REVIEW BUKU
"DISTRUPTION"
OLEH :
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
JAKARTA
2022
-
Review Buku
Tahun : 2017
Buku Disruptian karya Rhenald Kasali menarik perhatian pembaca, dapat dilihat dari
judulnya yang berarti inovasi yang akan menggantikan seluruh sistem lama dengan cara-cara
baru dan kutipan pada sampul yang bertuliskan “tak ada yang tak bisa diubah sebelum dihadapi
motivasi saja tidak cukup” menghadapi lawan-lawan tak kelihatan dalam peradaban uber. Kata
ini sempat viral dan menjadi trending topik saat munculnya revolusi industri 4.0.
Buku ini menarik untuk dibaca karena dapat merubah mindset/pola pikir pembaca yang
dimana membahas contoh-contoh kasus, bagaimana perusahaan-perusahaan di berbagai belahan
dunia menghadapi era disrupsi. Salah satunya, menceritakan bagaimana cara
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk berupaya keras mendisrupsi dirinya sendiri. Telkom,
berusaha keluar dari perangkap model bisnis lama yaitu fixed line voice dengan berbagai
langkah, semisal bekerjasama dengan PT. Angkasa Pura II membangun smart airport,
mengembangkan sendiri UseeTV yang mendisrupsi bisnis TV kabel dan mendirikan perusahaan
yang kelak dikinel sebagai third party administrator dalam layanan kesehatan.
-
Tak hanya itu, di buku Disruption juga banyak memberikan gambaran sebuah peradaban
baru, yang ia sebut sebagai peradaban uber. Peradaban itu telah merubah manusia yang tadinya
times series menjadi realtime dan eksponensial. Mengubah mindset dari owning economy
menjadi sharing economy. Begitu juga, mengubah kebiasaan on the line economy menjadi on
demand economy dan sebagainya. Dalam buku tersebut, menyampaikan lebih baik berdamai dan
menciptakan cara-cara baru untuk menyambut era baru yang lebih inklusif pada hari esok.
Banyak sekali contoh-contoh kasus serangan perusahaan pendatang baru terhadap incumbent
yang bisa dijadikan inspirasi, atau bahan pembelajaran.
Secara garis besar buku Desruption membahas incumbent melawan entrant/start up.
Dalam hal ini, incumbent merupakan korporasi-korporasi bisnis yang sudah mapan dan besar
yang berhadapan dengan entrant/start up yaitu pendatang bisnis baru yang lebih lincah dan
cepat. Sehingga membuat kelompok incumbent terserang oleh para entrant, yang berhasil
mengambil market yang selama ini dikuasai oleh kelompok incumbent selama bertahun-tahun.
Tidak sedikit incumbent yang merasa kebingungan atas fenomena yang terjadi ini. Rhenald
Kasali menjelaskan fenomena ini dipicu oleh gelombang disrupsi yang merupakan sesuai yang
tidak bisa dihindari dan pilihannya yaitu kita menyerah karena terlindas oleh fenomena ini atau
kita menyesuaikan diri dan merespon tantangan atas fenomena/gelombang disrupsi ini.
Gelombang disrupsi dimaksud terdiri atas 3 (tiga) perubahan yang besar yaitu teknologi,
ekonomi dan geopolitik.
Menurut Rhenald Kasali, disrupsi adalah inovasi yang menggantikan seluruh sistem dan
cara-cara lama. Dalam bukunya menggambarkan teguran kepada incumbent, untuk mengganti
sistem dan cara lama untuk tidak dilindas oleh gelombang disrupsi. Buku Disruption dituangkan
ke dalam 5 (lima) bagian dan 16 bab, sebagai berikut :
Bagian 1 membicarakan Suatu Seting Baru, yang terdiri dari beberapa bab :
1. Lawan-lawan tak terlihat.
2. Pasar yang baru.
3. Nasib yang berbeda
Disini pembaca dapat memahami bahwa disrupsi adalah perubahan atau inovasi baru
yang menyasar ruang kosong yang tidak dipikirkan incumbent. Incumbent disini bukan hanya
pejabat struktural yang lama, yang sedang berkuasa, namun seperti itulah analoginya. Usaha
-
yang mapan, merek yang sudah terkenal, profesi yang sudah nyaman, itu juga incumbent.
Incumbent adalah "penguasa" pada urusan atau suatu bisnis tertentu.
Disrupsi umumnya menyasar konsumen tingkat bawah dengan harga sangat murah.
Karenanya, pada mula-mula pendatang baru ini, oleh incumbent, dianggap sebagai abal-abal,
tidak berkualitas, tidak mengikuti aturan dan sebutan atau label lainnya. Sementara incumbent
berusaha selalu meningkatkan performa, pelayanan, demi memberikan servis kepada pelanggan
setia agar tidak pindah ke lain hati. Dengan cara incumbent ini akhirnya ada yang ketinggalan
difikirkan, yakni masyarakat kelas bawah luput diperhatikan. Taksi online Gojek, Grab,
Tokopedia, Bukalapak dan sejenisnya adalah disrupsi yang menyasar konsumen kelas bawah
yang kemudian mampu menggoyah incumbent yang selama ini telah mapan.
Pada bagian 2 dibungkus dengan judul Dari Aplikasi Mencari Teori, yang terdiri dari
beberapa bab :
1. Berasing dengan model bisnis.
2. Keberhasilan sulit dipertahankan?
3. Disruption theory : Perjalanan inovatif.
4. Koreksi dan respon atas Teori Cristensen.
Teori disrupsi diusung oleh Clayton Christensen pada thaun 1997. Beberapa catatan
penting pada bab ini diantaranya From Zero to One. Kita tidak harus meniru semua yang telah
dibangun pencipta dunia baru. Mereka telah mendisrupsi dari tidak ada menjadi ada, dari nol
menjadi satu. Kasali mengungkapkan, jika anda selalu mengerjakan yang biasa anda kerjakan,
anda akan mendapat apa yang biasa anda peroleh. Artinya yang akan didapat ya itu-itu saja.
Jangan harap anda mendapatkan hal-hal yang luar biasa jika yang anda lakukan yang biasa-biasa
saja.
Rhenald Kasali mengilustrasikan bahwa bumi menyelamatkan isinya melalui inovasi.
Inovasi telah terjadi bahkan ribuan kali, menghancurkan alat-alat lama, perilaku lama, kekuasaan
lama, bahkan lapangan kerja lama. Beberapa disrupsi yang menggerus dari yang lama misalnya:
- Kereta kuda terdisrupsi oleh mobil Ford dengan mesin uap
- Perawat kuda digantikan montir mobil
- Ladang rumput hilang digantikan pompa bensin berikut tambang minyaknya
- Bengkel pedati hilang munculbengkel mobil, ada pabrik ban
- Toko onderdil pedati tergantikan toko onderdil mobil, muncul jasa parkir
-
- Buku ini layak dibaca oleh orang tua dalam mempersiapkan masa depan anaknya.
Pemerintah dalam mengatur kebijakan agar sejalan dan bisa menjawab tantangan
abad 21 ini. Pengusaha dalam menjalankan bisnisnya agar tidak gagal. Pendidik
untuk memperkenalkan dunia pada siswanya. Pelajar/mahasiswa untuk menyiapkan
diri sebelum terjun langusng ke dunia nyata.Masyarakat umum juga pastinya agar
memiliki distruptive mindset dan meninggalkan kebiasaan yang sudah tidak lagi
relevan dengan perubahan zaman.