KELOMPOK 2
1. Ceisi Ikawati Mamonto (931421142)
2. Nur Juniansyah M.H Badjuka (931421102)
3. Mohammad Masud (931421103)
BAB 2
REVOLUSI INDUSTRI 4.0
A. Pengertian Revolusi Industri
Awal mula penggunaan istilah "Revolusi Industri" ditemukan
dalam surat oleh seorang utusan Prancis bernama Louis-Guillaume Otto
pada tanggal 6 Juli 1799, di mana dia menuliskan bahwa Prancis telah
memasuki era industrialise.." Dalam buku terbitan tahun 1976 yang
berjudul: Keywords: A Vocabulary of Culture and Society, Raymond
Williams menyatakan bahwa kata itu sebagai sebutan untuk istilah
"industri (https://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi Industri)
Revolusi Industri adalah perubahan besar, secara cepat, dan radikal
yang mempengaruhi kehidupan berbagai manusia sering disebut revolusi.
Istilah revolusi biasanya digunakan dalam melihat perubahan politik atau
sistem pemerintahan. Namun, Revolusi Industri di Inggris pada hakikatnya
adalah perubahan dalam cara pembuatan barang-barang yang semula
dikerjakan dengan tangan (tenaga manusia) kemudian digantikan dengan
tenaga mesin. Dengan demikian, barang-barang dapat dihasilkan dalam
jumlah banyak dengan waktu yang relatif singkat.
Pengaruh teknologi digital semakin masif dengan hidup manusia.
Itulah esensi dari revolusi industry 4.0 saat ini. Segala sesuatunya mulai
melekat dengan penggunaan internet (internet of things). Kondisi tersebut
menimbulkan potensi hilangnya sejumlah pekerjaan di masa depan.
Revolusi industri yang telah mulai mengubah cara hidup. cara bekerja, dan
cara kita berhubungan satu sama lain. Dalam skala, cakupan dan
kompleksitas, revolusi ini mengakibatkan transformasi yang jauh berbeda
dengan revolusi-revolusi sebelumnya. Sehingga perlu direspon oleh semua
kalangan pemangku kepentingan mulai dari kalangan publik dan swasta
sampai dengan akademisi maupun masyarat umum. Konsep dari revolusi
industry 4.0 yang selanjutnya disingkat menjadi RI 4.0 didefiniskan
sebagai perubahan yang revolusioner berbasiskan berbagai teknologi
terkini. Revolusi ini ditandai dengan munculnya cyber-physical-system,
Internet of Thing (IoT), Big Data, dan aneka layanan memanfaatkan IT.
Selain itu RI 4.0 dapat dikatakan sebagai perubahan revolusioner yang
terjadi ketika Teknologi Informasi diterapkan pada semua Industri.
Terdapat perubahan besar (megatrend) pada ketiga aspek utama RI
4.0 yaitu pada 1) aspek physical meliputi Automous Vehicle, 3D printing,
Advance robotic, dan material baru: 2) aspek digital yang ditandai dengan
telah hadirnya Internet of Things (IoT). Big data, Blockchain, dan
Platforms, dan 3) aspek Biologi yang progresnya telah mulai dirasakan
yaitu Genome dan biologi sintetis.
Kecepatan perobahan yang disebabkan oleh RI 4.0 tidak pernah
ada pada revolusi sebelumnya. Dibandingkan dengan revolusi industri
sebelumnya, RI 4.0 berkecepatan eksponensial, yaitu lambat di awal dan
selanjutnya bergerak sedemikan cepat sehingga mempengaruhi (disrupsi)
industri disetiap negara pada keseluruhan sistem produksi, management
dan tata kelola. Pengaruh RI 4.0 dapat dirasakan pada berbagai hal, yaitu
bisnis, ekonomi, negara, masyarakat, dan individu.
Pada bidang bisnis yang menjadi pusat perubahan adalah
bagaimana layanan terhadap pelanggan ditingkatkan. Pelayanan harus
diberikan sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Perusahaan yang tidak
dapat memenuhi ekspektasi pelanggan akan ditinggalkan pelanggannya.
Untuk keperluan tersebut maka perusahaan memerlukan informasi dari
Big Data yang datanya diperoleh dari berbagai platform media sosial
seperti Facebook, twitter, Instagram, waze, whatsapp, dll. Data pengguna
akan diolah dengan keilmuan datamining dan kecerdasan buatan untuk
selanjutnya memberikan informasi/rekomendasi tentang layanan unik pada
seorang pelanggan. Sebagai akibat tekanan dari Revolusi Industri 4.0
maka bisnis, industri, perusahaan meresponnya dengan produk dalam
model versi 'Beta' artinya adalah selalu terbuka perubahan untuk setiap
model operasi. Hari ini kita melihat adanya tuntutan bahwa perusahaan
perlu merespon pelanggannya secara realtime di manapun mereka berada.
B. Sejarah Revolusi Industri
1. Revolusi 1.0
Sebelum Revolusi Industri 1.0 terjadi, manusia memproduksi
barang atau jasa hanya mengandalkan tenaga otot, tenaga air, ataupun
tenaga angin. Hal ini memiliki kendala yang cukup besar, karena
seperti kita ketahui bahwa tenaga- tenaga tersebut cukup terbatas.
Misalkan tenaga otot: untuk mengangkat barang berat, bahkan dengan
menggunakan katrol, dibutuhkan istirahat berkala. Hal tersebut
merupakan bentuk non-efisiensi waktu dan tenaga.
2. Revolusi Industri 2.0
Revolusi Industri 2.0 tidak seterkenal Revolusi Industri 1.0.
Revolusi Industri 2.0 terjadi di awal abad 20. Sebelum adanya
Revolusi Industri 2.0, proses produksi memang sudah cukup
berkembang, tenaga otot tidak lagi banyak diperlukan. Pabrik pada
umumnya telah menggunakan tenaga mesin uap ataupun listrik.
Namun kendala lain ditemukan dalam proses produksi, yaitu proses
transportasi Untuk memudahkan proses produksi di dalam pabrik yang
umumnya cukup luas, alat transportasi untuk pengangkutan barang
berat seperti mobil sangat diperlukan.
3. Revolusi Industri 3.0
Pada Revolusi Industri 3.0 yang digantikan adalah manusianya.
Revolusi Industri 3.0 adalah penemuan mesin yang bergerak, yang
berpikir secara otomatis: komputer dan robot. Di saat ini, dunia
bergerak memasuki era digitalisasi.
C. Website
1. Definisi Website
Website adalah halaman informasi yang disediakan melalui jalur
internet sehingga bisa diakses di seluruh dunia selama terkoneksi
dengan jaringan internet. Website merupakan komponen atau
kumpulan komponen yang terdiri dari teks, gambar, suara animasi
sehingga lebih merupakan media informasi yang menarik untuk
dikunjungi Secara garis besar, bisa digolongkan menjadi 3 bagian
yaitu: a) Website Statis, b) Website Dinamis, c) Website Interaktif.
Website Statis adalah web yang mempunyai halaman tidak
berubah. Artinya adalah untuk melakukan perubahan pada suatu
halaman dilakukan secara manual dengan mengedit code yang menjadi
struktur dari website tersebut.
Website Dinamis merupakan website yang secara struktur
diperuntukan untuk update sesering mungkin. Biasanya selain utama
yang bisa diakses oleh user pada umumnya, juga disediakan halaman
backend untuk mengedit kontent dari website. Contoh umum
mengenai website dinamis adalah web berita atau web portal yang
didalamnya terdapat fasilitas berita, polling dan sebagainya.
Website Interaktif adalah web yang saat ini memang sedang
booming. Salah satu contoh website interaktif adalah blog dan forum.
Di website ini user bisa berinteraksi dan beradu argumen mengenai apa
yang menjadi pemikiran mereka. Biasanya website seperti memiliki
moderator untuk mengatur supaya topik yang diperbincangkan tidak
keluar jalur.
2. Unsur-unsur Dalam Penyediaan Website atau Situs
Untuk menyediakan sebuah website, maka kita harus
menyediakan unsur-unsur penunjangnya, seperti halnya nama domain
atau biasa disebut dengan Domain Name atau URL adalah alamat unik
di dunia internet yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah
website, atau dengan kata lain domain name adalah alamat yang
digunakan untuk menemukan sebuah website pada dunia internet.
Contoh: http://www.nama situs.com
Nama domain diperjualbelikan secara bebas di internet dengan
status sewa tahunan. Setelah Nama Domain itu terbeli di salah satu
penyedia jasa pendaftaran, maka pengguna disediakan sebuah kontrol
panel untuk administrasinya. Jika pengguna lupa/tidak memperpanjang
masa sewanya, maka nama domain itu akan di lepas lagi
ketersediaannya untuk umum. Nama domain sendiri mempunyai
identifikasi ekstensi/akhiran sesuai dengan kepentingan dan lokasi
keberadaan website tersebut. Contoh nama domain berekstensi
internasional adalah com, net, org, info, biz, name, ws. Contoh nama
domain berekstensi lokasi Negara Indonesia adalah:
1. co.id: Untuk Badan Usaha yang mempunyai badan hukum sah
2. acid: Untuk Lembaga Pendidikan
3. go.id: Khusus untuk Lembaga Pemerintahan Republik Indonesia
4. mil.id: Khusus untuk Lembaga Militer Republik Indonesia
5. or.id: Untuk segala macam organisasi yang tidak termasuk dalam
kategori "ac.id", "co.id", "go.id", "mil.id" dan lain lain.
6. war.net.id: untuk industri warung internet di Indonesia
7. sch.id: khusus untuk Lembaga Pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan seperti SD, SMP dan atau SMU.
8. web.id: Ditujukan bagi badan usaha, organisasi ataupun
perseorangan yang melakukan kegiatannya di World Wide Web.
3. Sejarah Web
Sejarah web, dikembangkan pertama kali oleh Sir Timothy John
Tim Berners-Lee. hanya saja pada saat itu web masih berjalan tanpa
terhubung jaringan. Web semakin popular ketika mulai terhubungan
jaringan internet, yaitu pada akhir tahun 80-an. Saat itu di laboratorium
CERN berlokasi di kota Geneva, Swiss menyatakan bahwa web bisa
diakses melalui jaringan dan dimiliki oleh siapa saja.
BAB 5
2. Manfaat E- Commerce
BAB 6
INFRASTRUKTUR DIGITAL
A. Konsep Infrastruktur
1. Pengertian Infrastruktur
Pengertian "infrastruktur" seringkali disempitkan menjadi sarana-sarana
teknologis yang berwujud fisik, seperti jaringan kabel, perangkat keras,
dan bangunan-bangunan. Padahal, infrastruktur mengandung pula di
dalamnya berbagai hal yang "non- fisik, termasuk struktur sosial-budaya,
cara kerja, dan aspirasi masyarakat tempat infrastruktur itu berada.
Sebuah infrastruktur tertanam (embeded) di dalam berbagai struktur,
pengaturan sosial, dan teknologi lain.
Infrastruktur teknologi selalu tembus pandang (transparent), dalam
pengertian dapat "tersembunyi" walau dia mendukung suatu kegiatan.
Jangkauan atau lingkup infrastruktur dapat bersifat spasial/ruang atau
temporal/ waktu karena ia menjangkau atau melingkupi lebih dari
sekadar satu kejadian atau satu lokasi.
Infrastruktur merupakan sesuatu yang dipelajari sebagai bagian dari
keanggotaan suatu organisasi atau kelompok.
2. Komponen Infrastruktur Bisnis Digital
Infrastruktur Teknologi adalah pondasi atau sebuah kerangka yang
mendukung, suatu sistem dalam sebuah komputasi dan infrastuktur.
Teknologi informasi terdiri dari sumber daya fisik dan virtual yang akan
mendukung arus penyimpanan, pengolahan dan analisis data.
B. Pengenalan Teknologi Internet
a. Pengertian internet menurut para ahli:
1. Menurut Greenlaw and Hepp (2002:98), internet adalah sebuah system
informasi global yang terhubung secara logika oleh address yang unik
secara global yang berbasis pada Internet Protocol (IP), mendukung
Komunikasi dengan menggunakan TCP? IP, menyediakan,
menggunakan,dan membuatnya bisa diakses baik secara umum maupun
secara khusus.
2. Menurut Turban, Rainer, daan Potter (2005:674), internet adalah sebuah
jaringan besar yang menghubungkan jaringan computer baik dari
organisasi bisnis, organisasi pemerintahan, dan sekolah-sekolah dari
seluruh dunia secara langsung dan cepat.
C. Menciptakan Pelayanan Digital bagi Pelanggan
1. Pengertian Pelayanan di Era Digitalisasi
komunikasi, tetapi juga bermanfaat dalam pelayanan pelanggan. Sifat
teknologi yang serba cepat, juga memberikan dampak bagi karakteristik
pelanggan. Para pelanggan tentu ingin respons yang cepat ketika menghadapi
proses transaksi dan permasalahan lainnya. Semua itu bisa mereka sampaikan
melalui sosial media dari perusahaan yang berkaitan.
2. Fokus pada web services, cloud computing, arsitektur yang berorientasi
pelayanan
Cloud Computing merupakan layanan sumber daya komputasi (perangkat
keras sistem operasi, aplikasi, media penyimpanan, jaringan) melalui jaringan
baik intranet maupun internet yang melibatkan sejumlah server dan dapat
digunakan bersama- sama (berbagi sumber daya).
3. Memilih Hosting Providers
Hosting (disebut juga Web Hosting/sewa hosting) adalah penyewaan tempat
untuk menampung data-data yang diperlukan oleh sebuah website dan
sehingga dapat diakses lewat Internet. Data di sini dapat berupa file, gambar,
email, aplikasi/program/ script dan database. Pengertian Hosting dapat
diibaratkan sebagai contoh berikut; sebuah website
D. Digital Intern Melalui Intranet dan Extranet
1. Definisi Intranet
Intranet merupakan sebuah jaringan internal perusahaan yang dibangun
menggunakan teknologi internet (arsitektur berupa aplikasi web dan
menggunakan protokol TCP/ IP).
2. ungsi dan Implementasi Intranet
Jadwal perorangan dan kelompok (personal and group scheduling),
a. Pesan diterima ketika keluar (while were you out form).
b. Manajemen informasi bagi perorangan dan kelompok (personal/group
information management) dan
c. transfer dokumen secara langsung (straight document transfer)
3. Jenis pemanfaatan Intranet
Pemanfaatan Intranet dalam suatu organisasi, banyak digunakan untuk:
a. Human resource personal services
b. Material and logistic services, seperti penyediaan ruangan, barang dan
sebagainya.
c. Information system services, dll.
4. Human Resource Services
5. Information System Services
6. Komponen Pembentuk Intranet
7. Extranet
8. Standard pertukaran data
Dalam Widiantara A. (September 30, 2011) bahwa Pertukaran data elektronik
(bahasa inggris: EDI atau Electronic Data Interchange, juga Electronic
Document Interchange) adalah proses transfer data yang terstruktur, dalam
format standar yang disetujui, dari satu sistem komputer ke sistem komputer
lainnya, dalam bentuk elektronik.
E. Ekonomi Digital Peluang dan Tantangan Internet dalam Perspektif Islam
Islam selalu mengarahkan manusia pada jalan kebaikan dan mencari
kebahagiaan akhirat tanpa mengabaikan nasibnya di dunia. Rasulallah bersabda
mengenai hal ini: "Barang siapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia, maka
ia harus memiliki ilmunya; barang siapa menghendaki (kebahagiaan)
akhirat,maka ia harus mempunyai ilmunya, dan siapa pun yang ingin meraih
keduanya, maka ia harus memiliki ilmunya (Hadist Riwayat Bukhari dan
Muslim)"
Dari hadist tersebut maka disimpulkan bahwa seorang muslim pun harus dapat
beradaptasi dengan kemajuan teknologi untuk mencapai kebahagiaan mereka
sendiri di dunia tanpa mengabaikan kebahagiaan mereka di akhirat.
BAB 7
LINGUKUNGAN BISNIS SECARA ELEKTRONIK
A. Definisi E-Environment
E-Environment merupakan singkatan dari electronic environment atau yang
lebih kita kenal dengan lingkungan yang bersifat elektronik. Sekarang ini, e-
environment sudah mulai dikembangkan dan digunakan oleh beberapa
perusahaan besar. Adapun 6 langkah kekuatan utama yang terdapat di dalam
pemasaran lingkungan makro dalam e-environment, yaitu:
1) Faktor Demografis Lingkungan
2) Faktor Ekonomi Lingkungan
3) Faktor Alam
B. Lingkungan yang Hijau Terkait Pemakaian Internet
1. Pengertian Green Computing Menurut Philipson (2010, p4) dalam paper
berjudul A Green ICT Framework Undertanding and Measuring Green
ICT, Green ICT lebih dari sekadar mengurangi emisi karbon ataupun
mengurangi konsumsi energi ICT perusahaan. Green ICT adalah pusat
teknologi keberlanjutan. Green IT menyediakan: alat pengukuran, tempat
penyimpanan data, mekanisme pelaporan, dan teknik mitigasi yang
memungkinkan keberlanjutan.
C. Manfaaat Green Computing
Menurut Hanle, Green Computing mempunyai beberapa manfaat
Pengurangan polusi. stakeholder perusahaan. Manfaat untuk lingkungan:
Mengurangi emisi karbondioksida,
Mengurangi konsumsi sumber daya,
Menaati peraturan (di masa depan)
Manfaat untuk perusahaan:
Hemat beban listrika
Mengurangi beban operasi data center,
Membutuhkan lebih sedikit hardware.
BAB 9
A. Konsep CRM
1. Pengertian CRM
Pengambilan data input berupa data profil dari semua pelanggan dan
memberikan informasi yang sesuai kepada pelanggan berupa informasi tentang
customer history, kebutuhan-kebutuhan pasar dan isu-isu lain seputar
perkembangan pasar. Prinsip CRM terletak pada kemauan bisnis untuk
meningkatkan loyalitas dan kepuasan pelanggan tanpa menambah beban biaya
dan waktu. CRM merupakan suatu solusi yang relevan dalam penerapan investasi
teknologi informasi di masa kini. Jika perusahaan tidak dapat memahami siapa
pelanggan, dan apa yang mereka butuhkan, maka tidak dapat mempertahankan
mereka sebagai pelanggan yang setia. Jika perusahaan tidak mampu
mempertahankan pelanggan, maka tidak dapat bertahan dan memenangkan
persaingan bisnis (Toedt, 2014).
2. Mengurangi biaya
5. Peningkatan pendapatan
6. implementasi CRM
BAB 10
BUSINESS CASE
2. Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak atau lebih
yang kedua pihak memberikan kontribusi yang sama baik modal
maupun pelaksanaannya dengan adanya kesepakatan bersama bahwa
keuntungan dan kerugian ditanggung bersama sesuai kesepakatan yang
dibuat.
a. Macam-macam musyarakah
Musyarakah yang tercipta karena warisan, wasiat atau
lainnya yang
mengakibatkan satu asset dimiliki oleh dua orang atau
lebih.
Musyarakah akad (kontrak). Salah satu contohnya yaitu
modal ventura yaitu badan usaha yang melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal dalam suatu
perusahaan pasangan usaha untuk jangka waktu tertentu.
b. Syarat musyarakah
Harta (modal) dapat dinilai dengan uang
Harta sesuai jenis dan macamnya
Harta dicampur
Satu sama lain boleh membelanjakan harta itu
Untung rugi diterima sesui harta masing-masing
Sangat jelas, bahwa Islam mengatur dengan baik bagaimana cara berbisnis
dan menjaga kepemilikan yang baik agar dapat berkelanjutan dan membawa
manfaat bagi orang lain. Dalam berbisnis harus ada keterbukaan antara kedua
belah pihak baik keuntungan maupun risiko yang diterima.
BAB I1
Analisis situasi bisnis merupakan hal penting bagi setiap perencanaan dan perla
ditinjau secara berkala untuk memastikan kelangsungan berjalannya sebuah bisnis
Berikut adalah system faktor situasi bisnis yang perlu dianalisis
1) Kekuatan
Hal ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi poin-poin kuat dari produk
pencitraan merek, dan program pemasaran, sehingga mengetahui apa yang
harus dibangun dalam setiap perencanaan.
2) Kelemahan
Hal yang perlu dilakukan adalah menemukan letak-letak kelemahan pada
produk, merek, dan program pemasaran dan bagaimana
menghilangkannya Misalnya saja perusahaan memiliki sebuah produk
lama dengan sistem baru.
3) Peluang
Analisis situasi bisnis perlu mencari peluang, seperti pasar pertumbuhan
baru yang sedang atau akan tren.
4) Ancaman
Hal ini termasuk perubahan eksternal yang dapat mengurangi penjualan
dan keuntungan bisnis.
A. Process Modelling
Business Process Modeling adalah pemodelan dari sebuah sistem
berdasarkan sebuah sehingga pemodelan tersebut dapat dianalisi dan
ditingkatkan. BPM biasanya lakukan oleh ahli subjek Proses modelling
dapat dilakukan berdasarkan log peristiwa
Tujuan dari Business Process Modeling adalah:
Meningkatkan kecepatan proses.
Mengurangi waktu siklus.
Meningkatkan kualitas
Mengurangi biaya (tenaga kerja, bahan, atau modal)
Sejarah
Istilah Business Process Modeling (BPM) diciptakan pada
tahun 1960 di bidang rekayasa sistem oleh S. Williams pada
tahun 1967 artikelnya 'Business Process Modeling Improves
Administrative Control
Pada era 1990-an istilah 'proses' menjadi sebuah pandangan
untuk lebih produktif. Beberapa perusahaan di dorong untuk
berpikir secara proses, bukan fungsi dan prosedur Proses
berpikir terlihat pada rantai peristiwa di perusahaan dari
pembelian untuk pasokan, dari pesanan pengambilan penjualan,
dll. Metodologi lainnya seperti business process redesign,
business process innovation, business process management,
integrated business planning, dan metodologi semuannya
bertujuan untuk meningkatkan proses di seluruh fungsi yang
terdapat di perusahaan.
Topik Utama
Dalam implementasiannya Business Process Modeling (BPM)
berkaitan dengan banyak ilmu-ilmu manajemen di mana teknis
dan proses-prosesnya berpengaruh untuk menekan mutu dari
sebuah manajemen dan pendekatan secara analitis dan juga
tangung jawab dalam hal peningkatan kualitas
1) Business Model
Business model adalah kumpulan elemen kecil untuk
membentuk sebuah nilai Business model mendeskripsikan
aspek inti dari bisnis baik formal maupun informal seperti:
Bisnis
Tujuan
Strategi
Infrastruktur
Struktur Organisasi Praktik
Proses operasional
Kebijakan
2) Business Process Business process merupakan rantai atau
struktur kegiatan yang mengambarkan proses yang
menghasilkan suatu produk atau layanan. Busniness
Process terbagi menjadi 3 model:
Management Process, berperan sebagai system yang
mengoperasikan manajemen umum seperti tata
kelola perusahaan.
Operational Process, dapat diartikan sebagai nilai
utama dari segala proses operasional yang
dijalankan sudah merujuk ke nilai-nilai yang dituju
Supporting Process, berperan sebagai elemen
pendukung di mana berfungsi untuk menyokong
proses utama yang dijalankan.
3) Teknik-Teknik BPM
Proses bisnis notasi pemodelan (BPMN)
Proses implementasi grafis menggunakan alat-alat
standar
Diagram UML
Pemodelan dengan cara visualisasi sebagai
spesifikasinya
Teknik flowchart
Merupakan tipe diagram dengan beberapa simbol
sebagai media pencipta diagram alur.
Data flow diagram
Proses menunjukkan bagaimana proses ini
menghubungkan bersama-sama melalui data dan
bagaimana proses berhubungan dengan pengguna
lain.
B. Data Modelling
a. Pengertian Data Modelling (Pemodelan Data)
Data Modelling (Pemodelan Data) adalah proses menghasilkan
diagram deskriptif hubungan antara berbagai jenis informasi yang akan
disimpan dalam database. Salah satu tujuan Data Modelling
(Pemodelan Data) adalah untuk menciptakan metode penyimpanan
informasi yang paling efisien sistem tetap menyediakan akses dan
pelaporan lengkap.
Pengertian Data Modelling (Pemodelan Data) menurut Para Ahli Agar
lebih memahami mengenai pengertian Data Modelling (Pemodelan
Data). kita perlu merujuk pada pendapat para ahli. Adapun definisi
Data Modelling (Pemodelan Data) Lainnya Termasuk:
Data Management Body of Knowledge (DMBOK) Menurut Data
Management Body of Knowledge (DMBOK), Data Modelling
(Pemodelan Data) adalah Proses menemukan, menganalisis, mewakili,
dan mengkomunikasikan persyaratan data dalam bentuk yang tepat
disebut Data Model (Model Data)." Dan "Data Model (Model Data)
menggambarkan dan memungkinkan suatu organisasi untuk
memahami datanya.
b. Manfaat Data Modelling (Pemodelan Data), terutama untuk Organisasi
adalah:
Pengembangan perangkat lunak berkualitas tinggi.
Mengurangi biaya
Waktu lebih cepat ke pasar.
Pemahaman yang jelas tentang ruang lingkup, kosa
kata, dan elemem pengembangan lainnya.
c. Apa Itu Data Model (Model Data)?
Data Model (Model Data) adalah acuan pada hubungan yang logis dan
aliran data antara berbagai elemen data yang terlibat dalam dunia
informasi. Ini juga mendokumentasikan cara data disimpan dan
diambil.
d. Tujuan Data Model (Model Data)
Seperti yang sudah Kami jelaskan sebelumnya pada pengertian Data
Modelling (Pemodelan Data) di atas, Tujuan utama menggunakan Data
Model (Model Data) dalam Data Modelling (Pemodelan Data) adalah:
Memastikan bahwa semua objek data yang dibutuhkan oleh
database
diwakili secara akurat.
e. Jenis Data Model (Model Data) Ada terutama tiga jenis Data Model
(Model Data) dalam Data Modelling (Pemodelan Data) yaitu adalah
sebagai berikut:
Konseptual
Data Model (Model Data) ini mendefinisikan APA yang berisi
sistem.
1.Perencanaan
BAB 12
BAB 13
A. Konsep Entrepreneurship
Entrepreneurship berasal dari bahasa Prancis, yaitu perantara. Menurut para
ahli Entrepreneurship adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai
suatu usaha dan perkembangan usaha (Soeharto Prawiro, 1997). Sedangkan
menurut Robbin dan Coulter bahwa "Entrepreneurship is the process whereby
an individual or a group of individuals uses organized efforts and means to
pursue opportunities to create value and grow by fulfilling wants and need
through innovation and uniqueness, no matter what resources are currently
controlled" (Kewirausahaan adalah proses di mana seorang individu atau
kelompok individu menggunakan upaya yang terorganisir dan sarana untuk
mencari peluang untuk menciptakan nilai dan tumbuh dengan memenuhi
keinginan dan kebutuhan melalui inovasi dan keunikan, tidak peduli sumber
daya apa yang dikendalikan).
Peter Druker mendefinisikan, "the practice of consistently converting good
ideas into profitable commercial ventures". Berdasarkan definisi di atas ada
beberapa kata kunci tentang pengertian entrepreneurship atau di Indonesia di
kenal dengan "kewirausahaan yaitu:
Aktivitas manusia yang creative dan inovatif
Kemampuan untuk membuat dan membangun yang belum ada
Visi untuk bersedia mengambil risiko
Kewirausahaan adalah ilmu, yang dapat di pelajari (Peter Druker).
B. Konsep Technopreneurship
1.Definisi Technopreneurship
Technopreneurship singkatan dari Technology Enterpreneurship yang berarti
gabungan dari
inovasi-inovasi dan teknologi (kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan
tekhnologi)
dengan kewirausahaan (bekerja sendiri untuk mendatangkan keuntungan melalui
proses
bisnis). Technopreneurship bersumber dari sebuah invensi dan inovasi..
Technopreneurship
juga diartikan sebagai kumpulan dari beberapa inovasi yang berbasis tekhnologi.
Menurut Antonius Tanan (2008), Istilah technopreneurship merupakan gabungan
dari dua
kata yakni teknonologi dan enterpreneur. Kata teknologi berasal dari bahasa
yunani yang
berarti tindakan sitematis dari sebuah kecakapan, termasuk seni. Sedangkan
enterpreneur
merupakan tindakan komersialisasi terhadap suatu produk Sehingga Tanan
menyimpulkan
bahwa technopreneurship merupakan suatu proses komersialisasi produk-produk
teknologi
yang kurang berharga menjadi berbagai produk yang bernilai tinggi sehingga
menarik minat
konsumen untuk membeli atau memilikinya.
2.Aspek Pembentukan Karakter Technopreneurship
Berikut adalah beberapa aspek yang harus diperhatikan untuk menjadi seorang
technopreneur selain menyiapkan pengetahuan tentang teknologi:
1) Menggali diri
Kunci untuk mengidentifikasi jiwa pengusaha adalah dengan cara melihat
karakter seseorang, khususnya pada hal-hal yang menjadi kebiasaan, alami
dan dilakukan dengan baik.
2) Kemampuan yang Diperlukan
Keterampilan yang dibutuhkan oleh para pengusaha dapat dikelompokkan
menjadi tiga area utama: keterampilan teknis seperti menulis.
mendengarkan presentasi lisan, pengorganisasian, pembinaan, bekerja
dalam tim, dan teknis tahu bagaimana(know how), keterampilan
manajemen usaha termasuk hal-hal dalam memulai, mengembangkan, dan
mengelola perusahaan Keterampilan dalam membuat keputusan,
pemasaran, manajemen, pembiayaan, akuntansi, produksi, kontrol, dan
negosiasi juga sangat penting dalam membangun dan mengembangkan
usaha baru.
3) Memulai usaha
Ada empat subkategori menjadi wirausahawan
Penemu, mendefinisikan konsep, unik, baru, penemuan atau
metodologi
Inovator, menerapkan sebuah teknologi baru atau metodologi untuk
memecahkan masalah baru.
Marketer, mengidentifikasi kebutuhan di pasar dan memenuhinya
dengan produk baru atau produk substitusi yang lebih efisien
Oportunis, pada dasarnya sebuah broker, pialang, yang
menyesuaikan antara kebutuhan dengan jasa diberikan dan komisi
3. Produk-produk Technopreneurship
Sebagai sebuah usaha yang berlandaskan bisnis, technopreneurship
memiliki berbagai produk yang tentunya dapat digunakan oleh masyarakat
luas. Adapun bentuk-bentuk dari produk technopreneurship antara lain:
Software
Software atau piranti lunak merupakan sebuah produk yang
diciptakan untuk membantu menjalankan berbagai fungsi dan tugas
manusia yang dijalankan dalam sistem komputer Menurut jenisnya
software terdiri atasClose Software Tidak diperkenankan dengan
alasan apa pun untuk menggunakan software ini tanpa ada
izinnyallisence).
Hardware
Hardware atau piranti keras merupakan komponen komputer yang
bekerja secara elektronik, yang bertugas melakukan berbagai
operasi yang memastikan sistem komputer berjalan dengan
semestibya.
4. Konsep Technopreneurship
Di era persaingan global yang sangat ketat, inovasi usaha harus
diiringi dengan berbagai macam rekayasa teknologi agar dapat
melipatgandakan performa dari usaha tersebut. Pemanfaatan teknologi
mutakhir tepat guna dalam pengembangan usaha yang berdasarkan
pada jiwa entrepreneur yang mapan akan dapat mengoptimalkan
proses sekaligus hasil dari unit usaha yang dikembangkan. Inilah yang
disebut technopreneurship: sebuah kolaborasi antara penerapan
teknologi sebagai instrumen serta jiwa usaha mandiri sebagai
kebutuhan. Technopreneurship adalah suatu karakter integral antara
kompetensi penerapan teknologi serta spirit membangun usaha. Dari
sini, tumbuhlah unit usaha yang teknologis: unit usaha yang
memanfaatkan teknologi aplikatif dalam proses inovasi, produksi,
marketisasi, dan lain sebagainya.
5. Karakteristik Enterpreneur
Sebagai sebuah kolaborasi dari sebuah konsep, technopreneurship
tidak terlepas dari karakter enterpreneurship. Adapun karakter-
karakter yang dimiliki oleh seorang enterpreneurship antara lain:
Melakukan hal-hal yang tidak mencari keuntungan semata
Merasa nyaman bekerja dengan atau menggunakan teknologi
Selalu mengeksploitasi ketidakpastian.
Penemu bukan semata-mata meniru atau memungut dari alam
Tidak berhenti pada peluang, tetapi membangun institusi
Seorang yang berani menghadapi risiko
Berfikir simpel
Rela tumbuh dari bawah Tahu apa artinya cash on hand
Modal utamanya bukanlah selalu uang
6. Technopreneurship vs Entrepreneurship
Saat membaca kata technopreneur, kemungkinan besar pikiran kita akan
tertuju pada dua hal, teknologi dan entrepreneurship atau kewirausahaan.
Terdapat perbedaan antara entrepreneurship biasa dan technopreneurship
(technology entrepreneurship). Technology entrepreneurship harus sukses
pada dua tugas utama, yakni:
menjaminbahwa teknologi berfungsi sesuai kebutuhan target pelanggan, dan
teknologi tersebut dapat dijual dengan mendapatkan keuntungan (profit).
Entrepreneurship biasa umumnya hanya berhubungan dengan bagian yang
kedua, yakni menjual dengan mendapatkan profit.
7. Technopreneur di Asia
Jika kita menengok ke 2-3 dekade yang lalu, maka sebut saja Taiwan, Korea
Selatan dan Singapura masih digolongkan sebagai Negara Berkembang.
Namun sekarang Negara-negara ini telah menjadi Negara maju dengan
perekonomian yang didasarkan pada Industri teknologi. Perkembangan Korea
diawali dengan industri tradisional kemudian diikuti oleh industri
semikonduktor. Sedangkan Singapura memiliki kontrak di bidang elektronik
dengan perusahaan-perusahaan barat kemudian diikuti juga oleh manufaktur
semikonduktor. Taiwan terkenal dengan industri asesoris Komputer Pribadi
(PC), Rahasia lain yang membuat perkembangan negara-negara ini melejit
adalah adanya inovasi.
Inovasi di bidang Teknologi Informasi inilah yang juga membuat India
berkembang dan menjadi incaran industri dunia barat baik bagi outsourcing
maupun penanaman modal. Contoh teknologi yang dikembangkan oleh India
adalah sebuah Handheld PC yang disebut sebagai Simputer. Simputer
dikembangkan untuk pengguna pemula dan dari sisi finansial adalah
pengguna kelas menengah bawah. Simputer dijalankan oleh prosesor berbasis
ARM yang murah dan menggunakan Sistem Operasi berbasis opensource.
Harga di pasaran adalah sekitar $200.
8. Technopreneurship di Indonesia
Sebagian besar wacana di negara kita mengarahkan Technopreneurship seperti
dalam definis
kedua di atas. Baik dalam seminar, lokakarya dan berita, maka bisa dijumpai
bahwa
pemakaian teknologi Informasi dapat menunjang usaha bisnis. Terlebih dimasa
krisis global
seperti sekarang ini, maka peluang berbisnis lewat Internet semakin digembar-
gemborkan.
Ada kepercayaan bahwa Technopreneurship menjadi solusi bisnis dimasa lesu
seperti ini.
Sebagai contoh, penggunaan Perangkat Lunak tertentu akan mengurangi biaya
produksi bagi
perusahaan Meubel. Jika sebelumnya. mereka harus membuat prototype dengan
membuat
kursi sebagai sample dan mengirimkan sample tersebut, maka dengan
pemakaian Perangkat
Lunak tertentu. maka perusahaan tersebut tidak perlu mengirimkan sample kursi
ke
pelanggan. namun hanya menunjukkan desain kursi dalam bentuk soft-copy saja.
Asumsi ini
tidak memperhitungkan harga lisensi software yang harus dibeli oleh perusahaan
meubel
tersebut.
C. Membangun Jiwa Technopreneurship Mahasiswa
Menjadi mahasiswa yang memilki usaha sendiri serta berwawasan
technopreneurship adalah
keinginan semua pihak, baik mahasiswa sendiri, institusi kampus, pemerintah
maupun
masyarakat. Namun, hal tidak semudah membalikan telapak tangan dan semua
itu butuh
proses. Faktanya mahasiswa lebih menyibukan diri dengan aktivitas akademis
dan organisasi
daripada berwirausaha. Umumnya hal ini terjadi karena kurangnya minat
sehingga tidak ada
semangat dan keberanian untuk memulai berwirausaha Semangat pun tidak
cukup untuk
mewujudkannya, tetapi butuh beberapa sikap atau prasyarat supaya jiwa
technopreneurship
dapat terwujud, diantaranya kemandirian, kejujuran, ketangguhan, kreativitas
serta iklim
yang kondusif sehingga lingkungan di mana mereka tinggal memberi semangat
untuk
berwirausaha. Setelah prasyarat terpenuhi maka mulailah melakukannya di
mulai dari hal
yang kecil sebagai bahan pembelajaran.
Menjadi seorang technopreneur tidaklah semudah membalikan
telapak tangan dan dibutuhkan sikap mental yang kuat. Minimal ada
beberap sifat yang harus dimiliki diantaranya sebagai berikut:
Kemandirian
Mandiri atau tidak tergantung pada orang lain adalah syarat mutlak yang
harus dimiliki karena pada dasarnya seorang technopreneur adalah pemilik
dari usaha ersebut. Sehingga memiliki kekuasaan penuh untuk
mengendalikan usahanya. Dapat dibayangkan jika tergantung pada orang
lain maka seorang technopreneur tidak akan memiliki keleluasaan
mengelola usahanya sehingga tidak akan bisa berkembang.
Kejujuran
Kejujuran adalah mata uang yang berlaku di mana-mana, begitulah
pepatah mengatakan. Sifat manusia adalah menyukai kebaikan dan
kejujuran adalah salah satu unsur kebaikan, sehingga sangat masuk akal
jika seorang technopreneur harus memiliki sifat jujur agar mampu
menjalin kerja sama dengan orang lain. Karena pada dasarnya kegiatan
technopreneur adalah berhubungan dengan orang lain untuk menciptakan
peluang bisnis yang dapat menghasilkan penghidupan. Secara singkat
dapat dikatakan technopreneur kejujuran = menjalin relasi = bisnis
prospektif.
Ketangguhan
Untuk memulai dan menjalankan sebuah bisnis dibutuhkan ketangguhan.
Karena bisnis bersifat dinamis dan perubahan yang terjadi sangat fluaktif
dan bergerak sangat cepat. Oleh karena seorang technopreneur harus
benar-benar tangguh dan selalu siap dalam kondisi apa pun. Harus siap
mental ketika mengalami kerugian dan harus bijak ketika memeroleh
keuntungan baik besar ataupun kecil.
Kreativitas
Kreativitas sangat penting dalam sebuah bisnis karena persaingan yang
sangat ketat. Oleh sebab itu diperlukan sebuah ide kreatif atau inovasi
sehingga tetap bisa bertahan. Fakta membuktikan hanya seorang
technopreneur yang kreatif yang mampu bertahan. Umumnya pasar
membutuhkan produk-produk yang unik dan dibuat kreatif sehingga tidak
mampu ditiru oleh kompetitornya. Ingat bahwa bisnis sangat dinamis, dan
untuk bertahan dengan kondisi itu diperlukan sebuah kreativitas yang
tingg)
Iklim yang kondusif
Lingkungan sangat berpengaruh bagi apa pun dan siapa pun karena dari
sanalah seseorang akan mendapat sebuah yang sangat berharga untuk ia
kembangkan Jika ingin menjadi seorang dosen maka tinggal lah di tempat
para dosen berada. Begitu pula jika ingin menjadi technopreneur maka kita
harus banyak berhubungan dengan tecnopreneur pula. Dari sanalah kita
bisa memulai untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi
pengembangan technopreneur Segera pindah lah dari zona nyaman kita
dan temukan temukan zona yang lebih nyaman agar kita mampu
menemukan peluang untuk pengembangan technopreneur.
A. Technopreneur dalam Pandangan Islam
1. Syarat Orang yang Melakukan Jual Beli Model Technopreneur
a. Saling Ridha
Dalam jual beli jenis apa pun, dianggap tidak sah hukumnya jika
salah satu dari penjual atau pembelinya terpaksa yang bukan dalam
hal yang benar. Allah SWT berfirman dalam QS an-Nisaa 29, yang
artinya: "Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan
jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara
kamu dan jangalah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu"
Rosulullah besabda: Sesungghnya jual beli itu atas dasar suka sama
suka" (HR Ibnu Hibban dan Ibnu Majjah dan lainnya). Keridhan
para pihak, penjual dan pembeli pada technopreneurship in bisa
dicek dari jejak obrolan chatting atau pesan (message) yang
dilakukan oleh para pihak. Jika pembeli tertarik terhadap produk
atau barang yang ditawarkan penjual, maka mereka bisa mengirim
pesan atau menyapa penjual lewat fasilitas dan media komunikasi
yang tersedia. Jejak pesanan chatting ini juga bisa menjadi dasar
bukti hukum apabila dikemudian hari terdapat kerugian yang
diterima oleh salah satu atau kedua pihak, misalnya penipuan.
Kecuali apabila jejak chatting dan menssage tersebut telah dihapus
atau dihilangkan dengan berbagai cara oleh pihak-pihak tertentu.
(Eko Suhartono dan Ary Setijadi: 2012)
b. Merdeka, Baligh dan Berakal
Orang yang melakukan jual beli model technopreneurship haruslah
orang yang merdeka, baligh dan berakal. Pada technopreneurship
orang yang berakad adalah orang yang merdeka, berakal dan dapat
membedakan (memilih), termasuk anak kecil yang sudah dapat
membedakan (memilih) namun dinyatakan valid (sah) tergantung
pada izin walinya Ciri-ciri pelaku technopreneur pada proses
kreatif da inovatif:
1) Memiliki jiwa kewirausahaan
2) Berani mengambil risiko
3) Mampu mengambil keputusan
4) Ada hak milik penuh barang pda pelaku technopreneur
2. Syarat Barang Yang Diakadkan (Ma'qu 'Alaih)
Dalam technopreneur untuk memiliki barang-barang yang akan
diproduksi dan dijual kembali haruslah memiliki modal. Modal tidak
selalu identik dengan modal yang berwujud (tangible) seperti uang dan
barang, tetapi juga modal yang tidak berwujud (intangible) seperti
modal intelektual, modal social, modal moral, dan modal mental yang
dilandasi agama.
Modal technopreneur dapat dibagi ke dalam empat jenis yaitu modal
intelektual. modal social dan moral, modal mental dan modal material.
(Eko Suhartono dan Ary Setijadi: 2012)
3. Kewirausahaan dan Perdagangan
Dalam pandangan Islam merupakan aspek kehidupan yang
dikelompokkankedalam masalah muamalah, yaitu masalah yang
berkenaan dengan hubungan yang bersifat horizontal antar manusia
dan tetap akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. Manusia
diperintahkan untuk memakmurkan bumi dan membawanya ke arah
yang lebih baik serta diperintahkan untuk berusaha mencari rizki
Semangat kewirausahaan diantaranya terdapat dalam QS. Hud:61.
QS Al-Mulk 15 dan QS Al-Jumuh:10, di mana manusia diperintahkan
Rosulullah besabda: Sesungghnya jual beli itu atas dasar suka sama
suka" (HR Ibnu Hibban dan Ibnu Majjah dan lainnya). Keridhan para
pihak, penjual dan pembeli pada technopreneurship in bisa dicek dari
jejak obrolan chatting atau pesan (message) yang dilakukan oleh para
pihak. Jika pembeli tertarik terhadap produk atau barang yang
ditawarkan penjual, maka mereka bisa mengirim pesan atau menyapa
muka bumi dan carilah karunia (rizki) Allah" (QS. al Jumu'ah 10).
Perjalanan bisnis Rosulullah selama bertahun-tahun memberikan
hikmah tentang bagaimana unsur-unsur manajemen usaha Rosulullah
SAW. Bahkan dalam aktifitas penggembalaan kambing yang dilakukan
oleh Rosulullah terdapat nilai-nilai luhur yang terkandung yaitu:
pendidikan rohani, latihan merasakan kasih sayang kepada kaum
lemah, serta kemampuan mengendalikan pekerjaan berat dan besar.
Antonio (2007) mengungkapkan hikmah dari kegiatan menggembala
kambing terhadap unsur-unsur manajemen adalah sebagai berikut:
1. Pathfinding (mencari) Mencari padang gembalaan yang subur,
2. Directing (mengarahkan) Mencari padang gembalaan yang subur.
3. Controlling (mengawasi) kambing Agar tidak tersesat atau terpisah
dari kelompok,
4. Protecting (melindungi) kambing gembalaan Dari hewan pemangsa
dan pencuri.
5. Reflecting (perenungan) Alam, manusia dan Tuhan