Anda di halaman 1dari 14

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................ii


DAFTAR ISI ..............................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................1
A. Latar Belakang .............................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................2
C. Tujuan ..........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................3
A. Pengertian Disrupsi ......................................................3
B. Tantangan di Era Disrupsi ............................................4
C. Peluang Disrupsi ..........................................................6
D. Transformasi Digital ....................................................7
BAB II PENUTUPAN ...............................................................12
A. Kesimpulan .................................................................12
B. Saran ...........................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Era disrupsi, merupakan sebutan yang sangat sesuai dengan kondisi
dunia saat ini, hadirnya sebuah revolusi industri 4.0 yang tandai dengan
perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Suatu peralihan
teknologi dimana pengoperasian alat-alat atau mesin dilakukan secara
manual kini berubah menjadi auto. Karena kecanggihan dari sistem yang
berkembangkan, manusia yang seharusnya menjadi operator, sekarang
tergantikan oleh suatu teknologi yang disebut sebagai robot.
Teknologi yang menggabungkan antara teknologi otomatisasi dengan
teknologi cyber, itulah tren didunia industri saat ini yang merupakan
gambaran adanya revolusi industri 4.0 secara singkat. Salah satu bukti
sebagai adanya pencapaian teknologi yang besar adalah jumlah pekerja yang
ada di industri semakin berkurang dengan adanya suatu perubahan yaitu
tergantinya pekerja manusia oleh robot atau mesin canggih yang mampu
bekerja tanpa henti dan konsisten. Tentunya tidak semua proses pekerjaan
dapat tergantikan oleh robot dan memang harus dikerjakan oleh manusia.
Maka dari itu tenaga kerja yang berkompeten masih sangat dibutuhkan
didunia industri.
Kompetensi merupakan sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan
dan pengetahuan serta sikap yang digunakan dalam melakukan tanggung
jawab pekerjaan yang dikerjakan suatu pekerja. Demikian kualitas atau
kompetensi dari tenaga kerja harus semakin naik sejalan dengan perubahan
dan perkembangan teknologi. Terjadinya perkembangan-perkembangan
teknologi yang seperti itu, tentu secara cepat akan tersebar keseluruh dunia
karena suatu bangsa tidak ingin tertinggal dengan bangsa-bangsa lain dari
bidang teknologi sehingga secara otomatis akan dan harus mengikuti

1
perkembangan teknologi, karena untuk mempertahankan kesejahteraan
rakyat dalam suatu Negara.
Persaingan tenaga kerja menjadi suatu hal yang lazim untuk saat ini
karena jika sumber daya manusia yang berkompeten akan berdampak baik
terhadap bangsa dan Negara. Sumber daya manusia dikatakan berkualitas
jika orang tersebut dengan kemampuan yang ia punya mampu
menyesuaikan dengan kondisi dimana teknologi yang semakin canggih dan
mampu bersaing dengan orang lain dalam bidang keahlian tertentu serta
memiliki pengetahuan yang luas.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian dari Disrupsi?
2. Bagaimana Tantangan di Era Disrupsi?
3. Bagaimana Peluang di Era Disrupsi?
4. Apa Saja Transformasi Digital?

C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Pengertian Disrupsi
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Tantangan Disrupsi
3. Untuk Mengetahui Peluang di Era Disruspsi
4. Untuk Mengetahui Transformasi Digital

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Disrupsi
Disrupsi adalah kondisi dimana terjadinya inovasi yang menyebabkan
perubahan secara besar-besaran atau mendasar ke dalam sistem yang baru.
Dalam bidang bisnis, hal ini tentunya merupakan tantangan yang cukup
berat dimana perusahaan harus melukan inovasi secara terus-menerus agar
dapat tetap relevan dengan perubahan zaman.
Perubahan incumbent pun bahkan dapat terdampak pada perubahan ini.
Hal ini dapat disesbabkan karena perusahaan-perusaan besar kehilangan
pangsa pasarnya akibat dari kemajuan teknologi. Biasanya mereka belum
siap dan juga belum beradaptasi.
Oleh karena itu sangat diperlukan strategi yang tepat terkait dengan
langkah-langkah perusahaan dalam menghadapi persaingan di era seperti
saat ini. Salah satu hal yang berharga dan penting adalah penngkatan sumber
daya manusia.
Kata Disrupsi menurut KBBI artinya adalah hal tercabut dari akarnya.
Kata ini pertama kali diperkenalkan oleh Clayton Christensen pada tahun
1997 dalam bukunya yang berjudul “The Innovator’s Dilemma”.
Apabila dikaitkan dengan bisnis dan teknologi digital di era sekarang
ini, maka:
Arti dari Disrupsi Digital dan Teknologi adalah suatu efek yang
mengubah hal-hal mendasar (Fundamental) mengenai pandangan serta
perilaku masyarakat terhadap pasar, industri, budaya, dan berbagai proses di
dalamnya yang disebabkan oleh inovasi dan perkembangan teknologi digital
yang semakin maju.
Di dalam bukunya, Christensen juga memperkenalkan
istilah Disruptive Innovation, yaitu suatu perkembangan baru karena

3
adanya inovasi yang mengubah bagaimana cara, struktur, serta fungsi
bisnis dan industri.
Dampak dari inovasi tersebut adalah seperti terciptanya pasar baru,
mengganggu eksistensi pasar yang sudah ada, dan pada akhirnya
menggantikan berbagai hal terdahulu dengan sistem yang lebih sempurna.

B. Tantangan di era disrupsi


Era disrupsi teknologi yang semakin maju sekarang ini memengaruhi
berbagai bidang kehidupan, termasuk dunia pendidikan. Semua pihak yang
terlibat, termasuk guru dan murid, diharapkan mampu mengikuti
perkembangan zaman. Mereka dihadapkan pada masa yang membutuhkan
pemikiran tingkat tinggi, analitis, di luar dari rutinitas, dan tidak manual
yang hanya mengikuti kebiasaan yang ada selama ini. Menurut Kepala
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) Totok Suprayitno, ada tiga tantangan yang
harus dihadapi oleh para pelaku pendidikan saat ini.
1. Kurikulum
Ini merupakan pegangan sebagai bekal kegiatan belajar anak-anak di
sekolah. Selama ini Indonesia mempunya tradisi mengganti kurikulum
setiap 10 tahun, padahal perubahan dunia terjadi setiap hari.
“Harus dipikirkan caranya membentuk kurikulum yang bisa
beradaptasi, ini mendisrupsi kebiasaan yang ada selama ini. Mungkin lebih
baik secara bertahap sehingga polanya mengikuti perkembangan zaman,”
ujar Totok Suprayitno dalam simposium internasional tentang pendidikan di
Gedung Kemendikbud, Jakarta, Selasa (3/9/2019). Melalui kurikulum itu,
kita ditantang untuk menyiapkan anak-anak yang bisa mempunyai
pemikiran antisipatif, kritis, analitis, kreatif dalam memecahkan masalah,
berinovasi, dan memiliki karakter yang bisa beradaptasi untuk hal-hal baru
yang tidak terduga. “Karakter itu akan membekali anak-anak kita agar bisa

4
hidup dalam zaman yang penuh kompleksitas dan ketidakpastian, tapi pada
saat yang sama penuh dengan kesempatan,” imbuhnya.
2. Pembelajaran
Tantangan kedua, ucap Totok, yakni mengenai pengajaran atau
penyampaian. Materi pelajaran yang bisa diajarkan oleh guru dengan mudah
biasanya akan mudah pula digantikan dengan teknologi.
Kalau guru mengajar hanya menyampaikan materi yang tertulis di
buku, maka tidak ada bedanya dengan internet. Bahkan informasi di internet
jauh lebih banyak dan kaya, di mana anak-anak sekarang sudah bisa
mencarinya sendiri tanpa bantuan guru.
Menurut dia, mengubah kebiasaan mengajar bukan persoalan mudah.
Selama ini segala macam hal mengenai pengajaran diatur dari pemerintah
pusat.
Pengajaran seolah-olah pekerjaan manual, padahal sebenarnya penuh
dengan kreativitas, inovasi. Maka dari itu, harus ada perubahan aspek di
semua lini.
“Jadi tantangannya adalah perubahan paradigma mengajar. Hal yang
gampang diajarkan biasanya akan gampang juga diotomasi. Biasanya guru
mengajarkan yang mudah, itulah yang gampang diganti oleh mesin.
Bagaimana caranya supaya tidak gampang diganti? Yang tidak dimiliki
mesin adalah hati,” jelasnya.
Totok menerangkan pemerintah membuat kurikulum tahun 2013
sebagai upaya mengatasi tantangan itu. Para siswa diharapkan lebih banyak
belajar sendiri secara aktif dibanding terus-menerus diajar oleh guru.
Dalam hal ini, buku memegang peranan penting untuk menunjang dan
melatih anak-anak mempunyai pemikiran yang analitis, antisipatif tentang
problem yang belum pernah dihadapi, dan memiliki pemikiran tingkat tinggi
(higher order thinking skills/HOTS).

5
Selain itu, melalui buku juga anak-anak didorong untuk bisa belajar
sendiri, mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi, berpikir kreatif dan
kritis, mampu memecahkan persoalan, dan terus melakukan inovasi.
“Kalau buku-buku kita hanya sekadar informasi, ini yang perlu dapat
perhatian. Kebanyakan buku masih tradisional, tidak memancing anak-anak
untuk ingin tahu lebih lanjut,” tutur Totok.
3. Assesment
Tantangan ketiga, tambahnya, yakni mengenai tes atau asesmen. Saat ini
pemerintah terus berusaha memperbaiki itu. Sebab, asesmen diperlukan
untuk mengetahui keberhasilan suatu sistem belajar. Asesmen yang baik
adalah yang benar-benar bisa menunjukkan kemajuan dan perkembangan
seorang siswa dengan jujur, tanpa dibuat-buat. “Asesmen harus melihat diri
kita apa adanya untuk mengetahui kemajuan hasil pembelajaran anak-anak
dan bisa memperbaiki diri sehingga belajarnya lebih baik,” pungkasnya.

C. Peluang diera disrupsi


Peluang yang luas akan diraih bagi siapapun yang ingin maju di era
Revolusi industri 4.0. Kecanggihan Teknologi informasi mampu
menghubungkan orang dari berbagai penjuru dunia, semuanya akan
terhbung didalam sebuah jejaring sosial. Hal tersebut sejalan dengan apa
yang diprediksikan oleh Futurolog Alvin Tofler (1970) bahwa sebuah
realitas yang ditemukan di era evolusi industri saat ini. Ketersediaan
informasi yang sangat melimpah, dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk
perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia industri. Jalaluddin Rakhmat
(1997:6) membagi era informasi kedalam lima karakteristik, yaitu
Kekayaan, Teknosfer, Infosfer, Sosiosfer, dan Psikosfer. Kelima karaktersiti
tersebut memiliki ketergantungan yang sangat besar terhadap pengguanan
teknologi informasi.

6
D. Transformasi digital
Secara umum, pengertian transformasi digital adalah penggunaan
teknologi untuk mentransformasi proses analog menjadi digital.
Transformasi digital lebih merujuk pada cara teknologi merevolusionerkan
berbagai hal dengan bidang teknologi yang baru dan umumnya terkait
dengan data besar, dan internet untuk segala hal.
Transformasi digital (digital transformation atau disingkat DX)
memiliki banyak definisi. Bergantung dari kaidah ilmunya. Kali ini kita
akan menyempitkan bahasan transformasi digital dalam bisnis.
Di bidang bisnis, transformasi digital adalah integrasi teknologi digital
ke dalam semua aspek bagian dari bisnis secara menyeluruh.
Jadi, menurut Bill Schmarzo (2021) dalam tulisannya “What is digital
Transformation,” dengan adanya transformasi digital maka sebuah bisnis
mengadopsi teknologi digital yang umumnya diimplementasikan dengan
tujuan meningkatkan efisiensi, memperdalam nilai, dan melahirkan inovasi-
inovasi baru.
Masuknya teknologi dan jaringan internet, secara fundamental
mengubah cara operasi sebuah bisnis sampai perubahan dinamika pemilik
usaha dan pelanggan.
Pergeseran yang disebabkan pengaruh teknologi ini menciptakan
perubahan budaya perusahaan/bisnis/organisasi. Misalnya membuat
usahamu harus selalu berinovasi dan merasa ‘terbiasa’ perubahan yang
cepat.
Faktor utama yang menyebabkan munculnya transformasi digital
adalah berawal dari jumlah tuntutan kebutuhan hidup manusia yang semakin
beragam dan diiringi dengan permintaan pasar teknologi yang juga

7
meningkat. Dalam dunia bisnis, tuntutan konsumen akan kemudahan
transaksi menjadi prioritas penting.
Kekuatan inilah yang mendorong tumbuhnya transformasi digital, guna
menciptakan sistem lebih cepat, terukur, sistematis, dan menjadi solusi dari
hambatan pada dekade sebelumnya.
a. manfaat dari transformasi digital
1. Meningkatkan pengelolaan sumber daya
Cara lama tidak selalu cara yang terbaik. Proses digital seperti
komputasi awan dan penyimpanan awan dapat menyatukan tim dan
memberi Anda satu tempat terpusat online. Ini berarti kolaborasi yang
awalnya bergantung pada bagian penjualan yang meneruskan
dokumen itu ke bagian keuangan kapan saja mereka punya waktu
luang kini dapat terjadi seketika dari satu folder bersama yang aman
dan terlindungi.
2. Menjadi lebih efisien
Proses digital hampir selalu lebih cepat daripada analog. Kontrak,
misalnya, dulu perlu berhari-hari untuk difinalisasi. Dengan cara
digital, kini Anda dapat memangkasnya menjadi beberapa menit saja.
3. Tingkatkan budaya perusahaan
Bertransformasi ke digital bisa membantu meningkatkan
pengalaman kerja tim Anda secara keseluruhan dengan cara yang tidak
bisa dicapai teknologi lama. Entah itu menghilangkan pengkotak-
kotakan atau ego sektoral dengan membuka saluran komunikasi seperti
pesan instan untuk memungkinkan obrolan informasi tanpa orang harus
meninggalkan mejanya, atau dengan memelopori rasa tanggung jawab
dengan daftar untuk dilakukan yang dapat dibagikan.
4. Capai sasaran bisnis Anda
Mungkin ini adalah klaim yang berani, namun beralih ke digital
akan membantu Anda mencapai sasaran bisnis lebih cepat lagi. Entah

8
sasaran itu adalah keuntungan, pengalaman pelanggan, digital, dalam
era dan masa seperti sekarang, itu adalah satu-satu tempat yang harus
dituju. Misalnya saja e-niaga atau e-commerce. Pengecer offline tidak
bisa memanfaatkan media sosial untuk memamerkan produk-produk
baru, milis untuk memastikan kembalinya pelanggan, atau analitik data
untuk wawasan pelanggan yang lebih dalam. Ada banyak hal yang
merupakan bagian dari harapan pelanggan modern dan sangat
memberatkan proses pengambilan keputusan pembeli. Gagal
memenuhi kebutuhan pelanggan berarti konversi yang hilang,
hilangnya pelanggan, dan hilangnya keuntungan.
b. Contoh dari transformasi digital
Di Indonesia, disrupsi digital teknologi yang mengakibatkan revolusi
industri memanglah nyata dan telah hadir di berbagai macam sektor, berikut
5 contoh disrupsi digital teknologi dari revolusi industri yang terjadi di
Indonesia:
1. Disrupsi Teknologi Digital di Bidang Kesehatan
Dahulu, masyarakat perlu mendaftar secara manual dan mengantri
cukup lama di klinik untuk berkonsultasi dengan dokter.
Akan tetapi berkat hadirnya teknologi, sekarang orang dapat
dengan mudah membuat janji dengan dokter. Sudah banyak aplikasi
konsultasi virtual bersama dokter yang dapat digunakan untuk
langsung membuat janji temu dalam satu kali klik.
Selain itu, Anda juga dapat berkonsultasi secara online dan
mendapatkan resep obat dengan mudah sesuai anjuran, lalu resep
tersebut bisa juga ditebus tanpa perlu datang ke apotek.
2. Disrupsi Teknologi Digital di Bidang Keuangan (Finance)
Fitur setor dan tarik tunai bisa dilakukan seperti biasa melalui
mesin ATM atau di Authorized Merchant yang ditunjuk oleh bank.
Selain itu, pengajuan kredit juga sudah bisa dilakukan secara online,

9
sehingga jangkauan penyaluran kredit ke masyarakat akan jauh lebih
luas.
3. Disrupsi Teknologi Digital pada Customer Service (Layanan
Pelanggan)
Sebelum hadirnya chatbot, proses layanan pelanggan bisa dibilang
cukup merepotkan. Anda perlu menghubungi kode nomor operator,
kemudian melakukan penerusan panggilan ke tim terkait. Proses ini
selain rumit, juga cukup memakan waktu dan biaya.
Sejak munculnya teknologi chatbot, baik pelanggan maupun
perusahaan bisa saling berkomunikasi dengan lebih efektif. Beberapa
pertanyaan bisa dijawab secara otomatis oleh bot, dan tim Customer
Service hanya perlu menangani pertanyaan yang memang tidak bisa
diselesaikan dengan mudah.
Pelanggan juga bisa bertanya 24 jam, sebab bot tidak perlu
beristirahat dan tetap bisa menjawab dengan kecepatan dan ketepatan
yang sama.
4. Disrupsi Teknologi Digital di Bidang Pendidikan
Di masa lampau, pendidikan (terutama profesi) tentu tidak bisa
diakses oleh semua orang dengan mudah. Anda perlu mendaftar ke
lembaga pendidikan yang terpercaya, lalu mengikuti serangkaian
kursus yang panjang. Namun, belum tentu semua pembelajaran itu bisa
Anda terapkan langsung di lapangan.
Dengan bantuan teknologi, masalah tersebut bisa teratasi.
Sekarang sudah tersedia berbagai aplikasi pelatihan online, yang
bahkan digunakan juga oleh pemerintah Indonesia dalam pemerataan
pendidikan. Anda bisa mendapatkan dan mengikuti pelatihan yang
dibutuhkan kapanpun dan dimanapun. Proses pendaftarannya juga
mudah, karena cukup mengisi form yang disediakan oleh aplikasi.
5. Disrupsi Teknologi Digital di Bidang Retail

10
Sejak kemunculan toko online dan platform e-commerce, industri
ritel diketahui harus merumuskan ulang strategi mereka agar tetap bisa
bertahan dan mendapatkan pelanggan mereka kembali.
Seperti yang sudah diketahui bahwa belanja online saat ini
menawarkan pengalaman yang jauh lebih praktis dibandingkan dengan
mengunjungi toko secara langsung. Anda juga bisa mendapatkan
review produk dan toko secara real time, yang tidak bisa Anda
dapatkan jika Anda hanya mengunjungi toko fisik.
Selain itu, platform toko online dan e-commerce juga membantu
menjangkau pelanggan seluruh Indonesia dan meningkatkan
permintaan akan layanan jasa ekspedisi. Tentu saja ini juga bisa
menggerakkan roda perekonomian Indonesia.

11
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Era disrupsi industri merupakan kondisi yang terjadi karena adanya
perubahan yang fundamental diberbagai sektor kehidupan. Kehadirannya
dapat dilihat melalui realita kehidupan kini, segala jenis pekerjaan yang
biasa dilakukan manuisa kini digantikan oleh mesin. Perkembangan
teknologi dan informasi juga menjadi dampak dari hadirnya era disrupsi
industri. Kecanggihan teknologi dapat membuat pekerjaan menjadi lebih
mudah. lebih efektif dan lebih efesien. Namun tak hanya sekedar dampak
positif, dampak negatif juga mengancam hilangnya pekerjaan untuk
manusia secara besar-besaran karena telah digantikan oleh mesin. Oleh
karena itu diperlukannya strategi bagi para pelaku industri untuk
menghadapinya, diantaranya yaitu: Trend Watching; Research, Risk
Management, Inovation, Switching, Partnership, Change Managemen.

B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah ini masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anggakara, Meirza. 2022. “Disrupsi: Pengertian, Dampak, penyebab, dan Cara


Menghadapi Era Disrupsi”, https://www.linovhr.com/disrupsi/ diakses pada 10
Oktober 2022

Hutapea, Erwin. 2019. “3 Tantangan Pendidikan Era Disrupsi Teknologi, Apa


Saja?”, https://edukasi.kompas.com/read/2019/09/03/15390441/3-tantangan-
pendidikan-era-disrupsi-teknologi-apa-saja?page=all diakses pada 10 Oktober
2022

“Apa Itu transformasi digital?”,


https://experience.dropbox.com/id-id/resources/what-is-digital-transformation
diakses pada 10 Oktober 2022

Ikhsan. 2022. “Apa Itu Era Disrupsi? Berikut Dampak serta 5 Contohnya!” ,
https://sasanadigital.com/apa-itu-era-disrupsi-digital-dan-teknologi/ diakses
pada 11 Oktober 2022

13

Anda mungkin juga menyukai