Anda di halaman 1dari 20

PRODUK KREATIF dan KEWIRAUSAHAAN

SMK/MAK Kelas XII


BAB V Perkembangan Usaha
Perkembangan usaha adalah suatu bentuk usaha agar dapat berkembang menjadi lebih baik lagi dan
agar mencapai pada satu titik atau puncak menuju kesukseskan. Banyak hambatan yang dihadapi dalam
menjalankan usaha, seperti kekurangan modal, tenaga kerja ahli atau terampil, dan kinerja keuangan
usaha yang buruk. Namun, hambatan – hambatan itu semua dapat diatasi dengan cara mengembangkan
dan menerapkan strategi pengembangan usaha yang baik. Pengemabangan usaha bukan saja melibatkan
modal yang banyak atau tenaga erja terampil, melainan juga harus melibatkan niat dari diri Anda
sendiri.

3.19 menilai perkembangan usaha


4.19 membuat bagan perkembangan usha
Peta konsep

Perkembangan usaha
Meliputi:
• pengembangan usaha mempelajari:
- unsur dalam pengembangan usaha
- tahapan dalam pengembangan usaha
- hal – hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan usaha - permasalahan dan solusi
dalam pengembangan

• menganalisis perkembangan usaha mempelajari:


- ciri – ciri perusahaan yang berkembang
- indikator perkembangan usaha

• perkembangan produk perangkat keras


mempelajari:
- tips dalam mengembangkan usaha perangkat keras
- membuat laporan perkembangan usaha

• pengembangan produk perangkat lunak


mempelajari:
- metodologi produk perangkat lunak
- model Rapid Application Development (RAD)
- kiat mengelola perkembangan produk perangkat lunak

• pengembangan produk multimedia mempelajari:


- tahap 1 (tujuan)
- tahap 2 (desain)
- tahap 3 (pengumpulan materi)
- tahap 4 (pembuatan)
- tahap 5 (pengujian)
- tahap 6 (distribusi)

Pada bab ini, Anda diharapkan dapat mengetahui tata cara mengembangkan usaha dan produk
perangkat lunak, perangkat keras, serta multimedia. Anda tahu bahwa perangkat lunak, perangat keras,
serta multimedia merupakan perangkat yang mengalami perkembangan terus – menerus. Tanpa adanya
perkembangan, produk software ataupun hardware akan mudah dibobol oleh virus. Lalu, apa saja cara
– cara dalam mengembangkan usaha dan produk perangkat lunak, perangkat keras, serta multimedia?
Mari Anda pelajari bab berikut dengan seksama!
A. Pengembangan Usaha

Pengembangan usaha merupakan tugas dan proses persiapan analitis tentang peluang pertumbuhan
potensial, dukungan, dan pemantauan pelaksanaan peluang pertumbuhan usaha tetapi tidak termasuk
keputusan tentang strategi dan implementasi dari peluang pertumbuhan usaha.

Perusahaan dapat memanfaatkan keahlin, teknologi, atau kekayaan intelekteual. Tujuannya, untuk
memperluas kapasitas mereka dalam mengidentifikasi, meneliti, menganalisis, dan membawa ke pasar bisnis
baru dan produk baru, pengembangan bisnis berfokus pada implementasi dari rencana bisnis strategis melaui
ekuitas pembiayaan, akuisi/disvestasi teknologi, produk, dan lain – lain.

1. Unsur dalam Pengembangan Usaha


Pengembangan usaha dibangun dalam dua aspek.

a. Unsur dari Pihak Dalam (Pihak Internal)


Ada beberapa unsur pengembangan usaha dari pihak dalam usaha diri sendiri, di antaranya sebagai
berikut.
1) Adanya niat dari wirausaha untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih besar.
2) Mengetahui teknik memproduksi barang seperti banyak barang yang harus diproduksi, cara yang
digunakan untuk mengembangkan barang/produk, dan lain – lain.
3) Membuat anggaran yang bertujuan mengetahui seberapa besar pemasukan dan pengeluaran produk.

b. Unsur dari Pihak Luar (Pihak Eksternal)


Unsur – unsur pengembangan usaha dari pihak luar antara lain sebagai berikut.
1) Mengikuti perkembangan informasi dari luar.
2) Mendapatkan dana yang tidak hanya mengandalkan dari dalam, seperti meminjam dari luar.
3) Mengetahui kondisi lingkungan sekitar yang baik dan kondusif untuk usaha.
4) Harga dan kualitas ialah unsur strategi paling umum ditemui. Strategi ini bisa digunakan untuk
menghasilkan produk atau jasa berkualitas prima dan harga yang sesuai atau menghasilkan barang
berbiaya rendah dan menjualnya dengan harga murah pula.
5) Cakupan jajaran produk. Suatu jajaran produk atau jasa yang bervariasi memungkinkan pelanggan
untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam satu tempat saja. Hal ini juga bisa mendorog
perekonomian yang akhirnya akan memberi keuntungan kepada konsumen.

2. Tahapan dalam Pengembangan Usaha


Pengembangan usaha memiliki beberapa level atau tingkat yang berbeda. Level atau tigkatan tersebut
menjadi produk, komersial, dan korporasi. Berikut ini akan dijelaskan tentang tingkatan – tingkatan yang
ada pada pengembangan usaha.

a. Tingkat Produk
Pada level produk pengembangan usaha berarti mengembangkan produk atau teknologi baru.
Meskipun tngkat pengembangan dapat berbeda dari perusahaan ke perusahaan. Tingkat perkembangan
usaha dibagi menjadi satu kategori, yaitu perkembangan inkremental. Perkembangan inkremental.
Perkembangan inkremental adalah perkembangan yang meningkatkan fungsi platform atau teknologi.
b. Tingkat Komersial
Coba bentuk pengembangan usaha di tingkat komersial adalah berburu pelanggan baru di segmen
pasar yang baru. Dengan demikian, pekerjaan ini memerlukan individu yang kuat dan mampu
menangani banyak masalah.
Tingkat berikutnya dari pengembangan usaha komersial adalah organisasi penjualan. Saluran atau
organisasi penjualan dapat terdiri dari mitra, agen seperti, distributor, pemegang lisensi, franchise,
atau cabang Anda sendiri nasional atau internasional. Tingkat pengembangan tingkat usaha komersial
adalah rantai nilai. Pada pengembangan rantai nilai tingkat usaha komersial adalah rantai nilai. Pada
penembangan rantai nilai tingkat usaha yang dilakukan adalah mengembangkan penawaran produk
secara keseluruhan.

c. Tingkat Koporasi
Bila organisasi harus memutuskan apakah akan membuat atau membeli kompetensi organisasi
tertentu pada bidang pengembangan bisnis perusahaan. Fokusnya adalah ukan pada produk maupun
komersial tingkat, melainkan pada korporasi tingkatan usaha
Pada dasarnya, tingkat pengembangan usaha ini adalah tentang merger dan akuisisi (M & A), usaha
patungan (JV), saham langsung investasi (DEI), dan aliansi strategis. Tingkat korporasi berkaitan
dengan analisis bisnis portofolio, keuangan perusahaan, hukum kontrak, hukum pajak, hukum sosial,
anti kepercayaan hukum, manajemen perubahan, dan manajemen budaya.

3. Hal – Hal yang Harus Diperhatikan dalam Pengembangan Usaha


Saat bisnis telah berkembang, pelaku bisnis layak untuk memikirkan ekspansi. Selain memperluas
jaringan, ekspansi bisnis juga diperlukan untuk efisiensi serta menambah laba usaha. Terkadang, ekspansi
bisnis dapat mengantarkan pelaku bisnis pada kegagalan (bangkrut). Untuk mencegah terjadinya hal
tersebut, berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memutuskan untuk ekspansi bisnis.
a. Buat Perencanaan
Membuat perencanaan apapun dalam dunia bisnis merupakan hal yang sebaiknya dilakukan oleh
wirausahawan, termasuk ketika ingin melakukan ekspansi. Namun, kenyataannya banyak pelaku bisnis
yang tidak melakukannya. Hanya dengan modal spekuasi, mereka berani mengambil keputusan untuk
berekpansi dan itu adalah kesalahan besar.
Sebagai panduan membuat perencanaan, buatlah jawaban atas pertanyaan – pertanyaan berikut.
1) Apa permintaan riil bagi produk (barang atau jasa) Anda saat ini?
2) Apa permintaan proyeksi bagi produk (barang atau jasa) tersebut dalam jangka waktu 2 hingga 5
tahun ke depan?
3) Seerapa besar pertumbuhan yang Anda butuhkan untuk memenuhi permintaan terseut?
4) Bagaimana aktivitas kompetitor bisa merubah bisnis Anda dalam 2 sampai 5 tahun ke depan?
5) Apa rencana cadangan Anda dalam menanggapi permintaan yang tidak seperti biasanya?
6) Berapa banyak penambahan pegawai yang Anda butuhkan dan kapan waktu yang tepat untuk
memperkejakan mereka?
7) Apa cara terbaik untuk ekspansi yang tidak menggangu cash flow?
8) Dimana batas kapasitas ekspansi yang dapat menekan biaya?

b. Jangan Berlebihan
Ekspansi memang akan mengantarkan suatu usaha memasuki level yang lebih tinggi. Namun,
sebaiknya jangan berlebihan dalm membuat perencanaan. Gunakan logika dalam merancang
perencanaan ekspansi dibanding ambisi. Dengan adanya perencanaan yang matang, tujuan
pengembangan usaha akan mudah dilakukan. Perencanaan ekspansi diuat dengan proyeksi bisnis untuk
lima tahun ke depan. Pikirkan pula segala macam risiko yang kemungkinan terjadi ketika proses
ekspansi itu berlangsung.
c. Saran dari Profesional
Walau ekspansi atau perluasan usaha berjalan secara natural dan dianggap sudah sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun secara sistematis, namun saran dari ahli tetap penting.

d. Rancang Jadwal Manajemen Proyek Ekpansi


Ketika merancang jadwal manajemen untuk kegiatan ekspansi, Anda harus memperhatikan hal – hal
berikut.
1) Identifikasika proyek
2) Cantumkan tanggal atau membut timeline. 3) Jabarkan tanggung jawab 4) Rancang jadwal tinjauan
reguler.
5) Rinci prosedur pengaturan proyek.
6) Rancang financial dan waktu tidak terduga.

e. Informasikan Konsumen
Ekspansi usaha tentu akan menyita waktu dan perhatian sehingga dapat memengaruhi operasional
usaha. Karena itu, konsumen harus mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh wiraushawan ketika
melakukan ekspansi. Paparkan rencana eksapansi dan waktu pencapaiannya. Bila memungkinkan
sampaikan juga gangguan – gangguan yang bisa saja terjadi yang memengaruhi pelayanan konsumen
ketika proses ekspansi itu sedang berlangsung.
Jangan lupa untuk memberi tahu konsumen manfaat yang dapat mereka peroleh dengan keputusan
ekspansi. Selain itu, jelaskan juga bagaimana ekspansi itu bisa memengaruhi mereka. Yakinlah selalu
bahwa apa yang sedang Anda lakukan semata – mata demi keputusan konsumen.

f. Umumkan Ekspansi yang Telah Dilakukan


Ketika ekspansi telah berhasil dicapai, umumkan kepada konsumen dan media massa. Beri tahu
mereka prestasi bisnis serta peningktan yang telah diraih serta informasikan juga keunggulan ekspansi
dan apa efeknya bagi konsumen.

4. Permasalahan dan Solusi dalam Pengembangan Usaha


Berikut permasalahan yang sering dijumpai dalam pengembangan usaha beserta solusinya.
a. Permasalahan dalam pengembangan usaha
Berikut permasalahan – permasalahan yang sering dijumpai dalam mengembangkan usaha.

1) Faktor Kurangnya Permodalan


Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha.
Kuranya permodalan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) karena pada umumnya usaha kecil dan
menengah merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang mengandalkan
modal dari si pemilik yang jumlahnya sangat terbatas. Adapun modal pinjaman dari bank atau lembaga
keuangan lainnya sulit diperoleh karena persayaratan secara administratif dan teknis yang diminta oleh
bank tidak dapat dipenuhi.

2) Kesulitan dalam Pemasaran Produk


Kesulitan memasarkan produk dapat berakibat berlebihnya penyimpanan produk di gudang atau over
produk. Jadi, tidak ada pemasukan bagi si pengusaha.

3) Persaingan Usaha yang Makin Ketat


Persaingan usaha yang semakin ketat mendesak para pengusaha bersaing dengan pengusaha lainnya.
Jika hal ini tidak diantisipasi maka pengusaha yang kalah bersaing akan megalami gagal produk.
4) Kesulitan Bahan Baku
Kesulitan bahan baku merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pengembangan usaha. Jika
tidak ada bahan baku, dapat dipastikan perusahaan tidak bisa melakukan kegiatan usahanya.

b. Solusi dalam Pengembangan Usaha


Ada beberapa solusi yang bisa ditawarkan di dalam mengembangkan usaha, di antaranya sebagai
berikut.
1) Modal dapat diperoleh bukan hanya dari dalam, tetapi bisa juga dari luar, seperti pinjaman bank, hibah,
dan sebagainya.

2) Membuat saluran pemasaran yang luas seperti memasarkan barang tidak hanya di dalam negeri saja,
tetapi juga bisa diekspor ke luar negeri. Dengan demikian, produk Anda akan lebih mudah dikenal oleh
masyarakat.

3) Menerapkan strategi usaha seperti yang telah dibahas sebelumnya seperti menerapkan strategi
penjualan. Contohnya membuat diversifikasi produk dan penemuan produk baru.

4) Membuat lokasi usaha dengan mempertibangkan mudahnya memperoleh suatu bahan baku untuk
mengembangkan usaha. Dengan kata lain, memilih lokasi yang strategis dalam usaha.

5) Merekrut tenaga ahli dengan cara melakukan seleksi yang ketat kepada calon pelamar di perusahaan
Anda. Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan tenaga yang benar – benar ahli di bidangnya.

B. Menganalisis Perkembangan Usaha

Keberhasilan usaha dapat disamakan dengan perkembangan perusahaan. Istiah diartikan sebagai suatu
proses peningkatan kuantitas dari dimensi perusahaan. Perkembangan usaha adalah pross dalam
pertambahan jumlah karyawan, peningkatan modal, dan lain – lain. Berikut ciri – ciri perusahaan yang
berkembang dan indikator dari pengembangan suatu usaha.

1. Ciri – Ciri Perusahaan yang Berkembang


Perusahaan yang berkembang dapat dilihat dari beberapa faktor. Namun, ada tiga ciri – ciri utama
yang dapat diperlihatkan dari perusahaan yang berkembang, yaitu sebagai berikut.

a. Kinerja Keuangan
Pada dasarnya, kinerja keuangan perusahaan diperlukan sebagai alat ukur untuk mengukur financial
health (Kesehatan Perusahaan). Kinerja keuangan perusahaan digunakan sebagai media pengukuran
subjektif yang menggambarkan efektivitas penggunaan aset olah sebuah perusahaan dalam menjalankan
bisnis utamanya dan meningkatkan pendapatan.
Laporan keuangan merupakan gambaran dari suatu perusahaan pada waktu tertentu (biasanya
ditunjukkan dalam periode atau siklus akuntansi), yang menunjukkan kondisi keuangan yang telah
dicapai suatu perusahaan dalam periode tertentu.
Dengan kata lain, laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, yaitu merupakan
suatu ringkasan dari transasi – transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi
keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan
arus dana), catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan.

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan
dengan posisi keuangan dan hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Dengan melihat laporan
keuangan suatu perusahaan akan tergambar aktivitas perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan
perusahaan, merupakan hasil dari suatu proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
komunikasi dan digunakan sebagai alat pengukur kinerja perusahaan.

Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh
manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan untuk mencapi
tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat
dari proses pengambilan keputusan manajemen merupakan persoalan yang komples karena menyangkut
efektivitas pemanfaatan modal dan efisien dari kegiatan perusahaan yang menyangkut nilai serta
keamanan dari berbagai tuntutan yang timbul terhadap perusahaan.

Jadi, dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, dapat digunakan suatu ukuran atau tolak ukur tertentu.
Biasanya, ukuran yang digunakan adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan.

Adapun jenis perbandingan dalam analisis rasio keuangan meliputi dua bentuk, yaitu membandingkan
rasio masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang untuk perusahaan yang sama. bentuk yang
lainnya, yaitu dengan perbandingan rasio antara satu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis.

b. Perluasan Pasar
Penetrasi pasar adalah nama yang diberikan kepada suatu strategi pertumbuhan dimana perusahaan
berfokus pada penjualan produk – produk yang ada di pasar – pasar yang telah ada sebelumnya.
1) Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar produk ini. Hal ini dapat dicapai oleh kombinasi
dari strategi harga yang kompetitif, iklan, promosi penjualan, dan mungkin lebih banyak sumber
daya pribadi yang dimanfaatkan untuk menjual.
2) Aman dari dominasi pertumbuhan pasar.
3) Restrukrusasi pasar yang matang oleh manuver dari kompetior, ini memerlukan kapanye promosi,
didukung oleh sebuah strategi harga yang dirancang untuk membut pasar kurang enari bagi
kompetitor.
4) Meningkatkan penggunaan oleh pelanggan yang ada. Contohnya, memperkenalkan program
loyalitas konsumen implementasi penetrasi pasar sebagai strategi pemasaran dikondisikan sebagai
“bisnis seperti biasa”. Penetrasi pasar haruslah dieksekusi pada bisnis yang berfokus hanya pada
pasar dan produk. Hal yang diperlukan adalah kepintaran pemasaran untuk mendapatkan informasi
tentang kompetitor dan kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu, strategi ini akan memerlukan banyak
investasi baru dalam penerapannya, sebab harus didahului oleh riset pasar.

Kegiatan perluasan pasar dapat dilakuka melalui dua cara, yaitu sebagai berikut.

1) Pengembangan Pasar (Market Development)


Pengembangan pasar adalah nama yang diberikan kepada suatu strategi pertumuhan unit bisnis yan
berusaha untuk menjual produk – produk yang telah ada di pasar – pasar yang baru. Terdapat banyak
cara untuk mengaplikasikan strategi ini, antara lain sebagai berikut. a) Geografis pasar baru, misalnya
produk ekspor ke negara yang baru
b) Dimensi atau kemasan produk yang baru
c) Saluran distribusi yang baru
d) Menerapkan kebijakan harga yang berbeda untuk menarik pelanggan baru atau membuat segmen
pasar yang baru

2) Pengembangan Produk (Product Depelopment)


Pengembangan produk adalah nama yang diberikan kepada suatu strategi pertumbuhan sebuah unit
bisnis untuk memperkenalkan produk baru ke pasar – pasar yang telah ada. Hal ini mungkin memerlukan
strategi pengembangan kompetensi baru dan memerlukan program pemasaran yang baru pula untuk
mengembangkan produk yang dapat diubah / dikembangkan kepasar yang telah ada.

c. Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha adalah tugas dan proses persiapan analisis tentang peluang pertumbuhan potensial,
dukungan, dan pemantauan pelaksanaan peluang pertumbuhan usaha, tetapi tidak termasuk keputusan
tentang strategi dan implementasi dari peluang pertumbuhan usaha.

Pengembangan usaha dapat dilakukan melalui cara – cara sebagai berikut.

1) Go Public
Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun dari
luar perusahaan. Alternatif pendanaan dari dalam perusahaan, umumnya menggunakan laba perusahaan.
Adapun alternatif pendanaan dari luar perusahaan dapat berasal dari keditur berupa utang, maupun
pendanaan yang bersifat penyertaan dalam bentuk saham (equity).

Umumnya, pendanaan melalui mekanisme penyertaan dilakukan dengan menjual saham perusahaan
kepada masyarakat atau sering dikenal dengan go public. Perusahaan perlu melakukan persiapan internal
dan penyiapan dokumentasi sesuai dengan persyaratan untuk go public atau penawaran umum, serta
memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(BAPEPAM – LK).

Penawaran umum (go public) merupakan kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan
oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham kepada masyarakat berdasarkan
tata cara yang diatur oleh Undang – Undang Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.

Penawaran umum mencakup kegiatan – kegiatan berikut.


a) Periode pasar perdana, yaitu etika efek ditawarkan kepada pemodal oleh penjamin emisi melalui
para agen penjual yang ditunjuk.
b) Penjatahan saham, yaitu pengalokasian efek pesanan para pemodal sesuai dengan jumlah efek yang
tersedia.
c) Pencacatan efek di bursa, yaitu saat efek tersebut mulai diperdagangkan di bursa.

Adapun proses penawaran umum saham dapat dikelompokkan menjadi empat tahapan, yaitu sebagai
berikut.
a) Tahapan persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka memperiapkan segala sesuatu yang berkiatan
dengan proses Penawaran Umum. Pada tahap paling awal perusahaan yang akan menerbitkan saham
terlebih dahulu melakukan Rapat Umum Pemegang Usaha (RUPS) untuk meminta persetujuan para
pemegang saham dalam rangka Penawaran Umum Saham. Setelah mendapat persetujuan,
selanjutnya emiten melakukan penunjukkan menjamin pelaksana emisi serta lembaga dan profesi
penunjang pasar, yaitu sebagai berikut.
1) Penjamin pelaksana emisi (lead underwriter), yaitu pihak yang paling banyak keterlibatannya
dalam membantu emiten dalam rangka penerbitan saham. Kegiatan yang dilakukan penjamin
pelaksana emisi, antara lain : menyiapkan berbagai dokumen , membantu menyiapkan prokpektus,
dan memberikan jaminan atas penerbitan.

2) Akuntan publik (auditor independent) yang bertugas melakukan audit atau pemeriksaan atas
laporan keuangan calon emiten.

3) Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan dan menentukan nilai wajar
dari aktiva tetap tersebut.

4) Konsultan hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum (Legal opinion).

5) Notaris untuk membuat akta – akta perubahan anggaran dasar, akta perjanjian – perjanjian dalam
rangka penawaran umum dan notulen – notulen rapat.

b) Tahap pengajuan pernyataan pendaftaran


Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen – dokumen pendukung calon emiten menyampaikan
pendaftaran kepada BAPEPAM – LK hingga BAPEPAM – LK meyatakan pernyataan pendaftaran
menjadi efektif.

c) Tahap penawaran saham


Tahapan ini merupakan tahapan umum karena pada waktu inilah emiten menawarkan saham kepada
masyarakat investor. Investor dapat membeli saham tersebut melalui agen – agen penjual yang ditunjuk.
Masa penawaran paling cepat satu hari kerja, dan paling lama lima hari kerja. Perlu diingat bahwa tidak
seluruh keinginan investor terpenuhi dalam tahapan ini. Misal, saham yang dilepas ke pasar perdana
sebanyak 100 juta, saham sementara yang ingin dibeli seluruh investor berjumlah 150 juta saham. Jika
investor tidak mendapatkan saham pada pasar perdana, investor terebut dapat membeli di pasar
sekunder, yaitu setelah saham dicatatkan di bursa efek.

d) Tahap pencatatan di bursa efek


Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut di catatkan di bursa efek
Indonesia.

2) Kartel
Kartel adalah kelompok produsen independen yang bertujuan menetapkan harga, membatasi suplai, dan
kompetisi. Berdasarkan hukum antimonopoli, kartel dilarang di hampir semua negara. Namun, kartel
tetap ada baiknya dalam lingkup nasional maupun internasional serta formal maupun informal.
Berdasarkan definisi ini, satu entitas bisnis tunggal yang memegang monopoli tidak dapat dianggap
sebagai suatu kartel, walaupun dapat dianggap bersalah jika menyalahgunakan monopoli yang
dimilikinya. Kartel biasanya timbul dalam kondisi oligopoli, yaitu terdapat sejumlah kecil penjual
dengan jenis produk yang homogen.

3) Trust
Trust adalah peleburan beberapa badann usaha menjadi sebuah perusahaan baru sehinga diperoleh
kekuasaan yang besar dan monopoli. Contohnya, bank Mandiri merupakan gabungan dari Bank Bumi
Daya, Bank Dagang Negara, Bank Pembangunan Indonesia, Bank Ekspor Impor Indonesia.
4) Holding Company
Holding Company adalah suatu PT besar yang menguasai sebagian besar sero atau saham perusahaan
lainnya. Meskipun secara yuridis badan usaha yang dikuasai tetap berdiri sendiri namun diatur dan
dijalankan sesuai dengan kebijakan PT yang menguasai.

5) Joint Venture
Joint Venture adalah penggabungan beberapa badan usaha untuk mendirikan satu bentuk usaha bersama
dengan modal bersama pula serta bertujuan untuk menggali kekayaan alam dan mendidik tenaga ahli
untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar.

6) Merger
Merger adalah proses difusi atau penggabungan dua perseroan dengan salah satu diantaranya berdiri
dengan nama perseroannya sementara yang lain lenyap dengan segala nama dan kekayaannya
dimasukkan dalam perseroan yang tetap berdiri.

7) Akuisisi
Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok investor. Akuisisi
sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau jaminan produk akan diserap
oleh pasar.

2. Indikator Perkembangan Usaha


Usaha yang berkembang dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain sebagai berikut. a.
Jumlah Pelanggan dari Waktu ke Waktu Mengalami Peningkatan
Hal ini menandakan bahwa peminat atau konsumen/pelanggan yang menyukai produk/jasa yang
diproduksi oleh perusahaan.

b. Jenis dan Jumlah Barang/Jasa yang Dijual Makin Bertambah


Hal ini menandakan keuntungan dari penjualan perusahaan selama ini mencapai target yang diinginkan
atau ditentukan sebelumnya.

c. Jangkauan Penjualan Makin Luas


Pelanggan atau konsumen produk/jasa yang datang dari luar rayon wilayah perusahaan menandakan
makin luasnya jangkaun penjualan produk/jasa. Makin banyaknya pelnggan produk perusahaan
menandakan perusahaan makin dikenal dan tentunya perkembangan perusahaan makin baik.

d. Modal yang Dimiliki Makin Banyak


Seiring berkembangnya usaha maka modal usaha juga akan semakin bertambah banyak. Perusahaan bisa
membua cabang – cabang baru tanpa perlu melakukan pinjaman modal.

e. Aset Usaha Barang Berharga pun Bertambah


Perkembangan usaha bisa juga dilihat dari bertambahnya barang – barang aktiva dan barang berharga
lainnya, yang dapat digunakan untuk kelangsungan usaha dalam jangka panjang.
C. Pengembangan Produk Perangkat Keras

Untuk mengembangkan produk perangkat keras, Anda harus memahami tips dan membuat laporan
perkembangan usahanya. Untuk lebih jelasnya, perhatikan uraian berikut.

1. Tips dalam Mengembangkan Usaha Perangkat Keras


Impian dari setiap wirausahawan adalah untuk mengembangkan usahanya, termasuk agi para
pengusaha di bidang perangkat keras. Namun, makin besar suatu perusahaan, berarti makin besar
suatu perusahaan, berarti makin banyak tantangan yang diterima. Tida jarang tantangan – tantangan
tersebut menyebabkan banyak perusahan perangkat keras terjebak e dalam jurang kebangkrutan.

Kunci dari pengembangan usaha yang stabil adalah berpikir dengan strategis. Anda harus memiliki
strategi yang dirumuskan secara matang, selain itu, Anda harus membuat keputusan jangka panjang.

Perubahan gaya pada perangkat keras lebih cepat daripada yang Anda duga. Jadi, Anda harus tau
bagaimana langkah – langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk menjaga laju pertumbuhan
bisnis perangkat keras yang Anda bangun.

a. Modifikasi Produk Lama untuk Menciptakan Produk Baru


Pangsa pasar mana yang mungkin tertarik dengan perangkat keras yang Anda produksi? Tentu
saja, jawaban dari pertanyaan tersebut tergantung pada seberapa luas jangkauan konsumen produk
perangkat keras yang Anda buat. Misalnya, Anda adalah produsen gaming mouse dengan harga
di atas Rp.1.000.000,00. Berdasarkan fakta tersebut, Anda bisa menentukan bahwa produk mouse
yang dibuat akan menarik minat para gaer kelas menengah ke bawah, Anda bisa memodifikasi
mouse buatan Anda dengan komponen – komponen yang lebih murah.

b. Pertahankan Konsumen
Kebanyakan perusahaan kecil mengembangkan usaha dengan mencari sebanyak mungkin
konsumen. Kenyataannya, cara tersebut sudah tidak efektif lagi. Banyak data membuktikan bahwa
biaya untuk merekrut konsumen baru 5 kali leih tinggi daripada biaya untuk mempertahankan
konsumen lama.
Pelanggan lama adalah pelanggan yang sudah lama mengerti suatu produ dan memercayai
produk tersebut. Pertahankan untuk memperhatikan kebutuhan dan anjuran dari para pelanggan
lama, Anda dapat memotong biaya yang lebih besar untuk menarik konsumen itu.
Produsen perangkat keras harus senantiasa memperhatikan aspek – aspek dalam produknya
yang dapat memenuhi keutuhan konsumen.
c. Lakukan Segalanya untuk Konsumen
Jika Anda ingin memperbarui komponen produk perangkat keras yang Anda buat, atau
membuat perangkat keras dapat memiliki fitur yang berbeda. Pastia konsumen akan menyukainya.
Membangun perangkat keras bukan hal yang mudah. Perangkat keras adalah rangkaian dari
berbagai macam ilmu. Selain itu, dengan memperkerjakan orang yang ahli dalam bidangnya,
Anda dapat meningkatkan perfora produk yang Anda buat.

2. Membuat Laporan Perkembangan Usaha


Membuat laporan perkembangan usaha sangat penting dalam mengetahui sejauh mana kesehatan
suatu usaha. Laporan tersebut juga bisa dijadikan sebgai tanggung jawab, jika Anda meminjam dana
kepada pihak peminjam. Adanya laporan perkembangan usaha, pihak peminjam akan percaya
bahwa usaha yang Anda buat telah berjalan dan berkembang dengan stabil. Berikut contoh laporan
pengembangan usaha.

D. Pengembangan Produk Perangkat Lunak

Pengembangan perangkat lunak dapat diartikan sebagai proses membuat suatu perangkat lunak baru
untuk menggantukan perangkat lunak lama secara keseluruhan atau memperaiki perangkat lunak yang
telah ada. Supaya lebih cepat dan tepat dalam mendeskripsikan solusi dan mengembangkan perangkat
lunak, juga hasilnya mudah dikembangkan dan dipelihara, pengembangan perangkat lunak memerlukan
suatu metodologi khusus. Metodologi pengembangan perangkat lunak adalah suatu proses
pengorganisasian kumpulan metode dan konvensi notasi yang telah didefinisikan untuk mengembangkan
perangkat lunak. Pada prinsipnya, pengembangan produk perangkat lunak bertujuan untuk membantu
menghasilkan perangkat lunak yang berkualitas.

1. Metodologi Produk Perangat Lunak


Metodologi pengembangan perangkat lunak (atau disebut juga model proses atau pradigma rekayasa
perangkat lunak) adalah suatu strategi pengembangan yang memadukan proses, metode, dan perangkat
(tools). Metode – metode rekayasa perangkat lunak, memberikan teknik untuk membangun perangkat
lunak. Berkaitan dengan serangkaian tugas yang menyangut analisis kebutuhan, kontruksi program,
desain, pengujian, dan pemeliharaan.
Untuk menyelesaikan masalah di dalam pengembangan perangkat lunak, tim perekayasa harus
menggabungkan strategi pengembangan yang melingkupi lapisan proses, metode, dan alat bantu. Model
proses rekayasa perangkat lunak dipilih berdasarkan sifat aplikasi dan proyeknya, metode dan alat – alat
bantu yang akan dipakai, serta kontrol dan penyampaian yang dibutuhkan.

a. Model Sekuensial Linear


Metode pengembangan perangkat lunak dengan pendekatan pada perkembangan perangkat lunak yang
sistematik dan seuensial mulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode,
pengujian, dan pemeliharaan. Model ini melingkupi aktivitas – aktivitas berikut.

1) Rekayasa dan Permodelan Sistem/Informasi


Perangkat lunak adalah bagian dari sistem yang lebih besar, pekerjaan dimulai dari pembentukan
kebutuhan – kebutuhan untuk seluruh elemen sistem dan memilah pengembangan perangat lunak. Hal ini
penting, ketika perangkat lunak harus berkomunikasi dengan perangkat keras, orang, dan basis data.

2) Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak


Pengumpulan kebutuhan dengan fokus pada perangkat lunak, meliputi: domain informasi, fungsi yang
dibutuhkan, unjuk kerja/performansi, dan antarmuka. Hasilnya harus di dokumentasi di – review ke
pelanggan.

3) Desain

Ada empat atribut untuk program, yaitu struktur data, asrsitektur perangkat luna, prosedur detail, dan
karakteristik antarmuka. Proses desain mengubah kebutuhan – kebutuhan menjadi bentuk karakteristik
yang di mengerti perangkat lunak sebelum dimulai penulisan program. Desain ini harus terdokumentasikan
dengan baik dan menjadi bagian konfigurasi perangkat lunak.

4) Generasi Kode
Penerjemah perancangan ke bentu yang dapat dimengerti oleh mesin dengan menggunakan bahasa
pemprograman.

5) Pengujian

Setelah kode program selesai, pengujian dapat dilakukan. Pengujian memfokuskan pada logika internal
dari perangkat lunak, fungsi eksternal dan mencari segala kemungkinan kesalahan, serta memeriksa apakah
sesuai dengan hasil yang diinginkan.

6) Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan bagian paling akhir dari siklus pengembangan dan dilakukan seteag perangkat
lunak digunakan. Pemeliharaan perangkat lunak mengaplikasikan setiap fase program sebelumnya dan
tidak membuat yang baru. Kegiatan pemeliharaan diantaranya sebagai berikut.
a) Corrector maintenance, yaitu mengoreksi kesalahan pada perangkat lunak, yang baru terdeteksi pada
saat perangkat lunak digunakan.
b) Adaptive maintenance, yaitu penyesuaian dengan lingkaran baru. Misalnya, sistem operasi atau
sebagai tuntunan atas perkembangan sistem komputer.
c) Perfektive maintenance, yaitu bila perangkat lunak sukses digunakan oleh pemakai. Pemeliharaan
ditujukkan untuk menambah kemampuannya, seperti memberikan fungsi – fungsi tambahan,
peningkatan kinerja, dan sebagainya.

Model sekuensial adalah pradigma rekayasa perangkat lunak yang paling luas dipakai dan paling tua.
Kelemahan model ini antara lain sebagai berikut.
1) Proyek yang sebenarnya jarang mengikuti alur sekuensial seperti diusulkan sehingga perubahan yang
terjadi dapat menyebabkan hasil yang sudah di dapat tim harus diubah kembali karena sering
menyebabkan masalah baru.
2) Linear sequential model mengharuskan semua kebutuhan pemakai sudah dinyatakan sebagai eksplisit
di awal proses, tetapi kadang – kadang tidak dapat terlaksana karena kesulitan yang dialami pemakai
saat akan mengungkapkan semua kebutuhannya.
3) Pemakai harus bersabar karena versi dari program tidak akan di dapat sampai akhir rentang waktu
proyek.
4) Adanya waktu menganggur bagi pengembang karena harus menunggu anggota tim proyek lainnya
menuntaskan pekerjaannya.

a. Model Prototipe
Model ini dimulai dengan pengumpulan kebutuhan. Pendekatan prptptyping model digunakan jika
pemakai hanya mendefinisikan objektif umum dari perangkat lunak tanpa merinci kebutuhan input,
pemrosesan, dan output – nya. Sementara pengembangan tidak begitu yakin akan efisiensi algoritma,
adaptasi sistem operasi, atau bentuk antarmuka manusia, dan mesin yang harus diambil.
Cakupan aktivitas dari prototyping model adalah sebagai berikut.
1) Mendefinisikan objektif secara keseluruhan dan mengidentifikasi kebutuhan yang sudah diketahui.
2) Melakukan perencangan secara cepat sebagai dasar untuk membuat prototipe.
3) Menguji coba dan mengevaluasi prototipe kemudian melakukan penambahan dan perbaikan –
perbaikan terhadap prototipe yang sudah dibuat.

Secara ideal, prototipe berfungsi sebagai sebuah mekanisme untuk mengidentifiasi kebutuhan perangkat
lunak. Bila prototipe yang sedang bekerja dibangun, pengembang harus menggunakan fragmen – fragmen
program yang ada atau mengaplikasikan alat – alat bantu yang memungkinkan program bekerja secara
cepat.

2. Model Rapid Application Development (RAD)


Model Rapid Application Development (RAD) merupakan model proses pengembangan perangat
lunak secara linear sequential yang menekankan siklus pengembangan yang sangat singkat atau pendek.
Jika kebutuhan dipahami dengan baik, proses RAD memungkinkan tim pengembangan menciptakan
sistem fungsional yang utuh dalam periode waktu yang sangat pendek (kira – kira 6090 hari)
Pendekatan RAD menekankan cakupan berikut.

a. Pemodelan Bisnis (Bussines Modelling)


Aliran informasi diantara fungsi – fungsi bisnis dimodelkan dengan suatu cara untuk menjawab
pertanyaan – pertanyaan, seperti informasi apa yang mengendalikan proses bisnis? Ke mana informasi itu
pergi? Siapa yang memprosesnya.

b. Pemodelan Data (Data Modelling)


Aliran informasi yang di definisikan sebagai bagian dari fase pemodelan bisnis di saring ke dalam
serangkaian objek data yang dibutuhkan untuk menopang bisnis tersebut. Karakteristik atau atribut dari
masing – masing objek diidentifikasi dan hubungan antara objek – objek tersebut didefinisikan.

c. Pemodelan Proses (Process Modelling)


Aliran informasi yang didefinisikan dalam fase permodelan data ditranformasikan untuk mencapai
aliran informasi yang perlu bagi implementasi sebuah fungsi bisnis.
Gambaran pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atau mendapatkan
kembali sebuah objek data.

d. Pembuatan Aplikasi
Selain menceritkan perangkat lunak dengan menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga yang
konvensional, RAD lebih banyak memroses kerja untuk memakai lagi komponen program yang telah ada
atau menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi. Pada semua kasus, alat – alat bantu otomatis dipakai
untuk memfasilitasi kontruksi perangkat lunak.

e. Pengujian dan Pergantian (Testing and Turnover)


Karena proses RAD menekankan pada pemakaian kembali, banyak komponen yang telah diuji. Hal ini
mengurangi keseluruhan waktu pengujian. Namun, komponen baru harus diuji.

3. Kiat Mengelola Pengembangan Produk Perangkat Lunak


Membuat sebuah perangkat lunak tidak semudah yang dibayangkan. Tidak cukup dengan memanggil
satu programer atau lebih kemudian mereka diberi tugas membuat program. Banyak kejadian bahwa
setaun bekerja, pogrammer pindah ke perusahaan lain. Jadi, hasil pekerjaannya ini dibawa atau dihapus
dengan alasan perangkat lunak tersebut adalah hasil ciptaannya.
Akibatnya, saat programmer pengganti meneruskan warisan pekerjaannya itu ia akan memerlukan
waktu yang cukup lama untuk mempelajarinya. Hasilnya sudah jelas, bukan penghematan biaya,
melainkan pembekakan biaya, dan ditambah dengan kerugian waktu.
Bercemin dari kejadian diatas, lalu muncul pertanyaan, bagaimanakah cara mengelola pengembangan
perangkat lunak yang baik? Ada beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum Anda dapat melakukan
pengembangan perangkat lunak yang baik, yaitu sebagai berikut.

a. Source Code Management


Pengelolaan source code dimasudkan agar versioning dapat dilakukan. Setiap kali ada perubahan versi,
versi yang lama akan tetap disimpan sebagai back – up. Perlu juga ada keamanan yang menjamin bahwa
hanya source code yang sudah baik saja yang dapat di – compile dan diuji. Setiap perubahan versi
memerlukan catatan – catatan mengenai perubahan yang dilakukan dan alasan perubahannya. Jadi, di masa
mendatang tidak terjadi kesalahan yang sudah pernah dilakukan.

b. Bug Report
Saat pengujian program, setiap bug yang ditemukan ditulis di dalam bug report. Pada bug report langah
– langkah terjadinya bug harus dituliskan untuk memudahkan programmer dalam menemukan bug. Bug
report ini diberi keterangan, tentang tingkat keseriusan dari bug tersebut yang biasa disebut dengan
severity. Pada bug report, perlu juga diberikan priority number. Priority number digunakan programmer
untuk menentukan hal yang harus diperbaiki terlebih dahulu.

c. User Requirement
User requirement tetap perlu dibuat guna mebatasi lingkup pekerjaan dan menghindari pengerjaan
ulang (rework). Selain membatasi scope of work, user requirement juga akan memperbaiki desain sistem.
Pada saat pengoperasian mendetail, sering terjadi ketidaksamaan antara orang yang satu dengan yang
lainnya. Oleh karen itu, setiap kali ada permintaan perubahan sistem yang akan dibuat harus
dikonfirmasikan terlebih dahulu oleh pengguna.

E. Pengembangan Produk Multimedia

Berikut beberapa tahapan pengembangan produk multimedia agar memiliki hasil yang baik.

1. Tahap 1 (Tujuan)
Tahap 1 menentukan tujuan yang meliputi hal – hal seperti berikut.
a. Tujuan aplikasi (informasi, hiburan, pelatihan, dan lain – lain)
b. Identifikasi pengguna (users)
c. Bentuk aplikasi (persentasi, imperatif, dan lain – lain)
d. Spesifikasi umum (ukuran aplikasi, dasar perencangan, terget yang ingin dicapai, dan lain – lain)

2. Tahap 2 (Desain)
Desain perancangan adalah membuat spesifikasi secara rinci mengenai struktur aplikasi multimedia
yang akan dibuat, gaya, dan kebutuhan bahan (material) untuk aplikasi. Spesiifikasi dibuat rinci sehingga
pada tahap berikutnya, yaitu tahap pengumpulan bahan dan pembuatan tidak dibutuhkan keputusan baru,
melainkan menggunakan apa yang telah ditetapkan pada tahap desain. Namun, sering terjadi
penambahan atau pengurangan bahan, bahkan ada perubahan pada bagian aplikasi pada awal pengerjaan
multiedia.
Tahap desain multimedia sering melibatkan kegiatan berikut.
a. Pembuatan bagan alir (flow chart), yaitu menggambarkan struktur aplikasi multimedia yang disarankan.
b. Pembuatan storyboard, yaitu pemetaan elemen – elemen atau bahan (material) multimedia setiap layar
aplikasi multimedia.

Cara menentukan urutan atau hubungan dalam merancang bagan alir (flow chart) atau peta konsep, antara
lain sebagai berikut.
a. Ikuti hierarki alami materi.
b. Berdasarkan minat pengguna.
c. Sudah dikenal sampai yang belum dikenal.
d. Konkret sampai yang abstrak.
e. Dari yang umum sampai yang spesifik.
f. Berdasarkan pertimbangan topik pembahasan.
g. Secara kronologis didasarkan pada pemakaian atau kinerja.

Hal – hal yang perlu diperhatikan ketika mengembangkan bagan alir adalah sebagai berikut. a.
Apakah semua bidang isi yang dibutuhkan telah dimasukkan?
b. Apakah semua hubungn diantara modul telah dimasukkan?
c. Apakah maksud struktur akan menjadi jelas bagi tim pengembang dan pengguna?

3. Tahap 3 (Pengumpulan Materi)


Tahap 3 meliputi hal – hal sebagai berikut.
a. Melakukan pengumpulan bahan (material), seperti clipart, image, animasi, audio, grafik, foto, audio,
dan lain – lain yang diperlukan untuk tahap berikutnya.
b. Bahan yang diperlukan dalam multimedia dapat diperoleh dari sumber – sumber eperti library, bahan
yang sudah ada pada pihak lain atau pembuatan khusus yang dilakukan oleh pihak luar.
c. Pengumpulan material dapat dilakukan paralel dengan tahap pembuatan (assembly).

4. Tahap 4 (Pembuatan)
Tahap 4 mliputi hal – hal berikut.
a. Tahap pembuatan (assembly) merupakan tahap seluruh objek multimedia dibuat atau diintegrasikan.
b. Pembuatan aplikasi berdasarkan flow chart, storyboard, struktur navigasi, atau diagram objek yang
berasal dari tahap desain.
c. Menggunakan perangkat lunak authoring yang mempunyai fitur pebuatan flow chart dan desain.
Misalnya, Microsoft frontpage, Macromedia, dan lain – lain.

5. Tahap 5 (Pengujian)
Tahap 5 meliputi hal – hal berikut.
a. Tahap pengujian dilakukan setelah tahap pembuatan dan seluruh bahan (Material) telah dimasukkan.
b. Biasanya pada tahap awal dilakukan pengujian secara modular untuk memastikan apaah hasilnya
seperti yang diinginkan.
c. Aplikasi yang telah dihasilkan harus dapat berjalan dengan baik di lingkungan pengguna (klien)
sehingga pengguna dapat merasakan adanya kemudahan dan manfaat dari aplikasi tersebut serta
dapat menjalankan sendiri terutama untuk aplikasi yang interaktif.

6. Tahap 6 (Distribusi)
Tahap 6 meliputi hal – hal berikut.
a. Bila aplikasi multimedia akan digunakan dengan mesin yang berbeda, penggandaan menggunakan
CD-ROM, tape, flash disk, atau distribusi dengan jaringan sangat diperlukan.
b. Tahap distribusi juga merupakan tahap evaluasi terhadap suatu produk multimedia, diharapkan akan
dapat dikembangkan sistem multimedia yang lebih baik di kemudian hari. c.
Soal Latihan

A. Pilihlah jawaban yang benar!

1. Guna mendapatkan keunggulan dalam bersaing, hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah ...
A. Memahami kelemahan – kelemahan para pesaing
B. Memahami keunggulan produk bersaing
C. Memahami lingkungan perusahaan
D. Memahami kebutuhan pelanggan di setiap segmen pasar
E. Bangga terhadap produk sendiri

2. Untu membuat desain produk dengan benar, Anda perlu mengenal komponen produk terlebih dahulu.
Beriut adalah tiga komponen utama produk, yaitu ...
A. Merek, harga, dan manfaat
B. Merek, harga, dan kemasan
C. Merek, ide, dan harga
D. Merek, ide, dan kemasan
E. Ide, pemasaran, dan produksi

3. Fase pengembangan produk baru ketika secara fisik produk didesain agar dapat memenuhi ebutuhan
pelanggan sekaligus memenuhi spesifikasi teknis disebut fase ...
A. Pengembangan konsep
B. Perencaan produk
C. Desain produk
D. Pengembangan ide
E. Pemasaran ide

4. Proses desain produk dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan perusahaan lain yang menspelisasikan
diri membuat komponen produk tertetu bagi perusahaan. Perusahaan semacam ini disebut ...
A. Produsen kontrak
B. Distributor utama
C. Pemasok
D. Perantara
E. Konsumen

5. Strategi memproduksi barang dan jasa yang terstandardisasi, tetapi memasukkan beberapa tingkatan
kostumisasi pada produk atau jasa akhir disebut ...
A. Kostumisasi personal
B. Kostumisasi masa
C. Kostumisasi individual
D. Kostumisasi perusahaan
E. Kostumisasi pemasaran

6. Hal berikut yang bukan termasuk faktor – faktor penduung kegiatan usaha adalah ...
A. Faktor manusia
B. Peluang
C. Faktor permodalan
D. Faktor mengatur bisnis
E. Pengoperasian bisnis

7. Faktor pendukung kegiatan usaha yang menurut sumbernya terbagi menjadi dua, yaitu ...
A. Jangka pendek dan panjang
B. Rugi dan untung
C. Modal sendiri dan asing
D. Hambatan dan sukses
E. Keberhasilan

8. Faktor pendukung kegiatan usaha menurut lama penggunaannya terbagi dua, yaitu ...
A. Pajak dan asuransi
B. Sendiri dan asing
C. Pemasaran dan penjualan
D. Modal jangka pendek dan panjang
E. Modal kecil dan besar

9. Hal berikut yang bukan termasuk daktor penghambat kegiatan usaha atau bisnis adalah ...
A. Tidak ada dukungan dari orang tua
B. Tidak percaya kemampuan sendiri
C. Tidak mempunyai semangat wirausaha
D. Tidak mempunyai keahlian dalam usaha
E. Tidak memiliki modal

10. Modal utama untuk meraih kesuksesan adalah ...


A. Tidak tepat dan cocok memilih jenis usaha
B. Pola berfikir yang mengarah
C. Keuangan kurang sekali
D. Tindakan perencanaan usaha kurang sekali
E. Keuangan yang tidak terbatas

11. Salah satu yang menjadi dasar pertimbangan dalam memilih lokasi pertokoan adalah ...
A. Kedekatan dengan pasar
B. Fasilitas pengangkutan
C. Kedekatan dengan bahan baku
D. Ketersediaan tenaga kerja
E. Tingkat kepadatan penduduk

12. Perhatikan beberapa jabatan pekerjaan berikut ini!


(1) Job description
(2) Job specification
(3) Job analysis
(4) Job clasification
(5) Job allocation

Suatu proses untuk membuat uraian pekerjaan sehingga diperoleh keterangan – keterangan pekerjaan
untuk menilai jabatan tertentu disebut ...
A. (1), (2), dan (3)
B. (1) dan (2)
C. (3) saja
D. (2), (4), dan (5)
E. (5) saja

13. Berikut yang termasuk cara seleksi yang tidak berdasarkan ilmu pengetahuan adalah ...
A. Surat lamaran pekerjaan
B. Rekomendasi dari pihak tertentu
C. Ijazah calon tenaga kerja
D. Tes/ujian
E. Pengalaman kerja

14. Berikut yang termasuk kualifikasi karyawan dalam merekrut tenaga kerja, kecuali ...
A. Nama pekejaan
B. Pengalaman kerja
C. Keahlian
D. Pendidikan
E. Penampilan fisik

15. Perhatikan beberapa pengujian berikut ini!


(1) Aptitude test
(2) Intelligence test
(3) Achievement test
(4) Personality test
(5) Skill test

Suatu tes yang tujuannya mengukur kesanggupan atau bakat seseorang calon pegawai atau tenaga kerja
disebut ...
A. (1) saja
B. (1) dan (2)
C. (3) saja
D. (2), (4), dan (5)
E. (5) saja

B. Jawablah soal – soal berikut dengan benar!

1. Apa pengertian pengembangan usaha menurut Brown dan Petrello?


2. Sebutkan tahapan – tahapan dalam pengembangan usaha menurut produknya!
3. Sebutkan pendekatan – pendekatan dalam merumuskan ide/konsep bisnis!
4. Sebutkan cakupan dari aktivitas model 4GT!
5. Apa yang dimaksud spiral?
6. Apa yang dimaksud produk revisi?
7. Sebutkan aspek strategi dalam pengembangan bisnis!
8. Sebutkan kiat – kiat dalam mengembangkan produk perangkat lunak!
9. Jelaskan yang dimaksud user requiment!
10. Jelaskan yang dimaksud source code management!

Anda mungkin juga menyukai