Anda di halaman 1dari 15

MODUL

FIRST TIME LEAD AS MANAGER


DAFTAR ISI

1. ERA DISRUPSI
a. Pengertian Disrupsi ...................................................................................3
b. Disruspi dari sudut pandang bisnis .........................................................3
c. Cara menghadapi Era Disrupsi dalam bisnis .........................................3
2. AGILE MINDSET
a. Definisi Agile Mindset ...............................................................................6
b. Karakteristik Agile Mindset .....................................................................6
c. Cara menerapkan Agile Maindset ...........................................................7
3. BASIC STRATEGIC MANAGEMENT
a. Definisi Strategic Manaegement ...............................................................13
b. Konsep Strategic Management .................................................................13
c. Tahapan Strategic Management ..............................................................14

2
A. Pengertian Disrupsi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti Disrupsi adalah suatu “hal tercabut
dari akarnya”. Apabila ditarik ke fenomenanya saat ini, disrupsi merupakan keadaan di mana
terjadi suatu perubahan besar yang menyebabkan berubahnya sebagian besar atau bahkan
keseluruhan tatanan dalam kehidupan bermasyarakat.
Lalu apa itu “Era Disrupsi”?
Era Disrupsi adalah masa di mana perubahan-perubahan yang terjadi disebabkan karena adanya
inovasi yang begitu hebat sehingga mengubah sistem dan tatanan kehidupan masyarakat secara
luas.

B. Disrupsi dari sudut pandang Bisnis


Dalam bidang bisnis, disruption era merupakan tantangan yang cukup berat, karena
perusahaan harus melakukan inovasi secara update terus-menerus, sehingga bisa tetap bersaing
dengan perubahan zaman.
Perusahaan besar sekalipun harus segera melakukan perubahan strategi bisnis dan membuat
inovasi baru. Tujuannya agar tidak kehilangan pangsa pasarnya akibat dari kemajuan teknologi saat
ini. Hal ini juga disebabkan banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang berkembang
menawarkan model bisnis baru dengan berbasis teknologi digital.

C. Cara menghadapi Era Disrupsi dalam bisnis


Lantas bagaimana cara menghadapi era disrupsi yang akan selalu terjadi dalam dunia bisnis
ini? Kuncinya adalah adaptasi, karena disrupsi itu merupakan suatu perubahan dalam lingkungan
bisnis, dan tentunya adaptasilah yang dapat menjadi obatnya. Berikut adalah 7 (tujuh) cara yang
dapat dilakukan oleh bisnis dalam menghadapi era disrupsi ini agar bisnis tidak kehilangan
pelanggannya atau bahkan mati.

1. Trend Watching

Cara menghadapi era disrupsi yang pertama adalah melakukan Trend watching yaitu kegiatan
dalam memantau perubahan trend dalam lingkungan bisnis. Dengan selalu memantau lingkungan,
maka bisnis akan selalu mengetahui perubahan-perubahan yang sedang dan akan terjadi sehingga
gejala-gejala timbulnya disrupsi akan terdeteksi secara dini.

Komponen-komponen yang harus dipantau yaitu trend teknologi, ekonomi, budaya, politik, dan
lingkungan alam. Informasi dari trend watching dapat digunakan untuk melakukan adaptasi dan

3
antisipasi, sehingga efek dari disrupsi dapat diminimalisir, atau bahkan bisa jadi agent of
disruption.

2. Research

Cara menghadapi era disrupsi selanjutnya adalah melakukan riset. Agar trend watching yang
dilakukan hasilnya dapat lebih meyakinkan, maka harus dilakukan dengan pendekatan riset. Karena
dengan riset informasi yang didapat dapat dipertanggungjawabkan mengenai kesahihan dan
keabsahannya, karena dilakukan secara ilmiah. Oleh karena itu bisnis di era ini harus memiliki
fungsi riset, yang biasa dinamakan R&D (research & development).

3. Risk Management

Cara menghadapi era disrupsi yang ketiga yaitu selalu melakukan pengelolaan terhadap resiko.
Lingkungan yang terdisrupsi pada dasarnya akan menjadi pemicu dari resiko bisnis. Oleh karena
itu, bisnis harus selalu dapat mengelola disrupsi sebagai suatu peril dalam resiko, dan bisa
dikatakan bahwa disrupsi itu harus dikelola, dan menurut saya risk management disini dapat
difokuskan kepada disruption management yang isinya bagaimana disrupsi diidentifikasi,
dianalisis dan dievaluasi, sehingga bisnis dapat memiliki ruang dan waktu untuk mengantisipasi
gejala disrupsi yang akan terjadi.

4. Inovation

Cara menghadapi era disrupsi yang ke-empat adalah melakukan inovasi, yaitu membuat terobosan-
terobosan baru atau penyesuaian-penyesuaian pada bisnis yang lama agar lebih sesuai dengan era
dimana masa disrupsi terjadi. Inovasi dapat dilakukan jika peristiwa tersebut sudah terlanjur terjadi
dan dapat berhasil pada bisnis yang mau melakukan perubahan. Contohnya adalah bisnis yang
murni offline, membuat inovasi dengan meluncurkan versi online.

5. Switching

Cara menghadapi era disrupsi yang ke-lima adalah switching atau memutar haluan bisnis. Cara ini
dapat dilakukan Jika bisnis yang ada tidak lagi bisa diotak-atik atau dimodifikasi, maka solusinya
adalah harus berani putar haluan atau mematikan produk yang sudah dimiliki. Contohnya Telkom
yang selalu berani untuk mematikan atau mengkanibalisasi produknya sendiri seperti telepon kabel
yang diganti dengan nir-kabel dll.

4
6. Partnership

Cara menghadapi era disrupsi yang ke-enam yaitu melakukan strategi partnership. Era disrupsi
pada masa ini membuat bisnis sulit untuk bertempur sendiri karena persaingan sudah sangat
kompleks dan proses bisnis sudah ter-inklusi. Oleh karena itu solusinya adalah dengan melakukan
kolaborasi dan aliansi-aliansi strategis mulai dari sisi input sampai output dalam supply chain agar
bisnis menjadi lebih efektif dan efisien.

7. Change Management

Cara menghadapi era disrupsi yang terakhir adalah dengan melakukan change management. Hal
ini dapat dilakukan untuk merubah pola pikir dan kesadaran dari elemen sumber daya manusia
dalam organisasi bisnis agar dapat bahu-membahu melakukan perubahan. Karena efek disrupsi itu
dapat merubah segala hal tak terkecuali pada budaya organisasi dalam melakukan proses bisnisnya.
Oleh karena itu solusinya adalah organisasi harus dapat berubah menyesuaikan budaya organisasi
di era disrupsi yang ada.

Itulah ke-tujuh cara yang dapat dilakukan oleh bisnis, agar tidak lantas mati ditelan oleh fenomena
disrupsi yang akan selalu terjadi baik pada masa lalu, kini dan yang akan datang.

5
A. Definisi Agile Mindset
Apa itu Pola Pikir? Mengapa ini lebih penting daripada persyaratan dan praktik Agile
pada tingkat kebiasaan dan pribadi? Pada dasarnya pola pikir adalah budaya yang Anda
terapkan dengan dorongan untuk menerima atau mengadopsi norma budaya. Jika Anda ingin
benar-benar menerapkan Agile, itu harus menjadi bagian dari budaya perusahaan Anda. Pola
pikir agile adalah mindset atau kebiasaan yang merangkum metode, prinsip, serta cara kerja
menjadi lebih mudah, cepat, juga lincah.

B. Karakteristik Agile Mindset

1. Melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar

Tidak takut untuk gagal karena dari kegagalan tersebut kita menjadi tahu bahwa ada sesuatu yang
bisa diperbaiki dan kembangkan, sehingga hasil pekerjaan bisa lebih baik.

2. Menerima presfektif yang beragam

Mempertimbangkan perspektif orang lain bisa memperluas pengetahuan. Kita juga bisa
mengevaluasi diri.

3. Merasa nyaman dengan dengan pekerjaan dan kegiatan sehari-hari

Kalau kita merasa senang dengan pekerjaan, maka kita akan memiliki motivasi lebih yang bisa
mendorong kinerjamu menjadi lebih baik

4. Bisa menerima perubahan dan beradaptasi dengan mudah

Kemampuan beradaptasi dengan mudah bisa membuat kita lebih tahan banting. Karakteristik ini
penting untuk bertahan di tengah perubahan zaman.

5. Transparan

Terbuka dengan hasil pekerjaan kita sangatlah penting. Keberhasilan, kesulitan, hingga kegagalan
sebaiknya ditunjukkan kepada tim maupun atasan. Dengan begitu, kita bisa belajar dan
menghindari masalah-masalah serupa di masa depan. Ini juga berhubungan dengan poin pertama.

6. Senang berkolaborasi dan berkomunikasi

Poin ini juga berhubungan dengan poin kedua. Semakin sering kita berkolaborasi dan
berkomunikasi dengan orang lain maka kita dapat lebih terbuka dengan pikiran dan perspektif baru.

6
7. Senang berbagi pengalaman

Orang yang memiliki agile mindset tidak ingin menang sendiri. Kita akan senang berbagi
pengalaman dan pengetahuan yang kita punya kepada orang lain agar kita semua sama-sama maju.
Dengan begitu, pekerjaan kita dapat selesai dengan cepat dan tepat jika dibantu dengan orang-orang
yang memiliki pengetahuan setara.

C. Cara menerapkan Agile Mindset


Agile Mindset menggabungkan prinsip, nilai inti, dan praktik yang berbeda. Dan seperti semua
rutinitas, Agile Mindset membutuhkan waktu untuk mencapainya, dan psikolog mengatakan
mempelajari kebiasaan baru membutuhkan waktu sekitar 30-60 hari. Menerapkan praktik-
praktik ini membutuhkan kesabaran; namun, hasilnya lebih dari sekadar imbalan. Berikut tujuh
praktik inti yang harus diikuti selama proses penerapan Agile Mindset.

1. Pelajari 12 prinsip Agile Manifesto

Agile Manifesto mengembangkan 12 prinsip inti yang membantu karyawan dan pengusaha
menjadi lebih berpikiran terbuka terhadap pendekatan pola pikir tangkas, berikut adalah 12
prinsip tersebut

a. Place customer satisfaction above all priorities.


b. Self-organizing teams are the ideal team.
c. Working products are the best success.
d. Embrace logical change at every step of a project.
e. Face-to-face communication over other forms of communication.
f. Never underestimate the power of simplicity.
g. Work towards a sustainable pace of development.
h. It’s essential for business and tech people to work together.
i. Put a sufficient amount of time into producing quality products.
j. Aim to improve your working deliverables at a continuous rate.
k. Learn valuable lessons from your failures and successes.
l. Produce quality results by building projects around motivated teams.

7
2. Buat dan susun tujuan yang jelas

Menentukan tujuan yang jelas adalah langkah terbaik menuju pengembangan Agile
Mindset. Saat merencanakan dan melaksanakan tugas yang ingin dicapai, hal itu menciptakan
visi yang jelas. Hal ini juga memungkinkan tim untuk memvisualisasikan tugas yang perlu
mereka lakukan dan bagaimana mencapai produk akhir. Selain itu, ini membantu dalam
menentukan alat mana yang diperlukan dan bertukar pikiran tentang metode yang membantu
dalam mencapai tujuan.

3. Berfikir kritis

Inti dari pola pikir agile adalah menciptakan tenaga kerja yang mampu beradaptasi dengan baik
terhadap perubahan. Oleh karena itu, teknik berpikir kritis merupakan keuntungan besar dalam
pemecahan masalah.

8
Ketika masalah yang tidak terduga muncul, penting untuk bertindak dan tidak bereaksi. Berpikir
kritis mencakup pemecahan masalah dengan melakukan hal-hal tertentu untuk menemukan
solusinya. Berikut adalah beberapa hal yang melibatkan berpikir kritis:

• Mengidentifikasi masalah dan mengevaluasi kaitannya dengan situasi atau orang-orang


yang terlibat.
• Berpikir objektif adalah kunci untuk mengembangkan Agile Mindset.
• Menciptakan penalaran terstruktur dan pendekatan sistematis dalam menyelesaikan
permasalahan.
• Mengevaluasi sudut pandang yang berbeda untuk menentukan validitas.

Bereaksi berlebihan atau membiarkan masalah membara tidak akan menyelesaikan


masalah. Agile Mindset yang mencakup pemikiran kritis mengeksplorasi semua faktor dan
menganalisis keseluruhan situasi, sehingga membantu menghemat waktu dan mengurang i
pemborosan sumber daya.

9
Ketika tim menggunakan pemikiran kritis dan pola pikir berkembang, hal ini membantu mereka
berbagi perspektif dan sudut pandang yang berbeda tanpa takut dihakimi. Pola pikir seperti ini
memungkinkan para anggota untuk mengetahui, dan mempertimbangkan, semua poin
penting. Agile Mindset melibatkan seluruh tim dan meningkatkan peluang mereka untuk
memenuhi tenggat waktu, memberikan pekerjaan berkualitas tinggi, dan memuaskan pelanggan
dan pekerja.

4. Transparan

Membangun pola pikir tangkas berarti menerima tanggung jawab atas kekurangan seseorang
dan berbagi informasi penting dengan anggota tim lainnya. Bagaimanapun, ini adalah upaya
tim. Menahan informasi atau data yang diperlukan hanya akan merugikan proyek. Transparansi
melibatkan pelacakan pertumbuhan dan perkembangan serta memberikan umpan balik kinerja
untuk perbaikan berkelanjutan dalam lingkungan kerja yang tangkas.

Ketika Anda memberikan garis besar yang jelas tentang peran dan tanggung jawab anggota tim,
Anda menciptakan pola pikir tangkas yang mengurangi kebingungan dan kemunduran dalam
tim. Misalnya, pola analisis data dan angka anggaran tersedia untuk semua orang. Hal ini
memungkinkan semua anggota mengenali kesalahan, sehingga menciptakan penyelesaian yang
lebih cepat. Kalau dimulai dari manajemen atas, menguntungkan perusahaan.

Transparansi di semua departemen membuat kelancaran operasional terkait diskusi dan


kolaborasi. Ketika terjalin rasa percaya, maka karyawan akan lebih mudah percaya dan beriman
kepada atasannya sehingga tercipta keharmonisan antara tim manajemen dan anggota tim

4. Prioritas utama adalah pelanggan

Prioritas utama perusahaan adalah pelanggannya, dan orang-orang menciptakan perusahaan


untuk menyediakan produk dan layanan yang diinginkan pelanggan. Itu sebabnya ide, umpan
balik, dan tuntutan pelanggan sangat penting untuk menghasilkan produk akhir yang berkualitas.

Penting untuk diketahui bahwa pembelian pelanggan memberi Anda


keuntungan. Mengumpulkan dan menggunakan umpan balik dan permintaan pelanggan
memungkinkan Anda menciptakan produk atau layanan.

10
Selain itu, gunakan rekomendasi dan masukan klien untuk menciptakan solusi yang
berharga. Memiliki pola pikir tangkas berarti mempelajari cara mengumpulkan data, melakukan
survei, dan mendapatkan wawasan dari tren pelanggan. Tim kemudian menggunakan ini untuk
meningkatkan hubungan pelanggan dan produk.

6. Komunikasi dan kolaborasi

Manfaatkan setiap peluang untuk memupuk kerja sama tim. Komunikasi dan kolaborasi sangat
penting untuk mengembangkan tim berkinerja tinggi dengan Agile Mindset. Pelatihan kelompok
adalah cara terbaik untuk menerapkan pelatihan berbasis Agile, dan latihan di lingkungan kerja
yang menyenangkan. Meskipun tidak semua orang suka menjadi pemain tim, kerja tim membuat
kita merasa lebih percaya diri dengan bidang keahlian kita. Demikian pula, kita menyadari
keahlian terbaik rekan kerja dan cara terbaik mereka berkontribusi pada pekerjaan.

Mengakui dan menghargai anggota tim serta berbagai keterampilan dan kontribusi mereka akan
menciptakan keharmonisan di tempat kerja. meningkatkan produktivitas tim secara keseluruhan
dengan mengembangkan hubungan kerja yang baik dengan rekan kerja.

Berpartisipasi dalam aktivitas tim, bersenang-senang di tempat kerja, dan membiasakan diri
bekerja dengan orang lain semuanya berkontribusi pada kesehatan mental . Hal ini mengurangi
stres di tempat kerja dan memungkinkan tim menghasilkan pekerjaan berkualitas tinggi.

11
Agile Mindset bertujuan untuk menghadirkan kesatuan dalam lingkungan kerja. Menciptakan
upaya tim dengan bekerja sama dan bekerja sama bermanfaat bagi seluruh tim dan meningkatkan
kualitas perusahaan dan kepuasan pelanggan

7. Tetap rendah hati

Penting untuk dipahami bahwa berbuat salah adalah hal yang manusiawi. Meski begitu, yang
penting adalah belajar dari pengalaman ini. Tim yang tangkas bertujuan untuk belajar dari
kegagalan tersebut dan memanfaatkannya untuk perbaikan berkelanjutan. Ini membantu tim
memahami apa yang berhasil dan apa yang tidak, serta cara terbaik untuk melaksanakan tugas
tertentu.

Kita belajar bagaimana berpikiran terbuka dan memikirkan solusi baru terhadap masalah. Hal
ini, pada gilirannya, membangun keahlian dan kebijaksanaan, yang merupakan karakteristik dari
Agile Mindset.

12
A. Definisi Strategic Management
manajemen strategi adalah sebuah proses yang disusun secara sistematis oleh manajemen untuk
merumuskan strategi, mengimplementasikan strategi, dan melakukan evaluasi terhadap strategi
yang dijalankan.

Sehingga setiap organisasi atau perusahaan yang ingin mencapai suatu tujuan memiliki kebutuhan
dan kewajiban untuk menyusun manajemen strategi. Lewat penyusunan strategi dan tata kelola
yang baik maka tujuan sesulit dan sebesar apapun bisa diwujudkan atau dicapai.

B. Konsep Strategic Management


Makna konsep manajemen strategi: menghubungkan fungsi perencanaan dengan sistem
administrasi dan struktur organisasi, strategi dan implementasi merupakan satu kesatuan yang
menggambarkan tugas manajerial di semua tangkat dan lini organisasi/perusahaan. Manajemen
strategi menjelaskan proses pengambilan keputusan dalam suatu dinamika perusahaan /organisasi,
melakukan analisis lingkungan strategi, penerapan tahapan manajemen strategi (formulasi,
implementasi, pengendalian dan evaluasi strategis)

13
C. Tahapan Strategic Management
Dalam menyusun dan menerapkan manajemen strategi maka ada minimal 5 tahapan perlu dilalui.
Yaitu:

1.Menentukan Visi Organisasi

Setiap organisasi tentunya memiliki visi dan misi, mencapai visi maka diperlukan misi yang tepat
dan logis. Maka tahap awal dalam manajemen strategi adalah menetapkan visi organisasi.

Perlu melakukan tiga langkah. Pertama, menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang.
Kedua, mengidentifikasi proses atau usaha apa saja yang bisa dilakukan untuk mencapai dua tujuan
tersebut. Ketiga, mengatur SDM yang dimiliki. Yakni membagi staf ke tugas tertentu untuk
mencapai poin pertama tadi.

2. Mengumpulan dan menganalisis informasi

Tahap berikutnya adalah mengumpulkan informasi lalu menganalisis semua informasi tersebut.
Semua informasi ini tentunya berguna untuk mencapai visi yang telah ditentukan di poin pertama.

3. Merusmuskan strategi

Tahap ketiga adalah merumuskan strategi, yakni proses menganalisis sumber daya apa saja yang
dimiliki. Sekaligus upaya apa saja yang bisa dilakukan untuk mencapai visi berdasarkan semua
informasi yang didapatkan di tahap kedua

4. Mnerapkan strategi

Tahap keempat adalah menerapkan strategi yang disusun di tahap ketiga tadi. Sehingga semua
daftar usaha yang sudah disusun kemudian perlahan diterapkan. Beberapa mungkin sesuai rencana
dan beberapa lagi sebaliknya, maka harus menyiapkan rencana cadangan sebagai antisipasi.

5. Melakukan evaluasi dan kontrol

Selama penerapan strategi maka perlu melakukan evaluasi dan kontrol untuk mengetahui usaha
mana saja yang sudah sukses dan yang belum. Atau usaha mana saja yang perlu diubah agar lebih
efektif, dan lain sebagainya. Sehingga bisa dipastikan dalam prosesnya bisa mencapai visi yang
sudah ditetapkan.

14
15

Anda mungkin juga menyukai