1. Ekonomi mikro dan makro adalah mengeksplorasi elemen yang sama, tetapi dari
sudut pandang yang berbeda. Perbedaan utama di antara mereka adalah:
Kemajuan teknologi menjadi jawaban dari kemajuan globalisasi yang kian menyelimuti
dunia. Suatu kemajuan yang tentunya akan memberikan dampak bagi peradaban hidup
pelajar. Tidak dapat dipungkiri, kini kita telah menjadi “budak” dari peradaban teknologi
informasi itu sendiri. Bagaiman tidak, banyaknya pelajar yang sekaligus berperan sebagai
pengguna teknologi informasi dan komunikasi, membuktikan bahwa kehidupan yang
mereka lakoni tak pernah lepas dari peran teknologi informasi. Menghadapi keadaan
seperti ini, kita sebagai pelajar perlu diarahkan pada sikap “sadar teknologi” atau “melek
teknologi”. Kemajuan yang sering diartikan sebagai modernisasi, menjanjikan
kemampuan manusia untuk mengendalikan alam melalui ilmu pengetahuan,
meningkatkan kesejahteraan material melalui teknologi dan meningkatkan efektivitas
kemampuan pelajar melalui penerapan organisasi yang berdasarkan pertimbangan
kesadaran. Karena dengan ilmu pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi pula,
manusia dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya belum pernah dibayangkan.
Di satu sisi, teknologi memiliki keuntungan bagi orang yang menggunakannya. Misalkan
saja dalam hal berbagi informasi, para pelajar dapat mengakses informasi dunia dengan
cepat dan mudah, sehingga mereka dapat menyadari bahwa dunia seakan berada di
genggaman mereka. Suatu akses yang tentunya akan memperkaya para pelajar dengan
segudang informasi yang dapat memacu motivasi mereka untuk meningkatkan
kreativitasnya, khususnya dalam bidang informatika. Bukan hanya itu, teknologi
informasi dan komunikasi juga memiliki andil yang besar dalam hal sarana pembelajaran.
Karena seperti yang kita ketahui bahwa teknologi informasi dan komunikasi kini telah
merasuk ke dalam kurikulum dunia pendidikan. Suatu hal yang tentunya menjadi
gebrakan di dunia pendidikan dalam ajang peningkatan potensi pelajar. Selain itu
gelombang kemajuan dan perkembangan teknologi dalam bidang pendidikan telah
membawa perubahan pada kehidupan dan gaya hidup pelajar yang lebih dinamis. Dengan
adanya hal tersebut, maka pelajar senantiasa menghidupkan dan menyalurkan semangat
untuk mengeksplorasi ilmu yang belum diketahui.
Kehidupan kita sekarang perlahan-lahan mulai berubah dari dulunya era industri berubah
menjadi era informasi dan komunikasi dibalik pengaruh era globalisasi dan informatika
yang menjadikan komputer, internet, dan pesatnya perkembangan teknologi informasi
sebagai bagian utama yang harus ada atau tidak boleh kekurangan di dunia pendidikan.
Dalam memasuki era tersebut, sekolah memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan siswa
dalam menghadapi semua tantangan yang berubah sangat cepat dalam lingkungan
kehidupan mereka. Kemampuan untuk berbahasa asing dan kemahiran komputer adalah
dua kriteria yang sering kali diminta masyarakat untuk memasuki era globalisasi baik di
Indonesia maupun di seluruh dunia. Maka dengan adanya komputer yang telah merambah
di segala kehidupan manusia, hal itu membutuhkan tanggung jawab yang sangat tinggi
bagi sistem pendidikan kita untuk mengembangkan kemampuan berbahasa siswa dan
kemahiran komputer.
Selain itu dengan adanya sistem pendidikan yang berbasis pada perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi maka diharapkan pelajar-pelajar di negeri kita dapat bersaing
dan mengejar ketertinggalan dari pelajar di negeri maju tanpa perlu kehilangan nilai-nilai
kemanusian dan budaya yang kita miliki. Atau dengan kata lain, peserta didik di jenjang
pendidikan dasar perlu diarahkan dan dibekali pendidikan teknologi guna menuju
masyarakat yang "melek teknologi" yaitu bercirikan mampu mengenal, mengerti,
memilih, menggunakan, memelihara, memperbaiki, menilai, menghasilkan produk
teknologi sederhana, dan peduli terhadap masalah yang berkaitan dengan teknologi. Di
lain hal, teknologi informasi dan komunikasijuga dapatmendorong kita untuk melihat hal
kecil sebagai hal yang dapat dijadikan sebagai sejumlah peluang yang tersaji di hadapan
mata. Karena dengan begitu, maka kita dapatmembalikkan arah imperialisme budaya
yang dibawa oleh perkembangan di bidang tekonologi informasi ini, menjadi sesuatu
yang bermanfaat.
Namun, di samping semua itu, kita tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa era
teknologi informasi dan komunikasi mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi
kehidupan kita. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak
oleh disilusi dari dampak negatif perkembangan teknologi ini terhadap kehidupan umat
manusia. Kalaupun teknologi informasi mampu mengungkap semua tabir rahasia alam
dan kehidupan, tidak berarti teknologi informasi sinonim dengan kebenaran. Sebab hal
tersebut hanya mampu menampilkan kenyataan. Sedangkan kebenaran yang manusiawi
haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Tentu saja teknologi informasi dan
komunikasi tidak mengenal moral kemanusiaan, oleh karena itu hal tersebut tidak pernah
bisa mejadi standar kebenaran ataupun solusi dari masalah-masalah kemanusiaan.
Semakin kuatnya gejala "dehumanisasi", tergerusnya nilai-nilai kemanusiaan dewasa ini,
merupakan salah satu oleh-oleh yang dibawa kemajuan teknologi tersebut. Bahkan,
sampai tataran tertentu, dampak negatif dari peradaban yang tinggi itu dapat melahirkan
kecenderungan pengingkaran manusia sebagai homo-religousus atau makhluk teomorfis.
Teknologi informasi juga dapat menimbulkan sisi rawan yang gelap sampai tahap
mencemaskan dengan kekhawatiran pada perkembangan tindak pidanadi bidang
teknologi itu sendiri yang berhubungan dengan “cybercrime” atau kejahatan mayantara.
Masalah kejahatan mayantara ini sepatutnya mendapat perhatian semua pihak secara
seksama pada perkembangan teknologi masa depan. Karena kejahatan ini termasuk salah
satu kejahatan luar biasa, bahkan dirasakan pula sebagai kejahatan misterius yang dapat
mengancam kehidupan masyarakat. Tindak pidana atau kejahatan ini adalah sisi paling
buruk di dalam kehidupan modern dari masyarakat akibat kemajuan pesat teknologi
dengan meningkatnya peristiwa kejahatan komputer, pornografi, terorisme digital,
“perang” informasi sampah, bias informasi, hacker, cracker dan sebagainya
3. Setiap perubahan tidak bisa hanya memilih salah satu aspek struktural atau kultural saja
sebagai variabel yang harus diubah, tetapi kedua aspek tersebut harus dikelola secara
bersama-sama agar hasilnya optimal. Namun demikian dalam praktek para pengambil
keputusan cenderung hanya memperhatikan perubahan struktural karena hasil
perubahannnya dapat diketahui secara langsung, sementara perubahan kultural sering
diabaikan karena hasil dari perubahan tersebut tidak begitu kelihatan. Untuk meraih
keberhasilan dalam mengelola perubahan organisasi harus mengarah pada peningkatan
kemampuan dalam menghadapi tantangan dan peluang yang timbul. Artinya perubahan
organisasi harus diarahkan pada perubahan perilaku manusia dan proses organisasional,
sehingga perubahan organisasi yang dilakukan dapat lebih efektif dalam upaya
menciptakan organisasi yang lebih adaptif dan fleksibel. Demikian juga halnya
jika kebiasaan manusia dan budaya organisasinya tidak diubah, perubahan organisasi
tidak akan berhasil.
The American Heritage Dictionary dalam Gilley (2001) mendefinisikan change agent
sebagai “seseorang yang memberikan saran profesional”. Beberapa orang mempercayai
bahwa konsultasi adalah aktivitas fundamental yang dapat membantu, yang merupakan
intisari dalam proses perubahan, termasuk proses untuk mendesain fasilitas bagi
karyawan, implementasi, dan pengelolaan perubahan untuk meningkatkan kinerja
organisasi/perusahaan.Organisasi menggunakanexternal change agent karena manajer
tidak memiliki pengalaman atau keterampilan pada wilayah-wilayah yang kritis.
Contohnya, penggunaan teknologi, restrukturisasi organisasi, pengembangan budaya
organisasi, inisiatif penerapan peningkatan kinerja, dan partisipasi dalam akuisisi dan
merjer. Internal change agents secara khasi digunakan ketika persoalan membutuhkan
pemahaman kebijakan organisasi, prosedur, struktur, budaya, dan praktek.
Burke (1992) dalam Gilley (2001) mengatakan bahwa efektivitas seorang agen peubah
tergantung pada kemampuannya untuk mempengaruhi orang lain, menemukan dan
memobilisasihuman energy, mempertahankan sense of humor dan perspektif, memiliki
kepercayaan diri dan kompetensi interpersonal.