Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH PENGGUNAAN E-COMMERCE, PROMOSI MEDIA SOSIAL DAN

INOVASI PRODUK TERHADAP KINERJA PEMASARAN


(Studi Kasus Pedagang Dan Pelaku Usaha Di Pasar Raya Kota Salatiga)

DISUSUN OLEH :
1. RIZAL ROSIDHI B.111.20.0036

FAKULTAS EKONOMI GENAP 2021/2022


UNIVERSITAS SEMARANG
BAB I

PENDAHULUAN

Di era modernisasi yang terus mengalami perkembangan seperti saat ini Perkembangan teknologi.
Perkembangan teknologi merupakan sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan sekarang karena dengan
kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Secara keseluruhan manusia tidak lepas
dari adanya sebuah teknologi karena teknologi merupakan cara mudah dalam setiap kegiatan manusia terutama teknolgi
sangat membantu manusia mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka secara instant. Dalam menumbuhan
kebutuhan dan keinginan manusia secara modern , sebuah teknologi juga membutuhkan pemasaran untuk mengatur
seluruh aspek merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang
memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial jadi, disini teknologi dan
pemasaran sebagai hal yang dapat dikaitkan sebagai pola yang saling menguntukan, jika tidak ada teknologi maka
pemasaran akan menjadi terbelakang dan tidak akan maju untuk memenuhi tuntutan zaman .Berbelanja merupakan
kegiatan yang dilakukan masyarakat pada saat mereka melakukan pembelian produk produk yang mereka butuhkan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seiring dengan perkembangan jaman yang menuntut segala sesuatu dapat
dilakukan dengan cepat dan tepat maka toko merupakan salah satu sarana yang tepat sebagai tempat berbelanja bagi
mereka. Philip Kotler (1999 : 595-596) membagi toko dalam beberapa jenis, di antaranya adalah supermarket (pasar
swalayan) dan departemen store. Supermarket merupakan toko yang relatif cukup besar, biaya rendah, margin
keuntungan kecil, volume penjualan tinggi, beroperasi secara swalayan yang dirancang untuk melayani kebutuhan
konsumen akan makanan, binatu dan produk pemeliharaan rumah tangga. Sedangkan departement store merupakan toko
yang menyediakan beberapa lini produk di mana tiap lini produk beroperasi sebagai departemen yang terpisah yang
dikelola oleh spesialis buyer atau merchandiser. Berbelanja di pasar swalayan dan departemen store menjadi trend yang
berkembang didalam masyarakat karena dirasakan lebih praktis, nyaman dan mudah. Sejalan dengan peningkatan animo
masyarakat untuk berbelanja di pasar swalayan dan departemen store maka banyak bermunculan pasar swalayan dan
departemen store sebagai tempat berbelanja yang sudah barang tentu memicu ketatnya persaingan di industri tersebut.

Teknologi informasi merupakan tulang punggung pada manajemen supply chain karena konsep supply chain
tidak bisa dipisahkan dari perkembangan teknologi informasi. Pada konsep supply chain semakin banyak perusahaan
yang terlibat dalam rantai tersebut, maka akan semakin kompleks strategi pengelolaan yang perlu untuk dibangun.
Dalam konteks pemasaran, internet sangat membawa dampak transpornasional yang menciptakan paradigma baru
dalam berbisnis yaitu berupa digital marketing, istilah ini mengacu pada sebuah proses dalam perusahaan terlibat
aktivitas bisnis yang dilakukan secara elektronik atau yang biasa disebut dengan e-commerce. E-commerce memiliki
beberapa perbedaan jika dibandingkan dengan bisnis tradisional. Pada konsep tradisional commerce pembeli dan
penjual akan bertemu dan berinteraksi secara langsung di pasar atau di toko sedangkan dalam konsep e-commerce
penjual dan pembelii tidak bertemu secara langsung melainkan pertemuan kedua belah pihak di jembatani sebuah
website tempat kedua belah pihak akan melakukan transaksi. Dengan adanya pemanfaatan internet dan teknologi
sebagai media promosi dan pasar dapat membuat kebutuhan dan keinginan manusia terpenuhi .

Teknologi yang terkoneksi dengan jaringan internet global memberikan peluang dalam pemasaran produk dan
jasa. Dengan jaringan internet, website design quality yang menarik merupakan suatu alat promosi yang baik dan lebih
murah terutama dalam bisnis jasa. Pengaruh teknologi dalam e-commerce membuat penyampaian informasi secara
cepat. Jika zaman dulu, dalam memasarkan produk harus menunggu beberapa minggu baru tersampaikan. Tetapi dengan
kemajuan sekarang para penjual maupun pembeli tidak perlu menunggu lama karena dapat diakses melalui sebuat
jaringan internet maupun situs-situs terkait. Selain itu, dengan adanya e-commerce konsumen merasa nyaman saat
bertransaksi karena tidak perlu antri karena terbantu dengan adanya mobile banking.

Dampak yang kurang baik bagi teknologi dibidang pemasaran adalah adanya kesenjangan social. Dalam
kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi dan ketidaksamaan pemerataan peranan teknologi yang sangat besar, karena
perkembangan teknologi berkaitan erat dengan stratifikasi social. Dalam hal ini surplus ekonomi dalam kaitannya
dengan pemasaran dianggap berkaitan dengan perkembangan teknologi, jadi penetapan ekonomi rendah maupun
pendapatan ekonomi tinggi sangat berdampak terhadap kesenjangan social. Disamping itu teknologi mungkin menjadi
revolusioner karena peran teknologi dalam masyarakat namun teknologi merupakan salah satu factor yang dapat
mengubah tatanan suatu masyarakat.

Penggunaan platform media sosial di Indonesia berkembang dengan signifikan. Anand Tilak, Head of
Facebook Indonesia, mengungkapkan bahwa pengguna aktif Facebook di Indonesia setiap bulannya mencapai 69 juta
pengguna (kutipan wawancara Kompas dengan Anand Tilak, 22 September 2014). Hal yang paling penting adalah
bagaimana memanfaatkan media sosial dalam mempromosikan atau mengenalkan produk yang ditawarkan kepada
konsumen. Media sosial adalah sebuah fenomena baru yang telah mengubah cara lingkungan bisnis beroperasi. Melalui
media social, bisnis mendapatkan akses berkaitan dengan sumber daya yang dinyatakan tidak tersedia bagi pemilik
bisnis. Hal ini juga membantu perusahaan untuk meningkatkan kelayakan mereka, memupuk kemitraan strategis dan
meningkatkan kontak mereka dengan pelanggan dan pemasok. Hal ini menjadi amat penting bagi pemilik bisnis dan
pemasaran untuk memahami bagaimana media social bekerja sebagai alat komunikasi, pemasaran dan bagaimana
mereka secara signifikan dapat mengembangkan bisnis mereka (Ambrose Jagongo dan Catherine Kinyua, 2013.

Kondisi persaingan yang semakin kompetitif, dinamis dan menuntut sikap yang agresif, inovatif. Persaingan yang
semakin ketat juga berdampak pada perlunya perusahaan untuk semakin fleksibel, adaptif dan bertindak cepat (Mirvis,
1997). Inovasi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Dalam penelitiannya Han et al (1998) mengatakan bahwa
inovasi secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Amabile et all (1996) mengatakan bahwa
inovasi sebagai penerapan yang berhasil dari gagasan kreatif dalam perusahaan. Inovasi merupakan sebuah mekanisme
perusahaan untuk dapat beradaptasi dalam lingkungan yang dinamis. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk mampu
menciptakan penilaian serta ide - ide baru dan menawarkan produk yang inovatif. Dawyer (1987) menyatakan
munculnya produk inovasi pada dasarnya adalah untuk memenuhi permintaan pasar sehingga produk inovasi
merupakan salah satu yang dapat digunakan sebagai keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Produk inovasi diyakini
akan dapat meningkatkan penjualan, laba dan juga kekompetitifan suatu organisasi bisnis, akan tetapi pengembangan
produk inovasi juga berarti dapat menjadi produk yang mahal dan berisiko terhadap perusahaan. Oleh karena itu
diperlukan koordinasi yang tepat dan akurat antara bagian diperusahaan untuk membuat produk yang tepat bagi pasar.

Kinerja pemasaran ini merupakan konsep untuk mengukur prestasi pasar dari produk, seperti tingginya volume
penjualan, tingginya market share, serta tingginya profitabilitas pemasaran, yang digunakan sebagai cermin dari
keberhasilan usahanya di kancah persaingan dunia usaha. Sulitnya pedagang memahami orientasi pasar, selain itu,
kelengkapan produk juga menjadi hambatan pedagang dalam menaikkan kinerja pemasaran mereka, kurangnya
efektifitas saluran distribusi juga menjadi faktor penghambat kinerja pemasaran para pedagang, sehingga pemerintah
perlu memberikan semacam pendidikan dan pelatihan bagi pedagang yang termasuk ke dalam UMKM tersebut.
Dari paparan pembahasan diatas penulis ingin mengetahui bagaimana pengaruh kemampuan e-commerce dan promosi
di media sosial terhadap kinerja pemasaran pegadang-Pedagang di Pasar Raya Kota Salatiga. pada penelitian ini penulis
memilih tempat penelitian secara acak yang ada di Pasar Raya Kota Salatiga. Untuk itu saya menulis dengan judul
PENGARUH PENGGUNAAN E-COMMERCE, PROMOSI DI MEDIA SOSIAL DAN INOVASI PRODUK TERHADAP
KINERJA PEMASARAN BAGI PELAKU USAHA DI PASAR RAYA KOTA SALATIGA .

RUMUSAN MASALAH

Dari uraian diatas dapat ditentukan masalah yang perlu dikaji dalam penulisan penelitian ini adalah upaya peningkatan
kinerja pemasaran dengan pengaruh penggunaan E-Commerce, pengaruh promosi dimedia sosial dan pengaruh inovasi
produk bagi para pelaku usaha .

METODE PENELITIAN
Metode perolehan data yang digunakan oleh peneliti adalah metode kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif merupakan
metode penelitian untuk meneliti populasi dan sampel. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di wilayah Pasar Raya Kota
Salatiga. Dengan mengumpulkan sampel para pedagang-pedagang yang menggunakan marketplace dan sosial media
media untuk berjualan. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan alat instrumen atau alat
ukur ,kemudian dianalisis dengan statistik atau secara kuantitatif.

PERTANYAAN PENELITIAN
1. Bagaimana pengaruh penggunaan E-commerce terhadap peningkatan kinerja pemasaran ?
2. Bagaimana pengaruh promosi di sosial media terhadap peningkatan kinerja pemasaran?
3. Bagaimana pengaruh inovasi produk terhadap peningkatan kinerja pemasaran?

TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dengan di adakannya penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis efektivitas penggunaan E-commerce terhadap peningkatan kinerja pemasaran bagi
pedagang/pelaku usaha.
2. Mengidentifikasi pengaruh promosi di sosial media terhadap peningkatan kinerja pemasaran bagi pedagang/pelaku
usaha
3. Mengidentifikasi pengaruh inovasi produk terhadap peningkatan kinerja pemasaran bagi pedagang/pelaku usaha.

MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dalam
akademik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Akademik
a. Penelitian ini diharapkan berguna sebagai suatu refrensi yang dapat menunjang pengembangan ilmu
pengetahuan dan sebagai masukan bagi peneliti-peneliti yang akan datang berkaitan.
b. Menjadi salah satu bahan acuan penelitian dibidang pemasaran.
2. Manfaat empiris
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pelaku usaaha atau para pedagang
mengenai penggunaan promosi media sosial,E-Commerce,dan inovasi produk terhadap peningkatan kinerja
pemasaran terkhusus pada para pedagang/pelaku usaha di Pasar Raya Kota Salatiga.
3. Manfaat Teoritik :
a. Hasil penelitian ini di harapkan dapat dijadikan referensi dan sebagai bahan pembelajaran bagi
mahasiswa Ekonomi Manajemen.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi input atau bahan masukan terhadap penelitian yang sama.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Penggunaan E-commerce
Sistem E-Commerce berkenaan dengan transaksi digital untuk berbagai organisasi dan perorangan
(individual), dapat menjangkau konsumen dan masyarakat lebih luas sehingga memiliki peluang untuk meningkatkan
pertumbuhan pasar sasarannya (Schneider, 2012). Model transaksi ini memungkinkan transaksi komersial melewati
batas negara dan budaya dengan jauh lebih nyaman dan dengan biaya yang lebih efektif daripada dalam kerangka
perdagangan yang bersifat tradisional. Mekanisme teknologi tersebut dapat dioperasikan di mana saja untuk semua
negara di dunia ini karena memiliki standar yang bersifat universal (Kwahk, 2012). Kehadiran sistem E-Commerce
membuat berbagai perusahaan mikro, kecil maupun menengah dapat memasuki pasar global secara mudah dan bahkan
bersifat realtime. Semua pelaku bisnis mudah menjalin hubungan suatu bisnis dengan bisnis lainnya, dan memiliki
hubungan langsung dengan konsumen (Li & Hong, 2013). Sistem E-Commerce sebagai suatu bentuk kemajuan
teknologi informasi telah membawa sejumlah perubahan, di antaranya menurunkan biaya interaksi antara pembeli dan
penjual, interaksi menjadi lebih mudah tanpa batasan waktu dan tempat, lebih banyak alternatif dan mempermudah
promosi, peluang memperluas pangsa pasar tanpa harus memiliki modal dan investasi yang besar, transparansi bisnis
dan kemudahan memberikan pelayanan kepada konsumen atau pelanggan (Bernadi, 2013). Dengan menggunakan E-
Commerce dapat memperluas pangsa pasar sehingga dapat meningkatkan kinerja pemasaran.

Kinerja Pemasaran
Kinerja pemasaran merupakan pencapaian perusahaan yang dinilai dari penjualan, pertumbuhan laba
meningkatnya keuntungan (Merrilees et al., 2011). Menurut Farida (2016), kinerja pemasaran merupakan ukuran sebuah
bisnis yang meliputi omset dari penjualan, jumlah konsumen, pertumbuhan penjualan dan tingkat profitabilitas yang
berhasil dicapai dalam rentang waktu tertentu. Kinerja pemasaran dinilai dari item penjualan, pertumbuhan pangsa pasar
dan juga kinerja keuangan yang mengacu pada profitabilitas serta tingkat return of investment (ROI) (Merrilees et al.,
2011). Variabel kinerja pemasaran, diukur dengan tiga indikator antara lain volume penjualan, pertumbuhan konsumen
dan pertumbuhan pendapatan (Merrilees et al., 2011). Indikator yang pertama yaitu volume penjualan, merupakan
jumlah dari penjualan produk yang dicapai oleh perusahaan. Yang kedua adalah pertumbuhan konsumen, yakni
peningkatan jumlah pertumbuhan konsumen yang dicapai perusahaan. Kemudian yang ketiga adalah pertumbuhan
pendapatan, yakni besaran jumlah keuntungan dari penjulan produk yang diperoleh dari kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba (Merrilees et al., 2011).

Inovasi Produk (Product Inovation)

Adanya kesamaan tampilan produk sejenis dari pesaing merupakan faktor pendorong terjadinya inovasi produk,
biasanya produk pesaing itu muncul tanpa mengalami perubahan yang berarti bahkan cenderung statis. Keadaan
tersebut dapat menjadi hal yang menguntungkan, karena persaingan yang timbul dengan munculnya produk pesaing
dapat diatasi dengan melakukan inovasi produk. Inovasi produk merupakan sesuatu yang dapat dilihat sebagai
kemajuan fungsional produk yang dapat membawa produk selangkah lebih maju dibandingkan dengan produk pesaing.
Apabila produk tersebut memiliki suatu kelebihan yang dipandang sebagai nilai tambah bagi konsumen. Pengembangan
produk baru dan strategisnya yang lebih efektif seringkali menjadi penentu keberhasilan dan kelangsungan hidup suatu
perusahaan, tetapi ini bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah. Pengembangan produk baru memerlukan upaya, waktu
dan kemampuan termasuk besarnya resiko dan biaya kegagalan. Song dan Parry (1997, p.64) menjelaskan bahwa
keunggulan bersaing suatu produk merupakan salah satu faktor penentu dari kesuksesan produk baru (hingga suatu
produk inovasi harus mempunyai keunggulan dibanding dengan produk lain sejenis). Hal ini juga sejalan dengan
pendapat Cooper (2000 p. 38) bahwa keunggulan produk baru sangat penting dalam lingkaran pasar global yang sangat
bersaing. Keunggulan tersebut tidak lepas dari pengembangan produk inovasi yang dihasilkan sehingga akan
mempunyai keunggulan dipasar yang selanjutnya akan menang dalam persaingan.

Wahyono (2002, p. 28-29) menjelaskan bahwa inovasi yang berkelanjutan dalam suatu perusahaan merupakan
kebutuhan dasar yang pada gilirannya akan mengarah pada terciptanya keunggulan kompetitif. Secara konvensional,
istilah inovasi dapat diartikan sebagai terobosan yang berkaitan dengan produk-produk baru. Namun seiring dengan
perkembangan yang terjadi, pengertian inovasi juga mencakup penerapan gagasan atau proses yang baru. Inovasi juga
dipandang sebagai mekanisme perusahaan dalam beradaptasi dengan lingkungannya yang dinamis. Perubahan-
perubahan yang terjadi dalam lingkungan bisnis telah memaksa perusahaan untuk mampu menciptakan pemikiran-
pemikiran baru, gagasan-gagasan baru, dan menawarkan produk-produk inovatif. Dengan demikian inovasi semakin
memiliki arti penting bukan saja sebagai suatu alat untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan melainkan
juga untuk unggul dalam persaingan.

Gatignon dan Xuereb (1997, p. 71) mengemukakan 3 (tiga) karakteristik inovasi yaitu keunggulan produk, biaya
produk dan kredibilitas produk. Produk inovasi dapat gagal hanya karena alasan tidak menawarkan desain yang unik
atau salah perkiraan akan keinginan dan kebutuhan pelanggan. Inovasi produk seharusnya mampu memberikan nilai
tambah dibanding produk sejenis (keunggulan produk) sehingga dapat menjadikan perusahaan memiliki keunggulan
dibandingkan pesaingnya.

Penelitian Droge dan Vickery (1994, p.687) menemukan bahwa produk dapat dijadikan sebagai salah satu
sumber keunggulan bersaing. Perusahaan yang mampu mendesain produknya sesuai dengan keinginan pelanggan akan
mampu bertahan di tengah persaingan karena produknya yang tetap diminati oleh pelanggan. Hasil penelitian yang sama
juga dikemukakan oleh Bharadwaj et all (1993, p. 89) yang mengemukakan bahwa kemampuan perusahaan untuk terus
melakukan inovasi terhadap produk-produknya akan menjaga produk tersebut tetap sesuai dengan keinginan dan
kebutuhan pelanggan. Dengan demikian, inovasi produk dapat dijadikan sebagai sumber dari keunggulan bersaing
perusahaan.

Beberapa indikator yang digunakan untuk menilai inovasi produk adalah kultur inovasi, inovasi teknis, dan inovasi
produk. Kultur inovasi adalah budaya inovasi yang ada di perusahaan. Inovasi teknis adalah inovasi pada proses
perusahaan dalam menghasilkan produk. Inovasi produk adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan produk
sesuai keinginan pelanggan.

Promosi
Menurut Buchari Alma (2011;179), “Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberikan penjelasan yang
meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa. Tujuan promosi ialah memperoleh perhatian, mendidik,
mengingatkan, dan meyakinkan calon konsumen”.
Dari devinisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa promosi adalah aktivitas yang mengkomunikasikan manfaat
produk, mengingatkan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung tentang suatu produk.
Terdapat lima indikator pada promosi penjualan. Lima indikator tersebut adalah penjualan tatap muka, periklanan,
promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan pemasaran langsung.
1. Penjualan tatap muka (personal selling)
Penjualan tatap muka adalah komunik kasi langsung antara penjual untuk memberikan informasi suatu produk kepada
calon pembeli potensial dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian mencoba
membelinya
2. Periklanan
Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang dan jasa non personal oleh suatu sponsor tertentu
yang memerlukan pembayaran.
3. Promosi penjualan
Promosi penjualan adalah aktivita bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur
untuk merangsang pembelian suatu produk.
4. Hubungan Masyarakat (Public Reltion)
Hubungan masyarakat adalah upaya komunikasi menyeluruh dari suatu usaha untuk mempengaruhi persepsi, opini,
keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadap usaha tersebut.
5. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
Pemasaran Langsung adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif yang memanfaatkan satu atau beberapa media
iklan untuk menimbulkan respon yang terukur atau interaksi disembarang tempat.

promosi di media Sosial dan Kinerja pemasaran


Media sosial merupakan sarana komunikasi untuk dapat berinteraksi, berbagi wawasan antar pengguna
dalam skala yang luas. Beberapa contoh jejaring sosial yang paling banyak di gemari masyarakat antara lain Facebook,
Twitter, Line, dan You tube. Promosi adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukkan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan
kebutukan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial (Swastha dan Irawan, 2008). Penggunaan
strategi promosi melalui media sosial akan menjadikan kinerja pemasaran akan meningkat. Karena dengan penyampaian
melalui media sosial, pesan yang disampaikan akan tersebar luas dalam waktu yang sangat singkat, yang secara tidak
langsung mempengaruhi pikiran konsumen untuk melihat produk yang disampaikan/ dijual. Penggunaan strategi
promosi melalui media sosial yang baik dan tepat merupakan inti dari pemasaran sebuah produk, sebab dengan hal ini
pedagang dapat menangkap perhatian dari konsumen dan membuat produk lebih diingat dan tersebar meluas dari orang
yang satu ke orang yang lainnya.

KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN


Temuan tentang faktor yang mempengaruhi kinerja pemasaran pegadang/pelaku usaha di Pasar Raya Kota Salatiga
dituangkan dalam model kerangka pemikiran mengenai “Pengaruh Penggunaan E-Commerce,Promosi Di Media
Sosial Dan inovasi produk Terhadap Kinerja Pemasaraan Pelaku Usaha Di Pasar Raya Kota Salatiga”. Model
penelitian atau kerangka pemikiran teoritis yang dibangun sebagai berikut:

Penggunaan E-
Commerce (X1)

Promosi di sosial Kinerja pemasaran


media (X2) (Y)

Inovasi
Produk(X3)

Hubungan antar Variabel (HIPOTESIS) :


1) H0 : Tidak ada pengaruh posifif dan signifikan penggunaan E-Commerce terhadap kinerja pemasaran.
H1: Terdapat pengaruh positif dan signifikan penggunaan E-Commerce terhadap kinerja pemasaran.
2) H0 : Tidak ada pengaruh posifif dan signifikan promosi sosial media terhadap kinerja pemasaran.
H1: Terdapat pengaruh positif dan signifikan promosi sosial media terhadap kinerja pemasaran.
3) H0 : Tidak ada pengaruh posifif dan signifikan inovasi produk terhadap kinerja pemasaran.
H1: Terdapat pengaruh positif dan signifikan inovasi produk terhadap kinerja pemasaran.

PENELITIAN TERDAHULU

1. Cynthia Vanessa Djodjobo, Hendra N Tawas(2014) : Pengaruh orientasi kewirausahaan, inovasi produk, dan
keunggulan bersaing terhadap kinerja pemasaran usaha nasi kuning di kota Manado.
Penelitian ini merupakan sebuah pengujian dari pengaruh orientasi kewirausahaan, inovasi produk, dan
keunggulan bersaing terhadap kinerja pemasaran usaha nasi kuning di kota Manado. Jumlah pelaku usaha nasi
kuning khas Manado yang terus berkembang menuntut kemampuan bersaing dalam memasarkan produknya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan asosiatif. Data penelitian
didasarkan pada tinjauan literatur yang relevan serta angket yang dikirim pada 47 pemilik usaha nasi kuning di
kota Manado. Penelitian menggunakan metode sampling jenuh. Alat analisis data yang digunakan adalah
analisis jalur. Hasil penelitian menggaris bawahi bahwa orientasi kewirausahaan tidak berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keunggulan bersaing, inovasi produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keunggulan bersaing, orientasi kewirausahaan dan inovasi produk secara simultan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keunggulan bersaing, dan keunggulan bersaing berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pemasaran. Sebaiknya pemilik usaha nasi kuning di kota Manado meningkatkan keunikan produk dan
kualitas produk yang sesuai dengan keinginan konsumen.

2. Jas Mani (2018) :Pengaruh Peran Nilai Pelanggan Dan Citra Merek Terhadap Kinerja Pemasaran.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai pelanggan dan citra merek untuk meningkatkan
kinerja pemasaran pada PT. Berkah Motor. Metode yang digunakan adalah explanatory research, dan pengujian
hipotesis. Dengan teknik survei, menyebar kuesioner dengan skala Likert. Teknik penentuan memakai sampling
jenuh dengan 56 responden. Teknik analisis data yang digunakan analisis deskriptif dan analisis statistik
inferesial yaitu: Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji Asumsi Klasik, Analisis Regresi Berganda, Analisis Koefisien
Korelasi, Analisis Koefisien Determinasi (R2), Pengujian Hipotesis dengan (uji t) dan Uji F atau (ANOVA).

3. Supardi Supardi, Muhammad Yusril, Ade Tirta Zamri, Ulul Azmi Ak (2021) : Analisis Bauran Promosi Dan
Pengaruhnya Terhadap Kinerja Pemasaran Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Kampar.
Dewasa ini kegiatan pemasaran semakin menjadi faktor yang penting dan semakin wajib dilaksanakan oleh
setiap perusahaan dalam rangka menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan untuk
pengembangan usahanya. Situasi dan kondisi perekonomian sekarang ini, memberikan tantangan bagi semua
perusahaan baik yang menghasilkan produk maupun jasa. Kinerja pemasaran ini merupakan konsep untuk
mengukur prestasi pasar dari produk, seperti tingginya market share, serta tingginya profitabilitas pemasaran,
yang digunakan sebagai cermin dari keberhasilan usahanya di kancah persaingan dunia usaha. Sulitnya
pedagang memahami orientasi pasar, selain itu, kelengkapan produk juga menjadi hambatan pedagang dalam
menaikkan kinerja pemasaran, kurangnya efektifitas saluran distribusi juga menjadi faktor penghambat kinerja
pemasaran para pedagang, sehingga pemerintah perlu memberikan semacam pendidikan dan pelatihan bagi
pedagang yang termasuk ke dalam UMKM tersebut. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana
pengaruh bauran promosi terhadap kinerja pemasaran Usaha Mikro Kecil dan Menengah Di Kabupaten Kampar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bauran promosi terhadap kinerja pemasaran Usaha Mikro,
Kecil dan Menengah di Kabupaten Kampar. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah bauran promosi dan
variabel terikatnya adalah kinerja pemasaran. Model analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier
sederhana. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 96 responden. Teknik pengambilan sampel
menggunakan accidental sampling. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan variabel bauran promosi terhadap kinerja pemasaran UMKM di Kabupaten Kampar. Variabel
bauran promosi dan kinerja pemasaran memiliki hubungan yang kuat dengan kontribusi bauran promosi
terhadap kinerja pemasaran juga cukup tinggi yaitu sebesar 67,60%, sedangkan sisanya 32,40% ditentukan oleh
faktor lain di luar model.

4. Indah Merakati, Rusdarti Rusdarti, Wahyono Wahyono(2017): Pengaruh orientasi pasar, inovasi, orientansi
kewirausahaan melalui keunggulan bersaing terhadap kinerja pemasaran.
Kinerja Pemasaran adalah merupakan ukuran prestasi yang diperoleh dari aktifitas proses pemasaran secara
menyeluruh dari sebuah perusahaan atau organisasi. Selain itu, kinerja pemasaran juga dapat dipandang sebagai
sebuah konsep yang digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana prestasi pasar yang telah dicapai oleh
suatu produk yang dihasilkan perusahaan yang dipengaruhi oleh orientasi pasar, inovasi, orientansi
kewirausahaan dan keunggulan bersaing. Tujuan penelitian adalah menganalisis dan mendeskripsikan pengaruh
orientasi pasar, inovasi, orientasi kewirausahaan terhadap kinerja pemasaran baik langsung maupun tidak
langsung melalui keunggulan bersaing serta menganalisis dan mendeskripsikan pengaruh keunggulan bersaing
terhadap kinerja pemasaran. Metode penelitian meggunakan metode kuantitatif dengan analisis jalur yang
diolah menggunakan SPSS. Subjek penelitian ini adalah UKM Sentral batik Trusmi di Kabupaten Cirebon
dengan sampel sebanyak 147 responden. Metode Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang di uji
validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian menunjukkan (1) orientansi pasar berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja pemasaran baik langsung maupun tidak langsung melalui keunggulan bersaing sebesar 14,
92%,(2) inovasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemasaran baik langsung maupun tidak
langsung melalui keunggulan bersaing sebesar 8, 23%,(3) orientansi kewirausahaan berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja pemasaran baik langsung maupun tidak langsung melalui keunggulan bersaing
sebesar 18, 00% dan (4) keunggulan bersaing berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pemasaran sebesar
10, 89%.

5. Pony Safitri, Zakia Fajrin(2019) :Strategi bisnis dan keunggulan bersaing terhadap kinerja pemasaran usaha
kecil menengah kopiah resam mentari kota pangkalpinang.
Persaingan yang semakin ketat di dunia bisnis menuntut para pengusaha untuk melakukan beberapa strategi
yang mumpuni, sehingga dapat mencapai keunggulan bersaing yang berkelanjutan dan meningkatkan kinerja
pemasaran perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis strategi bisnis yang
dijalankan saat ini, pengaruh strategi bisnis dan keunggulan bersaing terhadap kinerja pemasaran baik secara
parsial maupun simultan, serta strategi bersaing yang tepat untuk masa yang akan datang. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif. Populasi penelitian adalah anggota kelompok pengrajin Kopiah Resam
Mentari Kabupaten Bangka Barat yang berjumlah 30 orang. Penelitian ini menggunakan teknik sensus
sampling, sehingga seluruh anggota pengrajin dijadikan sampel.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu proses
menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat analisis keterangan mengenai apa yang
diketahui (Ferdinand, 2014:229). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan E-Commerce,
promosi sosial media,dan inovasi produk terhadap kinerja pemasaran. Teknik pengabilan sempel kali ini adalah
purposive sampling karena sempel penelitian memiliki kriteria tertentu. Berdasarkan tingkat ekplanasinya, penelitian ini
di golongkan dalam penelitian asosiatif kausal. penelitian asosiatif kausal yang mencari hubungan atau pengaruh sebab-
akibat yaitu hubungan variabel bebas (x) trhadap variabel terikat (Y)
Penelitian ini akan menjalankan sebuah hubunagan memengaruhi dan di pengaruhi dari variabel-variabel yang
akan di teliti,yaitu pengaruh variabel harga, variabel penurunan penjualan secara dratis.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi tempat penelitian ini dilakukan Pasar Raya I dan Pasar Raya II Kota Salatiga. Adapun waktu Yang
dipergunakan dalam penelitian ini mulai kurang lebih dua bulan lamanya dimulai bulan mei 2022 sampai dengan juni
akhir 2022.

C. Variabel
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu variabel independen, variabel dependen
dan variabel moderating, seperti berikut :
1. Variabel bebas (independent variable)
menurut Sugiyono (2014) berpendapat variabel independen amerupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
terjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dengan demikian variabel ini sifatnya
menerangkan dan mempengaruhi variabel lain yang tidak bebas. Variabel bebas juga memiliki nilai yang tidak
tergantung pada variabel lain-nya.
Pada penelitian ini sebagai variabel independen yakni penggunaan E-Commerce(x1), promosi media sosial(x2)
dan inovasi produk(x3). Variabel independen sering disebut sebagai prediktor yang dilambangkan dengan X.
2. Variabel terikat (dependent variable) menurut Sugiyono (2014) variabel dependen (terikat) merupakan variabel
yang dipengaruhi yang menjadi akibat karena ada nya variabel bebas. Variabel ini sering disebut variabel respon di
mana dalam penelitian ini adalah kinerja pemasaran yang dilambangkan dengan Y.

D. Definisi Variabel

Adapun definisi operasional variable dapat dilihat pada Tabel 1 Tabel 1 :

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator


Penggunaan E-Commerce E –Commerce adalah suatu produk dari perkembangan 1. Kualitas Sistem
(X1) teknologi dan bisnis modern yang mulai menjauhi prinsip- - Kenyamanan akses
prinsip bisnis konvensional. E –Commerce adalah suatu - Respon Sistem
transaksi yang meliputi pertukaran barang dan jasa antara - Keadaptasian
dua pihak atau lebih dengan menggunakan alat dan - Keandalan
tekhnik elektronika.” ( Astera Primanto Bhakti) 2. Kualitas Informasi
-Akurasi
-Keragaman
-kekinian
3. Kualitas pelayanan
-jaminan
4. Pemakaian sistem
-pencarian informasi
-permintaan layanan
pelanggan
5. Kepuasan pemakai
-tingkat kepuasan
6. Manfaat
-efisiensi waktu
-pengetahuan pelanggan
-kemudahan
Promosi Media Sosial social media marketing adalah sistem yang 1. Iklan
(x2) memungkinkan pemasar untuk terlibat, berkolaborasi, 2. Promosi penjualan
berinteraksi dan memanfaatkan kecerdasan orang- orang 3. Penjualan personal
yang berpartisipasi didalamnya untuk tujuan pemasaran. 4. P e m a s a r a n langsung
menarik perhatian dan mendorong pembaca untuk berbagi 5. Pemasaran dari mulut ke
dengan jaringan sosial mereka. (Tsitsi;2013 ) mulut
6. publikasi
(Tjiptono (2008), Swastha (2008))

Inovasi Produk inovasi produk merupakan hasil dari berbagai macam 1. Kualitas produk
(X3) proses yang digabungkan dan saling mempengaruhi antara 2. Varian produk
satu dengan yang lain. Dengan dilakukannya inovasi 3. Gaya dan desain produk
produk, diharapkan dapat meningkatkan keputusan (Kotler Amstrong)
pembelian konsumen.  
(Myers & Marquis (dalam Kotler, 2016: 454))

Kinerja Pemasaran Kinerja pemasaran merupakan faktor yang sering kali 1. Orientasi Pelanggan
(Y) digunakan untuk mengukur dampak dari strategi yang 2. Orientasi Pesaing
diterapkan perusahaan 3. Koordinasi Antar Fungsi
(Ferdinand A.T. dalam Yeni, 2015:35). 4. Keuntungan
5. Kerja sama
6. Volume penjualan
(Voss dan Voss, dalam Depary
(2010:12)

E. Objek penelitian, Populasi dan Sampel

1. Objek penelitian
Dalam melakukan sebuah penelitian yang pertama kali diperhatikan adalah objek penelitian yang akan diteliti.
Dimana objek penelitian tersebut terkandung masalah yang akan dijadikan bahan penelitian untuk dicari
pemecahannya. Menurut Husein Umar (2013:18) objek penelitian adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan
penelitian dilakukan. Bisa juga ditambakan hal-hal lain juga di anggap perlu.”
Menurut Supriati (2015:44) pengertian objek penelitian adalah :
“Variabel yang diteliti oleh peneliti ditempat penelitian yang dilakukan.” Dari pengertian diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa objek penelitian adalah suatu gambaran sasaran ilmiah yang akan dijelaskan untuk
mendapatkan infomasi dan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun objek penelitian yang penulis akan
teliti adalah pengaruh beberapa variabel terhadap kinerja pemasaran pada pelaku usaha di Pasar Raya Kota
Salatiga.
2. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek maupun subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono,2014:80).
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pedagang dan pelaku usaha yang ada Pasar Raya Kota
Salatiga.
3. Sampel
Ukuran sampel dalam penelitian ini berpedoman pada pendapat Roscoe (1975) dalam Uma Sekaran (2006) yang
menyatakan dalam penelitian multivariate (termasuk analisi regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10 kali
lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian.
Dalam penelitian ini untuk sampel ditentukan menggunakan teknik random cluster sampling (random area
sampling).

F. Jenis Dan Sumber Data


Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari mana data tersebut dapat diperoleh dan memiliki
informasi kejelasan tentang bagaimana mengambil data tersebut dan bagaimana data tersebut diolah. Sumber data
yang diperoleh penulis merupakan data yang didapat langsung dari pelaku usaha di Pasar Raya Kota Salatiga.
Pengertian sumber data menurut Suharsimi Arikunto (2013:172) adalah: “subjek dari data dapat diperoleh”.
Sedangkan menurut Bambang Supomo (2013:142) sumber data adalah : “Sumber data merupakan faktor penting yang
menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data disamping jenis data yang telah dibuat di muka”.
Maka dapat disimpulkan bahwa sumber data adalah faktor yang paling penting dalam penentuan metode pengumpulan
data untuk mengetahui darimana subjek data tersebut diperoleh. Sumber data terbagi menjadi dua bagian yaitu :
a. Data Primer
Menurut Suharsimi Arikunto (2013:172) data primer adalah : “Data yang dikumpulkan melalui pihak pertama,
biasanya dapat melakui wawancara, jejak pendapat dan lain-lain.” Menurut Husein Umar (2013:42) data primer
adalah : “Data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari
wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti”. Dari definisi diatas penulis
menyimpulkan bahwa sumber data primer merupakan data yang langsung pada objek atau perusahaan tempat
penulis melakukan penelitian, dimana dilakukan dengan cara penelitian lapangan melalui observasi dan
wawancara melalui pihak perusahaannya langsung.
b. Data Sekunder
Menurut Suharsimi Arikunto (2013:172) data sekunder adalah : “Data yang dikumpulkan melalui pihak kedua,
biasanya diperoleh melalui instansi yang bergerak dibidang pengumpulan data seperti Badan Pusat Statistik dan
lain-lain.”
Sedangkan menurut Husein Umar (2013:42) data sekunder adalah : “Data primer yang telah diolah lebih lanjut
dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau
diagram-diagram”.
Data sekunder diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa sumber data sekunder merupakan data yang diperoleh
secara tidak langsung atau melalui sumber lain yang sudah tersedia sebelum penulis melakukan penelitian. Dalam
penelitian ini sumber data yang digunakan oleh penulis adalah sumber data primer dan sumber data sekunder.
Dimana sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari pelaku usaha Pasar Raya Kota
Salatiga dari hasil wawancara, kuesioner, dokumentasi dan observasi. Sedangkan sumber data sekunder adalah
data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui sumber lain seperti buku-buku , catatan-catatan.

G. Metode Pengumpulan Data


Pada tahap penelitian ini agar diperoleh data yang valid dan bisa dipertanggungjawabkan, maka dapat diperoleh
melalui:

1. Survey/Observasi Lapangan yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung pada salah
satu pelaku usaha di Pasar Raya Kota Salatiga. Menurut Sugiono (2013:145) Obeservasi adalah :
“Observasi merupakan suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.”
Menurut Yvonner Agustine (2013:56) menyatakan bahwa :
“Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari penulis baik secara langsung maupun tidak langsung secara
maupun tidak langsung terhadap objek penelitiaanya. Instrumen yang dipakai dapat berupa panduan pengamatan.”
Dari pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mempelajari dan mengadakan pengamatan secara langsung dalam perusahaan untuk mendapatkan
bukti-bukti yang dapat mendukung dan melengkapi hasil penelitian pada pelaku usaha di Pasar Raya Kota
Salatiga.
2. Wawancara, yaitu metode pengumpulan data melalui wawancara langsung dengan pihak yang berkompeten untuk
mendapatkan informasi berkaitan dengan penelitian ini, khususnya mengenai kegiatan penjualan.
Menurut Sugiyono (2013:34) menyatakan bahwa : “Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data
yang dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai.”
Menurut Tony Wijaya (2013:21) pengertian wawancara adalah: “Pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan langsung kepada responden untuk memperoleh informasi verbal dari responden.”
Dari pendapat di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa wawancara merupakan pengumpulan data berupa
sebuah tanya jawab secara langsung antara penulis dan pihak yang berhubungan dengan objek yang sedang
diteliti.
3. Dokumentasi
Menurut Sugiono (2013:231) pengertian dokumentasi adalah ; “Dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu,dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”.
Menurut Husein Umar (2013:30) menyatakan bahwa: “Dokumen merupakan pengumpulan data yang dilakukan
dengan menelah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan.”
Dari penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen-dokumen
yang tertulis berupa data yang akan diteliti.
4. Kuesioner, yaitu alat tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Pada penelitian ini data yang digunakan dikumpulkan dengan teknik kuesioner dan dokumentasi. Dari kuesioner
didapat data mengenai persepsi responden mengenai penggunaan e-commerce, promosi di media sosial dan inovasi
produk terhadap kinerja pemasaran. Responden diminta untuk menanggapi pernyataan-pernyataan dengan 5 point
model skala Likert, yaitu 5 = sangat setuju; 4 = setuju; 3 = netral; 2 = tidak setuju; dan 1 = sangat tidak setuju. Pada
penelitian ini variabel yang diamati terdiri dari tiga variabel, variabel bebas yaitu penggunaan E-Commerce,
Promosi di media sosial, inovasi produk dan variabel terikat yaitu kinerja pemasaran.
H. Metode Analisis
I. Analisis deskriptif
Menurut Sugiyono (2004:169) analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
II. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk menganalisis pengaruh antara variabel bebas yaitu Inovasi (X)
pada variabel terikat yaitu Kinerja Penjualan (Y). Analisis linear sederhana dilakukan dengan prosedur sebagai
berikut:
a. Uji Asumsi Klasik
Model regresi linear yang baik adalah model yang memenuhi uji asumsi klasik. Itulah mengapa, uji asumsi
klasik sangat diperlukan sebelum menganalisis regresi (Sarjono dan Julianita 2013:53).
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi dalam sebuah penelitian. Uji
normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji normalitas menjadi penting karena
merupakan salah satu syarat pengujian parametic test (Sarjono dan Julianita 2011:53). Dalam uji normalitas
penentu suatu data berdistribusi normal atau tidak dapat dilihat dari Sig. Pada bagian Kolmogorov-Smirnov,
apabila angka Sig. > 0,05 maka data berdistribusi normal. Sebaliknya, jika angka Sig. ≤ 0,05 maka data tidak
berdistribusi normal.
b. Merumuskan Persamaan Regresi Linier Sederhana
Regresi Linear Sederhana adalah metode statistik yang berfungsi untuk menguji sejauh mana hubungan sebab
akibat antara variabel faktor penyebab yaitu Inovasi (X) terhadap variabel akibatnya yaitu Kinerja Penjualan
(Y). Model Persamaan Regresi Linear Sederhana adalah seperti berikut ini :

Y = a + bx
Dimana :
y : Variabel Response atau Variabel Akibat (Dependent)
x : Variabel Predictor atau Variabel Faktor Penyebab (Independent)
a : Konstanta
b : Koefisien regresi (kemiringan); besaran Response yang ditimbulkan oleh Predictor.

Nilai-nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan Rumus dibawah ini :


(Σy)( Σx ²) – (Σx)( Σxy)
a=
n(Σx ²)– ( Σx)²
b=n(Σxy)– ( Σx)(Σy)
n( Σx ²)– (Σx) ²

III. Uji Hipotesis


1) Uji T
Uji T atau yang biasa dikenal dengan uji signifikansi terhadap masing-masing koefisien regresi untuk mengetahui
signifikansi atau setidaknya pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat (Y). Dalam
menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen mmenggunakan rumusan masalah yaitu:
Apakah penggunaan E-commerce,promosi sosial media dan inovasi produk berpengaruh terhadap kinerja
pemasaran pada pelaku usaha di Pasar Raya Kota Salatiga,

Untuk menjawab rumusan masalah tersebut maka akan melalui langkah-langkah uji t yaitu:
a. Menentukan Hipotesis Alternatif (Ha) dan Hipotesis (Ho)

Ho : Tidak ada pengaruh positif dari penggunaan E-commerce terhadap kinerja pemasaran.
Ha : Ada pengaruh positif dari penggunaan E-commerce terhadap kinerja pemasaran.

Ho : Tidak ada pengaruh positif dari promosi media sosial terhadap kinerja pemasaran.
Ha : Ada pengaruh positif dari promosi media sosial terhadap kinerja pemasaran.

Ho : Tidak ada pengaruh positif dari Inovasi produk terhadap kinerja pemasaran.
Ha : Ada pengaruh positif dari inovasi produk terhadap kinerja pemasaran.

b. Menentukan Risiko Kesalahan (Taraf Signifikan)


Taraf signifikan atau α (alpha) yang digunakan didalam penelitian adalah 5% (0,05).
c. Menghitung statistik (t hitung)
Uji t dihitung dengan rumus (Siagian 2000:53) sebagai berikut:

b−β
Thitung=
sb

Di mana:
b : koefisien regresi
β : hipotesis
𝑠𝑏 : estimasi standar eror dari slope

d. Menentukan Kriteria Uji t


Ho ditolak dan Ha diterima jika t hitung > t tabel
Ho diterima dan Ha ditolak jika t hitung ≤ t tabel

e. Membuat Kesimpulan
- Jika Ho ditolak dan Ha diterima maka penggunaan E-commerce berpengaruh positif pada kinerja
pemasaran.
Jika Ho diterima dan Ha ditolak maka penggunaan E-commerce tidak berpengaruh positif pada kinerja
pemasaran.
- Jika Ho ditolak dan Ha diterima maka promosi media sossial berpengaruh positif pada kinerja
pemasaran.
Jika Ho diterima dan Ha ditolak maka promosi media sosial tidak berpengaruh positif pada kinerja
pemasaran.
- Jika Ho ditolak dan Ha diterima maka inovasi produk berpengaruh positif pada kinerja pemasaran.
Jika Ho diterima dan Ha ditolak maka inovasi produk tidak berpengaruh positif pada kinerja pemasaran.

I. Uji Instrumen Pengumpulan Data


1. Uji Validitas
Validitas adalah pernyataan sampai sejauh mana data-data yang ditampung pada suatu kuesioner dapat mengukur apa
yang ingin diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu
valid (Agung 2012:48). Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk
mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk
menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak. Rumus yang bisa digunakan untuk uji validitas konstruk
dengan teknik korelasi Product Moment, yaitu (Siregar 2013:75):

Keterangan:
rxy: Koefisien korelasi r hitung
r : Koefisien korelasi setiap pertanyaan
x : Nilai dari tiap butir (jawaban responden)
y : Nilai total dari variabel untuk responden ke-n
n : Jumlah Sampel (responden)

Untuk menentukan apakah instrumen valid atau tidak maka digunakan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika r hitung > r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka instrumen tersebut dikatakan valid.
b. b. Jika r hitung ≤ r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka instrumen tersebut dikatakan tidak valid.

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian atau keakuratan sebuah instrumen. Jadi reabilitas menunjukan
apakah instrumen tersebut secara konsisten memberikan hasil ukuran yang sama tentang sesuatu yang diukur pada
waktu yang berlainan (Agung 2012:51). Pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Cronbach
Alpha (Siregar, 2013:90):

Keterangan :
r11 : reliabilitas yang dicari
k : jumlah item pertanyaan yang diuji
∑𝜎 t2 : jumlah dari varian skor masing-masing variabel
𝜎 t2 : varians total

Untuk menentukan apakah variabel reliabel atau tidak maka digunakan ketentuan sebagai beriut:
a. Jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 maka item variabel tersebut dinyatakan reliabel.
b. Jika nilai Cronbach Alpha ≤ 0,60 maka item variabel tersebut dinyatakan tidak reliabel.

Anda mungkin juga menyukai