Anda di halaman 1dari 5

PONDASI MENTAL KEWIRAUSAHAAN: MENGAMBIL RESIKO

A. Hambatan Keberanian saat Memulai dan Menjalankan Usaha

Menurut Richard Branson cara membuat usahanya menjadi besar adalah pendekatan yang berbeda
dalam melihat resiko. Selain itu, resiko bisa diterima sepanjang resiko tidak mencederai nama besar
usaha mereka.

Lalu pada bidang usaha tersebut harus berpeluang menciptakan gelombang konsumen. Jika bidang
usaha tersebut menghasilkan barang atau jasa yang memang dibutuhkan oleh banyak konsumen dan
belum tersedia di pasar atau tersedia namun dengan kualitas tidak seperti yang diharapkan oleh
konsumen, maka Branson dan timnya akan dengan senang hati mengambil resiko masuk ke bidang
usaha tersebut.

Branson sangat mengutamakan kepentingan keselamatan karyawannya karena baginya SDM yang
dimiliki oleh sesuatu perusahaan merupakan kunci apakah perusahan itu akan menjadi perusahaan yang
besar ataukah perusahaan yang biasa-biasa saja. Dengan melindungi karyawan dari segala dampak
buruk resiko yang diambil oleh manajemen perusahaan, maka karyawan-karyawan unggulan tak akan
tertarik untuk berpindah kerja ke perusahaan lain.

Persepsi bahwa resiko itu buruk dengan sendirinya merupakan persepsi yang umum dianut di dalam
masyarakat kita, hambatan mental yang cukup besar saat memulai usaha ialah kekhawatiran akan resiko
dan hal tersebut biasanya diikuti dengan sikap berusaha menghindari resiko sejauh mungkin.

Mentalitas takut mengambil resiko ini mungkin bisa dikatakan penyebabnya adalah pola kebiasaan yang
lebih menyukai hidup di zona nyaman karena terbiasa hidup di zona nyaman, individu hidup pasif. Tak
ada tantangan dan dorongan untuk menjadi kreatif dan inovatif.

B. Melakukan Penaksiran terhadap Resiko

Badan PBB untuk Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) telah mengidentifikasi beberapa
faktor yang menyebabkan ketidakpastian realitas dan karena itu menjadi faktor resiko bagi sebuah
usaha. Berikut adalah faktor-faktor tersebut:

1. Lingkungan Ekonomi Secara Umum, yang meliputi:

a. Tingat suku bunga, Ketika suku bunga naik, itu artinya pihak bank sentral berusaha mnegurangi
jumlah uang yang beredar di masayarakat dengan cara memperbesar tingkat suku bunga
simpanan sehingga orang tertarik untuk menyimpan uangnya di bank dan sekaligus
memperbesar tingkat suku bunga pinjaman sehingga orang kurang tertarik untuk meminjam
uang dari bank.

b. Fluktuasi nilai tukar merupakan salah satu faktor resiko penting terutama ketika fluktuasi itu
memukul harga bahan baku, mesin maupun peralatan yang dibutuhkan oleh usaha kecil untuk
menjalankan proses produksinya.
c. Resesi adalah periode dimana kinerja ekonomi secara keseluruhan mengalami kelesuan. Dalam
periode ini, bukan Cuma satu atau dua perusahaan yang mengalami kelesuan penjualan dan
omzet, namun berlaku kepada banyak perusahaan secara umum.

d. Inflasi adalah situasi dimana tngkat harga-harga barang secara umum mengalami kenaikan atau
dengan kata lain nilai uang turun.

e. Harga bahan-bahan mentah, Naiknya bahan-bahan mentah menghasilkan situasi yang dihadapi
oleh seorang wirausahawan, hal ini bisa membuat harga akhir produk juga naik untuk
mengimbangi kenaikan harga bahan mentah.

2. Politik/Regulasi, yang meliputi:

a. Perijinan dan persetujuan usaha bisa menjadi sumber resiko bagi seorang wirausahawan ketika
praktek-praktek birokrasi yang ada menghalangi usaha untuk berkembang maju, atau bahkan
untuk eksis.

b. Tarif dan kuota, Tarif berkaitan beban biaya yang harus dikeluarkan untuk keluar atau masuk
pelabuhan tertentu, sementara kuota berhubungan jumlah maksimum dari barang yang bisa
keluar atau masuk pelabuhan. Tarif yang terlalu tinggi atau kuota yang terlalu kecil jelas akan
berdampak pada keberlangsungan sebuah usaha.

c. Subsidi pemerintah Usaha pada bidang tertentu seringkali masih membutuhkan subsidi dari
pemerintah untuk bisa bertahan menghadapi persaingan usaha dari pesaing-pesaing luar negeri
yang jauh lebih mapan.

d. Kenaikan pajak yang terlalu besar akan menggangu neraca keuangan usaha, dan mengurangi
alokasi sumber dana untuk pembiayaan investasi baru atau bahkan untuk melakukan proses
produksi seperti biasa.

e. Ketentuan regulasi baru, usaha harus mengikuti segala peraturan yang berlaku di dalam negara
tersebut.

f. Pengendalian tingkat nilai tukar, Kualitas kemampuan merupakan fondasi bagi terciptanya
situasi dan kondisi ekonomi seperti apa yang akan dialami oleh usaha.

3. Perubahan Opini Publik, yang meliputi :

a. Selera dan Fashion Ketika selera dan fashion berubah dengan cepat, usaha-usaha yang tak
mampu mengimbanginya akan tertinggal dengan tingkat tuntutan konsumen.

b. Isu-isu etika dan lingkungan Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi membuat banyak
proses roduksi yang sebelumnya tak diketahui dampat etika dan lingkungan oleh khalayak
luas menjadi mudah untuk diketahui. Dengan kata lain ilmu pengetahuan dan teknologi
informasi sangat berpengaruh dalam suatu usaha.

4. Teknologi, yang meliputi :

a. Kondisi teknologi informasi dan komunikasi, pada saat ini, hamper tak ada usaha yang tak
mengandalkan eksistensi teknologi informasi dan komunikasi. Sepanjang waktu produsen-
produsen di bidang TIK terus menghasilkan inovasi yang membuat kemampuan benda-benda
TIK semakin hebat dari pada sebelumnya.

b. Teknologi produksi.Penggunaan produksi yang relative using membuat kapasitas produksi dan
mungkin jga kualitas produksi menjadi rendah.

5. Tuntutan Hukum

Ada banyak macam tuntutan hukum, penting bagi seorang wirausahawan untuk bertindak sesuai
dengan norma dan peraturan yang berlaku.

a. Persoalan yang terkait dengan staf, yang meliputi ;

a) Persoalan manajemen,seorang manajer memiliki tugas utama yaitu merencanakan,


menjalankan, dan memantau atau mengawasi strategi dan kebijakan agar usaha dapat
tumbuh dan berkembang.

b) Persoalan rekrutmen usaha, sebuah usaha dengan sumber daya yang kalah unggul
bagaimanapun tak akan bisa mengalahkan usaha dengan sumber daya yang unggul.

c) Persoalan kejahatan keuangan

b. Persoalan terkait dengan klein, yang meliputi :

a) Hilangnya pelanggan

b) Persoalan pembayaran oleh pelanggan

6. Problem produksi/mutu, yang meliputi :

a. Hilangnya informasi, suatu usaha disusun sebagai sebuah organisasi, maka selain arus uang,
arus barang, dan arus jasa, arus lain yang tak kalah pentingnya ialah arus informasi. Ketika
dalam arus informasi itu ada informasi yang hilang tentu saja akan berpengaruh buruk.

a) Kegagalan produksi

b) Problem mutu

c) Keterlambatan/penambahan biaya saat pengembangan produk

d) Penambahan biaya lainnya

b. Pengaturan Subkontrak

Ketika sebuah usaha memilih untuk mensubkontrakkan kegiatan-kegiatan bisnisnya ada banyak
kemungkinan persoalan yang bisa terjadi, dan semua itu bisa membawa kesulitan masing-masing bagi
usaha.

7. Pasar, yang meliputi :

a. Fluktuasi tingkat penjualan

b. Persaingan usaha yang semakin ketat


C. Manajemen Resiko yang dijalankan Seorang Wirausahawan

Yang disebut dengan manajemen resiko ialah proses mengidentifikasi, menilai, dan mengantisipasi
kemunculan maupun dampak dari resiko saat menjalankan usaha.

International Organization for Standarization (ISO) mengidentifikasi ada 12 prinsip manajemen


resiko, yaitu :

1. Menciptakan nilai tambah dimana sumber daya yang digunakan untuk meminimalisir dampak
resiko harus bisa dibuat lebih kecil dari pada konsekuensi yang dialami saat tak bertindak apa-
apa.

2. Menjadi bagian integral dari proses organisasi

3. Menjadi bagian dari proses pengambilan kebijakan

4. Mengarahkan perhatian pada ketidaktentuan dan asumsi-asumsi

5. Bertindak secara sistematis dan terstruktur

6. Didasarkan pada informasi terbaik yang bisa diperoleh

7. Bisa diubah untuk beradaptasi dengan perubahan situasi dan kondisi

8. Perhitungkan faktor-faktor manusia

9. Bersikap transparan dan inklusif

10. Bersikap dinamis, interatif, dan responsive terhadapperubahan

11. Sanggup melakukan erbaikan dan penempurnaan secara terus menerus

12. Melakukan penilaian ulang secara periodik,

D. Teladan Kisah Wirausahawan yang Berani Mengambil Resik

Sejak menjadi mahasiswa di Universitas Gunadarma, Heppy Trenggono telah belajar berwirausaha. Dia
melakoni 3 aktifitas, yaitu menjadi pegawai PT United Tractor, kuliah, dan usaha sambilan.

Pengalamannya bekerja di PT United Tractor membuatnya tertarik untuk masuk ke bidang bisnis
pengembangan perkebunan kelapa sawit (palm oil developer). Tugas utama dari perusahaan di bidang
tersebut ialah membantu pemilik kebun sawit untuk menyiapkan lahan untuk penanaman, mulai dari
tahap land clearing pembuatan infrastruktur, perawatan hinga sosialisasi ke masyarakat di sekitar
kebun.

Tantangan terberat bagi usaha di bidang ini justru pada tahapan terakhir, yaitu kontak dengan
masyarakat.dibutuhkan nyali besar dalam bidang ini karena kontraktor seringkali harus terlibat dalam
permasalahan yang belum terselesaikan antara pemilik perkebunan dengan masyarakat.

Selain resiko penentangan dari masyarakat sekitar, resiko lain ialah pembayaran dari pihak
perusahaan klien. Bermiliar-miliar tagihan pernah tak dibayar oleh klien sehingga sangat mengganggu
arus pemasukan perusahaan. Perusahaan milik Heppy rugi miliaran rupiah.
Pengalaman buruk itu tak membuat semangatnya surut. Untuk meminimalisir resiko terulangnya
kejadian yang sama, dia sangat selektif dalam pemilihan klien. Hanya perusahaan yang sudah memiliki
perusahaan perkebunan dan sudah memiliki revenue yang diterimanya. Sedangkan perusahaan yang
masih mengandalkan suntikan dana perusahaan induk tidak diterimanya.

Dari pengalaman di atas, kita bisa lihat bahwa Heppy bukan hanya menduga-duga resiko , namun
mengalami resiko itu sendiri, dan dia tahu persis bahwa resiko itu kemungkinan besar akan bisa terulang
lagi jika dia tak mengubah strategi usahana. Pengalaman buruk bukan menjadi alasan bagi Heppy untuk
mundur dari usahanya, namun justru membuatnya semakin cermat dalam menetapkan manajemen
resiko. Berbekal pengalaman itu, Heppy tumbuh menjadi seorang wirausahawan yang bukan hana
berani mengambil resiko, namun tahu bagaimana mengelola resiko.

Anda mungkin juga menyukai