Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH ONLINE SHOP TERHADAP MINAT BELI BARANG SECARA ONLINE

PADA MAHASISWA SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:

PRARIS OKTA IRMAVIANA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA 2022


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Internet sebuah paradigma ekomomi baru telah lahir. Dunia maya terbentuk seiring
dengan mengingat meningkatnya jumlah pengguna internet yang terus bertumbuh pesat
dapat menjadi pasar yang potensial untuk di masuki para pebisnis.

Online shop merupakan salah satu bentuk alternatif yang dapat digunakan para
pebisnis untuk menawarkan produk atau jasa kepada konsumen. Seiring dengan terus
bertambahnya pengguna layanan internet, yang disebabkan karena murah dan mudah, maka
bisnis yang dilakukan secara online shop semakin berkembang. Perkembangan bisnis online
shop juga didukung oleh peningkatan produktifitas dari industri yang menyediakan berbagai
macam produk untuk dipasarkan melalui media internet. Hal inilah yang memicu maraknya
usaha jual beli melalui internet (online shop) karena mudah untuk dijalankan, tidak
memerlukan modal yang besar dan tidak harus membutuhkan sistem manajemen yang rumit
untuk mengelolanya. Sekarang ini cukup dengan adanya foto produk dan akses internet untuk
memasarkannya kedalam situs jual beli maupun situs jejaring sosial, usaha ini sudah dapat
berjalan.

Bisnis online berkembang pesat tanpa terbatas waktu dan tempat. Jual beli dengan
internet sebagai media penghubung dan website sebagai katalog pemasaran, lebih praktis dan
efisien karena tidak mengharuskan pertemuan langsung antara penjual dengan pembeli.
Pembelian produk ataupun jasa secara online menjadi alternatif yang berkembang pesat saat
ini. Bahkan bisnis online memiliki banyak kelebihan yaitu dari segi pelayanan, efektifitas,
keamanan, dan juga popularitas. Internet berkembang pesat pada saat ini, apa lagi dengan
semakin banyaknya situs jejaring sosial dan website yang menawarkan produk atau jasa
membuat masyarakat menjadikan internet sebagai suatu kebutuhan. Pertimbangan dunia
bisnis bagi perusahaan atau pelaku usaha perorangan menggunakan internet untuk
menjangkau pelanggan secara global, membawa dampak positif pada beberapa aspek
kehidupan manusia termasuk perkembangan dunia bisnis. Perubahan tekonologi komunikasi
yang sangat cepat dan global telah memberikan kesempatan para pemasar yang lebih luas dan
efisien.
Dunia bisnis saat ini mewajibkan seluruh perusahaan untuk menggunakan internet
sebagai cara untuk menjangkau pelanggan secara global yang telah membawa beberapa
dampak transformasional pada beberapa aspek kehidupan termasuk perekembangan dunia
bisnis.

Teori TAM (Technology Acceptence Model) ini dikemukakan oleh Davis pada tahun
1989. Dalam penggunaan informasi para pengguna mempertimbangkan sistem ini, dan saat
itu sistem ini pun berlanjut dan dikembangkan oleh beberapa peneliti, termasuk peneliti asal
Indonesia yang bernama Sanjaya.

Berikut adalah TAM merupakan model penelitian yang dapat digunakan untuk
memprediksi adopsi teknologi informasi yang diperkenalkan oleh Davis pada tahun 1989.
TAM bertujuan untuk menjelaskan dan memperkirakan penerimaan (acceptance) pengguna
terhadap suatu sistem informasi. TAM menyediakan suatu basis teoristis untuk mengetahui
factor-faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap suatu teknologi dalam suatu
organisasi. TAM menjelaskan hubungan sebab akibat antara keyakinan (akan manfaat suatu
sistem informasi dan kemudahan penggunanya) dan perilaku, tujuan/keperluan, dan
penggunaan aktual dari pengguna/user suatu sistem informasi. Salah satu metode yang dapat
mengukur perilaku pengguna teknologi informasi adalah metode Technology Acceptance
Model (TAM). TAM membahas tentang hubungan timbal balik dari konstruk (momological
network) penentu mengapa individu mengadopsi dan menggunakan Teknologi Informasi.

Adanya teori ini masyarakat bisa dengan mudah membeli dan menjual barangnya
dengan metode jual beli online. Tanpa adanya saling tatap muka dan tidak memandang jauh
atau dekatnya barang yang akan dipasarkan, sebagaimana dalam era milenial ini bahwa
pemuda dan pemudi ataupun orang tua yang sangat menyukai dunia bisnis makan dengan
jalur metode inilah mereka akan bersaing. Disisi lain masyarakat pun tak perlu repot untuk ke
supermarket atau mall karena didalam situs atau aplikasi online shop sudah banyak di
tawarkan berbagai produk dengan kualitas yang sudah cukup di dalam foto yang tertera.

Setelah produk yang dicari telah ditemukan maka selanjutnya konsumen akan melanjutkan
transfer yang melalui ATM bank atau secara online yaitu internet banking/mobile banking
melalui smartphone atau laptop. Kemudian konsumen tinggal menunggu produk yang akan
langsung dikirim oleh penjual atau toko online. Tentu sangat mudah prosesnya dan saling
menguntungkan.
B. Rumusan Masalah

 Apakah online shop berpengaruh terhadap minat beli barang secara online
pada mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah:

 Untuk mengetahui online shop dan pengaruhnya terhadap minat beli barang
secara online.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan bagi pihak
yang berkepentingan, dalam dunia bisnis, sehinga dapat dilakukan usaha untuk
meningkatkan taraf pengetahuan.
2. Hasil penelitian ini menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya serta dapat
dimanfaatkan oleh kalangan akademisi sebagai referensi dalam bidang manajemen
pemasaran, serta pemahaman tentang pendidikan khususnya yang berkaitan dengan
online shop.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Pemasaran
1. Definisi Manajemen Pemasaran

Pemasaran adalah suatu kegiatan menyeluruh, terpadu, dan terencana, yang


dilakukan oleh sebuah organisasi atau institusi dalam melakukan permintaan pasa
dengan menciptakna produk bernilai jual, menentukan harga, mengkomunikasikan,
menyampaikan, dan saling bertukar tawaran yang bernilai sebagai konsumen, klien,
mitra, dan masyarakat umum.

Secara sederhana, definisi pemasaran lebih diidentikkan dengan proses


pengenalan produk atau servis kepada konsumen yang potensial. Aspek-aspek untuk
pemasaran ini meliputi periklanan, public relation, dan promosi penjualan.

Dalam perusahaan, tujuan utama pemasaran adalah untuk memaksimalkan


keuntungan dengan membuat strategi penjualan. Di perusahaan bisnis, marketing
executive harus mampu melihat aspek dalam beriklan, termasuk juga memprediksi
lifespan sebuah produk.

2. Pengertian Pemasaran Menurut Para Ahli


a. John Westwood
Menurut John Westwood, pengertian pemasaran adalah sebuah usaha
terpadu yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan
memberikan keuntungan atau laba kepada perusahaan.
b. Tung Dasem Waringin
Menurut Tung Desem Waringin, pengertian pemasaran adalah media
untuk mengkomunikasikan sebuah nilai tambah yang lebih tinggi.
c. Philip Kotler
Menurut Philip Kotler, pemasaran adalah aktivitas sosial dan sebuah
pengaturan yang dilakukan oleh perorangan ataupun sekelompok orang
dengan tujuan untuk mendapatkan tujuan mereka membuat jalan produk
dan menukarkannya dengan besaran nominal tertentu ke pihak lain.
d. Jay Abraham
Menurut Jay Abraham, pengertian pemasaran adalah sebuah media
untuk mencapai kesuksesan dengan cara memberikan pelayanan paling
baik kepada konsumen.
e. William J.Stanton
Menurut William J.Stanton, definisi pemasaran sistem adalah sistem
keseluruhan dari berbagai kegiatan bisnis atau usaha yang di tunjukkan
untuk merencanakan, menentukan harga barang atau jasa,
memproduksinya, mendistribusinya, dan bisa memuaskan konsumen.
3. Fungai Pemasaran
a. Fungsi Pertukaran
Dengan adanya pemasaran maka konsumen dapat mengetahui dan
membeli sebuah produk yang dijual oleh produsen, baik menukar produk
dengan uang ataupun menukar produk dengan produk. Produk tersebut
dapat digunakan untuk keperluan sendiri ataupun dijual kembali untuk
mendapatkan laba.
b. Fungsi Distribusi Fisik
Proses pemasaran juga dalam bentuk distribusi fisik terhadap sebuah
produk, dimana distribusi dilakukan dengan cara menyimpan ataupun
mengangkat produk tersebut.
Proses pengangkutan bisa melalui darat, air, dan udara, sedangkan
kegiatan penyimpanan produk berjalan dengan menjaga pasokan produk
agar tersedia ketika dibutuhkan.
c. Fungsi Perantara

Aktivitas penyampaian produk dari produsen ke konsumen dilakukan


melalui perantara marketing/pemasaran yang dihubungkan kegiatan
pertukaran dengan distribusi fisik.

Pada proses aktivitas perantara terjadi kegiatan pembiayaan, pencarian,


informasi, klasifikasi produk, dan lain-lain.

B. TAM (Technology Acceptance Model)


1. Pengertian Teori TAM (technology Acceptance Model)
Teori TAM (Techology Acceptence Model) adalah untuk dapat
menjelaskan factor-faktor teknologi informasi terhadap permintaan pengguna
teknologi informasi itu sendiri. Model ini menggambarkan bahwa
menggunakan sistem informasi akan dipengaruhi oleh variabel manfaat
(usefulliness) dan variabel kemudahan pemakaian (ease of use), dimana
keduanya memiliki determinan yang tinggi dan validitas teruji secara empiris.
TAM meyakini bahwa penggunaan informasi akan meningkatkan kinerja
individu atau organisasi, disamping itu penggunaan informasi tergolong lebih
mudah dan tidak memerlukan usaha keras untuk memakainya.
2. Kemudahan dan Kegunaan TAM (Technology Acceptence Model)
Kemudahan adalah tingkat kepercayaan seseorang penggunaan suatu
teknologi akan membebaskannya dari usaha (Davis, 1989 dalam Sanjaya,
2005). Sementara kemudian dapat didefinisikan sebagai tingkat dimana
seseorang meyakini bahwa penggunaan informasi merupakan hal yang mudah
dan tidak memerlukan usaha keras dari pemakaiannya. Konsep mancapai
penjelasan penggunaan sistem untuk tujuan yang sesuai dengan keinginan
pemakaian.
3. Manfaat TAM (Technology Acceptence Model)
Manfaat adalah kecenderungan seseorang menggunakan atau tidak
menggunakan aplikasi karena sesuatu keyakinan bahwa aplikasi tersebut akan
dapat membantu mereka untuk melakukan aktivitas lebih baik lagi. Manfaat
merupakan penentuan yang kuat terhadap penggunaan suatu teknologi, adopsi,
dan perilaku para pengguna (Darwis, 1998, Mathinshon, serta Venktesh &
Davis, 2000 dalam Sanjaya, 2005).
Menurut (Hartono, 2003: 134) menyebutkan beberapa kelebihan yang
dimiliki oleh teori Thecnology Acceptance Model yaitu:
a. TAM adalah model keperilakuan yang bermanfaat dalam menjawab
pertanyaan mengapa banyak sistem teknologi informasi yang gagal
diterapkan karena pemakainya tidak mempunyai keinginan untuk
menggunakannya.
b. TAM dibangun dengan dasar teori yang kuat.
c. Tam telah diuji oleh sebagian besar peneliti yang menghasilkan bahwa
sebagian besar mendukung dan dapat disimpulkan bahwa TAM adalah
model yang baik.
4. Penggunaan Senyatanya
Berhasil atau tidaknya layanan berbasis teknologi yang baru saja
diluncurkan dalam meningkatkan pelayanan sangat bergantung pada sedikit
banyaknya penggunaan layanan tersebut. Suatu teknologi yang diluncurkan
akan berhasil jika pengguna (user) semakin banyak jumlahnya dan terus
menerus digunakan. Oleh karena itu, teknologi yang digunakan seseorang
menjadi penting (Adhi Putra, 2015).
Menurut (Rangkuti, 2013: 63) mendefinisikan perilaku adalah sebagai
tindakan yang diperlihatkan oleh seseorang untuk membeli, menghabiskan
ataupun menggunakan barang atau jasa yang diharapkan dapat memberikan
kepuasan dalam memenuhi kebutuhan seseorang, dapat mengurangi
ketegangan dan stress yang dirasakan karena kebutuhannya dapat terpenuhi
Sedangkan menurut (Hartono, 2008, 117) mendefinisikan perilaku
adalah sebagai tindakan yang dilakukan oleh seseorang terhadap teknologi
informasi. Dalam konteks penggunaan sistem teknologi informasi perilaku
disebut juga sebagai penggunaan yang sesungguhnya (Actual Usage) dari
suatu teknologi informasi merupakan aspek penting dalam mengembangkan
layanan yang belum lama diluncurkan.
Penggunaan layanan yang baru diluncurkan dapat menjadi tolak ukur
keberhasilan suatu layanan. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari pengguna
yang banyak dan seringnya digunakan dalam memenuhi kebutuhannya.
Seseorang akan meras puas menggunakan layanan tersebut apabila meyakini
pelayanan tersebut mudah digunakan dan dapat meningkatkan
produktifitasnya, yang tercermin dari kondisi nyata penggunaan (Adhiputra,
2015).
Menurut Feisbian dalam Budiyanto (1994: 360) dikatakan bahwa
perilaku dapat ditentukan oleh sikap dan komponen normative. Sikap disini
dimaksud sebagai rasa yang ditunjukkan oleh pengguna teknologi informasi.
Sikap yang ditunjukkan ini dapat menerima ataupun menolak. Sedangkan
untuk komponen normatif, dilakukan sebagai gambaran konsep yang baru.
Maksudnya bahwa hal tersebut umumnya dioperasionalkan sebagai presepsi
seseorang mengenai perilaku tertentu.
5. Sikap Terhadap Penggunaan
Sikap apda penggunaan sesuatu menurut Askers dan Myres (1997) adalah
sikap menyukai atau tidak menyukai terhadap penggunaan dalam suatu produk
ini dapat digunakan untuk memprediksi perilaku dan niat bagi pengguna.
C. Online Shop
1. Pengertian Online Shop
Perkembangan teknologi semakin pesat memberikan pengaruh yang
besar terhadap aspek kehidupan, salah satunya bidang bisnis. Dahulu
sebelum adanya internet, kegiatan jual beli dapat dilakukan dengan
adanya pertemuan pelaku ekonomi secara langsung. Konsumen yang
ingin membeli suatu barang dapat mendatangi toko untuk melihat
kondisi fisik dari barang yang akan dibeli. Begitu juga dengan proses
transaksi yang dilakukan dengan kontak secara fisik atau bahkan juga
dengan cara tawar-menawar di antara kedua belah pihak, penjual dan
pembeli.
Akan tetapi, dengan adanya internet menciptakan perubahan
dalam dunia dagang menjadi modern. Pelaku ekonomi tidak harus
bertatap muka langsung untuk dapat melakukan transaksi.
2. Manfaat Online Shop
a. Kegiatan belanja lebih mudah
Hal ini sangat dirasakan oleh para pembeli, dimana mereka tidak perlu
menghabiskan waktu dan biaya hanya untuk membeli barang yang
diinginkan.
b. Membutuhkan modal yang relatif kecil
Kegiatan online shop dapat berlangsung dengan memanfaatkan
jaringan internet. Penjual tinggal memasarkan produk dan layanannya
melalui platform yang sudah disediakan. Ketika ada pembeli yang
menginginkan produk tersebut, maka akan terjadi kesepakatan
transaksi di antara kedua belah pihak.
c. Dapat menjalankan pekerjaan lain
Sebab online shop tidak mengharuskan penjual untuk tidak datang ke
kantor pemasaran atau terikat dengan peraturan resmi lainnya. Penjual
hanya membagi waktu untuk dapat merespon keluhan atau masukan
dari para konsumennya agar dapat berjalan secara maksimal.
d. Kemudahan dalam melakukan transaksi
Ketika pembelian sudah menemukan barang yang dibutuhkan,
maka akan terjadi proses transaksi, biasanya pembeli akan melakukan
transfer sejumlah uang dengan hasil kesepakatan dengan penjual.
e. Keamanan dalam melakukan transaksi
Ketika pembelian pembeli sudah melakukan transfer sejumlah
uang. Maka sebagai penjual langsung melakukan verifikasi dan
mengeceknya secara realtime agar pembeli tidak merasakan dirugikan
atas layanan yang sudah diberikan.
3. Minat Beli
Minat beli adalah sebuah perencanaan oleh konsumen untuk memenuhi
kebutuhannya, termasuk beberapa banyak barang yang konsumen
perlukan dalam melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen (Ferdinand, 2006).
Minat beli menurut Kotler (2005) adalah sesuatu yang timbul
setelah menerima rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana
timbul ketertarikan untuk membeli agar dapat memilikinya. Minat beli
konsumen akan timbul dengan sendirinya jika konsumen sudah merasa
tertarik atau memberikan respon yang positif terhadap apa yang
ditawarkan oleh penjual. Minat beli juga merupakan instruksi dari
konsumen untuk melakukan pembelian atas suatu produk, melakukan
perencanaan, pengambil tindakan-tindakan yang relevan seperti
mengusulkan, merekomendasikan, memilih dan akhirnya mengambil
keputusan untuk melakukan pembelian (Rossiter dan Perey, 2997).
Menurut Howard (1994) minat beli merupakan sesuatu yang
berhubungan dengan rencan konsumen untuk membeli produk tertentu
serta beberapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode
tertentu. Minat beli adalah tahap kecenderungan konsumen untuk
bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan
(Kinner dan Taylor, 1995).
Menurut Simamora (2013) minat beli muncul karena adanya
stimulus positif mengenai objek sehingga memunculkan motivasi
konsumen terhadap suatu produk. Minat beli merupakan suatu
kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau mengambil
tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang diukur dengan
tingkat kemungkinan konsumen melakukan pembelian (Assael, 2001).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa minat beli konsumen
adalah kecenderungan konsumen untuk melakukan evaluasi barang
melalui internet pada online shop dapat memutuskan untuk membeli
suatu produk yang diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen
melakukan pembelian di online shop.
4. Aspek Minat Beli
Menurut Ferdinand (2006) minat beli dapat diidentifikasikan
melalui aspek-aspek sebagai berikut:
1) Minat Transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk
membeli produk.
2) Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk
mereferensikan produk kepada orang lain.
3) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku
seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk
tersebut, preferensi utama pada produk tersebut, preferensi ini
hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan preferensinya.
4) Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku
seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk
yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung
sifat-sifat positif dari produk tersebut.

Kinner dan Taylor (2003) menyimpulkan bahwa aspek-aspek


dalam minat beli adalah sebagai berikut:

a) Ketertarikan yang menunjukkan adanya pemutusan


perhatian dan perasaan senang.
b) Keinginan ditunjukkan dengan adanya dorongan untuk
ingin memiliki.
c) Keyakinan ditunjukkan dengan adanya perasaan percaya
diri individu terhadap kualitas, daya guna dan keuntungan
dari produk yang akan dibeli.
Berdasarkan pemaparan pemikiran diatas, aspek minat beli
menurut Ferdinand (2006) dan Kinner Taylor (2003): minat
transaksional, minat referensional, minat preferensi, minat
eksploratif, ketertarikan, keinginan, keyakinan, peneliti
memilih aspek dari Ferdinand (2006) karena aspek-aspek dari
Ferdinand dapat dijadikan dasar sebagai alat ukut dalam
mengukur kecenderungan minat beli barang secara online oleh
konsumen online shop.

5. Faktor-Faktor Minat Beli


Menurut Kotler & Keller (2012) minat beli adalah perilaku pelanggan
yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukkan
keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian.
a. Faktor Budaya
Faktor-faktor budaya memberikan pengaruh paling dalam
mengenai tangkah laku konsumen. Pemasaran harus
mengetahui yang dimainkan oleh budaya, dan kelas sosial
pembeli, dimana:
1) Budaya, merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen.
2) Sub Budaya, merupakan bagian dari budaya yang
meliputi: agama, kewarganegaraan, ras, dan daerah
geografis.
3) Kelas sosial, setiap kelompok masyarakat tentu saja
memiliki pengelompokan bila dilihat berdasarkan kelas
sosialnya. Kelas sosial digolongkan berdasarkan
pekerjaan, pendidikan, pemasukan atau pendapatan dan
faktor-faktor lain yang dapat dihubungkan.
b. Faktor Sosial
Tingkat laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
sosial yaitu:
1) Kelompok acuan
Memberikan ilham kepada seseorang mengenai perilaku
dan gaya hidup baru mempengaruhi sikap dan konsep
diri konsumen.
2) Keluarga
Lingkungan di dalam keluarga memperngaruhi sikap
seseorang karena setiap anggota keluarga memiliki
pengaruh dalam tindakan pembelian.
3) Peran dan status
Peran dan status sangat mempengaruhi perilaku
konsumen terhadap pembelian demi menjaga gengsi
dan menunjukkan keberadaan konsumen di dalam
masyarakat.

c. Faktor Pribadi
Diri sendiri pun dapat mempengaruhi sikap yang akan
ditampakkan dalam mengambil tindakan pembelian.
1) Umur dan tahap siklus hidup
Seiring dengan berjalannya waktu tentu saja akan
membawa perubahan terhadap perilaku konsumen
terhadap banyak hal, termasuk produk yang akan
dibeli dan dikonsumsi.
2) Pekerjaan
Untuk kalangan pekerja tentu perilaku yang ada
dipengaruhi oleh jenis pekerjaan konsumen
termasuk keputusan untuk membeli dan
menggunakan sebuah produk.
3) Situasi ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang tentu mempengaruhi
perilaku pembelian. Besar kecilnya pendapatan turut
menjadi pertimbangan dalam pembelian.
D. Tinjauan Empiris
Tujuan penelitian terdahulu dapat dijadikan gambaran penelitian berikitnya,
walaupun ada perbedaan objek yang sering digunakan, variabel penelitian yang
digunakan, maupun indicator yang diteliti.
Pertama penelitian yang ditulis oleh Sarasa Mareta Ratri (2016) bertujuan
untuk mengetahui faktor pengaruh e-learningseff-effelcacy terhadap e-learning
moodle PINTER oleh guru SMK Negeri 2 Yogyakarta. Pengambilan sampel
dilakukan pada 98 guru SMK Negeri 2 Yogyakarta yang pernah mengikuti pelatihan
e-learning. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil
penelitian menyimpuylkan faktor e-learning seff-effelcacy berpengaruh terhadap
penggunaan PINTER berbasis moodle oleh guru SMK Negeri 2 Yogyakarta melalui
faktor kegunaan, kemudahan penggunaan dan intensi.
Aulia Hanifa (2017) meneliti tentang Analisis TAM (Technology Acceptance
Model) menggunakan layanan banking studi di bank rakyat Indonesia syari’ah cabang
Surakarta. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan sampel 100
responden. Pengambilan sampel dengan menggunakan Teknik sampel random
sampling atau acak sederhana.
Sedangkan teknik pengumpulan data ini melalui kuisioner dengan skala likert.
Hasil penelitian ini berpengaruh terhadap Attitude Toward Using. Hal ini dibuktikan
dengan uji statistik dimana nilai hitung pereceiver ease of use terhadap Attitude
Toward Using sebesar 1,863, jika dibandingkan dengan tabel (1,66055) maka
terhitung besar kecilnya Pereceived Ease of use berpengaruh terhadap attitude toward
using internet banking.
Meutia Ayu Purbasari (2011) penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model
penerimaan teknologi instant messenger LINE dengan menguji teori Technology
Acceptence Model (TAM), dimana persepsi kebermanfaatan (perceived usefulness)
atau persepsi kemudahan (perceived ease of use) sebagai faktor penentu minat
penggunaan teknologi LINE. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dimana
penelitian tersebut menyoroti hubungan atau pengaruh antar variabel penelitian.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi kebermanfaatan dan persepsi
kemudahan. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat penggunaan LINE.
Subyek penelitian ini adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP UNILA angkatan
2011 & 2012 yang menggunakan LINE. Populasi dari penelitian ini sebanyak 59
orang dengan sampel sebanyak 59 orang yang berasal dari pengambilan teknik total
sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer berupa kuesioner dan
data sekunder berupa data tambahan dari berbagai sumber, baik itu buku, majalah,
internet, dll. Teknik pengolahan data dengan teknik analisis deskriptif, dengan
menggunakan perhitungan statistic regresi linear. Berdasarkan hasil penelitian
hipotesis 1 diperoleh persamaan regresi Y atas X adalah konstanta sebesar 17,015
menyatakan bahwa jika tidak ada persepsi kebermanfaatan penggunaan LINE/PU,
maka responden tetap memiliki minat menggunakan LINE sebesar 17,015. Koefisien
regresi (bx) sebesar 0,149 menyatakan bahwa jika responden mengalami penambahan
persepsi kebermanfaatan penggunaan LINE/PU, maka minat menggunakan LINE
akan mengalami penambahan skor sebanyak 17,164. Dari hasil regresi menunjukkan
bahwa persepsi kebermanfaatan LINE (pereceived usefulness) berpengaruh terhadap
minat menggunakan LINE, diketahui nilai Thitung (5,139) > Ttabel (1,672) maka H0
ditolak. Adapun pengaruhnya sebesar 31,7% dengan kekuatan hubungan (R) sebesar
24,92 menyatakan bahwa jika tidak ada persepsi kemudahan penggunaan
LINE/PEOU, maka minat menggunakan LINE akan mengalami penambahan skor
sebanyak 24,95. Dar hasil regresi menunjukkan bahwa persepsi kemudahan
penggunaan LINE (perceived ease of use) berpengaruh terhadap minat menggunakan
LINE, diketahui nilai Thitung (3,181) Ttabel (1,672) maka H0 ditilak. Adapun
pengaruhnya hanya sebesar 15,1% dengan kekuatan hubungan (R) sebesar 0,388
termasuk kategori lemah (rendah). Dari kedua persepsi yang menajdi anteseden minat
menggunakan sebuah teknologi, ternyata persepsi kebermanfaatan memiliki pengaruh
lebih besar terhadap minat menggunakan LINE pada mahasiswa Ilmu Komunikasi
FISIP UNILA, dilihat dari lebih besarnya angka pengaruh persepsi kebermanfaatan
dibandingkan angka persepsi kemudahan. Ketika sebuah teknologi bermanfaat maka
minat menggunakannya akan jauh lebih besar. Walaupun kemudahan juga
berpengaruh dalam hal ini, namun kedudukannya belum dapat menyaingi mina tatas
kebermanfaatan.
Heru Susilo (2015) tujuan penelitian adalah untuk Mengetahui dan
menjelaskan pengaruh persepsi kemudahan penggunaan Instagram terhadap persepsi
kemanfaatan Instagram, Mengetahui dan menjelaskan pengaruh persepsi kemudahan
penggunaan Instagram terhadap sikap penggunaan Instagram, Mengetahui dan
menjelaskan pengaruh persepsi kemanfaatan Instagram terhadap sikap penggunaan
Instagram, Mengetahui dan menjelaskan pengaruh sikap penggunaan jejaring sosial
Instagram terhadap perilaku untuk menggunakan Instagram, Mengetahui dan
menjelaskan pengaruh perilaku untuk menggunakan Instagram terhadap kondisi nyata
penggunaan sistem. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Ilmu
Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya yang sedang menempuh skripsi dan
ditentukan 85 orang sebagai sampel penelitian. Dari hasil analisis path dapat
disimpulkan bahwa: Variabel Persepsi Kemudahan Penggunaan berpengaruh
signifikan positif terhadap persepsi Kemanfaatan, variabel persepsi kemudahan
penggunaan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap Sikap Penggunaan,
Variabel Persepsi Kemanfaatan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap Sikap
Penggunaan, Variabel Sikap Penggunaan memiliki pengaruh signifikan positif
terhadap perilaku untuk menggunakan. Variabel perilaku untuk menggunakan
memiliki pengaruh signifikan positif terhadap kondisi nyata penggunaan sistem
dengan nilai t hitung 14.829 sig. t sebesar 0,000.
Tasmil Herman (2015) penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat
penerimaan penggunaan teknologi GPS untuk nelayan tangkap di Kabupaten
Bulukumba. Technology Acceptance Model (TAM) digunakan untuk
menggambarkan 5 (lima) konstruk dalam penelitian ini yang meliputi pereceived
usefulness, perceived eases of use, attitude towar using, behavioral intention to use,
dan usage actual. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sementara
teknik pengumpulan data melalui pendekatan survey dengan teknik purposive
sampling. Responden penelitian ini adalah nelayan tangkap yang pernah
menggunakan GPS. Jumlah responden 90 orang yang tersebar pada 3 (tiga)
kecamatan yakni Bonto Bahari, Kajang dan Herlang. Penilaian mengenai konstruk
dalam penelitian ini menggunakan skala likert mulai dari ‘sangat tidak setuju (=1)’
dampai ‘sangat setuju (=5)’. Analisis data menggunakan pendekatan partial least
square (PLS). Hasil penelitian menunjukkan dari 7 (tujuh) hipotesis yang diadopsi
dari model TAM yang telah diuji, hipotesis H1,H2.H3,H4,H6 dan H7 berpengaruh
positif dan signifikan sedangkan hipotesis H5 berpengaruh positif tidak signifikan.
Kata kunci: tingkat.
E. Kerangka Konsep
Dari kajian teori penelitian yang relevan di atas, maka dalam penelitian ini
digunakan:

Online shop Minat beli


Manfaat Minat transaksional
Kegunaan Minat referensial
Sikap
Minat preferensial
Minat
Minat eksploratif

F. Hipotesis
Berdasarkan kajian teoritik dan kerangka pikir dapat diajukan suatu hipotesis
sebagian jawaban sementara terhadap permasalahan yang dihadapi yaitu
diduga online shop dapat berpengaruh signifikan terhadap minat beli barang
secara online.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian asosiatif kausal dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian asosiatif kausal adalah
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel
bebas atau lebih. Penelitian ini akan menjelaskan hubungan mempengaruhi
dan dipengaruhi dari variabel-variabel yang akan diteliti, yaitu pengaruh
online shop model terhadap minat beli secara online program studi mahaiswa
manajemen. Pendekatan kuantitatif digunakan karena data yang akan
digunakan untuk menganalisis pengaruh antar variabel dinyatakan dengan
angka.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Dalam memperoleh data yang dibutuhkan, maka penulis memilih Tempat di
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha Yogyakarta. Sedangkan waktu
yang dibutuhkan untuk penelitian ini adalah kurang lebih 2 bulan, pada bulan
Mei-Juni 2022.
C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
Defenisi operasional adalah melekatkan arti pada suatu variabel dengan cara
menetapkan kegiatan atau tindakan yang perlu untuk mengukur variabel itu.
Pengertian operasional variabel ini diuraikan menjadi indikator empiris yang meliputi :
Online shop (X) adalah Penggunaan aplikasi online shop untuk mengukur
minat belanja online.
Pengukurannya menggunakan kuesioner:

Sangat tidak setuju =1

Tidak setuju =2

Cukup setuju =3

Setuju =4

Sangat setuju =5

Minat beli (Y) adalah suatu hasil yang di terima oleh Penggunaan aplikasi
online shop.
Pengukurannya menggunakan kuesioner:

Sangat tidak setuju =1

Tidak setuju =2

Cukup setuju =3

Setuju =4

Sangat setuju =5

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa program studi jurusan
Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha angkatan 2020
yang berjumlah 50 mahasiswa/i

Anda mungkin juga menyukai