Anda di halaman 1dari 5

Fakultas : Magister Manajemen UKRIDA

Tugas : Flexibility Management


Kelompok :
 Olivia Josephine (031)
 Miranda (036)
 Stevanie (018)
=============================================================================

SOAL :
1. Jelaskan tipe2 Kepemimpinan dalam menghadapi VUCA.
2. Jelaskan apa yang disebut Old VUCA (Fragile) dan New VUCA (Agile)

JAWABAN :
1. Peran pemimpin sangat menentukan fleksibilitas manajemen dalam menghadapi VUCA di dunia
bisnis. Dalam literatur teori kepemimpinan, kepemimpinan normatif untuk VUCA berfokus pada
empat tipe kepemimpinan yaitu Kepemimpinan Transaksional, Kepemimpinan
Transformasional, Kepemimpinan Pelayan dan Kepemimpinan Otentik (Johnson, 2012), dengan
penjelasan sebagai berikut :

 Kepemimpinan Transaksional (Transactional Leadership)


Fokus kepemimpinan transaksional adalah bagaimana pemimpin dapat
menyelaraskan bawahan dengan pencapaian tujuan organisasi, baik dengan
menggunakan hukuman atau penghargaan (Yukl, 2006). Pendekatan ini mirip dengan
“kebijakan wortel dan tongkat”. Asumsi yang mendasari gaya ini adalah bahwa
pemimpin dapat mengontrol dan membentuk perilaku bawahan.

 Kepemimpinan Transformasional (Transformational Leadership)


Keberhasilan dalam kepemimpinan transformasional tergantung pada pemimpin dan
pengikut yang mengangkat satu sama lain ke tingkat pemahaman yang lebih tinggi.
Bagi pengikut, seorang pemimpin transformasional tetap menjadi inspirasi (Bass,
1985). Dengan cara ini, kepemimpinan transformasional terutama berpusat pada
pemimpin; pemimpin membawa perubahan dalam perusahaan dengan tingkat aura
karismatik yang mengelilingi mereka.

 Kepemimpinan Pelayan (Servant Leadership)


Pusat perhatian dalam kepemimpinan yang melayani adalah pengikut. Pemimpin
berbagi informasi dan sumber daya untuk mendukung pengikut. Jika para pengikut
diberdayakan, kepemimpinan akan dianggap berhasil.

 Kepemimpinan Otentik (Authentic leadership)


Kepemimpinan autentik didasarkan pada nilai-nilai, dasar-dasar etika. Empat
karakteristik utama pemimpin otentik (Avolio dan Gardner, 2005) dengan interpretasi
kunci mereka ditunjukkan sebagai berikut :

a) Kesadaran diri
Pemimpin sangat menyadari kekuatan dan kelemahan mereka
b) Pemprosesan yang seimbang
Sebelum mengambil keputusan, dapat memproses perspektif orang lain secara
objektif meskipun itu menantang keyakinan pemimpin itu sendiri
c) Perspektif moral yang terinternalisasi
Mengambil keputusan berdasarkan standar moral dan etika internal yang tinggi
d) Ketulusan saat berurusan dengan orang lain
Menumbuhkan budaya keterbukaan dengan tulus berbagi pendapat, informasi dan
perasaan saat berhubungan dengan orang lain.
Fakultas : Magister Manajemen UKRIDA
Tugas : Flexibility Management
Kelompok :
 Olivia Josephine (031)
 Miranda (036)
 Stevanie (018)
=============================================================================

2. VUCA adalah singkatan dari Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity. Bisa
diartikan bahwa VUCA merupakan gabungan situasi, mulai dari :
 Volatility (volatilitas)
 Uncertainty (ketidakpastian)
 Complexity (kompleksitas)
 Ambiguity (ambiguitas).

Istilah VUCA sendiri berasal dari teori kepemimpinan yang berkembang dalam pelatihan United State
Army War College. Teori tersebut pertama kali dijelaskan oleh Warren Bennis dan Burt Nanus pada
1987. Dalam hal ini VUCA sendiri menjadi gambaran untuk menunjukkan kondisi yang terjadi usai
perang dingin. Konsep VUCA ini pun berkembang hingga ke perusahaan, ekonomi dan bisnis.

Mengenal pengertian VUCA secara mendalam mampu memberikan dampak positif bagi situasi ekonomi
yang sulit, yang sedang dihadapi para pemimpin. Dalam memimpin sebuah perusahaan, dibutuhkan
strategi khusus untuk mampu bertahan dengan kondisi yang terus berkembang. Adapun pengertian dari
masing-masing akronim VUCA sebagai berikut :

 Volatility (Volatility)
Volatility merupakan kondisi di mana adanya perubahan yang cepat dari satu situasi ke situasi
lainnya. Perubahan secara cepat yang dimaksud bukan terencana, melainkan dengan serba cepat,
tidak teratur, tidak jelas, tidak stabil dan tidak terduga. Bahkan dapat menyebabkan masalah dan
akibat lebih berlapis. Karakter dari kondisi volatilitas adalah tantangan yang tak terprediksi
sampai kapan durasinya, kendati demikian tantangan tersebut tidak cukup sulit untuk ditangani
jika memiliki pengetahuan. Volatilitas kerap dijadikan sebagai tantangan ataupun peluang. Hal
tersebut bisa terjadi bergantung strategi yang diambil dari para pemimpin atau karyawan dalam
menghadapi volatilitas.

 Uncertainty (Ketidakpastian)
Uncertainty (Ketidakpastian) lebih jauh dijelaskan pada kondisi ketidakpastian di mana
informasi yang ada kurang spesifik atau juga dapat berarti sebagai atau sulitnya memperkirakan
implikasi dari suatu isu atau peristiwa yang terjadi saat ini. Informasi yang berasal dari masa lalu
dianggap kurang relevan untuk situasi sekarang. Yang berarti sulitnya memperkirakan suatu
keadaan di masa depan berdasarkan informasi yang telah ada. Dengan begitu, perlu ada strategi
baru yang beriringan dengan inovasi.

 Complexity (Kompleksitas)
Situasi kompleksitas ini memiliki karakteristik, yakni kondisi di mana pemimpin dihadapkan
pada banyak faktor dan variabel yang saling berhubungan. Sesuatu kejadian bisa diprediksi,
tetapi dalam proses mengatasinya butuh strategi dan keputusan tersendiri. Contoh:
ketika menjalankan bisnis yang tersebar di berbagai negara. Setiap negara punya kebijakan dan
regulasi masing-masing. Pendekatan yang bisa digunakan adalah mulai berpikir untuk membuat
struktur baru dan sumberdaya manusia yang bisa membantu mengatasinya.
Fakultas : Magister Manajemen UKRIDA
Tugas : Flexibility Management
Kelompok :
 Olivia Josephine (031)
 Miranda (036)
 Stevanie (018)
=============================================================================

 Ambiguity (Ambiguitas)
Karakter dari kondisi ambiguitas adalah perkembangan yang tak terarah atau cenderung semakin
membingungkan. Tidak ada kejelasan dan sangat sulit untuk diprediksi hingga memunculkan
adanya beragam penafsiran.

Dari pandangan ekonomi, perusahaan, dan dunia bisnis, kondisi VUCA menjadi sebuah ancaman. Hal
yang ini tergambar jelas pada saat pandemi Covid 19. Semua sektor perusahaan dan lini bisnis
terdampak dengan munculnya pandemi Covid-19. Situasi tersebut, mau tak mau membuat para
pemimpin perusahaan atau organisasi harus beradaptasi dan mengambil tindakan untuk melanjutkan
atau mempertahankan bisnisnya.

Tak sedikit pelatihan kepemimpinan bisnis dalam perusahaan melibatkan adanya konsep VUCA.
Harapannya untuk menghadapi kondisi yang kompleks bagi dunia bisnis, pemimpin maupun pelaku
bisnis mampu menguasai perencanaan strategis dengan penuh ancaman ketidakpastian. Selain konsep
yang berdasarkan kondisi yang terjadi usai perang dingin, VUCA juga dapat dijadikan sebagai strategi
kepemimpinan pada bisnis.

Usai mengetahui konsep tersebut, pemimpin perusahaan perlu beradaptasi dengan VUCA. Para
pemimpin sukses dapat menggunakan konsep VUCA yang berbeda untuk membangun strategi selama
krisis. Johansen memiliki beberapa strategi yang bisa dilakukan pemimpin dalam menghadapi era
VUCA di antaranya berkebalikan dengan VUCA sebelumnya, yakni strategi kepemimpinan VUCA
meliputi akronim dari Vision (Pandangan ke depan), Understanding (Pemahaman), Clarity (Kejelasan),
serta Adaptability and Agility (Adaptasi dan Kegesitan). Konsep kepemimpinan VUCA dalam bisnis
bisa dilakukan para pemimpin dalam menghadapi krisis.

Istilah VUCA kemudian diadaptasi sebagai strategi para pemimpin menghadapi krisis menjadi :

 Vision (Pandangan Ke Depan)


Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin berkembang zaman, tantangan dunia bisnis semakin
rumit dan tak terduga. Pemimpin yang efektif tak akan diam saja ketika menghadapi perubahan
yang terjadi dengan cepat atau labil. Mereka akan merevisi strategi yang dimiliki agar tetap
stabil. Pada masa perubahan tersebut pemimpin berusaha berpegang teguh pada nilai-nilai dan
tujuan yang ingin dicapai. Anda bisa menjadi pemimpin yang memiliki pandangan ke depan agar
dapat memprediksi probabilitas dan keadaan yang labil di masa depan.

Pernyataan terkait berusaha mempertahankan tujuan senada dengan yang tertulis dalam artikel
Harvard Business Review 1996 mereka “Membangun Visi Perusahaan Anda” (Building Your
Company’s Vision) yang ditulis Jim Collins dan Jerry I. Porras. Artikel tersebut menjelaskan
bahwa visi terdiri dari dua elemen utama dan dua sub-elemen, yakni ideologi inti (terdiri dari
nilai-nilai inti dan tujuan inti) dan masa depan yang dibayangkan atau prediksi yang bisa
dideskripsikan dengan jelas.

Selain itu, bila perlu kita bisa lakukan simulasi dan eksperimen dengan situasi yang sekiranya
akan berdampak buruk. Dengan demikian kita bisa mendapat gambaran menghadapi situasi yang
tidak terbayangkan.
Fakultas : Magister Manajemen UKRIDA
Tugas : Flexibility Management
Kelompok :
 Olivia Josephine (031)
 Miranda (036)
 Stevanie (018)
=============================================================================

 Understanding (Pemahaman)
Untuk mengatasi ketidakpastian perubahan, perusahaan harus dapat memprediksi dampak dari
perubahaan yang berkaitan dengan organisasi atau bisnisnya. Selain itu, sebagai pelaku bisnis,
meskipun dihadapkan dengan situasi yang tidak pasti, kita harus tetap bisa melakukan
pengambilan keputusan dan mampu melakukan manajemen risiko. Untuk itu, salah satu solusi
mengatasi masalah ini adalah dengan understanding atau memiliki pemahaman terkait perubahan
situasi jadi bekal yang dimiliki seorang pemimpin perusahaan yang ingin bertahan dalam dunia
bisnis.

Dalam artikel berjudul "The Five Competitive Forces That Shape Strategy" yang
dipublikasikan Harvard Business Review pada 2008, terdapat lima kekuatan kompetitif yang bisa
dijadikan strategi. Artikel yang ditulis Michael Porter menjabarkan lima kekuatan yang
mempengaruhi strategi produk atau jasa apa pun dalam lingkungan pasar yang kompetitif di
antaranya ancaman pendatang baru, daya tawar pembeli, persaingan dengan pesaing yang ada,
ancaman pengganti dan daya tawar pemasok.

Mengetahui kelima kekuatan menjadi tombak penting dalam menghadapi kondisi bisnis yang
dikembangkan. Misalnya, di industri pemasaran digital, ancaman pendatang baru dan persaingan
terhadap pesaing yang keluar menjadi faktor utama. Apalagi tren persaingan terus meningkat
menuju digitalisasi. Para pemimpin harus mempelajari perubahan yang dimiliki dan mengubah
strategi mereka sesuai dengan perubahan.

 Clarity (Kejelasan)
Dalam situasi krisis yang tidak menentu, jika ingin bisnis tetap berjalan, sebaiknya kita menjadi
pemimpin yang mampu memberikan kejelasan. Hal ini dicapai dengan pemimpin berkomunikasi
secara jelas dengan karyawannya, khususnya terkait keamanan kerja seperti stabilitas finansial.
Dalam buku “The 21 Irrefutable Laws of Leadership” karya John Maxwell disebutkan
komunikasi menjadi kunci penting hubungan dengan karyawan. Terlebih perubahan yang terjadi
bisa memengaruhi kestabilan dari anggaran dan manajemen perusahaan.

Jika sebelumnya kita memahami dan mengembangkan cara berpikir untuk mengatasi isu atau
peristiwa yang tidak terduga, saat ini kita dituntut juga harus bisa mengomunikasikannya ke
anggota perusahaan. Baik itu berupa strategi, apresiasi anggota, kritik, memberikan penjelasan
ancaman perusahaan dan lain-lain. Tidak dengan dengan mendikte atau mengendalikan mereka
tanpa memberi pemahaman yang baik.

 Adaptability and Agility (Adaptabilitas dan Kegesitan)


Dalam menghadapi perubahan, khususnya pada pandemi Covid-19, kita tidak bisa menyerah
dengan keadaan. Tapi kita sebagai pemimpin juga harus mampu beradaptasi dengan lebih baik
dan dengan lebih cepat dalam menentukan strategi juga membuat keputusan yang perlu
dilakukan. Inovasi menjadi kunci untuk mengevaluasi strategi lama yang digunakan. Hal ini
membantu menavigasi situasi yang tidak menentu dan asing.

Merujuk pada buku “Blue Ocean Strategy" karya W. Chan Kim dan Renee Mauborgne, mereka
menyarankan pemimpin untuk berhenti bersaing dalam industri yang terus berkembang. Mereka
menyebut persaingan tidak lagi relevan.
Fakultas : Magister Manajemen UKRIDA
Tugas : Flexibility Management
Kelompok :
 Olivia Josephine (031)
 Miranda (036)
 Stevanie (018)
=============================================================================

Sebagai contoh, beberapa perusahaan farmasi terkemuka berusaha mencari pengobatan atau
vaksinasi untuk Covid-19 di masa pandemi kemarin. Pasar ini adalah pasar baru yang cukup
menantang, mewakili contoh yang nyata dari 'samudera biru'. Contoh tersebut menjelaskan
bahwa ada solusi yang dapat dikembangkan bagi masyarakat melalui strategi yang dibuat oleh
perusahaan.

Meskipun masalah yang akan datang tidak terprediksi, terarah dan terasa cepat dan dipengaruhi
oleh banyak faktor yang sulit dikontrol dalam berbagai hal seperti teknologi, masalah sumber
daya manusia dan dengan segala ancaman lainnya, kita dapat menghadapinya dengan metode
VUCA: Vision, Understanding, Clarity, Adaptability and Agility. Dalam situasi yang kompleks
sekalipun, hal ini seharusnya tetap dapat diatasi dengan baik. Hal ini bisa tercapai jika kita tetap
tenang, berhenti sejenak untuk mendengarkan dan melihat sekeliling, untuk memahami kondisi
yang sedang dihadapi, lalu terapkan strategi VUCA yang telah kita pahami. Dengan demikian
situasi dapat teratasi, meskipun tidak dengan mudah.

Referensi :
 Vuca World Org. 2021. LEADERSHIP SKILLS & STRATEGIES V U C A world [online].
Link: https://www.vuca-world.org/ (Accessed: 2 September 2021).
 Bernett, Nathan, et.al. 2014. What VUCA Really Means for You [online]. Link:
https://hbr.org/2014/01/what-vuca-really-means-for-you (Accessed: 2 September 2021)
 Sanitarium Workplace Health. 2020. Keeping Employees Engaged and Motivated in a VUCA
world [online]. Link: https://vitalityworks.health/keeping-employees-engaged-motivated-vuca-
world/ (Accessed: 2 September 2021)
 Ghabour, Edward. 2020. A New VUCA Model to Train Leaders Through Covid-19 and Beyond
[online]. Link: https://trainingindustry.com/articles/leadership/a-new-vuca-model-to-train-
leaders-to-manage-through-covid-19-and-beyond/ (Accessed: 2 September 2021)

Anda mungkin juga menyukai