Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEMUHAMMADIYAHAN

LANDASAN IDEOLOGIS GERAKAN


MUHAMMADIYAH

Disusun oleh :

Durotun Nakiyah (1004015073)

Rifqiy ameliya amini (1004015220)

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR.HAMKA
2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia yang
memiliki ciri khas tersendiri. Berbagai macam aliran dan pemahaman tentang Islam
banyak ditemui dalam masyarakat muslim di Indonesia. Berbagai persyarikatan dan
gerakan dakwah ikut pula mewarnai keberagaman kehidupan beragama. Ada beberapa
organisasi massa Islam (ormas Islam) yang cukup dikenal di Indonesia, antara lain
Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama, Mathlaul Anwar, dan Persatuan Islam (Persis).
Muhammadiyah dicetuskan oleh seorang ulama yang berpikiran luas dan cerdas K.H.
Ahmad Dahlan dan secara resmi didirikan pada tanggal 08 Dzulhijjah 1330 H / 18
November 1912 M di Jogyakarta. Kondisi umat yang sangat memprihatinkan saat itu
membuat K.H. Ahmad Dahlan terpanggil untuk membuat sebuah gerakan dakwah yang
menyeru kepada amar ma’ruf nahi munkar. K.H. Ahmad Dahlan berusaha mengembalikan
umat kepada ajaran Al-Quran dan Al-Hadits.
Muhammadiyah sebagai salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia memiliki posisi
dan peranan yang cukup strategis, baik sebelum Indonesia merdeka maupun setelah
kemerdekaan hingga saat ini. Muhammadiyah bukan saja dikenal sebagai gerakan dakwah
semata, namun dikenal pula sebagai gerakan Tajdid (pembaharu) dan garakan kebangsaan
(nasional). Muhammadiyah dalam kancah nasional memberikan kontribusi yang sangat
signifikan terutama dalam bidang pendidikan. Lembaga pendidikan yang dikelola
Muhammadiyah banyak tersebar di seluruh nusantara.

B. LANDASAN NORMATIF

Muhammadiyah juga memiliki landasan normatif yang memberikan aturan dan


panduan dasar dalam melaksanakan kiprahnya. Landasan normatif tersebut terdiri atas
Mukadimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah, Matan
Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami Muhammadiyah.
BAB II
PEMBAHASAN

Urgensi Ideologi dalam Gerakan Muhammadiyah

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam bukan sekadar organisasi, lebih-lebih organisasi


dalam pengertian administrasi yang bersifat teknis. Sebagai gerakan Islam Muhammadiyah
merupakan suatu gerakan agama (religious movements), yang di dalamnya terkandung sistem
keyakinan (belief system), pengetahuan (knowledge), organisasi (organization), dan praktik-
praktik aktivitas (practices activity) yang mengarah pada tujuan (goal) yang dicita-citakan.
Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah ditegaskan bahwa Muhammadiyah adalah
Gerakan Islam, Dakwah Amar Ma’ruf dan Tajdid, bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah.
Muhammadiyah berasaskan Islam. Sedangkan maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah
menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat yang
sebenar-benarnya. Guna mencapai tujuan tersebut dilakukan berbagai usaha, yang
diwujudkan dalam amal usaha, program, dan kegiatan Persyarikatan.
Landasan Normatif Ideologi Muhammadiyah

Adapun landasan normatif ideologi Muhammadiyah adalah berlandaskan pada Al


Qur’an:
1. QS. Al Imron: 104
Yang artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah
orang-orang yang beruntung.
2. QS. Al Imron: 110
Yang artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada
yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.
a. Tiga Point Penting Ideologi Gerakan Muhammadiyah
Pertama, pembahasan ideologi/keyakinan hidup mencakup 3 bidang yaitu: Pandangan
hidup; Tujuan hidup; Ajaran dan cara yang dipergunakan untuk melaksanakan pandangan
hidup dalam mencapai tujuan hidup tersebut.
Kedua, ideologi/keyakinan hidup Muhammadiyah adalah berdasarkan dan bersumberkan
ajaran-ajaran Islam.
Ketiga, ideologi/keyakinan hidup adalah hasil ciptaan (akal pikiran) manusia, yang pada
dasarnya merupakan prinsip-prinsip yang mempunyai sifat tetap/tidak mudah berubah;
sedangkan ajaran Islam yang menjadi dasar dan sumber ideologi/keyakinan hidup
Muhammadiyah adalah wahyu Allah yang bersifat abadi/tidak berubah-ubah.
b. Enam Dimensi Ideologi Gerakan Muhammadiyah
Adapun dimensi Ideologi gerakan Muhammadiyah telah dirumuskan oleh Bpk. Haedar
Nashir, sebagai berikut:
 Ideologi gerakan Muhammadiyah merupakan sistem paham dan teori perjuangan
yang dilandasi, dijiwai, dan dibingkai serta dimaksudkan untuk mengamalkan
Islam dalam seluruh kehidupan umat manusia.
 Ideologi gerakan Muhammadiyah ialah manhaj (sistem, metode) dakwah Islam
untuk mengajak manusia beriman kepada Allah (tu’minuna billah) serta amar
ma`ruf nahi munkar.
 Ideologi gerakan Muhammadiyah ialah sistem dan teori perjuangan Islam untuk
tajdid (pembaruan) sehingga selalu terbuka pada kritik dan memiliki agenda
perubahan ke arah kemajuan (ishlah).
 Ideologi gerakan Muhammadiyah memiliki kerangka pemikiran dalam
Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah,
Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah, Khittah Muhammadiyah,
Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, dan pemikiran-pemikiran formal
lainnya dalam Sistem Keyakinan dan Hidup Islami dalam Muhammadiyah.
 Ideologi gerakan Muhammadiyah merupakan teori dan strategi perjuangan Islam
yang menyeluruh dan mencakup seluruh aspek kehidupan untuk mewujudkan
Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
 Ideologi gerakan Muhammadiyah merupakan tali pengikat gerakan yang
diwujudkan dalam sistem organisasi, jama`ah, kepemimpinan, dan gerakan amal
usaha untuk menjadikan Islam sebagai rahmatan lil`alamin di muka bumi ini.

Kendati tidak ketat sebagaimana ideologi-ideologi dunia lebih-lebih yang bersifat


totaliter, Muhammadiyah sebagai gerakan Islam memerlukan perekat ideologi. Ideologi
sebagai system paham dalam gerakan Muhammadiyah dapat difungsikan untuk sejumlah
kepentingan, antara lain sebagai berikut:
Pertama, ideologi dapat memberi arah dan penjelasan mengenai sistem paham
kehidupan yang dicandranya berdasarkan paham agama (Islam) yang dianutnya serta
bagaimana seluruh warga Muhammadiyah bertindak berdasarkan sistem paham tersebut.
Kedua, dengan ideologi maka Muhammadiyah dapat mengikat solidaritas kolektif
(ukhuwah gerakan, dalam makna longgar ashabiyyah sebagaimana konsep Ibn Khaldun),
yang berfungsi untuk mempertahankan ikatan ke dalam dan menghadapi tantangan hingga
ancaman dari luar.
Ketiga, ideologi Muhammadiyah dapat membentuk karakter orang Muhammadiyah
secara kolektif sebagaimana tercantum dalam Kepribadian Muhammadiyah serta Pedoman
Hidup Islami Warga Muhammadiyah, yang mengandung berbagai sifat orang dan pola tindak
yang harus dimiliki dan diimplementasikan dalam kehidupan warga Muhammadiyah.
Keempat, melalui ideologi Muhammadiyah menyusun strategi langkah-langkah
perjuangan sebagaimana Khittah yang selama ini menjadi acuannya, sehingga gerakannya
tersistem dan terarah dalam satu sistem gerakan Persyarikatan.
Kelima, dengan ideologi maka Muhammadiyah dapat mengorganisasikan dan
memobilisasi anggota, kader, dan pimpinannya dalam satu sistem gerakan untuk
melaksanakan usaha-usaha dan mencapai tujuan dalam barisan yang kokoh, tidak berjalan
sendiri-sendiri dan tidak centang perenang.
Betapapun kecil sebuah gerakan, tetapi manakala memiliki ikatan ideologis yang kuat,
maka gerakannya selain tersistem juga solid dan kokoh dalam menjalankan usaha-usaha
perjuangannya. Sebaliknya, kendati sebuah organisasi itu besar, namun manakala terlalu
longgar ikatan ideologisnya, maka akan dengan mudah diintervensi bahkan diinfiltrasi oleh
paham dan gerakan lain, pada saat yang sama mudah goyah dan rentan terhadap berbagai
penyakit dari dalam maupun dari luar. Di sinilah kendati zaman modern di abad ke 21 pada
tataran global sering dikatakan sebagai “akhir ideologi” (the end of ideology), namun
kelompok masyarakat atau bangsa manapun masih tetap memerlukan ideologi, selonggar
apapun ideologi itu. Lebih-lebih untuk kepentingan sebuah gerakan Islam, yang sedikit atau
banyak bersentuhan dengan aspek ideologis, yakni menyangkut keterkaitan Islam dengan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang memerlukan sistem paham dan
strategi perjuangan dalam mencapai cita-cita baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
1. KEPRIBADIAN MUHAMADIYAH
a. Pengertian dan fungsi kepribadian muhamadiyah
Kepribadian muhamadiyah adalah rumusan yang menggambarkan hakikat
muhamadiyah, dasar dan pedoman amal usaha serta perjuangan muhamadiyah, serta
sifat sifat yang dimilikinya. Kepribadian muhamadiyah ini berfungsi sebagai
landasan, pedoman, dan pegangan bagi gerak muhamadiyah menuju cita cita
terwujudnya masyarakat islam yang sebenar benarnya.
b. Sejarah perumusan kepribadian muhamadiyah
Kepribadian muhamadiyah dirumuskan pada periode kolonel H.M Yunus Anis
(1959 – 1962). Rumusan kepribadian muhamadiyah ini berawal dari uraian K.H
Faqih usman dalam suatu acara pelatihan yang diadakan oleh pimpinan pusat (PP)
Muhamadiyah di madrasah Mu,allimin Yogyakarta. Ketika itu, Faqih usman
menguraikan “apa sih muhamadiyah itu?”
Uraian Faqih Usman di atas kemudian dimusyawarahkan oleh PP
Muhammadiyah bersama sama pimpinan Muhamadiyah jawa timur (H.M. Saleh
Ibrahim), Jawa tengah (R. Darsono), dan jawa barat (H. Adang Affandi). Kemudian
PP Muhamadiyah membentuk suatu tim perumus yang terdiri dari K.R. Moh.
Wardan, Prof. K.H. farid Ma’ruf, M. Djarnawi Hadikusuma, dan M. Djindar
Tamimi untuk menyempurnakan rumusan yang disusun oleh Faqih Usman. Hasil
penyempurnaan tim perumus di abahas lagi oleh prof.H. Kasman Singodimejo, Sh
dan Faqih Usman sendiri. Setelah dipandang agak sempurna, rumusan tersebut
diajukan dalam sidang Tanwir menjelang Muktamat Muhammadiyah ke 35
(muktamar setengah abad muhammadiyah). Selanjutnya setelah mendapat usulan
perbaikan dari berbagai pihak rumusan tersebut disahkan sebagai “kepribadian
muhammadiyah” pada Muktabar setengah abad itu, 1962 pada akhir periode kolonel
H.M Yunus Anis.
c. Hakikat Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah suatu persyerikatan yang merupakan “Gerakan Islam’.
Maksud gerakannya ialah “Dakwah Islam dan Amal Ma’ruf nahi Munkar“ yang
ditujukan kepada dua bidang perseorangan dan masyarakat.
Dakwah dan amal ma’ruf nahi munkar pada bidang pertama terbagi pada dua
golongan :
a) Kepada yang telah islam bersifat pembaharuan (tajdid) yaitu mengembalikan
kepada ajaran islam yang asli dan murni.
b) Kepada yang belum islam, bersifat seruan atau ajakan untuk memeluk islam.
Adapun dakwah islam dan amal ma’ruf nahi munkar bdang kedua ialah
kepada masyarakat, bersifat kebaikan, bimbingan dan peringatan. Kesemuanya
itu dilaksanakan bersama dengan musyawarah atau dasar takwa dan
mengharap keridhaan Allah semata mata.
Dengan melaksanakan dakwah islam dan amal ma’ruf nahi munkar dengan
caranya nasing masing yang sesuai, muhammdiyah bmenggerakan masyarakat
menuju tujuannya, ialah “terwujudnya masyarakat islam yang sebenar
benarnya”.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat dipahami bahwa identitas
muhamadiyah adalah Gerakan Islam Dakwah Amal Ma’ruf nahi Munkar.
d. Dasar amal usaha muhammadiyah
Dalam perjuangan melaksanakan usahanya menuju tujuan terwujudnya masyarakat
islam yang sebenar benarnya, muhammadiyah mendasarkan segala gerak dan amal
usahanya atas prinsip prinsip yang tersimpul dalam Muqaddimah Anggaran Dasar,
yaitu :
a) Hidup manusia harus berdasr tauhid, ibadah, dan taat kepada Allah
b) Hidup manusia bermasyarakat
c) Mematuhi ajaran – ajaran agama islam dengan keyakinan bahwa ajaran islam itu
satu satunya landasan kepribadian dan ketertiban bersama untuk kebahagiaan
dunia akhirat
d) Menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam dalam masyarakat adalah
kewajiban sebagai ibadah kepada Allah dan ihsan kepada kemanusiaan
e) I’ttiba kepada langkah perjuangan nabi Muhammad saw
f) Melancarkan amal usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi

e. Pedoman Amal Usaha dan Perjuangan Muhammadiyah


Menilik dasar prinsip tersebut di atas, maka apapun yang di usahakan dan
bagaimanapun cara perjuangan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan tunggalnya,
harus berpedoman : “berpegang teguh akan ajaran Allah dan Rasul-Nya, bergerak
membangun di segenap bidang dan lapangan dengan menggunakan cara serta
menempuh jalan yang diridhai Allah”.
2. Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah
Rumusan Matan dan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (idiologi)
ditetapkan dalam sidang Tanwir tahun 1969 di Ponorogo dan direvisi pada tahun 1970
tepatnya pada sidang Tanwir di Yogyakarta.
a) Pengertian
Matan Keyakinan dan Cita Cita hidup Muhammadiyah pada dasarnya merupakan
rumusan ideologi Muhammadiyah yang menggambarkan tentang Hakikat
Muhammadiyah, Paham agama menurut muhammadiyah, dan Misi Muhammadyah
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
b) Rumusan Matan Keyakinan dan cita Cita Hidup Muhammadiyah
1) Muhammadiyah adalah gerakan beasas islam, bercita cita dan bekerja untuk
mewujudkan masyarakat islam yang sebenarbenarnya, untuk melksanakan
fungsi dan misi manusia sebagai hamba Allah di muka bumi.
2) Muhammadiyah berkeyakinan bahwa islam adalah agama Allah yang
diwahyukan kepada para rasulnya, sejak nabi Adam, nuh, Ibrahim, Musa, Isa
dan seterusnya samapi kepada nabi penurup Muhammad SAW, sebagai hidayah
dan rahmat Allah kpada umat manusia sepanjang masa dan menjamin
kesejahteraan hidup materiil dan spiritual duniaqi dan ukhrawi.
3) Muhammadiyah dalam mengamalkan islam berdasarkan AlQuran : kitab Allah
yang diwahyukan kepada Nabi muhammad saw. Sunnah rasul : penjelasan dan
pelaksanaan ajaran – ajaran Alquran yang diberikan oleh nabi Muhammad saw
dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran islam.
4) Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran ajaran islam yang meliputi
bidang : Aqidah, akhlak, ibadah dan muamalah duniawiyah.
 Aqidah, Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah islam yang murni,
bersih, dari gejala gejala kemusrikan bid’ah, dan churafat, tanpa
mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran islam.
 Akhlak, Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai nilai akhlak mulia
dengan berpedoman kepada ajaran ajaran al Quran dan sunnah rasul, tidak
bersendi kepada niali nilai ciptaan manusia.
 Ibadah, Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan
oleh Rasulullah saw tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
 Muamalah duniyawiyah, Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya
mu’amalah dunyawiyat (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat)
dengan berdasarkan ajaran agama serta menjadikan semua kegiatan dalam
bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.
5) Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah
mendapat karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber sumber
kekayaan , kemerdekaan bangsa dan negara Republik Indonesia yang berfilsafat
Pancasila, untuk berusaha bersama sama menjadikan suatu negara yang adil dan
makmur dan diridhai Allah Swt.
c) Paham Agama dalam Muhammadiyah
Paham agama dalam Muhammadiyah memiliki karakter khusus, kendati secara
umum tentunya mempunyai landasan, orientasi dan pemahaman yang sama
sebagaimana dalam paham agama islam. Dari berbagai rujukan yang diperoleh,
dapat ditemukan butir-butir penting dan mendasar dari paham agama dalam
Muhammadiyah sebagai unsur penting dalam Muhammadiyah. Pertama,
muhammadiyah memandang islam sebagai satu mata rantai ajaran Allah yang
dibawa oleh para nabi hingga nadi Muhammad SAW. Yang mengkoreksi dan
menyempurnakan sehingga menjadi risalah islam yang terakhir hingga akhir zaman,
sebagai agama satu-satunyaagama yang benar dan di ridhai oleh Allah SWT. Kedua,
Muhammadiyah memiliki pandangan yang luas tentang kandungan ajaran islam
yaitu sebagaimana disebutkan dalam kitab masalah lima bahwa agama, yakni agama
islam ialah apa yang diturunkan Allah dalam Al-Qur’an dan yang disebut dalam
sunnah yang shahih, berupa perintah-perintah, larangan-larangan, dan petunjuk-
petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan akhirat. Ketiga, Muhammadiyah
memandang islam sebagai agama yang komprehensif atau menyeluruh.
 Agama islam ialah agama Allah yang diturunkan kepada para rasulnya, sejak
Nabi Adam as. sehingga nabi terakhir, ialah Nabi Muhammad saw. Nabi
Muhammad saw sebagai nabi terakhir di utus dengan membawa syariat agama
ang sempurna untuk seluruh umat manusia sepanjang masa. Maka dari itu
agama yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw itulah yang tetap berlaku
sampai sekarang dan untuk masa masa selanjutnya.
 Dasar agama islam
1) Al Quran : kitab allah yag diwahyukan keada nabi Muhammad
2) Sunah rasul : penjelasan dan pelaksanaan ajaran Alquran yang diberikan oleh
nabi muhammad dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran
Islam.
 Al quran dan sunnah rasul sebagai penjelasannya adalah pokok dasar hukum /
ajaran islam yang mengandung ajaran yang benar.
1) mengungkapkan dan mengetahui kebenaran yang terkandung dalam Alquran
dan dan sunnah Rasul.
2) mengetahui maksud maksud yang tercakup dalam pengertian al quran dan
sunah rasul. Sedang untuk mencari cara dan jalan melaksanakan ajaran Alquran
dan sunnah rasul dalam mengatur dunia guna memakmurkannya, akal pikiran
yang dinamis dan progresif mempunyai peranan yang penting dan lapangan yang
luas. Begitu pula akal pikiran/ ar-ra’yu adalah alat untuk mempertimbangkan
seberapa jauh pengaruh keadaan dan waktu terhadap penerapan suatu ketentuan
hukum dalam batas maksud maksud pokok ajaran agama.
 Muhammadiyah berpendirian bahwa pintu ijtihad senatiasa terbuka
 Muhammadiyah berpendirin bahwa orang dalam beragama hendaklah
berdasarkan pengertian yang benar, dengan ijtihad atau ittiba.
 Muhammadiyah dalam menetapkan tuntunan yang berhubungan dengan
masalah agama, baik bagi kehidupan perorangan ataupun bagi kehidupan
gerakan adalah dengan dasar dasar seperti tersebut diatas, dilakukan dengan
musyawarah oleh para ahlinya dengan cara yang sudah lazim disebut “tarjih”
ialah membanding bandingkan pendapat pendapat dalam musyawarah dan
kemudian mengambil mana yang mempunyai alasan yang lebih kuat.
 Dengan dasar dan cara memahami agama seperti tersebut diatas muhammadiyah
berpendirian bahwa ajaran islam merupakan “kestuan ajatran” yang tidak boleh
dipisahpisahkan dan meliputi :
1. Aqidah : ajaran yang brhubunagn dengan kepercayaan
2. Akhlak : ajaran yang berubungan dengan pembentuakn sikap mental
3. Ibadah : ajaran yang berhubungan dengan peraturan dan tata cara hubungann
manusia dengan Tuhan
4. Mu’amalat duniawiyah : ajaran yang berhubunagn dengan pengolahan dunia
dan pembianan masyarakat

Dimana semuanya itu bertumpu dan untuk mencerminkan kepercayaan dalam hidup
dan kehidupan manusia, dalam wujud dan bentuk hidup dan kehidupan yang semata
mata untuk beribadah kepada Allah SWT dalam arti yang luas.

d) Fungsi dan misi muhammadiyah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara


1. Berdasarkan keyakinan dan cita cita hidup yang bersumberkan ajaran islam yang
murni sepetti tersebut diatas, muhammadiyah menyadari kewajibannya :
berjuang dan mengajak segenap golongan dan lapisan bangsa Indonesia , untuk
mengatur dan membangun tanah air dan Negara republik Indonesia sehingga
merupakan masyarakat dan negara yang adil dan makmur, sejahtera dan bahagia
materiil dan spirituil yang diridhai Allah SWT.
2. Mengingat perkembangan sejarah dan kenyataan bangsa indonesia sampai
dewasa ini, semua yang ingin dilaksanakan dan dicapai oleh muhammadiyah
daripada keyakina dan cita-cita hidupnya, bukanlah hal yang baru dan
hakikatnya adalah sesuatu yang wajar.
3. Sedangkan pola perjuangan muhammadiyah dalm melaksanakan dan mencapai
keyakinan dan cita-cita hidupnya dalam masyarakat Negara Republik Indonesia,
muhammadiyah menggunakan Dakwah islam dan amar ma’ruf nahi munkar
dalam arti dan proporsi yang sebenar-benarnya sebagai jalan satu satunya.
BAB III
KESIMPULAN

Dari paparan yang cukup singkat di atas maka dapat diketahui bahwa ideologi
merupakan ruh dalam sebuah organisasi. Kesamaan ideologi bagi warga dalam sebuah
organisasi menjadikan ia sebagai petunjuk dari sistem yang akan dijalankan oleh warga
terlebih bagi pemimpinnya. Solidaritas kolektif, pembentukan karakter, penusunan strategi
langkah-langkah dan mobilisasi anggota, kader, dan pimpinan adalah merupakan buah dari
kesamaan dari ideologi yang dianut oleh sebuah organisasi gerakan.
Muhammadiyah memiliki landasan normatif yang memberikan aturan dan panduan
dasar dalam melaksanakan kiprahnya. Landasan normatif tersebut terdiri atas Mukadimah
Anggaran Dasar Muhammadiyah, Kepribadian Muhammadiyah, Matan Keyakinan dan Cita-
Cita Hidup Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami Muhammadiyah.

Sebagai usaha Muhammadiyah untuk mencapai tujuannya: “menegakkan dan


menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat utama, adil dan makmur yang
diridlai Allah SWT.

Maka alam melaksanakan usaha tersebut, Muhammadiyah berjalan diatas prinsip


gerakannya, seperti yang dimaksud di dalam Matan Keyakinan Cita-cita Hidup
Muhammadiyah, Salah satunya adalah Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-
ajaran Islam yang meliputi bidang-bidang seperti Aqidah, Akhlak, Ibadah, Muamalah
Duniawiyah.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Agama Republik Indonesia, Al Quran dan Terjemahan.


2. Sukriyanto. AR. Drs,. Munir Mulkan, Drs,. Perkembangan Pemikiran
Muhammadiyah dari Masa ke Masa.
3. http://www.muhammadiyah.or.id
4. http://guruilmu.wordpress.com/2011/08/15/matan-keyakinan-dan-cita-cita-hidup-
muhammadiyah/
5. Hambali, Hamdan, Ideologi dan Strategi Muhammadiyah, Suara Muhammadiyah, 2006
6. KE-MUHAMMADIYAHAN, PENERBIT : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PROF.DR.HAMKA. 2011.

Anda mungkin juga menyukai