Anda di halaman 1dari 26

VUCA: Strategi Pemimpin dan

Peran HR dalam Menghadapinya




 Share

Di masa pandemi ini, seringkali perusahaan atau organisasi


bisnis menghadapi lambatnya laju bisnis, target pendapatan
yang jauh dari harapan, komunikasi yang buruk di antara
sesama anggota organisasi, dan bahkan terkadang kehilangan
pelanggan yang berharga, serta beberapa situasi yang serba
sulit untuk diprediksi.

Tapi tahukah Anda, semua situasi ini ternyata telah diteliti


oleh seorang ahli militer dari Amerika Serikat pada tahun
1990-an sehingga melahirkan konsep VUCA. 

Kali ini, HR NOTE akan memperkenalkan VUCA, sebuah


konsep tentang ketidakpastian kondisi yang berpengaruh pada
bisnis, dan bagaimana pemimpin dan HR leader dapat
mengatasinya. Simak penjelasannya berikut!
Latar Belakang VUCA

Hampir tiga dekade lalu, ilmuwan sosial di U.S. Army War


College menciptakan akronim “VUCA” dalam upaya untuk
menggambarkan lingkungan dimana mahasiswa mereka
bekerja di masa depan. 

VUCA — singkatan dari Votality atau Votalitas;


Uncertainty-ketidakpastian; Complexity atau
kompleksitas; dan Ambiguity -Ambiguitas. 

Istilah VUCA ini banyak ditemukan dalam konteks geopolitik


dan bisnis yang kesemuanya bertujuan menggambarkan
sebuah lingkungan yang penuh dengan turbulensi. (Benjamin
E. Baran and Haley M. Woznyj 2019).

Konsep VUCA, pada kenyataannya, mengubah cara organisasi


membuat keputusan, mengelola risiko, mendorong
perubahan, dan memecahkan masalah. Kita akan
membahasnya sebentar lagi, tapi mari kita bahas elemen
VUCA terlebih dahulu.
4 Ancaman VUCA dan Apa Dampaknya Bagi
Bisnis

VUCA menggambarkan situasi perubahan yang konstan dan


tidak dapat diprediksi yang sekarang rasanya telah menjadi
‘biasa’ di dunia bisnis. Kejadian yang terjadi di luar lingkungan
organisasi dapat berdampak positif maupun negatif, yang
mana seringkali membuat para pemimpin organisasi kesulitan
untuk membuat keputusan.

Akibatnya, VUCA menuntut Anda menghindari pendekatan


manajemen dan kepemimpinan yang tradisional dan
ketinggalan zaman.

Susan Giles dalam Forbes (2018), seorang pakar di bidang


inovasi radikal, mengatakan bahwa ketidakpastian itu sendiri
merupakan ciri khas dari kompleksitas,  sehingga jika para
pemimpin hanya mengandalkan keahlian teknis, kekuatan
pribadi seperti karisma dan visi dan fokus organisasi pada
efisiensi melalui inisiatif seperti Six Sigma,  tidak akan berhasil
di era VUCA.
Ditambah, berdasarkan sumber lain, terdapat empat hal yang
dapat membawa bisnis Anda ke dalam situasi VUCA, yaitu:

1. Disrupsi Teknologi
Kemajuan baru dalam teknologi, dari blockchain hingga kecerdasan buatan,
membentuk kembali pasar dan preferensi pelanggan setiap hari. Mengikuti
tren seperti itu diperlukan untuk kelangsungan hidup jangka panjang, tetapi
sulit untuk memprediksi investasi apa yang benar-benar berharga.

2. Ketidakstabilan Pasar
Dunia kita menjadi semakin tidak stabil yang berdampak pada perilaku pasar
global dan lokal. Misalnya, serangan teroris, pemerintahan yang tidak stabil,
dan krisis keuangan global telah mengganggu ekonomi dan hubungan global
kita secara substansial.

3. Persaingan Tinggi
Jumlah wirausahawan pemula (sekitar 100 juta bisnis baru dibuka setiap
tahun di seluruh dunia) yang artinya kompetisi menjadi memanas, para
pesaing muncul lebih cepat dibandingkan dengan masa sebelumnya.
Lingkungan bisnis telah menjadi medan pertempuran di mana hanya yang
terkuat yang bertahan.

4. Konsumen yang Berubah-ubah


Dengan pilihan yang belum pernah ada sebelumnya, loyalitas konsumen jauh
dari jaminan. Mereka menginginkan nilai yang lebih baik dan pengalaman
pembelian yang lebih dipersonalisasi, membuat pelanggan lebih sulit untuk
dimenangkan, engaged, dan dipertahankan.
Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
meskipun VUCA berpotensi memberikan dampak negatif bagi
pertumbuhan organisasi namun VUCA juga bermanfaat
untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi dari
perusahaan. 

Ditambah pula, seorang Assistant Professor dari  Indian


Institute of Management Rohtak, India yang bernama Ankur
Jain mengatakan bahwa disrupsi teknologi dapat saja
dipandang sebagai ancaman bagi perusahaan, namun
teknologi yang dimanfaatkan dengan baik justru dapat
meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.
Definisi VUCA dan Bagaimana Cara Memimpin
Efektif Di Lingkungan VUCA
Kolonel Eric G. Kail, seorang perwira Angkatan Darat, berbagi
pendapatnya mengenai bagaimana menangani setiap situasi
dengan sudut pandang VUCA. Mari kita cek keterampilan apa
saja yang dibutuhkan untuk setiap situasi tersebut.

V – Volatility (Volatilitas)

Volatilitas merupakan sebuah kondisi ketidakstabilan yang


diakibatkan oleh perubahan drastis atau cepat (Kail, 2010a
dalam Jain 2019). Tantangannya tidak terduga dan mungkin
durasinya tidak diketahui (Bennett & Lemoine, 2014). 

Contoh volatilitas adalah kondisi harga yang seringkali


fluktuatif setelah bencana alam terjadi yang mengakibatkan
perubahan pada permintaan pelanggan maupun pemasok. 

Saat terjadi kondisi Volatilitas terjadi, maka peran dari


seorang pemimpin adalah memastikan bahwa visi dan tujuan
perusahaan senantiasa dirumuskan dan dilaksanakan dengan
kecepatan dan intensitas yang tinggi.  Guna mencapai hal ini,
maka langkah-langkah berikut ini dapat dilakukan oleh para
pemimpin.

Menerjemahkan Data Menjadi Informasi


Kita semua menginginkan sebanyak mungkin fakta yang
relevan saat membuat keputusan. Jika Anda dapat
menerjemahkan data (fakta) menjadi informasi yang berguna
untuk tim Anda, keputusan Anda akan lebih baik untuk
menghadapi situasi tersebut.

Komunikasi yang Jelas


Winston Churchill, mantan Perdana Menteri Inggris, adalah
seorang panutan yang hebat. Ia seorang komunikator yang
fantastis, dan pernah berkata “sedikit kata-kata adalah yang
terbaik.” 

Kata-kata yang sedikit dan sederhana namun tepat, cocok


untuk menggerakkan orang karena mudah untuk diceritakan
dan dipahami. Trik ini bisa juga digunakan untuk membangun
budaya perusahaan.

Pastikan Maksud Anda Dimengerti


Tantangan yang melekat pada lingkungan yang tidak stabil
membutuhkan kepemimpinan yang gesit dan organisasi yang
fleksibel. Jika bawahan Anda sepenuhnya memahami maksud
Anda, mereka akan lebih siap untuk menangani perubahan
lingkungan yang penuh kekerasan dan tidak terduga.

Referensi: https://hbr.org/2010/11/leading-in-a-vuca-
environment
U – Uncertainty (Ketidakpastian)

Ketidakpastian adalah keadaan di mana suatu peristiwa sama


sekali tidak dapat diprediksi, atau dapat dikatakan tidak
diharapkan sama sekali.

Contoh, untuk perusahaan seperti Uber, Amazon, Airbnb


merupakan organisasi yang lebih berfungsi sebagai perantara
antara pelanggan dan penyedia platform layanan. Model bisnis
baru ini telah mengganggu cara kerja bisnis tradisional dan
berimplikasi pada ketidakpastian yang besar. Ini disebabkan
oleh tidak dikenalnya lagi batas lokasi, wilayah, dan waktu
ketika orang bekerja. 

Guna mengantisipasi ketidakpastian ini, maka seorang


pemimpin membutuhkan perubahan sikap dan perilaku
sebagai berikut:

Dapatkan Perspektif Baru


Temukan cara untuk menantang kesesuaian model mental
Anda, secara individu dan kolektif. Konsep red-teaming akan
sangat membantu. 

Red-teaming adalah penggunaan devil’s advocate dalam tim


kepemimpinan untuk melawan pengaruh cara pikir kelompok.
Dengan melakukan ini, anggota tim bisa mendapatkan
gambaran yang lebih luas dan beragam.

Bersikap Fleksibel
Sebuah rencana dalam kondisi ketidakpastian haruslah
memiliki ruang fleksibilitas dan satu dua pilihan di dalamnya. 

Dari sudut pandang HR, cara berpikir ini harus tertanam


dalam etos organisasi sehingga rencana dapat direvisi untuk
mengatasi ketidakpastian secara efektif. 

Manajemen proyek sekarang harus fokus tidak hanya pada


membedah kegagalan tetapi juga dalam memastikan bahwa
semua karyawan memahami bahwa dalam ketidakpastian
lingkungan, tidak mungkin untuk memastikan bahwa hasil
yang buruk tidak akan terjadi.

Be Visioner
Memang bijaksana untuk menilai hasil dari rencana dan
keputusan kita. Namun, setiap peninjauan harus dilakukan
pada tingkat detail yang tepat, dengan tujuan menjadikan
organisasi lebih baik saat bergerak maju. 

Organisasi harus fokus pada apa yang secara realistis dapat


dilakukan dengan lebih baik di masa depan, daripada apa
yang dapat dilakukan di masa lalu.

Referensi: https://hbr.org/2010/11/leading-in-a-vuca-
environment-1
C – Complexity (Kompleksitas)

Kompleksitas adalah kondisi ketika perusahaan mengalami 


masalah yang berkepanjangan dan rumit serta saling
terhubung. Untuk mengatasi kompleksitas ini maka setiap
pemimpin wajib melakukan beberapa langkah antisipatif
sebagai berikut:

Kembangkan Pemimpin Kolaboratif


Untuk menghadapi situasi yang kompleks, memimpin sendiri
akan menjadi tantangan, sehingga Anda akan membutuhkan
bantuan dari orang lain. Anda juga perlu belajar dari anggota
Anda. Ini akan membantu Anda mengembangkan diri dan tim
Anda juga. 

Seorang HR manajer perlu merancang organisasi sedemikian


rupa sehingga menjadi jalan bagi  para pemimpin untuk
berkumpul dan berbagi pembelajaran serta pengalaman. 

Berbagi Pengetahuan: Definisi, Manfaat, Tips


Berhenti Mencari Solusi Permanen
Saat mengejar solusi permanen, Anda mungkin juga
kehilangan peluang lain.

Mengejar solusi permanen mungkin menghabiskan sumber


daya penting yang dibutuhkan di tempat lain. Artinya, jika
Anda menyelesaikannya 100%, Anda akan menggunakan
banyak waktu dan tenaga.  Selain itu, lingkungan mudah
berubah dan menjadi lebih kompleks. Artinya, solusi tersebut
mungkin tidak sesuai lagi untuk situasi tersebut.

Latih Pemimpin Masa Depan Sekarang


Pemimpin muda mana di organisasi Anda yang menunggu
untuk dilatih, dibimbing, dan ditantang? pilih dan posisikan
sumber daya yang tepat untuk pengembangan mereka
sekarang. 

HRD perlu mendorong berbagi pengalaman tanpa batas


dengan memfasilitasi percakapan di seluruh geografi, unit
bisnis, domain, dan level. 

Dalam menghadapi kompleksitas, HR Leaders juga perlu


mendukung kolaborasi dan membangun komunitas dalam
organisasi dengan memanfaatkan jaringan dan mendorong
engagement antara manajemen dan karyawannya.

Kisah Sukses: 3 Sikap Kepemimpinan Ala Manajer Reeracoen

Referensi: https://hbr.org/2010/12/leading-effectively-in-a-
vuca

 A-Ambiguity (Ambiguitas)
Ambiguitas adalah situasi di mana tidak ada yang jelas. Suatu
peristiwa ditafsirkan secara berbeda oleh orang yang berbeda.
Ada banyak manifestasi pada bagian kejelasan suatu
peristiwa. 

Contoh: Anda ingin mencoba untuk memindahkan pasar Anda


ke wilayah baru atau ketika Anda ingin mengeluarkan produk
baru di luar kompetensi inti perusahaan Anda. Di saat ini Anda
mungkin telah melakukan inovasi. Namun, sebuah inovasi
seringkali tidak dapat jelas sebab dan akibatnya. Bisa saja dari
sisi ide, keputusan Anda untuk memperluas pasar adalah ide
bagus namun pada waktu diimplementasikan ternyata
memasuki pasar baru tidak semudah yang Anda bayangkan. 

Agar Anda tidak terjebak dan terlambat bertindak untuk


menyelamatkan perusahaan Anda, berikut beberapa Langkah
strategis yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin yang
menghadapi lingkungan yang penuh dengan Ambiguitas. 

Mendengarkan Pendapat Orang Lain


Untuk mendapatkan kekuatan dari keberagaman, semua
suara harus didengar. Jangan menciptakan perselisihan Anda
sendiri dengan hanya mendengarkan apa yang ingin Anda
dengar dari berbagai suara yang mewakili perspektif yang
berharga.

5 Tips Mengelola Employee Relationship yang Baik

Berpikir secara Berbeda


Keterbukaan terhadap ide-ide baru merupakan karakteristik
kepemimpinan yang sangat berkorelasi dengan efektivitas.
Keberagaman ras dan gender sangat penting untuk
memberikan teladan bagi para pemimpin yang muncul.
pemimpin yang baik dapat melihat peluang urutan kedua dan
ketiga yang melekat dalam solusi yang sama menariknya.

6 Manfaat Inklusi dan Keragaman Di Tempat Kerja

Siapkan Dividen Tambahan


Merayakan kesuksesan itu penting, terutama di lingkungan
yang ambigu. Menetapkan dan mencapai dividen tambahan
adalah cara yang bagus untuk membangun dan
mempertahankan momentum, kepercayaan, baik pada
pemimpin maupun organisasi.

Referensi: https://hbr.org/2011/01/leading-effectively-in-a-
vuca-1

Simpulan
VUCA bukanlah konsep baru dalam menghadapi perubahan
dan dengan adanya pandemic saat ini. Konsep ini menjadi
hidup dan sebuah singkatan yang wajib ditanamkan oleh
setiap pemimpin organisasi ketika mereka ingin tetap
bertahan dan berkembang. 
Vuca menjadi bagian perubahan organisasi yang tidak dapat
dihindari namun perlu dihadapi dengan langkah-langkah
strategis. 

Kesuksesan seorang pemimpin organisasi dalam menghadapi


VUCA tidak terlepas dari peran seorang HR leader yang
mampu menjadi mitra strategis organisasi yang berperan
sebagai agen perubahan.

Disamping langkah-langkah diatas, para pemimpin perusahaan


dapat memanfaatkan peran manajer HR sebagai mitra strategis
perusahaan, yang memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi
kebutuhan organisasi, dan bekerja untuk menyesuaikan potensi dan
kapabilitas karyawan agar sesuai dengan strategi organisasi.
Manajer HR harus menemukan cara-cara inovatif untuk menarik dan
mempertahankan talenta SDMnya dan mampu memengaruhi bisnis
dengan mengantisipasi perubahan.
(Nazir, 2017 dalam Parween dan Deepak 2019).
VUCA: Strategi Pemimpin dan
Peran HR dalam Menghadapinya


 Share
Di masa pandemi ini, seringkali perusahaan atau organisasi
bisnis menghadapi lambatnya laju bisnis, target pendapatan
yang jauh dari harapan, komunikasi yang buruk di antara
sesama anggota organisasi, dan bahkan terkadang kehilangan
pelanggan yang berharga, serta beberapa situasi yang serba
sulit untuk diprediksi.

Tapi tahukah Anda, semua situasi ini ternyata telah diteliti


oleh seorang ahli militer dari Amerika Serikat pada tahun
1990-an sehingga melahirkan konsep VUCA. 

Kali ini, HR NOTE akan memperkenalkan VUCA, sebuah


konsep tentang ketidakpastian kondisi yang berpengaruh pada
bisnis, dan bagaimana pemimpin dan HR leader dapat
mengatasinya. Simak penjelasannya berikut!

Latar Belakang VUCA

Hampir tiga dekade lalu, ilmuwan sosial di U.S. Army War


College menciptakan akronim “VUCA” dalam upaya untuk
menggambarkan lingkungan dimana mahasiswa mereka
bekerja di masa depan. 

VUCA — singkatan dari Votality atau Votalitas;


Uncertainty-ketidakpastian; Complexity atau
kompleksitas; dan Ambiguity -Ambiguitas. 

Istilah VUCA ini banyak ditemukan dalam konteks geopolitik


dan bisnis yang kesemuanya bertujuan menggambarkan
sebuah lingkungan yang penuh dengan turbulensi. (Benjamin
E. Baran and Haley M. Woznyj 2019).

Konsep VUCA, pada kenyataannya, mengubah cara organisasi


membuat keputusan, mengelola risiko, mendorong
perubahan, dan memecahkan masalah. Kita akan
membahasnya sebentar lagi, tapi mari kita bahas elemen
VUCA terlebih dahulu.

4 Ancaman VUCA dan Apa Dampaknya Bagi


Bisnis
VUCA menggambarkan situasi perubahan yang konstan dan
tidak dapat diprediksi yang sekarang rasanya telah menjadi
‘biasa’ di dunia bisnis. Kejadian yang terjadi di luar lingkungan
organisasi dapat berdampak positif maupun negatif, yang
mana seringkali membuat para pemimpin organisasi kesulitan
untuk membuat keputusan.

Akibatnya, VUCA menuntut Anda menghindari pendekatan


manajemen dan kepemimpinan yang tradisional dan
ketinggalan zaman.

Susan Giles dalam Forbes (2018), seorang pakar di bidang


inovasi radikal, mengatakan bahwa ketidakpastian itu sendiri
merupakan ciri khas dari kompleksitas,  sehingga jika para
pemimpin hanya mengandalkan keahlian teknis, kekuatan
pribadi seperti karisma dan visi dan fokus organisasi pada
efisiensi melalui inisiatif seperti Six Sigma,  tidak akan berhasil
di era VUCA.

Ditambah, berdasarkan sumber lain, terdapat empat hal yang


dapat membawa bisnis Anda ke dalam situasi VUCA, yaitu:

1. Disrupsi Teknologi
Kemajuan baru dalam teknologi, dari blockchain hingga kecerdasan buatan,
membentuk kembali pasar dan preferensi pelanggan setiap hari. Mengikuti
tren seperti itu diperlukan untuk kelangsungan hidup jangka panjang, tetapi
sulit untuk memprediksi investasi apa yang benar-benar berharga.

2. Ketidakstabilan Pasar
Dunia kita menjadi semakin tidak stabil yang berdampak pada perilaku pasar
global dan lokal. Misalnya, serangan teroris, pemerintahan yang tidak stabil,
dan krisis keuangan global telah mengganggu ekonomi dan hubungan global
kita secara substansial.

3. Persaingan Tinggi
Jumlah wirausahawan pemula (sekitar 100 juta bisnis baru dibuka setiap
tahun di seluruh dunia) yang artinya kompetisi menjadi memanas, para
pesaing muncul lebih cepat dibandingkan dengan masa sebelumnya.
Lingkungan bisnis telah menjadi medan pertempuran di mana hanya yang
terkuat yang bertahan.

4. Konsumen yang Berubah-ubah


Dengan pilihan yang belum pernah ada sebelumnya, loyalitas konsumen jauh
dari jaminan. Mereka menginginkan nilai yang lebih baik dan pengalaman
pembelian yang lebih dipersonalisasi, membuat pelanggan lebih sulit untuk
dimenangkan, engaged, dan dipertahankan.
Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
meskipun VUCA berpotensi memberikan dampak negatif bagi
pertumbuhan organisasi namun VUCA juga bermanfaat
untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi dari
perusahaan. 

Ditambah pula, seorang Assistant Professor dari  Indian


Institute of Management Rohtak, India yang bernama Ankur
Jain mengatakan bahwa disrupsi teknologi dapat saja
dipandang sebagai ancaman bagi perusahaan, namun
teknologi yang dimanfaatkan dengan baik justru dapat
meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.

Definisi VUCA dan Bagaimana Cara Memimpin


Efektif Di Lingkungan VUCA
Kolonel Eric G. Kail, seorang perwira Angkatan Darat, berbagi
pendapatnya mengenai bagaimana menangani setiap situasi
dengan sudut pandang VUCA. Mari kita cek keterampilan apa
saja yang dibutuhkan untuk setiap situasi tersebut.

V – Volatility (Volatilitas)
Volatilitas merupakan sebuah kondisi ketidakstabilan yang
diakibatkan oleh perubahan drastis atau cepat (Kail, 2010a
dalam Jain 2019). Tantangannya tidak terduga dan mungkin
durasinya tidak diketahui (Bennett & Lemoine, 2014). 

Contoh volatilitas adalah kondisi harga yang seringkali


fluktuatif setelah bencana alam terjadi yang mengakibatkan
perubahan pada permintaan pelanggan maupun pemasok. 

Saat terjadi kondisi Volatilitas terjadi, maka peran dari


seorang pemimpin adalah memastikan bahwa visi dan tujuan
perusahaan senantiasa dirumuskan dan dilaksanakan dengan
kecepatan dan intensitas yang tinggi.  Guna mencapai hal ini,
maka langkah-langkah berikut ini dapat dilakukan oleh para
pemimpin.

Menerjemahkan Data Menjadi Informasi


Kita semua menginginkan sebanyak mungkin fakta yang
relevan saat membuat keputusan. Jika Anda dapat
menerjemahkan data (fakta) menjadi informasi yang berguna
untuk tim Anda, keputusan Anda akan lebih baik untuk
menghadapi situasi tersebut.

Komunikasi yang Jelas


Winston Churchill, mantan Perdana Menteri Inggris, adalah
seorang panutan yang hebat. Ia seorang komunikator yang
fantastis, dan pernah berkata “sedikit kata-kata adalah yang
terbaik.” 

Kata-kata yang sedikit dan sederhana namun tepat, cocok


untuk menggerakkan orang karena mudah untuk diceritakan
dan dipahami. Trik ini bisa juga digunakan untuk membangun
budaya perusahaan.

Pastikan Maksud Anda Dimengerti


Tantangan yang melekat pada lingkungan yang tidak stabil
membutuhkan kepemimpinan yang gesit dan organisasi yang
fleksibel. Jika bawahan Anda sepenuhnya memahami maksud
Anda, mereka akan lebih siap untuk menangani perubahan
lingkungan yang penuh kekerasan dan tidak terduga.

Referensi: https://hbr.org/2010/11/leading-in-a-vuca-
environment

U – Uncertainty (Ketidakpastian)
Ketidakpastian adalah keadaan di mana suatu peristiwa sama
sekali tidak dapat diprediksi, atau dapat dikatakan tidak
diharapkan sama sekali.

Contoh, untuk perusahaan seperti Uber, Amazon, Airbnb


merupakan organisasi yang lebih berfungsi sebagai perantara
antara pelanggan dan penyedia platform layanan. Model bisnis
baru ini telah mengganggu cara kerja bisnis tradisional dan
berimplikasi pada ketidakpastian yang besar. Ini disebabkan
oleh tidak dikenalnya lagi batas lokasi, wilayah, dan waktu
ketika orang bekerja. 

Guna mengantisipasi ketidakpastian ini, maka seorang


pemimpin membutuhkan perubahan sikap dan perilaku
sebagai berikut:

Dapatkan Perspektif Baru


Temukan cara untuk menantang kesesuaian model mental
Anda, secara individu dan kolektif. Konsep red-teaming akan
sangat membantu. 
Red-teaming adalah penggunaan devil’s advocate dalam tim
kepemimpinan untuk melawan pengaruh cara pikir kelompok.
Dengan melakukan ini, anggota tim bisa mendapatkan
gambaran yang lebih luas dan beragam.

Bersikap Fleksibel
Sebuah rencana dalam kondisi ketidakpastian haruslah
memiliki ruang fleksibilitas dan satu dua pilihan di dalamnya. 

Dari sudut pandang HR, cara berpikir ini harus tertanam


dalam etos organisasi sehingga rencana dapat direvisi untuk
mengatasi ketidakpastian secara efektif. 

Manajemen proyek sekarang harus fokus tidak hanya pada


membedah kegagalan tetapi juga dalam memastikan bahwa
semua karyawan memahami bahwa dalam ketidakpastian
lingkungan, tidak mungkin untuk memastikan bahwa hasil
yang buruk tidak akan terjadi.

Be Visioner
Memang bijaksana untuk menilai hasil dari rencana dan
keputusan kita. Namun, setiap peninjauan harus dilakukan
pada tingkat detail yang tepat, dengan tujuan menjadikan
organisasi lebih baik saat bergerak maju. 

Organisasi harus fokus pada apa yang secara realistis dapat


dilakukan dengan lebih baik di masa depan, daripada apa
yang dapat dilakukan di masa lalu.

Referensi: https://hbr.org/2010/11/leading-in-a-vuca-
environment-1

C – Complexity (Kompleksitas)
Kompleksitas adalah kondisi ketika perusahaan mengalami 
masalah yang berkepanjangan dan rumit serta saling
terhubung. Untuk mengatasi kompleksitas ini maka setiap
pemimpin wajib melakukan beberapa langkah antisipatif
sebagai berikut:

Kembangkan Pemimpin Kolaboratif


Untuk menghadapi situasi yang kompleks, memimpin sendiri
akan menjadi tantangan, sehingga Anda akan membutuhkan
bantuan dari orang lain. Anda juga perlu belajar dari anggota
Anda. Ini akan membantu Anda mengembangkan diri dan tim
Anda juga. 

Seorang HR manajer perlu merancang organisasi sedemikian


rupa sehingga menjadi jalan bagi  para pemimpin untuk
berkumpul dan berbagi pembelajaran serta pengalaman. 

Berbagi Pengetahuan: Definisi, Manfaat, Tips

Berhenti Mencari Solusi Permanen


Saat mengejar solusi permanen, Anda mungkin juga
kehilangan peluang lain.

Mengejar solusi permanen mungkin menghabiskan sumber


daya penting yang dibutuhkan di tempat lain. Artinya, jika
Anda menyelesaikannya 100%, Anda akan menggunakan
banyak waktu dan tenaga.  Selain itu, lingkungan mudah
berubah dan menjadi lebih kompleks. Artinya, solusi tersebut
mungkin tidak sesuai lagi untuk situasi tersebut.

Latih Pemimpin Masa Depan Sekarang


Pemimpin muda mana di organisasi Anda yang menunggu
untuk dilatih, dibimbing, dan ditantang? pilih dan posisikan
sumber daya yang tepat untuk pengembangan mereka
sekarang. 

HRD perlu mendorong berbagi pengalaman tanpa batas


dengan memfasilitasi percakapan di seluruh geografi, unit
bisnis, domain, dan level. 

Dalam menghadapi kompleksitas, HR Leaders juga perlu


mendukung kolaborasi dan membangun komunitas dalam
organisasi dengan memanfaatkan jaringan dan mendorong
engagement antara manajemen dan karyawannya.

Kisah Sukses: 3 Sikap Kepemimpinan Ala Manajer Reeracoen

Referensi: https://hbr.org/2010/12/leading-effectively-in-a-
vuca

 A-Ambiguity (Ambiguitas)
Ambiguitas adalah situasi di mana tidak ada yang jelas. Suatu
peristiwa ditafsirkan secara berbeda oleh orang yang berbeda.
Ada banyak manifestasi pada bagian kejelasan suatu
peristiwa. 

Contoh: Anda ingin mencoba untuk memindahkan pasar Anda


ke wilayah baru atau ketika Anda ingin mengeluarkan produk
baru di luar kompetensi inti perusahaan Anda. Di saat ini Anda
mungkin telah melakukan inovasi. Namun, sebuah inovasi
seringkali tidak dapat jelas sebab dan akibatnya. Bisa saja dari
sisi ide, keputusan Anda untuk memperluas pasar adalah ide
bagus namun pada waktu diimplementasikan ternyata
memasuki pasar baru tidak semudah yang Anda bayangkan. 

Agar Anda tidak terjebak dan terlambat bertindak untuk


menyelamatkan perusahaan Anda, berikut beberapa Langkah
strategis yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin yang
menghadapi lingkungan yang penuh dengan Ambiguitas. 

Mendengarkan Pendapat Orang Lain


Untuk mendapatkan kekuatan dari keberagaman, semua
suara harus didengar. Jangan menciptakan perselisihan Anda
sendiri dengan hanya mendengarkan apa yang ingin Anda
dengar dari berbagai suara yang mewakili perspektif yang
berharga.

5 Tips Mengelola Employee Relationship yang Baik

Berpikir secara Berbeda


Keterbukaan terhadap ide-ide baru merupakan karakteristik
kepemimpinan yang sangat berkorelasi dengan efektivitas.
Keberagaman ras dan gender sangat penting untuk
memberikan teladan bagi para pemimpin yang muncul.
pemimpin yang baik dapat melihat peluang urutan kedua dan
ketiga yang melekat dalam solusi yang sama menariknya.

6 Manfaat Inklusi dan Keragaman Di Tempat Kerja

Siapkan Dividen Tambahan


Merayakan kesuksesan itu penting, terutama di lingkungan
yang ambigu. Menetapkan dan mencapai dividen tambahan
adalah cara yang bagus untuk membangun dan
mempertahankan momentum, kepercayaan, baik pada
pemimpin maupun organisasi.

Referensi: https://hbr.org/2011/01/leading-effectively-in-a-
vuca-1

Simpulan
VUCA bukanlah konsep baru dalam menghadapi perubahan
dan dengan adanya pandemic saat ini. Konsep ini menjadi
hidup dan sebuah singkatan yang wajib ditanamkan oleh
setiap pemimpin organisasi ketika mereka ingin tetap
bertahan dan berkembang. 
Vuca menjadi bagian perubahan organisasi yang tidak dapat
dihindari namun perlu dihadapi dengan langkah-langkah
strategis. 

Kesuksesan seorang pemimpin organisasi dalam menghadapi


VUCA tidak terlepas dari peran seorang HR leader yang
mampu menjadi mitra strategis organisasi yang berperan
sebagai agen perubahan.

Disamping langkah-langkah diatas, para pemimpin perusahaan


dapat memanfaatkan peran manajer HR sebagai mitra strategis
perusahaan, yang memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi
kebutuhan organisasi, dan bekerja untuk menyesuaikan potensi dan
kapabilitas karyawan agar sesuai dengan strategi organisasi.
Manajer HR harus menemukan cara-cara inovatif untuk menarik dan
mempertahankan talenta SDMnya dan mampu memengaruhi bisnis
dengan mengantisipasi perubahan.
(Nazir, 2017 dalam Parween dan Deepak 2019).

Anda mungkin juga menyukai