Anda di halaman 1dari 2

Istilah VUCA menggambarkan keadaan yang tidak dapat diprediksi, menantang, dan tidak

menguntungkan. VUCA adalah gabungan dari Volatility, Uncertainty,


Complexity, dan Ambiguity. Istilah tersebut muncul pada 1990-an dan dipopulerkan oleh United
State Army War College setelah perang dingin terjadi.
Volatility dalam VUCA adalah sesuatu yang tidak stabil, cepat berubah, dan tidak teratur. Volatil
menggambarkan situasi yang sering terjadi dengan cepat dan memiliki dampak besar.
Uncertainty yaitu mengarah pada ketidakpastian yang terjadi, sehingga menjadi ancaman bagi
bisnis, apabila terus diabaikan.
Complexity adalah situasi yang memiliki banyak bagian dan variabel serta saling terkoneksi.
Sebagian informasi sudah tersedia atau bisa diprediksi.
Ambiguitas yaitu situasi tanpa ada hubungan sebab dan akibat yang jelas atau dikenal ambigu.
Tantangan ini tidak terduga karena belum pernah terjadi sebelumnya.
Dari penjelasan diatas muncul pertanyaan wirausahawan seperti apa yang mampu menghadapi
serba ketidakpastian dalam mengembangkan bisnis ?
Wirausahawan yang memiliki karakteristik seperti pendapat M. Scarborough dan Thomas W.
Zimmerer (1993:6-7) dalam Suryana (2006) yang mampu menghadapai keadaan serba
ketidakpastian VUCA antara lain sbb :
1. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang
dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab akan selalu mawas diri.
2. Preference for moderate risk, yaitu lebih memiliki risiko yang moderat selalu
menghindari risiko, baik yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi.
3. Confidence in their ability to success, yaitu memiliki kepercayaan diri untuk memperoleh
kesuksesan.
4. Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan balik dengan segera.
5. High level of energy, yaitu memiliki semangat dan kerja keras untuk mewujudkan
keinginannya demi masa depan yang lebih baik
6. Future orientation, yaitu berorientasi serta memiliki perspektif dan wawasan 6. jauh ke
depan.
7. Skill at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya
untuk menciptakan nilai tambah.
8. Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai prestasi daripada uang

Selain karakteristik kewirausahawan diatas yang bisa dilakukan seorang wirausahawan dalam
menghadapi VUCA sebagai berikut :

 Hadapi Volatility (Pergejolakan) dengan Fleksibilitas


Kita semua tahu bagaimana rasanya pasar saham yang bergejolak. Kita sedang mengalami resesi
yang tidak terduga dan perekonomian yang tidak stabil. Ini sangat meresahkan. Cara yang tepat
untuk beradaptasi terhadap gejolak seperti ini adalah dengan bersikap fleksibel.wirausahawan
harus memiliki dan mengasah keterampilan untuk menjadi seseorang yang fleksibel dan mudah
beradaptasi dengan berbagai situasi.masalah seperti apapun yang dihadapi sekarang tidakakan
sulit jika seorang wirausahawan mampu untuk bersikap fleksibel (tidak kaku). Daripada hanya
bertahan dan menerapkan ide-ide lama.

 Beralih dari Uncertainty (Ketidakpastian) ke Memahami


Respons umum terhadap ketidakpastian adalah rasa takut, yang sering kali menimbulkan
penolakan. Di era digital saat ini, teknologi adalah pertahanan utama terhadap peningkatan
pemahaman dan kesadaran. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk melalui
dasbor bersama, alat kolaborasi online, pesan instan sederhana, komunikasi SMS, atau aplikasi
lainnya. Cobalah membuat komunitas belajar online sebagai wadah bagi karyawan untuk saling
belajar. Hal ini dapat membantu mengurangi rasa takut dan bahkan stres dengan meningkatkan
kesadaran karyawan terhadap tren dan hal-hal yang tidak diketahui. Biarkan teknologi menjadi
alat yang sangat membantu dalam segala aktivitas untuk memperluas wawasan dan membuka
pikiran terhadap situasi saat ini. Jangan menolak perkembangan teknologi. Dengan teknologi,
semua orang dapat menemukan dan mengeksplorasi apa yang mereka butuhkan.

 Mengatasi Complexity (Kompleksitas) dengan Membangun Koneksi


Jalin hubungan langsung dengan semua orang dalam organisasi untuk menghindari perjanjian
yang rumit dan berlapis. Hilangkan hambatan dan bangun koneksi untuk memfasilitasi koneksi
yang lebih langsung dan cepat. Dengan cara ini, masing-masing dari kita dapat lebih mudah
berbagi informasi berharga, menemukan jawaban, dan mendapatkan bantuan serta saran dari
mereka yang dapat memberikan jawabannya. Apalagi di dunia kerja, setiap orang mempunyai
kesempatan untuk menemukan hal-hal baru di bidangnya dan di luarnya. Dengan menerapkan
sistem ini, secara tidak langsung Anda akan membangun kemampuan organisasi yang diperlukan
untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks.

 Mengatasi Ambiguity (Ambiguitas) dengan Agility (Kelincahan)


Ambiguitas adalah situasi yang bergantung pada penafsiran yang berbeda. Setiap orang
mempunyai penafsiran yang berbeda terhadap suatu hal. Perbedaan penafsiran ini seringkali
menimbulkan kebingungan. Bagaimana cara mengatasi kekacauan ini? Jika seorang pemimpin,
tetaplah fokus dan jadilah teladan bagi karyawan dalam hal kepemimpinan dan navigasi.
Aktifkan perubahan dengan tetap mendapatkan informasi tentang status kesiapan organisasi.
Gunakan survei untuk menilai kesiapan terhadap perubahan dan memahami bagaimana
perubahan akan berdampak pada karyawan. Tetapkan tujuan yang luas, buatlah itu
menyenangkan, dan berikan penghargaan kepada karyawan yang bekerja untuk mencapainya.

Refrensi :
Raharja, S. J., dan Ratih Purbasari. (2022). Kewirausahaan. Tangerang Selatan:Universitas
Terbuka
M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993:6-7) Suryana (2006)
https://www.studilmu.com/blogs/details/apa-itu-vuca-4-cara-beradaptasi-dengan-vuca

Anda mungkin juga menyukai