Anda di halaman 1dari 14

Rencana Suksesi Pegawai Negeri Sipil di Era VUCA

(Ardy Firman Syah dan Novi Savarianti Fahrani)

RENCANA SUKSESI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI ERA VUCA

SUCCESSION PLANNING OF CIVIL SERVANT IN VUCA ERA


Ardy Firman Syah1 dan Novi Savarianti Fahrani2
Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian
Badan Kepegawaian Negara
Jl. Letjend Sutoyo No.12 Cililitan Jakarta Timur

e-mail: ardyfirmansyah24@gmail.com1, novi.savarianti@gmail.com2

(Diterima 24 Oktober 2019, Direvisi 1 November 2019, Disetujui 8 November 2019)

Abstrak
Revolusi Industri 4.0 sudah banyak didengungkan akan mempengaruhi dan mengubah berbagai aspek kehidupan.
Era ini sering dicirikan dengan kondisi VUCA, yang merupakan singkatan dari Volatility (bergejolak), Uncertainty
(ketidakpastian), Complexity (kompleks), dan Ambiguity (ketidakjelasan). Kemampuan untuk menghadapi kondisi
VUCA ini telah menggeser dominasi dua kata magis yang selama puluhan tahun menjadi pola pikir manajemen
di organisasi yaitu pentingnya efektivitas dan efisiensi. Di dunia Aparatur Sipil Negara (ASN), dampak era
VUCA ini juga akan semakin dirasakan. Posisi-posisi kunci di organisasi haruslah diduduki oleh ASN dengan
kualitas leadership yang mumpuni dengan profesionalitas yang tinggi pula. Profesionalitas ASN harus terus
digemakan sebagai alat utama untuk menghadapi era yang penuh tantangan ini. Penelitian ini dimaksudkan untuk
memberikan rekomendasi manajemen untuk meningkatkan profesionalitas ASN. Metode penelitian adalah melalui
studi literatur dengan metode analisis deskriptif. Dari studi literatur, ditemukan salah satu metode yang dapat
digunakan adalah pemanfaatan talent pool sebagai alat yang obyektif untuk menyediakan data calon suksesor
pemimpin atau daftar rencana suksesi sesuai kebutuhan profesional jabatan kunci di organisasi. Hasil tulisan ini
berupa rekomendasi manajemen suksesi yang disarankan untuk dapat diimplementasikan di instansi pemerintah
menyesuaikan dengan tantangan pelayanan publik serta budaya kerja ASN di masa depan dengan mendapatkan
kader pemimpin yang sesuai dalam menghadapi tantangan perubahan era.

Kata kunci: manajemen suksesi, era VUCA, profesionalitas ASN, leadership

Abstract
Industrial Revolution 4.0 has been widely publicized will influence and change various aspects of life. This era is
often characterized by VUCA conditions, short for Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity (unclear).
The ability to deal with VUCA conditions has shifted the dominance of two magical words that for decades have
been the mindset of management in organizations, namely the importance of effectiveness and efficiency. In the
world of the State Civil Apparatus (ASN), the impact of the VUCA era will also be increasingly felt. The key positions
in the organization must be occupied by ASN with qualified leadership qualities with high professionalism. The
professionalism of ASN must continue to be echoed as the main tool to face this challenging era. This paper is
intended to provide management recommendations to improve the professionalism of ASN. The writing method is
through the study of literature with descriptive analysis methods. From the literature study, found one method that
can be used is the use of talent pool as an objective tool to provide prospective successor leaders data or a list of
succession plans according to the professional needs of key positions in the organization. The results of this paper
in the form of succession management recommendations are suggested to be implemented in government agencies
to adjust to the challenges of public service and the work culture of ASN in the future by getting a cadre of leaders
who are appropriate in facing the challenges of changing times.

Keyword: succession management, VUCA era, professionality ASN, leadership

PENDAHULUAN merupakan kumpulan individu-individu


dengan berbagai macam perilaku. Adanya
O rg a nisasi m erupakan sebua h perilaku yang berbeda-beda diantara indi-
wadah yang dapat dijadikan sebagai alat vidu membutuhkan koordinasi agar per-
untuk mencapai tujuan bersama serta bedaan tersebut menjadi sebuah sinergi
1
Civil Service VOL. 13, No.2, November 2019 : 1 - 14

yang bermanfaat dalam pencapaian tujuan menempelkannya di dinding-dinding ruang


organisasi. Agar visi dan tujuan tersebut rapat, tetapi implementasinya tidak pernah
dapat dicapai, setiap organisasi pasti akan diprioritaskan. Bahkan, banyak perusahaan
mengerahkan semua sumber daya yang di- yang mempunyai nilai perusahaan yang
miliki. Sumber Daya Manusia (SDM) meru- terlihat hampir mirip sehingga terasa seperti
pakan satu-satunya aset penting organisasi basa basi belaka.
yang dapat menggerakkan sumber daya Di Indonesia, nilai integritas biasanya
lainnya. selalu ada di antara nilai-nilai korporasi
Kemajuan teknologi digital telah mem- perusahaan. Namun, berapakah yang benar-
pengaruhi seluruh dunia dan semua aspek benar mewujudkannya dalam tindak tanduk
kehidupan di dalamnya. Di dunia industri keseharian di organisasi? Sudahkah semua
telah dikenal era industri 4.0 dimana telah insan perusahaan bersikap transparan bahkan
terjadi pergeseran proses kerja yang ditandai pada kesalahannya sendiri sekalipun?
dengan makin termanfaatkannya Artificial Dari sini dapat dilihat bahwa per-
Intelligence (AI) dan juga makin maraknya sentase perusahaan yang benar-benar
Internet of Things (IoT) sebagai bagian menjadikan nilai sebagai patokan kinerja
dominan dalam aktivitas pekerjaan. Adanya masih sedikit. Berapa banyak yang seperti
revolusi industri 4.0, telah menyebabkan Schlumberger, sebuah kontraktor perusahaan
banyak sekali dampak, baik itu positif minyak, yang mengutamakan safety di
ataupun negatif. World Economic Forum perusahaannya dan langsung melengserkan
memperkirakan, selama kurun waktu 2015- direktur perusahaan saat terjadi kecelakaan
2020 diperkirakan jutaan pekerjaan akan di bawah pimpinannya? Apakah pelanggan
berkurang dan digantikan dengan mesin, akan tersenyum-senyum gembira seusai
robot, artificial intelligence, serta perangkat bertransaksi dengan pegawai sebagaimana
komputasi lainnya. Di sektor publik dan dunia halnya pelanggan perusahaan ritel sepatu
birokrasi, hal ini juga turut mempengaruhi Zappos yang memiliki nilai “Creating fun
pola kerja dan tuntutan kualitas hasil kerja and a little weirdness”. Kelihatan di sini
yang diharapkan dalam rangka pelayanan bahwa nilai korporasi Zappos memang
publik. benar-benar terimplementasi dan terasa
Salah satu tantangan yang harus sampai pada pelanggan di luar organisasinya.
dihadapi di dunia bisnis maupun peme- Perusahaan Ali Baba yang tergolong
rintah adalah VUCA world. VUCA yang salah satu yang terkaya di dunia memiliki
merupakan singkatan dari Volatility daftar nilai yang agak panjang: Customer
(bergejolak), Uncertainty (ketidakpastian), First, Teamwork, Embrace Change,
Complexity (kompleks), dan Ambiguity Integrity, Passion, dan Commitment. Jack
(ketidakjelasan) merupakan gambaran Ma, pemimpinnya, tidak henti-hentinya
situasi di dunia bisnis di masa kini. Istilah mengumandangkan nilai-nilai ini dan bentuk
ini awalnya diciptakan oleh militer Amerika implementasinya ke perusahaan. Perhatikan
untuk menggambarkan situasi geo-politik pengusaha kecil, hormati pelanggan, pelihara
saat itu. Namun karena kesamaan makna, lingkungan, lindungi sumber daya alam.
maka istilah VUCA kini diadopsi oleh dunia Jack Ma bahkan menekankan bahwa anak
bisnis dan sektor publik. muda tetap harus memelihara impiannya
Dalam keadaan VUCA di mana dan sanggup menghadapi perubahan dunia.
patokan prosedur standar sering berubah- Di mana pun di dunia dan juga menekankan
ubah mengikuti tuntutan zaman, maka hal bahwa core values perusahaannya adalah
yang memang bisa dijadikan pegangan prioritas.
perusahaan justru adalah nilai-nilai Procter & Gamble menjadi perusahaan
korporasinya. Banyak perusahan yang juara dengan program kampanye ‘thank
menganggap nilai perusahaan sebagai you, mom’ nya, di mana sebagai sponsor
sesuatu yang sekedar “nice to have”, Olimpiade, perusahaan tidak saja mem-

2
Rencana Suksesi Pegawai Negeri Sipil di Era VUCA
(Ardy Firman Syah dan Novi Savarianti Fahrani)

perhatikan para atlet, tetapi juga ibu mereka. memberinya kerja, kini justru sebaliknya,
Dari sini, masyarakat bisa menilai bahwa perusahaanlah yang mencari orang terbaik
core value perusahaan yang mementingkan untuk bekerja. Peran pemimpin dalam
keluarga diimplementasikan secara nyata. melakukan pembinaan terhadap organisasi
Dikarenakan ketidakpastian yang sangat ditentukan dalam era VUCA, peran
merajalela, ini juga berdampak pada pemimpin yang sesuai menjadi role model
para pemuda yang mengalami stres dan akan berdampak pada kesuksesan organisasi
keraguan terhadap perubahan zaman yang dalam mencapai visi misi.
terlalu cepat. Itulah mengapa kecakapan Dengan kondisi ASN sebanyak 4,37
seorang pemimpin sangat diperlukan untuk juta orang dengan tingkat demografi yang
mematahkan pola dengan mengambil posisi masih belum ideal merupakan pekerjaan
bijaksana dan mengartikulasikan strategi rumah bagi pemerintah. Belum idealnya
yang diberikan. demografi PNS itu tercermin dari sebanyak
Dengan situasi yang cenderung ber- 43 persen PNS yang merupakan kelompok
ubah-ubah ini, para pemimpin dituntut untuk fungsional administrasi umum dengan
memiliki kemampuan dalam mengeluarkan modus usia di kisaran 51 tahun sebanyak
potensi semua orang dengan menanamkan 20,36 persen. Masalah lain yang dihadapi
dan mendorong mereka untuk dapat ber- oleh birokrasi pemerintah adalah rendahnya
adaptasi dengan situasi VUCA yang sangat kompetensi dan performa para Pejabat
membingungkan. Sebagai contoh, pimpinan Pimpinan Tinggi sebanyak 34,5 persen. Hal
berusaha mengurangi kecemasan karyawan lain yang juga menjadi fokus pemerintah
dalam menghadapi perubahan dengan mem- adalah penguatan tata kelola dan manajemen
buktikan bahwa tantangan dapat menjadi ASN, implementasi e- government yang
sebuah peluang yang akan menjadi pemacu terintegrasi, serta kualitas dan inovasi
penting bagi kinerja dan keunggulan pelayanan publik. Persoalan lain yang
kompetitif. juga tak kalah penting adalah penguatan
Selain tantangan serta bahaya, akuntabilitas dan sistem pengawasan
dunia VUCA juga memiliki peluang. internal. Berdasarkan penjelasan di atas,
Untuk mendapatkan peluang ini, para terbukti bahwa tantangan era industri 4.0 ini
pemimpin harus melakukan lebih dari jelas berdampak terhadap tuntutan kualitas
sekadar menanggapi sebuah peristiwa, Aparatur Sipil Negara. Profesionalitas ASN
meskipun mereka juga harus meresponnya. menjadi hal mutlak yang harus ada di era
Tidak hanya itu, pemimpin harus menjadi baru ini. Sikap profesionalisme ASN perlu
agen perubahan positif di tengah-tengah terus dibangun secara struktural maupun
kekacauan, menciptakan masa depan yang secara kultural. Perubahan mindset ASN
cerah, karena beberapa hal dapat menjadi adalah awal permulaannya.
lebih baik, bahkan ketika hal-hal lain Visi dan misi pembangunan apa-
menjadi lebih buruk. ratur sipil negara saat ini difokuskan
Banyak organisasi yang berjuang dalam rangka mendukung efektifitas
untuk tetap bertahan dan selaras dalam pemerintahan. Hal ini penting mengingat
sifat VUCA tersebut karena hal tersebut efektifitas pemerintahan menjadi tolok ukur
berpengaruh secara signifikan pada sumber profesionalisme aparatur sipil negara dalam
daya manusia. Kesiapan dalam menghadapi memberikan pelayanan kepada masyarakat.
VUCA itu bukan hanya beban 1 (satu) orang, Sesuai dengan indikator efektifitas peme-
tetapi juga seluruh tim di organisasi. rintahan yang dikeluarkan oleh Bank
VUCA secara tidak langsung men- Dunia, setidaknya ada beberapa indikator
ciptakan suatu tren baru yang penting untuk yang diukur, antara lain: kualitas pelayanan
dipahami oleh praktisi SDM dan pemimpin publik, pelayanan aparatur, kemandirian
organisasi masa kini. Ketika dahulunya dari tekanan politik, rumusan kebijakan dan
orang yang mencari perusahaan untuk kredibilitas komitmen pemerintah.

3
Civil Service VOL. 13, No.2, November 2019 : 1 - 14

Berdasarkan data World Economy aturan-aturan yang ada. Tapi karena ada
Forum Human Capital Indonesia di tahun unsur kedekatan dengan penguasa, maka
2017, kualitas dari Aparatur Sipil Negara kualifikasi dan kompetensi jabatan menjadi
Indonesia masih sangat rendah. Bahkan dikesampingkan.
kualitas ASN di Indonesia masih kalah di- Berdasarkan penjelasan tentang per-
bandingkan dengan negara tetangga seperti masalahan-permasalahan ASN diatas,
Malaysia dan Thailand. Menteri Perencanaan tampaknya budaya kerja masih menjadi
Pembangunan Nasional (PPN) Bambang dominasi utama sumber permasalahan.
Brodjonegoro mengatakan ada beberapa Budaya kerja yang belum sepenuhnya
hal yang membuat ASN Indonesia kalah di- mengusung profesionalisme dengan per-
bandingkan negara tetangga. Salah satunya lakuan adil non-diskriminatif belum dapat
adalah sulitnya ASN Indonesia untuk di- diterapkan sepenuhnya. Padahal sangat
rotasi. Padahal tujuan rotasi adalah untuk penting prinsip fairness dan equality
membuat ASN lebih berkembang. Karena diterapkan di era yang penuh ketidakpastian
dengan rotasi, para ASN bisa memiliki ini. Untuk membangun budaya kerja yang
kemampuan yang lebih kompleks dengan baik peran leader dalam organisasi sangat
menambahkan ilmu serta pengalaman penting. Posisi pemimpin dalam membangun
bekerja yang ada pada unit yang dituju. budaya profesionalitas ini sangat krusial.
Selain itu, lanjut Bambang, rendahnya Pembinaan dan pengelolaan SDM sangat
kapasitas dan tingkat pendidikan juga penting, tetapi peran pemimpin dalam
membuat ASN Indonesia tertinggal dari perubahan budaya kerja ini sangat krusial.
negara tetangga, selain itu juga dikarenakan Di era disrupsi ini, dibutuhkan
kurangnya tenaga spesialis. Tercatat hanya standar kualitas yang tinggi untuk me-
10% ASN dengan jabatan JF Teknis (di luar mimpin sebuah organisasi/unit kerja.
guru dan tenaga medis). Dengan adanya tantangan-tantangan yang
Selain permasalahan kompetensi, ASN lebih besar, perubahan kondisi yang
juga masih berkutat dengan keterlibatan sangat cepat, perubahan target pekerjaan
beberapa oknum dengan tindakan koruptif. sesuai kebutuhan pasar yang juga bergerak
Pemerintah melalui Pejabat Pembina Kepe- eksponensial harus dijawab oleh pemimpin
gawaian (PPK) dan Pejabat yang Berwenang organisasi dengan kualitas kepemimpinan
(PyB) akhirnya melakukan Pemberhentian yang sesuai. Pemimpin dengan kualitas
Tidak Dengan Hormat (PTDH) terhadap 480 baik dihasilkan melalui serangkaian
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang terlibat proses panjang, dari mulai rekrutmen,
tindak pidana korupsi (tipikor) dan yang pengembangan dan juga proses penggantian
telah dijatuhi hukuman berdasarkan putusan pada saat pemimpin sebelumnya purnatugas.
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap Hal inilah yang belum terlalu menjadi
(inkracht). Angka itu terdiri dari 177 SK fokus pembahasan dan diskusi tentang
pemberhentian tidak dengan hormat, baik membangun profesionalitas ASN dari
instansi pusat dan daerah dan 303 dengan perbaikan kualitas perekrutan dan pengem-
surat keputusan lain. bangan leader sebagai penggerak utama
Sementara itu, konsepsi ideal mengenai perubahan. Dalam roadmap Reformasi Biro-
pembangunan sumber daya aparatur sipil krasi yang dikeluarkan oleh Kementerian
negara masih dihadapkan pada beberapa Pendayagunaan Aparatur Negara dan Refor-
persoalan. Arogansi kekuasaan seringkali masi Birokrasi disebutkan bahwa salah
membuat birokrasi menjadi sulit profesional satu tolok ukur keberhasilan Reformasi
karena adanya intervensi politik. Birokrasi Birokrasi adalah indeks profesionalitas
menjadi tidak bebas nilai dan dipengaruhi ASN.
oleh kepentingan politik penguasa. Melalui tulisan ini, peneliti men-
Misalnya saja dalam kasus mutasi maupun jelaskan bagaimana membangun budaya
promosi jabatan yang seringkali menabrak profesionalitas melalui pemilihan pemimpin

4
Rencana Suksesi Pegawai Negeri Sipil di Era VUCA
(Ardy Firman Syah dan Novi Savarianti Fahrani)

di organisasi secara adil, berbasis kompetensi, mudah baginya menghadapi situasi apa pun.
non diskriminatif dan berorientasi pada Pengambilan keputusan dalam situasi yang
pembangunan budaya kerja yang profesional. dilematis pun bisa dilakukan dengan lebih
Pemimpin yang dihasilkan melalui proses ringan dengan adanya nilai-nilai tersebut
di atas, diharapkan dapat memutar roda sebagai pegangan.
pembinaan profesionalitas yang sama Hal ini diungkap melalui empat
kepada anak buah yang dipimpinnya. prinsip dari values-based leadership,
yaitu pertama, self reflection. Seorang
pemimpin perlu tahu persis kekuatan dan
TINJAUAN PUSTAKA kelemahannya sehingga perlu banyak
mawas diri agar bisa memimpin dirinya
Leadership sendiri dulu, baru kemudian bisa memimpin
Leader menurut (Hariyani, I., orang lain. Banyak orang di lingkungan
& Yustisia, 2011) adalah seseorang sekitar sudah gagal pada langkah pertama
yang mempergunakan wewenang dan ini yang dikarenakan pemimpin yang sama
kepemimpinannya untuk mengarahkan sekali tidak bisa jujur melihat dirinya
orang lain serta bertanggung jawab atas sehingga tidak sanggup menerima masukan
pekerjaan orang tersebut dalam mencapai dan bersikap defensif.
suatu tujuan. Sedangkan menurut (Kartono, Kedua, balance, bisa melihat suatu
2010) pemimpin (leader) adalah seorang gejala dari berbagai sudut. Ini adalah kunci
pribadi yang memiliki kecakapan dan kele- keterbukaan pikiran. Bagaimana seorang
bihan, khususnya kecakapan dan kelebihan pemimpin bisa memahami sudut pandang
di satu bidang sehingga dia mampu mem- anak buahnya yang mungkin berbeda
pengaruhi orang lain untuk bersama-sama darinya. Bila mampu melakukannya, maka
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi bisa bersikap lebih terbuka dan mengambil
pencapaian satu atau beberapa tujuan. keputusan yang lebih bijak.
Leadership memegang peranan yang Ketiga, true self confidence, di mana
sangat penting di dalam suatu organisasi. seorang pemimpin benar-benar menerima
Para ahli dalam bidang organisasi umumnya dirinya apa adanya. Dengan demikian,
mengajukan pengertian tersendiri mengenai mudah mengakui orang yang lebih berbakat,
kepemimpinan. Leadership didefinisikan lebih pandai, lebih sukses bahkan bisa
ke dalam ciri individual, kebiasaan, cara memanfaatkannya dengan positif.
mempengaruhi orang lain, interaksi, kedu- Dan Keempat, yaitu genuine humility:
dukan dalam administrasi, dan persepsi Never forget who you are or where you came
mengenai pengaruh yang sah. Proses from. Sikap ini membuat selamanya selalu
mempengaruhi atau memberi contoh dari “menginjak bumi” lepas dari setinggi apapun
pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya kesuksesan yang sudah kita capai sekarang.
mencapai tujuan organisasi merupakan Keempat prinsip sederhana ini bisa
pengertian kepemimpinan. Ordway Tead diterapkan oleh siapa saja tanpa prasyarat,
dalam buku (Kartono, 2010) menyatakan apakah seorang supervisor, tukang atau
bahwa kepemimpinan (leadership) adalah seorang presiden. Tidak perlu menunggu
kegiatan mempengaruhi orang-orang agar sampai bawahan berjumlah ratusan.
mereka mau bekerja sama untuk mencapai Sedangkan menurut (Simamora, 2004)
tujuan yang diinginkan. menyatakan bahwa kinerja karyawan se-
Kraemer (2011) menggambarkan sungguhnya dinilai atas lima dimensi di-
keampuhan nilai korporasi bagi pemimpin antaranya: mutu; kuantitas; penyelesaian
“your leadership must be rooted in who you proyek; kerjasama; kepemimpinan. Selain
are and what matters most to you.” Bila itu, Keith Davis menyatakan dalam buku
seorang pemimpin benar-benar tahu siapa (Anwar, 2005) bahwa faktor yang mem-
dirinya, dan apa yang ia perjuangkan, lebih pengaruhi kinerja rumah sakit adalah

5
Civil Service VOL. 13, No.2, November 2019 : 1 - 14

faktor kemampuan dan faktor motivasi 2. Melibatkan senior manajemen dalam


yang terdapat pada seorang pemimpin proses review talent organisasi.
dapat berpengaruh pada kinerja organisasi 3. Menempatkan konteks keberagaman
tersebut. Motivasi merupakan dorongan dalam agenda organisasi.
batin yang menjadi titik tolak bagi setiap 4. Sebagai panduan aktivitas pengembangan
organisasi dalam melakukan sesuatu guna untuk posisi manajerial.
mencapai tujuan yang diinginkan. 5. Menyelaraskan dengan SDM yang
mendukung proses keberlanjutan kepe-
Manajemen dan Perencanaan Suksesi mimpinan (sistem seleksi dan imbalan).
Suksesi secara harfiah berarti per- Secara umum, perencanaan suksesi
gantian, dalam hal ini biasanya adalah kepe- manajemen adalah keputusan yang dilakukan
mimpinan. Adalah sebuah kepastian apabila oleh organisasi untuk meningkatkan dan
tidak mungkin seseorang terus berperan memicu proses pengembangan berkelanjutan
sebagai pemimpin. Sehingga, perlu adanya dari pegawai, serta memastikan posisi-
sebuah penggantian kepemimpinan dengan posisi penting mampu menjaga stabilitas
mulus. Pergantian ini dilakukan dengan baik dan kemampuan organisasi untuk mencapai
agar tidak terjadi konflik dalam organisasi. tujuan organisasi.
Untuk itu perlu adanya sebuah manajemen Dalam proses manajemen suksesi
suksesi. Manajemen suksesi di organisasi ini sarana pengembangan kepemimpinan
membutuhkan pendekatan yang sistematis dilakukan dengan melalui mentoring,
demi kepemimpinan di masa depan (Luna, workshop, seminar baik itu dalam pen-
2012). Artinya banyak tahapan yang mesti didikan formal atau pelatihan. Maknanya
dilakukan untuk mewujudkannya. Proses pengembangan kepemimpinan ini adalah
ini harus dilakukan secara sistematis agar sebuah inti dari manajemen suksesi. Hal
tujuan untuk menciptakan pemimpin orga- ini disebabkan bahwa tujuan manajemen
nisasi di masa depan dapat terwujud. suksesi adalah untuk menciptakan regenerasi
Untuk itu, sebuah visi jangka panjang yang kepemimpinan. Dalam prakteknya, pengem-
komprehensif perlu dicanangkan dalam bangan kepemimpinan termasuk dalam
manajemen suksesi. Proses yang perlu tahap retensi yang menjadi kunci dalam
dilakukan dimulai dari perekrutan, retensi, manajemen suksesi. Tahapan ini meliputi
dan tahapan suksesi itu sendiri (Luna, 2012) bagaimana organisasi memelihara atau
Perencanaan suksesi pada penera- mengelola para kandidat pemimpin masa
pannya dapat digunakan untuk: depan. Pengelolaan ini dapat terdiri atas
1. Mengisi kekosongan pada posisi mana- asesmen kompetensi kandidat, pembekalan
jerial tertentu. kompetensi dalam bentuk pelatihan, pem-
2. Mengidentifikasi, menilai dan mengem- bekalan dalam bentuk mentoring dengan
bangkan pengetahuan, keahlian serta jabatan yang ada di atasnya, hingga peman-
kemampuan pegawai untuk memenuhi tauan dari otoritas yang berwenang.
kebutuhan organisasi Tahapan rekrutmen dimulai dengan
3. Memastikan keberlangsungan keterse- identifikasi lowongan, dan melihat calon
diaan talent dengan membantu pegawai kandidat baik itu secara administratif,
mengembangkan potensinya sebagai maupun penelusuran latar belakang.
penerus posisi penting di unit kerja Sedangkan tahap terakhir merupakan
tertentu. eksekusi sebuah suksesi kepeimpinan,
Perencanaan suksesi penting dilaku- yaitu dengan menempatkan kandidat
kan karena dapat membantu organisasi terbaik pada tahap retensi untuk lowongan
dalam hal: yang ada.
1. Memastikan keberlanjutan penyiapan Fulton-Calkins dan Millig (2005)
pemimpin di masa depan untuk posisi dalam (Luna, 2012) menjelaskan bahwa
manajerial. dalam perencanaan sebuah manajemen

6
Rencana Suksesi Pegawai Negeri Sipil di Era VUCA
(Ardy Firman Syah dan Novi Savarianti Fahrani)

suksesi di organisasi terdapat beberapa hal system, ownership system, dan management
yang perlu disiapkan, yaitu: system. Terdapat perbedaan dalam keempat
• Membentuk komite untuk menjalankan komponen, akan tetapi secara konseptual
manajemen suksesi. pembahasan kita akan fokus pada mana-
• Mengidentifikasi posisi kunci yang gement system. Hal ini disebabkan bahwa
sangat kritikal bagi organisasi di masa ketiga sistem lainnya kurang relevan
mendatang. dengan keadaan organisasi di sektor publik.
• Membuat kriteria untuk posisi- posisi Komponen management system terdiri dari:
tersebut, tentukan kemampuan apa • Strategy development and business
saja yang penting bagi setiap individu management.
untuk memenuhi target jangka panjang • Company goals and strategy implement.
organisasi. • Transfer of leader
• Identifikasi kemungkinan kandidat • Transfer of leader role
potensial yang ada dalam organisasi saat • Leadership style and organizational
ini, lihat lebih banyak kandidat. culture.
• Membentuk mentor atau pelatih untuk Elemen-elemen di atas menunjukkan
pemimpin masa depan. bahwa dalam proses suksesi, terdapat 2 (dua)
• Bentuk mentor atau pelatih dari dalam hal yang sangat penting. Pertama, seorang
organisasi yang dapat memberikan pe- penerus kepemimpinan harus memiliki
doman penting serta dukungan, dan me- pemahaman dalam manajemen proses
miliki komitmen pada rencana suksesi. bisnis. Maknanya, dengan memahami porses
• Bantu kandidat dalam menyiapkan bisnis organisasi, kandidat penerus harusnya
rencana pengembangan. juga mengetahui staregi perkembangan
• Secara konsisten evaluasi efektivitas dan manajemen bisnis organisasi, selain
program manajemen suksesi. Biasanya itu tujuan-tujuan organisiasi dan cara
hambatan untuk suksesi ini adalah mengejarnya juga dipahami oleh kandidat
sulitnya komitmen dari pimpinan tersebut.
level atas, kurangnya kolaborasi antar Kedua, dalam manajemen suksesi,
pegawai, dan komunikasi yang tidak seoarang kandidat penerus diharapkan
konsisten di dalam organisasi. memiliki sosok kepemimpinan yang baik.
Berdasarkan penjelasan di atas, Hal ini berkaitan dengan manajemen dan
penting untuk membentuk sebuah kultur budaya yang sehat dalam organisasi. Tidak
suksesi yang baik. Dengan budaya tersebut, semua pegawai dapat menjadi pemimpin
maka kolaborasi semua pihak, komunikasi yang baik, untuk itu proses retensi sangatlah
yang baik, serta komitmen pimpinan puncak krusial dalam manajemen suksesi.
akan diperoleh. Pada akhirnya manajemen Penjelasan di atas menunjukkan
suksesi ini dapat dilakukan dengan baik. bahwa manajemen suksesi adalah sebuah
Pendapat lain menyebutkan bahwa pengelolaan pergantian kepemimpinan
manajemen suksesi juga perlu dimasukkan yang sangat penting untuk dilakukan secara
dalam perencanaan strategis organisasi sistematis. Manajemen suksesi bahkan
(Sobol, Harkins & Conley, 2007) dalam seharusnya dapat dimasukkan dalam sebuah
(Luna, 2012). Urgensi ini dapat dipahami perencanaan strategis organisasi. Hal ini akan
dengan fakta bahwa proses perpindahan memaksa fokus dan kultur organisasi juga
jabatan karena usia pensiun hampir dapat terbangun dalam menyiapkan kepemimpinan
dipastikan. Untuk itu, tidak ada salahnya jangka panjang. Selain itu komponen penting
apabila rencana suksesi dapat disertakan lainnya adalah tingkat pemahaman mengenai
dalam perencanaan strategis organisasi. proses bisnis organisasi akan menentukan
Menurut (M. Baur, 2014), terdapat dalam manajemen suksesi. Elemen ini akan
4 (empat) komponen dalam manajemen beriringan dengan proses pembentukan
suksesi, yaitu personality system, family sikap kepemimpinan.

7
Civil Service VOL. 13, No.2, November 2019 : 1 - 14

Manajemen suksesi adalah sebuah sasi didasarkan pada pengalaman masa lalu.
sistem yang berisikan proses untuk mengi- Namun di masa kini, pendekatan solusi-
dentifikasi dan mengembangkan seseorang solusi manajemen harus berupa konsep
dengan potensinya. Memfokuskan pada kreatif untuk dapat mengatasi permasalahan
pengembangan kompetensi kunci untuk baru yang kemungkinan muncul di masa
mempersiapkan peran di masa depan. depan. Disinilah dibutuhkan peran dan visi
Dengan manajemen suksesi ini kita dapat pemimpin untuk dapat melihat kondisi di
mengelompokkan kedalam beberapa kate- masa depan dalam jangka panjang. Namun
gori yaitu pegawai yang talented, engaged, hal ini tidaklah cukup, peran pemimpin
maupun top performers. dengan visi jangka panjang harus dapat
Selain itu, perencanaan suksesi harus diterjemahkan melalui rangkaian aktivitas
memiliki prinsip-prinsip keadilan dan tidak jangka pendek yang fleksibel, tidak kaku dan
mengesampingkan perbedaan. lincah, sehingga bisa bermanuver mengikuti
kebutuhan kekinian.
Era VUCA dan peran leader
Profesionalitas ASN
Gambar 1 Diagram VUCA Berdasarkan riset yang dilakukan oleh
United Nations di tahun 2000 pada beberapa
kasus di negara-negara berkembang, di-
temukan bahwa salah satu permasalahan
terbesar terhambatnya pembangunan budaya
birokrasi yang profesional adalah adanya
politisasi birokrasi.
Dalam tulisan tersebut lebih lanjut
dikatakan bahwa profesionalisme diartikan
tentang implementasi dari nilai-nilai yang
secara menyeluruh menjadi panduan bagi
aparat pemerintah untuk bertindak. Nilai-
nilai tersebut antara lain loyalitas, netralitas,
transparansi, etos kerja, ketepatan waktu
dalam bekerja, efektivitas kerja, dan nilai
lain yang mungkin spesifik di tiap negara
yang berbeda. Untuk memulai membangun
VUCA merupakan singkatan Volatility, profesionalisme perlu dibangun pola
Uncertainty, Complexity and Ambiguity. karier yang berbasis sistem merit, dimana
Istilah ini populer dalam dekade terakhir, keadilan dalam hal manajemen SDM,
menggambarkan lingkungan bisnis yang seperti rekrutmen, promosi dan penempatan
makin bergejolak, kompleks dan bertam- dilakukan sesuai kompetensi dan kebutuhan
bahnya ketidakpastian. Istilah VUCA per- organisasi.
tama kali digunakan dalam dunia militer Sedangkan menurut (Porcupile, 2015),
pada era 90-an untuk menggambarkan situasi secara umum terdapat setidaknya 6 kondisi
medan tempur yang dihadapi oleh pasukan dari seseorang yang profesional:
operasional dimana informasi medan yang ada 1. Specialized Knowledge
amat terbatas. Bertempur dalam keterbatasan Seseorang yang profesional memiliki
informasi serasa berjalan dalam kebutaan pengetahuan yang baik tentang peker-
dan bisa menimbulkan chaos. Keadaan ini jaannya. Dia akan selalu meningkatkan
diistilahkan sebagai medan perang kabut pengetahuannya dan mencari informasi
(fog war). terbaru untuk menjaga pengetahuannya
Di masa lalu, pendekatan-pendekatan tetap up-to-date sehingga bisa menjadi
manajemen dan solusi permasalahan organi- solusi dari permasalahan terkini.

8
Rencana Suksesi Pegawai Negeri Sipil di Era VUCA
(Ardy Firman Syah dan Novi Savarianti Fahrani)

2. Competency 2. Simulasi pelaksanaan 1 siklus Mana-


Kompetensi yang dimiliki membuat jemen Talenta.
seorang profesional dapat menyele- 3. Pengembangan konsep dan infra-
saikan pekerjaannya dengan baik. Dapat struktur.
diandalkan, dan menjamin penyelesaian 4. Melakukan One-on-One Meeting dengan
pekerjaan dari mula pada saat akan 2 Wakil Menteri Keuangan, Dirjen
dimulai. Seseorang dengan kompetensi Perbendaharaan, Staf Ahli Menteri
tinggi akan dapat bekerja fokus dan Keuangan Bidang OBTI, Staf Ahli
m e n y e lesaikan pekerjaan d ia ta s Menteri Keuangan Bidang Kebijakan
ekspektasi. Penerimaan Negara, dan Deputi Bidang
3. Honesty and Integrity SDA Kemenpan-RB.
Menjunjung dan mengimplementasikan 5. Melakukan Pembekalan Mentor.
nilai universal ini ke dalam aktivitas 6. Menyelenggarakan diklat bagi Pengelola
pekerjaannya. Tidak malu untuk menga- Manajemen Talenta Pusat dan Unit dan
kui kesalahan atau ketidakmampuan Studi Banding ke Astra Group.
jika pekerjaan di luar keahliannya.
4. Accountability Tahun 2016:
Selalu bertanggungjawab atas apa yang 1. Penetapan Peraturan terkait Manajemen
diucapkan dan dilakukan. Ketika ada Talenta yaitu:
tantangan baru di pekerjaan, tetap tenang a. PMK Nomor 60/PMK.01/2016
dan tidak resisten. tentang Manajemen Talenta Kemen-
5. Self-Regulation terian Keuangan.
Kontrol terhadap diri sangat kuat. b. K MK Nomor 1227/KM.1/2016
Seseorang yang profesional pandai me- tentang Pedoman Pengembangan
nempatkan diri dengan tepat. Menghargai Talent dan Mekanisme Mentoring
dan selalu bersikap sopan terhadap Dalam Manajemen Talenta.
orang lain. Memiliki kecerdasan emosi c. KMK Nomor 7/KMK.01/2016
yang tinggi. Banyak mendengarkan dan tentang Penghargaan PNS Kemen-
mengamati. Tidak membiarkan hari terian Keuangan
yang buruk yang terjadi pada dirinya d. Kepsesjen Nomor 229/SJ/2016
mempengaruhi pekerjaannya. tentang Tata cara Forum Pimpinan
6. Image dan Mekanisme Pemeringkatan.
Seseorang yang profesional juga mem- 2. Implementasi Manajemen Talenta Pusat:
perhatikan penampilan dan bagian kecil a. Pemetaan Calon Talent
lainnya pada saat bekerja. Dia dapat b. Seleksi Rekam Jejak dan Integritas
menyesuaikan dengan situasi yang ada. Seleksi Administrasi.
c. Konfirmasi
Best Practice Implementasi Mana-jemen d. Forum Pimpinan
Suksesi dalam pembinaan Talent 3. Pengangkatan 2 Pejabat dalam Jabatan
Mangement di Kementerian Keuangan Pimpinan Tinggi Pratama melalui
Tahun 2014: Manajemen Talenta (SETJEN dan DJPK)
1. Melaksanakan Pilot Project Manajemen
Talenta
2. Menyusun Pool Mentor dan pengem- METODE PENELITIAN
bangannya
3. Menyusun Pedoman Pengembangan Tulisan ini dibuat dengan meng-
Talent gunakan metode analisis deskriptif, dengan
Tahun 2015: tujuan membuat studi sistematis terkait
1. Melaksanakan Pilot Project Manajemen kemungkinan tercapainya kader pemimpin
Talenta yang ke-2. ideal ASN di masa depan.

9
Civil Service VOL. 13, No.2, November 2019 : 1 - 14

HASIL DAN PEMBAHASAN secara adil, begitu pula dengan kom-


pensasi. Perlakuan adil dapat pula di
Prinsip Equal Employment Oppor- lakukan dengan pemberian kesempatan
tunity (EEO) yang utama yaitu “a fair dalam promosi pekerjaan, pelatihan,
chance for everyone at work”, dimana pengembangan dll.
setiap orang harus memiliki akses yang 6. Peduli para stakeholder juga harus
equal, dan dalam pekerjaan setiap orang peduli terhadap pola karir dan kaderisasi
harus memiliki kesempatan yang equal tiap pegawai dengan memperhatikan
untuk memperoleh training dan promosi kompetensi yang dimiliki tiap
serta kondisi kerja yang fair (Anggraeni pegawainya.
dkk, 2015). Equal Employment Opportunity Dari prinsip diatas, maka seluruh
(EEO) tidak mengasumsikan bahwa setiap proses pengelolaan SDM termasuk proses
orang memiliki kemampuan yang sama, mutasi/promosi seseorang seharusnya ber-
kualifikasi yang sama dan pengalaman yang pedoman pada pemberian kesempatan
sama tetapi bertujuan memberikan setiap yang sama tanpa diskriminasi tergantung
orang kesempatan yang sama (equal chance) pada kemampuan dan kompetensi yang
untuk menggunakan dan mengeluarkan sesuai. Perlakuan yang adil ini akan
seluruh bakat dan kemampuannya. semakin mendorong iklim kerja dengan
Setiap fungsi dalam manajemen semangat kompetitif yang sehat, yang pada
sumber daya manusia yang dilaksanakan akhirnya mendukung berkembangnya nilai-
berdasarkan EEO memiliki beberapa sifat nilai budaya yang positif di organisasi
dalam meningkatkan produktivitas antara tersebut. Penentuan pimpinan organisasi
lain :(Wilson, 2012) yang dilakukan dengan prinsip keadilan
1. Terbuka maksud disini yaitu informasi adalah salah satu hal yang penting, karena
mengenai seleksi kepemimpinan harus pelatihan, sistem, sumberdaya sangat di-
di sampaikan secara jelas kepada setiap perlukan dalam proses bekerja di sebuah
pegawai, mulai dari persyaratan sampai organisasi, tetapi peran pimpinan sangat
sistem seleksi krusial untuk membuat semuanya bekerja
2. Bebas yaitu para stakeholders juga dan berhasil. Oleh sebab itu, manajemen
bebas dalam menentukan metode suksesi kepemimpinan haruslah menjadi
yang dipakai untuk menyeleksi para bagian penting dari strategi manajemen
pegawai dalam menentukan kaderisasi SDM di era VUCA ini.
sebagai pemimpin dengan maksud agar Kepemimpinan profesional yang
mendapatkan pemimpin terbaik tanpa unggul harus memiliki tiga serangkaian
diskriminasi. kepemimpinan, yaitu visi, nilai, dan berani
3. Merata dalam hal peningkatan kinerja mengambil keputusan. Sebagai pemimpin,
setiap karyawan mempunyai kesempatan tuntutan pertama yang harus dimilikinya
yang sama untuk mengikuti pelatihan. adalah ia harus punya visi ke mana organisasi
4. Objektif dalam hal ini pemberi kerja dan itu akan dibawa dan selanjutnya bagaimana
orang-orang yang memiliki wewenang strategi serta implementasinya. Selain itu,
melakukan penilaian kinerja agar pemimpin profesional di era VUCA haruslah
melaksanakan tugasnya secara objektif. dapat mengantisipasi kondisi tidak menentu
Dari hasil penilaian tersebut dapat yang terjadi. Kepribadian yang agile/ lincah
ditentukan tingkatan kinerja dengan dan fleksibel dalam menghadapi problem
membandingkan standar pekerjaan yang organisasi haruslah dimiliki.
telah di tentukan. Seorang pemimpin dalam menghadapi
5. Adil setiap pekerja mempunyai nilai era VUCA ini harus mempersiapkan
konstribusi besar terhadap pakerjaannya beberapa hal, antara lain:
dan tentu harus di berikan penghargaan 1. Fenomen dan dampak VUCA dalam
yang setimpal pula, dan di berikan organisasi. Dalam era digital saat ini

10
Rencana Suksesi Pegawai Negeri Sipil di Era VUCA
(Ardy Firman Syah dan Novi Savarianti Fahrani)

merupakan digital transformation, b. Kemampuan menyederhanakan


dimana masa depan adalah saat ini. Oleh pilihan, mindset yang tumbuh dan
karenanya, seorang pemimpin perlu komunikasi asertif, dan
memahami perubahan yang konstan c. Perspektif yang luas dan bijaksana,
dalam organisasi dan juga kehidupannya kemampuan berfikir kritis dan
serta memahami kondisi perubahan kemampuan berfikir kreatif.
era VUCA dan contoh nyata dalam Setelah dibangun mindset positif maka
organisasi swasta atau bisnis. Hal ini akan tercipta mindset kecepatan yang
akan menyebabkan dampak dari suatu eksponensial, yaitu respon cepat dan
disruption yaitu pertama, proses manual tidak terhambat, real time yaitu begitu
menjadi otomatis, kedua, landscape diterima langsung diolah, follow up,
industri dimana barrier to entry yang mencari jalan dan bukan mati langkah,
tinggi menjadi lebih mudah dan ketiga, mengendus informasi dan kebenaran,
mengelola institusi atau perusahaan penyelesaian pararel bukan serial,
menjadi lebih ringkas. dukungan teknologi informasi bukan
2. Membangun mindset positif dalam manual, 24/7 bukan 8 to 5 dan connect
menghadapi VUCA. Dalam mindset bukan terisolasi.
terdapat bagaimana manusia berfikir 3. Menyusun Strategi Proaktif dalam
yang ditentukan oleh setting yang kita menghadapi VUCA. Seorang pemimpin
buat sebelum berfikir dan bertindak. harus memahami dan merumuskan
Dalam mindset atau internal battle tindakan untuk mewujudkan strategi
terdapat fixed atau intelligence is static dalam menghadapi VUCA, yaitu:
yaitu mudah menyerah, melihat usaha a. Pertama, Visionary Leader, Seorang
sebagai hal yang sia-sia, menghindari pemimpin meyeimbangkan antara
tantangan, terancam dengan keberhasilan short term and long-term success,
orang lain dan mengabaikan kritikan harus tetap consistent untuk deliver
yang membangun; dan growth atau business success, terus menerus
intelligence can be developed yaitu mengembangkan visi untuk masa
siap menerima tantangan baru, tahan depan. Visi masa depan adalah
menghadapi rintangan, melihat usaha pandangan tentang Why will they
sebagai bagian untuk mahir, belajar dari continue to exist in the future, How
kritikan dan mendapatkan pelajaran dari they will contribute to the society
inspirasi dari kesuksesan orang lain. in the future, Why the customer will
Diperlukan dua hal untuk membangun continue to choose them, and How
mindset positif tersebut, pertama ke- they will build and improve their
tangkasan strategi atau strategic agility emotional bonding with customers.
yaitu ketangkasan strategis dimana b. Kedua, Unleash The (Hidden)
pemimpin yang memiliki understanding, Potentials, dimana sebenarnya
planning, implementation untuk men- punya dua tangan, tetapi sering kali
capai goals dan menjadi champion; menggunakan hanya satu tangan
dan kedua personal dan organisasi yang yaitu tangan kanan dan jarang sekali
tangkas atau self-driving yaitu personal menggunakan tangan kiri, akibatnya
dan organisasi yang tangkas dan bisa hanya menggunakan 50 persen dari
beradaptasi mengarungi samudera potensi dan mungkin banyak sekali
disruption, SDM yang memiliki mental potensi (tersembunyi) yang dimiliki
sebagai Good Drivers. tangan kiri serta sampai sekarang
Untuk mempersiapkan self agility tidak menggunakan dan menyia-
tersebut diperlukan 3 step yaitu: nyiakan potensi itu. Sama dengan
a. Disiplin diri, berani mengambil analogi itu seorang pemimpin pasti
resiko, dan play to win. punya banyak potensi dalam diri

11
Civil Service VOL. 13, No.2, November 2019 : 1 - 14

atau di Institusi namun terlalu sibuk Motivate your team, Implement the
focus pada apa yang harus kita change with discipline, and Reward
kerjakan untuk mencapai target the supporters and communicate to
jangka pendek ini. Akibatnya tidak the resisters.
menyadari potensi kita sendiri. d. Agility Builder, yaitu mempersiapkan
Padahal mungkin saja potensi ter- pemimpin ke VUCA world juga
sebut ada di dalam bidang yang lain. berarti mempelajari hal yang
c. Change Agent, Kalau sudah ter- "baru". Learning "new" things. Apa
biasa untuk hanya berfokus pada yang harus kita lakukan? Otak kita
delivering current objective, perlu memiliki learning agility,
akan sulit sekali untuk tiba-tiba kemampuan mempelajari hal baru,
pindah "gigi persneling" dan harus the ability to learn new things. How
balancing masa depan juga. Harus to do ... Learn new things everytime
mengubah fokus orang orang dari (bidang baru, olahraga baru, bahasa
masa sekarang ke masa depan. asing baru, hobby baru ... or
What you need to do? Set and 6 the anything, as long as you learn new
Objectives, Visualize the success things)
(How the success would looks like?),

Tujuh Prinsip
No Birokrat Corporate
Corporate Mindset
1 Sikap Terhadap waktu Terikat jam kerja (teng…go) Bebas waktu ( 24/7 )
dan tempat
Terikat tempat Anytime, anywhere

2 Rasa Memiliki Sangat menguasai (“semua Kuat, melayani (saya


harus menunggu saya”) mendatangi)
Menjaga uang Menjemput bola,proaktif

3 Sikap terhadap uang Sebagai Constraint (Money Sebagai Peluang (Function


follow Function) follow opportunity, every single
problem is opportunity)
4 Sikap terhadap Social Life Style, alat untuk Sebagai alat untuk berhubungan,
Media entertaint pribadi memahami dan melayani
Khawatir aktivitas diketahui
orang lain
5 Sikap terhadap masalah Memberi alasan Memberi solusi

6 Sikap terhadap Takut, ribet,menunggu Menghadapi, menyesuaikan,


perubahan aturan yang jelas semua sebagai pembuat perubahan
7 Sikap terhadap Strategi Strategi adalah perintah Strategi adalah cara berfikir
untuk mencapai tujuan
(helicopter view )
Strategi terlepas dari Strategi tidak lepas dari
implimentasi Implimentasi
Tak ada ruang untuk kreasi Kaya dengan kreatifitas

Guyub,sama rata Berbagi kue

Sumber: (Kasali, 2017)


12
Rencana Suksesi Pegawai Negeri Sipil di Era VUCA
(Ardy Firman Syah dan Novi Savarianti Fahrani)

Untuk dapat menghasilkan pemimpin dari perilaku disiplin akan dapat terwujud
profesional sesuai dengan era VUCA ter- pada setiap leader di organisasi pemerintah.
sebut diperlukan pengelolaan yang baik. Leader yang profesional tentunya akan
Penulis merekomendasikan beberapa akti- membangun budaya kerja yang profesional
vitas penting berikut: juga dan menjadi contoh bagi anak buah/
1. Menyusun kode etik tentang imple- ASN yang ada di bawahnya. Hal ini akan
mentasi perilaku profesional di tempat bergulir sebagai bola salju yang saling terkait
kerja. jika dilaksanakan di seluruh organisasi
2. Membuat regulasi tentang manajemen pemerintahan.
suksesi dan memasukkan sistem
manajemen suksesi ke dalam rencana
strategis organisasi sebagai bagian dari PENUTUP
manajemen stratejik organisasi yang
disahkan oleh pimpinan lembaga. Simpulan
3. Mengintegrasikan proses pemilihan dan Berdasarkan penjelasan diatas, dapat
penentuan pemimpin organisasi maupun disimpulkan bahwa recana suksesi di era
unit organisasi dengan pengelolaan VUCA berpedoman pada Equal Employment
manajemen SDM secara keseluruhan. Opportunity (EEO), dimana setiap orang
Sedangkan secara teknis pelaksanaan harus memiliki akses yang equal, dan dalam
dalam praktek pengelolaan SDM, perlu pekerjaan setiap orang harus memiliki
dibangun sistem manajemen suksesi yang kesempatan yang equal untuk memperoleh
baik yang dilakukan dengan tahapan: training dan promosi serta kondisi kerja
1. Penentuan kriteria atau standar kom- yang fair.
petensi jabatan yang lengkap pada setiap
jabatan pemimpin di organisasi baik Saran
jabatan pimpinan tinggi maupun jabatan Saran peneliti untuk Pejabat Pembina
administrasi. Kepegawaian pada tiap instansi untuk
2. Pemetaan calon potensial sesuai kriteria/ memetakan kompetensi yang dimiliki dari
standar kompetensi jabatan yang ada. tiap pegawai pada tiap jenjang jabatan
3. Pengukuran atau asesmen sesuai kriteria. untuk dapat melihat potensi talenta yang
4. Pembangunan talent pool/talent pipeline dimiliki melalui assessment yang ketat
dengan informasi yang dibutuhkan dan mengakomodir semua tugas dan
berupa daftar nama calon suksesor sesuai fungsi dari instansi. Dari hasil pemetaan
data kompetensi dan kinerja. tersebut diharapkan dapat menjadikan dasar
5. Pengembangan kemampuan calon leader pengisian jabatan-jabatan strategis yang ada
sesuai gap hasil asesmen. pada instansi dengan mencapai tujuan visi
6. Pengisian jabatan lowong sesuai dengan misi instansi. Pemetaan secara mandatory
kebutuhan organisasi mengadopsi sistem yang fair tanpa adanya
Seluruh proses tersebut dilakukan unsur kepentingan dari tiap pimpinan.
dengan menerapkan prinsip EEQ (Equal
Employment Opportunity). Pemimpin
yang terpilih secara adil dan berdasarkan DAFTAR PUSTAKA
kompetensi akan membangun sikap yang
jauh lebih profesional, karena dia mendapat Anggraeni, H. S., & dkk. (2015). Analisis
penghargaan atas kompetensi dan prestasi pengaruh Struktur Modal dan
kerjanya. Jika ini semua diterapkan, maka Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai
kebutuhan pemenuhan indeks profesionalitas Perusahaan. Simposium Akuntansi
ASN yang terkait dengan pemenuhan kese- Nasional 18.
suaian kompetensi, kualifikasi, performance/ Anwar, P. (2005). Evaluasi Kinerja SDM.
kinerja dan juga komitmen yang terdeteksi Jakarta: Refika Aditama.

13
Civil Service VOL. 13, No.2, November 2019 : 1 - 14

Hariyani, I., & Yustisia, C. (2011). Merger,


Konsolidasi, Akuisisi, & Pemisahan
Perusahaan. Jakarta: Visimedia.
Kartono, K. (2010). Pemimpin dan
kepemimpinan: apakah pemimpin
abnormal itu? Jakarta: RajaGrafindo.
Luna, G. (2012). Planning for an American
Higher Education Leadership
Crisis: The Succession Issue for
Administrators. International Leader-
ship Journal, 56–79.
M. Baur. (2014). Successors and the Family
Business: Novel Propositions and
a New Guiding Model for Effective
Succession. The Journal of American
Academy of Business, 19(2), 133–
138.
Porcupile, D. W. (2015). What is Professio-
nalism? What does Professionalism
mean to you? New York: US Security
Associates, Inc.
Simamora, H. (2004). Manajemen Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta: STIE
YPKN.
Wilson, B. (2012). Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.

14

Anda mungkin juga menyukai