Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH PERILAKU KONSUMEN TERBUKA TERHADAP LOYALITAS

GENERASI Z DAN ALPHA ERA 4.0


Nur Kholisotur R1, Wafiq Anggi M A2, Dewi Kristin A W3,
Alfin Nurul A4 , Hana Hanifah5
Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Muhammadiyah Malang

ABSTRAK
Adanya Revolusi Industry 4.0 yang mengubah dunia industri menyebabkan perubahan gaya
hidup hampir seluruh masyarakat di dunia. Perubahan tersebut mampu memengaruhi perilaku
konsumen yang menyebabkan perubahan pada dunia pemasaran. Pada dunia pemasaran,
perubahan yang mencolok saat ini adalah munculnya e-commerce yang memberikan kemudahan
bagi penjual dan konsumen. Beberapa model pendekatan pasar dijadikan sebagai acuan dalam
memengaruhi perilaku konsumen seperti melalui riset, informasi dan lainnya. Pada diri
konsumen, perilaku dari konsumen tersebut dipengaruhi oleh beberapa strategi seperti afeksi,
kognisi, perilaku konsumen. Sedangkan pada manajer pemasaran ataupun perusahaan,
diperlukan tahapan pengembangan strategi untuk memengaruhi perilaku konsumen. Untuk
mencapai tujuan tersebut, manajer berfokus pada memengaruhi afeksi, kognisi, dan perilaku
konsumen. Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan artikel ini adalah untuk memberikan
penjelasan lebih jauh mengenai perilaku konsumen secara terbuka, pendekatan untuk
memengaruhi perilaku konsumen secara terbuka, pengembangan strategi pengaruh perilaku
konsumen, serta loyalitas terhadap e-commerce pada generasi Z dan generasi Alpha sesuai
dengan fenomena Industry 4.0 yang terjadi saat ini.
PENDAHULUAN
Perilaku konsumen adalah suatu tindakan dimana seseorang menunjukkan pembelian,
mengkonsumsi, dan membuang suatu barang maupun jasa. Perilaku konsumen merupakan suatu
proses dimana seseorang berkaitan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, dan penggunaan
produk dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Revolusi 4.0 banyak mengubah gaya
hidup masyarakat, terutama dalam hal perilaku konsumen. Dalam perkembangan teknologi yang
semakin meningkat dan tingginya tingkat persaingan di antara perusahaan – perusahaan dalam
menciptakan produk baru yang mana akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Salah satunya yaitu teknologi internet yang menjadikan perusahaan mampu melakukan kegiatan
bisnis tanpa dibatasi jarak dan waktu. Selain itu, dengan kehadiran e-commerce juga akan
memudahkan baik perusahaan maupun konsumen melakukan proses pembelian atau transaksi
lain dengan cepat dan dapat dilakukan di mana saja dengan koneksi internet. Pendekatan kepada
konsumen dibutuhkan dalam menjalin hubungan kerjasama dengan konsumen, dengan adanya
pendekatan maka pemasar akan lebih memahami permasalah apa yang sedang dihadapi oleh
konsumen dan juga bisa membantu konsumen mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut.
Dengan melakukan pendekatan maka hal tersebut dapat menguntungkan kedua belah pihak baik
pemasar maupun konsumen. Pengembangan strategi juga sangat dibutuhkan dalam perilaku
konsumen. Strategi itu diterapkan dengan tujuan untuk memengaruhi konsumen. Selain itu
tujuan lain yang ingin dicapai biasanya adalah mempertahankan atau meningkatkan penjualan.
REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Revolusi Industri 4.0 atau revolusi industri keempat adalah sebuah revolusi yang
menggabungkan tekhnologi cyber dan juga tekhnologi otomatisasi. Konsep otomatisasi menajdi
pusat penerapan yang dilakukan oleh teknologi tanpa adanya tenaga kerja manusia dalam proses
pengaplikasiannya. Pada hal ini akan menambah nilai efisiensi pada suatu lingkungan kerja
dimana manajemen waktu akan dianggap sebagai sesuatu yang akan sangat dibutuhkan oleh para
pemain industri. Selain itu, jika secara eksponensial mempunyai manajemen waktu yang baik
maka akan berdampak baik juga pada kualitas tenaga kerja serta biaya produksinya.
Disruptive innovation pertama kali dicetuskan oleh seorang ekonom dari Hardvard
Business School yaitu Clayton M. Christensen pada tahun 1995. Dikatakannya bahwa inovasi
disruptif dapat mencapai bidang industri dari teknologi, platform baru hingga termasuk model
bisnis baru. Inovasi disruptif atau disruptive innovation merupakan inovasi yang dapat
membangun pasar baru, maupun menggantikan pasar lama menggunakan ide bisnis yang segar
dan juga inovasi yang sesuai atas kebutuhan konsumen. Inovasi yang radikal ini malah dapat bisa
mengganggu dan juga merusak pasar yang telah ada. Pada akhirnya, inovasi ini menghasilkan
pasar lama turun sehingga harga menjadi semakin terpuruk. Pada saat kehadiran revolusi industri
4.0 yang ditandai dengan era disrupsi telah mengganti tatanan ekonomi dunia dengan sistem
ekonomi digital serta teknologi digital juga telah mengalami perubahan yang amat sangat
mendasar sehingga beberapa perusahaan besar menghadapi kebangkrutan dan harus menutup
perusahaannya.
GENERASI Z DAN GENERASI ALPHA
Generasi Z adalah mereka yang lahir setelah Generasi Y yang diartikan sebagai orang-orang
yang lahir pada periode tahun 1995-2010. Sedangkan Generasi Alpha adalah mereka yang lahir
setelah atau bersamaan sengan Generasi Z yang berarti mereka adalah anak-anak dari Generasi Z
yang lahir pada periode tahun 2010-2025.Generasi Z lahir saat teknologi sedang berkembang
pesat. Umumnya Generasi Z saait ini masih berusia remaja dan belum bekerja.
Lahirnya Generasi Z sangat berpengaruh pada perkembangan Indonesia di masa yang akan
datang. Karena dengan adanya perkembangan teknologi yang sangat pesat hal ini menyebabkan
Generasi Z sangat cepat beradaptasi dengan teknologi yang sedang berkembang saat ini.
Kehidupan Generasi Z sangat bergantung dengan teknologi. Generasi Z sangat suka dan lebih
sering berkomunikasi melalui jejaring sosial seperti Instagram, Facebook, dan lain sebagainya.
Sehingga hal tersebut menyebabkan sebagian besar dari Generasi Z cenderung kurang dalam
berkomunikasi secara langsung dan cenderung memiliki sifat individualis.
Generasi Alpha merupakan generasi termuda yang ada didunia saat ini. Generasi Alpha
merupakan anak-anak dari Generasi Z yang lahir pada periode tahun 2010-2025. Kebanyakan
dari mereka saat ini masih memasuki fase anak-anak. Saat mereka lahir, teknologi sudah sangat
dikenalkan bahkan sudah berpengalaman dalam menggunakannya. Besar harapannya untuk
Generasi Alpha agar dapat tumbuh menjadi generasi yang lebih baik dan pintar dibandingkan
generasi-generasi sebelumnya. Pola pikir Generasi Alpha akan sangat lebih terbuka
dibandingkan generasi-generasi sebelumnya.
LOYALITAS PELANGGAN E-COMMERCE
Perkembangan teknologi internet yang dapat merubah cara manusia berkomunikasi dan
berinteraksi dengan lingkungannya. Pada kenyataannya teknologi internet mampu
mempengaruhi bentuk dan cara dalam pelaksanaan di dunia bisnis. E-commerce merupakan
salah satu bentuk bisnis yang dipengaruhi oleh teknologi. E-commerce diartikan sebagai bentuk
konsep baru yang ditawarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan konsumen. Teknologi internet
menjadikan perusahaan mampu melakukan kegiatan bisnis tanpa dibatasi jarak dan waktu. Selain
itu, kehadiran e-commerce juga memudahkan bagi konsumen yang memiliki kesibukan tinggi
karena proses pembeliannya yang cepat dan dapat dilakukan di mana saja dengan koneksi
internet.
Penciptaan loyalitas terhadap konsumen merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan
karena sangat penting dan mutlak dilakukan secara terencana dan sistematis agar konsumen tidak
beralih ke produk atau jasa lainnya. Pembelian ulang (re-purchase) merupakan salah satu bentuk
loyalitas konsumen terhadap suatu produk atau jasa yang berarti mereka menyukai dan puas
dengan produk atau jasa. Pembelian ulang mampu membuat perusahaan mendapatkan profit.
Bagi pelanggan yang loyal mereka akan mereferensikan produk kepada lingkungan sekitarnya
(Puspitasari, Kumadji, & Sunarti, 2013:3). Beberapa hal yang mempengaruhi loyalitas konsumen
terhadap suatu produk atau jasa yaitu seperti kemudahan akses, kelengkapan produk atau jasa,
harga produk atau jasa, metode pembayaran, dan tampilan dari produk atau jasa.
OVERT CONSUMER BEHAVIOR
Kemajuan teknologi digital membawa kita pada revolusi industri gelombang keempat
atau Revolusi Industri 4.0, trend terkini di dunia teknologi canggih tersebut. Konsep pemasaran
memang harus berkembang dari pemasaran yang digerakkan oleh produk (Pemasaran 1.0),
bergerak menuju pemasaran yang berpusat pada pelanggan (Marekting 2.0), ke pemasaran yang
berpusat pada manusia (Pemasaran 3.0) Saat ini lanskap bisnis adalah bergerak menuju era
ekonomi digital yang menciptakan berbagai kemudahan yang tidak pernah dirasakan oleh
generasi sebelumnya.
Perilaku konsumen merupakan tindakan yang terlibat langsung dalam perolehan,
konsumsi, dan penyelesaian produk / jasa, termasuk proses-proses yang mendahului dan
mengikuti tindakan tersebut. Perilaku konsumen berbeda karena terdapat hal-hal yang
mempengaruhinya, salah satunya adalah kemajuan teknologi.
Didalam perilaku konsumen, terdapat Overt Consumer Behaviour yang mengacu pada
apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan konsumen terhadap segala sesuatu yang
memengaruhi mereka. Akan tetapi, perilaku konsumen yang terbuka memiliki arti tertentu yaitu
mengacu pada tanggapan atau tindakan konsumen yang dapat diamati dan diukur. Jadi perilaku
terbuka berbeda dari pengaruh dan kognisi karena bersifat eksternal dan dapat diamati secara
langsung daripada menjadi proses psikologis internal yang harus disimpulkan.
Fakta bahwa perilaku terbuka mengacu pada tindakan eksternal yang dapat diamati
membuat banyak analis berpikir bahwa ini adalah fenomena sederhana. Misalnya pada perilaku
pembelian, perilaku belanja, atau perilaku penggunaan pemasar sering menganggap hal tersebut
seolah olah hal yang sederhana
OCB sangatlah penting karena didalam OCB, kesuksesan strategi pemasaran bergantung
pada cara mengelola dan mengubah OCB. Terdapat 3 alasan penting:
1. Meskipun dalam banyak kasus yang memengaruhi afeksi dan kognisi ha ini dapat
menyebabkan perilaku terbuka, namun hal tersebut bukanlah jaminan. Sikap positif
mengenai produk sering kali dimiliki oleh konsumen, akan tetapi tidak jarang juga
konsumen yang enggan membeli produk tersebut.
2. Terkadang perilaku terjadi sebelum adanya afeksi dan kognisi. Dalam hal ini, konsumen
bisa mencoba produk yang disukainya terlebih dahulu. Kemudiaa, konsumen bisa
memutuskan apakah menyukai produk tersebut atau tidak, dan akan membelinya lagi
untuk produk berharga murah dan keterlibatan rendah.
3. Sebagian besar strategi pemasaran tidak dapat berhasil tanpa memengaruhi perilaku
konsumen secara terbuka dan membuat strategi pemasaran untuk mempertahankan
atau meningkatkan penjualan produk atau jasa

PENDEKATAN YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN


Perilaku konsumen adalah sikap seseorang menunjukkan saat melakukan pembelian,
mengkonsumsi, dan membuang suatu barang maupun jasa. Perilaku konsumen juga merupakan
suatu proses dimana seseorang berkaitan dengan pencarian, pemilihan, pembelian dan
penggunaan produk dan jasa memenuhi kebutuhan dan keinginan. Pendekatan dibutuhkan dalam
menjalin hubungan kerjasama dengan konsumen. Dengan adanya pendekatan dengan konsumen
pemasar akan lebih mudah dalam membantu konsumen apabila mengalami suatu permasalahan.
Dengan begitu maka hubungan kerjasama akan saling menguntungkan kedua belah pihak.
Revolusi 4.0 memiliki peran antara pemasar, pemerintah, dan media terjalin hubungan
yang dinamis. Dengan adanya digital marketing akan memberikan potensi yang besar terutama
pada bidang industri e-commerce yang lebih mudah, efisien dan efektif. Disamping itu juga biisa
dengan mudah menjangkau konsumen sehingga penjualan akan menjadi besar dan profit yang
didapatkan akan meningkat. Revolusi 4.0 memberikan cara baru untuk pemasar dalam hal
pendekatan kepada konsumen. Dengan didukung teknologi yang semakin canggih akan
memudahkan perusahaan dalam mengenali siapa konsumennya, dan juga bisa berinteraksi
langsung antara perusahaan dengan konsumen. 3 Pendekatan yang dapat dilakukan untuk
mengenali perilaku kinsumen yaitu :
Pertama, pendekatan interpretif yaitu pendekatan yang membahas secara mendalam
mengenai hal – hal mendasar berkaitan dengan perilaku konsumen. Dalam pendekatan interpretif
ini teknik yang digunakan teknik observasi langsung yaitu wawancara atau pengamatan yang
dilakukan secara langsung dengan mendalam dan menyeluruh. Kedua, pendekatan tradisional
merupakan pendekatan yang menggunakan studi lapangan berupa eksperimen dan didukung
dengan adanya survey. Tujuan studi lapangan ini memperoleh informasi tentang kemampuan
konsumen dalam pengambilan keputusan. Studi lapangan menajdi cara untuk mengetahui faktor
apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen . Ketiga, pendekatan sains pemasaran
merupakan pendekatan yang digunakan untuk menganalisa perilaku konsumen, yang mana
perilaku konsumen ini perpaduan dari ilmu statistik dan ilmu ekonomi. Pendekatan yang
dilakukan tidak harus secara offline karena sekarang dengan menerapkan Marketing 4.0 pemasar
bisa menggabungkan online dan offline. Maka dari itu pendekatan bisa dilakukan dengan cara
menyiadakan google form atau typeform yaitu kuisioner online yang bisa diisi oleh konsumen.
Selain itu bisa juga dengan video yang mana konsumen bisa melihat secara langsung dan
mengamatinya.
PENGEMBANGAN STRATEGI PENGARUH PERILAKU KONSUMEN
Tidak ada kata tidak mungkin bagi seorang manajer pemasaran untuk tidak melakukan
sebuah pengembangan strategi dalam mencapai tujuan tertentu. Strategi yang diterapkan
biasanya bertujuan untuk memengaruhi perilaku konsumen yang disebut dengan strategi
pemasaran.
Revolusi Industry 4.0 tidak hanya merevolusi cara pelaku industri dalam menjalankan
bisnis termasuk pemasaran, namun juga ikut andil dalam memengaruhi ataupun mengubah
perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan. Pemasar menjadi terdorong untuk
mengembangkan strategi-strategi baru dan berinovasi untuk menemukan cara alternatif yang
lebih efektif untuk memengaruhi perilaku konsumen. Model umum yang dapat dimanfaatkan
para manajer guna membantu mengembangkan strategi pengaruh yang berhasil yaitu ;
Pertama, mengukur tingkat afeksi, kognisi, dan perilaku konsumen sekarang. Pemasar
harus lebih dahulu mengetahui pikiran, perasaan, dan tindakan konsumen terhadap produk, toko,
atau penawaran lainnya dari suatu perusahaan dalam merancang strategi yang berhasil. Pada saat
ini pemasar telah dimudahkan dengan adanya teknologi yang canggih. Misalnya saja pada
pengukuran perilaku konsumen secara terbuka dapat dilakukan melalui komunikasi berupa
respons keluhan atau pujian konsumen. Komunikasi tersebut dapat dilakukan secara online
misalnya seperti pengisian google form dan lainnya.
Model yang kedua, menganalisis konsumen dan pasar. Setelah mengumpulkan data
acuan, tahap berikutnya ialah menganalisis informasi dengan mengevaluasi respon konsumen
dari berbagai pasar yang ada sekarang ini dan bakal pasar. Pemasar dapat mengetahui apa produk
atau layanan yang benar-benar dibutuhkan oleh konsumen melalui riset pasar. Kemajuan
teknologi yang berkembang dengan pesat, memudahkan melakukan riset pasar secara online
melalui mesin pencarian di internet yang jauh lebih mudah, praktis, dan irit. Pemasar mampu
mendapatkan informasi mengenai penilaian tentang produk atau jasa yang dijual dengan cara
mencari tahu mengenai selera atau permintaan konsumen.
Model yang ketiga yaitu menyeleksi dan melaksanakan strategi pengaruh. Berdasarkan
analisis konsumen dan analisis pasar, dipilih dan dilaksanakan strategi untuk memengaruhi
respons konsumen. Pendekatan marketing 4.0, menggabungkan antara sentuhan kepada
konsumen secara manusiawi melalui kecanggihan teknologi yang memberikan kemudahan
kepada produsen maupun konsumen. Pemasar menerapkan Marketing 4.0 yang merupakan
pemasaran dengan menggabungkan interaksi online dan offline antara penjual dan konsumen.
Marketing 4.0 Strategy memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap konsumen, yang artinya
dengan strategi tersebut memudahkan konsumen dalam melakukan pembelian.
Model yang keempat yaitu, mengukur efek strategi. Setelah melaksanakan strategi, harus
diukur efek-efeknya untuk mengetahui strategi tersebut berhasil memengaruhi afeksi, kognisi,
dan perilaku konsumen atau tidak, besar pengaruhnya, dan tingkat keberhasilannya dalam
mencapai tujuan. Strategi yang diterapkan bisa seperti Content marketing yang merupakan
strategi penting untuk meningkatkan pertumbuhan bisnis. Adanya teknologi canggih di era
Revolusi Industry 4.0 membuat pemasar mudah dalah mengukur efektivitas strategi yang
dijalankan. Seperti misalnya Sharing metric. Pemasar mengukur efektivitas content marketing
melalui jumlah share yang dibagikan pengguna media sosial seperti share melalui likes,
komentar, tweet, Google+ Share, dan repost. Konten dengan jumlah share yang banyak artinya
semakin besar pula efektivitas conten marketing-nya.
Model yang terakhir yaitu, mengevaluasi perbaikan kerja. Dari model sebelumnya,
perusahaan mampu mengetahui apakah pengaruh yang dilakukan telah mampu memengaruhi
konsumen atau belum. Jika pengaruh tersebut tidak terjadi maka perusahaan wajib melihat
kembali pada model kedua, menganalisis konsumen dan pasar. Namun, jika pengaruh tersebut
telah terjadi, perlu adanya evaluasi perbaikan kerja. Ketika konsumen telah menggunakan
produk atau jasa, maka produsen harus terus memantau dan mengevaluasi. Jika terjadi
ketidakpuasan atau negative word of mouth pada konsumen, pada Revolusi Industry 4.0 saat ini
akan lebih berbahaya efeknya. Karena konsumen bisa langsung memberikan tanggapan tersebut
melalui internet dan jejaring sosial yang dapat tersebar luas dan dibaca oleh banyak orang.
PROGRAM LOYALITAS YANG DIUSULKAN
Program loyalitas merupakan cara pemasar dalam memuaskan pelanggan dengan
memberikan diskon, hadiah, kupon, atau penawaran khusus. Program loyalitas adalah cara yang
paling efektif dalam mempertahankan atau menarik konsumen baru. Ada tiga program loyalitas
yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Pertama program value brand
yaitu, program loyalitas yang menguntungkan konsumen dan dapat memperkuat value brand.
Misalnya, perusahaan menawarkan harga lebih murah dari harga normal (buy 1 get 2) dalam
bentuk cashback dan lain sebagainya yang akan membuat konsumen memiliki keinginan untuk
membeli lagi. Tujuan dari program value brand ini adalah membuat konsumen setia dan terus
berlangganan pada brand atau produk dari perusahaan.
Kedua event terbatas yaitu, program loyalitas yang nantinya bisa diberikan secara
individu atau umum. Program event terbatas nantinya diberikan pada event musiman maupun
acara tahunan. Pada saat itulah perusahaan memberikan keuntungan untuk konsumennya dengan
adanya diskon dan lainnya. Untuk event terbatas secara individu perusahaan memberikan
keuntungan pada hari tertentu atau momen spesial. Misalnya memberikan diskon ketika
komsumen yang berbelanja sedang merayakan ulang tahun, misal memberikan cashback hingga
50% atau memberikan voucher belanja.
Yang terakhir memberikan membership card yaitu, kartu keanggotaan yang mana kartu
ini bukan hanya sekedar identitas yang menunjukkan bahwa seseorang merupakan konsumen.
Program loyalitas ini mempunyai manfaat yang bisa dinikmati pemiliknya. Misalnya dengan
membership card ini konsumen bisa mendapatkan harga yang lebih murah atau mendapatkan
potongan harga (voucher diskon). Konsumen berhak atas potongan harga selama berbelanja
menggunakan membership card.
Daftar Pustaka

Desra, 2019. Menaklukkan Pemasaran Digital dengan Marketing 4.0.


https://www.jurnal.id/id/blog/menaklukkan-pemasaran-digital-dengan-marketing-4-0/
Dhatuswasti, R.R., dan Hari Susanta. (2017). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Loyalitas Konsumen Pada Bisnis E-commerce (Studi Kasus Konsumen Traveloka Pada
Mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang). Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis S1 Undip, 6
(1).
Engel, James F., Roger D Blackwell, dan Paul W Miniard. 1994. Perilaku Konsumen,
Alih Bahasa Budiyanto, Jakarta : Binarupa Aksara
Jerry C. Olson dan Peter J. Paul. 2014. Perilaku konsumen dan strategi pemasaran. Alih
Bahasa: Diah Tantri Dwiandani. Edisi Sembilan. Buku 2. penerbit salemba empat jakarta.
Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan
Kontrol. Alih Bahasa: Hendra Teguh dan Ronny Antonius Rusli. Edisi IX. Jakarta: PT
Prenhallindo.
Rofi Rofaida1, Suryana2), Asti Nur Aryanti3), Yoga Perdana4). 2019. Strategi Inovasi
pada Industri Kreatif Digital: Upaya Memperoleh Keunggulan Bersaing pada Era Revolusi
Industri 4.0. Jurnal Manajemen Dan Keuangan, Vol 8, No 3.
Setiadi, Nugroho. 2008. Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran. Jakarta : Kencana Prenada Group
Shabrina, Ghassany. (2019). Pengaruh Revolusi Digital terhadap Pemasaran dan
Perilaku Konsumen. Jurnal Pewarta Indonesia, 1 (2).
BUKTI PLAGIASI
- Abstrak
- Pendahuluan
- Revolusi Industri 4.0
- Generasi Z dan generasi Alpha

- Loyalitas Pelanggan E-Commerce


- Overt Consumen Behavior
- Pendekatan yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
- Pengembangan Strategi Pengaruh Perilaku Konsumen
- Progran Loyalitas yang Diusulkan

Anda mungkin juga menyukai