PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Risiko merupakan fluktuasi yang terjadi karena adanya ketidakpastian di masa
depan. Seorang wirausaha harus memiliki kemampuan menemukan dan mengevaluasi
peluang usaha yang ada, mengumpulkan dan mendayagunakan sumber-sumber daya yang
diperlukan untuk memperoleh keuntungan. Dengan bertambah luasnya peluang usaha dan
segala macam risikonya, maka akan bertambah rumit permasalahannya. Tapi
pertumbuhan dan perkembangan usaha yang cepat, akan menanamkan rasa tidak takut
untuk mengambil keputusan dan bersedia untuk menerima resiko. Jika dianalisis
mengenai resiko usaha atau bisnis, selalu berkaitan dengan kreativitas dan inovasi, serta
merupakan bagian penting dalam mengubah ide atau gagasan para wirausaha. Menjadi
seorang wirausaha berarti harus memiliki kemampuan menemukan dan mengevaluasi
peluang-peluang usaha yang ada dan mendayagunakan sumber-sumber daya yang
diperlukan untuk mengatasi dan memperkecil suatu risiko usahanya yang telah
diperhitungkan dengan matang dan menyukai tantangan dengan resiko yang masuk akal.
Seorang wirausaha adalah penentu risiko dan bukan penanggung risiko. Drucker
mengatakan bahwa ketika seorang wirausaha menetapkan sebuah keputusan, sudah
memahami secara sadar bahwa resiko akan dihadapinya. Penerapan inovasi dalam usaha
merupakan usaha yang kreatif untuk mengatasi kemungkinan terjadinya risiko. Berhasil
tidaknya suatu usaha atau bisnis pada dasarnya tidak tergantung pada besar kecilnya
ukuran usaha atau bisnis, tapi lebih dipengaruhi dari bagaimana cara pengelolaannya
antara lain dalam keorganisasian, keuangan, pembukuan, pemasaran, produksi, bahan
baku, model, desain produk dan sebagainya.
BAB II
PENDAHULUAN
Seperti telah disinggung sebelumnya, ecara ringkas, inilah lima langkah dasar
untuk mengelola risko tersebut :
1. Identifikasi (buat daftar ) setiap risiko yang bisa terjadi
2. Lakukan analisis dan rangking atau urutkan sesuai dengan besarnya dampak kerugian
yang akan ditimbulkannya
3. Tentukan upaya-upaya untuk mengatasinya, sesuai dengan urutan yang ada
4. Lakukan upaya tersebut, sesuai pilihan skenario yang telah dibuat
5. Lakukan evaluasi
Dengan penjelasan yang sederhana, kelima langkah tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Pertama, pelaku usaha perlu mengidentifikasi dan membuat daftar risiko apa saya
yang akan dihadapi dan bisa merugikan usahanya. Sebagai contoh sebuah usaha
SEPATU, dapat membuat daftar resiko usaha sebagai berikut :
a. Risiko bahan baku (kulit) yang tidak selalu tersedia
b. Risiko karena selera konsumen yang selalu berubah
c. Risiko kenaikan harga bahan baku lainnya, dan seterusnya
Yang perlu dipahami dalam tahap ini adalah, bahwa setiap pelaku usaha memiliki risiko
yang bisa saja sama dengan usaha yang lain (risiko kenaikan harga misalnya), namun
juga bisa berbeda antara satu jenis usaha dengan jenis usaha lainnya. Sebagai contoh jenis
risko yang dihadapai usaha SEPATU akan berbeda dengan risiko usaha dari usaha
BAKSO.
Kedua, Menganalisis dan mengurutkan risiko-risiko dalam dalam daftar yang
sudah dibuat tersebut, mulai dari yang paling penting (karena paling berbahaya atau
karena potensi ruginya paling besar) sampai jenis risiko yang tidak terlalu penting.
Sebagai contoh, bagi pengusa sepatu di atas, perubahan selera konsumen adalah risiko
yang paling harus diperhatikan, baru menysul risiko karena sulitnya bahan baku dan
seterusnya.
Yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah, bahwa risiko yang penting bagi seorang
pengusaha belum tentu penting juga untuk pengusaha yang sama. Sebagai contoh di atas,
bagi seorang pengusaha sepatu yang sangat kreatif, perubahan selera konsumen bukanlah
masalah baginya, justru kelangkaan bahan baku yang perlu harus diwaspadai.
Ketiga, setelah tau mana risiko yang prioritas dan mana risiko yang kurang
prioritas, maka langkah selanjutnya adalah memutuskan dan menyiapkan langkah-
langkah untuk mengatasi risiko tersebut. Dalam contoh di atas, risiko karena adanya
perubahan selera konsumen harus di atas dengan diversifikasi dan ide-ide kreatif untuk
produk sepatu yang diproduksi, kesulitan bahan baku diatasi dengan memperbanyak
jsumber pemasok, dan persediaan yang cukup dan setrusnya.
Beberapa tip yang dapat dilakukan adalah :
a. Kalau risiko tersebut sering terjadi dan bila terjadi dampaknya besar, lebih baik hindari
saja melakukan usaha tersebut, karena potensi ruginya menjadi sangat besar. Misalnya
bila suatu usaha terletak di daerah yang sering terjadi gempa bumi. Jangan berusaha di
tempat tersebut.
b. Kalau risiko tersebut jarang terjadi namun sekali terjadi dampaknya besar, lebih baik
diasuransikan. Misalnya adanya pencurian.
c. Kalau risiko tersebut sering terjadi namun dampaknya kecil, lakukan langkah
pencegahan saja. Misalnya terjadinya hujan ditengah-tengan jam operasional usaha
d. Kalau risiko tersebut jarang terjadi dan dampaknya juga kecil, hadapi saja risiko
tersebut. Kehabisan persediaan plastik pembungkus misalnya.
Keempat, lakukan apa yang sudah direncakan dan dipilih untuk mengatasi
berbagai risiko yang ada tersebut. Percuma saja, ketiga langkah di atas sudah baik dan
tepat namun tidak dilaksanakan. Bila ini terjadi maka potensi mengalami kerugian tetap
akan terjadi.
Kelima, bila sudah dilaksanakan berbagai upaya untuk mengelola dan mengurangi
risiko usaha, maka evaluasi harus selalu dilakukan untuk melihat dan mengetahui apakah
pilihan upaya untuk mengatasi berbagai risiko yang ada sudah efektif belum. Benarkah
potensi kerugian sudah bisa dikurangi, masih tetap saja, atau bahkan malah menjadi
semakin besar? Sebagai contoh, benarkah diversifikasi produk dan memunculkan ide-ide
kreatif mampu menurunkan risiko karena perubahan selera konsumen ?
Bila risiko kerugian mulai berkurang berarti tindakan yang dipilih pada langklah ketiga
tadi sudah tepat, perlu dipertahankan dan ditingkatkan.
Bila risiko kerugian masih sama saja, maka tindakan mungkin perlu dirubah dengan cara
pengelolaan risko yang lain atau dikombinasikan dengan yang lain
Bila risiko kerugian malah menjadi semakin besar, maka pilihan tindakan yang diambil
kurang tepat, atau muncul risko baru yang menyebabkan potensi kerugian justru semakin
besar.
Langkah berikutnya adalah kembali lagi langkah pertama, membuat daftar baru
risiko usaha. Mengapa harus membuat daftar baru risiko secara rutin?
Karena, bisa saja dengan pengelolaan risiko sebelumnya, jumlah risiko usaha menjadi
berkurang, masih tetap sama, atau bahkan menjadi lebih banyak. Banyak faktor yang
menyebabkan hal ini bisa terjadi. Perubahan lingkungan usaha, baik dalam perusahaan
sendiri, lingkungan sekitar dan lingkungan yang lebih luas sangat mempengaruhi banyak
sedikitnya, besar kecilnya, berbahaya tidaknya risiko usaha yang akan dihadapi oleh
setiap pelaku usaha.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan