Anda di halaman 1dari 28

Do green supply chain management practices improve organizational resilience during the

COVID-19 crisis? A survival analysis of global firms

Apakah praktik manajemen rantai pasokan hijau meningkatkan ketahanan organisasi


selama krisis COVID-19? Sebuah analisis kelangsungan hidup perusahaan global
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kapita Selekta Manajemen
Dosen Pengampu :
Dr. Rosmini Ramli, SE., Msi.

Disusun oleh Kelompok 3 :


Rasikah Agustin Salsabila 5111201122
Ganita Dimas Dwi Rahayu 5111201123
Aulia Nuroctaviani 5111201129
Faqih Fariz Ramadhan 5111201147

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat
iman dan kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Shalawat
serta salam tidak lupa selalu kita panjatkan untuk junjungan nabi kita, yaitu Nabi Muhammad
SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua.

Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Rosmini Ramli, SE., Msi. selaku
dosen Kapita Selekta Manajemen yang senantiasa membimbing dan memberikan tugas ini
kepada kami.

Tugas ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Kapita Selekta
Manajemen Semester VI-B2 dengan judul “Do green supply chain management practices
improve organizational resilience during the COVID-19 crisis? A survival analysis of
global firms”. Kami pun menyadari bahwa masih banyak kekurangan wawasan juga tidak dapat
dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan..

Demikian yang dapat kami sampaikan,kami harap makalah ini dapat memberikan manfaat dan
edukasi juga wawasan kepada pembaca.

Cimahi, 30 Maret 2023

Penulis

i
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
DAFTAR REFERENSI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.1 Latar belakang........................................................................................................................1
1.2 Fenomena...............................................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI..........................................................................................................3
2.1 Grand Theory.........................................................................................................................3
2.1.1 Teori Green Supply Chain Management (GSCM)......................................................3
2.2 Middle Theori.........................................................................................................................5
2.2.1 Teori Organizational Resilience/ ketahanan Organisasi...............................................5
2.3 Applied Theory......................................................................................................................5
2.3.1 Teori Faktor analisis keuangan & penilaian perusahaan..............................................5
2.4 Kerangka Konseptual...........................................................................................................10
2.5 Hipotesis Statistik.................................................................................................................11
BAB III METODELOGI PENELITAN........................................................................................12
3.1 Pendekatan peneltian............................................................................................................12
3.2 Sumber data..........................................................................................................................12
3.3 Populasi & Sampel...............................................................................................................12
3.4 Teknik Analisis Data............................................................................................................13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................................14
4.1 Hasil.....................................................................................................................................14
4.2 Pembahasan..........................................................................................................................15
BAB V PENUTUP........................................................................................................................17
5.1 Kesimpulan...........................................................................................................................17
5.2 Manfaat................................................................................................................................17

iii
DAFTAR REFERENSI
Ozdemir, D., Sharma, M., Dhir, A., & Daim, T. (2022). Supply chain resilience during the
COVID-19 pandemic. Technology in Society, 68, 101847.

Qing Yu Zhang , Bohong Gao, Adeel Luqman. (2022). Linking green supply chain management
practices with competitiveness during covid 19: The role of big data analytics. Technology in
Society 70 (2022) 102021.

iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pada Peristiwa ekstrem yang sedang dialami akhir akhir ini seperti bencana
alam, serangan teroris, dan pandemi sering mengganggu rantai pasokan dan
melumpuhkan pasar keuangan. Menurut Hamel dan Välikangas menyatakan
bahwa dunia menjadi bergejolak lebih cepat daripada organisasi menjadi tangguh.
pandemi Covid 19 saat ini menyebabkan penurunan parah selama 1 minggu
setelah pertengahan Februari di pasar AS sejak krisis keuangan 2008 karena
gangguan rantai pasokan yang parah.
Selain covid 19 menurun, perusahaan yang berada di bawah tekanan yang
signifikan dari para pemangku kepentingan untuk mengadopsi praktik-praktik
yang ramah lingkungan. Mengenai rantai pasokan, perusahaan merangkul praktik
manajemen rantai pasokan hijau (selanjutnya disebut GSCM) dengan memilih
pemasok dan mitra sumber yang memenuhi kriteria lingkungan.
GSCM mengacu pada kinerja perusahaan dengan meningkatkan manajemen
rantai pasokannya untuk mengurangi penggunaan bahan, energi, atau air dan
untuk menemukan solusi yang lebih eko-efisien.
Maka dari itu Pentingnya masalah ini bagi perusahaan membuat kami
mempertanyakan apakah GSCM mengurangi konsekuensi negatif dari gangguan
rantai pasokan yang disebabkan oleh COVID-19. berdasarkan pendekatan
instrumental dari teori stakeholder maka hubungan baik dengan pemangku
kepentingan dapat meningkatkan reputasi perusahaan yang dapat mengarah pada
keunggulan kompetitif dan legitimasi operasi.
Oleh karena itu, pemangku kepentingan lebih cenderung mendukung
perusahaan selama guncangan keuangan yang disebabkan oleh COVID-19, yang
berpotensi menghasilkan ketahanan yang lebih besar. Dengan kata lain, investor
mungkin lebih memilih perusahaan GSCM karena perusahaan ini dapat
mengadaptasi rantai pasokan mereka dan merespons krisis dengan cepat dan
karena itu kami berpendapat bahwa perusahaan GSCM mungkin memiliki
kemampuan untuk merespon dengan cepat situasi yang merugikan dan membawa
harga saham mereka ke tingkat sebelum krisis dalam waktu yang lebih singkat.
Karena kami mengukurnya dengan waktu pemulihan, yaitu waktu yang
diperlukan untuk harga saham perusahaan kembali ke tingkat sebelum krisis.
Hubungan ini kuat untuk jendela waktu yang berbeda dan metode estimasi
alternatif, seperti yang dilaporkan di bagian yang akan datang.

1
1.2 Fenomena
adanya pandemi COVID-19, menyebabkan terjadinya penurunan yang
signifikan dalam rantai pasokan yang mengakibatkan gangguan parah. Di sisi
lain, perusahaan menghadapi tekanan yang besar selama periode ini. Namun,
dengan adanya GSCM, kinerja perusahaan meningkat dan penggunaan bahan,
energi, serta air menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan.
1.3 Tujuan
Tujuan Penelitian ini berfokus untuk mengkaji lebih dalam untuk menyelidiki
apakah GSCM bisa meningkatkan pemulihan perusahaan dari krisis COVID-
19. Penelitian ini juga memberikan bukti yang empiris bahwa perusahaan
yang menerapkan praktik GSCM itu jauh lebih baik dalam pemulihan dari
dampak buruknya krisis ekonomi dan keuangan akibat pandemi COVID-19.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

Grand theory dalam penelitian ini adalah (Green Supply Chain Management)
GSCM) , middle range theory yang digunakan adalah Organizational Resilience (OR)
dan applied theory dalam penelitian adalah faktor analisis keuangan & penilaian
perusahaan yaitu Environmental Performance Index (EPI), Firm Size (Size), Book to
Market value ratio (B/M), Return on Asset ratio (ROA), Debt to Asset ratio (D/A),
Firm Age (Age), Historical Beta (BETA), Percentage of Research & Development
Expenditure to Sales (RD), Capital Expenditures Scaled by Total Asset (CAPEX),
Dummy Percentage of Research & Development Expenditure to Sale (RDD).

2.1 Grand Theory


2.1.1 Teori Green Supply Chain Management (GSCM)
A. Dimensi Green Supply Chain Management

Green supply chain management mengharuskan kegiatan-kegiatan industri


untuk meningkatkan keseimbangan antara kinerja marketing dengan isu lingkungan
yang melahirkan isu baru seperti penghematan penggunaan energi, dan pengurangan
polusi dalam usaha peningkatan strategi kompetitif. Menurut Dheeraj (2012), GSCM
merupakan sebuah inovasi dalam penerapan strategi rantai pasok yang didasarkan
dalam konteks lingkungan yang mencakup aktivitas-aktivitas seperti
reduksi, recycle, reuse dan subsitusi material. Toke (2010) menjelaskan bahwa
konsep GSCM merupakan pengintegrasian perspektif lingkungan ke dalam
manajemen rantai pasok mencakup desain produk, pemilihan dan seleksi sumber
bahan baku, proses manufaktur, pengiriman produk akhir kepada konsumen serta
pengelolaan produk setelah habis masa pakainya. Sehingga dapat disimpulkan konsep
dari GSCM ini didasarkan pada perspektif lingkungan, yaitu bagaimana mengurangi
limbah dan dampak lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan rantai pasok
perusahaan industri. Hal ini merupakan aspek non finansial jangka panjang penting
terkait dengan lingkungan yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam menjaga

3
hubungan baik demi keberlanjutan kegiatan rantai pasoknya di masa yang akan
datang. Green supply chain management (GSCM) merupakan konsep yang
mengintegrasikan aspek-aspek lingkungan ke dalam manajemen rantai pasok,
termasuk desain produk, pengadaan, pemilihan bahan baku, proses manufaktur,
pengiriman produk akhir ke konsumen hingga pengaturan alur produk setelah
digunakan oleh konsumen (Srivastava, 2007).

Adapun dimensi dalam GSCM ini menurut (Masudin,2017) adalah :

 Internal Management Praktik : dalam mengembangkan manajemen


rantai pasokan hijau (green supply chain management) sebagai strategi
organisasi melalui komitmen dan dukungan manajer senior maupun
menengah
 Green Design : Perancangan semua kegiatan selama fase desain seperti
fitur produk, pemilihan material, proses manufaktur maupun
penggunaan energi dengan mempertimbangkan aspek lingkungan.
 Green Purchasing : Pembelian yang didasarkan pada prinsip ramah
lingkungan dan merupakan praktik dalam memilih bahan baku dari
pemasok dengan karakteristik lingkungan.
 Green Production : Proses produksi yang mempertimbangkan dampak
lingkungan dengan meminimalkan waste atau polusi yang dihasilkan
 Green Logistics : Semua aspek logistik seperti transportasi,
pergudangan dan inventaris yang terkait dengan aspek lingkungan
seperti emisi gas rumah kaca, kebisingan dan penggunaan sumber daya
yang langka
 Reverse Logistics : Aktivitas yang bertujuan untuk mendapatkan
kembali produk atau material untuk digunakan kembali (reuse)
maupun dilakukan daur ulang (recycling), produksi ulang
(remanufacture), perbaikan (repair), pembaharuan (refurbishing), dan
pembuangan secara aman.

4
2.2 Middle Theory
2.2.1 Teori Organizational Resilience/Ketahanan Organisasi (OR)

A. Dimensi Organizational Resilience

Ketahanan organisasi merupakan suatu kemampuan dari suatu organisasi


untuk tetap berdiri. Daya tahan hidup dalam berbagai kondisi. Ketahanan terbentuk
dari kerjasama antar anggota organisasi. Sebuah organisasi tentu memiliki strategi
tertentu. Strategi ini diterapkan agar memiliki daya tahan hidup yang kuat. Ketahanan
ini bertujuan untuk melanjutkan fungsi dan tetap tangguh ketika terjadi perubahan.
Sebuah ketahan terdiri dari sejumlah intervensi atau aksi yang diharapkan mampu
untuk meningkatkan ketahanan suatu kota, baik dalam tataran sistem, agen dan
institut. Sebuah organisasi tentu memiliki strategi ketahanan dalam mengembangkan
dan mempertahankan organisasinya. Suatu organisasi yang memiliki daya tahan
hidup biasanya mempuunyai manajemen yang baik. Strategi ketahanan ini digunakan
agar organisasi tetap tangguh ketika terjadi perubahan.

2.3 Applied Theory


2.3.1 Teori Faktor analisis keuangan & penilaian perusahaan
A. Environmental Performance Index/Indeks Kinerja Lingkungan
(EPI)

Environmental Performance Indeks (EPI) atau Indeks Kinerja Lingkungan


merupakan metode berbasis numerik dan kuantitatif untuk mengukur kinerja

5
lingkungan pada kebijakan suatu negara yang diterbitkan pada tahun 2002.
Sebelumnya, kinerja lingkungan diukur menggunakan Environmental Sustainability.
Peringkat Indeks Kinerja Lingkungan (EPI) menunjukkan negara mana yang
melakukan yang terbaik terhadap berbagai tekanan lingkungan yang dihadapi setiap
negara. Dari perspektif kebijakan, nilai yang lebih besar berasal dari penelusuran data
untuk menganalisis kinerja berdasarkan isu tertentu, kategori kebijakan, kelompok

B. Firm Size/Ukuran Perusahaan (Size)

Menurut Hartono (2012:14) “Ukuran Perusahaan (firm size) adalah besar kecilnya
perusahaan dapat diukur dengan total aset atau besar harta perusahaan dengan
menggunakan perhitungan nilai logaritma total aset”. Adapun, Kurniasih (2012:148)
menyatakan ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukan besar kecilnya
perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan nilai besar kecilnya perushaan yang
dilihat dari besarnya equity, nilai penjualan, dan aset yang berperan sebagai variable
konteks yang mengatur tuntutan pelayanan atau produk yang dihasilkan oleh
organisasi. Menurut Harahap (2011:23), ukuran perusahaan diukur dengan logaritma
natural (Ln) dari rata-rata total aset perusahaan. Penggunaan total aset berdasarkan
pertimbangan bahwa total aset mencerminkan ukuran perusahaan dan diduga
mempengaruhi ketepatan waktu. Uraian diatas menunjukan bahwa ukuran perusahaan
ditentukan melalui ukuran aset. Ukuran aset tersebut diukur sebagai logaritma dari
total aset.

C. Book to Market value ratio/Rasio Nilai Buku terhadap Nilai


Pasar (B/M)

Rasio ini untuk mengetahui seberapa besar harga saham yang ada di pasar
dibandingkan dengan nilai buku sahamnya. Semakin tinggi rasio ini maka tinggi pula
nilai perusahaan. Teori yang dijelaskan oleh I Made Sudana (2011:24) bahwa :
“Rasio Market to Book Value Ratio ini mengukur penilaian pasar keuangan terhadap

6
manajemen dan organisasi perusahaan sebagai going concern. Nilai buku saham
mencerminkan nilai historis dan aktiva perusahaan. Perusahaan yang dikelola dengan
baik dan beroperasi secara efisien dapat memiliki nilai pasar yang lebih tinggi
daripada nilai buku asetnya.”

D. Return on Asset ratio/ Rasio laba atas Aset (ROA)

Menurut Hery (2015:228) menyatakan bahwa Return On Assets mempunyai arti


yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat
komprehensif. Rasio ini mengukur efektivitas perusahaan dengan keseluruhan aktiva
yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau laba

E. Debt to Asset ratio/Rasio Utang terhadap Aset (D/A)

Menurut Kasmir (2013:155) Debt to Assets Ratio (DAR) merupakan rasio yang
melihat perbandingan utang perusahaan dengan cara mengukur perbandingan antara
total utang dengan total aktiva. Seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang
atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

F. Firm Age/Usia Perusahaan (Age)

Firm Age Menurut (Mahajan dan Singh, 2013), banyak hal yang dapat
dikaitkan mengenai usia perusahaan, yaitu seperti banyaknya pengalaman, keahlian
dan pengurangan risiko yang dialami karena perusahaan lama diharapkan memiliki
pangsa pasar yang besar, kepuasan pelanggan yang tinggi, loyalitas pelanggan,
saluran logistik yang baik, dan rekan bisnis dengan berbagai faktor
produksi.Perusahaan yang lebih muda memiliki keterbatasan terhadap sumber daya
yang dimilikinya, kurangnya pengalaman terhadap para pegawainya dan kurang
jaringan eksternal yang akan mengakibatkan perusahaan tersebut lemah dalam
menghadapi risiko dan dengan demikian perusahaan tersebut akan mencapai tingkat

7
kegagalan yang lebih tinggi (Ahlstrom, Bruton, dan Yeh, 2008). Sedangkan,
perusahaan yang lebih tua memiliki sumber daya yang baik dan terpenuhi yang akan
membawa perusahaan tersebut untuk mengambil lebih banyak risiko dan karenanya
mengurangi tingkat kegagalannya (Stinchcombe, 1965).

G. Historical Beta (BETA)

Menurut Jogiyanto (2013,375) “Beta merupakan suatu pengukuran volatilitas


return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Beta (β)
merupakan pengukur risiko sistematis dari suatu saham atau portofolio relatif
terhadap risiko pasar. Beta juga berfungsi sebagai pengukur volatilitas return saham,
atau portofolio terhadap return pasar. Volatilitas merupakan fluktuasi return suatu
saham atau portofolio dalam suatu periode tertentu, jika secara statistik fluktuasi
tersebut mengikuti fluktuasi dari return-return pasar, maka dikatakan beta dari
sekuritas tersebut bernilai satu (Jogiyanto, 2007).

H. Percentage of Research & Development Expenditure to


Sales/Persentase Pengeluaran Riset & Pengembangan terhadap
Penjualan (RD)

Pada awalnya, penelitian dan pengembangan diterapkan pada dunia industri,


dan merupakan ujung tombak dari suatu industri dalam menghasilkan poduk baru
yang dibutuhkan oleh pasar. Hampir 4% biaya digunakan untuk penelitian ini, bahkan
untuk bidang-bidang tertentu seperti komputer dan farmasi alokasi biayanya dapat
melebihi 4% (Borg and Gall, 1989). Sedangkan dalam bidang sosial dan pendidikan,
peranan penelitian dan pengembangan masih sangat kecil yakni kurang dari 1% dari

8
biaya pendidikan secara keseluruhan. Menciptakan suatu inovasi dan teknologi baru
tentu tidak mudah dan tentu saja tidak murah. Perlu proses penelitian dan
pengembangan atau sering disebut R&D (Research And Development) yang cukup
lama dan menghabiskan biaya yang tidak sedikit. R&D dilakukan sebagai suatu
strategi perusahaan untuk memperoleh keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Menurut Bae dan Kim dalam basgoze (2013:5-6) R&D dapat menciptakan nilai bagi
perusahaan karena keunggulan kompetitif yang dapat dihasilkan bagi perusahaan
ketika digunakan sebagai strategi diferensiasi yang menciptakan produk baru atau
proses yang sulit ditiru oleh para pesaing dan menciptakan ekuitas merek.
Kemampuan inovasi teknik menjadi signifikan bagi perusahaan dengan melakukan
investasi R&D. Perusahaan dapat meningkatkan tingkat teknik, membawa output
yang efisien dan mendapatkan kinerja yang lebih baik. Akan tetapi, kegiatan R&D
memerlukan proses yang panjang dan berisiko tinggi pada pengembalian investasi
(Rao, 2013:2)

I. Capital Expenditures Scaled by Total Asset/Pengeluaran modal


yang diskalakan dengan total aset (CAPEX).

Perusahaan yang melakukan investasi modal cenderung dapat menarik para


investor karena diharapkan keputusan-keputusan investasi tersebut akan membawa
keuntungan lebih besar dimasa yang akan datang. (brealey et al, 2007). Penggunaan
Capital Expenditure sebagai keputusan investasi memberikan sinyal positif akan
pertumbuhan perusahaan dimasa mendatang yang kemudian direspon baik oleh para
investor Ahmad dan Amanah (2014). Hal tersebut sesuai dengan signaling theory
dimana keputusan investasi dapat memberikan sinyal positif bagi para investor. Hal
ini dikarenakan dengan investasi tersebut para investor berharap bahwa pertumbuhan
perusahaan dimasa yang akan datang akan meningkat. Peningkatan pertumbuhan
perusahaan mencerminkan kinerja perusahaan yang baik. Dengan begitu nilai
perusahaan akan meningkat secara beriringan. Selain itu, pengeluaran modal juga

9
dapat menoptimalkan arus kas perusahaan.di masa mendatang pun juga meningkat.
Hery (2014:107) menyatakan pengeluaran modal (Capital Expenditure) adalah
biayabiaya yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh aset tetap meningkatkan
operasional dan kapasitas produktif aset tetap, serta memperpanjang masa manfaat
aset tetap, biaya-biaya ini biasanya dikeluarkan dalam jumlah yang cukup besar,
namun tidak sering terjadi.

J. Dummy Percentage of Research & Development


Expenditure to Sales/Dummy Persentase Pengeluaran Riset
& Pengembangan terhadap Penjualan (RDD)

Dummy Percentage of Research & Development Expenditure to Sales (RDD)


atau Persentase Pengeluaran Riset & Pengembangan terhadap Penjualan adalah
ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi sejauh mana suatu perusahaan
menginvestasikan dana dalam riset dan pengembangan (R&D) dibandingkan dengan
pendapatan penjualan mereka. RDD adalah sebuah angka persentase yang
menggambarkan perbandingan antara total pengeluaran R&D dengan pendapatan
penjualan suatu perusahaan.

2.4 Kerangka Konseptual

10
2.5 Hipotesis Statistik

HI : Praktik Manajemen Rantai Pasokan Hijau (GSCM) memiliki hubungan positif


dengan Ketahanan Perusahaan selama krisis COVID-19

H2 : Faktor Analisis Keuangan & Penilaian Perusahaan memiliki hubungan positif


dengan Ketahanan Organisasi

11
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif, penelitian ini dilaksanakan untuk menjelaskan,
menguji hubungan antar variabel, menentukan kasualitas dari variabel dan
menguji teori. Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen (alat
pengumpulan data) yang menghasilkan data numerikal (angka) sebagai mana
didalam jurnal ini dicantumkan hasil data statistik.
3.2 Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dataset
Refinitiv ESG. Dataset ini menyediakan informasi tentang praktik manajemen
rantai pasokan hijau (GSCM) dan data keuangan dari perusahaan-perusahaan
yang berkantor pusat di 35 negara.
3.3 Populasi & sampel
Populasi adalah wilayah dan generalisasi yang terdiri atas objek/
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan
(Sugiyono,2010 : 80) populasi penelitian terdiri dari perusahaan-perusahaan
yang berkantor pusat di 35 negara. Populasi ini mencakup perusahaan-
perusahaan di berbagai sektor industri yang menerapkan praktik Manajemen
Rantai Pasokan Hijau (GSCM).
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi sumber data
penelitian, dimana sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang
memiliki populasi (Sugiyono, 2017:18) Sampel awal terdiri dari 7.576
perusahaan yang tersedia dalam kumpulan data Refinitiv ESG. Namun, karena
ketidaktersediaan data variabel yang diperlukan, sampel akhir menjadi 5.696.
Maka sampel yang diambil dalam penelitian ini terdiri dari 5.696. Dari 5.696

12
sampel sebanyak 2.132 perusahaan berkantor pusat di AS, diikuti oleh China
sebanyak (656) dan Jepang sebanyak (417).
3.4 Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis
kelangsungan hidup (survival analysis). Analisis survival adalah metode
statistik yang digunakan untuk menguji dan memodelkan waktu yang
diperlukan untuk terjadinya suatu peristiwa, seperti kegagalan, kejadian
khusus, atau kematian. Dalam penelitian ini, teknik analisis survival
digunakan untuk menguji hubungan antara praktik manajemen rantai pasokan
hijau dan ketahanan organisasi selama krisis COVID-19. Selain itu penelitian
ini juga mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
ketahanan organisasi, seperti ukuran perusahaan, kinerja keuangan, dan jenis
industri.
Dalam jurnal ini, peneliti menggunakan model Shared Frailty Cox
PH untuk menguji kelemahan bersama di tingkat negara. Selain itu, dan juga
menggunakan model Cox Proporsional Hazard untuk melakukan analisis
kelangsungan hidup dan memeriksa apakah GSCM meningkatkan OR selama
krisis COVID-19. Model Cox Proporsional Hazard memperkirakan dampak
kovariat pada probabilitas pemulihan pada waktu t

13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dampak GSCM terhadap ketahanan organisasi (Cox PH Shared Frailty Model).
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
20 hari 40 hari 60 hari 80 hari 100 hari 120
hari
GSCM . 05 . 27*** . 33*** . 35*** . 32*** .
29***
(.82) (4.57) (5.58) (6.16) (5.61) (4.89)
EPI 1.2 2.18** 1.12 1.02 1.27 1,97*
(1.08) (2.01) (1.17) (1) (1.17) (1,85)
UKURAN . 02*** . 02*** . 02*** . 01*** . 01** . 01
(5.13) (4.21) (3.29) (2.92) (2.33) (1.3)
B/M . 21*** . 18*** . 19*** . 18*** . 18*** .
17***
(7.8) (6.51) (6.87) (6.51) (6.24) (5.66)
ROA – . 24 . 4** . 69*** . 71*** . 82*** 1,34*
**
(-1.3) (2.13) (3.79) (4.12) (4.74) (7.43)
D/A . 43*** . 34*** . 32*** . 32*** . 28*** .
34***
(4.87) (3.9) (3.71) (3.9) (3.37) (3.96)
Usia . 12*** . 12*** . 13*** . 13*** . 08*** .
08***
(5.11) (5.21) (5.28) (5.75) (3.47) (3.17)
Beta . 01 – . 05 –. –. –. –.
12*** 09*** 16*** 16***
(0,15) (-1.33) (-3.4) (-2.62) (-4.53) (-4.41)
RD –. –. –. –. –. –.
05*** 05*** 04*** 04*** 03*** 02***
(-9.86) (-9.74) (-9.15) (-9.21) (-6.9) (-5.1)
RDD – . 07 – . 1** – . 1** –. – . 09* – . 03
13***
(-1,45) (-2.13) (-2.31) (-2.9) (-1.9) (-.57)
CAPEX – . – . – . 13 – . 11 0 . 21
53*** 39***
(-3.71) (-2.77) (-.95) (-.87) (0,02) (1.58)
Industri Ya Ya Ya Ya Ya Ya
Wilayah Ya Ya Ya Ya Ya Ya
Chi2 838.73 714.33 677.57 732.22 490.05 405.4
8
theta . 19*** . 16*** . 13*** . 15*** . 17*** .
16***
pulih N 3681 3799 3816 4142 3980 3783
Pengamatan 5696 5696 5696 5696 5696 5696

Hasil yang diperoleh dengan memperkirakan periode waktu yang berbeda dari 20, 40,
60, 80, 100, dan 120 hari perdagangan. Penelitian ini melaporkan koefisien dari pada
tingkat bahaya dan nilai-t dalam tanda kurung. Hasil menunjukkan bahwa koefisien

14
GSCM secara statistik sangat signifikan untuk semua periode waktu kecuali
periode waktu 20 hari. Karena koefisien GSCM positif disebagian besar periode
waktu, menyimpulkan bahwa GSCM mempersingkat waktu untuk harga saham
pulih dari krisis, sehingga meningkatkan OR. Mengeksponensialkan koefisien
GSCM dari periode 60 hari menunjukkan bahwa tingkat bahaya adalah e =
1.39, artinya peningkatan unit GSCM meningkatkan probabilitas pemulihan
sebesar 0,39.

4.2 Pembahasan

H1 Praktik Manajemen Rantai Pasokan Hijau (GSCM) memiliki hubungan


positif dengan Ketahanan Perusahaan selama krisis COVID-19

Penelitian ini menunjukkan bahwa GSCM dapat meningkatkan kemampuan


perusahaan untuk menghadapi krisis keuangan yang disebabkan oleh COVID-19,
bahwa GSCM juga secara signifikan mengurangi waktu untuk pulih dari krisis,
meningkatkan ketahanan keuangan organisasi. Sejalan dengan teori stakeholder
(Donaldson dan Preston,1995), GSCM dapat menguntungkan perusahaan untuk
mengatasi krisis COVID-19 karena keterampilan lingkungan dan hubungan jangka
panjang dengan pemangku kepentingan yang mengarah pada keunggulan kompetitif.
Penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa perusahaan yang menerapkan praktik
GSCM jauh lebih baik dalam pemulihan dari dampak buruk krisis ekonomi dan
keuangan akibat pandemi COVID-19, karena mereka pulih dengan cepat. Dengan
kata lain, perusahaan dengan praktik GSCM pulih ke kinerjanya, seperti tingkat harga
saham sebelum krisis lebih awal daripada perusahaan tanpa praktik GSCM.

H2 Faktor Analisis Keuangan & Penilaian Perusahaan memiliki hubungan


positif dengan Ketahanan Organisasi

Pada penelitian ini menunjukkan bahwa organisasi yang memiliki kinerja keuangan
yang baik, penilaian perusahaan yang tinggi, dan manajemen keuangan yang efektif

15
cenderung memiliki tingkat ketahanan yang lebih tinggi dalam menghadapi tantangan
yang ada. Dengan memperhatikan aspek-aspek ini, perusahaan dapat
mengoptimalkan kinerja keuangan mereka, meningkatkan penilaian perusahaan, dan
mengadopsi praktik manajemen keuangan yang baik untuk meningkatkan
kemampuan mereka dalam menghadapi perubahan dan ketidakpastian dalam
lingkungan bisnis.

16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini belum dijkaji lebih mendalam untuk menyelidiki apakah GSCM
meningkatkan pemulihan perusahaan dari krisis COVID-19. Penelitian ini
memberikan bukti empiris bahwa perusahaan yang menerapkan praktik
GSCM jauh lebih baik dalam pemulihan dari dampak buruk krisis ekonomi
dan keuangan akibat pandemi COVID-19. Perusahaan dengan praktik GSCM
pulih ke kinerjanya, seperti tingkat harga saham sebelum krisis lebih awal
daripada perusahaan tanpa praktik GSCM. Hasil alat statistik tambahan
menunjukkan bahwa temuan ini dapat digunakan untuk implikasi kebijakan
bagi berbagai pemangku kepentingan yang secara langsung atau tidak
langsung terkait dengan perusahaan tersebut. Karena studi sebelumnya tidak
menyetujui keefektifan GSCM.
5.2 Manfaat
Manfaat dalam penelitian ini untuk memberikan kontribusi penting untuk
literatur akademik dengan menyoroti manfaat yang belum dijelajahi, yaitu
ketahanan organisasi, manfaat bagi para manajer perusahaan untuk dapat
bersiap menghadapi situasi seperti COVID-19 di masa depan dan semua
pemangku kepentingan, termasuk investor, pemerintah, dan pembuat
kebijakan, untuk mendorong perusahaan menjadi lebih ramah lingkungan dan
tangguh.

17
Analisis Jurnal perbandingan
Jurnal pendukung 1
Supply chain resilience during the COVID-19 pandemic;
Judul
Ketahanan rantai pasokan selama pandemi COVID-19
Kedua jurnal sama- sama membahas pada keberlanjutan operasional
perusahaan. Praktik manajemen rantai pasokan hijau mendorong
penggunaan sumber daya yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi
dampak negatif terhadap lingkungan. Sementara itu, ketahanan rantai
pasokan selama pandemi COVID-19 melibatkan upaya untuk memastikan
kelangsungan operasional melalui pengelolaan risiko, pengadaan alternatif,
Persamaan dan pemantauan yang intensif. Selain itu keduanya juga memiliki
keterkaitan yang erat dengan mitra bisnis dalam rantai pasokan. Praktik
manajemen rantai pasokan hijau melibatkan kolaborasi dengan pemasok
dan mitra lainnya untuk mengadopsi praktik yang berkelanjutan. Selama
krisis COVID-19, ketahanan rantai pasokan membutuhkan kolaborasi yang
kuat antara perusahaan dan mitra bisnis untuk mengatasi gangguan dan
mencari solusi bersama.
Jurnal utama lebih berfokus pada upaya mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan melalui penggunaan sumber daya yang lebih ramah
lingkungan dan pengurangan emisi karbon. Sementara itu, jurnal
Perbedaan
pendukung difokuskan pada kelangsungan operasional perusahaan di
tengah gangguan eksternal, seperti penutupan pabrik, pembatasan
perjalanan, dan gangguan pasokan.
Dapat disimpulkan meskipun ada perbedaan dalam fokus, risiko, skala, dan
pihak yang terlibat, jurnal utama dan jurnal pendukung ini saling
melengkapi. Dalam menghadapi krisis seperti pandemi, perusahaan dapat
Kesimpulan
mengadopsi praktik manajemen rantai pasokan hijau sebagai bagian dari
upaya mereka untuk membangun ketahanan rantai pasokan yang lebih kuat,
berkelanjutan, dan responsif terhadap perubahan.

Jurnal pendukung 2
Judul Linking green supply chain management practices with competitiveness
during covid 19: The role of big data analytics

18
Menghubungkan praktik manajemen rantai pasokan hijau dengan daya
saing selama covid 19: Peran analitik data besar
Keduannya membahas tentang GSCM dapat berperan dalam daya saing
organisasi yang berkembang secara dinamis selama Covid-19. Misalnya,
Persamaan
bagaimana GSCM memengaruhi keunggulan kompetitif organisasi dikala
krisis Covid-19, GSCM juga membantu organisasi untuk bersaing di pasar.
Hanya saja pada penelitian ini GSCM dapat membantu organisasi menjadi
Perbedaan kompetitif melalui penerapan EMS, penelitian ini juga menngunakan
model persamaan struktural (SEM) berbasis regres.
Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi integrasi dan koordinasi SCM
untuk mengelola permintaan pelanggan dan pemasok. Studi saat ini
memberikan mekanisme yang berkelanjutan dan menyoroti penerapan
GSCM dan EMS yang meningkatkan daya saing pasar bahkan selama
pandemi. Khususnya, penelitian ini menguji apakah EMS mempengaruhi
hubungan antara praktik GSCM dan daya saing pasar, kemudian
menggunakan BDA-AI dan EV pada masing-masing moderator tahap
Kesimpulan pertama dan kedua, penelitian selanjutnya harus memeriksa moderator lain
seperti sistem memori transaktif pemangku kepentingan, kapasitas
penyerapan karyawan dan manajer. Ini akan memberikan jalan baru dan
wawasan yang bijaksana bagi para sarjana serta pembuat kebijakan untuk
mengubah desain EMS. Penelitiian ini menggunakan GSCM sebagai
konstruk dua dimensi seperti internal dan Selain itu, temuan penelitian ini
membantu memahami peran moderator BDA-AI dan EV dalam mengelola
praktik GSCM. Organisasi harus memilih EMS formal, BDAAI, dan EV
untuk mencapai daya saing pasar, bahkan di saat krisis seperti Covid-19.
Jurnal pendukung 3
Analysis of the Implementation of an Accurate System-Based Supply
Chain Strategy in the Case of PT Weldbro International During Covid-19

Judul
Analisis Penerapan Strategi Rantai Pasok Berbasis Sistem Accurate
Pada Kasus PT Weldbro International Selama Covid-19
Kedua jurnal ini sama sama berfokus membahas kendala yang di alami oleh
Persamaan perusahaan Ketika Pandemi COVID 19 dan memikirkan solusi terbaik agar
perusahaan tidak mengalami kerugian yang sangat besar.
Pada jurnal utama menggunakan metode penelitian kuantitatif. Sedangkan
Perbedaan
Pada jurnal pendukung menggunakan metode penelitian Kualitatif.

19
Kesimpulan dari Kedua Jurnal ini yaitu Berdasarkan penelitan yang sudah
dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa kehadiran Covid-19
memaksa PT Weldbro International untuk beradaptasi dalam menghadapi
Kesimpulan kendala-kendala yang muncul. penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
beberapa kendala yang harus dihadapi oleh PT Weldbro Internasional.
mampu mengatasi hal tersebut melalui strategi yang diterapkan dalam
melancarkan aktivitas rantai pasok, khususnya pada kegiatan ekspor dan
impornya.
Jurnal pendukung 4
Judul Achieving Resilience and Business Sustainability during
COVID-19: The Role of Lean Supply Chain Practices
and Digitalization

Mencapai Ketahanan dan Keberlanjutan Bisnis selama COVID-19: Peran


Praktik Rantai Pasokan Ramping dan Digitalisasi
Persamaan persamaannya kedua jurnal sama-sama fokus pada ketahanan organisasi
selama krisis COVID-19 dan peran praktik rantai pasokan dalam mencapai
ketahanan bisnis. selain itu mengeksplorasi bagaimana praktik manajemen
rantai pasokan dapat meningkatkan ketahanan organisasi selama masa krisis
tersebut dan keduanya sama-sama membahas mengenai pentingnya praktik
rantai pasokan yang ramping (lean) dan digitalisasi dalam mencapai
ketahanan dan keberlanjutan bisnis selama krisis COVID-19.
Perbedaan perbedaannya yaitu jurnal utama fokus mengenai praktik manajemen rantai
pasokan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, Sedangkan untuk jurnal
pendukungnya berfokus pada praktik rantai pasokan yang ramping dan
efisien serta "digitalization" untuk menunjukkan penggunaan teknologi
digital dalam rantai pasokan.
Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa Pentingnya praktik rantai pasokan yang efisien,
berkelanjutan, dan digital menjadi semakin nyata dalam meningkatkan
ketahanan organisasi selama masa krisis, seperti yang diamati dalam hal
pandemi COVID-19. dimana Praktik-praktik ini memiliki peran penting
dalam membantu organisasi untuk bertahan dan beradaptasi di tengah
perubahan yang cepat dan ketidakpastian yang diakibatkan oleh krisis. selain
itu digitalisasi rantai pasokan telah terbukti menjadi faktor kunci dalam
meningkatkan ketahanan organisasi. Dengan menerapkan teknologi

20
informasi dan komunikasi yang canggih.

Daftar Pustaka

21
Ullah, Muhammad, et al. "Do green supply chain management practices improve
organizational resilience during the COVID-19 crisis? A survival
analysis of global firms." Economics Letters 219 (2022): 110802.

Ullah, M., Zahid, M., Rizvi, S. M. A. E. R., Qureshi, Q. G. M., & Ali, F. (2022). Do
green supply chain management practices improve organizational
resilience during the COVID-19 crisis? A survival analysis of global
firms. Economics Letters, 219, 110802.

ULLAH, Muhammad, et al. Do green supply chain management practices improve


organizational resilience during the COVID-19 crisis? A survival
analysis of global firms. Economics Letters, 2022, 219: 110802.

Srivastava, Samir K. "Green supply‐chain management: a state ‐of ‐the ‐art literature
review." International journal of management reviews 9.1 (2007): 53-
80.

Khair, Fauzi, and Dendhy Indra Wijaya. "Perancangan Pengukuran Kinerja Sistem
Rantai Pasok Perusahaan Injeksi Plastik Menggunakan Lean & Green
Supply Chain Management (Lgscm)." Penelitian dan Aplikasi Sistem
dan Teknik Industri 13.1 (2019): 48-60.

Dzikriansyah, Muhammad Akbar, et al. "The role of green supply chain management
practices on environmental performance: A case of Indonesian small
and medium enterprises." Cleaner Logistics and Supply Chain 6
(2023): 100100.

Fridayanti, I. A. W., Novitasari, N. L. G., & Widhiastuti, N. L. P. (2023). Pengaruh


Likuiditas, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran
Perusahaan dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan LQ45 yang terdaftar di BEI Tahun 2018-2021. Kumpulan
Hasil Riset Mahasiswa Akuntansi (KHARISMA), 5(1), 13-23.

22
Satryo, A. A., & Wijayanto, A. (2019). Capital market reaction of trade wars (event
study on the south Korean and Indonesia stock
exchanges). Management Analysis Journal, 8(3), 253-264.

Brealey, Richard A., et al. "Fundamentals of corporate finance." (2007).

23

Anda mungkin juga menyukai