Anda di halaman 1dari 21

A.

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN


Mungkin kita pernah mendengar bahwa keluarga yang kaya akan memunculkan anakanak yang kaya karena mereka terbiasa kaya. Begitu pula ada yang menganggap bahwa
seseorang menjadi pengusaha karena memang bapakibunya, kakek-neneknya, dan sebagian
besar keluarganya adlah keturunan pengusaha. Anggapan seperti ini menurut hemat penulis
merupakan pemikiran yang keliru.
Tidak bisa dipungkiri memang, ada banyak pengusaha yang lahir dari keluarga atau
keturunan pengusaha. Tetapi bukan berarti diturunkan secara genetis. Mungkin hal ini terjadi
karena aspek lingkungan pengusaha yang cukup kuat mempengaruhi jiwa orang tersebut
untuk menjadi pengusaha. Menjadi wirausaha (entrepreneur) tentu saja merupakan hak azasi
semua kita. Jangan karena mentang-mentang kita tidak punya turunan pengusaha sehingga
menutup peluang untuk menjadi wirausaha. Langkah awal yang kita lakukan apabila
berminat terjun ke dunia wirausaha adalah menumbuhkan jiwa kewirausahaan di diri kita.
Banyak cara yang dapat dilakukan misalnya:
-

Melalui pendidikan formal. Kini berbagai lembaga pendidikan baik menengah


maupun tinggi menyajikan berbagai program atau paling tidak mata kuliah
kewirausahaan

Melalui seminar-seminar kewirausahaan. Berbagai seminar kewirausahaan seringkali


diselenggarakan dengan mengundang pakar dan praktisi kewirausahaan sehingga
melalui media ini kita akan membangun jiwa

kewirausahaan di diri kita

Melalui pelatihan. Berbagai simulasi usaha biasanya diberikan melalui pelatihan baik
yang dilakukan dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan outdoor). Melalui
pelatihan ini, keberanian dan ketanggapan kita terhadap dinamika perubahan
linghkungan akan diuji dan selalu diperbaiki dan dikembabngkan

Otodidak. Melalui berbagai media kita bisa menumbuhkan semangat berwirausaha.


Misalnya melalui biografi pengusaha sukses (sucess story), media televisi, radio
majalah koran dan berbagai media yang dapat kita akses untuk
menumbuhkembangkan jiwa wirausaha yang ada di diri kita. Melalui berbagai media
tersebut ternyata setiap orang dapat mempelajari dan menumbuhkan jiwa wirausaha.

Adapun aspek-aspek kejiwaan yang mencirikan bahwa seseorang dikatakan memilki jiwa
wirausaha adalah sebagai berikut yang penulis kutip dan bahas berdasarkan pendapat Suryana
(2003) bahwa orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan yaitu :
-

Percaya diri (yakin, optimis dan penuh komitmen)


Percaya diri dalam menentukan sesuatu, percaya diri dalam menjalankan sesuatu,
percaya diri bahwa kita dapat mengatasi berbagai resiko yang dihadapi merupakan
faktor yang mendasar yang harus dimiliki oleh wirausaha. Seseorang yang memiliki
jiwa wirausaha merasa yakin bahwa apa-apa yang diperbuatnya akan berhasil

walaupun akan menghadapi berbagai rintangan. Tidak selalu dihantui rasa takut akan
kegagalan sehingga membuat dirinya optimis untuk terus maju.
-

Berinisiatif (energik dan percaya diri)


Menunggu akan sesuatu yang tidak pasti merupakan sesuatu yang paling dibenci oleh
seseorang yang memiliki jiwa wirausaha. Dalam menghadapi dinamisnya kehidupan
yang penuh dengan perubahan dan persoalan yang dihadapi, seorang wirausaha akan
selalu berusaha mencari jalan keluar. Mereka tidak ingin hidupnya digantungkan pada
lingkungan, sehingga akan terus berupaya mencari jalan keluarnya.

Memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan)


Berbagai target demi mencapai sukses dalam kehidupan biasanya selalu dirancang
oleh seorang wirausaha. Satu demi satu targetnya terus mereka raih. Bila dihadapkan
pada kondisi gagal, mereka akan terus berupaya kembali memperbaiki kegagalan
yang dialaminya. Keberhasilan demi keberhasilan yang diraih oleh seseorang yang
berjiwa entrepreneur menjadikannya pemicu untuk terus meraih sukses dalam
hidupnya. Bagi mereka masa depan adalah kesuksesan adalah keindahan yang harus
dicapai dalam hidupnya.

Memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda dan berani mengambil resiko
dengan penuh perhitungan)
Leadership atau kepemimpinan merupakan faktor kunci menjadi wirausahawan
sukses. Berani tampil ke depan menghadapi sesuatu yang baru walaupun penuh
resiko. Keberanian ini tentunya dilandasi perhitungan yang rasional.
Seorang yang takut untuk tampil memimpin dan selalu melemparkan tanggung jawab
kepada orang lain, akan sulit meraih sukses dalam berwirausaha. Sifat-sifat tidak
percaya diri, minder, malu yang berlebihan, takut salah dan merasa rendah diri adalah
sifat-sifat yang harus ditinggalkan dan dibuang jauh-jauh dari diri kita apabila ingin
meraih sukses dalam berwirausaha.

Suka tantangan
Kita mungkin sering membaca atau menyaksikan beberapa kasus mundurnya seorang
manajer atau eksekutif dari suatu perusahaan. Apa yang menyebabkan mereka
hengkang dari perusahaannya dan meninggalkan kemapanan sebagai seorang
manajer? Sebagian dari mereka ternyata merasa jenuh terus menerus mengemban
tugas rutin yang entah kapan berakhirnya. Mereka membutuhkan kehidupan yang
lebih dinamis yang selama ini belim mereka dapatkan di perusahaan tempat mereka
bekerja. Akhirnya mereka menelusuri aktivitas seperti apakah yang dapat memuaskan
kebutuhan mereka akan tantangan ? Berwirausaha ternyata menjadi pilihan
sebagian besar manajer yang sengaja keluar dari kemapanannya di perusahaan.
Mengapa wirausah ? Ternyata begitu banyak variasi pekerjaan dan perubahan yang
sangat menantang dalam dunia wirausaha.

Menumbuhkan Kompetensi Kewirausahaan


Wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi
yaitu seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan dan kualitas individu yang
meliputi sikap, motivasi, nilai serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan/kegiatan.
Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha adalah :
a. Managerial skill
Managerial skill atau keterampilan manajerial merupakan bekal yang harus dimiliki
wirausaha. Seorang wirausahawan harus mampu menjalankan fungsi-fungsi
perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan agar usaha yang
dijalankannya dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Kemampuan menganalisis dan
mengembangkan pasar, kemampuan mengelola sumber daya manusia, material, uang,
fasilitas dan seluruh sumber daya perusahaan merupakan syarat mutlak untuk menjadi
wirausaha sukses.
Secara garis besar ada dua cara untuk menumbuhkan kemampuan manajerial, yaitu
melalui jalur formal dan informal. Jalur formal misalnya melalui jenjang lembaga
pendidikan sekolah menengah kejuruan bisnis dan manajemen atau melalui
pendidikan tinggi misalnya departemen administrasi niaga atau departemen
manajemen yang tersebar berbagai perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Jalur
informal, misalnya melalui seminar, pelatihan dan otodidak serta melalui pengalaman.
b. Conceptual skill
Kemampuan untuk merumuskan tujuan, kebijakan dan strategi usaha merupakan
landasan utama menuju wirausaha sukses. Tidak mudah memang mendapatkan
kemampuan ini. Kita harus akstra keras belajar dari berbagai sumber dan terus belajar
dari pengalaman sendiri dan pengalaman orang lain dalam berwirausaha.
c. Human skill (keterampilan memahami, mengerti, berkomunikasi dan berelasi)
Supel, mudah bergaul, simpati dan empati kepada orang lain adalah modal
keterampilan yang sangat mendukung kita menuju keberhasilan usaha. Dengan
keterampilan seperti ini, kita akan memiliki banyak peluang dalam merintis dan
mengembangkan usaha.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan ini misalnya
denganmelatih diri diberbagai organisasi, bergabung dengan klub-klub hobi dan
melatih kepribadian kita agar bertingkah laku mentenangkan bagi orang lain.
d. Decision making skill (keterampilan merumuskan masalah dan mengambil keputusan)
Sebagai seorang wirausaha, kita seringkali dihadapkan pada kondisi ketidakpastian.
Berbagai permasalahan biasanya bermunculan pada situasi seperti ini. Wirausaha
dituntut untuk mampu menganalisis situasi dan merumuskan berbagai masalah untuk
dicarikan berbagai alternatif pemecahannya.
Tidak mudah memang memilih alternatif terbaik dari berbagai alternatif yang ada.
Agar tidak salah menentukan alternatif, sebelum mengambil keputusan, wirausaha
harus mampu mengelola informasi sebagai bahan dasar pengambilan keputusan.
Keterampilan memutuskan dapat kita pelajari dan kita bangun melalui berbagai cara.
3

Selain pendiudikan formal, pendidikan informal melalui pelatihan, simulasi dan


berbagi pengalaman dapat kita peroleh.
e. Time managerial skill ( keterampilan mengatur dan menggunakan waktu)
Para pakar psikologi mengatakan bahwa salah satu penyebab atau sumber stress
adalah ketidakmampuan seseorang dalam mengatur waktu dan pekerjaan.
Ketidakmampuan mengelola waktu membuat pekerjaan menjadi menumpuk atau tak
kunjung selesai sehingga membuat jiwanya gundah dan tidak tenang. Seorang
wirausaha harus terus belajar mengelola waktu. Keterampilan mengelola waktu dapat
memperlancar pelaksanaan pekerjaan dan rencana-rencana yang telah digariskan.
Adapun untuk menumbuhkan jiwa kewirausaan adalah sebagai berikut :
1. Komitmen Pribadi Dalam Menumbuhkan Jiwa Kewirausahaan.
a. Pengertian Komitmen
Dalam waktu yang terbatas, kita harus menghasilkan sesuatu dan dalam waktu
yang pendek kita juga akan menerima kerugian. Kemampuan berpikir dan
kemampuan bekerja keras hanya akan bermanfaat apabila kita dapat memanfaatkan
komitmen tinggi tepat waktu untuk menghasilkan sesuatu.
-

Komitmen adalah konsisten terhadap tujuan yang hendak dicapai.


Komitmen adalah suatu perjanjian atau kesepakatan untuk melakukan sesuatu.
Komitmen adalah orang yang mentaati atau memenuhi janjinya untuk
memajukan usaha bisnisnya sampai berhasil.

Seorang wirausaha yang mempunyai komitmen tinggi adalah orang yang


mentaati atau memenuhi janjinya untuk memajukan usaha bisnisnya sampai berhasil.
Mereka yang mempunyai komitmen tinggi selalu menggunakan sumber daya secara
lebih efisien yang akan mendorong perusahaan kearah pola tingkah laku perusahaan.
Jadi pengertian komitmen pribadi adalah Wirausahawan yang memiliki
komitmen tinggi dalam berwirausaha,pengertianya adalah dimana kita di tuntut untuk
giat di dalam menjalankan usaha kita tersebut tidak mudah terpengaruh oleh
goncangan dari luar maupun dalam diri kita . kita harus fokus dengan tujuan dan arah
yang kita pikirkan dan cita-citakan tersebut.Segala pencapaian mutlak membutuhkan
komitmen,tanpa komitmen,pencapaian sekecil apapun akan sulit diwujudkan.
b. Faktor-Faktor Pendukung Berkomitmen Tinggi
Di bawah ini disebutkan beberapa faktor-faktor yang mendukung pemanfaatan
komitmen tinggi, faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1) Konsisten, Tegas dan Fair
Seorang wirausaha yang memutuskan sebuah pendapat tentang sesuatu pada
hari ini, kemudian diubah lagi pada esokan harinya maka bisa dikatakan wirausaha
tersebut tidak konsisten.
Misalnya seorang wirausahawan yang memperlakukan karyawannya dengan
cara tertentu, lalu berubah lagi pemikirannya dengan memperlakukan lain
karyawannya secara berbeda pada keesokan harinya.

Berbeda dengan wirausaha yang memiliki kharisma yaitu seorang wirausaha


yang konsisten, tegas dan adil (fair).
2) Mercusuar
Seorang wirausaha dapat memberikan penerangan berkharismatik yang sangat
baik dan berguna. Seorang wirausahawan yang berkharisma bukan sekedar
menerangi dari kejauhan, tetapi mempraktekkan apa yang dibicarakan dan
disampaikannya secara rajin.
3) Konsentrasi pada Manusia
Jika seorang wirausaha yang usahanya berkonsentrasi pada manusia, maka dia
akan lebih berhasil dari pada mereka yang hanya berkonsentrasi pada tujuan dan
hasil.
Seorang wirausaha yang mau memperhatikan kepada masalah, keinginan, dan
perkembangan karyawannya akan berhasil menciptakan suasana kerja yang lebih
menyenangkan dan menggairahkan.
c. Penerapan Komitmen Tinggi Dalam Berwirausaha
1. Menerapkan Perilaku Tepat Waktu
Wirausaha yang ingin menjadi wirausaha yang sukses harus dapat
memanfaatkan dan memandang waktu sebagai :
a. Tepat waktu adalah organisasi artinya semua aktivitas kegiatan bertujuan
untuk mencapai suatu cita-cita. Berhasil tidaknya perjuangan hidup yang
hendak dicapai perusahaan kesempatan yang relatif sangat pendek.
b. Tepat waktu adalah kekuasaan artinya waktu sekarang dapat menentukan
kejadian-kejadian di masa yang akan datang.
c. Tepat waktu adalah nilai uang waktu yang diberikan oleh wirausahawan dapat
menghasilkan sesuatu tujuan yang dapat dinilai dengan uang.
d. Tepat waktu adalah ukuran menentukan berapa lama harus bekerja untuk
menghasilkan sesuatu yang maksimal.
2. Menerapkan Perilaku Tepat Janji
Menerapkan perilaku tepat janji dapat dilakukan melalui kegiatan sehari-hari.
Hal ini harus tumbuh dalam jiwa seorang wirausaha karena dapat mempengaruhi
kepercayaan terhadap konsumen, masyarakat dan rekan bisnis. Adapun ciri-ciri
kepribadian perilaku tepat janji bagi calon wirausaha adalah sebagai berikut :
a. Bermoral tinggi dalam menepati janji,
b. Bersikap mental tinggi dalam menepati janji,
c. Terampil dalam belajar dan berusaha.

3. Menerapkan Kepedulian Mental Dalam Bentuk Hasil Kerja, Penampilan Dan


Kinerja Lainnya
Wirausaha harus selalu memperhatikan mutu (kualitas) hasil kerja. Karena erat
dengan masalah keputusan konsumen. Menerapkan kepedulian terhadap mutu
dalam bentuk hasil kerja dapat diterapkan baik di lingkungan masyarakat, sekolah
dan keluarga yang berupa penampilan.
Tujuan wirausaha menampilkan produk yang baik untuk konsumen adalah sebagai
berikut :
a. Menciptakan produk yang sesuai dengan minat dan daya beli konsumen.
b. Menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen dan disenangi
banyak konsumen.
c. Menciptakan produk sesuai dengan segmen pasar yang dituju.
d. Menciptakan produk yang mudah cara pemeliharaannya.
4. Menerapkan komitmen tinggi terhadap pengendalian diri
Jika calon wirausaha yang ingin menerapkan komitmen tinggi terhadap
pengendalian diri harus melalui beberapa hal berikut ini :
a. Ketabahan
Artinya tetap kuat hati di dalam menghadapi cobaan dan kesulitan
hidup dalam berusaha. Semua kesulitan dan gangguan kita kembalikan kepada
kekuasaan Tuhan, karena semuanya dianggap berasal dari Tuhan juga.
Dalam kita hidup pasti akan mendapatkan cobaan, dimana cobaan itu
berbeda-beda antara orang satu dengan yang lainnya. Untuk mengatasi
berbagai macam cobaan, kita harus melatih ketabahan antara lain dengan
memelihara pendirian bahwa kita harus sukses.
Para wirausaha diharapkan memiliki ketekunan dan keuletan dalam
berusaha. Kemajuan dan sukses harus diperoleh melalui usaha kerja keras,
keyakinan, perjuangan, pengorbanan, dan ketabahan.
b. Keuletan
Artinya tangguh, kuat dan tidak mudah putus asa. Cita-cita yang tinggi
akan menjadi pendorong dan daya tahan dalam menghadapi segala rintangan,
hambatan, cobaan, dan kendala yang dihadapi.
Banyak di antara orang cepat berputus asa, menyerah kalah karena
melihat adanya tanda-tanda kegagalan. Mereka yang tidak putus asa
merupakan orang-orang yang ulet, tabah, tekun, dan berkepribadian tinggi.
Ketekunan dan keuletan untuk mencapai tujuan merupakan sumber
keberhasilan.
c. Disiplin
Perkataan disiplin mempunyai arti latihan dan ketaatan kepada aturan.
Dengan melaksanakan disiplin berarti semua pihak dapat menjamin
kelangsungan hidup dan kelancaran kegiatan belajar bekerja, dan berusaha.

Kemauan kerja keras yang kita peroleh dari disiplin, akan melahirkan
mental yang kuat dan tidak mudah menyerah walaupun dalam keadaan sulit.
Disiplin diri sendiri memberikan kekuatan-kekuatan, yaitu :

Menolong kita untuk mengontrol sikap mental,


Menguasai keadaan penghidupan
Mengatasi kegagalan, kemelaratan, dan nasib buruk.
Membentuk pola berpikir logis,
Mengamankan dari perasaan takut,
Mengontrol batin dan mengarahkannya pada tujuan.

d. Kerja Sama
Para wirausaha harus bisa hidup dengan tidak merugikan orang lain.
Pada hakikatnya kekuatan manusia itu terletak pada kemampuan fisik atau
kemampuan pada jiwanya semata. Kekuatan manusia terletak dalam
kemampuan untuk bekerja sama dengan manusia lainnya.

2. Kewirausahaan dalam nilai pendidikan dan pelatihan


Pendidikan kewirausahaan bertujuan untuk membentuk manusia secara utuh
(holistik), sebagai insan yang memiliki karakter, pemahaman dan ketrampilan sebagai
wirausaha. Pada dasarnya, pendidikan kewirausahaan dapat diimplementasikan secara
terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pendidikan
kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan (konselor),
peserta didik secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidikan. Pendidikan
kewirausahaan diterapkan ke dalam kurikulum dengan cara mengidentifikasi jenisjenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan pendidikan kewirausahaan dan
direalisasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, program
pendidikan kewirausahaan di sekolah dapat diinternalisasikan melalui berbagai aspek.
a. Pendidikan Kewirausahaan Terintegrasi Dalam Seluruh Mata Pelajaran
Yang dimaksud dengan pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam proses
pembelajaran adalah penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan ke dalam
pembelajaran sehingga hasilnya diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilainilai, terbentuknya karakter wirausaha dan pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan
ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran baik
yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran. Pada
dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai
kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang dan dilakukan untuk
menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi
nilai-nilai kewirausahaan dan menjadikannya perilaku. Langkah ini dilakukan
dengan cara mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam pembelajaran di
seluruh mata pelajaran yang ada di sekolah. Langkah pengintegrasian ini bisa
dilakukan pada saat menyampaikan materi, melalui metode pembelajaran maupun
melalui sistem penilaian.
Dalam pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan ada banyak nilai yang dapat
ditanamkan pada peserta didik. Apabila semua nilai-nilai kewirausahaan tersebut
7

harus ditanamkan dengan intensitas yang sama pada semua mata pelajaran, maka
penanaman nilai tersebut menjadi sangat berat. Oleh karena itu penanaman nilai
nilai kewirausahaan dilakukan secara bertahap dengan cara memilih sejumlah
nilai pokok sebagai pangkal tolak bagi penanaman nilai-nilai lainnya. Selanjutnya
nilai-nilai pokok tersebut diintegrasikan pada semua mata pelajaran. Dengan
demikian setiap mata pelajaran memfokuskan pada penanaman nilai-nilai pokok
tertentu yang paling dekat dengan karakteristik mata pelajaran yang bersangkutan.
Nilai-nilai pokok kewirausahaan yang diintegrasikan ke semua mata pelajaran
pada langkah awal ada 6 (enam) nilai pokok yaitu: mandiri, kreatif pengambil
resiko, kepemimpinan, orientasi pada tindakan dan kerja keras.
Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mata pelajaran dilaksanakan
mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada
semua mata pelajaran. Pada tahap perencanaan, silabus dan RPP dirancang agar
muatan maupun kegiatan pembelajarannya memfasilitasi untuk mengintegrasikan
nilai-nilai kewirausahaan. Cara menyusun silabus yang terintegrsi nilai-nilai
kewirausahaan dilakukan dengan mengadaptasi silabus yang telah ada dengan
menambahkan satu kolom dalam silabus untuk mewadahi nilai-nilai
kewirausahaan yang akan diintegrasikan. Sedangkan cara menyususn RPP yang
terintegrasi dengan nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi
RPP yang sudah ada dengan menambahkan pana materi, langkah-langkah
pembelajaran atau penilaian dengan nilai-nilai kewirausahaan.
Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan
kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilainilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan
yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan
pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri.
Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan
berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai
kewirausahaan.
Pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan dalam silabus dan RPP dapat dilakukan
melalui langkah-langkah berikut:

Mengkaji SK dan KD untuk menentukan apakah nilai-nilai kewirausahaan


sudah tercakup didalamnya.

Mencantumkan nilai-nilai kewirausahaan yang sudah tercantum di dalam SKdan


KD kedalam silabus.

Mengembangkan langkah pembelajaran peserta didik aktif yang memungkinkan


peserta didik memiliki kesempatan melakukan integrasi nilai dan
menunjukkannya dalam perilaku.

Memasukan langkah pembelajaran


kewirausahaan ke dalam RPP.

aktif

yang

terintegrasi

nilai-nilai

b. Pendidikan Kewirausahaan yang Terpadu Dalam Kegiatan Ekstra Kurikuler


Kegiatan Ekstra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran
dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara
khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah. Visi kegiatan ekstra
kurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat dan minat secara optimal, serta
tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna untuk diri
sendiri, keluarga dan masyarakat. Misi ekstra kurikuler adalah (1) menyediakan
sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat, dan minat mereka; (2) menyelenggarakan kegiatan yang
memberikan kesempatan peserta didik mengespresikan diri secara bebas melalui
kegiatan mandiri dan atau kelompok.
c. Pendidikan Kewirausahaan Melalui Pengembangan Diri
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran
sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan
pengembangan diri merupakan upaya pembentukan karakter termasuk karakter
wirausaha dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan
pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial,
kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler.
Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan pengembangan
kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi,
bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan
kondisi sekolah/madrasah.
Pengembangan diri secara khusus bertujuan menunjang pendidikan peserta
didik dalam mengembangkan: bakat, minat, kreativitas, kompetensi, dan
kebiasaan dalam kehidupan, kemampuan kehidupan keagamaan, kemampuan
sosial, kemampuan belajar, wawasan dan perencanaan karir, kemampuan
pemecahan masalah, dan kemandirian. Pengembangan diri meliputi kegiatan
terprogram dan tidak terprogram. Kegiatan terprogram direncanakan secara
khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
pribadinya. Kegiatan tidak terprogram dilaksanakan secara langsung oleh
pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah/madrasah yang diikuti oleh semua
peserta didik. Dalam program pengembangan diri, perencanaan dan pelaksanaan
pendidikan kewirausahaan dapat dilakukan melalui pengintegrasian kedalam
kegiatan sehari-hari sekolah misalnya kegiatan business day (bazar, karya
peserta didik, dll)

d. Perubahan Pelaksanaan Pembelajaran Kewirausahaan dari Teori ke Praktik


Dengan cara ini, pembelajaran kewirausahaan diarahkan pada pencapaian tiga
kompetansi yang meliputi penanaman karakter wirausaha, pemahaman konsep
dan skill, dengan bobot yang lebih besar pada pencapaian kompetensi jiwa dan
skill dibandingkan dengan pemahaman konsep. Dalam struktur kurikulum SMA,
pada mata pelajaran ekonomi ada beberapa Kompetensi Dasar yang terkait
langsung dengan pengembangan pendidikan kewirausahaan. Mata pelajaran
tersebut merupakan mata pelajaran yang secara langsung (eksplisit) mengenalkan
nilai-nilai kewirausahaan, dan sampai taraf tertentu menjadikan peserta didik
peduli dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut. Salah satu contoh model
pembelajaran kewirausahaan yang mampu menumbuhkan karakter dan perilaku
wirausaha dapat dilakukan dengan cara mendirikan kantin kejujuran, dsb.
e. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan ke dalam Bahan/Buku Ajar
Bahan/buku ajar merupakan komponen pembelajaran yang paling berpengaruh
terhadap apa yang sesungguhnya terjadi pada proses pembelajaran. Banyak guru
yang mengajar dengan semata-mata mengikuti urutan penyajian dan kegiatankegiatan pembelajaran (task) yang telah dirancang oleh penulis buku ajar, tanpa
melakukan adaptasi yang berarti. Penginternalisasian nilai-nilai kewirausahaan
dapat dilakukan ke dalam bahan ajar baik dalam pemaparan materi, tugas maupun
evaluasi.
f. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan melalui Kutur Sekolah
Budaya/kultur sekolah adalah suasana kehidupan sekolah dimana peserta didik
berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan sesamanya,
pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antar anggota kelompok masyarakat
sekolah.
Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan kewirausahaan dalam budaya
sekolah mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru,
konselor, tenaga administrasi ketika berkomunikasi dengan peserta didik dan
mengunakan fasilitas sekolah, seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin,
komitmen dan budaya berwirausaha di lingkungan sekolah (seluruh warga sekolah
melakukan aktivitas berwirausaha di lingkungan sekolah).
g. Pengintegrasian Pendidikan Kewirausahaan melalui Muatan Lokal
Mata pelajaran ini memberikan peluang kepada peserta didik untuk
mengembangkan kemampuannya yang dianggap perlu oleh daerah yang
bersangkutan. Oleh karena itu mata pelajaran muatan lokal harus memuat
karakteristik budaya lokal, keterampilan, nilai-nilai luhur budaya setempat dan
mengangkat permasalahan sosial dan lingkungan yang pada akhirnya mampu
membekali peserta didik dengan keterampilan dasar (life skill) sebagai bekal
dalam kehidupan sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Contoh anak
yang berada di ingkungan sekitar pantai, harus bisa menangkap potensi lokal
sebagai peluang untuk mengelola menjadi produk yang memiliki nilai tambah,
yang kemudian diharapkan anak mampu menjual dalam rangka untuk
memperoleh pendapatan.
10

Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mulok, hampir sama dengan


integrasi pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam mata pelajaran
dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
pembelajaran pada semua mata pelajaran. Pada tahap perencanaan ini, RPP
dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya MULOK memfasilitasi
untuk mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan. Cara menyusun RPP MULOK
yang terintegrasi dengan nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan cara
mengadaptasi RPP MULOK yang sudah ada dengan menambahkan pada materi,
langkah-langkah pembelajaran atau penilaian dengan nilai-nilai kewirausahaan.
Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam pengembangan pendidikan
kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilainilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan
yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan
pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri.
Dengan prinsip ini peserta didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan
berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-nilai
kewirausahaan.

3. Jiwa Kewirausahaan Dari Lingkungan Pergaulan


Sikap seorang wirausaha dapat timbul dari lingkungan dan pergaulan yang
kondusif. Beberapa penelitian yang berusaha mengungkap mengenai pengaruh
lingkungan keluarga dan pergaulan sekitar terhadap pembentukan semangat
berwirausaha. Penelitian bertopik urutan kelahiran menemukan bahwa anak dengan
urutan kelahiran pertama lebih memilih untuk berwirausaha dari pada bekerja.
Namun, penelitian ini perlu dikaji lebih lanjut. Selanjutnya pengaruh pekerjaan orang
tua terhadap pertumbuhan semangat kewirausahaan ternyata memiliki pengaruh yang
cukup signifikan.
Dorongan untuk menumbuhkan jiwa wirausaha itu dapat berasal dari
lingkungan pergaulan, teman, famili, sahabat, karena kita dapat berdiskusi dan
bertukar fikiran dengan mereka tentang ide apa yang harus kita jalankan untuk
memulai berwirausaha, masalah apa yang akan dihadapi dan bagaimana cara-cara
mengatasi permasalahan yang timbul tersebut.

11

4. Wirausaha Karena terpaksa


Banyak orang yang sukses karena dipaksa oleh keadaan. Mungkin pada
awalnya tujuannya hanya untuk memenuhi kebutuhan. Tetapi karena usaha yang
keras, tidak mudah menyerah dan berputus asa, maka akhirnya menjadi wirausaha
yang sukses. Menjalankan usaha didasari dengan keadaan terpaksa karena modal yang
dimiliki sedikit,tetapi mamiliki sifat yang kreatif dan inovatif untuk menjadikan usaha
yang akan dijalankan.
Contoh: Seorang penganggur yang harus mendirikan usaha sendiri untuk bertahan
hidup, seperti tukang sol sepatu dan pedagang skala mikro.pedagang skala mikro
adalah tentang aliran barang dan jasa dari sector perusahaan ke sector rumah tangga,
aliran factor produksi dari rumah tangga ke perusahaan, komposisi dari aliran-aliran
tersebut dan bagaimana terciptanya harga.
Faktor-faktor Pendorong Kewirausahawan
Menurut Timmons (2008:41), dasar fundamental dari proses kewirausahaan sering
dijumpai pada pola kesuksesan ventura. Selain variasi bisnis, wirausahawan, faktor geografi,
dan teknologi, faktor pendukung utama juga mendominasi proses kewirausahaan yang
dinamis. Sehubungan dengan itu, Timmons mengemukakan lima faktor pendorong proses
kewirausahaan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

digerakkan oleh semangat meraih peluang bisnis.


digerakkan oleh wirausahawan terkemuka dan tim kewirausahaannya.
hemat dan kreatif dalam menggunakan sumber daya.
sadar akan perlunya kesesuaian dan keseimbangan.
terintegrasi dan holistik.

Kelima hal di atas merupakan komponen proses kewirausahaan terkontrol yang dapat diukur,
dipengaruhi dan diubah. Pendiri dan invenstor memfokuskan diri pada faktor ini saat
melakukan proses analisis risiko dan menentukan upaya perubahan untuk meningkatkan
peluang sukses ventura.

Menurut Saifudin (2002), faktor pemicu kewirausahaan ditentukan oleh property


light, competency incentives, dan environment. Sedangkan menurut Kuncara (2008:1) faktor
pendorong kewirausahaan terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal sebagai berikut:
1. faktor internal, yaitu kecakapan pribadi yang menyangkut soal bagaimana kita
mengelola diri sendiri. Kecakapan pribadi seseorang terdiri atas 3 unsur
terpenting, yaitu: (1) Kesadaran diri. Ini menyangkut kemampuan mengenali
emosi diri sendiri dan efeknya, mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri,
dan keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri atau percaya diri. (2)
Pengaturan diri. Ini menyangkut kemampuan mengelola emosi-emosi dan
desakan-desakan yang merusak, memelihara norma kejujuran dan integritas,
bertanggung jawab atas kinerja pribadi, keluwesan dalam menghadapi perubahan,
12

dan mudah menerima atau terbuka terhadap gagasan, pendekatan dan informasiinformasi baru. (3) Motivasi. Ini menyangkut dorongan prestasi untuk menjadi
lebih baik, komitmen, inisiatif untuk memanfaatkan kesempatan, dan optimisme
dalam menghadapi halangan dan kegagalan.
2. Faktor eksternal, yaitu kecakapan sosial yang menyangkut soal bagaimana kita
menangani suatu hubungan. kecakapan sosial seseorang terdiri atas 2 unsur
terpenting, yaitu: (1) Empati. Ini menyangkut kemampuan untuk memahami orang
lain, perspektif orang lain, dan berminat terhadap kepentingan orang lain. Juga
kemampuan mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memenuhi kebutuhan
pelanggan. Mengatasi keragaman dalam membina pergaulan, mengembangkan
orang lain, dan kemampuan membaca arus-arus emosi sebuah kelompok dan
hubungannya dengan kekuasaan, juga tercakup didalamnya. (2) Keterampilan
sosial. Termasuk dalam hal ini adalah taktik-taktik untuk meyakinkan orang
(persuasi), berkomunikasi secara jelas dan meyakinkan, membangkitkan inspirasi
dan memandu kelompok, memulai dan mengelola perubahan, bernegosiasi dan
mengatasi silang pendapat, bekerja sama untuk tujuan bersama, dan menciptakan
sinergi kelompok dalam memperjuangkan kepentingan bersama.
Menurut Timmons (2008:40), wirausahawan harus menjauhi arena persaingan yang
sekiranya tidak menguntungkan dirinya, atau memanfaatkan potensi yang ada secara kreatif
untuk menghasilkan kompetensi. Berusaha menciptakan pertambahan nilai perusahaan yang
disertai aliran arus kas yang tidak terputus, sehingga menarik minat perusahaan modal untuk
berinvestasi. Menurut Timmons, saat ini terjadi kecenderungan di mana wirausahawan yang
telah sukses membawa pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan yang menjadi nilai
tambah untuk menjadi invenstor terhadap perusahaan pemula yang berpotensi tinggi. Salah
satu kriteria ventura potensial adalah mampu mengidentifikasi mitra dalam hal pendanaan
dan anggota tim inti. Mereka mencari penyandang dana yang memiliki nilai tambah yakni
dapat meningkatkan sumber daya manusia perusahaan secara keseluruhan. Dari kesemua hal
berkenaan dengan proses kewirausahaan, puncaknya adalah ventura terkait dengan pilihan
gaya hidup. Hidup harus dibuat bahagia, sehingga seseorang bisa hidup sesuai dengan
keinginannya, sementara perusahaan terus berkembang.
Timmons (2008:41) menggambarkan faktor pendorong yang mendasari kesuksesan
ventura baru melalui tiga faktor yaitu peluang usaha, sumber daya, dan tim. Ketiga faktor
tersebut saling berinteraksi menciptakan keseimbangan sebagaimana diilustrasikan pada
bagan Timmons. Proses kewirausahaan diawali dengan peluang usaha (bukan uang), strategi,
jaringan, tim, atau rencana bisnis. Peluang usaha terjadi dengan sendirinya di luar kontrol
siapa pun. Tugas wirausahawan dan timnya adalah meramu semua faktor yang ada sehingga
terjadi suatu keseimbangan. Wirausahawan bagai seorang akrobator yang harus menjada tiga
buah bola agar tetap di udara sambil melompat-lompat di atas trampoline. Seperti itulah
kondisi sebuah perusahaan pemula. Rencana bisnis merupakan bahasa dan kode untuk
mengkomunikasikan kualitas dari tiga kekuatan dalan bagan Timmons untuk mencapai
kesesuaian dan keseimbangan.
Dari bagan di atas, Timmons menganalisis bahwa bentuk, ukuran, dan dalamnya
peluang usaha menentukan bentuk, ukuran dan dalamnya kondisi sumber daya dan tim.
13

1. Peluang usaha, merupakan inti dari proses kewirausahaan. Suatu peluang usaha
dianggap baik jika memiliki permintaan pasar, struktur pasar dan ukuran pasar
yang baik, besarnya marjin. Ringkasnya, suatu peluang dikatakan memiliki
kekuatan bila investor mendapatkan modalnya kembali.
2. Sumber daya, yakni potensi dan kompetensi yang didukung oleh kreativitas dan
penghematan. Wirausahawan yang sukses adalah yang dapat menghemat modal
dan memanfaatkannya dengan cerdik.
3. Tim Kewirausahawan, dipimpin oleh wirausahawan yang sudah memiliki
pengalaman kerja yang sukses. Menempatkan orang yang tepat pada posisi yang
tepat, menghargai yang berhasil tetapi juga membantu yang gagal. Menerapkan
standar perilaku dan performa yang tinggi pada tim.
Hubungan antara ketiga kekuatan bagan Timmons harus diwarnai oleh konsep
kesesuaian dan keseimbangan. Dengan demikian, tugas wirausahawan dan timnya adalah
meramu semua faktor yang ada sehingga terjadi suatu keseimbangan. Dalam artian, dia harus
bisa menguasai keadaan sehingga bisa mencapai keberhasilan usaha.

Dasar dari proses kewirausahaan ada dua, yaitu logika dan trial and error dengan
menggunakan intuisi dan perencanaan. Namun keberhasilan dari suatu proposal ventura
banyak tergantung pada kesesuaian faktor kekuatan yang dapat meyakinkan investor. Tidak
ada waktu yang paling tepat untuk memulai sebuah proses kewirausahaan. Oleh karena itu,
kesigapan dalam melihat suatu peluang dan keputusan untuk meraihnya memiliki nilai
tersendiri dalam proses kewirausahaan.

Tahapan Proses kewirausahaan


Menurut Koncoro (2008:2) dan Saifudin (2002), proses terjadinya kewirausahaan terdiri atas
tiga tahapan sebagai berikut:
1. Tahap Imitasi dan duplikasi (imitating & duplicating). Pada tahap ini, para wirausaha
meniru ide-ide orang lain, baik dari segi teknik produksi, desain, proses, organisasi
usaha dan pola pemasarannya.
2. Tahap duplikasi dan pengembangan (duplicating & developing). Pada tahap ini, para
wirausaha mulai mengembangkan ide-ide barunya, walaupun masih dalam
perkembangan yang lambat dan cenderung kurang dinamis.
3. Tahap menciptakan sendiri produk baru yang berbeda (creating new and different).
Pada tahap ini, para wirausaha sudah mulai berpikir untuk mencapai hasil yang lebih
baik lagi, dengan cara menciptakan produk yang baru dan berbeda. Hal ini didasarkan
karena wirausaha sudah mulai bosan dengan proses produksi yang ada, keingintahuan
dan ketidakpuasan terhadap hasil yang sudah ada.

14

Faktor-faktor yang berperan dalam kesuksesan kewirausahaan


Menurut Kuncara (2008:3-4) kunci sukses seorang pengusaha di dalam memenangkan
pasar adalah kekuatan peranan dalam berinovasi dan menciptakan ide-ide brilian dalam
menembus market share. Inovasi bukanlah berarti menciptakan sebuah produk baru. Inovasi
dapat berwujud apa saja, mulai dari, baik dalam bentuk jasa maupaun produk. Inovasi juga
bisa dilakukan dengan mengamati produk atau jasa yang sudah ada, kemudian melakukan
modifikasi untuk membuat hasil yang lebih baik. Atau dari modifikasi tersebut akan
melahirkan sebuah produk baru lagi. Salah satu metode inovasi adalah ala Jepang, yaitu
dengan prinsip ATM; Amati Tiru Modifikasi.

Untuk menjadi wirausaha sukses dan tangguh melalui inovasi, maka harus menerapkan
beberapa hal berikut:
1. Seorang wirausaha harus mampu beripikir secara Kreatif, yaitu dengan berani keluar
dari kerangka bisnis yang sudah ada. Untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
2. Seorang wirausaha juga harus bisa membaca arah perkembangan dunia usaha.
Misalnya, saat ini sedang maraknya penggunaan Teknologi Informasi dalam dunia
bisnis.
3. Seorang wirausaha harus dapat menunjukkan nilai lebih dari produk yang dimilikinya,
agar konsumen tidak merasa produk yang ditawarkan terlalu mahal.
4. Seorang wirausaha perlu menumbuhkan sebuah kerjasama tim, sikap leadership,
kebersamaan dan membangun hubungan yang baik dengan karyawannya.
5. Seorang wirausaha harus mampu membangun personal approach yang baik dengan
lingkungan sekitarnya dan tidak cepat berpuas diri dengan apa yang telah diraihnya.
6. Seorang wirausaha harus selalu meng-upgrade ilmu yang dimilikinya untuk
meningkatkan hasil usaha yang dijalankannya. Hal ini dapat ditempuhnya dengan cara
membaca buku-buku, artikel, internet, ataupun bertanya pada yang ahlinya.
7. Seorang wirausaha harus bisa menjawab tantangan masa depan dan mampu
menjalankan konsep manajemen dan teknologi informasi. Hal ini bertujuan untuk
mempelajari segala situasi bisnis atau usaha yang cepat berkembang dan berubah
sangat cepat. Untuk itu perlunya daya kreativitas yang tinggi, analisis yang baik,
intuisi yang tajam, kemampuan networking yang mendukung, serta strategi jitu dalam
memasarkan produk atau jasa yang dimilikinya.
Saifudin (2008:3) mengemukakan beberapa faktor penyebab
sebagai berikut:

kegagalan kewirausahaan,

1. Tidak kompeten dalam manajerial,


2. Kurang berpengalaman dalam operasi dan menghasilkan produk
3. Lemah dalam pengendalian keuangan
15

4.
5.
6.
7.
8.
9.

Gagal dalam perencanaan program bisnis


Lokasi yang kurang memadai
Kurangnya pengawasan peralatan
Sikap yang tidak bersungguh-sungguh dalam usaha
Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi wirausaha
Keadaan yang menjadikan pesimistik dalam usaha:
a. Pendapatan yang tak menentu
b. Kerugian akibat hilangnya modal investasi
c. Butuh waktu lama untuk recovery
d. Kualitas kehidupan yang tetap rendah meski usahanya mantap

Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh seseorang ketika terlibat dalam wirausahawan
dikemukakan oleh Saifudin (2008:3), sebagai berikut:
1. Otonomi, pengelolaan yang merdeka membuat wirausahawan menjadi seorang
boss yang penuh kepuasan.
2. Tantangan awal dan motif berprestasi, merupakan pendorong yang baik dan
berpeluang untuk mengembangkan konsep usaha yang menghasilkan keuntungan.
3. Kontrol Finansial, bebas dalam mengelola keuangan dan merasa sebagai kekayaan
miliki sendiri yang dapat diaturnya.
Sedangkan kerugian yang mungkin dapat dirasakan oleh seorang wirausahawan juga
dikemukakan oleh Saifudin (2008:3) sebagai berikut:
1. engorbanan personal, pada awalnya wirausaha harus bekerja dalam waktu lama dan
sibuk, sedikit waktu untuk keluarganya dan relaksasi.
2. Beban tanggung jawab, wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis, baik
pemasaran, keuangan, personal, maupun pengadaan dan pelatihan.
3. Margin keuntungan yang kecil dan kemungkinan gagal. Wirausaha yang
menggunakan modal sendiri, maka profit margin yang diperoleh relative kecil dan ada
kemungkinan gagal.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh National Center for enterpreneural Research berhasil
mengidentifikasi 26 perilaku perusahan-perusahaan potensial yang berkembang di dunia yang
menunjang kesuksesannya. Perilaku-perlaku tersebut, dikelompokkan dalam empat area
utama yaitu perilaku pemasaran, perilaku keuangan, perilaku manajemen, dan perilaku
perencanaan.
Dalam hal pelaksanaan kewirausahaan, hasil penelitian menemukan menemukan tiga faktor
yang berperan dalam kesuksesan wirausahawan, yiatu:
1. Kepribadian. Tidak ada kepribadian ideal untuk menjadi wirausahawan, akan tetapi
dia harus memiliki beberapa keterampilan yang bisa dipelajari. Yang diperlukan
adalah mengambil keputusan dengan penuh keyakinan. Wirausahawan tidak hanya
memiliki sifat kreatif dan inovatif, tetapi juga kemampan manajerial, keterampilan
bisnis, dan relasi yang baik.
2. Pengalaman. Peneliti meyakini faktor pengalaman sehari-hari dan kecakapan menjadi
kunci keberhasilan. Seorang wirausahawan harus mengumpulkan informasi dan
16

bertindak berdasarkan informasi tersebut. Dengan demikian, kesuksesan juga


berkaitan dengan persiapan dan perencanaan yang matang.
3. Pembimbing, separuh wirausahawan sukses memiliki orang tua yang juga
wirausahawan atau panutan.

Dengan semakin berkembangnya dunia kewirausahaan, maka muncul persepsi umum


bahkan steroetipe tentang wirausahawan sukses seperti mitos-mitos. Namun hasil penelitian
menunjukkan bahwa banyak pendiri perusahaan terkemuka yang menjadi sukses karena
menolak menjadi seperti wirausahawan pada umumnya. Salah satu contoh mitos dalam
kewirausahaan adalah modal merupakan keharusan untuk perusahaan pemula.
Namun realitasnya, modal akan datang dengan sendirinya bila wirausahawan memiliki
pengalaman dan keterampilan. Oleh karena itu, kewirusahaan bukanlah suatu tujuan akhir,
tetapi suatu jalan untuk bisa melihat dan meraih peluang usaha yang ada, sekaligus menjadi
sarana bagi kaum muda untuk meraih cita-cita mereka. Dinamika dan kompleksitas proses
kewirausahaan memerlukan suatu kecerdasan tersendiri. Sehingga seorang jenius belum tentu
bisa menjadi wirausahawan sukses, kecerdasan membutuhkan keterampilan dan sifat-sifat
lain yang dibutuhkan dalam berwirausaha.

Bagaimana Menjadi Seorang Wirausaha


Menjadi seorang wirausahawan atau pebisnis merupakan salah satu langkah tercepat
mencapai sukses dan menjadi kaya. Hampir setiap orang ingin menjadi wirausahawan atau
entrepreneur sukses, namun hanya segelintir orang yang serius untuk take action dan
mewujudkan impiannya menjadi pengusaha sukses. Resiko dan perencanaan yang terlalu
lama seringkali menjadi penghambat seseorang untuk maju dan menjalankan perusahaannya.
Untuk membangun bisnis dan menjadi pengusaha sukses, sebagai langkah awal seseorang
harus menumbuhkan jiwa wirausaha dan terjun langsung membangun bisnisnya. Berikut tips
menumbuhkan jiwa wirausaha yang harus Anda tumbuhkan untuk mencapai sukses dalam
bisnis.
1. Niat dan tekat untuk berwirausaha
Jadikan niat dan tekad untuk berwirausaha sebagai pondasi Anda membangun
bisnis. Modal utama untuk berwirausaha adalah tekad dan niat yang kuat seperti telah
dibuktikan banyak pengusaha-pengusaha sukses yang memulai bisnisnya dari nol.
Jika Anda sudah berniat untuk berbisnis, langkah selanjutnya adalah tumbuhkan tekad
Anda untuk membangun bisnis Anda menjadi nyata dan meraih sukses.
2. Miliki ide bisnis
Salah satu modal utama selain tekad dan niat yang kuat adalah ide bisnis yang
menarik. Tidak perlu jauh-jauh mencari ide bisnis. Mulailah dari minat dan hobi Anda
sehari-hari sehingga bisnis yang akan Anda jalankan menjadi suatu kegiatan yang
menyenangkan bagi diri Anda.
3. Pelajari kisah sukses orang lain

17

Ada banyak kisah pengusaha sukses yang membangun kerajaan bisnisnya dari
nol, dengan perjuangan yang berat, jatuh bangun dan akhirnya mencapai kesuksesan
yang besar. Kisah sukses seseorang dalam berbisnis dapat menumbuhkan motivasi
Anda untuk melakukan hal serupa dan menghindarkan diri Anda dari ketakutan dan
resiko yang akan dihadapi. Motivasi yang tinggi untuk berbisnis secara bertahap akan
menumbuhkan jiwa wirausaha dalam diri Anda
4. Keyakinan dan optimisme
Seorang enterpreneur sejati memiliki keyakinan dan optimisme dalam
menjalankan usahanya. Untuk itu bagi Anda yang akan terjun kedalam
entrepreneurship seharusnya memiliki dua sikap diatas agar tetap survive dan
konsisten menjalankan usaha
5. Fokus dalam berwirausaha
Banyak halangan dan rintangan yang akan dihadapi dalam memulai sebuah
usaha. Oleh sebab itu sikap fokus yang dibarengi keyakinan dan optimisme mutlak
harus dimiliki oleh seorang wirausahawan agar tidak menyerah dan berhenti ditengah
jalan
6. Belajar berwirausaha
Saat ini banyak metode dan pelatihan yang bertujuan untuk menumbuhkan
jiwa wirausaha, baik pendidikan formal maupun non-formal, seminar-seminar,
pelatihan dan kuliah kewirausahaan yang sangat bermanfaat untuk membentuk mental
dan semangat entrepreneurship seseorang. Anda dapat memilih salah satu satu dari
metode diatas dan mempelajari banyak hal tentang kewirausahaan dari manajerial,
pemasaran hingga produksi sehingga dengan pengetahuan dan ilmu yang lebih baik,
proses wirausaha yang Anda mulai dapat berjalan lebih optimal.
7. Lakukan sekarang juga
Banyak orang menunda dan beralasan untuk tidak memulai bisnisnya,
sehingga impiannya untuk memiliki usaha atau bisnis hanya jalan di tempat tanpa
tindakan untuk mewujudkannya. Seorang calon pengusaha sukses harus memiliki
keberanian untuk take action dan menghilangkan ketakutan-ketakutannya dan
langsung terjun ke dalam bisnis yang direncanakannya. Jika Anda telah memulai dan
menjalankan bisnis dengan konsisten, dengan sendirinya mental dan jiwa wirausaha
akan terbentuk. Banyak orang terhenti pada fase perencanaan dan ide bisnis saja,
tanpa melakukan tindakan apapun. Banyak juga orang yang memiliki impian-impian
besar namun hanya sebatas impian yang tidak pernah terwujud karena tidak
melakukan hal apapun. Hal paling penting dalam wirausaha dan menumbuhkan jiwa
wirausaha adalah tindakan nyata untuk terjun langsung berbisnis.
8. Berani mengambil risiko
Risiko itu ada bilamana waktu yang akan datang (future) tidak diketahui
(uknown). Jadi, dengan perkataan lain resiko itu ada bila ada ketidakpastian
(uncertainty). Berhubungan akibat daripada resiko itu sangat tidak kita kehendaki,
maka setiap orang akan bertindak sebgai risk manager, bukan karena dipilih tetapi
karena terpaksa. Berhubung resiko itu banyak ragamnya, dalam tahap ini akan
18

dibahas terutama resiko yang dihadapi oleh business firm dan selanjutnya resiko yang
dihadapi oleh keluarga. Beberapa jenis resiko:
a. Objective risk: ialah resiko yang terjadi secara alami (nature) yang sama bagi
semua orang dan cara mengatasinya pun sama.
b. Subjective risk: adalah resiko yang diperkirakan akan terjadi oleh setiap orang
sebagai akibat objective risk.
c. Uncertainty: adalah kesadaran orang akan adanya resiko dalam situasi tertentu,
tetapi sulit untuk memperkirakan mana dari sekian akibat atau hasil yang akan
terjadi. Tidak seperti halnya kemungkinan, ketidakpastian ini tidak dapat diukur
dengan alat apa pun yang dapat diterima.
Reaksi terhadap resiko; adalah reaksi seseorang atau tindakan seorang dalam
situasi yang tidak pasti. Reaksi ini antara lain disebabkan karena ketidakpastian ini.
Reaksi orang terhadap resiko tidak sama, tergantung pada hal yang berikut:
a.
b.
c.
d.
e.

Jenis kelamin
Pendidikan
Umur
Intelegensi
Kondisi ekonomi

Kerugian potensial dalam sistem yang mengandung resiko dapat digolongkan ke


dalam bidang: ekonomil, sosial, politik dan psikologi, fisik, legal atau kombinasi dari
semuanya.
Three Classes of Economic Risk:
a. Pure speculative risk (A. H. Mowbray)
Pure risk terjadi bila kemungkinan rugi ada tetapi kemungkinan yang
menguntungkan tidak ada. Contoh: kecelakaan pada mobil
Speculative risk, timbul bila kesempatan adanya rugi maupun untung (gain) samasama ada. Contoh: dalam ekspansi perusahaan.
b. Static or dynamic risk (A. H. Willet)
static risk, selalu dihubungkan dengan kerugian yang disebabkan irregular
action karena peristiwa alam atau karena kesalahan dari human being (manusia).
Statistic losses, biasanya menyebabkan kerugian pada masyarakat dalam periode
tertentu dan pengaruhnya terhadap individual selalu berupa pure risk.
Dinamic risk, biasanya dihubungkan dengan perubahan kehendak manusia.
Contoh: umpamanya ada perkembangan machinery dan organisasi.
c. Fundamental or particular risk (C. A. Kulp)
Fundamental risk, adalah resiko yang dihubungkan dengan adanya uncertainty,
ketidakcermatan, bencana alam. Particular risk, adalah resiko yang sifatnya
personal yang kadang-kadang dapat dicegah, seperti kehilangan pekerjaan.
Sedangkan fundamental risk.
Risk managemen procces terdiri dari lima langkah sebagai berikut:

19

1. Harus adanya pembinaan prosedur dan komunikasi dalam organisasi secara


baik, supaya dapat menyusun serta menemukan kemungkinan adanya resiko
yang akan terjadi.
2. Selalu melakukan identifikasi pada risk. Pengukuran kerugian ini mencakup:
a. Penetapan probilitas pada kerubian yang akan terjadi
b. Penetapan pengaruh terhadap aspej fiansial
c. Kemampuan memperkirakan (predicting)
3. Pengambilan keputusan (decision maker), keputusan mana yang diangga
paling baik dan paling tepat untuk mengatasi masalah, dapat dilakukan dengan
cara-cara sebagai berikut:
a. Avoiding the risk
b. Reducng the loss
c. Transfering the risk
d. Retaining the risk internally (risk retention)
4. Implementasi daripada metode yang sudah dipilih
5. Evalusi terhadap keputusan yang telah diambil.
Kemauan dan kemampuan untuk mengambil resiko menempatkan
salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau
megambil resiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Menurut Angelita S.
Bajaro, seorang wirausaha yang berani menanggung resiko ialah orang yang
selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara yang baik.
Wirausaha ialah orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih
menantang untuk mencapai kesuksesan atau kegagalan ketimbang usaha yang
kurang menantang. Oleh sebab itu, wirausaha kurang menyukai resiko yang
terlalu rendah atau yang terlalu tinggi. Wirausaha akan menyukai resiko yang
paling seimbang (moderat). Dengan demikian, keberanian untuk menanggung
resiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan resiko yang
penuh dengan perhitungan dan realistik.
Bahwa pengambil resiko berkaitan dengan kepercayaan diri sendiri.
Artinya, semakin besar keyakinan seorang kepada kemampuan sendiri,
semakin besar keyakinan orang tersebut akan kesanggupan untuk
mempengaruhi hasil dan keputusan. Dan semakin besar pula kesediaan
seseorang untuk mencoba apa yang menurut orang lain sebagai resiko. Oleh
sebab itu, pengambil resiko ditemukan pada orang-orang yang inovatif dan
kreatif yang merupakan bagian terpenting dari perilaku kewirausahaan.
Dalam perusahaan besar, manajemen senior biasanya mengambil
keputusan data dan dokumentasi perusahaan yang terdapat dalam survei,
laporan dan anjungan komite. Informasi ini, biasanya telah dihimpun dengan
cara yang baku, sesuai dengan teknik-teknik pemecahan persoalan. Sebuah
persoalan utama dapat dibagi-bagi sehingga sebagian daripadanya dapat
dipecahkan dengan segera. Biasanya karena ada kebutuhan mendesak yang
hasilnya cukup pasti. Biasanya keputusan dicapai melalui prosedur tetap, yang
20

dimengerti dengan baik oleh manajemen, dan mungjin ini hasil musyawarah
karena banyak orang yang bersedia memikul tanggung jawab pribadi atas
keputusan tadi.

Wirausaha sering dikenal sebagai orang yang mampu membuka usahanya sendiri dan
menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain. Menurut KBBI, wirausahawan merupakan
orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam
berproduksi, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan
operasinya, serta memasarkanya. Seorang wirausaha harus mampu menciptkan sesuatu yang
berbeda dan mampu menangkap peluang yang ada.
Resiko bagi para wirausaha bukanlah sebagai suatu hambatan untuk meraih
kesuksesan tetapi dijadikan sebagai suatu tantangan. Wirausaha adalah orang yang lebih
menyukaihal-hal yang menantang untuk lebih mencapai kesuksesan dalam hidupnya.
Pengambilan resiko menurut perspektif wirausaha yaitu dengan mengambil resiko yang tidak
terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Karena seorang wirausaha selalu ingin berhasil
menjauhi resiko yang tinggi, dan menghindari resiko yang lebih rendah karena bagi mereka
tidak ada tantangan.
Dalam pengambilan resiko para wirausaha selalu memperhitungkan matang-matang
keputusan yang akan diambil. Pengambilan resiko berkaitan erat dengan kepercayaan diri.
Semakin besar keyakinan pada kemampuan diri sendiri, semakin besar pula keyakinan dalam
mempengaruhi hasil dan keputusan, serta semakin siap pula mencoba apa yang menurut
orang lain penuh dengan resiko.
Yang membedakan seorang wirausaha dengan yang lainnya adalah kesiapan dalam
pengambilan resiko. Kebanyakan orang lebih suka berada dalam titik yang aman dan nyaman
dengan tidak mengambil hal yang beresiko atau lebih memilih resiko yang lebih rendah.
Berbeda dengan wirausaha, resiko dijadikan sebagai tantangan untuk mencapai kesuksesan,
bukan suatu hambatan yang menjadikan kita gagal. [1]
Anak muda sering dikatakan selalu menyenangi tantangan. Mereka tidak takut mati.
Inilah salah satu faktor pendorong anak muda menyenangi olah raga yang penuh dengan
resiko dan tantangan, seperti balap motor di jalan raya, balap mobil milik orang tuanya.
Tetapi, contoh-contoh tersebut dalam arti negatif. Olahraga beresiko yang positif ialah panjat
tebing, mendaki gunung, arum jeram karate atau olah raga bela diri dan sebagainya.
Ciri-ciri dan watak seperti ini dibawa ke dalam wirausaha yang juga penuh resiko dan
tantangan, seperti persaingan, harga turun naik, barang tidak laku dan sebagainya. Namun
semua tantangan ini harus dilakukan dengan penuh perhitungan. Jika perhitungan sudah
matang, membuat pertimbangan dari segala macam segi, maka berjalanlah terus dengan tidak
lupa berlindung kepada-Nya.

21

Anda mungkin juga menyukai