Anda di halaman 1dari 16

Sistem Administrai Pegawai Negeri Sipil

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Untuk Memenuhi Salah satu Syarat Kelulusan


Program Sarjana

Oleh:
Rr Triyanti Wahyuningsih
NIM:015744548

Program Studi Administrasi Negara


Universitas Terbuka
2014

1
Sistem Administrasi Pada Pegawai Negeri Sipil

Rr Triyanti Wahyuningsih1

(Tugas yang Ditulis untuk Memenuhi Artikel Jurnal


Pada Mata Kuliah Karya Ilmiah )

Abstrak

Artikel karya ilmiah ini memaparkan mengenai sistem yang diterapkan pada pegawai
negeri sipil, hal ini menjadi menarik karena kunci utama untuk mencapai tujuan suatu
lembaga harus memiliki pengadministrasian yang baik, hal ini juga berlaku untuk seluruh
birokrasi pemerintahan dan terutama segi kepegawaian Suatu administrasi kepegawaian
biasanya selalu dibarengi dengan kebijakan-kebijakan pemerintah, baik Pemerintah Pusat
maupun Pemerintah Daerah yang sering kali harus mengalami penambahan dan perubahan
yang disesuaikan dengan perkembangan jaman. Didalam administrasi kepegawaian yang
diprioritaskan adalah pendidikan dan pelatihan, karena dengan pendidikan dan pelatihan
seorang pegawai dapat mempunyai wawasan yang luas sehingga dapat membawa
pembaharuan bagi pembangunan. Dan sistem pendidikan dan keadaan pendidikan di suatu
negara dapat pula mempengaruhi pola fikir seseorang dan pastinya sangat berpengaruh
bagi pembangunan di negara tersebut. Pegawai negeri yang mempunyai wawasan yang luas
tentunya ia dapat membawa dan mengayomi masyarakat ke arah yang lebih baik dan dapat
melayani kebutuhan masyarakat dengan optimal sehingga masyarakat tidak lagi
kebingungan di dalam masalah yang menyangkut administrasi

Kata Kunci : Sistem, Administrasi, Pegawai Negeri Sipil

1
Mahasiswa Program S1 Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Terbuka,

2
A. Latar Belakang

Di era serba modern ini administrasi yang baik adalah kunci utama untuk mencapai
tujuan suatu lembaga, jika suatu lembaga tersebut memiliki pengadministrasian yang baik
maka sudah tentu lembaga tersebut dapat dikatakan sukses dalam mengatur rumah
tangganya. Demikian pula seluruh birokrasi pemerintahan dan terutama segi kepegawaian.
Karena merekalah yang pada akhirnya menjadi pelaksana dari kegiatan-kegiatan
pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Namun memang harus
diakui bahwa pada sebagian besar negara-negara berkembang, terdapat kelemahan-
kelemahan dan hambatan-hambatan dibidang administrasi kepegawaian ini. Salah satu
diantaranya adalah orientasi dan kondisi kepegawaian yang diwarisi dari jaman penjajahan
yang lebih ditujukan untuk kepentingan negara jajahannya dan kepentingan pemeliharaan
keamanan dan ketertiban belaka. Itulah ciri-ciri tradisionil masyarakat negara-negara yang
belum maju seringkali menunjukkan,bahwa birokrasipemerintahan memberikan gambaran
sebagai pengganti kekuasaan feodal atau masih bersifat feodal, selain itu sifat kepegawaian
lebih legalitas dari pada inovatif ataupun dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan politik
dari sang penguasa. Bagi beberapa Negara tertentu, masalah gaji juga memberikan
pengaruh terhadap keadaan pegawainya. Gaji yang terlalu rendah sering kali
mengakibatkan rendahnya produktivitas kerja yang kurang inisiatif. Orientasi pendidikan
dimasa lampau juga sering memberikan pengaruhnya terhadap kwalitas kepegawaian yang
seharusnya dibutuhkan bagi suatu usaha pembaharuan dan pembangunan berencana. Hal
tersebut juga pernah dialami oleh negara Indonesia sebelum orde baru. Didalam usaha
pembangunan, jelas dikehendaki suatu orientasi dan kemampuan untuk melaksanakan
tugas-tugas baru pemerintah, yaitu  memperluas sumber-sumber kepegawaian dengan
keahlian-keahlian yang diperlukan pemerintah, khususnya dibidang sosial ekonomi.
Perluasan disini bukan berarti selalu dikaitkan dengan penambahan tenaga-tenaga yang
banyak, akan tetapi penambahan tenaga-tenaga secara relatif lebih kompeten dan
profesional dan dapat melaksanakan pekerjaan-pekerjaan seperti pembangunan industri,
analisa ekonomi, riset dan teknologi, pengembangan pendidikan dan kesehatan serta dapat
mengayomi masyarkakat. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi atau harus
diperhatikan didalam membina suatu kepegawaian agar dapat tepat guna yaitu harus
mempunyai sifat interpreneur baik bagi pemimpin maupun bawahannya untuk dapat
menjalankan program-program yang telah dibuat dan ini adalah inti dari peranan birokrasi
pemerintah dengan peranannya sebagai ”penggerak pembangunan”.

3
A. Pengertian Administrasi Kepegawaian

Administrasi kepegawian adalah suatu tata cara didalam mengorganisasi daripada


manusia-manusia dan peralatannya guna mencapai tujuan birokrasi khususnya Pemerintah
(1) Edward H. Litcfield “ study of public administration”. Dan disini sudah jelas mengapa
administrasi kepegawaian perlu dilakukan,yaitu : Adanya satu badan yang
menyelenggarakan administrasi kepegawaian, dan yang bersangkutan bertanggungjawab
langsung kepada pimpinan yang ditunjuk oleh pemerintah didalam sebuah birokrasi serta
unit-unit dari birokrasi tersebut.

Perumusan yang jelas terhadap klasifikasi kerja serta jabatan kepegawaian.Untuk


mengetahui dan mempermudah pengevaluasi terhadap kinerja, prestasi kerja, kedisiplinan,
pengangkatan, mutasi dan pemberhentian seorang pegawai di suatu birokrasi. Untuk
mempermudah sistem gaji yang diterima berdasarkan ketentuan-ketentuan tertentu yang
bersifat obyektif sesuai dengan pekerjaan dan hal ini berkaitan langsung dengan
kesejahteraan dan masa pensiun.

B. Sistem Karir 

Seperti yang sudah disebutkan diatas bahwa sistem karir pegawai didasarkan atas
prestasi kerja, masa kerja dan tingkat pendidikan yang perlu dikembangkan didalam
administrasi kepegawaian.Sistem karir berdasarkan prestasi kerja Sistem karir berdasarkan
prestasi kerja dimaksudkan sebagai prinsip bahwa seseorang yang bekerja di sebuah
birokrasi pemerintahan didalam hal kedinasan, penempatan, promosi kepada pangkat yang
lebih tinggibahkan masa pensiunnya dilakukan atas dasar ketentuan-ketentuan serta
melalui ujian obyektif terhadap prestasi maupun kemampuannya.

Sistem karir berdasarkan masa kerja masa kerja merupakan sebuah prestasi yang
dapat membuat karir seorang pegawai menjadi lebih meningkat dan hal ini juga berkaitan
erat dengan pemberian gaji kepada pegawai yang bersangkutan.Sistem karir berdasarkan
pendidikan Pendidikan merupakan pendongkrak pola fikir seorang pegawai terhadapapa
tugas yang di embannya, sangat jelas pula bahwa pendidikan semakin tinggi maka lebih
luas pula wawasannya. Ketiga hal tersebut diatas merupakan hal-hal yang perlu dibina,
karena sistem karir merupakan sebuah penentu dari tinggi rendahnya gaji yang diterima
olehs eorang pegawai. (2) Bintoro Tjokroamidjojo ”Pengantar administrasi  pembangunan”
halaman 125.

C. Pengklasifikasian Pegawai

Dalam membantu atau membina sistem karir dibidang administrasi kepegawaian,


usaha yang pertama adalah mengadakan klasifikasi dan penggolongan jabatan atau
kepangkatan. Dengan adanya klasifikasi ini maka ada kriteri-kriteria dalam pelihan pegawai
serta adanya keseragaman didalam pembinaan pangkat, gaji untuk sebuah pekerjaan yang

4
sama didalam birokrasi pemerintahan. Standar atau ketentuan yang menentukan klasifikasi
dan golongan adalah beban kerja, luasnya tugas-tugas dan tanggungjawab, serta kualifikasi
pendidikan dan lamanya masa kerja. Mengenai klasifikasi ini ada dua sistem yang
digunakan diantaranya adalah :

1. Klasifikasi menurut tugas dan jabatan Kategori ini dimaksudkan untuk memberikan gaji
yang sama utuk sebuah pekerjaan yang sama yang bertujuan untuk kepentingan dan
efisiensi manajemen. Dengan demikian pula sudah jelas perincian tanggungjawab
dalam setiap jabatan yang memberikan uraian pekerjaan dan kewajiban masing-
masing.
2. Klasifikasi menurut kepangkatan dalam setiap golongan kepangkatan dapat terdiri dari
bebagai macamtugas pekerjaan dan jabatan yang dianggap mempunyai status yang
sama. Cara ini lebih mempermudah apabila terjadi mutasi-mutasi terhadap pegawai di
suatu birokrasi ke birokrasi lain, maka si pegawai tetapmempunyai kepastian tentang
pangkat dan statusnya. Didalam administrasi kepegawaian pada umunya terdapat
kelompok-kelompok golongan kepegawaian sebagai berikut :
1. Kelompok administratif tingkat tinggi, yang mempunyai fungsi sebagai
pengambil keputusan atau pemimpin.
2. Kelompok pegawai yang memiliki keterampilan dan latihan serta ilmu
pengetahuan khusus yang bersifat profesionil dalam jabatan-jabatan tertentu.
3. Jabatan-jabatan diplomatik dalam rangka hubungan luar negeri.
4. Angkatan bersenjata
5. Kelompok kepegawaian dalam instansi-instansi pemerintah, baikPemerintah
Pusat maupun Pemerintah Daerah.
6. Kelompok kepegawaian pelayanan administratif 
7. Pekerja-pekerja harian yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
tertentu dengan ketentuan diluar kepegawaian negeri (tenagahonorer).
(3)Badan Kepegawaian Negara ”rencana pembangunan limatahun (1999/2000)

D. Formasi dan Pengadaan Pegawai

Formasi dalam bidang kepegawaian menyangkut masalah rencana kepegawaian


untuk instansi-instansi pemerintah, dengan adanya formasi kepegawaian diharapkan dalam
jumlah dan susunan pegawai untuk masing-masing instansi pemerintah dapat sesuai
dengan fungsi, tugas dan beban kerja yang diembannya. Formasi merupakan penentuan
kualitas dan kuantitas pegawai yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang sesuai
dengan jenis dan beban kerja yang harus dilaksanakan dengan tujuan agar organisasi itu
dapatmelaksanakan tugasnya dan berdaya guna untuk melayani masyarakat. Faktor-faktor
yang menentukan penetapan formasi adalah sebagaiberikut :

1. Jenis pekerjaan
2. Sifat pekerjaan

5
3. Kapasitas pekerjaan
4. Beban kerja
5. Prinsip pelaksanaan pekerjaan
6. Jenjang dan jumlah jabatan dan pangkat yang tersedia dalam organisasi yang
berkaitan erat dengan formasi adalah pengadaan (recruitment) dan penempatan
(placement).

Pengadaan perlu dilakukan dengan melalui sistem seleksi terhadap calon pegawai, dan
didalam penggadaan pegawai seharusnya tidak melalui cara-cara hubungan pribadi akan
tetapi di sebar luaskan kepada masyarakat dengan tujuan memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk mengabdikan diri kepada pemerintah.

E. Pembinaan, Promosi dan Penilaian Kerja

Suatu jabatan karir pada pegawai negeri dimaksudkan sebagai suatu  jabatan
selama hidup. Oleh karena itu suatu sistem promosi sangat penting bagi pegawai negeri
untuk dapat melihat adanya prespektif hidupnya dimasa yang akan datang. Sistem promosi
dimaksudkan untuk memberikan peluang terhadap hal penyediaan tenaga pegawai negeri
tingkat tinggi yang berpengalaman. Sistem promosi sering kali dikaitkan dengan klasifikasi
pendidikan, dan latihan jabatan. Karena pendidikan dan latihan tersebut dianggap sebagai
peningkatan dalam kemampuan. Oleh karena itu promosi pada tingkat-tingkat tertentu
diperlukan sebuah tes sertifikasi terhadap jabatan yang lebih tinggi.

F. Pendidikan dan Latihan

Pendidikan dan latihan bagi pegawai negeri merupakan salah satu aspek penting
didalam pembinaan kepegawaian. Pendidikan dan keadaan pendidikan di suatu negara
sangat berpengaruh terhadap kondisi kepegawaian di negara tersebut dan pendidikan pula
menjadi sumber bagi tersedianya regenerasi kepegawaian. Beberapa alasan pentingnya
pendidikan dan latihan dalam kepegawaian, yang diantaranya adalah :

1. Perlunya pembaharuan dan peningkatan penyempurnaan di bidang administrasi untuk


dapat menganggulagi dan mendukung perkembangansosial dan ekonomi.
2. Perlu diberikan orientasi baru, penekanan kepada berbagai teknik-teknik administrasi
maupun manajemen yang di anggap masih lemah.
3. Kurangnya atau masih adanya kelangkaan terhadap tenaga-tenaga ahli dibidang
tertentu.
4. Untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Oleh karena itu
pendidikan dan pelatihan pegawai perlu mendapat prioritas yang tinggi didalam usaha
pembangunan berencana. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa pendidikan dan
pelatihan pegawai negeri sebaiknya dilakukan dengan sistem promosi karena
pendidikan dan pelatihan juga merupakan penentu didalam suatu jenjang karir pegawai
negeri.

6
G. Gaji dan Pensiun

Gaji merupakan hal penting bagi pegawai negeri dalam hal administrasi
kepegawaian. Secara ideal gaji pegawai dan sistemnya harus memenuhi tiga unsur: yaitu
adil, cukup dan merangsang, serta berorientasi pada prestasi kerja. Gaji yang rendah sering
kali bahkan bukan sebagai penghematan, akan tetapi merupakan tambahan beban karena
produktivitas kerja pegawai yang rendah. Lain halnya dengan gaji yang cukup, yang
pastinya akan membuat seorang pegawai menjadi makmur dengan adanya gaji yang cukup,
tidak hanya cukup disini pada saat ini pemerintah mulai merangsang pegawai negeri
denganberbagai macam cara, misalnya melalui pemberian tunjangan-tunjangan, progam
kredit rumah dengan cicilan yang ringan, pinjaman tunai dengan ansuran yang terjangkau
dan lain sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa keseriusan pemerintah untuk
memakmurkan pegawai negeri dengan berbagai program yang sudah dijalankan. Berkaitan
dengan masalah gaji tidak lain yaitu pemberian pensiun. Hal ini disebabkan karena suatu
sistem yang mendasarkan pekerjaan danpengamdiannya pada pemerintah selama hidup.
Pensiun harus dilakukan pada saat seseorang mencapai umur tertentu, atau mencapai
jangka waktu tertentu bekerja pada pemerintah, kecuali dapat dilakukan apabila jasa
pekerjaan seseorang memang masih dibutuhkan, serta apabila orang tersebut masih
mampu fisik psikis didalam melakukannya. Mengapa seseorang harus pensiun didalam
pekerjaannya? hal ini disebabkan karena pada waktu tertentu atau umur tertentu, kapasitas
dan kemampuan secara fisik seseorang didalam melaksanakan pekerjaannya akan
menurun.(3) Bintoro Tjokoamidjojo ”Pengantar Administrasi Pembangunan”.

H. Pendekatan Administrasi Kepegawaian

Rumusan mengenai administrasi kepegawaian sangat banyak, namun pendekatan dalam


administrasi kepegawaian dapat dibedakan menjadi:

a.Pendekatan kepartaian

Pendekatan ini terutama didasarkan atas perjuangan kaum politikus. Pengangkatan


seseorang untuk memangku jabatan didasarkan atas perjuangan partai.

b.Pendekatan daya guna

Pendekatan ini terutama didasarkan atas daya guna, maksudnya pengangkatan


seseorang untuk memangku jabatannya didasarkan atas kecakapan atau keahliannya.

c.Pendekatan hubungan antar manusia

Pendekatan ini timbul sebagai akibat yang tidak memuaskan dari pendekatan daya guna
yang kurang memperhatikan faktor hubungan antar manusia dalam administrasi. Sebagai
bagian dari gerakan manajemen ilmiah, administrasi kepegawaian tidak luput dari kritik-

7
kritik antara lain dalam mencapai daya guna terlalu menitik beratkan pada barang-barang
mati, penekanan pada prosedur-prosedur, bahan-bahan, bentuk-bentuk dan
mengabaikan barang-barang hidupnya, yakni manusia-manusianya. Dengan pendekatan
hubungan antar manusia ini tidak berarti bahwa faktor kecakapan ditinggalkan. Hanya
pada pendekatan ini perhatian lebih banyak dicurahkan kepada faktor hubungan antar
manusia.

d.Fungsi Administrasi Kepegawaian

Fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan dari administrasi kepegawaian menurut Felix A.


Nigro meliputi:

- Penggolongan jabatan yang sistematis dan perencanaan gaji yang adil dengan
mempertimbangkan adanya saingan yang berat dari sektor swasta.

- Penarikan tenaga kerja yang baik

- Seleksi pegawai yang menjamin adanya pengangkatan calon pegawai yang cakap dan
penempatannya dalam jabatan-jabatan yang sesuai. Perencanaan latihan jabatan
dengan maksud untuk menambah keterampilan pegawai, memotivasi semangat kerja
dan mempersiapkan mereka untuk kenaikan pangkat.

- Penilaian kecakapan pegawai secara berkala dan teratur dengan tujuan meningkatkan
hasil kerjanya dan menentukan pegawai-pegawai yang cakap.

- Perencanaan kenaikan pangkat yang didasarkan atas kecakapan pegawai dengan


adanya sistem jabatan, di mana pegawai-pegawai yang baik ditempatkan pada
jabatan-jabatan yang sesuai dengan kecakapannya, sehingga mereka dapat mencapai
tingkat jabatan yang paling tinggi.

- Kegiatan-kegiatan untuk memperbaiki hubungan antar manusia

Kegiatan-kegiatan untuk memelihara dan mempertahankan moril serta disiplin pegawai


adalah:

1.Sistem Kepegawaian

Pegawai merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan baik
perusahaan negara maupun perusahaan swasta. Walaupun sedemikian canggihnya
teknologi saat ini, tanpa kehadiran pegawai semua itu belum mempunyai arti apa-apa.
Karena sangat pentingnya pegawai dalam suatu perusahaan, maka untuk ini dapat
digunakan berbagai sistem kepegawaian, antara lain:

a.Sistem Kawan (Patronage System)

8
Sistem kawan merupakan suatu sistam kepegawaian yang bersifat subyektif,
artinya pengangkatan seorang pegawai berdasarkan atas hubungan pribadi antara
pihak yang mengangkat dengan yang diangkat.

b.Sistem Kecakapan (Merit System)

Berbeda dengan sistem kawan, sistem kecakapan bersifat obyektif. Pengangkatan


seorang pegawai didasarkan pada kecakapan yang dimiliki.

Ukuran awal untuk mengetahui kecakapan seorang calon pegawai antara lain
adalah ijazah yang dimiliki atau hasil tes yang dicapainya.

Dalam praktek kepegawaian, sistem ini bukan saja dipergunakan pada


pengangkatan pertama seorang pegawai, tetapi juga pada proses kepegawaian
berikutnya, antara lain untuk menentukan kenaikan gaji, kenaikan tingkat, dan
sebagainya.

c.Sistem Karier (Career System)

Menurut sistem karier ini seseorang diterima menjadi pegawai karena


pertimbangan kecakapan. Kesempatan untuk mengembangkan bakat serta
kecakapan terbuka selama pegawai mampu bekerja. Pangkatnya pun dapat
dinaikkan setinggi mungkin. Sistem ini merupakan konsekuensi logis dari sistem
kepegawaian yang berdasarkan kecakapan.

d.Sistem Prestasi Kerja

Sistem prestasi kerja adalah suatu sistem kepegawaian dimana pengangkatan


seseorang untuk menduduki sesuatu jabatan atau untuk naik pangkat didasarkan
atas kecakapan dan prestasi yang dicapai oleh pegawai yang diangkat. 
Kecakapan tersebut harus dibuktikan dengan lulus dalam ujian dinas dan prestasi
dibuktikan secara nyata.  Sistem prestasi kerja tidak memberikan penghargaan
terhadap masa kerja.

Dalam sistem ini dapat naik pangkat dalam jangka waktu yang relatif singkat,
karena tidak dibatasi oleh lamanya masa kerja, sedangkan sistem karier selain
memperhatikan kecakapan juga memperhatikan lamanya masa kerja dari pegawai
yang bersangkutan.  Pegawai tidak dapat naik pangkat apabila masa kerja
minimum belum dipenuhi. Setatus dan Sistem Kepegawaian serta Penggajian

2.Status Kepegawaian

Dalam suatu lembaga atau perusahaan atau yang lebih umum disebut dunia kepegawaian
tidak semua pekerja atau pegawai mempunyai status kepegawaian yang sama, sehingga
muncul hak maupun kewajiban yang berbeda-beda pula.Penggunaan istilah pegawai atau

9
pekerja, kepegawaian atau ketenaga kerjaan pada hakikatnya secara yuridis tidak
mempunyai perbedaan arti dalam kaitannya dengan kehadirannya di dalam suatu
perusahaan, hanya berbeda lingkungan penggunaannya. UU No 8 thn 1947 dan UU No
43 thn 1999 tentang pokok-pokok kepegawaian alam pasal 1 butir a mengemukakan
bahwa yang dimaksud dengan pegawai (negeri) adalah orang yang memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh
pejabat yang berwenang dan diserahi tugas negara dalam suatu jabatan dan digaji
menurut perundang-undangan yang berlaku. Menurut UU 7/1987 butir d pekerja adalah
tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan dan menerima upah. Sedangkan pengertian
tenaga kerja menurut UU 14/1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga
kerja pasal 1 ialah orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar
hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.

a.Pegawai Percobaan

Pegawai percobaan bisanya merupakan status pegawai yang tergolong masih baru,
baik di lingkungan lembaga pemerintah ataupun di lingkungan lembaga swasta. Status
pegawai percobaan disandang selama pegawai yang bersangkutan sedang dalam
masa percobaan. Nama status kepegawaian di lembaga pemerintah berbeda dengan
status kepegawaian di lembaga swasta . dalam lingkungan lembaga pemerintah,
pegawai dengan status percobaan ini sering disebut calon pegawai negeri sipil (CPNS).
Batas waktu masa percobaan ini berkisar antara satu hingga dua tahun dengan gaji
80% gaji pokok, menurut PP 7/1978. Dalam lingkungan lembaga swasta, status
pegawai percobaan ini sering disebut pekerja atau keryawan percobaan. Menurut UU
12/ 1964 tentang Pemutusan Hubungan Kerja, masa percobaan karyawan swasta tidak
boleh lebih dari tiga bulan. Pegawai dengan status pecobaan secara hukum
mempunyai kedudukan yang lemah di dalam lembaga pemarintah ataupun di lembaga
swasta. Apabila ia melakukan kesalahan, hubungan kerja dengan pihak perusahaan
dapat langsung diputuskan tanpa syarat. Namun apabila dalam masa percobaan itu
hasilnya bagus atau memuaskan, maka untuk masa percobaan tiga bulan untuk
lembaga swasta dan satu sampai dua tahun untuk lembaga pemerintah masa
percobaan yang telah ditentukan akan dihitung sebagai masa kerja.Adapun gaji atau
upah pada umumnya berdasarkan, waktu, harian, atau bulanan.

b.Pegawai Harian

Pegawai harian adalah orang yang bekerja pada suatu instansi baik pada lingkungan
lembaga pemerintah maupun lembaga swasta. Pegawai dengan status ini digaji satu
hari sekali, dua hari sekali, seminggu sekali, atau dua minggu sekali tergantung
kesepakatan awal. Biasanya pegawai dengan status ini berlaku asas no work no pay,
tidak bekerja tidak ada upah. Pegawai dengan status harian dapat dibadekan antara

10
pegawai harian lepas, pegawai harian sementara, dan pegawai harian tetap. Pegawai
harian lepas secara hukum mempunyai kedudukan yang sangat lemah, sehaigga
pemutusan hubungan kerja oleh perusahaan dapat dilakukan dengan mudah dan tanpa
syarat. Tetapi status hukum ini dapat berubah lebih kuat apabila pekerjaan yang
dilakukan oleh pekerja harian lepas itu tidak dapat dipisahkan dengan eksistensi
perusahaan yang bersangkutan, dan dapat dibuktikan bahwa pegawai ini telah
mempunyai masa kerja secara terus-menerus sampai lebih dari atau sama dengan
satu, dua, atau tiga tahun. Berbeda dengan pegawai harian lepas, pegawai harian
sementara mempunyai kesdudukan hukum yang lebih kuat dan pada umumnya status
pegawai ini senderung dapat ditingkatkan menjadi pegawai tetap. Tetapi di beberapa
perusahaan nasib pegawai ini hampir sama dengan pegawai harian lepas, sewaktu-
waktu dapat diputus hubungan kerjanya. Secara harfiah pegawai sementara
menunjukkan pengertian bahwa ia akan dipekerjakan pada perusahaan untuk
sementara. Pegawai harian tetap mempunyai kedudukan yang lebih kuat dibandingkan
dengan pegawai harian lepas dan pegawai harian sementara. Pada umumnya pegawai
harian tetap mempunyai masa kerja relatif lama dibandingkan dengan pegawai harian
lepas maupun pegawai harian sementara. Pada umumnya pegawai harian tetap
merupakan peningkatan status dari pegawai harian lepas. Pekerjaan pegawai harian
tetap pada umumnya disebut sebagai pekerjaan yang bersifat organik karena pekerjaan
yang dilakukan oleh pegawai harian tetap merupakan pekerjaan yang tidak dapat
dipisahkan dari eksistensi perusahaan yang bersangkutan.

c.Pegawai Bulanan

Pegawai bulanan adalah orang yang bekerja pada suatu lembaga atau perusahaan, baik
negara maupun swasta, dengan menerima upah berdasarkan waktu setiap bulan sekali.
Dengan status ini upah pegawai tidak berdasarkan jumlah hari kerja tetapi upah
dibayarkan sama yaitu sebulan. Walaupun pegawai tersebut sebulan penuh tidak masuk
karena libur atau alasan lain jumlah upah yang dibayarkan tetap sama dengan pegawai
yang satu bulan penuh masuk. Pegawai bulanan pada umumnya pegawai tetap, kecuali
pegawai di lingkungan lembaga pemerintah sebagai diatur dalam PP 7/1977 tentang
peraturan gaji pegawai negeri sipil dalam status CPNS. Di beberapa perusahaan status
pegawai bulanan itu merupakan peningkatan dari status pegawai harian tetap, setelah
dipenuhi persyaratan tertentu. Di sementara perusahaaan besar, pegawai bulanan juga
diberi hak pensiun, yang besarnya tergantung pada kemampuan perusahaan yang
bersangakutan. Sedangkan bagi pegawai negeri sipil hak pensiun diatur dalam UU
32/1969 tentang pensiun pegawai negeri sipil. Berdasarkan UU 32/1969 pegawai
negerisipil yang diberhentikan dengan hormat berhak memperoleh uang tunggu, apabia
umur dan masa kerja yang di syaratkan belum dapat dipenuhi.

d.Pegawai Borongan

11
Pegawai borongan ialah yang bekerja pada suatu lembaga atau perusahaan, baik
negara maupun swasta, dengan menerima upah berdasarkan hasil kerja yang
dicapainya. Jadi kadang besar upah pegawai ini lebih besar atau lebih kecil dari upah
rata-rata yang diterimanya setiap hari. Kedudukan hukum pegawai borongan dalam
hubungannya dengan perusahaan pada umumnya tidak berbeda dengan kedudukan
hukum pegawai harian maupun bulanan, hanya berbeda dengan pegawai harian lepas.
Dengan kedudukan hukum seperti itu, hak dan kewajiban pegawai borongan sama
dengan hak dan kewajiban pegawai harian dan bulanan.

e.Pegawai Musiman

Pegawai musiman ialah orang yang bekerja pada suatu lembaga atau perusahaan, baik
negara maupun swasta selama jangka waktu tertentu. Pegawai musiman banyak
dijumpai di perusahaan-perusahaan yangkegiatan operasiaonalnya bersifat musiman,
misalnya perusahaan-perusahaan perkebunan, garam, soda, dan sebagainya. Sesuai
dengan macam pekerjaan yang dilakukan, upah yang diterima pegawai musiman dapat
bersifat borongan, harian, ataupun bulanan.Di beberapa perusahaan tertentu pegawai
musiman dapat bekerja pada perusahaan yang bersangkutan pada tahun-tahun
berikutnya, sejauh hubungan pegawai itu dengan perusahaan, karena sesuatu alasan,
tidak pernah terputus. Dengan sistem hubungan kerja seperti itu, pegawai musiman
juga mempunyaihak untuk memperoleh pensiun dan hak-hak lain seperti yang dapat
diperoleh pegawai harian atau pegawai tetap. Besarnya pensiun diperhitungkan
berdasarkan lama kerja yang dimiliki setiap tahunnya.

3.Sistem Penggajian

Penggajian merupakan suatu hal yang wajib diberikan kepada pekerja baik sebelum
maupun setelah pekerjaan diselesaikan. Tanpa adanya gaji atau upah manusia tidak
akan mau disuruh untuk bekerja. Karena, pada hakikatnya manusia hidup di dunia ini
adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu salah satunya dengan bekerja yang
pada akhirnya mendapatkan gaji untuk melangsungkan kehidupannya.

a.Upah atau Gaji

Apabila seseorang melakukan pekerjaan bagi orang lain, penghasilan yang


diperolehnya disebut gaji atau upah. Kata gaji dan upah sesungguhnya berbeda, tetapi
bagi seorang pegawai mempunyai arti yang sama, karena kedua kata itu menujukkan
nilai yang sama, yaitu imbalan atas hasil pekerjaan yang telah dilakukannya untuk
orang lain. Perbedaan penggunaan istilah upaha atau gaji banyak ditentukan oleh
status lembaga atau perusahaan yang bersangkutan. Istilah gaji dipergunakan di
lingkungan lembaga pemerintah atau perusahaan negara, sedangkan istilah upah
banyak dipergunakan di lingkungan perusahaan swasta. Drs. F.X. Soedjadi, M.PA.
dalam bukunya Pokok-pokok Manajemen Kepegawaian memberkan pengertian yang

12
berbeda mengenai upah dan gaji, sekalipun pada dasarnya keduanya mempunyai
esensi yang sama. Upah adalah jumlah seluruh uang yang ditetapkan dan diterimakan
seseorang sebagai pengganti jasa yang telah dikeluarkan oleh tenaga kerja selama
jangka waktu tertentu dan dengan syarat tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan
gaji ialah suatu jumlah uang yang ditetapkan dan diterimakan sebagai pengganti jasa
bagi pemanfaatan tenaga kerja dengan tugas-tugas yang sifatnya lebih konstan.
Menurut Drs. F.X. Soedjadi, M.PA. untuk mendorong semangat kerja pegawai agar
produktivitas meningkat maka dalam penyusunan program pemberian upah dan gaji
pemimpin harus memakai dasar-dasar yang tepat. Adapun dasar-dasar itu ialah :

1) Gaji yang sama harus diberikan untuk pekerjaan yang sama pula (equel pay for
equel work).
2) Gaji atau upah minimum harus mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari pekerja atau
pegawai beserta keluarganya.
3) Perbedaan yang mencolok antara gaji dikantor-kantor pemerintah dan gaji di
perusahaan-perusahaan swasta atau perusahaan negara harus dihindarkan sebab
perbedaan yang mencolok itu akan menimbulkan kegoncangan-kegoncangan dan
tendensi larinya pegawai ketempat-tempat yang memberi gaji lebih tinggi.
b.Bentuk dan Komposisi Upah atau Gaji

Upah atau gaji yang dijumpai dalam sistem pengupahan di berbagai perusahaan
adalah:
1) Dalam bentuk uang
Upah atau gaji dalam bentuk uang selain mempunyai kelebihan juga mempunyai
kekurangan. Kelebihan dari uang ialah mudah ditukar-tukar dengan materi lain dan
mudah dibawa kemana-mana. Sedangkan kekurangannya tampak pada saat
terjadinya inflasi, yaitu nilai real dari upah itu merosot. Struktur upah dalam bentuk
uang tersusun dari berbagai komponen upah, yaitu :
a) upah pokok
b) tunjangan keluarga
c) tunjangan anak
d) tunjangan kemahalan
e) uang makan
f) uang transpor
g) uang servis
h) tunjangan kerajinan
i) tunjangan pisah keluarga
j) tunjangan bahaya
k) tunjangan jabatan
l) tunjangan variabel

2) Dalam bentuk barang

Upah dalam bentuk barang biasanya banyak dijumpai di daerah pedesaan. Biasanya
upah ini berbentuk barang kebutuhan pokok atau kebutuhan sehari-hari. Biasanya
dalam bentuk makanan.

13
3) Dalam bentuk uang dan barang

Pengupahn dalam bentuk ini biasanya dilakukan diperusahan-perusahaan


perkebunan. Hal ini di maknudkanuntuk membantu para pekerja dalam memperoleh
barang-barang perkebunan terdsebut, karena barang-barang itu tidak dapat di beli di
daerah perkebunan.

4) Dalam bentuk kesempatan untuk menikmati suatu faktor produksi

Upah ini biasanya dijumpai di daerah-daerah pedesaan. Biasanya pamong desa


mendapat upah seperti ini, yaitu berupa tanah garapan. Tetap, sesuai dengan
perkembangan sistem pemerintahan dan demi pembangunan nasional dewasa ini
berangsur-angsur ditiadakan.

c. Sistem Pengupahan atau Penggajian

Pengupahan merupakan salah satu hal terpenting yang harus ada dalam suatu
perusahaan, tanpa adanya pengupahan maka konsekuensinya iatialah pekerja atau
pegawai dalam dunia ini tadak akan pernah ada. Sistem pengupahan dapat di bagi
menjadi empat golongan, diamtaranya:

1) Sistem pengupahan menurut waktu

Sistem pengupahan menurur waktu merupakan sistem pengupahan yang


didasarkan atas waktu lama para pekerja bekerja. Hasil pekerjaan tidak merupakan
ukuran khusus. Sehingga dalam sistam ini pekerja cenderung tidak mempunyai
daya dorong yang mengarah ke perubahan lebih baik.

2) Sistem pengupahan menurut hasil kerja

Dalam sistem ini pengupahandi dasarkan atas hasil kerja dari masing-masing
pekerja. Dengan sistem ini pekerja akan cederung lebih giat dalam bekerja, karena
siapa yang banyak menghasilkan hasil produksi maka upahnya semakin besar
juga.

3) Sistem pengupahan menurut setandar waktu

Dengan sistem ini, upah dibayarkan berdasarkan waktu yang telah disetandarisasi
guna menyelesaikan suatu pekerjaan. Upah dalam sistem ini pada umumnya
berbentuk premi atau bonus, di samping upah yang telah disetandarisasi.

4) Sistem pengupahan menurut kerja sama pengusaha dan pekerja

Sistem ini meliputi pembagian keuntungan yang pembayaranya dilakukan


kemudian sebagai tambahan atau dikombinasi dengan sistem pembayaran upah

14
yang telah diutarakan di atas. Pembayaran upah dengan sistem ini biasanya
disebut tunjangan atau fringe benefitsatau pembayaran tidak langsung.

I. Penutup / Kesimpulan

Suatu administrasi kepegawaian biasanya selalu dibarengi dengan kebijakan-kebijakan


pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah yang sering kali harus
mengalami penambahan dan perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan jaman.
Didalam administrasi kepegawaian yang diprioritaskan adalah pendidikan dan pelatihan,
karena dengan pendidikan dan pelatihan seorang pegawai dapat mempunyai wawasan
yang luas sehingga dapat membawa pembaharuan bagi pembangunan. Dan sistem
pendidikan dan keadaan pendidikan di suatu negara dapat pula mempengaruhi pola fikir
seseorang dan pastinya sangat berpengaruh bagi pembangunan di negara tersebut.
Pegawai negeri yang mempunyai wawasan yang luas tentunya ia dapat membawa dan
mengayomi masyarakat ke arah yang lebih baik dan dapat melayani kebutuhan masyarakat
dengan optimal sehingga masyarakat tidak lagi kebingungan di dalam masalah yang
menyangkut administrasi kependudukan.

15
J. Daftar Pustaka

1).Edward H. Litcfield “ study of public administration”. 

2) Bintoro Tjokroamidjojo ”Pengantar administrasi  pembangunan” halaman 125.

3).Badan Kepegawaian Negara ”rencana pembangunan limatahun (1999/2000)

4).Drs. F.X. Soedjadi, M.PA. dalam bukunya Pokok-pokok Manajemen Kepegawaian

16

Anda mungkin juga menyukai