DISUSUN OLEH:
KELAS VI-E
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas ini guna memenuhi untuk mata kuliah Kepemimpinan dengan judul
Kepemimpinan Visioner Dalam mewujudkan Organisasi Yang Kuat dan Tangguh
Menghadapi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity).
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu ciri dari seorang pemimpin visioner adalah selalu berani
mengambil risiko, sebab setiap perubahan yang ia lakukan sudah pasti akan ada
risiko yang harus diambil. Selain berani mengambil risiko, ciri pemimpin visioner
selanjutnya adalah memiliki rasa tanggungjawab yang tinggi. Setiap langkah yang
ia ambil untuk mewujudkan idenya selalu disertai dengan rasa tanggung jawab
darinya. Tak bisa dipungkiri, salah satu karakteristik yang sudah pasti melekat
pada gaya kepemimpinan visioner adalah optimis. Pada dasarnya pemimpin
visioner menganggap bahwa semuanya akan berjalan lancar ddan masalah dapat
dilalui dengan baik.
2. 3 Definisi VUCA
VUCA adalah singkatan dari volatility, uncertainty,
complexity, dan ambiguity. Istilah VUCA di era industri 4.0 tetap berlaku pada
era society 5.0. Kita dihadapkan pada kondisi dimana terjadi perubahan skala
besar (volatility), kesulitan melakukan prediksi secara akurat (uncertainty),
kerumitan tantangan akibat berbagai faktor yang saling terkait (complexity), dan
ketidakjelasan suatu kejadian dengan mata rantai akibatnya (ambiguity) atau yang
disebut sebagai kriteria VUCA. Situasi lingkungan yang hadir serba tidak pasti,
fluktuatif, kompleks, sulit diprediksi dan kebenaran realitas bersifat subjektif.
Para pemimpin dunia perlu melihat VUCA sebagai salah satu faktor
penting pada era society 5.0. Dunia saat ini adalah sebuah era kehidupan yang
banyak bersinggungan dengan VUCA, sehingga diperlukan kepemimpinan yang
juga berbasis VUCA.
1. Aspek Volatility, situasi dan kondisi global tidak pernah tetap dan selalu
berubah-ubah setiap saat. Perubahan sering terjadi begitu cepat
tanpa diduga, sehingga terkadang kita tidak siap menerimanya.
Oleh sebab itu, dibutuhkan seorang pemimpin yang mampu berpikir tepat
dan melakukan respons dengan cepat.
Faktor kepemimpinan sangat penting, oleh Bert Nanos dan Warren Bennis, (1985: 20),
menyatakan bahwa: “Sebuah perusahaan dengan hanya modal kecil dapat meminjam
uang, dan perusahaan dalam posisi yang tidak menguntungkan dapat bergerak, tetapi
perusahaan memiliki tidak ada pemimpin. Peluang untuk bertahan hidup sangat tipis.
Fungsi utama seorang pemimpin adalah menetapkan visi dasar organisasi. Seorang
pemimpin adalah seseorang yang mengambil risiko untuk menjelajahi area yang belum
pernah disentuh oleh siapa pun sebelumnya. Kesediaan seorang pemimpin untuk
berubah sesuai dengan perkembangan yang dilakukan oleh seorang pemimpin
organisasi saat ini merupakan jawaban atas pergeseran paradigma baru bagi para
pemimpin.
Menurut Daniel C. Kielson, 1996, dalam Triantoro Safaria, 2004:6, Pemimpin modern
harus berorientasi pada lima aspek yang dapat dibandingkan satu sama lain dengan
aspek-aspek sebelumnya yang mulai ditinggalkan.
Pada saat yang sama, organisasi perusahaan saat ini percaya bahwa kerja kolaboratif,
integrasi, persatuan, bantuan timbal balik, dan kemandirian bersama adalah keuntungan
untuk mencapai yang di tuju. Kemudian dahulu perusahaan selalu berorientasi pada
produk, sehingga penyelesaian masalah terkesan kaku (mekanis), terfragmentasi
(sebagian), dan mengabaikan hak-hak karyawan yang ikut serta dalam pembangunan
dan pengembangan masyarakat. .
Banyak eksekutif dan pemimpin organisasi sering gagal mencapai puncak prestasi karena
mereka tidak dapat menguasai keterampilan berkomunikasi dengan orang lain. Karena
orang-orang tertentu dianggap sangat ahli dalam bidang tertentu, jika mereka
mengabaikan hubungan mereka, kurang empati, terlalu egois, ambisius dengan karir dan
masalah materi, mereka akan tidak disukai dan diabaikan oleh bawahannya. Setidaknya
ada tujuh alasan dasar mengapa seorang pemimpin gagal. Menurut Morgan McCall dan
Michael Lombardo (1983) dalam Triantoro Safaria (2004:15), penyebab utama kegagalan
pemimpin adalah sebagai berikut: