Anda di halaman 1dari 28

MANAJEMEN RISIKO BISNIS

3rd Meeting

DINA DIANA, MSi


PENGERTIAN RISIKO
BISNIS
• Menurut Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (2007),
risiko bisnis adalah risiko yang terkait dengan posisi
kompetitif perusahaan dan prospek perusahaan untuk
berkembang dalam pasar yang senantiasa berubah.
• Menurut Djohanputro (2008) risiko bisnis adalah potensi
penyimpangan hasil korporasi (nilai perusahaan dan
kekayaan pemegang saham) dan hasil keuangan karena
perusahaan memasuki suatu bisnis tertentu dengan
lingkungan industri yang khas dan menggunakan
teknologi tertentu.
• Risiko bisnis merupakan salah satu jenis resiko yang
tidak dapat ditransfer ke pihak lain.

2
SEKTOR USAHA DAN RISIKO BISNIS
• Semua usaha memiliki kekhasan risiko bisnisnya masing-masing.
• Kunci kesuksesan menghadapi risiko adalah adanya
pengendalian dan sikap kehati-hatian dalam berusaha.
• Ketika sebuah usaha baru dimulai, pengusaha disarankan untuk
memiliki referensi dan pengalaman sebanyak mungkin.
• Referensi bisa didapat dari rencana bisnis perusahaan. Sehingga
kegagalan dalam berbisnis dapat diminimalkan. Aspek
anggaran, prediksi penjualan dan keuntungan , prediksi masa
penurunan penjualan, penciptaan produk baru, baya gaji
karyawan, dan keputusan investasi merupakan hal-hal yang
perlu dirumuskan secara matang sebelum sebuah usaha dimulai.
• Faktor pengalaman akan didapat dalam jangka panjang, yang
penting semua pelaku usaha itu harus mampu untuk fokus
dalam usahanya.
JENIS RISIKO BISNIS
1. Risiko Kredit
• Risiko ini berlaku bagi yang menjalankan bisnis dengan sistem pembayaran kredit,
seperti perusahaan pembiayaan. Dimana harus memahami risiko konsumen yang
tidak membayar hingga lunas setelah barang dikirim. Mungkin saja orang tersebut
kabur, bangkrut, meninggal dunia, dan sebagainya.
• Untuk menghindari risiko tersebut, perlu melakukan analisa terhadap debitur atau
calon konsumen, bagaimana kinerja perusahaan itu, bagaimana karakter
pemiliknya, kemampuannya untuk membayar, dan sebagainya.

2. Risiko Operasional
• Risiko ini biasanya akan lebih mengarah pada suatu kegagalan dalam mengelola
perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan operasional sehari-hari. Hal ini
mungkin saja terjadi karena beberapa kegagalan teknis, seperti server error,
human error, maupun proses pada kegiatan operasional perusahaan yang tidak
efisien. Dalam beberapa kasus, risiko operasional biasanya memiliki lebih dari satu
penyebab.
• Risiko operasional bisa terjadi karena masalah SDM, sistem/teknologi, proses
operasional, dan kondisi eksternal seperti bencana alam, atau kejahatan dari pihak
luar seperti pencurian.
JENIS RISIKO BISNIS
3. Risiko Pasar
• Teknologi yang terus berkembang membuat perubahan yang begitu cepat,
terutama dalam bisnis. Risiko bisnis yang pertama adalah risiko pasar yang
diakibatkan karena perubahan dalam pasar secara makro, di mana banyak
pebisnis yang tidak mampu membendungnya.
• Misalnya, ketika Anda menjalankan bisnis kopi kekinian dan Anda baru
membuat menu baru ‘Kopi Gula Aren’ yang saat itu sedang tren dan diminati
banyak konsumen. Namun, tiba-tiba, keluarlah menu baru yang menjadi
kegemaran konsumen. Padahal, saat itu Anda sudah membeli bahan untuk
membuat Kopi Gula Aren yang cukup banyak. Inilah hal yang merugikan Anda,
di mana Anda memiliki stok bahan yang tinggi namun tidak lagi dibutuhkan.
4. Risiko Strategi
• Risiko ini sangat berkaitan dengan strategi, di mana terjadi risiko atau
ketidakpastian yang diakibatkan dari kurang matangnya strategi dalam
menjalankan bisnis. Strategi sangat dibutuhkan dan dipersiapkan dengan
matang dalam bisnis, atau terkadang strategi bisnis itu harus dijalankan ketika
ada persaingan yang mungkin mengancam bisnis kita.
• Misalnya, perusahaan ponsel bernama Nokia yang dulu sempat tren di segala
kalangan, namun setelah kedatangan sistem operasi terbaru yaitu Android,
Nokia justru menggunakan sistem operasi lain dan mengalami kerugian besar
karena konsumen lebih memilih untuk menggunakan Android
JENIS RISIKO BISNIS
5. Risiko Finansial
• Risiko ini biasanya akan berdampak kepada finansial perusahaan dan mengacu secara
khusus terhadap arus kas masuk dan keluar yang memungkinkan terjadi kerugian
finansial perusahaan.
• Sebagai contoh, Anda memiliki perusahaan yang sebagian besar pemasukan
perusahaan berasal dari sejumlah klien besar yang melakukan proses pembayaran
produk dengan beberapa tahapan. Kemudian ketika tahap pelunasan, klien
perusahaan Anda tidak melakukan pembayaran sesuai dengan jadwal yang
ditentukan. Hal ini tentunya dapat merusak arus kas Anda dan menimbulkan
ketidakpastian kapan klien akan membayar pelunasannya.
6. Risiko Legal & Kepatuhan
• Risiko legal biasanya timbul karena adanya tuntutan dari pihak lain karena adanya
pelanggaran hukum, misalnya terjadi pelanggaran hak cipta, mengingkari
kesepakatan yang telah tertulis dalam kontrak, tidak mengikuti peraturan atau
undang-undang yang berlaku.
• Risiko kepatuhan juga berkaitan erat dengan risiko legal, di mana risiko ini timbul
karena adanya ketidakmampuan dalam memenuhi ketentuan atau peraturan
perundang-undangan. Misalnya pelanggaran di bidang ketenagakerjaan seperti
pemberian gaji di bawah UMR, di bidang pajak, atau tidak memiliki izin usaha dalam
menjalankan bisnisnya.Di mana, jika Anda melakukan pelanggaran ini, Anda dapat
dikenakan sanksi bermacam-macam antara lain berupa teguran, denda, hingga
pembekuan kegiatan usaha.
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BISNIS

Penerapan manajemen risiko bisnis bagi perusahaan yang ideal


minimal terdiri atas beberapa cakupan:
1. Adanya pengawasan aktif dari dewan komisaris dan direksi
2. Adanya kebijakan dan prosedur manajemen risiko serta penetapan
limit risiko
3. Adanya proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan
pengendalian risiko, serta sistem informasi untuk risiko bisnis
4. Adanya sistem pengendalian intern
PENGAWASAN AKTIF DEWAN KOMISARIS
DAN DIREKSI

Kewenangan dan Tanggung Jawab Dewan Direksi dan Komisaris


• Direksi dan komisaris memiliki kewenangan dan tanggung jawab
menyusun dan menyutujui rencana bisnis dan mengomunikasikan
kepada pejabat dan/ atau pegawai perusahaan pada setiap jenjang
organisasi.
• Direksi bertanggung jawab dalam penerapan manajemen risiko bisnis,
termasuk menjamin bahwa sasaran bisnis yang ditetapkan telah sejalan
dengan misi dan visi perusahaan.
• Direksi berwenang memberikan persetujuan terhadap rencana bisnis
serta melakukan tinjauan berkala.
• Direksi harus menetapkan stuan kerja/ fungsi yang memiliki
kewenangan dan tanggung jawab yang mendukung perumusan dan
pemantauan pelaksanaan rencana bisnis
• Direksi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa manajemen
risiko bisnis telah diterapkan secara efektif dan konsisten pada
seluruh level operasional terkait dibawahnya.
• Dalam hal direksi mendeleggasikan sebagian dari tanggung
jawabnya kepada pejabat eksekutif dan manajemen dibawahnya,
pendelegasian tersebut tidak menghilangkan kewajiban direksi
sebagai pihak utama yang harus bertanggung jawab.

Sumber Daya manusia


• Perusahaan harus menerapkan sanksi secara konsisten kepada
pejabat dan pegawai yang terbukti melakukan penyimpangan dan
pelanggaran terhadap ketentuan ekstern dan intern serta kode etik
internal perusahaan
Organisasi Manajemen Risiko Bisnis
• Seluruh unit bisnis dan unit pendukung bertanggung jawab
membantu direksi menyusun perencanaan dan implementasi
rencana bisnis. Unit bisnis dan unit pendukung bertanggung jawab
memastikan bahwa praktik manajemen risiko bisnis dan
pengendalian di unit bisis telah konsisten dengan kerangka
manajemen risiko secara keseluruhan dan unit bisnis dan unit
pendukung telah memiliki kebijakan, prosedur, dan sumber daya
untuk mendukung efektivitas kerangka manajemen risiko bisnis.
KEBIJAKAN, PROSEDUR, DAN
PENETAPAN LIMIT
Strategi Manajemen Risiko
• Dalam menyusun rencana bisnis, perusahaan wajib memahami
kondisi lingkungan bisnis, ekonomi, dan industry dimana perusahaan
beroperasi, termasuk bagaimana dampak perubahan lingkungan
terhadap bisnis, produk, teknologi, dan jaringan kantor perushaan

Kebijakan dan Prosedur


• Perusahaan harus memiliki kebijakan dan prosedur untuk
menyusun dan menyetujui rencana bisnis. Kecukupan prosedur
untuk dapat mengidentifikasi dan merespon perubahan lingkungan
bisnis juga diperlukan. Selain itu perusahaan harus memiliki
prosedur untuk mengukur kemajuan yang dicapai dari realisasi
rencana bisnis dan kinerja sesuai jadwal yang ditetapkan.
Limit
• Limit risiko bisnis secara umum antara lain terkait dengan batasan
penyimpangan dari rencana bisnis yang telah ditetapkan, seperti
limit deviasi anggaran dan limit deviasi target waktu penyelesaian
PROSES IDENTIFIKASI, PENGUKURAN,
PEMANTAUAN, DAN PENGENDALIAN RISIKO,
SERTA SISTEM INFORMASI UNTUK RISIKO BISNIS

Identifikasi Risiko Bisnis


• Perusahaan harus mengidentifikasi dan mengelompokkan deviasi atau
penyimpangan sebagai akibat tidak terealisasinya atau tidak efektifnya
pelaksanaan rencana bisnis yang telah ditetapkan, trutama yang berdampak
signifikan terhadap permodalan perusahaan.

Pengukuran Risiko Bisnis


• Dalam upaya mengukur sejauh mana risiko bisnis, bisa mengukur dengan
jumlah frekuensi kejadian dengan dampak finansial. Selain itu beberapa
perusahaan menggunakan rasio degree of operating leverage (DOL). Rasio
ini mengukur berapa besar perubahan laba operasi dengan adanya
perubahan penjualan.
Pemantauan Risiko Bisnis
• Perusahaan wajib memantau dan mengendalikan pengembangan
implementasi rencana bisnis berkala. Pemantauan dilakukan antara
lain dengan memerhatikan pengalaman kerugian masa lalu yang
disebabkan oleh risiko bisnis atau penyimpangan pelaksanaan
rencana bisnis.
• Isu-isu yang timbul akibat perubahan operasional dan lingkungan
bisnis yang memiliki dampak negative terhadap kondisi bisnis atau
kondisi keuangan perusahaan wajib dilaporkan kepada dewan
direksi secara tepat waktu disertai analisis dampak terhadap risiko
bisnis
Pengendalian Risiko Bisnis
• Perusahaan harus memiliki sistem dan pengendalian untuk
memantau kinerja, termasuk kinerja keuangan, dengan cara
membandingkan “hasil aktual” dengan “hasil yang diharapkan”
untuk memastikan bahwa risiko yang diambil masih dalam batas
toleransi dan melaporkan diviasi yang signifikan kepada dewan
direksi.
• Sistem pengendalian risiko tersebut harus disetujui dan ditinjau
secara berkala oleh dewan direksi untuk memastikan
kesesuaiannya secara berkelanjutan
Sistem Informasi Manajemen Risiko Bisnis
• Perusahaan harus memastikan bahwa sistem informasi
manajemen yang dimiliki telah memadai dalam rangka mendukung
proses perencanaan dan pengambilan keputusan bisnis dan
ditinjau secara berkala.
• Satuan kerja/ fungsi yang melaksanakan manajemen risiko bisnis
bertanggung jawab memastikan bahwa seluruh risiko material
yang timbul dari perubahan lingkungan bisnis dan implementasi
rencana bisnis dilaporkan kepada dewan direksi secara tepat
waktu.
Sistem Pengendalian Intern
• Penerapan sistem pengendalian intern secara efektif dapat
membantu pengurus perusahaan menjaga asset, menjamin
trsedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat
dipercaya., meningktkan kepatuhan perusahaan trhadap ketentuan
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta
mengurangi risiko terjadinya kerugian, penyimpangan, dan
pelanggaran aspek kehati-hatian.
• Terselenggaranya sistem pengendalian intern perusahaan yang
andal dan efektif menjadi tanggung jawab dari seluruh satuan kerja
operasional dan satuan kerja pendukung serta satuan kerja audit
intern.
ANALISA SWOT
Analisa SWOT dapat digunakan sebagai salah satu
tools untuk mengidentifikasi risiko pada perusahaan

Analisis SWOT adalah suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang),
dan Threats (ancaman) dalam sebuah proyek tertentu atau spekulasi bisnis.

Tujuan dari Analisis SWOT adalah untuk menemukan aspek-aspek penting dari kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman di dalam suatu perusahaan atau organisasi.
Dengan empat aspek tersebut diharapkan mampu memaksimalkan kekuatan, meminimalkan
kelemahan, mereduksi ancaman, dan membangun peluang-peluang di masa depan.

Perlu diingat bahwa analisis SWOT itu hanyalah sebuah alat analisis yang ditujukan untuk
menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan dihadapi oleh
organisasi.
Peranan SWOT Sebagai Bagian Analisis Manajemen
Risiko
• Peranan SWOT sebagai alat di dalam menganalisis suatu kondisi perusahaan
selama ini di anggap sebagai suatu model yang dapat diterima secara umum dan
lebih familiar.
• Analisis SWOT dilakukan dengan mengidentifikasi kekuatan dan faktor-faktor positif
yang berasal dari internal organisasi, kelemahan dan factor-faktor negatif dari
internal, peluang atau kesempatan dari faktor eksternal dan ancaman atau risiko.
• Selanjutnya dapat dilakukan menepatkan ukuran-ukuran risiko, menepatkan
alternatif-alternatif, menganalisis setiap alternatif, memutuskan satu alternatif,
melaksanakan alternatif yang dipilih, mengontrol alternatif yang dipilih tersebut, dan
mengevaluasi jalanya alternative yang dipilih.
• SWOT juga memungkinkan untuk dipergunakan sebagai salah satu model yang
representatif
dalam menganalisis manajemen risiko suatu perusahaan.
Faktor Eksternal dan Internal dalam Perpektif SWOT
1. Kekuatan / Strength
Sebuah kekuatan perusahaan adalah sumber daya dan kemampuan yang dapat digunakan
sebagai dasar untuk mengembangkan competitive advantage. Contoh dari kekuatan
tersebut meliputi:
• hak paten
• nama merek yang kuat
• reputasi yang baik dimata para pelanggan
• keuntungan biaya operasional
• akses eksklusif dalam sumber daya alam kelas tinggi
• akses yang menguntungkan di jaringan distribusi

2. Kelemahan / Weakness
Kelemahan adalah sesuatu yang menyebabkan satu perusahaan kalah bersaing dengan
perusahaan lain. Dalam beberapa kasus, kelemahan bagisat perusahaan mungkin
merupakan suatu kekuatan bagi perusahaan lainnya. Sebagai contoh, berikut ini dapat
dianggap sebagai Weakness:
• kurangnya perlindungan hak paten
• nama merek yang lemah
• reputasi buruk di antara para pelanggan
• struktur biaya tinggi
• kurangnya akses sumber daya alam yang baik
• kurangnya akses untuk saluran distribusi utama
3. Peluang / Opportunities
Analisis lingkungan eksternal dapat membuahkan peluang baru bagi sebuah
perusahaan untuk meraih keuntungan dan pertumbuhan.
Beberapa contoh kesempatan tersebut adalah:
• kebutuhan pelanggan yang tidak dipenuhi dipasar
• kedatangan teknologi baru
• pelonggaran peraturan
• penghapusan hambatan perdagangan internasional

4. Ancaman / Threat
Perubahan dalam lingkungan eksternal juga dapat menghadirkan ancaman bagi
perusahaan.
Beberapa contoh ancaman tersebut adalah:
• perubahan selera konsumen dari produk-produk perusahaan
• munculnya produk-produk pengganti
• peraturan baru
• peningkatan hambatan perdagangan
Model Analisis SWOT
• Sebuah perusahaan tidak selalu harus mengejar peluang yang
menguntungkan karena dengan mengembangkan competitive advantage, ada
kesempatan yang lebih baik untuk meraih kesuksesan dengan cara
mengidentifikasi sebuah kekuatan dan kesempatan mendatang. Dalam
beberapa kasus, perusahaan dapat mengatasi kelemahannya dengan cara
mempersiapkan diri untuk meraih kesempatan yang pasti.
• Untuk mengembangkan strategi yang mempertimbangkan profil SWOT,
SWOT matriks (juga dikenal sebagai TOWS Matrix)

SWOT / TOWS Matrix


• S-O strategi : mengejar peluang yang sesuai dengan kekuatan perusahaan.
• W-O strategi : mengatasi kelemahan untuk meraih peluang.
• S-T Strategi : mengidentifikasi cara untuk perusahaan dapat menggunakan
kekuatan untuk mengurangi ancaman luar.
• W-T strategi : membuat rencana pencegahan ancaman luar karena kelemahan
dari perusahaan.
MATRIKS SWOT/TOWS
Berikut contoh risiko bisnis pada sektor usaha non keuangan.
No Sektor Usaha Risiko Bisnis Solusi dan Mitigasi Risiko Bisnis
1. Bisnis • Produk yang dihasilkan • Menjual produk yang tepat waktu
Pertanian mudah busuk atau cepat • Jumlah yang dipanen sesuai dengan
kedaluwarsa daya beli konsumen
• Bila produk sulit dijual, maka
disarankan untuk diawetkan.

• Memiliki lemari pendingin


• Harus punya tempat • Menjaga suhu produk
penyimpanan yang aman
dan bersih agar segar
• Menjaga ketersediaan pestisida
• Serangan hama penyakit
• Melakukan manajemen
• Naik turunnya harga pupuk penghematan pupuk
No Sektor Usaha Risiko Bisnis Solusi dan Mitigasi Risiko Bisnis
2. Bisnis minyak dan • Produk bahan tambang, • Perusahaan memantau kondisi
gas seperti migas, bergantung pipa secara berkala
pada kondisi alam, jika • Perusahaan memakai bahan
gempa akan mengalami pipa yang terjamin kualitasnya.
kerusakan hebat, seperti
putus pipa.
• Perusahaan harus memiliki
• Harga migas naik turun, tidak cadangan dan lindung nilai
stabil (hedging) dengan tujuan agar
kondisi migas yang fluktuatif
dipasaran tidak memengaruhi
kinerja perusahaan baik jangka
pendek maupun jangka panjang

• Perusahaan perlu membuat


• Bila sumur migas lama telah perencanaan kerja
habis, maka perusahaan • Persuahaan mengalokasikan
harus mencari sumur baru dana khusus untuk bagian riset
• Persuahaan mencari
perusahaan lain untuk diakuisisi
TUGAS PRESENTASI KELOMPOK

• Buatlah Analisa SWOT pada suatu sektor bisnis


• Lakukan Identifikasi Risiko berdasarkan analisa SWOT tsb
• Berikan mitigasi risiko atau cara pengendalian risiko yang akan
dihadapi oleh sektor bisnis tsb
• Presentasi selama 15 menit, penilaian meliputi content presentasi
dan penguasaan materi presentasi.
Jazakumullahu khairan katsiran

Anda mungkin juga menyukai