja
dari rumah/bekerja jarak jauh.
Walapun ada risiko juga kalau perusahaan terlalu mengandalkan
pekerjaan jarak jauh, misalnya menurut survey di Amerika Serikat,
lebih dari 70 persen pekerjaan tidak dapat dilakukan di luar kantor.
Pekerjaan jarak jauh bukanlah obat mujarab …terutama akan ada
resiko hilangnya produktivitas.
.
Start thinking through how to
organize work for a distributed
workforce
Bekerja jarak jauh bukan sekadar memberi orang laptop. Mengapa ? Karena norma-
norma yang terkait dengan pekerjaan tradisional — misalnya, soal “jam kantor”…yang
secara tradisional begitu Anda meninggalkan kantor, maka hari kerja pada dasarnya
selesai — lalu bagaimana kalau di rumah?.
Jadi sangat mungkin "Tidak banyak yang bekerja ( sungguh-sungguh ) dari rumah;
ibaratnya…, itu benar-benar tidur di kantor
Agar bekerja dari rumah dapat lebih efektif, perusahaan perlu menciptakan batasan-
batasan misalnya :
jenis interaksi singkat yang dulu biasa terjadi di kantor, dapat diatasi dengan
panggilan telepon, bukan lewat konferensi video.
Mungkin perusahaan perlu menetapkan "jam kantor" untuk grup karyawan tertentu,
Berbagi kiat tentang cara membagi waktu, dan
Membuat aturan sederhana misalnya tentang “email tidak akan dijawab setelah jam
tertentu”.
Accelerate best practices around
collaboration, flexibility, inclusion,
and accountability
Sebagaimana kita ketahui bahwa sudah sejak lama organisasi di perusahaan berusaha untuk
mengembangkan Kolaborasi, Fleksibilitas, Inklusi, dan Akuntabilitas. Maka efek dari Covid 19 ini
seharusnya membuat perusahaan semakin mempercepat upaya menumbuhkan nilai-nilai ini,
mengapa? Karena kebijakan WFH atau bekerja jarak jauh membuat para karyawan semakin
membutuhkan nilai-nilai tersebut..kalau tidak maka perusahaan akan mengalami kesulitan-
kesulitan …..
Dikemudian hari penilaian terhadap karyawan sangat mungkin akan berbasis pada data dan
kontribusi karyawan itu sendiri dan bukan pada aspek2 seperti “kehadiran/absensi” lagi (
sebagaimana system absensi yang dikenal saat ini ) .
Selain itu, kerja jarak jauh berarti perusahaan dapat memanfaatkan talenta yang lebih luas.
Transisi menuju sistem seperti itu dipercaya akan dapat membangun tenaga kerja yang lebih
beragam, lebih mampu, dan lebih bahagia. misalnya, WFH yang berarti tidak ada perjalanan,
akan dapat membuat lowongan pekerjaan lebih mudah diakses oleh para penyandang cacat;
Lalu soal Fleksibilitas waktu dan tempat ini juga bermanfaat bagi orang tua tunggal dan
pengasuh.
Sorotan tentang
organisasi ….
2.From lines and
silos to networks
and teamwork
DARI GARIS DAN SILO KE JARINGAN DAN KERJA TIM
Ide-idenya adalah
Stop relying on traditional organizational structures ; pola struktur organisasi lama
yang cenderung hirarkis dan base-nya adalah “segmented functional division”
mungkin perlu dilihat lagi karena cenderung kurang lincah..
Start locking in practices that speed up decision making and execution during the
crisis : selama masa krisis dibutuhkan pengambilan keputusan dan eksekusi yang
lebih cepat dan lebih tegas.
Accelerate the transition to agility : "kelincahan" disini dimaksudkan sebagai
kemampuan untuk mengkonfigurasi ulang strategi, struktur, proses, orang, dan
teknologi dengan cepat menuju peluang untuk menciptakan nilai dan melindungi
nilai. Perusahaan yang gesit lebih terdesentralisasi dan tidak terlalu bergantung
pada pengambilan keputusan top-down. Mereka menciptakan tim yang lincah, yang
diizinkan untuk membuat keputusan sehari-hari; Pemimpin senior masih akan
membuat keputusan strategis yang membawa pengaruh pada perusahaan.
Gagasan esensial dari tim yang gesit adalah adalah agar orang yang tepat berada
dalam posisi yang tepat pula, baik untuk membuat maupun melaksanakan
keputusan.
Sorotan tentang
manajemen supply
chain ….
3. From just-in-
time to just-in-
time and just-in-
case supply chains
3. DARI RANTAI PASOKAN JUST-IN-TIME KE JUST-IN-TIME
DAN JUST-IN-CASE
Ide-idenya adalah……..
Stop optimizing supply chains based on individual component cost and
depending on a single supply source for critical materials : Krisis coronavirus
telah menunjukkan kerentanan model rantai pasokan yang lama, dimana suatu
perusahaan terpaksa harus berhenti berproduksi secara tiba –tiba karena satu
supliernya ditutup, terutama supplier yang offshore… Sistem supply offshoring
sering tidak tepat strategi untuk perusahaan yang keunggulan kompetitifnya
adalah kecepatan dan keandalan..pertimbangkanlah untuk menggunakan
‘multishoring”
Contoh yang paling kelihatan adalah di bidang Kesehatan….Di Inggris, pada tahun 2019 misalnya
konsultasi medis yang dilakukan melalui video jarak jauh hanya kurang dari 1%, namun sejak
LOCK DOWN diberlakukan maka naik menjadi 100 persen dari jarak jauh.
Dalam contoh lain, perbankan online telah meningkat hingga 90 persen selama krisis, dari hanya
10 persen,
REKOMENDASI AHLI…….
What does the new situation
mean for your customers and
your value proposition?
Pahami kondisi pelanggan anda : Siapapun pelanggan kita, mereka juga
berada dalam situasi yang sama. Mereka juga harus beralih dari pertumbuhan ke
strategi bertahan hidup. Ini berarti masalah mereka, potensi keuntungan mereka,
dan rasa sakit, dll… juga akan berubah secara drastis. Jadi sebelum Anda mulai
menyesuaikan bisnis Anda, pahami dulu bagaimana pelanggan Anda akan
mengadopsi dan bagaimana kebutuhan mereka akan berubah. Mereka mungkin
mencari berbagai solusi dan produk…beberapa contoh perubahan kebutuhan
pelanggan…
Kalau Selama ini: Anggur dan steak untuk dinikmati
Sekarang: kertas toilet, pasta, dan nasi untuk bertahan di rumah
Kalau Selama ini: Saya memiliki komunikasi tatap muka dengan penyedia layanan
saya.
Sekarang: Saya dibatasi dalam hal mobilitas tetapi dapat mengakses layanan yang
sama secara digital di rumah saya yang aman.
Kalau Selama ini: Saya memakai solarcell di atap rumah saya untuk mengurangi
emisi CO2 dan menjadi mandiri
Sekarang: Saya memakai solarcell karena itu adalah salah satu dari beberapa cara
yang menjamin penghematan saya untuk 10-20 tahun ke depan
Channels and
Customer
Relationship
Semuanya telah berubah menjadi digital sekarang, dan itu akan tetap seperti itu ketika orang
menyadari manfaat dan efisiensinya…. Hal Ini mungkin juga menjadi kasus untuk hubungan
pelanggan Anda:
Jadi periksalah : Apa artinya bagi strategi pemasaran, pengembangan bisnis, dan
penjualan Anda?
Apakah anggaran dan target saat ini realistis? Apakah Anda memerlukan orang
dan channel yang sama? Mungkin tidak…
Revenue
streams/business
model
Pelanggan saat ini lebih berhati-hati dan lebih fokus pada kelangsungan hidupnya sehingga
kemampuan berinvestasi di masa depan makin berkurang .
Berkaitan dengan revenue stream pada dasarnya ada dua pertanyaan untuk dijawab:
1. Apakah pendapatan Anda saat ini berisiko? Misalnya : Apakah pelanggan akan membatalkan
pesanan saat ini?
b. Apakah pelanggan Anda masih bersedia dan mampu membayar harga yang sama untuk solusi
yang sama?
2. Bagaimana Anda bisa menghasilkan pendapatan di masa depan? Apakah Anda harus
menyesuaikan model bisnis Anda?
Cobalah untuk menganalisis bagaimana Anda dapat menyesuaikan model bisnis Anda dengan
kebutuhan baru pelanggan Anda. Misalnya, apakah mungkin untuk beralih dari kontrak jangka
panjang tetap ke penetapan harga jangka pendek berbasis kinerja untuk mengurangi kesulitan
dari pelanggan ?
Contoh Netflix hanya membebankan biaya bulanan yang rendah dengan kemungkinan untuk
membatalkan kapan saja.
Key resources and
activities
Saat solusi Anda berubah, maka sumber daya dan aktivitas utama yang
diperlukan juga dapat berubah. Pertanyaan-pertanyaan berikut ini penting
untuk dijawab:
Bagaimana Anda bisa memperpanjang “nafas” Anda hingga setidaknya 18 bulan kedepan ? Anda
dapat memotong biaya dengan dua metode:
1. Tinjau struktur biaya yang ada dan identifikasi item-item yang dapat Anda potong.
2. Pertimbangkan bagaimana Anda akan memulai kembali bisnis Anda dari awal
dalam keadaan baru dan dengan sumber daya keuangan yang ada.
Pada metoda pertama : penekanannya pada apa yang bisa dikurangi….umumnya orang akan
menggunakan metode ini walapun diperlukan perjuangan karena biasanya akan memakan korban
misalnya PHK,
Pada metoda yang kedua : penekanannya pada apa yang dibutuhkan untuk memulai lagi…..
Dengan cara ini biasanya kita akan “kaget” ketika menyadari bahwa betapa sedikitnya yang benar-
benar dibutuhkan.
Kalaupun ada pengurangan orang maka biasanya perusahaan lebih mudah untuk melepasnya
karena alasan ketidak sesuaian posisi.
Think positively
and make peace
with your worst
case scenario
It is not the strongest of the species
that survives, nor the most intelligent
that survives. It is the one that is
most adaptable to change.
- CHARLES DARWIN