KABUPATEN TANGERANG
PROPOSAL
Oleh :
NIM : 143300553
FAKULTAS DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN)
SULTAN MAULANA HASANUDIN BANTEN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pengelolaan pers di tanah air, sesungguhnya ada aturan main yang menjadi
acuan bagi setiap wartawan yaitu melalui kode etik jurnalistik. Pedoman yang dimuat
dalam kode etik jurnalistik secara umum adalah memberi arahan kepada wartawan agar
Dalam menulis berita misalnya, wartawan dituntut harus menulis berita yang jujur,
objektif dan didukung oleh fakta yang kuat. Dengan demikian, diharapkan jangan sampai
wartawan menulis berita bohong atau fitnah yang bisa berakibat fatal bagi pihak
yangdiberitakan.1
Untuk pertama kalinya tercatat bahwa kode etik jurnalistik dirumuskan pada masa
revolusi tahun 1947, yaitu pada konferensi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di
Malang, Jawa Timur. Pada pertemuan tersebut, perumusan kode etik jurnalistik dibilang
belum sempura. Selanjutnya, kode etik yang masih kurang sempurna itu diperbaharui lagi
di Jakarta pada tahun 1950-an. Langkah perbaikan tersebut secara bertahap membuat
kode etik semakin baik dan berkualitas. Kode Etik Jurnalistik (KEJ) yang telah
Januari1995.
Pada dasarnya dunia pers sejak dari pers itu lahir sampai sekarang, telah menuntut
kompetensi tertentu bagi wartawan. Seorang wartawan dituntut untuk menjadi wartawan
Kebebasan pers ternyata tidak selalu berdampak positif pada masyarakat. Di satu
1
Hamdan Daulay, Jurnalistik dan kebebasan pers, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2016), h.29.
sisi memang ada dampak positif yang dirasakan dengan adanya kebebasan pers tersebut.
Ini bisa dilihat dengan adanya kebebasan bagi pers untuk menjalankan fungsi pers yaitu
sebagai media informasi, media hiburan, dan media kontrol sosial. Namun, di sisi lain,
dirasakan oleh masyarakat ada dampak negatif dari kebebasan pers tersebut. Ketika pers
Mochtar Lubis, menjelaskan bahwa kata kunci dari tugas luhur wartawan adalah
pada aspek kejujuran. Wartawan harus senantiasa memegang prinsip kejujuran dalam
menjalankan profesinya. Karena tugas wartawan dalam rangka ikut serta mencerdaskan
kehidupan bangsa, harus didukung oleh nilai kejujuran. Sekali wartawan menulis berita
bohong, maka akan terjadilah penyesatan dan pembodohan yang luar biasa bagi
masyarakat pembaca.2
Kewajiban yang diemban oleh wartawan melahirkan tanggung jawab yang harus
mereka pikul. Akar dari tanggung jawab ini terutama berasal dari kenyataan bahwa kita
ini selain sebagai individu juga menjadi anggota masyarakat, yang dengan keputusan dan
tindakan kita, dapat mempengaruhi orang lain. Semakin besar kekuasaan atau
kemampuan kita mempengaruhi orang lain, semakin berat pula kewajiban dan moral kita.
Maka dari itu, untuk meningkatkan kualitas wartawan dan pers pada umumnya,
disusunlah kode etik jurnalistik bagi insan pers. Ini diharapkan bisa menajdi acuan dan
pedoman bagi wartawan dalam menjalankan tugasnya. Dalam setiap pembahasan tentang
kode etik akan selalu diawali dengan pemahama atas etika. Untuk menjamim akurasi dan
objektivitas dari setiap fakta yang disajikan memerlukan buku panduan etika sebagai
2
Hamdan Daulay, Jurnalistik dan kebebasan pers….., h.37-38
3
Luwi ishwara, Jurnalisme Dasar, (Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara, 2011). h. 28.
Pers menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang pers adalah
lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik
informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar, serta data dan
grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media
elektronik, dan segala jenis saluran yang tersedia. Pers dalam arti sempit pada umumnya
diartikan surat kabar, majalah, buku-buku, dan buletin-buletin kantor berita atau pada
Pers Indonesia harus memiliki komitmen yang kuat pada nilai kejujuran dalam
menjalankan kebebasan pers tersebut. Pers yang berkualitas justru ada pada aspek
kejujuran dan kekritisan dalam menyajikan berita pers di Indonesia harus menghindari
tindakan menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan. Sesuai dengan idealismenya
pers harus bisa mencerdaskan kehidupan bangsa. Kalau pers terjebak dengan pemberitaan
bohong dan fitnah, maka dengan sendirinya pers sudah ikut andil untuk membodohi
masyarakat.
Idealnya pers dituntut agar objektif dan tidak berpihak dalam pemberitaan.
Dengan demikian pers tidak boleh terpengaruh pada politik tertentu sehingga berita yang
tengah masyarakat. Media massa menyampaikan informasi dengan didukung fakta yang
kuat sehingga diharapkan tidak ada keberpihakan di dalamnya. Namun demikian, media
massa tidak selalu objektif dalam menjalankan fungsinya. Terkadang media massa terlalu
berorientasi bisnis, sehingga perhitungan yang dipakai adalah keuntungan materi semata.
Ketika mempublikasikan berita dan foto misalnya, nilai-nilai etika kurang diperhatikan,
4
Agung Rahmanto, Kebebasan Pers, (Klaten: Penerbit cempaka putih, 2018), h.8.
5
Hamdan Daulay, Jurnalistik dan kebebasan pers….., h.140-142
yang penting secara materi media tersebut bisa memperoleh keuntungan.
Oleh karena itu berpegang teguh pada kode etik jurnalistik adalah wajib
hukumnya bagi wartawan. Tanpa kode etik sebagai acauan atau norma-norma penuntun,
bukan tidak mungkin akan menjadi praktik jurnalisme anarkis. Sebab, kode etik
merupakan rambu-rambu tentang apa yang seharusnya dilakukan dan tentang apa yang
seharusnya tidak dilakukan wartawan dalam menjalankan profesinya. Jika kode etik tidak
dijadikan acuan utama, justru bisa terjadinya distorsi kemerdekaan pers atau terjadinya
penyalahgunaan profesi sehingga kebebasan pers yang kita cita-citakan bersama akan
kembali terkubur.
B. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :
Kabupaten Tangerang?
2. Apa saja sanksi yang diterima oleh Wartawan PWI Kabupaten Tangerang yang
C. TujuanPenelitian
KabupatenTangerang.
D. ManfaatPenelitian
Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut :
1. Secara teoritis penelitian ini menjadi pedoman dan berguna bagi wartawan
E. KerangkaPemikiran
Wartawan dinilai sebagai sebuah profesi. Sebagai sebuah profesi, ia terikat kepada
kode etik dan kriteria. Kode etik dimaksudkan sebagai norma yang mengikat pekerjaan
yang ditekuninya, sedangkan kriteria dimaksudkan sebagai alat seleksi karena tidak setiap
orang dapat dengan bebas memasuki lingkaran sesuatu profesi. Bagi para jurnalis
Indonesia. Sampai sekarang masih diberlakukan apa yang disebut “Kode Etik
Jurnalistik”.6
Kode etik jurnalistik merupakan suatu hal yang dijadikan sebagai sebuah landasan
sebagai aturan main (rules of the games) untuk pers, yaitu terdiri dari enam landasan,
pertama adalah landasan idiil yaitu Pancasila, landasan kedua adalah landasan
konstitusional yaitu Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945), landasan ketiga adalah
landasan yuridis yaitu Undang-Undang Pokok Pers, landasan keempat adalah landasan
strategis yaitu Garis Besar Haluan Negara (GBHN), landasan kelima adalah landasan
professional yaitu Kode Etik Jurnalistik, dan landasan keenam yang juga merupakan
landasan terakhir adalah landasan etis yaitu tata nilai yang berlaku dalam masyarakat.
Asep Saeful Muhtadi, M.A., Jurnalistik; Pendekatan Teori Dan Praktik, (Jakarta: PT. Logos
6
informasi.
Dalam kode etik jurnalistik terdapat prinsip-prinsip dasar umumnya bersifat sama,
diantaranya, prinsip pertama adalah kebenaran, prinsip kedua adalah akurasi , prinsip
ketiga dalah independensi, prinsip keempat adalah objektivitas (balance), prinsip kelima
menghormati privasi, prinsip kedelapan adalah akuntabilitas kepada publik, dan prinsio
melaksanakan tugasjurnalistik.
c. Pasal 4 : Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan
cabul.
korban kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi
pelakukejahatan
menerimasuap.
dengankesepakatan.
prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras,
warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat
berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada
j. Pasal 11 : Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara
proporsional.7
7
Marsilea wahyu, Kode Etik Jurnalistik, diakses dari https://medium.com/@marsileaaa/kode-
etik-jurnalistik-b2467608f857, pada tanggal 29 April 2020 pukul 21.09.
2. Skripsi berjudul “Tingkat Pengetahuan dan Pemahaman Wartawan terhadap
Kode Etik Jurnalistik Wartawan Makassar”. Analisis isi Kualitatif Tingkat
Pengetahuan dan Pemahaman Wartawan terhadap Kode Etik
JurnalistikWartawan Makassar ditulis oleh Harmin Hatta program studi
Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Persamaan pada penelitian
tersebut dengan penelitian penulis adalah sama-sama membahas Kode Etik
Jurnalistik terhadap wartawan. Perbedaannya adalah penulis membahas tentang
penegakan Kode Etik Jurnalistik berikut contoh dan sanksi yang diterima
wartawan PWI Kabupaten Tangerang yang melanggar Kode Etik Jurnalistik.
3. Skripsi berjudul “Penerapan Kode Etik Jurnalistik PWI oleh wartawan
infotainment Cek & Ricek. Kesimpulan dari skripsi ini adalah membaha
mengenai penerapan kode etik jurnalistik Pasal 9 oleh wartawan infotainment
Cek & Ricek serta sanksi yang melanggar Kode Etik. Persamaan pada penelitian
tersebut dengan penelitian penulis adalah sama-sama membahas Kode Etik
Jurnalistik terhadap wartawan. Sedangkan perbedaannya adalah penulis
menitikberatkan pembahasan pada penegakan Kode Etik Jurnalistik berikut
contoh dan sanksi yang diterima wartawan PWI Kabupaten Tangerang yang
melanggar Kode Etik Jurnalistik.
G. MetodologiPenelitian
sebagai berikut :
1. Jenispenelitian
Penelitian kualitatif yaitu suatu prosedur penelitian yang menggunakan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang diamati. Kualitatif
berarti sesuatu yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang terdapat
dibalik fakta.8
8
Muh.Fitrah, M.pd dan Dr. Luthfiyah, M.Ag, Metode Penelitian : Penelitian Kualitatif,
Tindakan Kelas, Dan Studi Kasus, (Sukabumi : CV. Jejak, 2017), h.44.
2. LokasiPenelitian
3. Teknik PengumpulanData
diambil dengan cara penelitian lapangan, yaitu peneliti datang langsung ke Sekretariat
PWI Kabupaten Tangerang. Mengadakan penelitian untuk memperoleh data yang akurat
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis
a. Teknikwawancara
Metode wawancara sering digunakan untuk mendapatkan informasi dari orang atau
melalui berbagai bentuk interaksi dengan orang lainnya. Setiap interaksi orang-per-
orang di antara dua orang atau lebih individu dengan tujuan yang spesifik dalam
b. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan salah satu bentuk pengumpulan data primer.
Observasi merupakan suatu cara yang sangat bermanfaat, sistematik, dan selektif
dalam mengamati dan mendengarkan interaksi atau fenomena yang terjadi. 10 Dalam
hal ini peneliti langsung terjun kepada objek yang dituju untuk memperkuat
9
Restu Kartiko Widi, Menggelorakan Penelitian; Pengenalan dan Penuntun Pelaksana
Penelitian, (Yogyakarta, Penerbit Depublish, 2018 ), h. 245
10
Restu Kartiko Widi, Menggelorakan Penelitian; Pengenalan dan Penuntun Pelaksana
Penelitian,……,h.244
penelitian.
H. SistematikaPembahasan
dalam penerimaan dan pemahaman mengenai materi yang akan disajikan, dengan
rincian:
Pembahasan.
Sejarah singkat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Visi dan Misi, Struktur
dan bentuk pelanggaran serta sanksi yang diterima oleh Wartawan PWI Kabupaten
3. Sosial Budaya
Masyarakat Kabupaten Tangerang memiliki kultur budaya
campuran Betawi dan Priangan. Masyarakat Kabupaten Tangerang
berbahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Sunda sebagai
bahasa daerah. Ada juga bahasa Jawa yang merupakan bahasa pendatang
dari luar Kabupaten Tangerang yang umumnya para pekerja di kawasan
industri Kabupaten Tangerang. Sampai dengan tahun 2002, dari 651.254
KK yang ada di Kabupaten Tangerang, mereka yang dikategorikan
sebagai penduduk pra sejahtera sebanyak 105.245 KK, sejahtera I
sebanyak 156.953 KK, sejahtera II sebanyak 206.040 KK, sejahtera III
sebanyak 130.356 KK dan sejahtera III Plus sebanyak 52.660 KK.
Masyarakat Kabupaten Tangerang termasuk masyarakat yang
dinamis dan gemar akan kesenian. Karakter kesenian yang ada di
Kabupaten Tangerang adalah perpaduan antara seni budaya Betawi dan
Priangan. Beberapa kesenian yang berkembang sampai saat ini adalah
Seni Musik Gambang Keromong dan Tari Cokek yang merupakan tarian
pergaulan yang banyak berkembang di kawasan Teluknaga dan Kosambi.
4. Potensi Wisata
Kabupaten Tangerang memiliki beragam tempat wisata,
diantaranya wisata pantai dadap yang terletak di teluknaga sekaligus
berbatasan langsung dengan Ibu Kota Jakarta, pantai pulau cangkir yang
terletak di Kecamatan Kronjo terdapat tempat penziarahan atau makam
keramat pangeran jaga lautan. Para wisatawan selain hendak menikmati
alam pantai juga berziarah ke makam tersebut, pantai tanjung kait
terletak di Kecamatan Mauk juga banyak dikunjungi wisatawan dari
berbagai daerah, dan pantai tanjung pasir yang menyediakan resort dan
tempat pemancingan alam. Selain itu, Kabupaten Tangerang juga
terkenal dengan tempat wisata rekreasi dan belanja di Citra Raya
Kecamatan Cikupa. Para wisatawan dapat menemukan berbagai tempat
perbelanjaan di kawasan Citra Raya Kecamatan Cikupa.
11
Profil Kabupaten Tangerang, https://biropemerintahan.bantenprov.go.id/profil-
kabupatentangerang, diakses pada tanggal 12 juni 2020 pukul 21.00
12
Rohmo Reiyanto Pinayungan, “PWI Di Kota Jambi 1963-1974”, Jurnal ISTORIA Vol 3 No.2
(September, 2019) FKIP Universitas Batanghari Jambi, h.55.
PWI menjadi wadah para wartawan untuk memperjuangkan bangsa lewat
tulisan. Sejauh ini, sebagaimana para jurnalis Indonesia di masa
penggalangan kesadaran bangsa, para wartawan dari generasi 1945 yang
masih aktif tetap menjalankan profesinya dengan semangat mengutamakan
perjuangan bangsa, kendati ada kendala menghadang kiprahnya. PWI sendiri
mempunyai keanggotaan yang berasal dari seluruh Indonesia.13
Proses pendirian PWI dimulai pada pembentukan panitia persiapan
hingga kemudian bersidang selama dua hari, tepatnya 9-10 Februari 1946 di
balai pertemuan Sono Suko, Surakarta. Kala itu, pertemuan perdana
antarwartawan tersebut berhasil dihadiri tokoh pers, pemilik surat kabar,
majalah, pewarta, dan penulis dari berbagai daerah. Dalam kongres tersebut
juga diputuskan mengangkat Sumanang Surjowinoto sebagai ketua dan
Sudarjo Tjokrosisworo sebagai sekretaris. Selain mengangkat nama-nama
untuk menduduki kepengurusan pertamanya, dalam kongres wartawan
tersebut juga disepakati pembentukan komisi yang beranggotakan;
1. Sjamsuddin Sutan Makmur (Harian Rakyat Jakarta)
2. B.M. Diah (Harian Merdeka, Jakarta)
3. Abdul Rachmat Nasution (kantor berita Antara, Jakarta)
4. Ronggodanukusumo (Suara Rakyat, Mojokerto)
5. Mohammad Kurdie (Suara Merdeka, Tasikmalaya)
6. Bambang Suprapto (Penghela Rakyat, Magelang)
7. Sudjono (Surat Kabar Berjuang, Malang)
8. Suprijo Djojosupadmo (Surat Kabar Kedaulatan Rakyat,Yogyakarta).14
Dari dulu hingga kini kiprah PWI sudah tidak diragukan lagi,
Pemerintah terkesan oleh usaha PWI yang menyelamatkan Indonesia dari
fitnah pers. Maka disepakati agar Departemen Agama RI dan PWI menjadi
panitia pelaksana musyawarah Media Massa Islam Sedunia di Jakarta bulan
September 1980. Sebagai ketua panitia ditunjuk Harmoko Ketua Umum PWI
13
15 PWI, Tentang PWI, diakses dari https://www.pwi.or.id/tentangpwi, pada tanggal 13 juni 2020
pukul 13.50.
14
Safri Andi,” Implementasi Kebebasan Wartawan Pasca Lahirnya Undang-undang Nomor 40
Tahun 1999 Tentang Pers; Studi Kasus di Kantor PWI Riau”, Skripsi pada Fakultas Syariah dan
Hukum UIN SUSKA Riau, 2019), h.35.
pusat. Ini bukan berita jempolan PWI, Melainkan fakta sejarah dimana PWI
berperan utama melestarikan pancasila sebagai tanggung jawab melekat pada
Amanah Pers Nasional 1946.15
Tahun 1999 Tentang Pers; Studi Kasus di Kantor PWI Riau”, ….,h.37.
Penasehat : H. Chaerul Jamal
Jaya Kurnia
Densi Anwar Gani
Ketua : Sangki Wahyudin
A. Jangka Panjang
1. Rapat Kerja Pengurus PWI Kabupaten Tangerang
2. Menyelenggarakan KLW
3. Membuat Website PWI Kabupaten Tangerang
4. Menggelar Kegiatan di HUT Kabupaten Tangerang 2019
5. Menggelar Pelatihan Jurnalistik
6. Menggelar Kegiatan Menyongsong Hari Pers Nasional
7. Menyongsong Porwanas 2020
B. Jangka Menengah
1. PWI goes to School
2. PWI Peduli
3. Menggelar diskus 2 bulanan
4. Buka Puasa dan Santunan
5. Penerbitan karya intelektual anggota/Pengurus PWI Kabupaten
Tangerang
C. Jangka Panjang
1. PWI goes to Industri
2. Menyelenggarakan Konferensi Kepengurusan Periode 2022-
2025.