PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Internet sebuah paradigma ekomomi baru telah lahir. Dunia maya terbentuk seiring
dengan mengingat meningkatnya jumlah pengguna internet yang terus bertumbuh pesat
dapat menjadi pasar yang potensial untuk di masuki para pebisnis.
Online shop merupakan salah satu bentuk alternatif yang dapat digunakan para
pebisnis untuk menawarkan produk atau jasa kepada konsumen. Seiring dengan terus
bertambahnya pengguna layanan internet, yang disebabkan karena murah dan mudah, maka
bisnis yang dilakukan secara online shop semakin berkembang. Perkembangan bisnis online
shop juga didukung oleh peningkatan produktifitas dari industri yang menyediakan berbagai
macam produk untuk dipasarkan melalui media internet. Hal inilah yang memicu maraknya
usaha jual beli melalui internet (online shop) karena mudah untuk dijalankan, tidak
memerlukan modal yang besar dan tidak harus membutuhkan sistem manajemen yang rumit
untuk mengelolanya. Sekarang ini cukup dengan adanya foto produk dan akses internet untuk
memasarkannya kedalam situs jual beli maupun situs jejaring sosial, usaha ini sudah dapat
berjalan.
Bisnis online berkembang pesat tanpa terbatas waktu dan tempat. Jual beli dengan
internet sebagai media penghubung dan website sebagai katalog pemasaran, lebih praktis dan
efisien karena tidak mengharuskan pertemuan langsung antara penjual dengan pembeli.
Pembelian produk ataupun jasa secara online menjadi alternatif yang berkembang pesat saat
ini. Bahkan bisnis online memiliki banyak kelebihan yaitu dari segi pelayanan, efektifitas,
keamanan, dan juga popularitas. Internet berkembang pesat pada saat ini, apa lagi dengan
semakin banyaknya situs jejaring sosial dan website yang menawarkan produk atau jasa
membuat masyarakat menjadikan internet sebagai suatu kebutuhan. Pertimbangan dunia
bisnis bagi perusahaan atau pelaku usaha perorangan menggunakan internet untuk
menjangkau pelanggan secara global, membawa dampak positif pada beberapa aspek
kehidupan manusia termasuk perkembangan dunia bisnis. Perubahan tekonologi komunikasi
yang sangat cepat dan global telah memberikan kesempatan para pemasar yang lebih luas dan
efisien.
Dunia bisnis saat ini mewajibkan seluruh perusahaan untuk menggunakan internet
sebagai cara untuk menjangkau pelanggan secara global yang telah membawa beberapa
dampak transformasional pada beberapa aspek kehidupan termasuk perekembangan dunia
bisnis.
Teori TAM (Technology Acceptence Model) ini dikemukakan oleh Davis pada tahun
1989. Dalam penggunaan informasi para pengguna mempertimbangkan sistem ini, dan saat
itu sistem ini pun berlanjut dan dikembangkan oleh beberapa peneliti, termasuk peneliti asal
Indonesia yang bernama Sanjaya.
Berikut adalah TAM merupakan model penelitian yang dapat digunakan untuk
memprediksi adopsi teknologi informasi yang diperkenalkan oleh Davis pada tahun 1989.
TAM bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan penerimaan (acceptance) pengguna
terhadap suatu sistem informasi. TAM menyediakan suatu basis teoristis untuk mengetahui
factor-faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap suatu teknologi dalam suatu
organisasi. TAM menjelaskan hubungan sebab akibat antara keyakinan (akan manfaat suatu
sistem informasi dan kemudahan penggunanya) dan perilaku, tujuan/keperluan, dan
penggunaan aktual dari pengguna/user suatu sistem informasi. Salah satu metode yang dapat
mengukur perilaku pengguna teknologi informasi adalah metode Technology Acceptance
Model (TAM). TAM membahas tentang hubungan timbal balik dari konstruk (momological
network) penentu mengapa individu mengadopsi dan menggunakan Teknologi Informasi.
Adanya teori ini masyarakat bisa dengan mudah membeli dan menjual barangnya
dengan metode jual beli online. Tanpa adanya saling tatap muka dan tidak memandang jauh
atau dekatnya barang yang akan dipasarkan, sebagaimana dalam era milenial ini bahwa
pemuda dan pemudi ataupun orang tua yang sangat menyukai dunia bisnis makan dengan
jalur metode inilah mereka akan bersaing. Disisi lain masyarakat pun tak perlu repot untuk ke
supermarket atau mall karena didalam situs atau aplikasi online shop sudah banyak di
tawarkan berbagai produk dengan kualitas yang sudah cukup di dalam foto yang tertera.
Setelah produk yang dicari telah ditemukan maka selanjutnya konsumen akan melanjutkan
transfer yang melalui ATM bank atau secara online yaitu internet banking/mobile banking
melalui smartphone atau laptop. Kemudian konsumen tinggal menunggu produk yang akan
langsung dikirim oleh penjual atau toko online. Tentu sangat mudah prosesnya dan saling
menguntungkan.
B. Rumusan Masalah
Apakah online shop berpengaruh terhadap minat beli barang secara online
pada mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui online shop dan pengaruhnya terhadap minat beli barang
secara online.
D. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi pihak
yang berkepentingan, dalam dunia bisnis, sehinga dapat dilakukan usaha untuk
meningkatkan taraf pengetahuan.
2. Hasil penelitian ini menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya serta dapat
dimanfaatkan oleh kalangan akademisi sebagai referensi dalam bidang manajemen
pemasaran, serta pemahaman tentang pendidikan khususnya yang berkaitan dengan
online shop.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Pemasaran
1. Definisi Manajemen Pemasaran
c. Faktor Pribadi
Diri sendiri pun dapat mempengaruhi sikap yang akan
ditampakkan dalam mengambil tindakan pembelian.
1) Umur dan tahap siklus hidup
Seiring dengan berjalannya waktu tentu saja akan
membawa perubahan terhadap perilaku konsumen
terhadap banyak hal, termasuk produk yang akan
dibeli dan dikonsumsi.
2) Pekerjaan
Untuk kalangan pekerja tentu perilaku yang ada
dipengaruhi oleh jenis pekerjaan konsumen
termasuk keputusan untuk membeli dan
menggunakan sebuah produk.
3) Situasi ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang tentu mempengaruhi
perilaku pembelian. Besar kecilnya pendapatan turut
menjadi pertimbangan dalam pembelian.
D. Tinjauan Empiris
Tujuan penelitian terdahulu dapat dijadikan gambaran penelitian berikitnya,
walaupun ada perbedaan objek yang sering digunakan, variabel penelitian yang
digunakan, maupun indicator yang diteliti.
Pertama penelitian yang ditulis oleh Sarasa Mareta Ratri (2016) bertujuan
untuk mengetahui faktor pengaruh e-learningseff-effelcacy terhadap e-learning
moodle PINTER oleh guru SMK Negeri 2 Yogyakarta. Pengambilan sampel
dilakukan pada 98 guru SMK Negeri 2 Yogyakarta yang pernah mengikuti pelatihan
e-learning. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil
penelitian menyimpuylkan faktor e-learning seff-effelcacy berpengaruh terhadap
penggunaan PINTER berbasis moodle oleh guru SMK Negeri 2 Yogyakarta melalui
faktor kegunaan, kemudahan penggunaan dan intensi.
Aulia Hanifa (2017) meneliti tentang Analisis TAM (Technology Acceptance
Model) menggunakan layanan banking studi di bank rakyat Indonesia syari’ah cabang
Surakarta. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan sampel 100
responden. Pengambilan sampel dengan menggunakan Teknik sampel random
sampling atau acak sederhana.
Sedangkan teknik pengumpulan data ini melalui kuisioner dengan skala likert.
Hasil penelitian ini berpengaruh terhadap Attitude Toward Using. Hal ini dibuktikan
dengan uji statistik dimana nilai hitung pereceiver ease of use terhadap Attitude
Toward Using sebesar 1,863, jika dibandingkan dengan tabel (1,66055) maka
terhitung besar kecilnya Pereceived Ease of use berpengaruh terhadap attitude toward
using internet banking.
Meutia Ayu Purbasari (2011) penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model
penerimaan teknologi instant messenger LINE dengan menguji teori Technology
Acceptence Model (TAM), dimana persepsi kebermanfaatan (perceived usefulness)
atau persepsi kemudahan (perceived ease of use) sebagai faktor penentu minat
penggunaan teknologi LINE. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dimana
penelitian tersebut menyoroti hubungan atau pengaruh antar variabel penelitian.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi kebermanfaatan dan persepsi
kemudahan. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat penggunaan LINE.
Subyek penelitian ini adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNILA angkatan
2011 & 2012 yang menggunakan LINE. Populasi dari penelitian ini sebanyak 59
orang dengan sampel sebanyak 59 orang yang berasal dari pengambilan teknik total
sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer berupa kuesioner dan
data sekunder berupa data tambahan dari berbagai sumber, baik itu buku, majalah,
internet, dll. Teknik pengolahan data dengan teknik analisis deskriptif, dengan
menggunakan perhitungan statistic regresi linear. Berdasarkan hasil penelitian
hipotesis 1 diperoleh persamaan regresi Y atas X adalah konstanta sebesar 17,015
menyatakan bahwa jika tidak ada persepsi kebermanfaatan penggunaan LINE/PU,
maka responden tetap memiliki minat menggunakan LINE sebesar 17,015. Koefisien
regresi (bx) sebesar 0,149 menyatakan bahwa jika responden mengalami penambahan
persepsi kebermanfaatan penggunaan LINE/PU, maka minat menggunakan LINE
akan mengalami penambahan skor sebanyak 17,164. Dari hasil regresi menunjukkan
bahwa persepsi kebermanfaatan LINE (pereceived usefulness) berpengaruh terhadap
minat menggunakan LINE, diketahui nilai Thitung (5,139) > Ttabel (1,672) maka H0
ditolak. Adapun pengaruhnya sebesar 31,7% dengan kekuatan hubungan (R) sebesar
24,92 menyatakan bahwa jika tidak ada persepsi kemudahan penggunaan
LINE/PEOU, maka minat menggunakan LINE akan mengalami penambahan skor
sebanyak 24,95. Dar hasil regresi menunjukkan bahwa persepsi kemudahan
penggunaan LINE (perceived ease of use) berpengaruh terhadap minat menggunakan
LINE, diketahui nilai Thitung (3,181) Ttabel (1,672) maka H0 ditilak. Adapun
pengaruhnya hanya sebesar 15,1% dengan kekuatan hubungan (R) sebesar 0,388
termasuk kategori lemah (rendah). Dari kedua persepsi yang menajdi anteseden minat
menggunakan sebuah teknologi, ternyata persepsi kebermanfaatan memiliki pengaruh
lebih besar terhadap minat menggunakan LINE pada mahasiswa Ilmu Komunikasi
FISIP UNILA, dilihat dari lebih besarnya angka pengaruh persepsi kebermanfaatan
dibandingkan angka persepsi kemudahan. Ketika sebuah teknologi bermanfaat maka
minat menggunakannya akan jauh lebih besar. Walaupun kemudahan juga
berpengaruh dalam hal ini, namun kedudukannya belum dapat menyaingi mina tatas
kebermanfaatan.
Heru Susilo (2015) tujuan penelitian adalah untuk Mengetahui dan
menjelaskan pengaruh persepsi kemudahan penggunaan Instagram terhadap persepsi
kemanfaatan Instagram, Mengetahui dan menjelaskan pengaruh persepsi kemudahan
penggunaan Instagram terhadap sikap penggunaan Instagram, Mengetahui dan
menjelaskan pengaruh persepsi kemanfaatan Instagram terhadap sikap penggunaan
Instagram, Mengetahui dan menjelaskan pengaruh sikap penggunaan jejaring sosial
Instagram terhadap perilaku untuk menggunakan Instagram, Mengetahui dan
menjelaskan pengaruh perilaku untuk menggunakan Instagram terhadap kondisi nyata
penggunaan sistem. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Ilmu
Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya yang sedang menempuh skripsi dan
ditentukan 85 orang sebagai sampel penelitian. Dari hasil analisis path dapat
disimpulkan bahwa: Variabel Persepsi Kemudahan Penggunaan berpengaruh
signifikan positif terhadap persepsi Kemanfaatan, variabel persepsi kemudahan
penggunaan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap Sikap Penggunaan,
Variabel Persepsi Kemanfaatan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap Sikap
Penggunaan, Variabel Sikap Penggunaan memiliki pengaruh signifikan positif
terhadap perilaku untuk menggunakan. Variabel perilaku untuk menggunakan
memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kondisi nyata penggunaan sistem
dengan nilai t hitung 14.829 sig. t sebesar 0,000.
Tasmil Herman (2015) penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat
penerimaan penggunaan teknologi GPS untuk nelayan tangkap di Kabupaten
Bulukumba. Technology Acceptance Model (TAM) digunakan untuk
menggambarkan 5 (lima) konstruk dalam penelitian ini yang meliputi pereceived
usefulness, perceived eases of use, attitude towar using, behavioral intention to use,
dan usage actual. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sementara
teknik pengumpulan data melalui pendekatan survey dengan teknik purposive
sampling. Responden penelitian ini adalah nelayan tangkap yang pernah
menggunakan GPS. Jumlah responden 90 orang yang tersebar pada 3 (tiga)
kecamatan yakni Bonto Bahari, Kajang dan Herlang. Penilaian mengenai konstruk
dalam penelitian ini menggunakan skala likert mulai dari ‘sangat tidak setuju (=1)’
dampai ‘sangat setuju (=5)’. Analisis data menggunakan pendekatan partial least
square (PLS). Hasil penelitian menunjukkan dari 7 (tujuh) hipotesis yang diadopsi
dari model TAM yang telah diuji, hipotesis H1,H2.H3,H4,H6 dan H7 berpengaruh
positif dan signifikan sedangkan hipotesis H5 berpengaruh positif tidak signifikan.
Kata kunci: tingkat.
E. Kerangka Konsep
Dari kajian teori penelitian yang relevan di atas, maka dalam penelitian ini
digunakan:
F. Hipotesis
Berdasarkan kajian teoritik dan kerangka pikir dapat diajukan suatu hipotesis
sebagian jawaban sementara terhadap permasalahan yang dihadapi yaitu
diduga online shop dapat berpengaruh signifikan terhadap minat beli barang
secara online.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian asosiatif kausal dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian asosiatif kausal adalah
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel
bebas atau lebih. Penelitian ini akan menjelaskan hubungan mempengaruhi
dan dipengaruhi dari variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu pengaruh
online shop model terhadap minat beli secara online program studi mahaiswa
manajemen. Pendekatan kuantitatif digunakan karena data yang akan
digunakan untuk menganalisis pengaruh antar variabel dinyatakan dengan
angka.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam memperoleh data yang dibutuhkan, maka penulis memilih Tempat di
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta. Sedangkan waktu
yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah kurang lebih 2 bulan, pada bulan
Mei-Juni 2022.
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
Defenisi operasional adalah melekatkan arti pada suatu variabel dengan cara
menetapkan kegiatan atau tindakan yang perlu untuk mengukur variabel itu.
Pengertian operasional variabel ini diuraikan menjadi indikator empiris yang meliputi :
Online shop (X) adalah Penggunaan aplikasi online shop untuk mengukur
minat belanja online.
Pengukurannya menggunakan kuesioner:
Tidak setuju =2
Cukup setuju =3
Setuju =4
Sangat setuju =5
Minat beli (Y) adalah suatu hasil yang di terima oleh Penggunaan aplikasi
online shop.
Pengukurannya menggunakan kuesioner:
Tidak setuju =2
Cukup setuju =3
Setuju =4
Sangat setuju =5