Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH PENGEMBANGAN MEDIA DAN SUMBER BELAJAR PAI

“TEKNOLOGI UNTUK BELAJAR”

DOSEN PENGAMPU : EDI ANSYAH, M.Pd.

DISUSUN OLEH:

INES SAWELA (1911210154)

SERLY APRIANI (1911210105)

ANIA SHOFIYANTI ULFI. P. (1911210181)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU

TAHUN AJARAN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan juga hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan makalah dengan pokok bahasan “Teknologi Untuk Belajar”.

Sholawat dan salam senantiasa penulis sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad
SAW, yang selalu kita nantikan syafa’atnya di hari kiamat. Kami berterimakasih kepada
segala pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi yang membaca dan mempelajarinya, makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun masih penulis harapkan
untuk perbaikan selanjutnya.

Bengkulu, Rabu, 14 April 2021


Penyusun

Kelompok VII

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................i

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan Masalah...............................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN

A. Perubahan Tekanan dan Tren..........................................................................3


B. Belajar, Pengajaran, Pembelajaran, dan Teknologi.........................................5
C. Media dan Teknologi.......................................................................................15
D. Perubahan Siklus dan Pola Masa Depan.........................................................21

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan......................................................................................................25
B. Saran................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................27

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teknologi berperan penting dalam pendidikan,Teknologi dan media yang dirancang


secara khusus bisa memberi kontribusi bagi pengajaran yang efektif dan bisa membantu
siswa meraih potensi tertinggi mereka. Karena pada dasarnya semua teknologi pendidikan
adalah baik, meskipun perkembangan teknologi sekarang sudah berkembang, dan tidak
bisa terbendung lagi. Namun yang menjadi pertimbagan baik buruknya sebuah teknologi
adalah tergantung pengunaannya.

Oleh karena itu para pendidik harus bisa mengarahkan, membimbing serta mendidik
mereka agar mereka tidak terpengaruh dengan adanya perkembangan teknologi tersebut.
Dari lembaga pendidikan inilah anak didik supaya diarahkan tentang bagaimana peran dan
pemanfaatan teknologi dalam kehidupannya. Anak-anak dengan ketidak mampuan secara
khusus membutuhkan intervensi pengajaran khusus. Sebagai hasil dari proses inklusi, dan
dengan adanya teknologi, bisa membantu ketidak mampuan siswa sehingga memiliki
kesempatan lebih besar untuk belajar ketika dihadirkan situasi belajar yang sangat
terstruktur. Struktur menggantikan pengetahuan sebelumnya yang kuranng terstruktur
yang mengubah kemampuan mereka dengan menyertakan pesan ke dalam gagasan mental
yang tidak lazim.

Siswa yang pendengarannya atau penglihatannya memiliki kekurangan akan


membutuhkan jenis bahan-bahan belajar yang berbeda-beda. Oleh karenanya
membutuhkan pengandalan pada teknologi dan media serta pemilihan peralatan yang tepat
agar sesuai dengan tujuan yang spesifik. Banyak guru telah menemukan bahwa strategi-
strategi bantuan tersebut menguntungkan bagi siswa yang memiliki ketidakmampuan.
Oleh sebab itu penulis berangapan bahwasanya teknologi dengan pendidikan tidak bias
dipisahkan, karena diantara keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling
membutuhka, oleh karena itu penulis akan sedikit membahas tentang perkembangan dan
pemanfaatan teknologi dalam dunia pendidikan.1

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah perubahan tekanan dan tren dalam pendidikan ?

1
Arikunto, Teknologi Dalam Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 120.

1
2. Apakah yang dimaksud dengan belajar, pengajaran, pembelajaran, dan teknologi ?
3. Bagaimakah media dan teknologi dalam pendidikan ?
4. Bagaimanakah perubahan siklus dan pola masa depan daam pendidikan ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui perubahan dan tren dalam pendidikan,
2. Untuk mengetahui apa itu belajar, pengajaran, pembelajaran, dan teknologi,
3. Untuk mengetahui media dan teknologi dalam pendidikan,
4. Untuk mengetahui perubahan siklus dan pola masa depan dalam pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perubahan Tekanan dan Tren

Perkembangan teknologi internet dan komputer mengalami kemajuan yang sangat


pesat. Sehingga usaha konvensional perlahan-lahan mulai mengalami pergeseran, karena
dianggap kurang efektif dibandingkan bisnis modern yang memanfaatkan teknologi
internet dan computer. Sebagai contoh, bisnis yang berbasis IT tidak terbatas oleh ruang
dan waktu sehingga tidak memerlukan tempat untuk memajang dan memasok barang,
serta tidak dibatasi oleh tempat dan jarak sehingga proses bisnis bisa terjadi di antara dua
daerah yang berbeda bahkan Negara berbeda dengan waktu proses yang lebih cepat dari
pada bisnis konvensional.

Melihat berbagai macam kekuatan dari bisnis modern berbasis teknologi dan
komputer, tidak heran jika bisnis modern ini akan menjadi trend di masa depan dalam
kurun waktu yang sangat singkat mengingat perkembangan teknologi ini sendiri sangatlah
pesat. Dan hal ini akan menyentuh berbagai aspek kehidupan bahkan termasuk
pendidikan. e-Learning atau electronic learning kini semakin dikenal sebagai salah satu
cara untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di negara
yang sedang berkembang.

Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda-beda dengan e-learning, namun


pada prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika
sebagai alat bantunya. e-Learning memang merupakan suatu teknologi pembelajaran yang
relatif baru di Indonesia. Untuk menyederhanakan istilah electronic learning disingkat
menjadi e-learning. Kata ini terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan
dari ‘electronica’ dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’.2

Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat


elektronika. Jadi dalam pelaksanaannya e-learning menggunakan jasa audio, video atau
perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya. Kini, proses belajar dan mengajar,
masih banyak didominasi oleh peran guru dan buku (The Era of Teacher and Book). Masa
mendatang proses belajar dan mengajar akan didominasi oleh peran guru, buku dan
teknologi (The Era of Teacher, Book & Technology).

2
Arikunto, Teknologi Dalam Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 129.

3
Dalam era global seperti sekarang ini, setuju atau tidak, mau atau tidak mau, kita
harus berhubungan dengan teknologi khususnya teknologi informasi. Hal ini disebabkan
karena teknologi tersebut telah mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Oleh karena itu,
kita sebaiknya tidak ‘gagap’ teknologi. Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa siapa
yang terlambat menguasai informasi, maka terlambat pulalah memperoleh kesempatan-
kesempatan untuk maju. Majalah Forbes pernah memuat pendapat Peter Drucker
mengenai Webucation sebagai Peluang Besar untuk Masa Depan.

Dan belakangan ini dunia pendidikan kita seringkali menjadi bahan perbincangan di
berbagai media cetak seperti koran, majalah, maupun media elektronik seperti televise dan
radio. Tidak hanya sampai disitu, dunia pendidikan kita sering diperbincangkan di
berbagai kalangan. Dari masyarakat kelas kalangan bawah, menengah bahkan sampai
kalangan elite. Banyak topik yang diperbincangkan mengenaik pendidikan, salah satunya
adalah pendidikan masa kini.3

Pendidikan masa kini adalah pendidikan yg terjadi pada masa kini atau saat yang
sekarang. Di Indonesia, saat ini menganut system kurikulum 2013 yang baru dilaksanakan
mulai tahun ajaran baru 2014. Banyak sekali perubahan-perubahan yang terjadi. Selain itu,
kurikulum 2013 ini juga memiliki sisi positif maupun negative. Adapun sisi positif seperti:

1. Kompetensi lulusan: adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills
yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Analisanya
bahwa dalam draft kurikulum 2013, Nampak jelas bahwa dari tiga domain pendidikan
yang ada, secara tegas terlihat adanya penekanan perhatian terhadap peningkatan
proporsi 2 domain yang selama ini kurang berkembang dalam diri siswa yaitu domain
afektif dan domain psikomotorik. Analisa ini sekaligus diperkuat pada cara pengetikan
domain kognitif dalam draft bahan uji publick kurikulum 2013, yang sengaja diletakkan
dibelakang kedua domain ini. Ini berarti bahwa kurikulum 2013 secara serius
mengupayakan perubahan keseimbangan proporsi pengembangan ketiga domain
tersebut dalam pembelajaran.
2. Kedudukan mata pelajaran: kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran
berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.
3. Jumlah matapelajaran dari 12 menjadi 10. Dalam hal ini mata pelajaran TIK, Muatan
Lokal, dan “Pengembangan Diri” diintegrasikan ke dalam mata pelajaran dan kegiatan
3
Kusuma dan Dwitagama, Kemajuan Teknologi Bagi Pendidikan. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm. 87-
88.

4
lain. Sehingga tidak lagi ditemukan di struktur kurikulum 2013, sementara itu
dimunculkan satu mata pelajaran baru dengan nama Prakarya.
4. IPA dan IPS masing-masing tetap diajarkan secara terpadu. IPA dan IPS dikembangkan
sebagai mata pelajaran integrative science danintegrative social studies, bukan sebagai
pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan berorientasi aplikatif,
pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan
pembangunan sikap peduli dan bertanggungjawab terhadap lingkungan alam social.
5. Jumlah jam bertambah 6JP/minggu akibat perubahan pendektan pembelajaran. Hal ini
ditujukan untuk memberikan kesempatan yang lebih luas dalam memberikan proporsi
yang seimbang antara kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotorik dalam
pembelajaran.
6. Standar proses yang semula terfokus pada Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi
dilengkapi dengan Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan
Mencipta.4

Selain memiliki sisi positif, kurikulum yang menjadi nyawa pada pendidikan masa
kini juga memiliki sisi negative seperti:

1. Kurikulum dibuat tidak melalui riset dan evaluasi yang mendalam.


2. Memberatkan siswa, karena jam pelajaran ditambah padahal siswa mempunyai batas
maksimal waktu konsentrasi dalam belajar.
3. Dalam kurikulum 2013, guru tidak lagi diwajibkan untuk membuat syllabus atau bahan
ajar. Ini berbeda dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
sebelumnya diterapkan. Guru hanya akan seperti robot karena sudah disiapkan
pemerintah sehingga dapat menumpulkan kreativitas para guru.
4. Guru butuh pelatihan yang lebih mendalam. Tidak cukup jika hanya diberikan satu atau
dua pelatihan.
B. Belajar, Pengajaran, Pembelajaran, dan Teknologi

Pengertian Belajar: Menurut Slamet (1995:2) belajar adalah “suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”

Winkel (1996:53) belajar adalah “suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung


dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan

4
Slamet, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 67-68.

5
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat
secara relatif konstant.”

Hamalik (1983:28) mendefinisikan belajar adalah “suatu pertumbuhan atau perubahan


dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat
pengalaman dan latihan.”

Menurut T. Raka Joni (1981) bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang
disebabkan oleh matangnya seseorang atau perubahan yang bersifat temporer. Dari uraian
di atas dapat dipahami bahwa belajar adalah usaha sadar yang dilakukan individu dan
menyebabkan adanya perubahan tingkah laku sebagai responden terhadap lingkungan,
baik langsung ataupun tidak langsung.
Pengertian Pengajaran: Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan
(transfer ilmu). (Purwadinata, 1967, hal 22). Dengan demikian pengajaran diartikan sama
dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan Mengajar (oleh guru). Kegiatan belajar
mengajar adalah satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah
kegiatan primer, sedangkan mengajar adalah kegiatan sekunder yang dimaksudkan agar
terjadi kegiatan secara optimal.

Tardif (1987) memberi arti pengajaran secara terperinci yaitu : A preplanned, goal
directed educational process designed to facilitate learning, yaitu pengajaran adalah
sebuah proses pendidikan yang sebelumnya direncanakan dan diarahkan untuk mencapai
tujuan serta dirancang untuk mempermudah belajar.

Pengertian Pembelajaran: Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan


pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan
pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan baik. 5

Pembelajaran adalah Proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. (UU No. 20/2003, Bab I Pasal Ayat 20).
Pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya
perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan

5
Syaifuddin, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Selemba Medika, 2015), hlm. 45.

6
didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena
adanya usaha.

Pengertian Teknologi: Assoiation for educational kominiation an technology (1980)


mendefinisikan eknologi pendidikan sebagai beriku: Teknologi pendidikan adalah suatu
proses kompleks yang terintergrasi meliputi manusiA, prosedur, ide dan peralatan dan
organisasi untuk menganalisis masalah yang mencakup semua aspek belajar, serta
meranang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemeahan masalah itu.

Dengan demikian, secara umum teknologi pendidikan diarikan sebagai media yang
lahir direvolusi teknologi komunikasi yang dapat digunakan untuk tujuan pengajaran
pengajaran, disamping guru, buku dan papan tulis. Kemudian Nasuion (1982) Juga
mengungkapkan, pada hakikatnya teknologi pendidikan adalah suatu pendekatan yang
sistematis dan kritis tentang pendidikan. Teknologi pendidikan memandang soal mengajar
dan belajar sebagai suatu masalah atau problema yang harus dihadapi seara rasional dan
ilmiah. Oleh karena iu langkah yang terpenting dalam rangka kegiatan belajar mengajar,
tidak semata mata media teknologi komunikasi yang rumit dan kompleks.

Dasar Pemikiran Teknologi Pendiddikan dapat di tinjau dari tujuan pendidikan, taiu
mengubah anak dan cara berpikir dan marasa berbuat, jadi mengubah kelakuan.
Kurikulum disusun untuk mendorong anak berkembang ke arah tujuan itu. Sudah
selayaknya pendidik maupun anak didik harus tahu apa yang harus dicapai. Atau tegasnya
harus diketahui dengan jelas apa yang dapat dilakukan oleh murid sebagai hasil pelajaran
yang tidak dapat dilakukannya sebelum ia mempelajarinya. Perkembangan ilmu
pengetahuan telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi
kehidupan manusia, baik dalam ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Oleh karena
itu agar pendidikan tidak tertinggal dari perkembangan iptek tersebut, perlu adanya
penyesuain-penyesuaian, terutama sekali yang berkaitan dengan faktor-faktor pengajaran
disekolah. Salah satu faktor tersebut adalah media pembelajaran berbasis teknologi yang
perlu dipelajari dan dikuasai guru/calon guru, sehingga mereka dapat menyampaikan
materi pelajaran kepada para siswa secara baik berdaya guna dan berhasil guna.

Seiring dengan berkembangnya pendidikan dan sistem pendidikan di Indonesia,


seluruh elemen masyarakat, utamanya yang terkait langsung dengan pendidikan dituntut
untuk lebih kreatif dan profesional untuk mengembangkan pendidikan. Selain itu, para
pelaku pendidikan juga diharapkan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan bersama

7
sesuai dengan kebutuhan dan tantangan pendidikan .
Kesadaran tentang pentingnya pendidikan dan teknologi yang dapat memberikan
harapan dan kemungkinan yang lebih baik di masa mendatang, telah mendorong berbagai
upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap setiap gerak dan langkah, dalam
perkembangan dunia pendidikan. Pendidikan sebagai salah satu upaya dalam
meningkatkan kualitas hidup, pada intinya bertujuan untuk memanusiakan manusia,
mendewasakan, serta merubah prilaku dan meningkatkan kualitas hidup. Seperti
dijelaskan dalam al-quran surat Al-Mujadalah ayat 11 yang berbunyi: “Niscaya Allah akan
meninggikan orang-oran yang beriman diantara kamu, dan beberapa orang, yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah maha mengetahui apa yang kamu
kerjakanQS. Al-Mujadalah:11) Untuk itulah perlu adanya cara atau metode untuk
menjawab tangtangan – tantangan yang muncul seiring dengan berkembangnya waktu,
dan dan bagaimana pencapain kurikulum secara maksimal, maka dari itu peranan penting
teknologi sangatlah penting dalam pencapaian pendidikan yang maksimal, dan khususnya
yang berkaitan dengan pendidikan agama islam.6

Dengan pendekatan teknologi pendidikan, kita dapat menggunakan metode ilmiah


untuk menguji-cobakan hipotesis-hipotesis tentang cara yang paling efektif guna mencapai
suatu tujuan yang telah ditentukan. Usaha ini pada hakikatnya tidak berbeda dengan
metode pemecahan masalah (method of problem solving) yang dilakukan dalam bidang
lainnya. Dalam garis besar, langkah-langkah yang diikuti dalam metode teknologi
pendidikan adalah:

 Merumuskan tujuan yang jelas yang harus dicapai yang dapat dipandang sebagai
masalah.
 Menyajikan pelajaran menurut cara dianggap serasi yang kita pandang sebagai
hipotesis yang perlu dites.
 Menilai hasil pelajaran untuk memuji hipotesis itu.
 Mencari perbaikan andaikan hasilnya belum memenuhi syarat atau standar yang
ditentukan dan melangsungkan percobaan dengan cara lain sampai tercapai apa yang
diharapkan.

Teknologi pendidikan mengharuskan guru merumuskan tujuan yang jelas memikirkan


metode yang dianggapnya paling efektif untuk mencapai tujuan itu. Tujuan yang jelas
merupakan pegangan untuk memilih metode yang tepat. Banyak guru yang masuk kelas
6
Sutopo, Media Dalam Pembelajaran. (Surabaya: UNS Press, 2006), hlm. 109.

8
tanpa mengetahui dengan jelas apa yang ingin dicapainya dalam jam pelajaran itu.tanpa
tujuan yang jelas kita tak kan tahu ke mana kita pergi dan apakah kita sampai ke tempat
yang diharapkan, proses pembelajaran pada satuan pendidikan sekolah dasar.

Seorang harus memperhatikan karakteristik anak yang akan menghayati pengalaman


belajar tersebut sebagai satu kesatuan yang utuh. Pengemasan pembelajaran harus
dirancang secara tepat karena akan berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman
belajar anak. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual baik di
dalam maupun antar matapelajaran, akan memberi peluang bagi terjadinya pembelajaran
yang efektif dan lebih bermakna. Selanjutnya teknologi pendidikan menuntut agar
diadakan penilaian yang segera tentang apa yang telah dipelajari. Banyak guru yang
melakukan hanya beberapa kali dalam satu semester dalam bentuk ulangan. Penilaian
yang segera setelah pelajaran ,memberikan keterangan tentang prestasi anak dan sekaligus
tentang kemampuan metode penyajian guru.

Penilaian itu berfungsi sebagai :

(1) Alat mengukur hasil belajar murid.


(2) Alat bagi guru untuk menilai efekviitasnya mengajar
(3) Titik tolak untuk memperbaiki prestasi anak dengan menganalisis kesalahan-
kesalahan yang mereka perbuat serta memperbaiki metodenya mengajar.

Bila guru menerapkan prinsip-prinsip teknologi pendidikan secara konsekuen, maka


terbuka jalan untuk memperbaiki mutunya sebagai guru, ia akan memandang proses
mengajar mengajar sebagai problema yang tak berkesudahan yang dihadapinya secara
obyektif dan ilmiah. Dengan sikap serta usaha demikian mengajar akan dapat
dikembangakan dan ditingkatkan menjadi profesi dalam arti yang sebenarnya.
Langkah-langkah dalam tegnologi pendidikan seperti digambarkan pada bagan itu dapat
digunakan sebagai pedoman untuk menyusun program suatu lembaga pendidikan tapi juga
merencanakan suatu pelajaran bahkan untuk memecahkan tiap masalah pengajaran yang
suwaktu-waktu timbul dalam kelas, misalnya pertanyaan murid tentang suatu yang kurang
dipahaminya. Dalam menghadapi masalah mengajar-belajar guru harus berfikir: Apa
tujuanya? Apa yang harus dapat dilakukan oleh murid? Bagamaina cara mencapai tujuan
itu ? Bagaimana hasilnya? Bagaimana hasilnya? Bila tidak memuaskan bagaimana cara
memperbaikinya?. Inilah beberapa hal yang harus di dikuasai oleh seorang pendidik.7

7
Usman, Media dan Teknologi Dalam Pembelajaran. (Yogyakarta: Familia Press, 1990), hlm. 77.

9
Tampak konsep teknologi pengajaran merupakan gejala baru di dalam dunia
pendidikan dan latihan. Namun, bahwasanya konsep dasarnya telah berkembang sejak
berabad- abad dari hasil pemikiran dari konsep konsep pengajaran sebelumnya.
Perkembangan dari berbagai metode pengajaran saat ini merupakan tanda lahir teknologi.
Sekalipun dari latar belakang sejarahnya, tidak berdasarkan ilmu pengetahuan seperi yang
kita ketahui. Dalam metode pengajaran terkandung konsep konsep yang mempengaruhi
cara berfikir, bertindak, penelitian dan pengembangan pembelajaran yang kemudian
dikenal sebagai teknologi.

Pengembangan jaringan informasi `merupakan upaya mendasar yang perlu


disegerakan kepada masyarakat kalangan bawah, seperti kelompok rumah tangga miskin,
rentan, takberdayal adalah kelompok sasaran yang paling diutamakan. Karena dengan
cepat perkembagan teknologi dari,teknologi cetak, teknologi audio-visual dan Pada 1930-
an felm mulai digunakan untuk kegiatan pembelajaran, teknologi berbasis komputerdan
teknologi terpadu.

Dalam pengembagan Teknologi dapat dikelompokkan menjadi teknologi rendah,


sedang, atau teknologi tinggi. Teknologi rendah tidak menggunakan kelistrikan; yaitu
tidak perlu dicolok dan tidak juga membutuhkan baterai. Sebagai misal, sebuah kaca
pembesar untuk memperbesar bahan-bahan cetakan bagi siswa yang terhambatan secara
penglihatan digolongkan teknologi pembantu berteknologi rendah.

Teknologi menengah membutuhkan kelistrikan. Buku mini berpendar untuk


meningkatkan pencahayaan merupakan contoh teknologi menengah. Teknologi tinggi
melibatkan penggunaan komputer. Membaca kurzweil merupakan contoh dari teknologi
pembantu berteknologi tinggi.

Pesatnya pengembangan TIK, khususnya internet, memungkinkan pengembangan


layanan informasi yang lebih baik dalam suatu institusi pendidikan. Di lingkungan
perguruan tinggi, misalnya, pemanfaatan TIK lainnya, yaitu diwujudkan dalam suatu
system yang disebut electronic university (e-university). Pengembnggan e-university
bertujuan untuk mendukung penyelenggaran pendidikan, sehingga perguruan tinggi dapat
memberi pelayanan informasi yang lebih baik kepada komunitasnya, baik didalam
maupun di luar peguruan tinggi tersebut melalui internet.

Layanan pendidikan lain yang bisa dilaksanakan melalui internet yaitu dengan
menyediakan materi kuliah di dalam jaringan (online) dan materi kuliah tersebut dapat

10
diakses oleh siapa saja yang membutuhkan. Hal ini mempermudah pemberian informasi
bagi siapa pun kesulitan informasi karena masalah ruang dan waktu. Lingkungan
akademis pendidikan Indonesia yang sudah akrab dengan implikasi TIK di bidang
pendidikan adalah UI dan ITB. Hampir setiap fakutlas di UI memiliki jaringan yang dapat
di akses oleh masyarakat, memberikan informasi bahkan bagi yang sulit mendapatkannya
karena problema ruang dan waktu.

Demikian juga dengan UPI, melalui proses pengembangan sarana prasarana serta
updating SDM telah mampu berkiprah dalam pemanfaatan TIK unuk kepentingan
kebijakan pendidikan, diantaranya di fakultas ilmu pendidikan, melalui program studi
teknologi pendidikan dengan laboratorium virtualnya mampu membangun automasi
jadwal perkuliahan, kinerja dosen secara online, portofolio online, jurnal online, dan
sebagainya.

Hal ini tentunya sangat membantu calon mahasiswa maupun mahasiswa atau bahkan
alumni yang membutuhkan informasi tentang biaya kuliah, kurikulum, dosen
pembimbing, atau banyak lagi yang lainnya. Contoh lain yakni universiatas bina nusantara
yang juga memiliki jaringan internet yang sangat mantap, yang membuat mereka layak
mendapatkan penghargaan akademi pendidikan Indonesia dengan situs terbaik. Layanan
yang disediakan situs mereka dapat dibandingkan dengan layanan yang disediakan oleh
situs-situs pendidikan luar negeri seperti institut pendidikan California, institut pendidikan
Virginia, dan sebagainya. Sebagai contoh, pada tingkat pendidikan SMU implikasi TIK
juga sudah mulai dilakukan walaupun belum mampu menjajal dengan implikasi-
implikasinya pada tingkatan pendidikan lanjutan. Di SMU, rata-rata pengguna internet
hanyalah sebagai fasilitas tambahan dan TIK belum menjadi kurikulum utama yang
diajarkan untuk siswa. TIK belum menjadi madia database utama bagi nilai-nilai,
kurikulum, siswa, guru, atau yang lainnya. Namun prospek untuk masa depan,
penggunaan IT di SMU cukup cerah. Selain untuk melayani institute pendidikan secara
khusus, dapat juga digunakan untuk dunia pendidikan secara umum di Indonesia.8

Ada juga layanan situs internet yang menyajikan kegiatan system pendidikan di
Indonesia. Situs ini dimaksudkan untuk merangkum informasi yang berhubungan dengan
perkembangan pendidikan yang terjadi dan untuk menyajikan sumber umum serta jaringan
komunikasi (forum) bagi administrator sekolah, para pendidik dan para peminat lainnya.
8
Kusuma dan Dwitagama, Kemajuan Teknologi Bagi Pendidikan. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm.
102-103.

11
Tujuan utama dari situs ini yaitu sebagai wadah untuk saling berhubungan yang dapat
menampung semua sector utama pendidikan. Selain lingkungan pendidikan, misalnya
pada kegiatan penelitian, kita dapat memanfaatkan internet guna mencari bahan ataupun
data yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut melalui mesin pencari.

Situs tersebut sangat berguna pada saat kita membutuhkan artikel, jurnal, atupun
referensi yang dibutuhkan. Inisiatif-inisiatif penggunaan TIK dan internet di luar instusi
pendidikan formal, tetapi masih berkaitan dengan lingkungan pendidikan di Indonesia
sudah mulai bermunculan. Salah satu inisiatif yang sekarang sudah ada yaitu situs
penyelenggaraan “komunitas sekolah indonesia”. Situs yang menyelenggarakan kegiatan
tersebut contohnya plasa.com dan smu-net.com. Pengembangan dan penerapan TIK juga
bermanfaat untuk pendidikan dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan
nasional Indonesia. Salah satu aspeknya adalah kondisi geografis Indonesia dengan sekian
banyaknya pulau yang berpencar-pencar dan kontur permukaan buminya yang sering kali
tidak bersahabat, biasanya diajukan untuk menjagokan pengembangan dan penerapan TIK
untuk pendidikan. TIK sangat mampu dan dijagokan agar menjadi fasilitator utama untuk
meratakan pendidikan di bumi nusantara sebab TIK mengandalkan kemampuan
pembelajaran jarak jauh tidak terpisah oleh ruang, jarak, dan waktu. Demi penggapaian
daerah – daerah yang sulit, tentunya penerapan ini dapat dilakukan sesegera mungkin di
Indonesia.

Sudah selayaknya lembaga-lembaga pendidikan yang ada segera memperkenalkan


dan memulai penggunaan dan memanfa’atkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
sebagai basis pembelajaran yang lebih mutakhir. Hal ini penting, mengingat penggunaan
TIK merupakan salah satu faktor penting yang memungkinkan kecepatan transformasi
ilmu pengetahuan kepada para peserta didik, generasi bangsa ini secara lebih luas.

Dalam konteks yang lebih spesifik, dapat dikatakan bahwa kebijakan


penyelenggaraan pendidikan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah
daerah, maupun masyarakat harus mampu memberikan akses pemahaman dan penguasaan
teknologi mutakhir yang luas kepada para peserta didik. Progam pembangunan pendidikan
yang terpadu, terarah dan berbasis teknologi paling tidak akan memberikan multiplier
effect dan nurturing effect terhadap hampir semua sisi pembangunan pendidikan sehingga
TIK berfungsi untuk memperkecil kesenjangan penguasaan teknologi mutakhir, khususnya
dalam dunia pendidikan.

12
Pembangunan pendidikan berbasis TIK setidaknya memberikan dua keuntungan.
Pertama, sebagai pendorong komunita pebdidikan (termasuk guru) unuk lebih apresiatif
dan proaktif dalam maksimalisasi potensi pendidikan. Kedua, memberikan kesempatan
luas kepada peserta didik dalam memanfaatkan setiap potensi yang ada, yang dapat
diperoleh dari sumber-sumber yang tidak terbatas.

Adapun kedudukan lain TIK dalam pendidikan, yaitu :

 Mempermudah kerjasama antar Pelajar dan Pendidik, menghilangkan batas ruang,


jarak, dan waktu.
 Sharing information, sehingga hasil penelitian dapat digunakan bersama – sama dan
mempercepat pengembangan ilmu pngetahuan.
 Virtual university, yaitu dapat menyediakan pendidikan yang diakses oleh orang
banyak.
 Serta Penyediaan pendidikan untuk mendukung pelaporan kepada Kantor Dinas
Pendidikan yang terkait dengan Ujian Akhir Nasional (UAN) dan Badan Akreditasi
Sekolah (BAS).

Donald p.ely (1979) mengemukakan beberapa manfaat media teknologi pendidikan,


yaitu : meningkatkan produiktivitas pendidikan, memberikan kemungkinan kegiatan
pengajaran bersifat individual, memberi dasar yang lebih dinamis terhadap pendidikan,
pengajaran yang lebih mantap, memungkinkan belajar seecara seketika dan penyajian
pendidikan lebih luas. Adapun manfaat media teknologi pendidikan lebih rinci menurut
ely (1979) adalah sebagai berikut:

- meningkatkan mutu pendidikan dengan jalan mempercepat rate of learning’, membantu


guru untuk menggunakan waktu belajar secara lebih baik, mengurangi beban guru
dalam menyajikan informasi, aktivitas guru lebih banayak diarahkan untuk
meningkatkan kegairahan anak.
- memberi kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual dengan jalan
memperkecil atau mengurangi control guru yang tradisional dan kaku, memberi
kesempatan luas kepada anak untuk berkembang menurut kemampuannya,
memungkinkan mereka belajar menurut cara yang di kehendaki.
- memberi dasar pengajaran yang lebih ilmiah dengan jalan menyajikan atau
mernecanakan program pengajaran secara logis dan sistematis, mengembangkan
kegiatan pengajaran melaui penelitian, dan sebagai pelengkap maupun sebagai terapan.

13
- pengajaran dapat dilakukan secara mantap dikarenakan meningkatnya kemampuan
manusia sejalan dengan pemanfaatan media komunikasi, informasi dan data dapat di
sajikan lebih konkret, rasional.
- meningkatkan terwujudnya ‘immediacy of learning’ karena media teknologi dapat
menghilangkan atau mengurangi jurang pemisah antara kenyataan di luar kelas dengan
kenyataan yang ada di dalam kelas, memberikan pengetahuan langsung.
- memberikan penyajian pendidikan lebih luas, terutama melaui media massa, dengan
jalan memanfaatkan secara bersama dan lebih luas peristiwa-peristiwa langka,
menyajikan informasi yang tidak terlalu menekankan batas ruang dan waktu.9

Dari pemaparan diatas, teknologi pendidikan dapat di tafsirkan sebagai media dari
perkembangan alat komunikasi yang dugunakan untuk tujuan pendidikan. Alat-alat itu
lazim disebut ”hard ware”. Ada pula yang memandang teknologi pendidikan sebagai
suatu pendekatan yang ilmiah kritis, dan sistematis tentang pendidikan. Pendirian ini
mengutamakan “soft ware”-nya. Tanpa alat-alat, pendidikan dapat dijalankan. Sebaliknya
“hard ware” tak berguna tanp “soft ware”.

Teknologi pendidikan merupakan suatu ekspresi dari gerakan dan teknologi


pendidikan mengajak guru untuk bersikap problematis terhadap proses belajar mengajar
serta memandang tiap metode metode mengajar sebagai hipotesis yang harus di uji
efektivitasnya.dengan demikian teknologi pendidikan mendorong profesi keguruan untuk
berkembang menjadi “science”. Namun pekerjaan guru akan selalu mengadung aspek
”seni”.

Dari pemaparan diatas, teknologi yang paling penting adalah teknologi yang
ditimbulkan dari diri pendidik, tanpa seorang pendidik yang handal dan kreatif maka
teknologi tidak akan bermanfaat dalam pendidikan. Kerena pada dasarnya kesuksesan
dalam pendidikan adalah terletak pada keaktifan seorang pendidik dalam mengelolah
lingkunagan sekolahnya. Dan seorang Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas
tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi dan berani
mengemas dan mengembangkan materi Secara akademik, guru dituntut untuk terus
menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan
dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian
tertentu saja, serta seorang guru harus menguasai teknologi dengan sepenuhnya.
Serta seorang peserta didik memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup
9
Hamalik, Perencanaan Pembelajaran Berbasis Teknologi. (Bandung: Mizan, 2010), hlm. 134.

14
banyak dan bervariasi, dan juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang,
memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi,
maka seorang guru harus lebih kreatif.10

C. Media dan Teknologi

Media disebutkan disini adalah alat untuk memberikan perangsangan bagi siswa
supaya terjadi proses belajar, seperti buku, film, kaset, dan lain-lain. (Bringgs), yang dapat
menyampaikan pesan-pesan atau bahan-bahan pengajaran. Sedangkan teknologi adalah
suatu ilmu yang membahas tentang keterampilan yang diperoleh lewat pengalaman, studi,
dan observasi. Istilah kata “teknologi”, erat hubungannya dengan kata teknik. Teknik
dalam bidang pembelajaran bersifat apa yang sesungguhnya terjadi antara guru dan murid.

Teknologi Pembelajaran tumbuh dari praktek pendidikan dan gerakan komunikasi


audio visual. Teknologi Pembelajaran semula dilihat sebagai teknologi peralatan, yang
berkaitan dengan penggunaan peralatan, media dan sarana untuk mencapai tujuan
pendidikan atau dengan kata lain mengajar dengan alat bantu audio-visual. Definisi
teknologi pendidikan pada awal tahun 1920 dipandang sebagai media. Hal ini disebabkan
oleh penggunaan media yang harus dilakukan dalam teknologi pendidikan untuk mencapai
tujuan pendidikan.11

Teknologi Pembelajaran merupakan gabungan dari tiga aliran yang saling


berkepentingan, yaitu media dalam pendidikan, psikologi pembelajaran dan pendekatan
sistem dalam pendidikan. Bisa dikatakan bahwa media merupakan bagian dari teknologi
pembelajaran. Dalam penjelasan di atas dapat kita pahami bahwa media termasuk dalam
ruang lingkup teknologi pengajaran. Karena teknologi pengajaran merupakan himpunan
dari proses ter integrasi yang di dalamnya terlibat manusia, prosedur, gagasan, peralatan
dan organisasi serta pengelolaan cara-cara pemecahan masalah pendidikan yang terdapat
di dalam situasi belajar yang memiliki tujuan dan disengaja.

Jadi bisa dikatakan bahwa dalam proses belajar-mengajar memerlukan media untuk
pembelajaran dan harus menggunakan teknik-teknik atau strategi dalam pembelajaran agar
pembelajaran tidak monoton dan tidak membosankan siswa dalam belajar.

Pengertian Media Pembelajaran: Kata media berasal dari bahasa Latin meduis yang
berarti ‘tengah, perantara atau pengantar’. Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media
10
Usman, Media dan Teknologi Dalam Pembelajaran. (Yogyakarta: Familia Press, 1990), hlm. 89.
11
Arikunto, Teknologi Dalam Pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 130.

15
adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa
mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Secara lebih khusus,
pengertian media dalam proses belajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
fotografi, atau lelektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi
visual atau verbal.12

Media yang sering diganti dengan kata mediator , menurut Fleming (1987: 234)
adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan
mendamaikannya. Media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu pembantuan hubungan
yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar-siswa dan isi pembelajaran.
Disamping itu, mediator dapat mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem
pembelajaran yang melakukan pran mediasi, mulai dari guru sampai kepada peralatan
paling canggih, dapat disebut media.Jadi, media adalah alat yang menyampaikan atau
mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.

Proses pembelajaran yang memiliki media mempunyai arti yang cukup penting.
Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu
dengan menghadirkan media sebagai perantara. Dan dapat menerapkan bahwa media
adalah alat bantu apa yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan
pembelajaran. Gagne dan Briggs (1975) menyatakan bahwa media pembelajaran termasuk
alat untuk menyampaikan isi pembelajaran, antara lain buku, tape recorder, kaset, vedio
camera, vedio recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televise dan
komputer .

Ciri-Ciri Media Pendidikan; Gerlach & Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media,
antara lain:

1. Ciri Fiksatif (Properti Fiksatif)


2. Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan
merekotruksi suatu peristiwa atau objek.Misal, peristiwa yang kejadiannya hanya sekali
dapat diabadikan dan direproduksi beberapa kali pada saat yang diperlukan.
3. Ciri Manipulatif (Properti Manipulatif). Suatu kejadia atau objek yang dapat dipercepat,
diperlambat, diputar mundur dengan memotong bagian-bagian yang tidak diperlukan.

12
Sutopo, Media Dalam Pembelajaran. (Surabaya: UNS Press, 2006), hlm. 56.

16
4. Ciri Distributif (Properti Distributif). Sekali informasi dalam format media apa saja, ia
dapat direproduksi apapun pun yang san siap digunakan secara bersamaan di berbagai
tempat atau digunakan secara berulang-ulang.13

Fungsi Dan Manfaat Media Pendidikan: Levie & Lents (1982) mengemukakan empati
fungsi media pembelajaran, antar lain:

1. Fungsi Atensi , yaitu media visual yang dapat menarik dan mengarahkan perhatian
siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran.
2. Fungsi Afektif , yaitu media visual yang dapat terlihat dari tingkat kenyamanan siswa
ketika belajar atau membaca yang bergambar.
3. Fungsi Kognitif , yaitu media visual yang dapat membantu memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4. Fungsi Kompensatoris , yaitu berfungsi untuk mengkondisikan siswa yang lemah dan
lambat menerima pesan yang disajikan secara verbal.

Kemp & Dayton mengemukakan ada tiga fungsi media pembelajaran, antara lain:

1. Memotovasi minat
2. Menyajikan informasi
3. Anggota intruksi.

Kemp & Dayton juga mengemukakan beberapa manfaat media pembelajaran, antara lain:

1. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.


2. Pembelajaran bisa lebih menarik
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif
4. Waktu pembelajaran dapat dipersingkat
5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan
6. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan
7. Sikap positif siswa dapat ditingkatkan
8. Dapat mengurangi beban guru.

Encyclopedia of Educational Research merinci manfaat media pendidikan sebagai berikut:

1. Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berpikir.


2. Perhatikanesar perhatian siswa.
3. Memberikan pengalaman nyata pada siswa.
13
Abidin, Media dan Sumber-Sumber Belajar. (Surakarta: UNS Press, 2003), hlm. 57.

17
4. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu.
5. Membantu perkembangan kemampuan berbahasa.14

Beberapa manfaat praktis penggunaan media pembelajaran dalam proses


pembelajaran sebagai berikut:

1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan sehingga meningkatkan proses


dan hasil belajar.
2. Media pembelajaran dapat mengarahkan perhatian anak sehingga menimbulkan
motovasi, interaksi langsung antar siswa dan lingkungannya.
3. Media pembelajaran dapat memberikan pengalaman kepada siswa.

Pengenalan Beberapa Media Pembelajaran: Berdasarkan perkembangan teknologi,


media pembelajaran dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:

1. Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi melalui
proses percetakan mekanik atau fotografis. Kelompok media hasil teknologi cetak
termasuk teks, grafis, foto. Teknologi cetak memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 Teks dibaca secara linier, sedangkan visual diamati berdasarkan ruang.
 Komunikasi satu arah dan reseptif.
 Teks dan visual statis (diam).
 Perkembangannya sangat tergantung pada prinsip-prinsip kebahasaan dan persepsi
visual.
 Baik teks atau visual berorientasi (berpusat) pada siswa.
 Informasi dapat ditata ulang oleh pemakai.
2. Teknologi audio-visual cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan
menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan audio dan visual
pesan-pesan. Pengajaran media audio visual adalah produksi dan penggunaan materi
yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran. Ciri-ciri utama teknologi
audio visual adalah sebagai berikut:
 Bersifat linier.
 Biasanya menyajikan visual yang dinamis.
 Ditetapkan oleh peracang atau pembuatannya.
 Representasi fisik dari gagasan real atau abstrak.
 Dikembangkan menurut prinsip psikologi behaviorisme dan kognitif.

14
Usman, Media dan Teknologi Dalam Pembelajaran. (Yogyakarta: Familia Press, 1990), hlm. 109.

18
 Berorientasi (berpusat) kepada guru.
3. Teknologi berbasis komputer merupakan cara melahirkan atau menyampaikan materi
menggunakan sumber-sumber berbasis mikro-prosesor, materi disimpan dalam bentuk
digital. Berbagai jenis aplikasi teknologi berbasis komputer dilihat dari cara penyajian
dan tujuan termasuk: Tutorial (penyajian materi pelajaran secara bertahap), Latihan dan
latihan (latihan untuk membantu siswa menguasai materi yang telah dipelajari
sebelumnya), Permainan dan simulasi (latihan mengaplikasikan pengetahuan dan
ketrampilan yang baru belajar), Berbasis data (sumber yang dapat membantu siswa
menambah informasi dan pengetahuannya sesuai dengan keinginan masing-masing).
Beberapa ciri media berbasis komputer adalah sebagai berikut:
 Dapat digunakan secara acak, non-sekuensial maupun secara linier.
 Berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan perancang.
 Gagasan disajikan dalam gaya abstrak.
 Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini.
 Dapat berorientasi siswa dan berinteraksi dengan interaksivitas yang tinggi.15
Teknologi adalah gabungan cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi
dengan menggunakan beberapa media yang dikendalikan oleh komputer. Beberapa ciri
utama, hampir sama dengan teknologi berbasis komputer adalah sebgai berikut:
 Dapat digunakan secara acak, sekuensial, atau secara linier.
 Gagasan sering disajikan secara realistis dalam konteks pengalaman siswa.
 Dikembangkan menurut prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme.
 Pembelajaran terpusat pada ruang lingkup kognitif.
 Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai sumber.

Kemp & Dayton (1985) mengelompokkan media ke dalam delapan jenis, yaitu:

1. Media cetakan termasuk bahan-bahan yang diatas kertas untuk menyiapkan dan
informasi. Teks terprogram adalah salah satu jenis media cetakan yang banyak
digunakan. Dalam teks terprogram, informasi yang terkendali dalam arti bahwa siswa
hanya memiliki akses untuk melihat teks yang diinginkan demi langkah.
2. Media panjang pada umumnya digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi di
depan kelompok. Media ini termasuk papan tulis, flip chart, papan magnet, papan kain,
papan bulletin, dan pameran.

15
Sutopo, Media Dalam Pembelajaran. (Surabaya: UNS Press, 2006), hlm. 140.

19
3. Proyektor transparansi (OHP) . Transparansi yang diproyeksikan adalah visual baik
berupa huruf, lambang, gambar, grafis, atau gabungannya lembaran bahan tembus
pandang atau plastik yang dipersiapkan untuk diproyeksikan ke sebuah layar atau
dinding melalui sebuah proyektor.
4. Rekaman audio-tape . Pesan dan isi pelajaran dapat diakses pada tape magnetic
sehingga hasil rekaman dapat diputar kembali pada saat yang diinginkan. Pesan dan isi
pelajaran itu untuk membangkitkan pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa
sebagai mendukung mendukung proses belajar. Materi rekaman audio-tape adalah cara
ekonomis untuk menyiapkan isi pelajaran atau jenis informasi tertentu.
5. Slide adalah suatu transparansi film yang berukuran 35 mm dengan bingkai 2 x 2 inci.
Bingkai tersebut terbuat dari karton atau plastik. Bingkai film diproyeksikan melalui
slide proyektor. Jumlah film bingkai yang akan ditampilkan untuk suatu program
tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian, lama pesta atau
panjangnya program sangat bervariasi.
6. Film atau video . Film gambar-gambar dalam frame dimana frame demi frame
diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat
gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan
kontinyu visual yang.
7. Televisi i adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup
bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang
mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik dan mengkonversinya
kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang dapat didengar.
8. Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi informasi yang
diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan
sederhana dan rumit. 16
D. Perubahan Siklus Dan Pola Masa Depan
Dunia tengah memasuki revolusi digital atau industrialisasi keempat. Penggunaan
Internet of Things (IoT), big data, cloud database, blockchain, dan lain-lain akan
mengubah pola kehidupan manusia. Murid, misalnya, dengan mudah dapat menemukan
informasi melalui internet untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya. Bahkan, untuk
kondisi tertentu seperti di daerah-daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), gawai dapat
menggantikan orang tua dan guru. Di daerah seperti ini kebanyakan orang tua tidak
mampu membimbing anaknya belajar. Guru yang baik pun jarang ditemukan.
16
Sujardi, Membuat Siswa Aktif Belajar. (Bandung: Penerbit Bina Cipta, 1983), hlm. 44.

20
Di masa depan, pengajaran kepada murid bisa jadi fungsi perusahaan digital juga.
Selain di sekolah, anak dapat belajar di mana saja. Kini lebih dari 93 juta penduduk
Indonesia adalah pengguna internet dan sekitar 71 juta memiliki telepon seluler (ponsel).
Mereka cenderung terhubung dengan media digital. Sebagian adalah orang muda yang
senang terhubung (connected) dan berkomunikasi-(communicate), serta menggandrungi
perubahan (change). Sebagian besar adalah generasi baru yang menghadapi pergeseran
kebiasaan lama ke tradisi baru yang tidak mudah menduga arahnya. Perkembangan dunia
digital begitu dinamis yang lambat laun bukan sekadar mempengaruhi tapi mengubah gaya
hidup masyarakat tanpa dapat dihindari oleh siapa pun.17

Dunia tidak perlu menunggu waktu satu abad untuk mengalami perubahan era digital.
Anak sekolah sekarang ketika dewasa kelak akan berhadapan dengan digitalisasi
kehidupan. Diperkirakan 65% ragam pekerjaan sekarang akan tergantikan oleh jenis
pekerjaan baru yang kini belum terbayangkan. Sebut saja, misalnya, ketika perangkat
proyektor diaplikasikan pada komputer dan HP, maka berbagai pabrik proyektor dan
bahkan televisi akan segera tutup, pengunjung bioskop pun menghilang. Banyak
pemangku kepentingan pendidikan, baik birokrat, tokoh masyarakat, maupun orang tua
murid yang mengkhawatirkan dampak negatif penggunaan telepon seluler oleh anak.
Banyak pula sekolah yang melarang murid membawa ponsel.

Padahal, sebagai alat komunikasi, baik atau buruknya penggunaan gawai tergantung
kepada pemakai. Dukungan dari semua pihak yang relevan terkait upaya meminimalkan
dampak negatif media digital tentu diperlukan. Namun, penggunaan gawai untuk tujuan
positif harus diberi ruang seluas-luasnya.

Inovasi teknologi untuk pendidikan: Salah satu area teknologi digital dapat
memberikan solusi terhadap permasalahan masyarakat adalah di sektor pendidikan. Masih
banyak komunitas di Indonesia yang mayoritas orang tua tidak mampu membantu anaknya
belajar. Penyebabnya bisa karena mereka berpendidikan rendah atau jarang berada di
rumah. Selain itu, masih banyak guru yang kemampuan mengajarnya meragukan,
sebagaimana terindikasi bahwa lebih dari separuh mereka tidak lulus uji kompetensi guru
(UKG). Hasilnya banyak anak Indonesia mendapatkan kualitas pengajaran dan pendidikan
yang rendah. Hasilnya kemampuan membaca, berhitung, dan pengetahuan sains anak-anak
Indonesia berada di bawah Singapura, Vietnam, Malaysia, dan Thailand berdasarkan tes
PISA (The Programme for International Student Assessment) 2016.
17
Pasaribu dan Simanjuntak, Tuntutan Pembelajaran Revolusi Industri IV. (Bandung: Tarsito, 1983), hlm. 129.

21
Sebuah perusahaan berbasis teknologi digital, Ruangguru, berupaya memberikan
solusi untuk masalah pendidikan di Indonesia dengan menyediakan platform pembelajaran
via gawai. Indonesia memiliki 3,1 juta guru tetap ditambah lebih dari 700 ribu guru
honorer. Sekitar separuh dari jumlah tersebut memiliki kompetensi cukup untuk dapat
mengajar dengan baik. Sebagian dari guru kelompok terbaik berpotensi besar untuk
menjadi mitra kerja perusahaan pembelajaran digital. Perusahaan digital Ruangguru,
didirikan pada 2014, saat ini telah merekrut melalui seleksi ketat sekitar 150 ribu guru
untuk bergabung dalam platform mereka. Para guru ini adalah mitra kerja Ruangguru
sebagai tutor yang membantu anak memahami materi pelajaran.18

Modul bimbingan belajar setiap materi disajikan secara visual dan dapat diunduh
pengguna. Murid membayar setiap paket belajar yang dipilihnya, mulai puluhan ribu
sampai jutaan rupiah. Guru (tutor) mendapat penghasilan sesuai dengan jumlah pengguna
yang mengikuti paket belajarnya. Pada awal 2018, lebih dari tujuh juta murid SMP dan
SMA menjadi pengguna. Jumlah anak sekolah SMP dan SMA di Indonesia 14,6 juta
ditambah murid SMK sebanyak 4,8 juta orang. Berbagai aplikasi Ruangguru menempati
peringkat pertama untuk kategori pendidikan di Google Play dan iOS App Store.

Contoh layanan yang disediakan Ruangguru, misalnya Ruangguru “On-The-Go”,


yaitu aplikasi untuk mempermudah murid menyaksikan video tanpa kuota internet. Ruang
guru juga memudahkan murid untuk mengakses ribuan video materi, pembahasan dan
latihan dari beragam mata pelajaran tiap-tiap tingkatan kelas. Video tersebut didesain dan
diproduksi Ruangguru bersama guru (tutor) pilihan.

Sebuah produk Ruangguru, bernama “digital boot camp”, yaitu platform belajar
kelompok dengan bimbingan tutor siaga. Grup chat belajar ini memanfaatkan modul
bimbingan belajar lengkap, latihan soal dan tryout, serta akses video materi yang tersedia
di “ruangbelajar.” Melalui layanan “digitalbootcamp” Ruangguru berhasil membantu lebih
dari 96% pesertanya meraih nilai rata-rata di atas 70 pada Ujian Nasional 2017.
Ruangguru juga menawarkan beberapa produk lain, seperti “ruanglesonline” (layanan
bimbingan belajar sesuai kebutuhan). Melalui “ruanglesonline” anak mengirimkan foto
soal dan menuliskan pertanyaan terkait soal tersebut. Dalam waktu 3 menit dia akan
terhubung dengan tutor. Kemudian tutor membantu anak belajar via chat selama 30 menit
dengan biaya Rp20.000.
18
Wina Sanjaya, Perenanaan dan Desain Pembelajaran. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), hlm.
22-23.

22
Sementara itu, layanan “ruangles” menyediakan ribuan profil guru privat berkualitas
yang dapat dipilih anak sendiri untuk membimbingnya belajar di rumah atau tempat lain
yang disepakati. Anak dapat juga menyampaikan kebutuhan belajarnya dan Ruangguru
akan memilihkan tutor yang paling pas untuk anak. Guru privat membuat rencana belajar
sesuai kebutuhan anak dan secara rutin melaporkan perkembangan belajar kepada
orangtua anak. “Ruangles” adalah portal pencarian guru privat terbesar di Indonesia. Para
guru juga bisa memanfaatkan aplikasi “ruangkelas”, layanan Learning Management
System yang disediakan secara gratis untuk guru dan murid di Indonesia. Aplikasi ini
membantu guru memberi tugas dan memonitor perkembangan belajar murid. Guru dapat
memberikan tugas dan ujian kepada murid secara online di mana saja dan kapan saja.
Guru dapat memonitor hasil tugas yang dikerjakan murid secara langsung dan mudah.
Guru dapat mengevaluasi kemampuan murid untuk tiap mata pelajaran secara otomatis.

Potensi yang harus digali “Sekolah” berasal dari bahasa latin yang arti sebenarnya
adalah waktu luang. Sekolah merupakan kegiatan di waktu luang bagi anak dan remaja di
tengah hak dasar mereka untuk bermain menikmati masa mudanya. Dalam
perkembangannya, makna sekolah berubah menjadi lembaga tempat berprosesnya ajar
antara murid dan guru yang memerlukan tempat dan dukungan berbagai alat bantu
pembelajaran dalam suasana birokratis.19

Di masa depan, dengan perkembangan teknologi, anak dapat belajar di mana saja dan
guru pun dapat menjadi fasilitator dan moderator pembelajaran tanpa terikat ruang fisik.
Ruangguru sudah menunjukkan sedikit gambaran bagaimana itu dapat terlaksana.

Ke depan, Indonesia memang masih memerlukan banyak pembangunan startup yang


menawarkan layanan-layanan spesialis, seperti perusahaan digital “Sanggaripa,”
“Sanggarips,” “Sanggarhitung, “Sanggarbaca,”dan lain-lain untuk memberi pengajaran
kepada murid,” Lemaripustaka” yang menyediakan bacaan bagi murid, dan
“Pondoksantri” dan “Kitab kuning”yang mempromosikan berbagai pelajaran madrasah
dan pesantren. Pemerintah Indonesia saat ini memfasilitasi Gerakan Nasional 1000 Startup
Digital untuk mendorong pengembangan dan penggunaan teknologi dalam menyediakan
berbagai solusi inovatif.

Namun, yang tak kalah penting dari pengembangan startup digital adalah pemerataan
pembangunan infrastruktur digital di seluruh pelosok negeri. Agar Indonesia dapat

19
Hamalik, Perencanaan Pembelajaran Berbasis Teknologi. (Bandung: Mizan, 2010), hlm. 145.

23
memanfaatkan perkembangan teknologi era digital, dukungan internet berkapasitas besar
dan supercepat di semua desa dan sekolah diperlukan.20

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan teknologi internet dan komputer mengalami kemajuan yang sangat


pesat. Sehingga usaha konvensional perlahan-lahan mulai mengalami pergeseran, karena
dianggap kurang efektif dibandingkan bisnis modern yang memanfaatkan teknologi
internet dan computer. Sebagai contoh, bisnis yang berbasis IT tidak terbatas oleh ruang
dan waktu sehingga tidak memerlukan tempat untuk memajang dan memasok barang,
serta tidak dibatasi oleh tempat dan jarak sehingga proses bisnis bisa terjadi di antara dua
daerah yang berbeda bahkan Negara berbeda dengan waktu proses yang lebih cepat dari
pada bisnis konvensional.

Pengertian Belajar: Menurut Slamet (1995:2) belajar adalah “suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”
Pengertian Pengajaran: Pengajaran mempunyai arti cara mengajar atau mengajarkan
20
Ahmad, Perkembangan Dunia Pendidikan. (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 109.

24
(transfer ilmu). (Purwadinata, 1967, hal 22). Dengan demikian pengajaran diartikan sama
dengan perbuatan belajar (oleh siswa) dan Mengajar (oleh guru). Pengertian Pembelajaran:
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik
agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Pengertian Teknologi: Assoiation for educational kominiation an technology (1980)
mendefinisikan eknologi pendidikan sebagai beriku: Teknologi pendidikan adalah suatu
proses kompleks yang terintergrasi meliputi manusia, prosedur, ide dan peralatan dan
organisasi untuk menganalisis masalah yang mencakup semua aspek belajar, serta
meranang, melaksanakan, menilai dan mengelola pemeahan masalah itu.

Media disebutkan disini adalah alat untuk memberikan perangsangan bagi siswa
supaya terjadi proses belajar, seperti buku, film, kaset, dan lain-lain. (Bringgs), yang dapat
menyampaikan pesan-pesan atau bahan-bahan pengajaran. Sedangkan teknologi adalah
suatu ilmu yang membahas tentang keterampilan yang diperoleh lewat pengalaman, studi,
dan observasi. Istilah kata “teknologi”, erat hubungannya dengan kata teknik. Teknik
dalam bidang pembelajaran bersifat apa yang sesungguhnya terjadi antara guru dan murid.

Dunia tengah memasuki revolusi digital atau industrialisasi keempat. Penggunaan


Internet of Things (IoT), big data, cloud database, blockchain, dan lain-lain akan
mengubah pola kehidupan manusia. Murid, misalnya, dengan mudah dapat menemukan
informasi melalui internet untuk menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya. Bahkan, untuk
kondisi tertentu seperti di daerah-daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), gawai dapat
menggantikan orang tua dan guru.

B. Saran
Sebagai seorang calon pendidik kita harus mampu menghadapi perkembangan zaman
pada masa masa depan, agar nantinya dapat menciptakan sumber daya manusia yang tidak
hanya mampu bersaing di dalam negeri tetapi juga mampu bersaing hingga pada dunia
internasional, selain itu penguasaan teknologi dalam dunia pembelajaran juga mampu
membawa kemajuan baik bagi para pendidik maupun para guru.

25
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan,
untuk itu kritik dan saran dari pembaca dan teman-teman sangatlah membantu agar
penulis bisa lebih baik lagi untuk kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin. 2003. Media dan Sumber-Sumber Belajar. Surakarta: UNS Press.

Ahmad. 2017. Perkembangan Dunia Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Arikunto. 2006. Teknologi Dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik. 2010. Perencanaan Pembelajaran Berbasis Teknologi. Bandung: Mizan.

Kusumah dan Dwitamaga. 2013. Kemajuan Teknologi Bagi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Pasaribu dan Simanjuntak. 1983. Tuntutan Pembelajaran Revolusi Industri IV. Bandug:
Tarsito.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanan dan Desain Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.

26
Slamet. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sujardi. 1983. Membuat Siswa Aktif Belajar. Bandung: Penerbit Bina Cipta.

Sutopo. 2006. Media Dalam Pembelajaran. Surabaya: UNS Press.

Syaifuddin. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Selemba Medika.

Usman. 1990. Media dan Teknologi Pembelajaran. Yogyakarta: Familia Press.

27

Anda mungkin juga menyukai