Anda di halaman 1dari 16

KEBERANIAN MENGHADAPI RESIKO

 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti perkuliahan ini,
mahasiswa diharapkan mengetahui dan
memahami mengenai pengertian resiko,
berpikir dengan penuh kepercayaan,
keyakinan yang kuat, menghancurkan pikiran
yang merusak kepribadian, bercermin pada
orang-orang pemberani, mengurangi
ketergantungan kepada orang lain, memiliki
motto untuk maju, dan keberanian membuat
perbedaan
Materi Pembahasan :

Pengertian Resiko
Kiat Menghadapi Resiko.
Mengelola Resiko Usaha.
Pengertian Resiko

Darmawi (1997) memberikan beberapa pengertian


resiko sebagai berikut:

 Risk is the chance of loss (Risiko adalah kans


kerugian)
 Risk is the possibility of loss (Risiko adalah
kemungkinan kerugian)
 Risk is uncertainly (Resiko adalah ketidakpastian)
 Risk is the probability of any outcome different from
the one expected (Risiko adalah probabilitas sesuatu
outcome berbeda outcome yang diharapkan)
Berdasarkan penelusuran, resiko timbul karena
adanya situasi ketidakpastian akan pekerjaan
(usaha) yang kita lakukan. Ketidakpastian itu
secara teoretik lebih dibanyak disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu:

1. Jarak waktu dimulai perencanaan atas kegiatan sampai


kegiatan itu berakhir. Semakin panjang jarak waktu
makin besar ketidakpastian.
2. Keterbatasan tersedianya informasi yang diperlukan.
3. Keterbatasan pengetahuan/ketermpilan/teknik
pengambilan keputusan.
4. Tantangan yang dihadapi begitu banyak dan beragam.
5. Persaingan yang ketat.
Namun demikian, resiko sebera dan sesukar apapun harus
selalu dihadapi dengan tenang, sebab setiap resiko pada
dasarnya memberikan dua kemungkinan, yaitu:

 Pertama, resiko memberikan pembelajaran yang tak


ternilai harganya agar setiap langkah atau keputusan
yang diambil senantiasa menggunakan perhitungan
yang cermat.
 Kedua, resiko dalam pengertian kegagalan adalah pintu
utama untuk menuju sukses.
KIAT MENGHADAPI RESIKO

a. Berpikir Dengan Penuh Kepercayaan

 Berpikir dengan penuh kepercayaan akan membantu mental kita dalam menghadapi
segala kegagalan dan resiko mengenai kehidupan.

 Berpikirlah selalu ke arah sukses, maka rasa takut dan khawatir tentang kegagalan tak
mungkin terlintas dihati anda.

 Siapkan pikiran-pikiran positif dan kepercayaan yang kuat atas usaha dan tindakan anda
pada suatu keberhasilan, agar rasa cemas pada kemungkinan-kemungkinanan yang terjadi
bisa teratasi.

 Cara berpikir negatif oleh orang-orang yang berhasil dianggapnya sebagai sikap yang
cenderung merusak kehidupan berotak cermelang dan berpendidikan tinggi sebagian
gagal dan merasa takut untuk bangkit kembali.

 Masalah yang terdapat pada diri mereka adalah karena selalu berpikir negatif yang
mengarah pada suatu kegagalan. Bagi anda, berpikir pada masalah yang positif dan
cenderung ke arah sukses, maka rasa takut semacam itu akan tak mungkin anda temui.
B. Diperlukan Keyakinan Yang Kuat

 Seharusnya memang diperlukan keyakinan yang


kuat terhadap diri sendiri untuk mengancurkan
rasa takut dan membina sikap keberanian. Ini
yang paling penting. Keyakinan akan
mengalahkan segala-galanya. Kata Dave, bahwa
sadarilah kenyataan, sesungguhnya rasa
keyakinan itu harus didapat, ditumbukah. Tak
ada orang yang lahir bebas dari rasa takut.
C . Hancurkan PikiranYang Merusak Kepribadian

 Bagaimana dan apakah pikiran yang merusak itu?


Dalam hidup ini, sesungguhnya banyak sekali pikiran-
pikiran yang merusak. Kita setiap waktu tidak
menyadari bahwa kita telah membiarkan pikiran-pikiran
yang negatif terus menerus mengalir ke dalam diri kita.
Inilah yang benar-benar harus kita perhatikan.

 Pikiran-pikiran yang merusak kepribadian adalah


semacam angan-angan yang terjadi pada diri kita
mengenai sesuatu yang tidak menyenangkan. Rasa
takut pada suatu disebabkan karena kita khawatir akan
menjumpai sesuatu uang kurang menyenangkan
menimpa diri kita.
D. Bercermin Pada Orang-orang Pemberani

 Bercermin pada orang-orang pemberani membuat kita


menjadi orang yang juga mempunyai mental keberanian.
Berpedomanlah bahwa orang lain bisa mengapa kita tidak,
orang lain berani mengapa kita takut, orang lain sukses
mengapa kita gagal, dan masih banyak rentetan kalimat
seperti itu.
 Ingat dan selalu tanamkan dalam hati akan kalimat yang bisa
menumbuhkan pikiran-pikiran positif. Misalkan selama ini
anda merasa takut terhadap laba-laba. Maka tanamkan
kalimat ini: “Orang lain banyak berani menyentuh laba-laba,
mengapa saya tidak?” Lalu ucapkan kalimat betul-betul dan
ulangi berkali-kali: “Orang lain berani maka juga harus
berani.”
E. Mengurangi Ketergantungan Pada Orang Lain

 Manusia hidup memang saling menggantungkan pada orang


lain. Sikap ketergantungan ini tidak dapat kita lepaskan dan
kita ganti dengan hukum lain.

 Sejak lahir kita selalu menggantungkan diri untuk minta


pertolongan pada orang lain. Tapi, semakin besar rasa
ketergantungan seseorang pada orang lain, maka semakin
melemahkan rasa keberanian untuk dapat menjalani
kehidupan. Orang yang selalu menggantungkan dirinya pada
orang lain, atau pada orang tuanya, maka mereka cenderung
merasa takut untuk menghadapi masalah serta resiko
kehidupan.
F. Memiliki Motto Untuk Maju
 Di awal tulisan ini telah dikutip definisi manusia
pembernai yang dibuat filsuf kondang Aristoteles ribuan
tahun silam. Mereka bukanlah orang-orang yang tidak
memiliki rasa takut, tetapi takut terhadap hal yang
seharusnya (the right things), pada saat yang tepat (at the
right time), dengan cara yang benar (in the right way).
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa :
1. Seorang pemberani tidak takut dicibir dan dicemoohkan orang, ia lebih takut untuk tidak
bertindak sesuai dengan hati nurani dan keyakinannya.
2. Seorang pemberani, sekalipun mungkin disukaui orang, tidak takut ditinggalkan banyak orang,
ia lebih takut tidak mengembangkan potensi, bakat-bakat untuk dan talenta yang dipercayakan
Tuhan kepadanya.
3. Seorang pemberani tidak takut kepada atasan (termasuk tentara, penguasa dan pemerintah), ia
lebih takut melanggar prinsip-prinsip hukum-hukum moral, dan nilai-nilai etis yang
dipercayainya.
4. Seorang pemberani tidak takut menghadapi berbagai kemungkinan masa depan, ia lebih takut
tidak berbuat yang terbaik hari ini.
5. Seorang pemberani tidak takut menderita, ia lebih takut membangun kebahagiaan diatas
penderitaan orang lain.
6. Seorang pemberani tidak takut bekerja keras, ia lebih takut menjadi benalu dan parasit bagi
masyarakatnya.
7. Seorang pemberani tidak takut kehilangan gaji besar, ia lebih suka tidak mampu mengangkat
derajat kehidupan orang-orang disekitarnya.
8. Seorang pemberani tidak takut di PHK atau drop out dari pendidikan formal, ia lebih takut untuk
memperbudak diri atau tidak belajar dari sekolah kehidupan.
9. Seorang pemberani tidak takut gagal, ia lebih takut tidak mencoba peluang yang lewat didepan
mata.
G. Keberanian Membuat Perbedaan

 Pentingnya memiliki keberanian untuk menjadi wirausaha sukses,


juga ditegaskan oleh Pudi E. Chandra, MBA. Presiden Direktur
Primagama Grup merangkap Presiden Direktur Prima
Enterpreneurship, yang memulai usaha bimbingan belajr
(bimbingan tes masuk perguruan tinggi, khususnya negeri)
dengan modal Rp. 300.000 ini pernah menuliskan 4 kiat
suksesnya, yakni : berani mimpi, berani mencoba, berani gagal,
dan berani berhasil.

 Dengan kata lain semua kiat sukses berwirausaha dikaitkan


edngan keberanian. Dan ia membuktikannya dengan keberanian
spektakuler mendirikan usaha bimbingan belajar sejak tahun 1982
dan sekarang memiliki 108 cabang, tersebar di 62 kota,
menjangkau 14 propinsi. Primagama memang tercatat sebagai
salah satu yang terbesar, sekalipun mungkin bukan yang terbaik,
dalam bidang usaha pendidikan luar sekolah tersebut.
Proses manajemen resiko melibatkan lima langkah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi resiko dan potensi kerugian.
Analisis kemungkinan resiko yang akan dihadapi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya,
misalnya kecelakaan pada saat pngiriman barang, proses produksi atau menjalankan tugas yang
berisiko.

2. Mengukur frekuensi dan keparahan kerugian dan dampaknya.


Pengukuran dapat dilakukan dengan catatan terdahulu mengenai resiko yang pernah terjadi
untuk menilai frekuensi dan dampak resiko.

3. Mengevaluasi alternatif dan memilih teknik yang terbaik untuk menangani kerugian.

Empat pilihan untuk menangani resiko seperti :


1. Penghindaran resiko : praktek menghindari resiko dengan menurunkan tau menghilangkan
partisipasi dalam sebuah kegiatan.
2. Pengendalian resiko : praktek meminimalkan frekuensi atau keparahan kerugian dari kegiatan
berisiko.
3. Penyimpanan resiko : praktek penutupan kerugian perusahaan dengan dananya sendiri.
4. Pemindahan resiko : praktek pemindahan resiko perusahaan ke perusahaan lain.
Empat pilihan untuk menangani resiko seperti :

1. Penghindaran resiko : praktek menghindari resiko


dengan menurunkan tau menghilangkan
partisipasi dalam sebuah kegiatan.
2. Pengendalian resiko : praktek meminimalkan
frekuensi atau keparahan kerugian dari kegiatan
berisiko.
3. Penyimpanan resiko : praktek penutupan
kerugian perusahaan dengan dananya sendiri.
4. Pemindahan resiko : praktek pemindahan resiko
perusahaan ke perusahaan lain.
4. Merapkan program manajemen resiko.
Alat penerapan keputusan manajemen resiko
tergantung teknik yang dipilih dan kegiatan
yang sedang dikelola.

5. Memonitor hasil.
Manajemen resiko merupakan kegiatan yang
terus menerus, sehingga tindak lanjut menjadi
hal yang penting. Manajer harus terus menerus
memonitor resiko perusahaan, mngevaluasi
ulang metode yang dipilih untuk menangani
resiko dan mengubah bila diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai