menentukan
Iklim Bisnis
Jayanthi Octavia
Faktor Yang Menentukan Iklim Bisnis
Iklim bisnis berkaitan dengan kebijakan/regulasi bisnis yang
berlaku di suatu negara dan kondisi ekonomi negara tersebut.
Iklim bisnis disebut baik jika kebijakan yang berlaku di suatu
negara memudahkan masyarakat untuk berbisnis dan
berinvestasi. Masyarakatnya bisa dari dalam negeri maupun
luar negeri.
Begitu juga dengan kondisi ekonomi. Jika kondisi ekonomi
suatu negara sedang tidak stabil, maka iklim bisnisnya
sedang tidak baik. Penyebabnya bisa dari negara itu sendiri
maupun dampak ekonomi global.
Faktor yang menentukan iklim Bisnis
Berbicara tentang iklim bisnis, ada 3 faktor yang
mempengaruhinya yaitu investasi, pemerintah, dan
tabungan.
Investasi
investasi adalah penanaman modal di sektor bisnis
tertentu untuk membangun sarana-sarana produktif
seperti infrastruktur, sumber daya manusia,
fasilitas/layanan digital, dan lain-lain. Dengan
adanya investasi, kegiatan bisnis pun akan berjalan
dengan lancar karena sudah tidak terkendala masalah
dana.
Investasi
Contoh : Seorang pemilik modal menanamkan uangnya
pada suatu perusahaan yang baru berkembang, maka
perusahaan itupun mendapatkan dana yang menjadi
modal awal perusahaan tetapi apabila sesudahnya akan
berbagi keuntungan dengan si investor. Namun apabila
perusahaan tersebut tidak memiliki investor atau penanam
modal, perusahaan tersebut harus berusaha keras dengan
modal seadanya yang sedikitnya akan berpengaruh
terhadap iklim bisnis di Indonesia dengan hambatan
permodalan yang di alami perusahaan.
Tabungan
Kepemilikan tabungan, baik oleh masyarakat maupun
pemerintah, juga berpengaruh terhadap iklim bisnis.
Tabungan yang dimiliki oleh masyarakat dapat
digunakan untuk berinvestasi. Hal ini berhubungan
dengan yang namanya inklusi keuangan. Inklusi
keuangan adalah suatu kondisi dimana masyarakat
dapat mengakses fasilitas/layanan keuangan dengan
nyaman dan terjangkau. Fasilitas keuangan yang
umum dikenal oleh masyarakat adalah bank.
Pemerintah
Di sini, pemerintah berperan sebagai pembuat kebijakan atau regulasi
yang diberlakukan di negaranya. Kebijakan yang paling berpengaruh
pada dunia bisnis adalah kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.
Risiko hilang / rusaknya aset yang dimiliki sebagai akibat dari kebakaran,
penggelapan, pencurian dan lainnya.
Kecelakaan kerja pada proses produksi.
Risiko akibat tuntutan hukum dari pihak lain, seperti karena keracunan dari
makanan yang dijual, tuntutan konsumen karena kelalaian yang dilakukan dan
sebagainya.
Risiko operasional lainnya.
Bencana alam atau force majeure, seperti misalnya gempa, banjir, angin topan
dan sejenisnya.
Resiko Spekulatif
Risiko spekulatif adalah risiko yang muncul sebagai
akibat dari situasi atau keputusan yang
konsekuensinya bisa berupa kerugian maupun
keuntungan. Contoh risiko spekulatif yang mungkin,
misalnya :
Resiko Perubahan Harga
Resiko Kredit
Contoh Resiko Perubahan Harga
Harga pasar suatu produk, jasa atau komoditi dapat berubah -ubah,
bisa naik bias juga turun. Ini disebabkan oleh perubahan harga input.
Ketika harga input naik, maka perusahaan dapat mengalami kerugian
karena adanya penurunan margin keuntungan. Sebaliknya, bila harga
input turun, maka perusahaan justru akan mengalami keuntungan. Ini
disebabkan karena adanya kenaikan marjin keuntungan.
Selain itu, jika dikaitkan dengan harga output, maka perusahaan akan
mengalami keuntungan ketika harga output naik karena marjin
keuntungan yang juga meningkat. Sementara apabila harga output
turun, maka perusahaan akan mengalami kerugian, karena adanya
penurunan margin keuntungan.
Resiko Kredit
Risiko kredit ini adalah risiko yang muncul akibat
adanya transaksi kredit, seperti hutang dagang.
Apabila pihak yang diberikan kredit mengalami
gagal bayar. Jika hal ini terjadi, maka pengusaha
akan mengalami kerugian.
Ciri-ciri Bisnis Modern
Ciri-Ciri bisnis modern adalah adanya :
Spesialisasi
Saling ketergantungan (Independence)
Produksi Masal
Spesialisasi
Artinya Dalam Pemasaran, Spesialisasi hanya mejual
barang-barang tertentu atau memproduksi barang-
barang tertentu.
Independence
Karena bisnis sudah bergerak dalam bidang tertentu,
maka satu perusahaan tergantung kegiatannya pada
perusahaan lain. Contohnya : Pedagang besar
bergantung pada produsen, dan produsen bergantung
pada pemasok.
Produksi Masal
Barang dihasilkan dalam jumlah yang besar dan terus
menerus dalam berbagai ukuran sehingga mudah
dipilih oleh konsumen.
Spesialisasi Masing – masing tenaga kerja melakukan pekerjaan yang sudah tertentu
sehingga mereka betul – betul ahli dalam bidang tersebut.
Standardisasi Dalam hal ini dibuatkan ukuran – ukuran standar dari barang – barang yang
dihasilkan.