Anda di halaman 1dari 7

BLUE OCEAN SHIFT VS DISRUPTION

MENCIPTAKAN ATAU MERUBAH RUANG PASAR BARU?

VS

A. PENDAHULUAN
Di era ekonomi saat ini dinamika dan daya saing lingkungan dalam operasi
perusahaan semakin diperkuat terus-menerus. Tuntutan pelanggan, evolusi teknologi,
interaksi kompetitif dan koneksi kooperatif di antara perusahaan, regulasi pasar dan
perubahan keadaan lainya telah membuat perusahaan jatuh ke dalam pusaran
ketidakpastian. Unsur-unsur yang tidak pasti ini dapat membawa peluang bagi
perusahaan akan tetapi juga dapat mengancam kehidupan dan kematian perusahaan.
Dalam beberapa tahun terakhir banyak teknologi baru yang muncul dalam rentang waktu
yang jauh lebih singkat daripada sebelumnya dalam sejarah. Banyaknya teknologi baru
tersebut mengubah seluruh tatanan industri/bisnis.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan sekali yang awalnya Berjaya
tiba-tiba kalah dalam persaingan dan bahkan akhirnya lenyap dari kancah bisnis, padahal
perusahaan tersebut sangat inovatif menghasilkan produk baru. Mereka bukan kalah oleh
pesaing dalam industri yang sejenis tetapi oleh perusahaan baru yang menciptakan bisnis
dan pasar baru. Hal tersebut mengacu pada keadaan yang disebut era inovasi disruptif.
Inovasi yang berpotensi untuk mengacaukan bisnis dan bahkan mematikan yang sudah
ada disebut Disruption. "Kami tidak melakukan kesalahan apapun, tetapi entah
bagaimana, kami kalah", itulah pernyataan CEO Nokia pada saaat melepas divisi ponsel
ke Microsoft yang menandakan berakhirnya era Nokia.
Perubahan yang terjadi secara ekstrim ini memaksa para perusahaan atau pelaku
bisnis untuk mencari strategi dalam menghadapi persaingan pasar. Hal yang dapat
dilakukan salah satunya adalah menerapkan strategi yang dapat mendorong kemajuan
sebuah perusahaan. Seperti yang diungkapkan Rhenald Kasali dalam buku yang berjudul
Disruption dikatan bahwa “Tak ada yang tak bisa diubah sebelum dihadapi, motivasi saja
tidak cukup”.

B. LANDASAN TEORI
Pada dasarnya disruption adalah inovasi yang akan menggantikan seluruh sistem
lama atau orang lama (incumbent) dengan cara-cara baru atau orang orang baru (start up).
Disrupsi berpotensi menggantikan pemain-pemain lama dengan baru. Disrupsi bisa
dilihat sebagai sesuatu yang positif karena merupakan sebuah inovasi yang dinamis dan
serba efisien, efektif dan serba canggih.
Dalam buku Disruption dinyatakan bahwa disruption bukan sekedar Change biasa
karena menyandang sejumlah konsekuensi akibat perkembangan teknologi informasi dan
kehadiran wirausahawan muda yang beroperasi secara global bersama kaum milenial.
Sebenarnya disrupsi sudah terjadi sejak lama. Munculnya mobil mendisrupsi kereta kuda,
lemari es mendisrupsi industri es batu. Namun disrupsi yang terjadi akhir-akhir ini makin
banyak dan cepat terjadi karena perkembangan teknologi informasi. Hal ini telah
menciptakan peradaban baru yang berbeda dengan era sebelumnya. 
Sejak akhir tahun 2004 telah muncul suatu konsep baru dalam strategi marketing
yang diperkenalkan W. Chan Kim dan Renee Mauborgne dalam Harvard Business
Review dalam buku berjudul Blue Ocean Strategy atau Strategi Samudera Biru, dan
dikembangkan lagi menjadi buku “Blue Ocean SHIFT”.
“Blue Ocean SHIFT” yang merupakan sekuens dari buku “Blue Ocean
Strategy” menjelaskan tentang mengubah cara berpikir kita mengenai pencapaian tanpa
harus terjebak dalam “lautan merah” persaingan sengit tanpa batas. “Blue Ocean Shift”
mengubah cara kita mencapai tujuan tanpa menebas lawan, merebut kendali tanpa
persaingan.
C. ANALISIS
Dalam essay ini akan membahas dan membandingkan antara buku Disruption
yang ditulis oleh Rhenald Kasali dan buku Blue Ocean Shift yang ditulis oleh W. Chan
Kim dan Renee Mauborgne yang membahas menciptakan pasar atau merubahnya.
Dalam revolusi Industri saat ini sangat penting dalam mengembangkan ide,
inovasi maupun teknologi untuk dapat bersaing di pasar. Saat ini persaingan menjadi
semakin ketat dan semakin tak terlihat celahnya. Hal tersebut yang harus diwaspadai atau
diantisipasi oleh para pebisnis jika ingin bertahan dalam dunia bisnis. Menurut Rhenald
Kasali dalam buku Disruption mengungkapkan sebuah pesan “Hati - hati apakah usaha
anda sudah terdisrupsi atau malah digantikan dengan usaha lain yang tidak terlihat,
pelan pelan namun mereka mampu melakukan perubahan besar”. Jadi jika
perusahaan-perusahaan besar tidak berinovasi maka mereka akan terancam punah, seperti
punahnya hewan dinosaurus yang tidak mampu beradaptasi dan akhirnya punah.
Disruption terjadi di setiap bidang kehidupan, seperti bidang ekonomi, sosial,
budaya, hukum, pendidikan, kesehatan maupun pemerintahan. Pada dasarnya disruption
adalah inovasi yang akan menggantikan seluruh sistem lama atau orang lama (incumbent)
dengan cara-cara baru atau orang orang baru (start up). Disrupsi berpotensi menggantikan
pemain-pemain lama dengan baru. Disrupsi bisa dilihat sebagai sesuatu yang positif
karena merupakan sebuah inovasi yang dinamis dan serba efisien, efektif dan serba
canggih. Contohnya adalah ponsel Nokia yang sangat terkenal 10 tahun lalu, namun
dengan adanya smart-phone/android maka nokia kalah. Atau toko Matahari sekarang
sudah mulai sepi karena digantikan dengan online shop toko fashion yang dijual secara
online, mereka yang hanya cukup mempromokan baju mereka di media sosial dengan
biaya promosi yang super murah, lalu siap mengantar sampai ke tempat tujuan, bayarnya
nanti jika barang sudah diterima pembeli mampu mengambil aloh pasar dan pelanggan
toko Matahari. Karena masyarakat/konsumen akan lebih memilih yang simple, cepat,
berbiaya murah. Pembeli tinggal mengakses melalui smart-phone mereka tanpa pergi
kemana-mana membuang biaya. Cukup di tempat pesanan baju mereka datang.
Menurut Rhenald Kasali, ada lima hal penting dalam disruption :

1. Disruption akan berakibat penghematan banyak biaya melalui proses bisnis yang
menjadi lebih simpel. Karena kebutuhan manusia yang dibutuhkan sekarang ini
cukup dengan order lewat aplikasi di smartphone maka segala kebutuhan akan
tersedia dengan cepat.
2. Disruption akan membuat kualitas apapun yang dihasilkannya lebih baik ketimbang
yang sebelumnya. Kualitas dari segi produk dan pelayanan. Mereka terus berinovasi
untuk memenuhi kebutuhan hidup agar lebih praktis.
3. Disruption berpotensi menciptakan pasar baru, atau membuat mereka yang selama ini
ter-eksklusi menjadi terinklusi. Membuat pasar yang selama ini tertutup menjadi
terbuka. Misalnya adalah Gojek mereka memiliki komunitas sopir sepeda
motor/mobil yang terhubung secara online 24 jam. Jadi kapan pun kita butuh
bepergian cukup panggil yang siap mengantar.
4. Disruption akan menghasilkan produk/jasa yang jauh lebih mudah diakses atau
dijangkau oleh para penggunanya. Karena sudah modern maka dalam melayani
customer menggunakan aplikasi lewat smartphpne. Jadi siapapun jika memiliki
smartphone maka dengan mudah bisa mengkases informasi.
5. Disruption membuat segala sesuatu kini menjadi serba smart. Lebih pintar, lebih
menghemat waktu dan lebih akurat. Itulah yang diharapkan di abad 21 ini serba
pintar, efisien dan efektif.

Jadi inti dari buku Disruption adalah perlunya memahami dengan jernih apa yang
sebenarnya terjadi kemudian mampu mengembangkan inovasi dalam teknologi agar
bisnis tidak terdisrupsi dengan perubahan dari pihak lain. Dan yang terpenting adalah
ciptakan cara baru dalam bisnis jika tidak ingin kalah dalam persaingan pasar yang
semakin ketat.

Sedangkan dalam buku Blue Ocean Shift yang ditulis oleh W. Chan Kim dan Renee
Mauborgne menjelaskan tentang mengubah cara berpikir kita tentang pencapaian tanpa
harus terjebak dalam “lautan merah” persaingan sengit tanpa batas. “Blue Ocean Shift”
mengubah cara untuk mencapai tujuan tanpa menebas lawan, merebut kendali tanpa
persaingan. Buku ini juga menjelaskan bahwa kita harus melawan teori ekonomi
konvensional, persaingan pasar, teori kelangkaan dan perebutan sumber daya. Karena
selama ini kita terjebak dalam pikiran ‘persaingan’ dan perebutan sumber daya yang kita
pikir ‘langka’ selama ini. Kemudian menjelaskan bahwa kita harus mengabaikan
perebutan sumber daya dan persaingan yang malah menguras energi. Bagaimana
caranya? Menurut buku “Blue Ocean Shift” ini, langkah-langkah yang harus dilakukan
adalah :

1. Pertama, yang harus dilakukan adalah MULAI, pilih tempat dan waktu yang tepat
untuk mulai. kemudian memilih kawan-kawan perjuangan yang tepat.
2. Kedua, pahami posisi dan situasi kita saat ini. Mengukur diri dan organisasi sangat
penting sebagai kanvas strategi dalam melukiskan masa depan yang ingin diraih.
Berbagai alat ukur positioning sudah kita pahami.
3. Ketiga, imajinasikan tujuan. Bayangkan ‘dimana’ Anda dapat berada nanti.
Menentukan tujuan akhir di awal akan memaksa kita pada fokus dan mencari tahu
bagaimana sampai pada tujuan itu.
4. Keempat adalah metodologi pencapaian. Mencari tahu bagaimana sampai ke tujuan.
Framework dibutuhkan untuk meraih tujuan. Perhitungan yang tepat, aksi reaksi,
simulasi dan pengujian hipotesis berkali harus dilakukan. Jika kita sudah punya
tujuan maka seribu satu cara bisa kita tempuh untuk mencapainya.
5. Kelima, segera bergerak. “Keluarlah” dari goa dan zona nyaman kita, segeralah
lakukan “to do list” tahapan dari semua perencanaan.

Jadi dalam Blue Ocean Shift ini membahas lebih bahwa kita harus menyingkirkan
semua faktor persaingan yang tak perlu dalam proses mencapai tujuan. Dan untuk sampai
ke samudera biru, sama sekali tidak perlu bersaing dan saling sikut. kita hanya perlu
membuat persaingan itu menjadi tidak relevan. Cara yang tepat adalah melakukan
“Differensiasi” dan menciptakan permintaan baru. Bukan “membuat mirip” dan merebut
konsumen lama. Dalam buku ini penulis mengungkapkan bahwa “Untuk menang aku
tak perlu mengalahkanmu, aku hanya perlu mengalahkan egoku sendiri”

Dari kedua buku ini yaitu Disruption dan Blue Ocean Shift sama-sama menjelaskan
mengenai cara atau strategi untuk bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat.
Akan tetapi buku ini memiliki pandangan yang saling berlawanan. Dalam buku
Disruption menjelaskan untuk lebih merespon para persaing disekitar harus
melakukan/merubah pasar yang ada, sedangkan dalam buku Blue Ocean Shift
menjelaskan untuk mengabaikan pesaing di lingkungan sekitar bisnis dan lebih
mengembangkan ide atau menciptakan pasr baru tanpa harus meniru yang lain.

Menurut kelompok kami, kami lebih setuju dengan buku Disruption yang ditulis oleh
Rhenald Kasali, karena buku ini memiliki beberapa kelebihan yaitu :

1. Buku ini menjelaskan untuk lebih peka dengan persaingan jika kita ingin tetap
bertahan dan tidak tergeser oleh pihak lain. Dengan begitu kita dapat menjadi lebih
berhati-hati dan jangan cepat merasa puas. Dibandingkan dengan buku Blue Ocean
Shift yang menjelaskan agar kita mengabaikan pesaing. Dan menurut kami
mengabaikan pesaing sama saja dengan “bunuh diri”.
2. Buku ini menjelaskan bahwa pesaingpun ada yang tidak terlihat, yang sewaktu-waktu
dapat menjatuhkan kita tanpa disadari. Hal tersebut memberikan pengetahuan baru
mengenai persaingan yang semakin sengit di dunia bisnis sekarang ini.
3. Buku ini memberikan beberapa contoh perusahaan besar nasional ataupun
internasional yang tidak siap menerima perubahan global sehingga mereka menjadi
punah/lenyap akibat adanya disrupsi. Sehingga kita bisa menimba pengalaman dan
harus melakukan disrupsi agar tidak ketinggalan dan tidak punah tergerus oleh
majunya zaman.
4. Buku ini mengajarkan kita untuk melakukan perubahan baru dalam berpikir yaitu
disruptive mindset. Sedia setiap saat, real time, dan terbuka. Sehingga dapat kita
jadikan pelajaran untuk tidak berpikir liniear tapi harus berpikir cepat dan open
minded.
5. Buku ini cocok untuk menjadi acuan bagi para pengusaha/pebisnis dalam
menjalankan bisnisnya agar tidak gagal. Agar mereka dapat memiliki distruptive
mindset dan meninggalkan kebiasaan yang sudah tidak lagi relevan dengan perubahan
zaman sekarang ini.
D. KESIMPULAN
Dari kedua buku ini yaitu Disruption dan Blue Ocean Shift sama-sama
menjelaskan mengenai cara atau strategi untuk bertahan dalam persaingan bisnis yang
semakin ketat. Akan tetapi buku ini memiliki pandangan yang saling berlawanan. Dalam
buku Disruption menjelaskan untuk lebih merespon para persaing disekitar dan harus
melakukan/merubah pasar yang ada, sedangkan dalam buku Blue Ocean Shift
menjelaskan untuk mengabaikan pesaing di lingkungan sekitar bisnis dan lebih
mengembangkan ide atau menciptakan pasar baru tanpa harus meniru yang lain. Dan
menurut kelompok kami, kami lebih setuju dengan buku Disruption yang menjelaskan
untuk merespon atau lebih peka dengan pesaing kemudian melakukan perubahan dalam
pasar yang sudah ada, daripada mengabaikan pesaing dan menciptakan pasar baru seperti
yang dijelaskan pada buku Blue Ocean Shift.

E. SUMBER
Chan Kim, W dan Renee Mauborgne. 2017. Blue Ocean Shift Beyond Competin. Jakarta :
PT Gramedia Pustaka Utama
Kasali, Rhenald. 2017. Disruption. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Andoko, Andrey. 2018. Datangnya Era Inovasi Disruprif.
https://www.kompasiana.com/andreyandoko/5a96c728ab12ae5d19200622/datangnya-
era-inovasi-disruptif?page=all (8 Desember 2019)

Anda mungkin juga menyukai