Anda di halaman 1dari 2

1. Apa yang dimaksud dengan Enterprise Risk Management (ERM).

JAWAB :

Enterprise Risk Management (ERM) adalah suatu proses pengelolaan risiko secara


menyeluruh untuk mengelola ketidakpastian, meminimalisir ancaman dan memaksimalkan
peluang yang diimplementasikan dalam strategi perusahaan yang dipengaruhi manajemen
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.

2. Mengapa ERM sangat penting bagi pengelolaan organisasi/perusahaan.

JAWAB :

 ERM membantu organisasi mencapai tujuannya sambil menghindari perangkap dan


kejutan-kejutan
 Nilai akan menjadi maksimum bila manajemen menetapkan strategi
 dan tujuan untuk mencapai keseimbangan yang optimal antara pertumbuhan, hasil dan
risiko yang terkait, penyebaran sumber daya secara efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan perusahaan.
 ERM membantu memastikan pelaporan yang efektif dan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan membantu menghindari rusaknya reputasi dan
konsekuensinya.
 Bank-bank diwajibkan untuk menerapkan manajemen risiko secara efektif
 Penerapan manajemen risko harus mencakup:
o Supervisi aktif dari dewan komisaris dan direksi;
o Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit.
o Kecukupan proses indentifikas, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian
risiko dan sisstem informasi manajemen risiko; dan
o Sistem pengendalian intern yang menyeluruh
o Sesuai dengan kentuan Bank Indonesia, Penerapan manajemenrisiko oleh
bank harus sejalan dengan tujuan, kebijakan usaha,ukuran dan kompleksitas
bisnis dan kepasitas bank.
o Penerapan manajemen risiko sangat luas... Ketentuan Bank Indonesia tentang
manajemen risiko adalah standar minimum yang harus dipenuhi oleh sistem
perbankan di Indonesia
o Dengan ketentuan tersebut bank-bank diharapkan mengintegrasikan suluruh
kegiatannya ke dalam sistemmanajemen risiko yang akurat dan menyeluruh.

3. Berikan contoh kasus seperti contoh Kasus Enterprise Risk Management (ERM) di CV.
Anugerah Berkat, berikan kesimpulan Saudara.

JAWAB :

PT Belfoods, Bogor, Jawa Barat. Belfoods merupakan salah satu anak perusahaan dari Group
Cipta Kreasi Widya Usaha (CKWU) dan mereka menerapkan ERP pada Belfoods dengan
tujuan untuk membangun sistem informasi yang terintegrasi dengan semua anak
perusahaannya.
Belfoods, sebelum menerapkan ERP, membutuhkan waktu yang lama untuk mempersiapkan
suatu laporan yang dibutuhkan oleh eksekutif perusahaan. Pada akhirnya data ini menjadi
informasi terlambat sehingga eksekutif terlambat dalam melakukan pengambilan keputusan.
Setelah memilih beberapa vendor dan memikirkan keuntungan kerugian dari masing-masing
vendor, Belfoods akhirnya memilih IBM yang bekerja sama dengan SAP untuk penerapan
ERP pada perusahaannya.

Masalah yang dihadapi oleh Belfoods dalam proses implementasi ini antara lain yaitu kendala
lokasi pabrik yang sering mendapatkan pemadaman bergilir, sehingga perusahaan harus
menyediakan banyak UPS untuk menjaga kestabilan sistem.
Masalah lainya yaitu, perubahan yang dihadapi karyawan juga menjadi salah satu masalah
yang harus dihadapi. Dalam awal implementasi, Belfoods masih menjalankan dua sistem,
yaitu sistem lama dan ERP. Tetapi lambat laun, sistem lama ditinggalkan dan murni
menjalankan ERP saja. Salah satu benefit yang dirasakan oleh perusahaan adalah proses
pembelian yang semakin terkendali.

Kendala tersebut terutama dikarenakan ketidaksesuaian modul ERP dengan bisnis proses
perusahaan. Terutama di setiap perusahaan Indonesia yang memiliki kebutuhan sistem yang
relative rumit dan sangat unik. Misalnya kebutuhan perusahaan akan pencatatan transaksi
dengan valas, perhitungan pajak jual beli, promo penjualan yang beraneka ragam dan lain
sebagainya.
Kebutuhan akan customize pada paket ERP yang tidak benar-benar dikuasai oleh vendor,
menyebabkan hasil implementasi tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan, baik karyawan
maupun top management. Oleh karena itu, dalam tahap perubahan sistem perusahaan ke
ERP, sebaiknya perusahaan mencari pendapat dari pihak ketiga, misalnya praktisi atau
konsultan IT yang bersifat independen, untuk menghindari conflict of interest antara vendor
dan perusahaan.

Pada akhirnya, tidak semua perusahaan membutuhkan ERP pada pelaksanaan proses
bisnisnya. Perusahaan bisa membeli paket ERP secara lengkap, per modul atau membangun
sistemnya sendiri, sesuai dengan kebutuhannya, tergantung pada skala kompleksitas bisnis
perusahaan, disesuaikan dengan dana yang tersedia, personel yang siap menghadapi
perubahan yang akan terjadi dengan adanya sistem baru, dan yang paling penting, dukungan
dari semua pihak dalam perusahaan.

Kesimpulan:
Hal yang dapat disimpulkan dari pembahasan implementasi ERP adalah:

–  Perusahaan akan mendapatkan keuntungan dalam segi waktu, biaya dan sumberdaya
apabila sistem erp diimplementasikan dengan baik dan benar

– Tidak semua perusahaan cocok untuk menerapkan sistem ERP dikarenakan suatu proses
bisnis perusahaan memiliki sifat yang unik

– Kegagalan dari penerapan sistem ERP dikarenakan kurangnya dukungan dari top
management terhadap tim IT

– Masalah utama yang banyak dihadapi oleh perusahaan dalam pemilihan ERP yaitu
mengenai biaya ERP yang relative mahal

Anda mungkin juga menyukai