Anda di halaman 1dari 12

KEWIRAUSAHAAN

TUGAS 6

MENGELOLA RESIKO

NAMA: Adinda Wulandari (2107124434)

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU

S1 TEKNIK SIPIL B
Uraikan secara singkat dan jelas tentang mengelola resiko dalam kewirausahaan?

1. Memahami Risiko

Risiko usaha dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya penyimpangan hasil


usaha dari yang diharapkan, atau kemungkinan terjadinya kerugian usaha. Di dalam
prakteknya risiko tersebut tidak dapat dihilangkan, pelaku usaha hanya bisa menghindari,
menghadapi, memindahkan atau mengurangi risiko tersebut.

Wirausaha sering dikenal sebagai orang yang mampu membuka usahanya sendiri dan
menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Menurut KBBI, wirausahawan merupakan
orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam
berproduksi, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan
operasinya, serta memasarkanya. Seorang wirausaha harus mampu menciptkan sesuatu yang
berbeda dan mampu menangkap peluang yang ada.

Salah satu karakteristik seorang wirausaha yaitu berani mengambil resiko. Apakah
yang dimaksud dengan resiko? Bagaimana pandangan wirausaha mengenai resiko? dan
apakah pengambilan resiko itu sama pengertiannya bagi setiap orang? Resiko dapat diartikan
sebagai suatu ketidakpastian dimasa yang akan datang dan dapat diartikan juga sebagai suatu
konsekuensi yang memunculkan dampak yang merugikan.

Resiko bagi para wirausaha bukanlah sebagai suatu hambatan untuk meraih
kesuksesan tetapi dijadikan sebagai suatu tantangan. Wirausaha adalah orang yang lebih
menyuka ihal-hal yang menantang untuk lebih mencapai kesuksesan dalam hidupnya.
Pengambilan resiko menurut perspektif wirausaha yaitu dengan mengambil resiko yang tidak
terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Karena seorang wirausaha selalu ingin berhasil mereka
menjauhi resiko yang tinggi, dan menghindari resiko yang lebih rendah karena bagi mereka
tidak ada tantangan.

Dalam pengambilan resiko para wirausaha selalu memperhitungkan matang-matang


keputusan yang akan diambil. Pengambilan resiko berkaitan erat dengan kepercayaan diri.
Semakin besar keyakinan pada kemampuan diri sendiri, semakin besar pula keyakinan dalam
mempengaruhi hasil dan keputusan, serta semakin siap pula mencoba apa yang menurut
orang lain penuh dengan resiko.
Yang membedakan seorang wirausaha dengan yang lainnya adalh kesiapan dalam
pengambilan resiko. Kebanyakan orang lebih suka berada dalam titik yang aman dan nyaman
dengan tidak mengambil hal yang beresiko atau lebih memilih resiko yang lebih rendah.
Berbeda dengan wirausaha resiko dijadikan sebagai tantangan untuk mencapai kesuksesan,
bukan suatu hambatan yang menjadikan kita gagal.

2. Apa bisa dilakukan terhadap Risiko?

 Menghindari berarti tidak melakukan usaha tersebut.


 Menghadapi berarti bersedia menanggung kerugian yang mungkin akan
terjadi/dialami.
 Memindahkan berarti meminta pihak lain (asuransi misalnya) untuk menanggung
risiko yang akan terjadi.
 Mengurangi risiko berarti pelaku usaha melakukan berbagai hal untuk
mengurangi/memperkecil risiko kerugian yang akan terjadi.

3. Jenis-jenis Risiko Usaha

Pada saat persiapan, banyak risiko sudah menanti, seperti:

a) Risiko karena salah memilih jenis usaha yang akan dijalankan


b) Risiko karena salah memilih lokasi usaha
c) Risiko karena salah membuat anggaran
d) Risiko karena salah memilih rekanan
e) Risiko karena salah memilih waktu pembukaan usaha
f) Risiko lain-lainnya

Resiko yang sering dijumpai dalam bisnis, khususnya start-up bisnis adalah resiko
murni dan resiko spekulatif. Resiko murni merupakan resiko yang muncul sebagai akibat dari
sebuah situasi atau keputusan yang konsekwensinya adalah kerugian. Contoh resiko murni :
1) resiko rusak atau hilangnya aset yang dimiliki diakibatkan oleh kebakaran, pencurian,
penggelapan, dll. 2) kecelakaan kerja pada proses produksi. 3) resiko akibat tuntutan hukum
pihak lain, misal keracunan dari makanan yang kita jual, tuntutan konsumen akibat kelalaian
kita, dll. 3) bencana alam (force majeure) seperti banjir, gempa, tsunami, angin topan, dll.
Resiko kedua adalah resiko spekulatif, yaitu resiko yang muncul akibat situasi atau
keputusan yang konsekwensinya bisa berupa keuntungan ataupun kerugian. Contoh resiko
spekulatif, 1) resiko perubahan harga. Harga dapat berubah-ubah, kadang naik kadang turun.
Bila harga bahan baku naik, wirusaha dapat mengalami penurunan margin keuntungan,
begitu juga sebaliknya. Ketika harga jual naik, wirausaha akan mendapat keuntungan margin,
begitu juga sebaliknya. 2) resiko kredit, yaitu resiko yang muncul dari transaksi kredit, seperti
utang dagang. Bila pihak yang kita berikan kredit mengalami gagal bayar maka kita akan
mengalami kerugian.

Resiko dapat menimbulkan kerugian langsung maupun tak langsung. Bila jumlah
nominal yang harus ditanggung akibat dampak langsung dari resiko itu namanya kerugian
langsung. Misalkan bila kios kita yang ada di pasar terkena kebakaran, maka jumlah rupiah
dari barang dagangan yang hangus terbakar ataupun kerusakan kios, merupakan bentuk
kerugian langsung. Kerugian tidak langsung berupa poteni dari keuntungan barang dagangan
yang telah terbakar tadi. Setiap resiko dapat dikelola dengan 4 pilihan strategi yaitu dikontrol,
ditransfer kepada pihak lain, dibiayai sendiri atau dihindari.

Tips praktis yang dapat digunakan oleh wirausaha pemula untuk mengelola resiko
yang mungkin terjadi:

1) Pahamilah bahwa resiko yang dihadapi bukanlah penghambat untuk maju. Resiko
harus disikapi sebagai konsekwensi karena kita menginginkan sesuatu yang lebih baik
(keberhasilan). Hukum alam, semakin tinggi hasil yang kita inginkan, semakin besar
resiko yang harus dihadapi dan dikelola.
2) Tidak perlu panik. Dengan cara mengidentifikasi resiko apa berpotensi muncul, mulai
dari lingkungan sekitar, hubungan dengan pemasok, pelanggan maupun kompetitior,
serta dari internal bisnis. Kemudian tentukan seberapa sering muncul dan seberapa
besar potensi dampak yang mungkin terjadi.
3) Siapkan langkah-langkah mitigasi resiko “hanya” pada resiko yang dominan atau
prioritas. Dapat menggunakan pendekatan “manfaat-biaya”, dengan menghitung
berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk mengelola resiko dan pastikan manfaat
yang kita dapatkan dari pengelolaan resiko tersebut lebih besar dari biaya yang kita
keluarkan.
a) Risiko Produksi

Beberapa jenis usaha membutuhkan produksi untuk menjalankan usahanya.


Perusahaan ditargetkan untuk memproduksi barang dengan jumlah yang sudah
ditetapkan untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Namun, dikarenakan human error atau alat yang tidak memadai dan
sebagainya dapat membuat kekacauan dalam proses produksi, sehingga barang yang
dihasilkan tidak sesuai dengan kualitas yang dikehendaki.

Dampak dari produksi yang kacau adalah barang cacat, bahan yang terbuang
percuma, dan berakibat fatal jika barang tersebut sampai ke tangan konsumen.
Parahnya lagi jika konsumen tersebut menyebarluaskan barang perusahaan Juragan ke
khalayak umum yang berpotensi menurunkan rating perusahaan. Inilah yang
disebut dengan risiko produksi.

b) Risiko Pemasaran

Jenis risiko bisnis selanjutnya adalah risiko pemasaran. Beragam masalah


yang dapat ditemui dalam pemasaran produk perusahaan. Jika salah dalam pemasaran
tentunya akan menyebabkan kerugian material yang dialami perusahaan.

Kondisi pasar yang berubah-ubah mengikuti zaman membuat strategi


pemasaran yang dijalankan juga harus diubah. Jika perusahaan tidak mau
mengubahnya akan menyebabkan kebangkrutan yang amat besar.

Pendekatan ke konsumen juga merupakan salah satu risiko pemasaran.


Pendekatan yang tidak tepat membuat konsumen kabur ke kompetitor Juragan.

c) Risiko Sumber Daya Manusia

Risiko sumber daya manusia disebabkan oleh karyawan yang terdapat di


perusahaan Juragan. Misalnya, mereka melakukan kesalahan yang membuat kerugian
perusahaan atau sikapnya yang malas-malasan membuat kinerja perusahaan turun.
Perusahaan yang memelihara karyawan seperti ini akan membuat masa depannya suram.
Jadi, bijaklah dalam memilih karyawan dan yang terpenting adalah melakukan pelatihan
kepada karyawan baru dan lama secara berkelanjutan.

d) Risiko Finansial

Salah satu risiko yang sering terjadi di perusahaan adalah risiko finansial.
Risiko finansial terjadi karena ketidakpastian pendapatan yang perusahaan peroleh
setiap waktunya.

Tidak selamanya perusahaan akan mendapatkan untung besar. Di era pandemi


ini bahkan ada sampai yang gulung tikar gara-gara tidak mempunyai pendapatan
kesehariannya.

Sektor yang terdampak di era pandemi adalah kuliner, pariwisata, dan


pelayanan tatap muka. Sebaliknya, sektor teknologi berdampak pesat karena
semuanya bisa dilakukan dengan aman melalui jejaring media sosial.

Oleh karena itu, untuk menghindari atau meminimalisir risiko finansial dapat
dilakukan dengan cara memanajemen keuangan perusahaan yang sehat. Perlu juga
untuk mempersiapkan dana cadangan jika sewaktu-waktu terjadi permasalahan yang
membutuhkan dana untuk menyelesaikannya.

Jika belum berpengalaman sangat BukuWarung sarankan untuk berkonsultasi


dengan konsultan bisnis atau konsultan keuangan terpercaya. Konsultan keuangan
akan memberikan solusi terhadap masalah keuangan yang perusahaan alami. Jangan
ragu untuk menyewa jasanya walaupun agak sedikit mahal tetapi hal tersebut
merupakan sebuah investasi bagi perusahaan.

e) Risiko Lingkungan

Beberapa sektor bisnis yang bergerak di bidang lingkungan tentu akan timbul
berbagai macam risiko lingkungan. Misalnya saja perusahaan pembuatan makanan
ternak. Risiko lingkungan yang ditimbulkan adalah pencemaran udara, air, dan tanah.

Namun, tidak perlu dikhawatirkan secara berlebihan karena kini telah banyak
media yang mengedukasi dan dengan perkembangan teknologi membuat polusi dapat
terminimalisir.
f) Risiko Teknologi

Dalam kegiatan produksi barang oleh perusahaan dibutuhkan karyawan dan


mesin berteknologi. Kondisi ini memunculkan risiko baru yaitu risiko teknologi.
Mesin yang sudah tua dan sering rusak membuat kinerja produksi perusahaan
menurun. Apalagi di era transisi seperti ini, banyak perusahaan yang harus mengganti
alat-alatnya agar menyesuaikan dan dapat memenuhi pasokan permintaan pasar.

Misalnya saja yang dulunya melakukan promosi dengan sales dan membuka
event-event secara offline. Dengan adanya perkembangan teknologi kita tidak boleh
mengadopsi cara lama seperti itu. Namun, harus melakukan perubahan. Misalnya,
mengadakan event-event virtual melalui media sosial. Mengandalkan internet sebagai
media promosi, dan lain sebagainya.

g) Risiko Permintaan Pasar

Pasar memang sangat dinamis pergerakannya. Saat ini minat pada teknologi
sangatlah besar. Bahkan, banyak penyedia jasa yang bergerak di bidang teknologi
seperti agency periklanan digital.

Namun, apakah 10 tahun kedepan minat pasar akan sama? Tentu saja tidak!
Dengan adanya peristiwa tersebut maka seorang pebisnis diharapkan selalu
melakukan inovasi terhadap perkembangan yang terjadi di pasar.

h) Risiko Pengembangan Aset

Setiap pelaku usaha pastinya menginginkan bisnisnya berkembang. Salah satu


yang bisa dilakukannya adalah dengan mengembangkan aset perusahaan. Namun, hal
ini menjadi risiko tersendiri jika tidak berhati-hati dalam mngembangkan asetnya.

Sebaiknya, lakukan penelitian dan penghitungan kembali dengan matang


apakah sesuai jika ingin mengembangkan aset perusahaan.

i) Risiko Kerjasama

Mempunyai rekan bisnis tentunya akan sangat membantu kinerja perusahaan.


Rekan bisnis bisa dijadikan sebagai investor dan pengelola sebuah bisnis. Namun, jika
rekan bisnis Juragan tidak melaksanakan kewajibannya maka akan menjadi bencana.
Solusinya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah menyeleksi secara
ketat rekan bisnis Juragan dan jangan segan-segan untuk mengakhiri kontraknya jika
dirasa tidak sesuai dengan tujuan perusahaan.

j) Risiko Birokrasi

Setiap bisnis yang dijalankan diwajibkan untuk mengurus segala perizinan.


Contohnya adalah izin mendirikan usaha dan membayar pajak.

Setiap peraturan yang telah dibuat harus ditaati oleh perusahaan tersebut
sesuai dengan sektornya masing-masing. Terkadang birokrasi yang ada sangat
merepotkan dan tidak jarang pemilik usaha yang enggan untuk mengurus izinnya
yang berakibat pada penyegelan tempat usaha.

Solusi untuk permasalahan ini adalah dengan tetap mengikuti peraturan yang
ada dengan baik-baik dan tidak mencoba untuk melakukan suap agar birokrasi dapat
terpangkas.

4. Risiko juga sudah menanti saat usaha mulai berjalan, di bagian produksi beberapa
risiko yang bisa terjadi adalah:

a) Risiko langkanya bahan baku


b) Risiko kenaikan harga bahan baku
c) Risko salah dan keterlambatan kedatangan pesanan bahan baku
d) Risiko kerusakan mesin
e) Risiko listrik atau telepon mati
f) Risiko kesalahan proses produksi
g) Dan lain-lainnya

5. Bagian pemasaran juga dihadapkan dengan berbagai macam risiko, seperti:

1) Risiko dari adanya persaingan


2) Risiko nanik turunnya daya beli masyarakat
3) Risiko berubahnya selera konsumen (tren yang berubah)
4) Risiko kenaikan nilai tukar
5) Risiko karena menjual secara kredit
6) Dan lain-lainnya
6. Beberapa risiko dari luar perusahaan yang patut diwaspadai, seperti:

1) Risiko karena perubahan peraturan pemerintah, seperti penataan jalur hijau,


berkaitan dengan pajak usaha, maupun ijin- ijin usaha lainnya.
2) Risiko adanya bencana alam, yang seringkali tidak terduga
3) Risiko perkembangan teknologi yang begitu cepat, sehingga teknologi yang ada
menjadi cepat usang atau tertinggal
4) Reaksi masyarakat yang bisa muncul tiba- tiba, hanya karena sebuah isu
pemberitaan media masa
5) Dan lain-lainnya

7. Mengelola Risiko

Langkah-langkah dasar untuk mengelola risiko:

1) Identifikasi (buat daftar) setiap risiko yang bisa terjadi


Pelaku usaha perlu mengidentifikasi dan membuat daftar risiko apa
saja yang akan dihadapi dan bisa merugikan usaha. Sebagai contoh sebuah
usaha sepatu, dapat membuat daftar risiko usaha sebagai berikut:

 Risiko bahan baku (kulit) yang tidak selalu tersedia


 Risiko karena selera konsumen yang selalu berubah
 Risiko kenaikan harga bahan baku lainnya, dan seterusnya
Yang perlu dipahami dalam tahap ini adalah, bahwa setiap pelaku
usaha memiliki risiko yang bisa saja sama dengan usaha yang lain (risiko
kenaikan harga misalnya), namun juga bisa berbeda antara satu jenis usaha
dengan jenis usaha lainnya. Sebagai contoh jenis risiko yang dihadapi usaha
sepatu akan berbeda dengan risiko usaha dari usaha bakso.
2) Lakukan analisis dan rangking atau urutkan sesuai dengan besarnya dampak
kerugian yang akan ditimbulkannya
Menganalisis dan mengurutkan risiko-risiko dalam daftar yang sudah
dibuat, mulai dari yang paling penting (karena paling berbahaya atau karena
potensi ruginya paling besar) sampai jenis risiko yang tidak terlalu penting.
Sebagai contoh, bagi pengusaha sepatu di atas, perubahan selera konsumen
adalah risiko yang paling harus diperhatikan, baru menyusul risiko karena
sulitnya bahan baku dan seterusnya.
Yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah, bahwa risiko yang
penting bagi seorang pengusaha belum tentu penting juga untuk pengusaha
yang sama. Sebagai contoh di atas, bagi seorang pengusaha sepatu yang sangat
kreatif, perubahan selera konsumen bukanlah masalah baginya, justru
kelangkaan bahan baku yang perlu harus diwaspadai.
3) Tentukan upaya-upaya untuk mengatasinya, sesuai dengan urutan yang ada
Setelah tahu mana risiko yang prioritas dan mana risiko yang kurang
prioritas, maka langkah selanjutnya adalah memutuskan dan menyiapkan
langkah-langkah untuk mengatasi risiko tersebut. Dalam contoh di atas, risiko
karena adanya perubahan selera konsumen harus di atas dengan diversifikasi
dan ide-ide kreatif untuk produk sepatu yang diproduksi, kesulitan bahan baku
diatasi dengan memperbanyak sumber pemasok, dan persediaan yang cukup
dan seterusnya.
4) Lakukan upaya-upaya pada poin 3 tersebut, sesuai pilihan skenario yang telah
dibuat
Lakukan apa yang sudah direncanakan dan dipilih untuk mengatasi
berbagai risiko yang ada tersebut. Percuma saja, ketiga langkah di atas sudah
baik dan tepat namun tidak dilaksanakan. Bila ini terjadi maka potensi
mengalami kerugian tetap akan terjadi.
5) Lakukan evaluasi
Bila sudah dilaksanakan berbagai upaya untuk mengelola dan
mengurangi risiko usaha, maka evaluasi harus selalu dilakukan untuk melihat
dan mengetahui apakah pilihan upaya untuk mengatasi berbagai risiko yang
ada sudah efektif atau belum. Benarkah potensi kerugian sudah bisa dikurangi,
masih tetap saja, atau bahkan malah menjadi semakin besar? Sebagai contoh,
benarkah diversifikasi produk dan memunculkan ide-ide kreatif mampu
menurunkan risiko karena perubahan selera konsumen?
Bila risiko kerugian mulai berkurang berarti tindakan yang dipilih pada
langkah ketiga tadi sudah tepat, perlu dipertahankan dan ditingkatkan. Bila
risiko kerugian masih sama saja, maka tindakan mungkin perlu diubah dengan
cara pengelolaan risiko yang lain atau dikombinasikan dengan yang lain. Bila
risiko kerugian malah menjadi semakin besar, maka pilihan tindakan yang
diambil kurang tepat, atau muncul risiko baru yang menyebabkan potensi
kerugian justru semakin besar.

8. Beberapa tips yang dapat dilakukan dalam menentukan prioritas risiko adalah:

1) Kalau risiko tersebut sering terjadi dan bila terjadi dampaknya besar, lebih baik
hindari saja melakukan usaha tersebut, karena potensi ruginya menjadi sangat
besar. Misalnya bila suatu usaha terletak di daerah yang sering terjadi gempa
bumi. Jangan berusaha di tempat tersebut.
2) Kalau risiko tersebut jarang terjadi namun sekali terjadi dampaknya besar, lebih
baik diasuransikan. Misalnya adanya pencurian.
3) Kalau risiko tersebut sering terjadi namun dampaknya kecil, lakukan langkah
pencegahan saja. Misalnya terjadinya hujan di tengah-tengan jam operasional
usaha.
4) Kalau risiko tersebut jarang terjadi dan dampaknya juga kecil, hadapi saja risiko
tersebut. Kehabisan persediaanplastik pembungkus misalnya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompasiana.com/desybintang29.blogspot.com/55107778813311d738bc65d5/
pengambilan-resiko-dalam-perspektif-wirausaha#:~:text=Pengambilan%20resiko
%20menurut%20perspektif%20wirausaha,bagi%20mereka%20tidak%20ada%20tantangan.

http://kewirausahaan.amikom.ac.id/index.php/main/berita/4913/berani-mengambil-resiko

https://berempat.com/tips-trik/8556/lima-langkah-mengelola-risiko-usaha/

Anda mungkin juga menyukai