Melalui pelatihan. Berbagai simulasi usaha biasanya diberikan melalui pelatihan baik
yang dilakukan dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan outdoor). Melalui
pelatihan ini, keberanian dan ketanggapan kita terhadap dinamika perubahan
linghkungan akan diuji dan selalu diperbaiki dan dikembabngkan
Adapun aspek-aspek kejiwaan yang mencirikan bahwa seseorang dikatakan memilki jiwa
wirausaha adalah sebagai berikut yang penulis kutip dan bahas berdasarkan pendapat Suryana
(2003) bahwa orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan yaitu :
-
walaupun akan menghadapi berbagai rintangan. Tidak selalu dihantui rasa takut akan
kegagalan sehingga membuat dirinya optimis untuk terus maju.
-
Memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda dan berani mengambil resiko
dengan penuh perhitungan)
Leadership atau kepemimpinan merupakan faktor kunci menjadi wirausahawan
sukses. Berani tampil ke depan menghadapi sesuatu yang baru walaupun penuh
resiko. Keberanian ini tentunya dilandasi perhitungan yang rasional.
Seorang yang takut untuk tampil memimpin dan selalu melemparkan tanggung jawab
kepada orang lain, akan sulit meraih sukses dalam berwirausaha. Sifat-sifat tidak
percaya diri, minder, malu yang berlebihan, takut salah dan merasa rendah diri adalah
sifat-sifat yang harus ditinggalkan dan dibuang jauh-jauh dari diri kita apabila ingin
meraih sukses dalam berwirausaha.
Suka tantangan
Kita mungkin sering membaca atau menyaksikan beberapa kasus mundurnya seorang
manajer atau eksekutif dari suatu perusahaan. Apa yang menyebabkan mereka
hengkang dari perusahaannya dan meninggalkan kemapanan sebagai seorang
manajer? Sebagian dari mereka ternyata merasa jenuh terus menerus mengemban
tugas rutin yang entah kapan berakhirnya. Mereka membutuhkan kehidupan yang
lebih dinamis yang selama ini belim mereka dapatkan di perusahaan tempat mereka
bekerja. Akhirnya mereka menelusuri aktivitas seperti apakah yang dapat memuaskan
kebutuhan mereka akan tantangan ? Berwirausaha ternyata menjadi pilihan
sebagian besar manajer yang sengaja keluar dari kemapanannya di perusahaan.
Mengapa wirausah ? Ternyata begitu banyak variasi pekerjaan dan perubahan yang
sangat menantang dalam dunia wirausaha.
Kemauan kerja keras yang kita peroleh dari disiplin, akan melahirkan
mental yang kuat dan tidak mudah menyerah walaupun dalam keadaan sulit.
Disiplin diri sendiri memberikan kekuatan-kekuatan, yaitu :
d. Kerja Sama
Para wirausaha harus bisa hidup dengan tidak merugikan orang lain.
Pada hakikatnya kekuatan manusia itu terletak pada kemampuan fisik atau
kemampuan pada jiwanya semata. Kekuatan manusia terletak dalam
kemampuan untuk bekerja sama dengan manusia lainnya.
harus ditanamkan dengan intensitas yang sama pada semua mata pelajaran, maka
penanaman nilai tersebut menjadi sangat berat. Oleh karena itu penanaman nilai
nilai kewirausahaan dilakukan secara bertahap dengan cara memilih sejumlah
nilai pokok sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya. Selanjutnya
nilai-nilai pokok tersebut diintegrasikan pada semua mata pelajaran. Dengan
demikian setiap mata pelajaran memfokuskan pada penanaman nilai-nilai pokok
tertentu yang paling dekat dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan.
Nilai-nilai pokok kewirausahaan yang diintegrasikan ke semua mata pelajaran
pada langkah awal ada 6 (enam) nilai pokok yaitu: mandiri, kreatif pengambil
resiko, kepemimpinan, orientasi pada tindakan dan kerja keras.
Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mata pelajaran dilaksanakan
mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada
semua mata pelajaran. Pada tahap perencanaan, silabus dan RPP dirancang agar
muatan maupun kegiatan pembelajarannya memfasilitasi untuk mengintegrasikan
nilai-nilai kewirausahaan. Cara menyusun silabus yang terintegrsi nilai-nilai
kewirausahaan dilakukan dengan mengadaptasi silabus yang telah ada dengan
menambahkan satu kolom dalam silabus untuk mewadahi nilai-nilai
kewirausahaan yang akan diintegrasikan. Sedangkan cara menyususn RPP yang
terintegrasi dengan nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi
RPP yang sudah ada dengan menambahkan pana materi, langkah-langkah
pembelajaran atau penilaian dengan nilai-nilai kewirausahaan.
Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan
kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilainilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan
yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan
pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri.
Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan
berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai
kewirausahaan.
Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan dalam silabus dan RPP dapat dilakukan
melalui langkah-langkah berikut:
aktif
yang
terintegrasi
nilai-nilai
11
Kelima hal di atas merupakan komponen proses kewirausahaan terkontrol yang dapat diukur,
dipengaruhi dan diubah. Pendiri dan invenstor memfokuskan diri pada faktor ini saat
melakukan proses analisis risiko dan menentukan upaya perubahan untuk meningkatkan
peluang sukses ventura.
dan mudah menerima atau terbuka terhadap gagasan, pendekatan dan informasiinformasi baru. (3) Motivasi. Ini menyangkut dorongan prestasi untuk menjadi
lebih baik, komitmen, inisiatif untuk memanfaatkan kesempatan, dan optimisme
dalam menghadapi halangan dan kegagalan.
2. Faktor eksternal, yaitu kecakapan sosial yang menyangkut soal bagaimana kita
menangani suatu hubungan. kecakapan sosial seseorang terdiri atas 2 unsur
terpenting, yaitu: (1) Empati. Ini menyangkut kemampuan untuk memahami orang
lain, perspektif orang lain, dan berminat terhadap kepentingan orang lain. Juga
kemampuan mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan
pelanggan. Mengatasi keragaman dalam membina pergaulan, mengembangkan
orang lain, dan kemampuan membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan
hubungannya dengan kekuasaan, juga tercakup didalamnya. (2) Keterampilan
sosial. Termasuk dalam hal ini adalah taktik-taktik untuk meyakinkan orang
(persuasi), berkomunikasi secara jelas dan meyakinkan, membangkitkan inspirasi
dan memandu kelompok, memulai dan mengelola perubahan, bernegosiasi dan
mengatasi silang pendapat, bekerja sama untuk tujuan bersama, dan menciptakan
sinergi kelompok dalam memperjuangkan kepentingan bersama.
Menurut Timmons (2008:40), wirausahawan harus menjauhi arena persaingan yang
sekiranya tidak menguntungkan dirinya, atau memanfaatkan potensi yang ada secara kreatif
untuk menghasilkan kompetensi. Berusaha menciptakan pertambahan nilai perusahaan yang
disertai aliran arus kas yang tidak terputus, sehingga menarik minat perusahaan modal untuk
berinvestasi. Menurut Timmons, saat ini terjadi kecenderungan di mana wirausahawan yang
telah sukses membawa pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan yang menjadi nilai
tambah untuk menjadi invenstor terhadap perusahaan pemula yang berpotensi tinggi. Salah
satu kriteria ventura potensial adalah mampu mengidentifikasi mitra dalam hal pendanaan
dan anggota tim inti. Mereka mencari penyandang dana yang memiliki nilai tambah yakni
dapat meningkatkan sumber daya manusia perusahaan secara keseluruhan. Dari kesemua hal
berkenaan dengan proses kewirausahaan, puncaknya adalah ventura terkait dengan pilihan
gaya hidup. Hidup harus dibuat bahagia, sehingga seseorang bisa hidup sesuai dengan
keinginannya, sementara perusahaan terus berkembang.
Timmons (2008:41) menggambarkan faktor pendorong yang mendasari kesuksesan
ventura baru melalui tiga faktor yaitu peluang usaha, sumber daya, dan tim. Ketiga faktor
tersebut saling berinteraksi menciptakan keseimbangan sebagaimana diilustrasikan pada
bagan Timmons. Proses kewirausahaan diawali dengan peluang usaha (bukan uang), strategi,
jaringan, tim, atau rencana bisnis. Peluang usaha terjadi dengan sendirinya di luar kontrol
siapa pun. Tugas wirausahawan dan timnya adalah meramu semua faktor yang ada sehingga
terjadi suatu keseimbangan. Wirausahawan bagai seorang akrobator yang harus menjada tiga
buah bola agar tetap di udara sambil melompat-lompat di atas trampoline. Seperti itulah
kondisi sebuah perusahaan pemula. Rencana bisnis merupakan bahasa dan kode untuk
mengkomunikasikan kualitas dari tiga kekuatan dalan bagan Timmons untuk mencapai
kesesuaian dan keseimbangan.
Dari bagan di atas, Timmons menganalisis bahwa bentuk, ukuran, dan dalamnya
peluang usaha menentukan bentuk, ukuran dan dalamnya kondisi sumber daya dan tim.
13
1. Peluang usaha, merupakan inti dari proses kewirausahaan. Suatu peluang usaha
dianggap baik jika memiliki permintaan pasar, struktur pasar dan ukuran pasar
yang baik, besarnya marjin. Ringkasnya, suatu peluang dikatakan memiliki
kekuatan bila investor mendapatkan modalnya kembali.
2. Sumber daya, yakni potensi dan kompetensi yang didukung oleh kreativitas dan
penghematan. Wirausahawan yang sukses adalah yang dapat menghemat modal
dan memanfaatkannya dengan cerdik.
3. Tim Kewirausahawan, dipimpin oleh wirausahawan yang sudah memiliki
pengalaman kerja yang sukses. Menempatkan orang yang tepat pada posisi yang
tepat, menghargai yang berhasil tetapi juga membantu yang gagal. Menerapkan
standar perilaku dan performa yang tinggi pada tim.
Hubungan antara ketiga kekuatan bagan Timmons harus diwarnai oleh konsep
kesesuaian dan keseimbangan. Dengan demikian, tugas wirausahawan dan timnya adalah
meramu semua faktor yang ada sehingga terjadi suatu keseimbangan. Dalam artian, dia harus
bisa menguasai keadaan sehingga bisa mencapai keberhasilan usaha.
Dasar dari proses kewirausahaan ada dua, yaitu logika dan trial and error dengan
menggunakan intuisi dan perencanaan. Namun keberhasilan dari suatu proposal ventura
banyak tergantung pada kesesuaian faktor kekuatan yang dapat meyakinkan investor. Tidak
ada waktu yang paling tepat untuk memulai sebuah proses kewirausahaan. Oleh karena itu,
kesigapan dalam melihat suatu peluang dan keputusan untuk meraihnya memiliki nilai
tersendiri dalam proses kewirausahaan.
14
Untuk menjadi wirausaha sukses dan tangguh melalui inovasi, maka harus menerapkan
beberapa hal berikut:
1. Seorang wirausaha harus mampu beripikir secara Kreatif, yaitu dengan berani keluar
dari kerangka bisnis yang sudah ada. Untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
2. Seorang wirausaha juga harus bisa membaca arah perkembangan dunia usaha.
Misalnya, saat ini sedang maraknya penggunaan Teknologi Informasi dalam dunia
bisnis.
3. Seorang wirausaha harus dapat menunjukkan nilai lebih dari produk yang dimilikinya,
agar konsumen tidak merasa produk yang ditawarkan terlalu mahal.
4. Seorang wirausaha perlu menumbuhkan sebuah kerjasama tim, sikap leadership,
kebersamaan dan membangun hubungan yang baik dengan karyawannya.
5. Seorang wirausaha harus mampu membangun personal approach yang baik dengan
lingkungan sekitarnya dan tidak cepat berpuas diri dengan apa yang telah diraihnya.
6. Seorang wirausaha harus selalu meng-upgrade ilmu yang dimilikinya untuk
meningkatkan hasil usaha yang dijalankannya. Hal ini dapat ditempuhnya dengan cara
membaca buku-buku, artikel, internet, ataupun bertanya pada yang ahlinya.
7. Seorang wirausaha harus bisa menjawab tantangan masa depan dan mampu
menjalankan konsep manajemen dan teknologi informasi. Hal ini bertujuan untuk
mempelajari segala situasi bisnis atau usaha yang cepat berkembang dan berubah
sangat cepat. Untuk itu perlunya daya kreativitas yang tinggi, analisis yang baik,
intuisi yang tajam, kemampuan networking yang mendukung, serta strategi jitu dalam
memasarkan produk atau jasa yang dimilikinya.
Saifudin (2008:3) mengemukakan beberapa faktor penyebab
sebagai berikut:
kegagalan kewirausahaan,
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh seseorang ketika terlibat dalam wirausahawan
dikemukakan oleh Saifudin (2008:3), sebagai berikut:
1. Otonomi, pengelolaan yang merdeka membuat wirausahawan menjadi seorang
boss yang penuh kepuasan.
2. Tantangan awal dan motif berprestasi, merupakan pendorong yang baik dan
berpeluang untuk mengembangkan konsep usaha yang menghasilkan keuntungan.
3. Kontrol Finansial, bebas dalam mengelola keuangan dan merasa sebagai kekayaan
miliki sendiri yang dapat diaturnya.
Sedangkan kerugian yang mungkin dapat dirasakan oleh seorang wirausahawan juga
dikemukakan oleh Saifudin (2008:3) sebagai berikut:
1. engorbanan personal, pada awalnya wirausaha harus bekerja dalam waktu lama dan
sibuk, sedikit waktu untuk keluarganya dan relaksasi.
2. Beban tanggung jawab, wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik
pemasaran, keuangan, personal, maupun pengadaan dan pelatihan.
3. Margin keuntungan yang kecil dan kemungkinan gagal. Wirausaha yang
menggunakan modal sendiri, maka profit margin yang diperoleh relative kecil dan ada
kemungkinan gagal.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh National Center for enterpreneural Research berhasil
mengidentifikasi 26 perilaku perusahan-perusahaan potensial yang berkembang di dunia yang
menunjang kesuksesannya. Perilaku-perlaku tersebut, dikelompokkan dalam empat area
utama yaitu perilaku pemasaran, perilaku keuangan, perilaku manajemen, dan perilaku
perencanaan.
Dalam hal pelaksanaan kewirausahaan, hasil penelitian menemukan menemukan tiga faktor
yang berperan dalam kesuksesan wirausahawan, yiatu:
1. Kepribadian. Tidak ada kepribadian ideal untuk menjadi wirausahawan, akan tetapi
dia harus memiliki beberapa keterampilan yang bisa dipelajari. Yang diperlukan
adalah mengambil keputusan dengan penuh keyakinan. Wirausahawan tidak hanya
memiliki sifat kreatif dan inovatif, tetapi juga kemampan manajerial, keterampilan
bisnis, dan relasi yang baik.
2. Pengalaman. Peneliti meyakini faktor pengalaman sehari-hari dan kecakapan menjadi
kunci keberhasilan. Seorang wirausahawan harus mengumpulkan informasi dan
16
17
Ada banyak kisah pengusaha sukses yang membangun kerajaan bisnisnya dari
nol, dengan perjuangan yang berat, jatuh bangun dan akhirnya mencapai kesuksesan
yang besar. Kisah sukses seseorang dalam berbisnis dapat menumbuhkan motivasi
Anda untuk melakukan hal serupa dan menghindarkan diri Anda dari ketakutan dan
resiko yang akan dihadapi. Motivasi yang tinggi untuk berbisnis secara bertahap akan
menumbuhkan jiwa wirausaha dalam diri Anda
4. Keyakinan dan optimisme
Seorang enterpreneur sejati memiliki keyakinan dan optimisme dalam
menjalankan usahanya. Untuk itu bagi Anda yang akan terjun kedalam
entrepreneurship seharusnya memiliki dua sikap diatas agar tetap survive dan
konsisten menjalankan usaha
5. Fokus dalam berwirausaha
Banyak halangan dan rintangan yang akan dihadapi dalam memulai sebuah
usaha. Oleh sebab itu sikap fokus yang dibarengi keyakinan dan optimisme mutlak
harus dimiliki oleh seorang wirausahawan agar tidak menyerah dan berhenti ditengah
jalan
6. Belajar berwirausaha
Saat ini banyak metode dan pelatihan yang bertujuan untuk menumbuhkan
jiwa wirausaha, baik pendidikan formal maupun non-formal, seminar-seminar,
pelatihan dan kuliah kewirausahaan yang sangat bermanfaat untuk membentuk mental
dan semangat entrepreneurship seseorang. Anda dapat memilih salah satu satu dari
metode diatas dan mempelajari banyak hal tentang kewirausahaan dari manajerial,
pemasaran hingga produksi sehingga dengan pengetahuan dan ilmu yang lebih baik,
proses wirausaha yang Anda mulai dapat berjalan lebih optimal.
7. Lakukan sekarang juga
Banyak orang menunda dan beralasan untuk tidak memulai bisnisnya,
sehingga impiannya untuk memiliki usaha atau bisnis hanya jalan di tempat tanpa
tindakan untuk mewujudkannya. Seorang calon pengusaha sukses harus memiliki
keberanian untuk take action dan menghilangkan ketakutan-ketakutannya dan
langsung terjun ke dalam bisnis yang direncanakannya. Jika Anda telah memulai dan
menjalankan bisnis dengan konsisten, dengan sendirinya mental dan jiwa wirausaha
akan terbentuk. Banyak orang terhenti pada fase perencanaan dan ide bisnis saja,
tanpa melakukan tindakan apapun. Banyak juga orang yang memiliki impian-impian
besar namun hanya sebatas impian yang tidak pernah terwujud karena tidak
melakukan hal apapun. Hal paling penting dalam wirausaha dan menumbuhkan jiwa
wirausaha adalah tindakan nyata untuk terjun langsung berbisnis.
8. Berani mengambil risiko
Risiko itu ada bilamana waktu yang akan datang (future) tidak diketahui
(uknown). Jadi, dengan perkataan lain resiko itu ada bila ada ketidakpastian
(uncertainty). Berhubungan akibat daripada resiko itu sangat tidak kita kehendaki,
maka setiap orang akan bertindak sebgai risk manager, bukan karena dipilih tetapi
karena terpaksa. Berhubung resiko itu banyak ragamnya, dalam tahap ini akan
18
dibahas terutama resiko yang dihadapi oleh business firm dan selanjutnya resiko yang
dihadapi oleh keluarga. Beberapa jenis resiko:
a. Objective risk: ialah resiko yang terjadi secara alami (nature) yang sama bagi
semua orang dan cara mengatasinya pun sama.
b. Subjective risk: adalah resiko yang diperkirakan akan terjadi oleh setiap orang
sebagai akibat objective risk.
c. Uncertainty: adalah kesadaran orang akan adanya resiko dalam situasi tertentu,
tetapi sulit untuk memperkirakan mana dari sekian akibat atau hasil yang akan
terjadi. Tidak seperti halnya kemungkinan, ketidakpastian ini tidak dapat diukur
dengan alat apa pun yang dapat diterima.
Reaksi terhadap resiko; adalah reaksi seseorang atau tindakan seorang dalam
situasi yang tidak pasti. Reaksi ini antara lain disebabkan karena ketidakpastian ini.
Reaksi orang terhadap resiko tidak sama, tergantung pada hal yang berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
Jenis kelamin
Pendidikan
Umur
Intelegensi
Kondisi ekonomi
19
dimengerti dengan baik oleh manajemen, dan mungjin ini hasil musyawarah
karena banyak orang yang bersedia memikul tanggung jawab pribadi atas
keputusan tadi.
Wirausaha sering dikenal sebagai orang yang mampu membuka usahanya sendiri dan
menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Menurut KBBI, wirausahawan merupakan
orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam
berproduksi, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan
operasinya, serta memasarkanya. Seorang wirausaha harus mampu menciptkan sesuatu yang
berbeda dan mampu menangkap peluang yang ada.
Resiko bagi para wirausaha bukanlah sebagai suatu hambatan untuk meraih
kesuksesan tetapi dijadikan sebagai suatu tantangan. Wirausaha adalah orang yang lebih
menyukaihal-hal yang menantang untuk lebih mencapai kesuksesan dalam hidupnya.
Pengambilan resiko menurut perspektif wirausaha yaitu dengan mengambil resiko yang tidak
terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Karena seorang wirausaha selalu ingin berhasil
menjauhi resiko yang tinggi, dan menghindari resiko yang lebih rendah karena bagi mereka
tidak ada tantangan.
Dalam pengambilan resiko para wirausaha selalu memperhitungkan matang-matang
keputusan yang akan diambil. Pengambilan resiko berkaitan erat dengan kepercayaan diri.
Semakin besar keyakinan pada kemampuan diri sendiri, semakin besar pula keyakinan dalam
mempengaruhi hasil dan keputusan, serta semakin siap pula mencoba apa yang menurut
orang lain penuh dengan resiko.
Yang membedakan seorang wirausaha dengan yang lainnya adalah kesiapan dalam
pengambilan resiko. Kebanyakan orang lebih suka berada dalam titik yang aman dan nyaman
dengan tidak mengambil hal yang beresiko atau lebih memilih resiko yang lebih rendah.
Berbeda dengan wirausaha, resiko dijadikan sebagai tantangan untuk mencapai kesuksesan,
bukan suatu hambatan yang menjadikan kita gagal. [1]
Anak muda sering dikatakan selalu menyenangi tantangan. Mereka tidak takut mati.
Inilah salah satu faktor pendorong anak muda menyenangi olah raga yang penuh dengan
resiko dan tantangan, seperti balap motor di jalan raya, balap mobil milik orang tuanya.
Tetapi, contoh-contoh tersebut dalam arti negatif. Olahraga beresiko yang positif ialah panjat
tebing, mendaki gunung, arum jeram karate atau olah raga bela diri dan sebagainya.
Ciri-ciri dan watak seperti ini dibawa ke dalam wirausaha yang juga penuh resiko dan
tantangan, seperti persaingan, harga turun naik, barang tidak laku dan sebagainya. Namun
semua tantangan ini harus dilakukan dengan penuh perhitungan. Jika perhitungan sudah
matang, membuat pertimbangan dari segala macam segi, maka berjalanlah terus dengan tidak
lupa berlindung kepada-Nya.
21