Anda di halaman 1dari 8

Manajemen sumber daya manusia lanjutan

Tantangan HRD Dalam Menghadapi Era VUCA Dan


Distruptive

Disusun oleh
Muhammad Yogie Fitriyanto
17012010196
kelas J
Bab 1
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Menapaki era modern ada sebuah era yang bernama Disruption Era, Disruption
Era adalah sebuah era dimana segala sesuatu terjadi secara random, baik hal positif maupun
negatif dapat menjadi viral hanya dalam hitungan detik. Era ini memberikan kemudahan
bagi siapapun untuk melakukan apa saja di dunia maya dengan begitu mudah, namun juga
bisa jadi berbahaya. Meskipun awalnya terdengar buruk, disruption era sebenarnya
merupakan sebuah inovasi. Era ini membawa publik kepada kemudahan saat mereka ingin
berbelanja, mendapatkan alat transportasi, membeli makanan dan segala bentuk
kemudahan lainnya. Jika sebelumnya mereka harus melakukan usaha secara fisik untuk
mendapatkan berbagai hal tersebut, maka kini segalanya bisa didapatkan dengan hanya
melakukan beberapa sentuhan di gadget.

Sayangnya perubahan-perubahan besar ini seringkali tidak dapat diikuti oleh cara-cara
lama, sehingga seringkali inovasi ini justru menimbulkan masalah. Sebagai contoh, sampai
saat ini Uber dan Grab masih saja mendapat penolakan yang begitu keras dari supir taxi
konvensional. Hal ini memperlihatkan bahwa masih ada ketimpangan antara cara-cara
lama dan inovasi-inovasi baru yang dibawa oleh disruption era.

kini kita memasuki era industri yang lebih kompleks dalam disruption, yaitu
era VUCA - Volatily, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity.

 Volatily adalah lingkungan labil, cepat berubah terjadi dalam skala besar.
 Uncertainty adalah Sulit meprediksi dengan akurat apa yang akan terjadi.
 Complexity adalah Multi faktor yang saling terkait.
 Ambiguity adalah Ketidakjelasan suatu kejadian dan mata rantai akibatnya.

Untuk dapat menggulirkan lima hal di atas dalam era disruption dan menghadapi
era vuca, maka beberapa keahlian ini sangat diperlukan, yaitu: Emotional Intelligence,
Judgment and Decision Making, Service Orientation, Negotiation, Cognitive Flexibility,
Complex Problem Solving, Critical Thinking, Creativity, People Management,
Coordinating with Others.

Dan terakhir, bahwa industri di era vuca bukan tentang kepemilikan anda sendiri,
sekecil apapun industri bisnis yang sedang anda bangun.

Di era ini pergeseran yang terjadi adalah posisi berbagi peran dan cara kerja yang
integrated. Untuk itulah buatlah industri bisnis anda merupakan industri bisnis yang dapat
berbagi peran, jejaring, terhubung dan berkolaborasi.

Dengan datangnya era Disruptive maka kita sebagai sebagai bagian dari perusahaan
khususnya di bidang SDM harus mempersiapkan diri dengan berbagai tantangan yang
dibawa oleh era Disruptiven agar tidak tergerus oleh era Disruptive dan VUCA.

B. Rumusan Masalah
1. Tantangan HRD di era Disruptive dan VUCA dengan konsep Human Capital, Human
Intelektual dan Customer capital.

C. Tujuan
1. Mengetahui apa saja tantangan HRD dalam era Disruptive dan VUCA.
Bab 2
Tinjauan Teori

A. Pengertian Intellectual Capital

Intellectual Capital/adalah asset yang tidak mempunyai wujud dalam bentuk


sumber daya informasi dan juga pengetahuan yang fungsinya untuk peningkatan
kemampuan bersaing serta bisa meningkatkan kinerja perusahaan.

Ada beberapa istilah yang hampir mirip dengan intellectual capital, diantaranya
intellectual property, intelektual aset, knowledge asset yang itu semua mempunyai maksud
sebagai sahat atau modal yang basisnya pada pengetahuan yang ada para perusahaan.

Ada beberapa pengelompokkan intellectual capital didalam nilai tambah (value


added) yang diperoleh dari selisih pendapatan (input) perusahaan dengan seluruh biaya
(output). Secara khusus intellectual capital dibagi menjadi capital employed (VACA),
human capital (VAHU), dan structural capital (STVA)

B. Pengertian Human Capital

Human capital, adalah pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan seseorang yang


dapat digunakan untuk menghasilkan layanan profesional. Human capital mencerminkan
kemampuan kolektif perusahaan untuk menghasilkan solusi terbaik berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut.

C. Pengertian Customer Capital

Customer capital atau modal pelanggan adalah hubungan organisasi dengan orang-
orang yang berbisnis dengan organisasi tersebut. Saint Onge memberi definisi customer
capital sebagai kedalaman (penetrasi), kelebaran (cakupan), dan keterkaitan (loyalty) dari
perusahaan. Edvinsson menambahkan customer capital adalah kecenderungan pelanggan
suatu perusahaan untuk tetap melakukan bisnis dengan perusahaan tersebut (Stewart,
1997).
Bab 3
Pembahasan

Tranformasi terus terjadi di segala bidang dan hal tersebut berpengaruh pada dunia bisnis.
Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu tantangan yang harus dihadapi di depan mata adalah
VUCA world.

VUCA world yang berpengaruh pada dunia bisnis, mau tak mau juga akan berpengaruh
pada bidang sumber daya manusia. Bahkan, pengaruhnya bisa dikatakan sangat signifikan. Lalu
siapkah departemen sumber daya manusia menghadapi VUCA World?

Ketika ditanya siap atau tidak, biasanya praktisi HRD akan serempak bilang siap. Padahal
kesiapan itu bukan hanya siap dirinya sendiri, tetapi juga seluruh tim di perusahaan. Jadi, jangan
buru-buru berkata ‘siap’.

VUCA world rupanya menciptakan suatu tren baru yang penting untuk dipahami oleh
praktisi SDM dan pemimpin perusahaan masa kini. Ketika dulunya orang/kandidat yang mencari
perusahaan untuk memberinya kerja, kini sebaliknya. Perusahaanlah yang mencari orang. Saat
dulunya, mesin, modal dan kondisi geografi menjadi sebuah keunggulan, maka sekarang,
karyawan yang bertalentalah keunggulan perusahaan. Talent yang dulunya hanya berperan kecil
terhadap keberhasilan bisnis, sekarang menjadi penentu perubahan.

Demikian juga dengan lowongan kerja. Pada masa dulu, lowongan kerja sangat langka.
Namun sekarang yang langka bukanlah lowongan kerja tetapi justru talent yang berkualitas.
Sulitnya mendapatkan talent juga dibarengi dengan bergesernya loyalitas karyawan. Dulunya,
karyawan berpikir untuk berkarya long-term pada sebuah perusahaan. Kini, komitmen orang lebih
bersifat short-term. Pada umumnya mereka tidak loyal kepada perusahaan tetapi pada profesi.

Dalam situasi yang penuh ketidakpastian tersebut, dibutuhkan kesiapan khusus untuk bisa
bertahan dalam kompetisi. Mengutip dari petikan kata Charles Darwin, seorang ahli evolusi,
menegaskan,
“Yang bisa bertahan hidup itu bukanlah mereka yang besar dan kuat. Karena dinosaurus
pun punah. Yang bisa bertahan adalah mereka yang mampu menyesuaikan diri. Seperti
umpamanya adalah kura-kura.”

Seperti yang telah dilakukan oleh Citibank, yang perlu dipersiapkan praktisi HR adalah
pemimpin yang dapat membaca tren masa depan dan mampu menyesuaikan diri dengan berbagai
situasi. Saat ini, Citibank memang telah mencetak banyak sekali pemimpin, termasuk di antaraya
adalah pemimpin perusahaan global. Citibank sendiri, bank multinasional yang menjadi
kepercayaan 495 perusahaan yang masuk Fortune 500, berkomitmen untuk membentuk lebih
banyak pemimpin masa depan, baik itu untuk perusahaan, industri dan negara.

Selain itu dengan adanya era disruptif dan VUCA maka pelanggan yang kita layani juga
pasti akan berubah, yang dulunya pelanggan mencari produk dari perusahaan, sekarang malah
perusahaan yang mencari pelanggan hal ini dikarenakan datangnya inovasi yang sangat beragam
di berbagai macam bidang sehingga pelanggan mencari produk yang sesuai dengan keinginan
mereka dan jika perusahaan tidak segera merubah atau berinovasi terhadap produknya maka
perusahaan tersebut akan kehilangan pelanggannya dan mengalami kerugian. Contohnya adalah
GO-JEK.

Layanan transportasi online, GO-JEK terus menghadirkan inovasi baru untuk memanjakan
sekaligus memuaskan para pelanggannya. Dari segi tampilan, aplikasi karya anak bangsa ini
memiliki wajah yang semakin stylish, praktis, modern, dan kekinian.

Akses setiap fitur-fiturnya juga semakin mudah dan cepat. Sebut saja GO-RIDE, GO-CAR,
GO-FOOD, GO-SHOP, hingga GO-MED. Mitra dan merchant yang semakin banyak membuat
pengguna aplikasi GO-JEK semakin mudah memenuhi kebutuhannya.

Begitu juga dengan para driver GO-JEK terus meningkat dan tersebar di mana-mana. Tak
hanya di kawasan kota-kota besar saja, melainkan juga sudah menjangkau lebih banyak
kabupaten/kota di Indonesia. Anda yang sedang traveling, tak perlu khawatir lagi kebingungan
menuju objek wisata dan kuliner karena layanan GO-JEK juga masif tersedia di kawasan destinasi
wisata.
Transaksi untuk semua layanan di aplikasi GO-JEK pun semakin mudah dengan kehadiran
GO-PAY. Uang elektronik ini membuat pengguna aplikasi GO-JEK semakin mudah dalam
bertransaksi. Cara isi saldonya pun mudah, cepat, dan aman.

Menjawab semua masukan serta saran dari pelanggan mengenai pentingnya kenyamanan
dan keamanan dalam berkendara dan menggunakan aplikasi, GO-JEK menghadirkan fitur
keamanan yang inovatif seperti Tombol Darurat dan Bagikan Perjalanan.

"Dalam melakukan inovasi apapun, kami selalu menanamkan budaya customer-centric.


Artinya, kami memprioritaskan inisiatif-inisiatif yang memang tepat guna menjawab kebutuhan
pelanggan. Salah satunya dengan pengembangan fitur keamanan," kata Global Head of Transport
GO-JEK, Radityo Wibowo, di Kantor GO-JEK, Jakarta.
Bab 4
Kesimpulan
Dengan adanya era disruptif dan VUCA, maka perusahaan dan HRD harus menjadi lebih
terbuka terhadap perubahan, dan tidak hanya berpaku pada tren yang sudah lampau karena VUCA
memaksa kita untuk berinovasi terhadap hal yang sudah ada, contoh dari hal ini adalah orang yang
dulunya mencari perusahaan untuk memberinya kerja, kini sebaliknya. Perusahaanlah yang
mencari orang. Saat dulunya, mesin, modal dan kondisi geografi menjadi sebuah keunggulan,
maka sekarang, karyawan yang bertalentalah keunggulan perusahaan. Talent yang dulunya hanya
berperan kecil terhadap keberhasilan bisnis, sekarang menjadi penentu perubahan.

Oleh karena itu HRD harus bijak dalam pengambilan keputusan, karena mencari tenaga
kerja yang sesuai dengan keinginan perusahaan itu sekarang sangat sulit, selain itu HRD juga harus
pintar dalam mengembangkan SDMnya untuk menghadapi era disruptif dan VUCA dan menjamin
kelangsungan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai