Anda di halaman 1dari 19

Nama : Adelia Prasanti

Nim : 1201419081
Komunikasi Sosial

I. Identitas Artikel
1. Judul : Strategi Komunikasi dalam Membangun Awareness Wisata Halal di

Kota Bandung
2. Jurnal : Jurnal Kajian Komunikasi, Vol 6, No. 1, Juni 2018, hlm. 78-90

http://jurnal.unpad.ac.id/jkk/article/view/12985/8279
3. Penulis : Soraya Ratna Pratiwi, Susanne Dida, Nuryah Asri Sjafirah

II. Analisis Artikel

Pendahuluan jurnal ini diawali dengan pemaparan laporan terkait meningkatnya


fenomena wisata halal saat ini. Bahwa pertumbuhan wisatawan muslim memberikan
segmentasi baru bagi sektor pariwisata dan mempengaruhi industri pariwisata secara global.
Dapat didefinisikan bahwa wisata halal adalah objek atau aksi wisata yang memenuhi
ketentuan syariat Islam untuk digunakan atau dilibatkan dalam industri pariwisata (Battour &
Ismail, 2015). Disini penulis sudah sangat jelas dan terperinci memaparkan bagaimana
antuasisme publik terkait konsep wisata halal. Kemudian penulis menjelaskan bagaimana
perkembangan wisata halal di Indonesia, terkhususnya di Kota Bandung selaku objek yang
dipilih penulis dalam penelitian ini. Kota Bandung memiliki banyak peluang yang dapat
dimanfaatkan pada pengembangan wisata halal, seperti mayoritas penduduk beragama Islam,
akses ke berbagai destinasi pariwisata yang semakin berkembang, dan daya tarik wisata yang
meningkat. Wisata halal mampu berperan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di Kota
Bandung.
Berdasarkan hasil pembahasan jurnal, diketahui bahwa pengembangan wisata halal di
Indonesia, khususnya Kota Bandung dapat dikatakan terlambat apabila dibandingkan dengan
negara lain. Keterlambatan ini karena masih minimnya perhatian pemerintah dalam
menangkap peluang industri wisata halal. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi komunikasi
sebagai bentuk upaya mengomunikasikan prinsip-prinsip wisata halal kepada para pemangku
kepentingan, dengan tujuan terbentuknya kesadaran bersama untuk mendukung program
wisata halal.
Dalam penelitian ini, strategi pentahelix digunakan dalam pengembangan wisata halal.
Pentahelix merupakan upaya pengembangan pariwisata di suatu daerah melalui berbagai
macam pihak yakni akademisi, pemerintah, pelaku bisnis, komunitas, dan media. Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat merupakan fasilitator dan pemegang
kebijakan, pada praktiknya bersama-sama dengan lembaga lain yaitu STP Bandung, Salman
Halal Center, dan MUI Kota Bandung mengelola persiapan serta pengembangan wisata halal
di Kota Bandung. Dengan upaya komunikasi yang dilakukan adalah melalui seminar dengan
sasaran komunikasinya adalah stakeholders, UKM, dan SKPD terkait.
Untuk kedepannya diperlukannya edukasi dan program peningkatan kesadaran
bersama akan pengembangan wisata halal. Dibutuhkan komitmen yang kuat dari Pemerintah
(baik pada tingkatan pusat hingga tingkatan kota) untuk mendorong sebagai destinasi wisata
halal. Komitmen juga dibutuhkan sebagai pendukung untuk membangun jaringan-jaringan
industri wisata halal sekaligus memaksimalkan fasilitas dan pelayanan industri pariwisata di
bidang wisata halal
79 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 6, No. 1, Juni 2018, hlm. 78-90

Strategi Komunikasi dalam Membangun Awareness Wisata Halal di Kota


Bandung
Soraya Ratna Pratiwi1, Susanne Dida2, Nuryah Asri Sjafirah3
1
Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis
2,3
Universitas Padjadjaran

ABSTRAK

Wisata halal saat ini menjadi fenomena baru dalam dunia pariwisata dan mulai dikembangkan di beberapa
negara. Wisata halal merupakan wisata yang pada pelaksanaannya mengacu pada syariat Islam, baik
akomodasi, atraksi, dan objek wisata itu sendiri. Di Kota Bandung, wisata halal belum banyak dikenal dan
masih pada tahap persiapan pengembangan, sehingga perhatian dan kepedulian terhadap wisata halal di
kota ini masih belum terbangun. Dalam menangani masalah tersebut, diperlukan sebuah strategi
komunikasi untuk membangun perhatian dan kepedulian di kalangan para pemangku kepentingan termasuk
masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk merumuskan strategi komunikasi dalam rangka
membangun perhatian dan kepedulian para pemangku kepentingan termasuk masyarakat terhadap
pengembangan wisata halal di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan teori Konstruksi Sosial Atas
Realita yang dicetuskan oleh Burger dan Luckmann. Penelitian ini juga menggunakan metode kualitatif
melalui pendekatan studi kasus instrumental tunggal. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wisata halal di Kota Bandung
dikembangkan melalui dukungan dari berbagai lintas lembaga, yang disebut strategi penta helix. Strategi
komunikasi yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat dalam
mempersiapkan Kota Bandung sebagai destinasi wisata halal dengan melakukan sosialisasi untuk
menumbuhkan kesadaran (awareness) kepada SKPD terkait. Selain Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Barat, beberapa lembaga lain seperti Enhaii Halal Tourism Center (EHTC) dan Salman Halal
Center melakukan awareness building kepada para pemangku kepentingan dan juga masyarakat.
Diperlukan strategi komunikasi yang lebih kompleks untuk mengomunikasikan wisata halal kepada
stakeholders dan juga masyarakat.

Kata-kata Kunci: Awareness; komunikasi pariwisata; strategi komunikasi; wisata halal; wisata kota bandung

Communication Strategy in Building Awareness of Halal Tourism in


Bandung City
ABSTRACT

Halal tourism is a new phenomenon in the world of tourism. Halal tourism is a tourism concept which
implements Islamic Shari’ah laws, in terms of accommodation, attractions, and tourist attraction. The
halal tourism has not been widely known and still in the preparation stage of development in Bandung.
Therefore, communities’ awareness of the halal tourism has not been built yet. In dealing with the problem,
a communication strategy is needed to build concerns and awareness among stakeholders including the
communities. The purpose of this research is to map the communication strategy in order to build the
concerns and awareness of stakeholders and the communities towards the development of halal tourism in
Bandung. This study uses Social Construction of Reality theory. This study also uses qualitative methods
through a single instrumental case study approach. Data collection technique is done by means of
interview and observation. So far the parties that play a role in developing halal tourism in Bandung is the
Department of Tourism and Culture of West Java Province, STP Bandung, Salman Halal Center, and MUI
Bandung. The targets of the communications are the Government in Bandung City as well as in the West
Java Province, industry players, and the communities. Awareness raising of halal tourism needs to be done
through education and other awareness raising programs to maximize market potential and resources
owned. It takes a strong commitment from the Government and the private sector to make Bandung as a
halal tourist destination.

Keywords: Awareness; bandung tourism; communication strategy; halal tourism; tourism communication

Korespondensi: Soraya Ratna Pratiwi, M.I.Kom. Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Industri
Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 6, No. 1, Juni 2018, hlm. 78-90 78
Kreatif, Institut Teknologi dan Bisnis Kalbis. Jl. Pulomas Selatan Kav.22, Kayu Putih, Kota Jakarta Timur,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13210. Email: soraya.pratiwi@kalbis.ac.id
Submitted: July 2017, Accepted: April 2018, Published: June 2018
ISSN: 2303-2006 (print), ISSN: 2477-5606 (online). Website: http://jurnal.unpad.ac.id/jkk
Terakreditasi Kemenristekdikti RI SK No. 48a/E/KPT/2017
PENDAHULUAN tersebut mencakup tersedianya: (1) makanan
halal, (2) fasilitas
Kegiatan wisata sudah menjadi bagian
esensial dalam kehidupan sehari-hari. Wisata
biasa dilakukan sebagai bentuk pemuasan diri
atau sekedar menghabiskan waktu luang. Salah
satu jenis wisata yang sedang berkembang saat
ini adalah wisata halal. Fenomena
meningkatnya pertumbuhan wisatawan muslim
memberikan segmentasi baru bagi sektor
pariwisata dan mempengaruhi industri
pariwisata secara global. Berdasarkan laporan
Standing Committee for Economic and
Commercial Cooperation of the Organization
of Islamic Cooperation (COMCEC) pada
tahun 2016, kedatangan pengunjung Muslim di
negara OIC (The Organisation of Islamic
Cooperation) dan non-OIC diperkirakan
mencapai 116 juta pada tahun 2014 dan
diproyeksikan akan tumbuh menjadi 178 juta
pada tahun 2020.
Pariwisata adalah perjalanan atau
bepergian secara rekreasi atau untuk tujuan
penelitian dan bukan untuk kepentingan
mendapatkan uang, bekerja, atau menetap
baru. Ajaran Islam mengatur apabila
melakukan wisata agar sesuai dengan syariah
yang menjunjung tinggi perlindungan agama,
kehidupan, pikiran, dan lainnya (Battour, et al,
2010). Wisata halal merupakan bagian dari
industri pariwisata yang ditujukan untuk
wisatawan muslim. Dapat didefinisikan bahwa
wisata halal adalah objek atau aksi wisata yang
memenuhi ketentuan syariat Islam untuk
digunakan atau dilibatkan dalam industri
pariwisata (Battour & Ismail, 2015).
Berdasarkan definisi tersebut, wisata halal
mempertimbangkan hukum Islam dalam
menentukan produk dan layanan wisata,
seperti hotel, makanan, atraksi, dan perjalanan
wisata itu sendiri. Wisata jenis ini tidak selalu
bertujuan untuk perjalanan religi dan lokasi
kegiatan wisata tidak terbatas pada negara atau
wilayah muslim saja, namun juga berlaku di
negara atau wilayah yang penduduknya
mayoritas non- muslim.
Tujuan dari pembangunan wisata halal
adalah untuk memenuhi kebutuhan pasar
wisatawan muslim akan tersedianya
akomodasi wisata yang sesuai dengan syariat
Islam. Dalam laporan COMCEC (2016)
disebutkan beberapa kriteria kebutuhan
wisatawan muslim saat melakukan wisata yang
disebut dengan faith based needs. Kebutuhan
Strategi Komunikasi dalam Membangun Awareness Wisata Halal di Kota Bandung
(Soraya Ratna Pratiwi, Susanne Dida, dan Nuryah Asri Sjafirah)
beribadah yang layak, (3) pelayanan saat Menurut COMCEC (2016) saat ini, negara
bulan Ramadhan, (4) toilet yang menyediakan yang memimpin dengan keunggulan wisata
air (water friendly washrooms), dan (5)
fasilitas rekreasi yang memberikan privasi,
dan (6) tidak ada aktivitas non halal.
Hal pendukung lainnya dalam
mewujudkan wisata halal ini adalah
sertifikasi halal. Wisatawan muslim bersikap
sangat kritis perihal makanan. Wisatawan
muslim cenderung memilih dan mempercayai
produk dan pelayanan yang berlogo halal.
Survey Muslim Travel Shopping Index
(MTSI) 2015 menunjukkan bahwa lebih dari
80% responden memilih destinasi wisata
yang menyediakan makanan halal (Pratiwi, et
al, 2017). Dengan demikian, sertfikasi halal
sangat dibutuhkan dan penting untuk
menjamin dan meyakinkan wisatawan bahwa
makanan yang dipilihnya adalah makanan
halal.
Fenomena meningkatnya wisatawan
muslim turut mempengaruhi industri
pariwisata secara global. Kini, industri
pariwisata negara- negara di Asia, Eropa, dan
Timur Tengah sedang gencar mengusung
wisata halal sebagai salah satu jenis wisata
yang ditawarkan untuk menarik lebih
banyak wisatawan ke negaranya. Oleh karena
itu, wisata halal kini tengah dikembangkan di
beberapa negara, bahkan memiliki konferensi
berskala dunia yang dinamakan World Halal
Tourism Summit (WHTS). World Halal
Tourism Summit (WHTS) merupakan salah
satu event pariwisata internasional untuk
wisata halal. WHTS akan menawarkan
peserta pameran dan pengunjung bermacam
peluang bisnis pariwisata halal. Pada tahun
2015, kegiatan ini diikuti oleh
202 eksibitor, di antaranya perwakilan dari
Indonesia, Bosnia, Kenya, UAE, Thailand,
Sri Lanka, Maroko, Yordania, Malaysia,
Turki, Oman, Palestina, Kroasia, Iran, Mesir,
Tanzania, UK, Kanada, Maladewa dan
Libanon (Yuanita, 2016). Negara yang
mengikuti event pariwisata ini memiliki latar
belakang demografi yang berbeda-beda.
Dapat dilihat, bahwa negara yang mayoritas
penduduknya bukan beragama Islam, namun
mereka sangat terbuka dengan konsep wisata
halal ini. Wisata halal bukan hanya terbuka
bagi umat muslim saja, namun juga terbuka
bagi semua orang yang tertarik untuk
menikmati fasilitas yang tersedia dalam
wisata halal.
Strategi Komunikasi dalam Membangun Awareness Wisata Halal di Kota Bandung
(Soraya Ratna Pratiwi, Susanne Dida, dan Nuryah Asri Sjafirah)
80 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 6, No. 1, Juni 2018, hlm. 78-90

halalnya adalah Malaysia. Malaysia memiliki masyarakat setempat, pemerintah asal,


program sertifikasi halal yang ketat yang perguruan tinggi, komunitas perguruan tinggi,
dapat membantu wisatawan mengidentifikasi dan organisasi non-pemerintah, dalam proses
outlet halal dengan melihat logo sertifikasi menarik, mengangkut, hosting, dan mengelola
halal yang dipajang pada outlet tersebut. Pada wisatawan dan pengunjung lainnya. Pada
tahun 2015, Malaysia menduduki peringkat pelaksanaannya, Kementerian Pariwisata
pertama destinasi muslim berdasarkan hasil dibantu dan didukung oleh tingkat Dinas
Global Muslim Travel Index (GMTI). Kunci Kebudayaan dan Pariwisata tingkat provinsi
dan keunikan kekuatan yang dimiliki Malaysia dan kota / kabupaten setempat.
adalah identifikasi pasar Muslim sebagai pasar Percepatan pengembangan wisata halal
prioritas dan berpotensial semenjak 2009. di Jawa Barat dimulai sejak tahun 2016. Dari
Sehingga, Malaysia sudah memiliki fasilitas 26 kota/kabupaten yang ada di Jawa Barat,
faith based needs yang sangat memadai dan Kota Bandung dianggap paling berpotensi dan
mudah ditemukan. mampu merepresentasikan wisata halal. Kota
Di Indonesia, wisata halal dikembangkan ini dinilai memiliki kelengkapan infrastruktur
menjadi program nasional oleh Kementerian dan program wisata yang dapat mendukung
Pariwisata. Dalam rangka melakukan percepatan wisata halal (Pratiwi, et al, 2017).
percepatan wisata halal, Kementerian Selain itu, Kota Bandung juga mengalami
Pariwisata menetapkan 15 provinsi yang peningkatan jumlah wisatawan selama kurun 4
menjadi fokus pengembangan destinasi tahun terakhir.
wisatawan muslim unggulan. Jawa Barat Pariwisata di suatu daerah bergantung
menjadi salah satu provinsi unggulan tersebut potensi dan sumber daya pariwisata itu sendiri.
dengan memiliki jumlah penduduk muslim Sumber daya dalam konteks pariwisata
terbesar di Indonesia. Pengelolaan wisata tidak diartikan sebagai segala sesuatu yang
dapat dilakukan oleh satu pihak saja. Menurut mempunyai potensi untuk dikembangkan guna
Weaver dan Opperman (dalam Pitana & mendukung pariwisata, baik secara langsung
Diarta, 2009) pariwisata merupakan fenomena maupun tidak langsung, misalnya sumber daya
dan hubungan yang timbul dari interaksi di alam dan sumber daya budaya (Pitana &
kalangan wisatawan, pemasok bisnis, Diarta, 2009). Kota Bandung memiliki banyak
pemerintah penyelenggara, peluang yang

Sumber: diolah dari Rekapitulasi Data Kunjungan


Wisatawan Kota Bandung oleh Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Bandung, 2015
Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 6, No. 1, Juni 2018, hlm. 78-90 81
Gambar 1 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kota peningkatan
Bandung
pekerjaan. Hal ini
kesadaran dan menyebabkan
dapat dimanfaatkan belum memiliki kebutuhan konsumen persaingan yang
pada pengembangan konsep terkait masing-masing di tinggi antar destinasi
wisata halal, seperti pengembangan pasar global (Hasan, wisata untuk
mayoritas penduduk wisata halal dan 2016). menarik wisatawan.
beragama Islam, belum ada kebijakan Chanin, et al Tentunya, untuk
akses ke berbagai atau regulasi khusus (2015) menjelaskan menarik wisatawan
destinasi pariwisata mengenai bahwa industri diperlukan strategi
yang semakin pengembangan pariwisata pengembangan
berkembang, dan wisata halal. Hingga merupakan industri seperti membuat
daya tarik wisata kini penanganan yang besar dan segmen pasar yang
yang meningkat. wisata halal masih dipandang sebagai baru.
Wisata halal mampu berada pada tingkat sektor yang Dalam kasus ini,
berperan dalam provinsi yaitu oleh mempercepat Kota Bandung
mendorong Dinas Pariwisata dan pertumbuhan menarik pangsa
pertumbuhan Kebudayaan Provinsi ekonomi. Dampak pasar baru yakni
ekonomi di Kota Jawa Barat. dari kesuksesan wisatawan muslim.
Bandung. Hambatan industri pariwisata Sebelum menarik
Di balik peluang lainnya adalah adalah mampu pangsa pasar
yang dimiliki oleh produk wisata meningkatkan wisatawan muslim
Kota Bandung, terutama kuliner di kunjungan turis, ini, Kota Bandung
terdapat masalah Kota Bandung pendapatan harus
yang menjadi cenderung menjadi pemerintah, dan mempersiapkan diri
hambatan dalam halal dengan dapat bermanfaat terlebih dahulu untuk
mempersiapkan Kota sendirinya atau halal bagi masyarakat menjadi destinasi
Bandung sebagai ‘by default’ karena setempat sebagai wisata halal yang
destinasi wisata penduduknya yang ladang unggul.
halal. Awareness mayoritas adalah Konsep halal,
(kepedulian) dan muslim. Akibatnya artinya
perhatian para timbul perasaan aman diperbolehkan dalam
pemangku dan sikap kurang Bahasa Arab, tidak
kepentingan kritis terhadap aspek hanya diaplikasikan
(stakeholders) untuk halal dan thayyib pada makanan, tapi
mengembangkan pada produk yang juga termasuk
wisata halal di kota dikonsumsinya. pariwisata dalam
ini masih belum Berdasarkan regulasi, kasus ini. Artinya,
terbangun. Hal diperlukan sertifikat program pariwisata
tersebut dapat dilihat halal yang yang mengusung
dari besarnya potensi dikeluarkan oleh konsep halal harus
pariwisata halal di MUI untuk menjamin menawarkan konsep
Kota Bandung. Akan kehalalan dan paket wisata dan
tetapi, pengetahuan thayyibnya suatu destinasi yang sangat
dan wawasan akan produk. Halal sendiri khusus dirancang
konsep maupun telah menjadi konsep untuk memenuhi
prinsip pariwisata ini yang universal, kebutuhan
belum begitu konsep ini tidak wisatawan muslim
menggaung, baik di hanya terbatas pada (Chanin, et al, 2015).
kalangan pemerintah pembantaian hewan, Dalam
setempat maupun namun juga mempersiapkan Kota
pelaku industrinya. mencakup produk Bandung sebagai
Dinas Kebudayaan dan layanan dengan destinasi wisata
dan Pariwisata Kota kualitas terbaik, yang halal, konsep dan
Bandung saat ini memenuhi prospek wisata halal
82 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 6, No. 1, Juni 2018, hlm. 78-90

sendiri perlu mereka akan aktif dan melibatkan mempertahankan


dikomunikasikan berhenti. publik. Strategi jenis perilaku tertentu
dengan jelas kepada Masalah wisata komunikasi bertujuan (Tatham, 2008).
para pemangku halal di atas perlu meyakinkan opini Definisi ini
kepentingan yang ditangani secepatnya publik juga mengindikasikan
berkaitan. Salah untuk membentuk sikap dan bahwa strategi
satu bentuk mempersiapkan perilaku masyarakat komunikasi
permasalahan Kota Bandung (Seyitoglu & digunakan sebagai
awareness lain menjadi destinasi Yuzbasioglu, 2015). alat untuk
yang ditemui di wisata halal. Salah Dalam hal ini, mengubah
lapangan adalah satu caranya adalah komunikasi menjadi perilaku dan
perbedaan persepsi dengan membangun sangat penting untuk diperlukan
soal standardisasi awareness para memulai jalannya perencanaan dalam
hotel yang ada pada pemangku suatu program atau mencapai tujuan
konsep wisata halal. kepentingan, pelaku kegiatan. Ada strategi komunikasi
Terdapat pandangan industri, dan juga elemen-elemen tersebut.
yang menyatakan masyarakatnya penting komunikasi Dalam rangka
bahwa persyaratan melalui sebuah yang harus membangun
sertifikasi halal strategi komunikasi. diperhatikan saat komunikasi yang
yang diberlakukan Kennedy dan merencanakan efektif
dalam wisata halal Soemanagara sebuah strategi diperlukan
tidak sesuai dengan mengatakan bahwa komunikasi, tindakan yang
karakteristik strategi komunikasi yakni
industri perhotelan. memiliki tiga komunikator
Selain itu, bagi sasaran perubahan (sumber); pesan;
pelaku industri yang terdiri dari media
hotel yang belum mengubah (sistem);
sadar (aware) dan kesadaran, dan penyampai;
tidak terlalu perhatian, dan tujuan atau sasaran
mengenal konsep kesetiaan (Bungin, (Bungin, 2015).
halal atau konsep 2015). Menurut Strategi komunikasi
ramah muslim Priyatna dan merupakan rangkaian
(muslim friendly) Ardianto tujuan aktivitas
maka mereka akan strategi komunikasi berkelanjutan
mengelami sebagai cara untuk dan koheren
kesulitan dalam membangun yang sistematis,
prosesnya. Ketika kesadaran harus dilakukan secara
wisata halal ini memperhatikan hal- taktis, yang
ternyata tidak dapat hal seperti memungkinkan
memberikan pemahaman pemahaman terhadap
keuntungan bagi terhadap proses khalayak sasaran,
pelaku bisnis, maka komunikasi, mengidentifikasi
bukan tidak kejelasan pesan, saluran yang efektif,
mungkin bisnis daya persuasi, dan
dan juga kelengkapan yang
pesan (Bungin, bertujuan untuk mengembangkan
2015). menyampaikan pesan dan
Jones (2009) yang paling tepat
menjelaskan bahwa untuk publik atau mempromosikan
strategi komunikasi untuk gagasan dan opini
bukanlah proses menginformasikan melalui saluran
yang pasif, yang kepada masyarakat, tersebut dalam
berorientasi pada tetapi proses rangka
sumber komunikasi yang mempromosikan dan
Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 6, No. 1, Juni 2018, hlm. 78-90 83
terorganisasi dalam melaksanakan Interest (minat) Membang
menyampaikan kewenangan. Tugas penjelasan
pesan. Salah satu pokok pemerintahan secara log
cara untuk adalah menciptakan Desire (keinginan) Membang
mencapai kondisi masyarakat perincian p
komunikasi yang yang kondusif dan pertanyaan
efektif adalah stabil dalam hal
dengan keamanan, Action (tindakan) Memotiva
menggunakan ketertiban, keadilan, berikutnya
model AIDA pada kesejahteraan sosial, yang mena
strategi komunikasi ekonomi, pekerjaan Sumber: Diolah dari Bungin, 2015
yang dibuat, yakni umum, serta
attention, interest, pemeliharaan dan para pelaku guru kepada murid,
desire, action. sumber daya alam industri. orang tua kepada
Model AIDA dan lingkungan Penelitian ini anak, dan lainnya.
memiliki tahapan hidup (Senova, menggunakan teori Dengan demikian,
yang ditunjukkan 2016). Sejatinya, Konstruksi Sosial dapat disimpulkan
oleh tabel 1. Pemerintah adalah Atas Realitas. Teori bahwa konstruksi
Meskipun pada penanggung jawab ini diperkenalkan sosial terhadap
praktiknya sektor dan pemilik oleh Peter L. Berger realitas dipengaruhi
swasta yang wewenang dalam dan Thomas oleh pihak penguasa
memberikan pengembangan Luckmann. yang melakukan
layanan langsung wisata halal ini. Konstruksi Sosial pesan konstruksi
kepada wisatawan, Pengembangan Atas Realitas sosial terhadap
pemerintah wisata halal perlu menggambarkan realitas, sementara
setempat bersama dukungan dalam proses sosial melalui orang umum
penyedia produk berbagai cara tindakan dan merupakan pihak
dan layanan termasuk interaksinya, bahwa yang dikonstruksi
pariwisata dapat meningkatkan individu menciptakan (Bungin, 2015).
bekerja sama dalam kesadaran di antara secara terus menerus Konstruksi sosial
sejumlah bidang penyedia jasa dan suatu realitas yang atas realita terjadi
guna membangun produk pariwisata, dimiliki dan dialami melalui tiga tahapan,
awareness dan mendukung dalam bersama secara yakni: (1)
mendukung Kota mengembangkan subjektif (Bungin, eksternalisasi;
Bandung sebagai dan melakukan 2011). (2) objektivasi; (3)
destinasi wisata sertifikasi produk Berger dan internalisasi.
halal. Menurut dan jasa wisata Luckmann mendasari Eksternalisasi
Hasan (2016), halal, serta terlibat pemikiran teori merupakan
pemerintahan dalam pemasaran. konstruksi sosial atas penyesuaian diri
merupakan Kewajiban tersebut realitas pada aliran dengan dunia sosio-
organisasi yang perlu fenomenologis, yakni kultural sebagai
memiliki hak dikomunikasikan proses sosial di produk manusia.
tertinggi untuk kepada pemerintah antara anggota Tahap eksternalisasi
terkait masyarakat terjadi ketika produk
berlangsung secara sosial tercipta dalam
alami. Burger dan masyarakat, kemudian
Tabel 1 Model AIDA Luckmann individu
menjelaskan bahwa mengeksternalisasika
Tahap isi pesan konstruksi n (penyesuaian diri)
Attention (perhatian) sosial terhadap ke dalam dunia
realitas berawal dari sosiokulturalnya
pemimpin kepada sebagai bagian dari
bawahan, begitu juga produk manusia
yang terjadi pada (Bungin, 2011).
84 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 6, No. 1, Juni 2018, hlm. 78-90

Selanjutnya definisi pihak lain kasus. Dalam riset kasus dilakukan


adalah objektivasi. tentang kenyataan kualitatif, peneliti secara detail dan
Tahap ini berawal sosial yang turut aktif dalam mendalam yang
pada pemahaman dialaminya bersama, menentukan jenis melibatkan beragam
atau penafsiran namun juga data yang sumber informasi
langsung dari suatu mendefinisikan diinginkan. Periset atau sumber
peristiwa objektif kenyataan- harus terjun informasi majemuk
sebagai kenyataan itu secara langsung di (wawancara,
pengungkapan suatu timbal balik. lapangan, sehingga pengamatan,
makna. Pada tahap Sehingga individu hasilnya lebih dokumen, dan
objektivasi, sebuah terlibat dan kasuistik bukan sebagainya). Data
produk sosial berpartisipasi dalam untuk primer dalam
berada pada proses keberadaan pihak digeneralisasikan penelitian ini didapat
intitusionalisasi lain (Bungin, 2011). (Kriyantono, 2006). melalui wawancara
(pelembagaan). Dalam Pada penelitian studi mendalam dan
Lembaga muncul penelitian ini kasus, peneliti observasi.
sebagai produk peneliti berusaha mengidentifikasi Wawancara
sosial yang tidak mengangkat dan menganalisis dilakukan kepada
direncanakan. Dari masalah, bagaimana suatu isu atau enam orang informan
waktu ke waktu, mengatasi problem yang penelitian yang
orang- orang mulai kurangnya perhatian spesifik (Cresswell, terdiri dari 2 key
melegalkan praktik dan kepedulian dari 2014). Studi kasus informan yakni Ibu
tersebut karena terus para pemangku yang digunakan Lia Amalia dan
berkembang dan kepentingan untuk adalah studi kasus Bapak Puspo dari
berubah. Kebiasaan membangun wisata instrumental Dinas Pariwisata dan
orang yang terus- halal di Kota tunggal, yang mana Kebudayaan Provinsi
menerus diulangi Bandung agar menurut Stake Jawa Barat, serta 4
kemudian menjadi wisata tersebut (dalam Cresswell, orang informan
dibakukan. Dari berkembang lebih 2014) penelitian pendukung lainnya
situlah lembaga pesat dan terukur. studi kasus yakni, Bapak Prof.
tumbuh (Berger & Tujuan dari instrumental tunggal Dr. K.H Miftah
Luckmann, 1990). penelitian ini adalah berfokus pada satu Faridl sebagai ketua
Tahapan untuk mengetahui isu dan selanjutnya MUI Kota Bandung;
terakhir adalah alasan belum peneliti menentukan Bapak Wisnu
internalisasi. terbentuknya satu kasus terbatas Rahtomo Pratomo
Internalisasi awareness wisata untuk dikaji. sebagai perwakilan
merupakan halal di Kota Pengumpulan Enhaii Halal
pemahaman atau Bandung dan untuk data dalam Tourism Center dan
penafsiran yang memetakan strategi penelitian studi dosen senior
langsung dari suatu komunikasi dalam Sekolah Tinggi konsep syariah di
peristiwa objektif membangun Pariwisata (STP) Kota Bandung. Pada
sebagai perhatian dan Bandung; Bapak wawancara ini,
pengungkapan suatu kepedulian terhadap Nashir Budiman informan diberikan
makna. Setiap wisata halal di Kota sebagai pengamat sejumlah pertanyaan
individu tidak hanya Bandung. wisata halal dan yang mengacu pada
memahami anggota Dewan tujuan penelitian dan
METODE Pembina Pusat Halal apabila pertanyaan
PENELITIAN Salman ITB; dan yang diajukan masih
Bapak Ahmad belum memenuhi
Penelitian ini Gemma Nurrahman kriteria yang
menggunakan sebagai General dibutuhkan, maka
metode kualitatif Manager salah satu peneliti
dengan jenis hotel yang mengembangkan
penelitian studi memberlakukan pertanyaan lain guna
Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 6, No. 1, Juni 2018, hlm. 78-90 85
mendapatkan data menampilkannya Provinsi Jawa Barat konsep wisata halal,
yang sesuai dan secara ‘inklusif’. bersama dengan terdapat pengetahuan
mendalam. Tujuan lainnya yaitu instansi lain yang baru yang perlu
Sedangkan untuk menciptakan terlibat. Pemerintah diketahui oleh
observasi dilakukan suatu tren baru dalam dan instansi lain pelaku industri dan
dengan cara kehidupan dan yang terlibat juga masyarakat.
mendatangi event masyarakat yang menjadi pihak Dari mulai definisi
yang berhubungan dapat diterima oleh penguasa yang dan prinsip wisata
dengan semua. Konsep melakukan halal sendiri,
pengembangan wisata halal tidak konstruksi sosial, kebijakan wisata
produk halal di Kota terbatas pada satu sedangkan halal, hingga
Bandung. Observasi golongan saja, masyarakat dan penerapannya.
yang dilakukan melainkan mencakup pihak lain yang Semuanya
bersifat non semua ras, etnis dan terlibat menjadi disampaikan melalui
partisipan, yang agama. Esensi khusus bagian yang berbagai macam
artinya peneliti dari wisata halal ini dikonstruksi. Tidak kegiatan komunikasi.
hanya berperan adalah untuk hanya itu, wisata Teori konstruksi
sebagai pengamat menghilangkan halal sendiri sosial atas realitas
tanpa terjun unsur-unsur merupakan sebuah menjelaskan bahwa
melakukan kegiatan berbahaya dan penciptaan dari hasil individu sebagai
yang dilakukan oleh merusak pada produk realitas. Realitas anggota masyarakat
pihak yang diteliti. atau jasa pariwisata. yang dimaksud berusaha
Selain itu, Konstruksi sosial adalah fenomena mengonstruksi
peneliti juga terhadap realitas wisatawan muslim realitas melalui
menggunakan dipengaruhi oleh yang melakukan proses sosial, yaitu
pencarian informasi pihak penguasa yang perjalanan ke interaksi yang
melalui buku, jurnal, melakukan pesan destinasi wisata dan dilakukan individu
dokumen resmi konstruksi sosial membutuhkan dengan orang lain
terkait, website terhadap realitas, fasilitas wisata yang secara terus menerus
Dinas Pariwisata dan sementara orang sesuai dengan melalui tiga tahapan
Kebudayaan umum merupakan aturan-aturan Islam. (eksternalisasi,
Provinsi Jawa Barat, pihak yang Pada tahap objektivasi, dan
media sosial, dikonstruksi (Bungin, objektivasi dalam internalisasi).
seminar terkait 2015). Dalam teori konstruksi Disparbud Jawa
wisata halal, dan penelitian ini, sosial atas Barat melihat
berita online yang perencanaan strategi realitas, terdapat banyaknya jumlah
selanjutnya dijadikan komunikasi dalam hal penting yakni penduduk muslim
sebagai data membangun pembuatan serta fasilitas yang
sekunder. awareness Kota signifikasi mendukung wisata
Bandung sebagai (pembuatan tanda- halal di Jawa Barat,
HASIL DAN destinasi wisata halal tanda oleh manusia). khususnya Kota
PEMBAHASAN merupakan hasil Bahasa merupakan Bandung sebagai
ciptaan dari Dinas salah satu alat suatu hal yang
Tujuan Pariwisata dan simbolis untuk memiliki potensi
Kementerian Kebudayaan melakukan untuk
Pariwisata membuat signifikasi. Bahasa dikembangkan.
wisata halal di digunakan untuk Maka, Disparbud
Indonesia adalah menyignifikasi Jawa Barat pun
untuk memperkaya makna-makna yang berusaha
varian industri dipahami sebagai mengonstruksi
pariwisata dengan pengetahuan yang fenomena tersebut
menebarkan daya relevan dengan menjadi sebuah
tarik konsep halal, masyarakat (Bungin, realitas baru yang
sambil 2015). Dalam disebut wisata halal.
86 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 6, No. 1, Juni 2018, hlm. 78-90

Wisata halal ini travel, food and seperti: apa saja kebutuhan
kemudian beverages. Kota yang dapat wisatawan muslim
disebarkan melalui Bandung telah dilakukan (things to (Chanin, et al, 2015).
interaksi dengan memiliki atraksi dan do); lokasi wisata Dalam buku panduan
masyarakat secara objek wisata yang kuliner (dining) ‘Wonderful
terus menerus. beragam. Meski yang setiap tempat Indonesia: A Muslim
Wisata halal begitu, tidak semua tersebut diberikan Travel Guide’, telah
merupakan program atraksi dan objek keterangan apakah dipetakan beberapa
dari Kementerian wisata tersebut tempat tersebut tempat yang
Pariwisata. Industri dapat digolongkan halal, halal-friendly dijadikan
wisata halal ditinjau ke dalam industri atau pork- free; rekomendasi bagi
berdasarkan industri wisata halal. fasilitas beribadah para wisatawan
yang berkaitan Apabila mengacu (praying facilities); muslim. Misalnya,
dengan halal. pada definisi dan akomodasi dalam buku tersebut
Misalnya, tour and (accomodation). diberi arahan apabila
wisata halal berisikan panduan Program wisatawan ingin
dijelaskan bahwa wisata halal di pariwisata yang menginap di hotel
objek atau aksi beberapa kota di mengusung konsep syariah atau hotel
wisata yang Indonesia, termasuk halal harus yang memiliki
diperbolehkan untuk Kota Bandung. menawarkan konsep konsep moslem
digunakan atau Panduan dalam buku paket wisata dan friendly, wisatawan
dilibatkan dalam dibagi menjadi destinasi yang dapat mengunjungi
industri wisata halal beberapa kategori sangat khusus Noor Hotel, GH
harus mengacu pada dirancang untuk Universal,
ajaran Islam (Battour memenuhi
& Ismail, 2015).
Pada kasus ini, maka
pengembangan
wisata halal di Kota
Bandung harus
mempertimbangkan
banyak aspek dari
mulai sarana dan
akomodasi halal,
hingga kesiapan
sumber daya
manusia untuk
mendukung wisata
halal itu sendiri.
Sebenarnya,
dalam buku panduan
‘Indonesia Guide for
Muslim Visitor’ yang
dibuat atas
kerjasama
Kementerian
Pariwisata dan
HalalTrip, terdapat
petunjuk-petunjuk
bagi wisatawan
muslim yang ingin
berwisata halal di
Indonesia. Buku
panduan tersebut
Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 6, No. 1, Juni 2018, hlm. 78-90 87
Sumber daya mengembangkan
dalam konteks wisata halal.
pariwisata diartikan Pengembangan
sebagai segala wisata halal di
sesuatu yang Indonesia, khususnya
mempunyai potensi Kota Bandung dapat
untuk dikembangkan dikatakan terlambat
guna mendukung apabila dibandingkan
pariwisata, baik dengan negara lain.
secara langsung Keterlambatan ini
maupun tidak karena masih
langsung, misalnya minimnya perhatian
sumber daya alam pemerintah dalam
dan sumber daya menangkap peluang
budaya (Pitana & industri wisata halal.
Diarta, 2009). Berdasarkan hasil
Ketersediaan wawancara, ada tiga
infrastruktur, produk, hal yang membantu
serta layanan wisata dalam mengupayakan
di Kota Bandung pengembangan wisata
sudah mampu halal. Pertama,
mendukung ketersediaan industri
pengembangan pendukung wisata
wisata halal. halal. Kedua,
Berdasarkan hasil kemauan kabupaten
penelitian oleh Enhaii atau kota untuk
Halal Tourism mengembangkan
Center, kondisi Kota wisata jenis ini.
Bandung saat ini Ketiga, adanya
Sumber: Buku Panduan Indonesia Guide for Muslim
sudah memiliki asosiasi yang
Visitor, 2016 produk serta layanan menangani wisata
yang cukup lengkap halal.
Gambar 2 Informasi Restoran di Kota Bandung yang dan variatif untuk Berdasarkan hasil
Disertai Keterangan memenuhi kebutuhan penelitian, diketahui
Orange’s Home Namun, wisatawan muslim. bahwa pengembangan
Syariah, dan sayangnya peta Lalu, ditambah wisata halal di Kota
sebagainya. Buku wisata halal tersebut dengan kondisi Kota
panduan tersebut baru dicetuskan oleh Bandung sebagai
juga memberikan Kementerian kota dengan
rekomendasi jenis Pariwisata saja. mayoritas penduduk
wisata yang menjadi Dinas Kebudayaan muslim, unsur
keunggulan di Kota dan Pariwisata Kota masyarakat sudah
Bandung selama ini, Bandung belum cukup potensial
yakni kuliner dan memiliki konsep memenuhi prakondisi
pusat perbelanjaan. wisata halal dan juga pariwisata halal.
Buku tersebut juga peta wisata halalnya Beberapa lembaga
memberikan sendiri, yang tentu pendidikan seperti
rekomendasi kuliner saja dapat Institut Teknologi
khas Kota Bandung memberikan Bandung (ITB) dan
yang dapat dinikmati gambaran lebih Sekolah Tinggi
wisatawan muslim banyak mengenai Pariwisata (STP)
seperti cilok, nasi kondisi Kota Bandung pun sudah
timbel, batagor, dan Bandung sebagai melaksanakan
mie kocok. destinasi wisata halal. perannya dalam
88 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 6, No. 1, Juni 2018, hlm. 78-90

Bandung dilakukan publik juga pemangku yang dinilai tepat


dengan cara membentuk sikap kepentingan. untuk menangani
pentahelix. Strategi dan perilaku Apabila dikaji sosialisasi wisata
pentahelix masyarakat melalui model halal, yang terdiri
merupakan strategi (Seyitoglu AIDA, upaya dari lintas bidang
dalam mendukung &Yuzbasioglu, komunikasi ini seperti bidang
pariwisata oleh 2015). Pada berada pada tahap pemasaran, bidang
akademisi penelitian ini, attention. Karena destinasi, dan juga
(academics), strategi komunikasi sosialisasi bidang industri
pemilik bisnis digunakan oleh diselenggarakan pariwisata. Selain
(business), Dinas Pariwisata guna memaparkan tim dari Disparbud
komunitas dan Kebudayaan konsep wisata halal Provinsi Jawa Barat,
(community), Provinsi Jawa Barat, itu sendiri beserta disertakan pula
pemerintah Enhaii Halal prospeknya di masa lembaga lain yang
(government), dan Tourism Center, depan. lebih ahli guna
media. Dinas Salman Halal Dinas memaksimalkan
Pariwisata dan Center, dan MUI Pariwisata dan sosialisasi, seperti
Kebudayaan Kota Bandung untuk Kebudayaan SKPD lain yang
Provinsi Jawa Barat mengomunikasikan Provinsi Jawa Barat terkait dan
merupakan prinsip-prinsip mengerahkan tim
fasilitator dan wisata halal kepada MUI. Bandung Halal Fest
pemegang para pemangku Media yang merupakan pameran
kebijakan, pada kepentingan, dengan digunakan oleh Dinas produk halal yang
praktiknya tujuan terbentuknya Pariwisata dan berasal dari Kota
bersama-sama kesadaran bersama Kebudayaan Provinsi Bandung. Acara ini
dengan lembaga untuk mendukung Jawa Barat untuk diisi oleh 72 UKM
lain mengelola program wisata menyampaikan yang sudah memiliki
persiapan serta halal ini. informasi wisata sertifikat halal MUI
pengembangan Menurut halal adalah melalui dan masih berlaku
wisata halal di Kota Priyatna dan seminar, publikasi sertifikatnya.
Bandung. Ardianto (2009) melalui website dan Tujuan dari
Dalam rangka tujuan strategi media sosial, serta diselenggarakannya
mendukung komunikasi sebagai rencana selanjutnya Bandung Halal Fest
persiapan dan cara untuk adalah melalui 2017 adalah
pengembangan membangun pelatihan. Terlepas memberikan fasilitasi
wisata halal, kesadaran harus dari upaya yang bagi UKM yang ingin
diperlukan suatu memperhatikan hal- dilakukan oleh Dinas mendaftarkan
strategi komunikasi hal seperti Pariwisata dan produknya
untuk pemahaman Kebudayaan Provinsi
meningkatkan terhadap proses Jawa Barat, gerakan
awareness para komunikasi, untuk mendukung
pemangku kejelasan pesan, konsep halal di Kota
kepentingan. daya persuasi, dan Bandung mulai
Strategi komunikasi juga kelengkapan terlihat. Dinas
menurut Jones pesan (Bungin, Perdagangan dan
(2009) merupakan 2015). Upaya Perindustrian Kota
sebuah proses komunikasi yang Bandung
komunikasi yang dilakukan oleh menyelenggarakan
aktif dan Dinas Pariwisata Bandung Halal Fest
melibatkan publik. dan Kebudayaan pada tanggal 28 – 30
Strategi komunikasi Provinsi Jawa Barat April 2017, yang
komunikasi adalah dengan berlokasi di Graha
bertujuan menyelenggarakan Manggala Siliwangi,
meyakinkan opini sosialisasi bagi para Kota Bandung.
Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 6, No. 1, Juni 2018, hlm. 78-90 89
dan mendapatkan model komunikasi
sertifikat halal AIDA, Bandung
MUI, sekaligus Halal Fest berada
menjadi ajang bagi pada tahap yang
UKM yang sudah lebih lanjut, yakni
memiliki sertifikat tahap action.
MUI untuk Dengan
memamerkan diselenggarakannya
produknya di acara Bandung Halal Fest,
tersebut. Dinas para pelaku industri
Perdagangan dan tidak hanya
Perindustrian juga diberikan informasi
ingin mendorong mengenai manfaat
Kota Bandung atau nilai dari
sebagai ‘Bandung produk halal saja,
Kota Kuliner, namun juga
Bandung Kota sekaligus
Halal’. Selain itu, memberikan fasilitas
Disdagin berharap bagi mereka untuk
melalui acara ini, melakukan
masyarakat pendaftaran
memiliki wawasan sertifikasi halal yang
dan kepedulian diberikan oleh MUI.
terhadap produk- Strategi
produk lokal komunikasi wisata
khususnya produk halal ini mengacu
dengan sertifikasi pada strategi penta Sumber: Dokumentasi peneliti, 2017
halal (Arnanda, helix di mana Gambar 3 Suasana Bandung Halal Fest 2017
2017). Dalam
akademisi pun Diseminasi
merupakan bagian penelitian
dari pihak yang tersebut menghasilkan
melakukan beberapa point
penyebaran pesan. penting mengenai
Terdapat Enhaii Halal ekosistem wisata halal
Tourism Center di Kota Bandung
(EHTC) yang yang digambarkan
berperan melakukan melalui: (1) potensi
riset serta sosialisasi. produk dan pelayanan
Sosialisasi yang wisata halal di Kota
dilakukan EHTC Bandung; (2)
bertujuan untuk dukungan pemerintah
membangun terhadap pariwisata
kesadaran (building halal di Kota
awareness) dan Bandung; (3) potensi
advokasi. EHTC pada sumber daya manusia
Desember 2016 lalu bagi pengembangan
telah pariwisata halal di
menyelenggarakan Kota Bandung; (4)
Diseminasi Penelitian infrastruktur dalam
terkait wisata halal pengembangan wisata
dengan mengundang halal di Kota
stakeholders dan Bandung.
media. Selain menggelar
90 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 6, No. 1, Juni 2018, hlm. 78-90

diseminasi yang disesuaikan melakukan perannya dakwah, jaringan


penelitian, EHTC dengan sasaran sebagai pusat halal, alumni, dan
juga memiliki komunikasinya. Salman Halal Center kepopuleran
website tersendiri Tidak hanya itu, melakukan Lembaga Salman
dan telah EHTC pun bekerja upayanya melalui sendiri pun menjadi
menyelenggarakan sama dengan media pendekatan keuntungan karena
sosialisasi kepada online untuk sosiopreneurship. masyarakat yang
para pedagang di mempublikasikan Hal ini dilakukan sudah kenal dengan
kantin STP Bandung hasil penelitiannya. karena mereka Lembaga Salman.
mengenai Sehingga aktivitas melihat aspek halal Sebagai pusat
pentingnya EHTC ini sebagai aspek sosial, halal di Kota
penggunaan bahan dapat diketahui sekaligus Bandung, Salman
dan produk halal. Ke oleh digabungkan dengan Halal Center
depannya, EHTC masyarakat dan visi aspek menyelenggarakan
berencana untuk misi EHTC dapat entrepreneurship. seminar dengan
menyelenggarakan tercapai. Selain Kegiatan yang mengundang praktisi
sosialisasi serupa EHTC, dilakukan Salman atau ahli. Pembicara
kepada beberapa terdapat Halal Center dalam acara seminar
UKM yang berlokasi juga upaya cenderung menyasar ini berasal dari
di sekitar Sekolah komunikasi yang masyarakat karena berbagai kalangan
Tinggi Pariwisata dilakukan Salman masyarakat juga yang berpengaruh
(STP) Bandung. Hal Halal Center ITB perlu dibangun pada perkembangan
tersebut dilakukan untuk kesadarannya supaya wisata halal, seperti
karena EHTC mendorong siap dengan wisata menteri, gubernur,
memiliki misi untuk awareness halal ini. pelaku industri hotel
membangun wisata halal di Kota Masyarakat menjadi syariah dan restoran
kesadaran para Bandung. target penting halal, dan Dewan
pedagang kecil dan Kementerian karena ditakutkan Syariah Nasional.
UKM agar lebih Pariwisata menunjuk ketika industri, Seminar membahas
memperhatikan Salman Halal Center hotel, UKM harus persiapan dan
kehalalan suatu sebagai pusat halal mendukung wisata pengembangan
produk atau bahan di Kota Bandung. halal namun di lain pariwisata halal di
pangan yang Dalam pihak Indonesia, hingga
digunakan. EHTC masyarakatnya konsep pariwisata
memiliki tim ahli belum sadar atau hotel syariah serta
yang disebut expert tahu manfaatnya restoran halal.
pool yang maka program Sedangkan
dikerahkan pada saat wisata halal di Kota untuk langkah
sosialisasi. EHTC Bandung tidak akan selanjutnya, Salman
juga memiliki mudah untuk Halal Center ingin
website yang di diselenggarakan. mengadakan
dalamnya membahas Salman Halal Center workshop terkait
serta juga mengaku wisata halal yang
mempublikasikan memiliki akses yang mengundang seluruh
berbagai macam luas karena selama stakeholders yang
aktivitas yang telah ini Lembaga Salman terlibat dan
mereka lakukan. selalu berhubungan berpengaruh
Upaya building langsung dengan terhadap
awareness yang masyarakat. Cara pengembangan
dilakukan oleh yang dilakukan wisata halal di Kota
EHTC untuk dekat dengan Bandung. Sama
diselenggarakan masyarakat juga halnya dengan
melalui pelatihan, bermacam-macam, EHTC, Salman Halal
seminar, dan rapat seperti ceramah, Center pun
Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 6, No. 1, Juni 2018, hlm. 78-90 91
menggunakan dari Majelis Ulama Bandung. Di Kota
website dan bekerja Indonesia (MUI). Bandung, produk
sama dengan media MUI memiliki peran SIMPULAN dan layanan untuk
untuk dan wewenang yang mendukung wisata
mempublikasikan berbeda pada setiap Wisata halal halal sudah tersedia.
kegiatan yang telah wilayah. MUI merupakan bagian Sayangnya, jumlah
dan akan dilakukan. Indonesia memiliki dari industri dan varian produk
Wisata halal kewenangan untuk pariwisata yang yang tersedia tidak
tidak akan mengeluarkan ditujukan untuk seimbang dengan
terbangun tanpa sertifikat halal, MUI wisatawan muslim. jumlah produk yang
adanya dukungan Jawa Wisata halal sudah mendapatkan
Barat memiliki aspek halal di Kota mempertimbangkan sertifikasi halal.
kewenangan Bandung. hukum Islam dalam Selain itu, dukungan
mengeluarkan Pada salah satu menentukan produk berupa infrastruktur
sertifikat hanya pada event yang bertajuk dan layanan wisata, dan SDM belum
sektor makanan saja, “Bandung Halal Fest seperti hotel, terlihat, terutama
sedangkan MUI 2017”, MUI Kota makanan, atraksi, dan belum adanya
Kota Bandung tidak Bandung perjalanan wisata itu regulasi mengenai
memiliki memfasilitasi para sendiri. Hal yang wisata halal serta
kewenangan penggiat usaha, harus dilengkapi dan Dinas Kebudayaan
mengeluarkan terutama usaha tersedia dalam wisata dan Pariwisata Kota
sertifikat halal dan kuliner untuk halal dikenal dengan Bandung yang belum
hanya memberikan mendaftarkan istilah faith based memiliki konsep
bimbingan serta produknya supaya needs, yang terdiri wisata halal itu
fatwa. Oleh karena mendapatkan dari: (1) makanan sendiri.
itu, MUI Kota sertifikasi halal MUI. halal, (2) fasilitas Strategi
Bandung berperan Dalam acara tersebut, beribadah yang pentahelix
sebagai pendukung MUI Kota Bandung layak, (3) pelayanan diimplementasikan
dalam program memberikan saat bulan Ramadhan, pada pengembangan
sosialisasi wisata informasi melalui (4) toilet yang wisata halal di Kota
halal yang sebuah booth dan menyediakan air Bandung. Pentahelix
diselenggarakan juga membagikan (water friendly merupakan upaya
lembaga lain. brosur-brosur yang washrooms), dan (5) pengembangan
Baik MUI pusat berisi informasi fasilitas rekreasi yang pariwisata di suatu
maupun MUI Kota tentang konsep halal memberikan privasi, daerah melalui
Bandung kerap menurut Islam dan dan (6) tidak ada berbagai macam
diundang sebagai juga syarat-syarat aktivitas non halal. pihak yakni
pembicara untuk pendaftaran akademisi,
menyampaikan sertifikasi halal. pemerintah, pelaku
pentingnya aspek Pengembangan bisnis, komunitas,
halal. Pihak-pihak wisata halal di Kota dan media. Sejauh
MUI Kota Bandung Bandung dilakukan ini pihak-pihak yang
diundang untuk oleh berbagai lintas berperan
memberikan paparan lembaga. Setiap mengembangkan
terkait standardisasi lembaga memiliki wisata halal di Kota
produk dan konsep kegiatan komunikasi Bandung adalah
halal yang sesuai masing-masing yang Dinas Pariwisata dan
dengan syariat Islam. beragam serta sasaran Kebudayaan Provinsi
Selain itu, MUI juga komunikasi yang Jawa Barat, STP
melakukan berbeda pula, namun Bandung, Salman
sosialisasi melalui memiliki tujuan yang Halal Center, dan
event yang sama yakni MUI Kota Bandung.
berhubungan dengan mempersiapkan Pada umumnya,
pengembangan wisata halal di Kota upaya komunikasi
92 Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 6, No. 1, Juni 2018, hlm. 78-90

yang dilakukan oleh lainnya. masyarakat brand destinasi.


lembaga tersebut Dibutuhkan dengan kuliner Jakarta: Kencana
adalah melalui komitmen yang kuat halal di Prenada Media.
seminar dengan dari Pemerintah ‘bandung Chanin, O.,
sasaran (baik pada tingkatan halFest 2017’. Sriprasert, P.,
komunikasinya pusat hingga Diakses dari Rahman, H. A.,
adalah tingkatan kota) & Don, M. S.
¬stakeholders, untuk mendorong http://gayahidup. (2015).
UKM, dan SKPD Kota Bandung dreamers.id/ Guidelines on
terkait. Sehingga, sebagai destinasi article/62679/pe halal tourism
upaya komunikasi wisata halal. Selain merintah-kota- management in
yang dilakukan itu, komitmen juga bandung- the andaman sea
umumnya baru dibutuhkan sebagai kenalkan-
sampai tahap pendukung untuk masyarakat-
attention dan membangun dengan-
interest saja. jaringan-jaringan kuliner- halal-
Rekomendasi industri wisata halal di-bandung-
peneliti adalah di Kota Bandung halFest-2017
apabila Kota sekaligus pada 17
Bandung ingin memaksimalkan Oktober 2017.
menjadi destinasi fasilitas dan Battour, M. & Ismail,
wisata halal, maka pelayanan industri M. N. (2010).
sebaiknya edukasi pariwisata di bidang Toward a halal
dan program wisata halal. tourism market.
peningkatan Tidak hanya Malaysia. http://
kesadaran akan Pemerintah, dx.doi.org/10.10
wisata halal ini dibutuhkan 02/jtr.824.
perlu dilakukan komitmen juga dari
untuk para pelaku industri tourism:
memaksimalkan di Kota Bandung. concepts,
potensi pasar dan Pelaku industri practices,
sumber daya yang diharapkan challenges, and
dimiliki. Model memandang wisata future. Tourism
komunikasi AIDA halal untuk Management
dapat digunakan menjadi salah satu Perspectives.
dalam jenis pariwisata http://dx.doi.org/
melaksanakan yang menjanjikan. 10.1016/j.
strategi komunikasi Kedepannya, tmp.2015.12.008
yang diusung oleh diharapkan wisata .
Pemerintah Kota halal dapat menarik Bungin, B. (2011).
Bandung bersama wisatawan Muslim Sosiologi
lintas lembaga dan non-Muslim. komunikasi:
Dalam hal ini, (BPPD) Jawa Barat teori, paradigma
Pemerintah dapat dan komunitas wisata dan teknologi
membangun kerja lainnya yang ada di komunikasi di
sama bersama Kota Bandung. masyarakat.
Asosiasi Perusahaan Jakarta: Kencana
Perjalanan Indonesia DAFTAR Prenada Media.
(ASITA), PUSTAKA . (2015).
Perhimpunan Hotel Komunikasi
dan Restoran Arnanda. (2017). pariwisata
Indonesia (PHRI), Pemerintah kota (tourism
Badan Promosi bandung communication),
Pariwisata Daerah kenalkan pemasaran dan
Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 6, No. 1, Juni 2018, hlm. 78-90 93
coast of Dalam Industri summit-
thailand. Journal Of Pariwisata, 2016-
Economics, Budaya, Dan 160812z.html.
Business And Ekonomi Pada 15
Management. 3 (8). Kreatif. Riau: Oktober 2017.
791-794. Aspikom
COMCEC. (2016). Wilayah Riau,
Muslim friendly 211- 219.
tourism: Seyitoglu, F. &
understanding the Yuzbasioglu, N.
demand and supply (2015). The role of
sided in the oic strategic
member communication in
countries. Turki. hospitality industry.
Hasan, H. (2016). A The Case Of
study on Antalya. 2 (2), 16-
awareness and 35. Senova, A.
perception (2016). Literasi
towards halal media sebagai
foods among strategi komunikasi
muslim tim sukses relawan
students in kota pemenangan
kinabalu,
sabah. pemilihan.
Malaysia. 803-
811. Jurnal
Kementerian
Pariwisata, Kajian
HalalTrip. Komunikasi. 4
(2015). (2), 142 – 153.
Indonesia Tatham, S. (2008).
guide for Strategic
muslim communication:
visitors. a primer.
Jakarta. Shrivenham:
Pitana, I. G. & Defence
Diarta, I. K. S. Academy of the
(2009). United
Pengantar ilmu Kingdom.
pariwisata. Yuanita, P. (2016).
Yogyakarta: Indonesia
Andi. berpartisipasi
Pratiwi, S. R., Dida, dalam world
S., & Sjafirah, halal tourism
N. A. (2017). summit 2016.
Strategi Diakses dari
komunikasi dan https://travel.dre
tantangan am.co.id/
wisata halal di news/indonesi
kota bandung. a-
Prosiding berpartisipasi-
CCTC 2017: dalam- world-
Penguatan halal-
Komunikasi tourism-

Anda mungkin juga menyukai