Anda di halaman 1dari 22

PERSPEKTIF KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT
Oleh: Nelly Hermala Dewi, M.Kep.
Keperawatan Gawat Darurat
• Keperawatan gawat darurat (emergency nursing)
secara internasional dikenal sebagai spesialisasi
dalam keperawatan.
• Adanya pengakuan publik terhadap struktur
pengetahuan (knowledge & skills) bersifat khusus
diperlukan untuk mendukung praktik
keperawatan di area gawat darurat.
• Terkait dengan adanya karakteristik pasien dan
lingkungan kerja gawat darurat yang bersifat
khusus.
Keperawatan gawat darurat sebagai
spesialisasi
• Penyediaan pelayanan perawatan untuk
pasien dari segala usia, dengan sakit akut atau
sakit parah, atau cedera yang mungkin
memerlukan stabilisasi atau intervensi
menyelamatkan jiwa atau life saving
Karakteristik praktik keperawatan
gawat darurat
• Assessment dan evaluasi kebutuhan dasar
manusia dari pasien emergency department (ED)
• Stabilisasi dan resusitasi
• Intervensi krisis
• Konsistensi pelayanan perawatan
• Pelayanan perawatan di lingkungan yang tak
terduga/ unpredictable
• Emergency preparedness
• Triase dan prioritas
Lingkup praktik keperawatan gawat
darurat (ENA, 1999)
• Ruang lingkup praktik keperawatan gawat
darurat meliputi:assessment berkelanjutan
dari masalah fisik, psikologis, dan sosial
pasien, diagnosis, intervensi dan treatment,
dan evalusi dan penyelesaian masalah yang
mungkin memerlukan tindakan mulai dari
minimal care sampai advanced life support
Peran praktik keperawatan gawat
darurat
• Memberikan pelayanan perawatan pada
pasien gawat darurat: rujukan, manajemen
kasus, atau kondisi yang kompleks,
pengelolaan pelayanan gawat darurat,
pendidikan, konsultasi, advokasi, dan
penelitian
Pengembangkan spesialisasi
keperawatan gawat darurat
Negara yang mengembangkan spesialisasi
keperawatan gawat darurat:
• Singapore
• Hongkong
• Jepang
• Di Indonesia saat ini advanced practice nursing/
praktik spesialisasi dalam keperawatan belum
dikenal dalam peraturan atau kebijakan yang ada
terkait pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
gawat darurat
Standar Instalasi Gawat darurat
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomer:
856/Menkes/SK/IX/2009, 25 September 2009:
• Standar Instalasi Gawat darurat di rumah sakit
menyatakan bahwa sumber daya manusia
dalam hal ini tenaga keperawatan di unit
gawat darurat, untuk semua level IGD
dikatagorikan sebagai berikut: perawat kepala
adalah Ners atau D III (+pelatihan kegawat
daruratan)
Standar Instalasi Gawat darurat
(Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisian
Medik, 2011), asuhan keperawatan gawat darurat
didefinisikan sbb:
• Asuhan keperawatan gawat darurat adalah rangkaian
kegiatan praktik keperawatan kegawat daruratan,
diberikan oleh perawat yang kompeten untuk
memberikan asuhan keperawatan di IGD rumah sakit.
• Proses keperawatan terdiri 5 langkah: pengkajian,
diagnosis keperawatan, rencana tindakan keperawatan,
intervensi keperawatan dan evaluasi keperawatan.
Aktivitas keperawatan gawat darurat menurut
Standar pelayanan kegawat daruratan
(Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan
Keteknisian Medik, 2011):
• Proses pengumpulan data: (primary survey dan
secondary survey
• Melakukan triase dan re-triase
• Pengumpulan data dari hasil pemeriksaan
penunjang medis
• Menganalisis secara sistematis
• Melakukan dokumentasi
• Tindakan penyelamatan jiwa
Perluasan dan pergeseran aktifitas
keperawatan gawat darurat (Tisyani, 2009)
• Penanganan kasus acute dan severity yang
tinggi seperti gagal penapasan, stroke, infark
jantung, korban kecelakaan lalu lintas yang
sering datang dengan fraktur atau trauma
abdomen, atau cedera kepala yang sering
datang dengan kondisi pre shock atau keadaan
tidak sadar
• Praktik kepeawatan gawat darurat → praktik
keperawatan yang lebih kompleks →
membutuhkan pengetahuan dan keterampilan
(knowledge dan skills) pada level advanced
atau spesialis level
Peran perawat secara umum termasuk
perawat gawat darurat:
UU RI No 38 Tahun 2014, tentang keperawatan, pasal 29
ayat 1 → Dalam menyelenggarakan praktik keperawatan,
perawat bertugas:
• Pemberi asuhan keperawatan
• Penyuluh dan konselor bagi klien
• Pengelola pelayanan keperawatan
• Peneliti keperawatan
• Pelaksanan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang
• Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu
Wewenang perawat dalam praktik
keperawatan (UU RI, no 38, 2014 psl 30)
• Melakuan pengkajian secara holistic
• Menetapkan diagnosis keperawatan
• Merencanakan tindakan keperawatan
• Melaksanakan tindakan keperawatan
• Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan
• Melakukan rujukan
• Memberikan tindakan gawat darurat sesuai
kompetensi
Wewenang perawat dalam praktik
keperawatan (UU RI, no 38, 2014 psl 30)
• Memberikan konsultasi keperawatan dan
berkolaborasi dengan dokter
• Melakukan penyuluhan kesehatan dan
konseling
• Melakukan penatalaksanaan pemberian obat
kepada klien sesuai dengan resep tenaga
medis atau obat bebas dan obat bebas
terbatas
Tugas dan wewenang perawat
• Psl 29 ayat 1: pelaksanaan tugas berdasarkan
pelimpahan wewenang dilakukan secara
tertulis dari tenaga medis kepada perawat
untuk melakukan suatu tindakan medis dan
melakukan evaluasi pelaksanaannya
Peran perawat gawat darurat dalam
disaster response and recovery
• Untuk setting rumah sakit, di luar rumah sakit,
di area bencana.
• Kompetensi meliputi 4 area: mitigasi
(penceghan), preparedness (kesiapsiagaan),
respon pemulihan atau rehabilitasi
Peran perawat di area disaster nursing
menurut WHO dan ICN
• Bekerja sesuai kepastian, kompetensi yang
dimiliki dengan sumber daya dan struktur
organisasi yang ada
• Bekerja sama dalam networking dengan
profesional lainnya, pemerintah dan non-
pemerintah, lembaga di tingkat lokal, regional,
nasional, dan internasional.
• Dalam jangka pendek membantu upaya untuk
memobilisasi sumber daya yang diperlukan
(misal: akses ke makanan, air, sanitasi, tempat
tinggal)
Peran perawat di area disaster nursing
menurut WHO dan ICN
• Pelayanan kesehatan darurat, memberikan
perhatian khusus kepada kelompok rentan
seperti sakit, cacat, anak-anak, perempuan, dan
orang tua
• Dalam jangka panjang membantu dengan
program pemukiman kembali, dukungan psiko-
sosial, ekonomi, kebutuhan konseling,
dokumentasi dan mobilitas
• Serta memberikan pelayanan kesehatan bagi
mereka yang membutuhkan pelayanan langsung
Peran perawat dalam managemen
bencana (HIPGABI, 2009)
• Melakukan identifikasi kemungkinan terjadi
bencana pada institusi dan atau komunitas
• Melakukan identifikasi tindakan/ program
pengurangan dampak bencana (disaster risk
reduction)
• Mempersiapkan ketenagaan perawat dan
fasilitas penunjang saat bencana
• Melakukan triage bencana
Peran perawat dalam managemen
bencana (HIPGABI, 2009)
• Melakukan asuhan keperawatan yang sesuai dengan
kasus yang ditangani saat bencana
• Melakukan pengelolaan korban bencana
• Melakukan koordinasi lintas sektoral saat bencana
• Bekerjasama dengan tim penanganan bencana
• Melakukan edukasi keperawatan dan menangani
trauma pasca bencana
• Melakukan pengelolaan trauma petugas kesehatan/
perawat pasca melakukan penanganan bencana
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai