Anda di halaman 1dari 4

ERA VUCA 2020

Salah satu tantangan yang harus dihadapi di dunia bisnis adalah VUCA world. VUCA yang
merupakan singkatan dari Volatile (bergejolak), Uncertain (tidak pasti), Complex (kompleks),
dan Ambigue (tidak jelas) merupakan gambaran situasi di dunia bisnis di masa kini. Istilah ini
awalnya diciptakan oleh militer Amerika untuk menggambarkan situasi geo-politik saat itu.
Namun karena kesamaan makna, maka istilah VUCA kini diadopsi oleh dunia bisnis:

1. Volatility , berarti sebuah perubahan dinamika yang sangat cepat dalam berbagai hal
seperti sosial, ekonomi dan politik.
2. Uncertainty,  bermakna sulitnya memprediksi isu dan peristiwa yang saat ini sedang
terjadi. 
3. Complexity, adalah adanya gangguan dan kekacauan yang mengelilingi setiap
organisasi. 
4. Ambiguity, didefinisikan sebagai beban berat realitas dan makna yang berbaur dari
berbagai kondisi yang ada atau sbuah keadaan yang terasa mengambang dan kejelasan
masih dipertanyaakan.
Banyak organisasi yang berjuang untuk tetap bertahan dan selaras dalam sifat VUCA
tersebut karena hal tersebut berpengaruh secara signifikan pada sumber daya manusia.
Kesiapan dalam menghadapi VUCA itu bukan hanya beban 1 orang, tetapi juga seluruh tim
di perusahaan.

VUCA secara tidak langsung menciptakan suatu tren baru yang penting untuk dipahami
oleh praktisi SDM dan pemimpin perusahaan masa kini. Ketika dulunya orang yang mencari
perusahaan untuk memberinya kerja, kini justru sebaliknya, perusahaanlah yang mencari
orang terbaik untuk bekerja. Saat dulunya, mesin, modal dan kondisi geografi menjadi
sebuah keunggulan, maka sekarang, karyawan yang bertalentalah keunggulan perusahaan.
Talent yang dulunya hanya berperan kecil terhadap keberhasilan bisnis, sekarang menjadi
penentu perubahan.

Kita tidak bisa mengubah VUCA yang saat ini terjadi. Tugas kita menyiapkan agar kita dan
tim kita siap menghadapi VUCA yang terjadi dan telah terbukti menelan banyak korban di

1
negeri ini. Agar kita tidak menjadi korban VUCA selanjutnya, kita perlu melakukan banyak
hal penting yang boleh jadi selama ini kita abaikan, al:

1. Tetapkan target jangka pendek yang jelas dan menantang.

2. Adaptif terhadap perubahan yang terjadi, yaitu Dengan menghadapi Volatility

(Pergejolakan) dengan Fleksibilitas

Kita semua tahu apa rasanya persaingan dlm menghimpun dan meyalurkan dan yang
begitu ketat serta tuntutan konsumen atau nasabah yang semakin bervariasi. Kita
mengalami penurunan yang tak terduga dan ekonomi yang tidak stabil. Tentu ini sangat
meresahkan kita semua. Cara yang tepat untuk beradaptasi dengan pergejolakan ini
adalah dengan fleksibilitas. Kita harus memiliki dan mengasah kemampuan kita agar
menjadi seorang yang fleksibel dan mudah beradaptasi dengan situasi yang berbeda.
Mari kita ambil contoh dari tanah liat. Tanah liat merupakan bahan yang mudah untuk
ditekuk dan dibentuk menjadi apapun. Kita dapat menjadikan tanah liat itu menjadi
sebuah bentuk yang kita mau. Jadi inilah yang juga harus kita ikuti, jadilah seperti tanah
liat yang mudah dibentuk. Ketika kita menjadi seorang yang fleksibel, tidak kaku,
mengikuti pergejolakan yang terjadi saat ini bukanlah hal sulit. Jangan lagi
mempertahankan pendirian dan menerapkan konsep lama kita, jadilah fleksibel.  

3. Berani menghadapi tantangan guna mengembangkan perusahaan dgn


Beralih dari Uncertainty (Ketidakpastian) ke Memahami.
Reaksi umum terhadap ketidakpastian adalah ketakutan, yang biasanya mengarah pada
perlawanan. Di era digital saat ini, teknologi adalah pertahanan utama untuk
meningkatkan pemahaman dan kesadaran. Ini dapat dilakukan dalam banyak cara
termasuk melalui dasbor bersama, alat kolaborasi online, pesan instan sederhana,
komunikasi SMS atau aplikasi lainnya. Cobalah untuk membuat komunitas
pembelajaran online sebagai forum bagi karyawan untuk saling belajar. Ini dapat
meningkatkan kesadaran karyawan tentang hal yang sedang menjadi tren dan hal yang
tidak diketahui yang dapat membantu mengurangi rasa takut dan bahkan stres. Jadikan
teknologi menjadi sebuah sarana yang justru membantu kita untuk menambah
wawasan dan pikiran yang terbuka tentang keadaan di jaman sekarang. Jangan

2
menolak perkembangan teknologi tersebut. Dengan teknologi, kita bisa mencari tahu
dan menggali hal-hal yang kita perlukan. 
4. Mengatasi Complexity (Kompleksitas) dengan Membangun Koneksi

Buat koneksi langsung dengan setiap orang di seluruh organisasi untuk menghindari
protokol hierarki yang rumit. Hapus hambatan dan buat koneksi untuk membina lebih
banyak koneksi langsung dan instan. Dengan cara ini, setiap kita menjadi lebih mudah
untuk berbagi informasi berharga, menemukan jawaban, dan mendapatkan bantuan
dan saran dari orang-orang yang mampu memberikan jawaban. Apalagi di dunia kerja,
setiap orang memiliki peluang untuk menemukan hal baru dari bidangnya sendiri
bahkan dari bidang lainnya. Ketika sistem ini diterapkan, secara tidak langsung kita
sedang membangun kompetensi organisasi yang dibutuhkan dalam mengatasi masalah
yang kompleks.

5. Mengatasi Ambiguity (Ambiguitas) dengan Agility (Kelincahan), yaitu SDM


harus dapat membaca tren masa depan dan mampu menyesuaikan diri
dengan berbagai situasi.

Ambiguitas adalah keadaan yang didalamnya tergantung penafsiran yang berbeda.


Setiap orang memiliki penafsiran yang berbeda tentang suatu hal. Perbedaan
penafsiran ini sering kali menimbulkan kekacauan. Bagaimana kekacauan ini dapat
diatasi? Jika kita merupakan seorang karyawan, tetaplah fokus pada bidang tugas
sesuai jobs nasing-masing. Bangun perubahan dalam diri masing-masing dengan
menyadari kondisi kesiapan kita setiap saat.

Ulasan:

Perjalanan industri perbankan di tanah air dalam menghadapi situasi yang tidak terduga
saat ini, yaitu pandemi Covid-19 ibarat lari marathon. Hal ini karena dampak pandemi tak
akan terjadi dalam kurun waktu jangka pendek. Maka dari itu, diperlukan determinasi
(kepastian), stamina, endurance (daya tahan dalam bekerja), energy (kemampuan) dan
power agar BPR kita dapat menangani dinamika eksternal yang menyertai setiap waktu.

3
“Kita hidup di era disrupsi, kita hidup di era VUCA (volatility, uncertainty, complexity,
ambiguity). Pesan dari saya paling tidak 12 bulan sampai 18 bulan kedepan kita akan
marathon untuk selesaikan PR, yakni PR untuk perbaiki NPL, PR untuk menjaga likuiditas
agar tidak merosot, dan PR untuk menjaga kondusifitas ekosistem BPR. Sehingga kita bisa
lepas dari era pertahanan ini dan tahun ini kita bisa lebih baik lagi untuk memainkan peran
sebagai lembaga intermediasi yang betul-betul joss,”. Selain itu, pada situasi terkini,
perbankan juga dihadapkan dengan adanya rumor dan hoax yang beredar di ranah publik
baik di kanal elektronik, media sosial dan cetak. Untuk menangani hal tersebut, pihak-pihak
terkait harus meningkatkan alert-nya (kewaspadaan) tinggi-tinggi, karena setiap suara yang
keluar di ruang publik harus secepatnya di-capture (ditangkap) dan di-handle (ditangani).
Caranya, adalah dengan menunjukkan ke publik bahwa baik dari pihak otoritas atau bank,
sudah lakukan upaya sungguh-sungguh dalam kerangka perbaikan.

“Tunjukan kepada publik sehingga publik lambat laun level trust naik, kalau sudah naik tentu
rumor atau hoax pasti akan terpatahkan dengan sendirinya. Cukup buktikan, tunjukan data-
data perbaikan kepada publik. Penting bagi kita untuk menjaga ekosistem perbankan kita
tetap sehat, karena bank adalah salah satu kontributor dominan untuk lakukan kegiatan
ekonomi,”

Ctt:
Disrupsi adalah gangguan yang mengakibatkan industri tidak berjalan seperti biasanya
karena bermunculannya kompetitor baru yang jauh lebih efisien dan efektif, serta
penemuan teknologi baru yang mengubah peta bisnis.

Anda mungkin juga menyukai