Makalah Kelompok 6
Makalah Kelompok 6
Disusun Oleh:
Kelompok 6
Ayu Yessilestari 5111191142
Muhamad Naim Bil Huda 5111191144
Tubagus Muhamad Turnawan 5111191145
Silvi Mardian Ningsih 5111191146
Andreas Sitorus 5111191147
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran terutama di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini,
sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah ” Working from home
effectiveness during Covid-19: Evidence from university staff in Indonesia”
sebagai tugas mata kuliah Kapita Selekta Manajemen, kami tentu menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
agar makalah ini dapat menjadi makalah yang lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan bagi
pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Pemikiran .................................................................................................. 7
Gambar 2 Data Responden ....................................................................................................... 11
Gambar 3 Uji Validitas Dan Realibilitas .................................................................................. 11
Gambar 4 Uji Hipotesis ............................................................................................................ 12
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan merebaknya COVID-19, pengaturan WFH telah diterapkan secara global di sektor-
sektor di mana layanan dapat dilakukan secara online (Arruda, 2020). Bekerja dari rumah
mengurangi paparan publik untuk staf dan mengurangi kebutuhan untuk bepergian ke tempat
kerja yang melibatkan paparan lebih lanjut Untuk mengurangi penyebaran COVID-19,
pemerintah Indonesia mengimbau staf untuk menjaga jarak sosial dan jika memungkinkan
untuk melakukan aktivitas di rumah, termasuk belajar dari rumah dan bekerja dari rumah
(Kemendikbud, 2020). Sebagai bagian dari program kerja dari rumah pemerintah, pengelola
SDM bertanggung jawab memberikan dukungan pelaksanaan dan pengawasan kerja dari rumah.
Sejalan dengan itu, rekomendasi untuk belajar dan bekerja dari rumah dikeluarkan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud, 2020).
Work from home (WFH) telah lama dikaitkan dengan program-program yang mendukung
work life balance (WLB) dalam organisasi. WFH untuk mendukung WLB telah banyak
diterapkan di negara-negara Barat, terutama di perusahaan-perusahaan besar (Felstead &
Yahudison, 2000). Kebijakan tersebut dirancang untuk memberikan lebih banyak fleksibilitas
bagi karyawannya untuk membantu karyawan menyeimbangkan peran mereka dalam pekerjaan
dan di luar pekerjaan (Olson & Primps, 1984).
Sebagai akibat dari wabah covid-19 saat ini, universitas di seluruh dunia beralih ke
pendidikan online karena kampus ditutup sepenuhnya atau sebagian. Larangan perjalanan,
penutupan kampus, dan langkahlangkah jarak sosial telah memaksa mahasiswa dan staf
universitas ke rumah mereka untuk belajar dan mengajar, yang mengharuskan mereka untuk
beradaptasi dengan bekerja dan belajar dari jarak jauh. Staf pengajar universitas di negara dan
wilayah yang terinfeksi sekarang menyampaikan kuliah mereka secara online, dan tugas
administrasi diselesaikan secara online, dan pertemuan juga diselenggarakan secara online.
Dalam hal dampak pandemi covid-19 pada Institusi Pendidikan Tinggi (HEIs), Asosiasi
Internasional Universitas (IAU) menunjukkan bahwa 67% HEI di seluruh dunia telah
mengganti ruang kelas mereka menjadi pengajaran dan pembelajaran jarak jauh online
(Marinoni et al., 2020). Demikian pula, Symonds (2020) melaporkan bahwa 50% profesional
pendidikan tinggi di universitas di seluruh dunia telah mengalihkan beberapa kursus terjadwal
mereka secara online, jumlah ini hanya akan meningkat seiring berlanjutnya virus corona
(Symonds, 2020).
1
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI mewajibkan kegiatan pembelajaran baik di sekolah
maupun perguruan tinggi di wilayah terdampak Covid-19 dilakukan di rumah melalui ITC.
Pada awal pandemi di Indonesia, sekitar bulan Maret 2020, hampir seluruh perguruan tinggi di
Indonesia harus mengalihkan aktivitasnya dari pengiriman offline dan tatap muka di kampus
menjadi pengiriman online dan jarak jauh. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI secara
khusus menyatakan: “Kehadiran fisik bukanlah ukuran kinerja. Yang terpenting adalah belajar
terus dan terus terjadi. Hanya cara itu yang berubah menjadi pembelajaran online”
(Kemendikbud, 2020). Pengajaran dan pembelajaran didukung oleh teknologi cloud, dan
perangkat lunak yang mendukung penyampaian program, interaksi seperti tutorial dan
lokakarya, penilaian, dan pertemuan
2
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji faktor-faktor yang berdampak pada
kemampuan dosen dalam menyelesaikan tugasnya dan tanggung jawab melalui pengaturan
WFH dalam menanggapi COVID- 19
3
BAB II
KAJIAN TEORI
4
Pelatihan TI diartikan sebagai berbagai bentuk kegiatan yang
diselenggarakan oleh Universitas bagi dosen yang bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi dosen sehingga mampu melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya secara profesional, dan dapat dilaksanak.
• Infrastruktur digital
Infrastruktur digital diartikan sebagai fasilitas Software dan Hardware yang
disediakan oleh universitas yang memungkinkan beroperasinya sistem
informasi dan komunikasi baik di Universitas maupun di area pribadi yang
memudahkan dosen untuk melaksanakan pekerjaan dari rumah. Pengukuran
infrastruktur digital diadaptasi dari Byrd dan Turner (2000);ITU
(2019);Usaha Timur (2020)
• Dukungan Manajemen
Dukungan manajeman diartikan sebagai kebijakan yang dibuat untuk
mendukung pemanfaatan teknologi dalam melakasanakan kegiatan WFH
c. Faktor Individu
faktor individu atau pribadi yang telah memberikan kontribusi terhadap
peningkatan kemampuan individu yang pada gilirannya mempengaruhi
produktivitas individu. Faktor individu yang kami fokuskan dalam penelitian ini
adalah orientasi digital yang dimiliki oleh seorang karyawan. Orientasi digital
merupakan kemampuan individu terhadap penerapan teknologi untuk mendukung
kegiatan kerja.
d. Kemampuan Digital
suatu kemampuan dalam memahami, mengoperasikan, menggunakan dan
memanfaatkan teknologi untuk mengakses dan mengelola informasi.
e. Produktivitas
Sebuah ukuran dari efisiensi serta perbandingan antara output yang berupa jasa
atau barang dengan input yang berupa uang, bahan dan tenaga kerja (Sutrisno, 2009).
Maksud dari keluaran atau output yaitu hasil yang diperoleh manusia dari kegiatan
berupa hasil kerja, laba atau jumlah produk. Sedangkan input berarti sumber daya
yang digunakan demi mendapatkan hasil yang telah ditetapkan berupa modal,
energy, tenaga kerja dan bahan. Produktivitas juga memiliki 2 dimensi yaitu
efektivitas yang menunjuk kepada apa yang dapat diraih pada kerja maksimal yaitu
pencapaian target berdasarkan waktu, kuantitas dan kualitas dan yang kedua adalah
5
efisiensi, dimana efisiensi terkait dengan usaya untuk membandingkan realisasi
penggunaan input dengan imputnya atau bagaimana pekerjaan dilakukan (Umar,
2010).
f. Anteseden Produktivitas Karyawan dalam Penerapan Work From Home
Produktivitas pegawai diartikan sebagai efisiensi dan efektifitas individu dalam
menyelesaikan tugas dan tanggung jawab pekerjaan. Staples dkk., 2020). Efektivitas
mengacu pada sejauh mana seorang karyawan dapat menyelesaikan tanggung
jawabnya sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditentukan. Sedangkan efisiensi
mengacu pada sejauh mana individu dapat menyelesaikan tugas dan tanggung jawab
tanpa pemborosan sumber daya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
penerapan WFH berdampak positif terhadap efisiensi. Sebuah survei terhadap
karyawan IBM menunjukkan bahwa 87% karyawan merasa bahwa produktivitas
mereka meningkat dengan pengaturan WHF (Bailey & Kurland, 2002).
6
Gambar 1Kerangka Pemikiran
7
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian antara lain
sebagia berikut:
• Hipotesis 1. (H1): Faktor organisasi (a) pelatihan TI; (b) infrastruktur digital;
dan (c) Dukungan manajemen akan berdampak positif pada kemampuan digital
karyawan
• Hipotesis 2. (H2): Faktor individu (yaitu, orientasi digital) akan berdampak
positif pada kemampuan digital karyawan
• Hipotesis 3. (H3): Kemampuan digital karyawan akan berdampak positif
terhadap produktivitas karyawan selama WFH
• Hipotesis 4. (H4): Kemampuan digital pegawai akan memediasi dampak dari
faktor organisasi (a) Pelatihan IT; (b) infrastruktur digital; (c) dukungan
manajemen terhadap produktivitas karyawan selama WFH
• Hipotesis 5. (H5): Kemampuan digital karyawan akan memediasi dampak faktor
individu (yaitu orientasi digital) terhadap produktivitas karyawan selama WFH
8
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.3 Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek
yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti unutuk
dipelajari kemuadian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2017). Populasi tidak hanya
sekedar jumlah yang terdapat pada objek atau subjek yang dipelajari tetapi meliputi
karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek tersebut. penelitian ini
melakukan Sebuah survei terhadap staf akademik dari 15 fakultas di Jawa Timur,
Indonesia.
3.1.4 Sample
Sugiyono (2018:131) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pada penelitian ini Sebanyak 267
9
survei dikumpulkan dan dianalisis menggunakan Smart Partial Least Square
(SmartPLS) versi 2.0. Partisipasi dalam survei diinformasikan dan sukarela dan
penelitian memerlukan izin etika dari universitas yang berpartisipasi.
o H0: Faktor organisasi (a) pelatihan IT; (b) infrastruktur digital; dan (c) Dukungan
manajemen tidak berdampak positif pada kemampuan digital karyawan
H1: Faktor organisasi (a) pelatihan IT; (b) infrastruktur digital; dan (c) Dukungan
manajemen berdampak positif pada kemampuan digital karyawan
o H0: Faktor individu (yaitu, orientasi digital) tidak berdampak positif pada
kemampuan digital karyawan
H2: Faktor individu (yaitu, orientasi digital) berdampak positif pada kemampuan
digital karyawan
o H0: Kemampuan digital karyawan tidak berdampak positif terhadap produktivitas
karyawan selama WFH
H3: Kemampuan digital karyawan berdampak positif terhadap produktivitas
karyawan selama WFH
o H0: Kemampuan digital pegawai tidak memediasi dampak dari faktor organisasi
(a) Pelatihan IT; (b) infrastruktur digital; (c) dukungan manajemen terhadap
produktivitas karyawan selama WFH
H4: Kemampuan digital pegawai memediasi dampak dari faktor organisasi (a)
Pelatihan IT; (b) infrastruktur digital; (c) dukungan manajemen terhadap
produktivitas karyawan selama WFH
o H0: Kemampuan digital karyawan Tidak memediasi dampak faktor individu (yaitu
orientasi digital) terhadap produktivitas karyawan selama WFH
H5: Kemampuan digital karyawan memediasi dampak faktor individu (yaitu
orientasi digital) terhadap produktivitas karyawan selama WFH
10
BAB IV
Tabel diatas menunjukkan bahwa total responden yang merupakan staf universita
adalah 267 orang. Jumlah responden Pria 113 atau sebesar 42,3% dan responden Wanita
sebanyak 154 orang atau sebesar 57,7%. Jadi yang menjadi responden dominan ialah Wanita.
Usia responden pada penelitian ini didominasi oleh umur 31-35 tahun dengan presentasi
sebersar 23,2%. Responden pada penelitain ini menyandang gelar master atau PhD.
Semua item yang digunakan pada penelitian ini memenuhi minimum persyaratan
validitas konvergensi yang memuat nilai di atas 0,70, dan nilai rata-rata varians diekstraksi
11
(AVE) di atas 0,50 (Hair et al., 2017), kecuali untuk indikator keempat infrastruktur digital
yang memiliki AVE sebesar 0,482. Dari Tabel 2, keandalan item berada di atas tingkat yang
direkomendasikan, dengan demikian validitas konvergen cukup. Selain itu, uji reliabilitas
untuk setiap item yang ditargetkan berada di atas 0,70 (Rambut et al., 2017).
Mengacu pada Tabel 3, Hipotesis 1 faktor organisasi (yaitu, Pelatihan TI; Infrastruktur
Digital; dan Dukungan Manajemen) tidak memiliki efek signifikan pada kemampuan digital.
Ini bisa dilihat dari tstatistics nilainya lebih kecil dari t-tabel (1,862, 1,443, 1,592 < 1,96).
Dengan demikian, Hipotesis 1 (a), (b), dan (c) tidak didukung dalam penelitian ini. Yang
memiliki arti H0 Diterima.
Hipotesis 2, efek orientasi digital pada kemampuan digital ditemukan signifikan (t-statistik > t-
tabel), yang berarti Hipotesis 2 diterima dan menolak H0.
Berdasarkan hasil pengujian pengaruh tidak langsung yang ditunjukkan pada Tabel 4,
kemampuan digital tidak memediasi pengaruh (a) Pelatihan IT; (B) Infrastruktur Digital; dan
(c) Dukungan Manajemen terhadap Karyawan produktifitas. Dengan demikian, hipotesis 4 (a),
(b) dan (c) ditolak dan menerima H0.
12
Hipotesis 5, kemampuan digital ditemukan memiliki signifikan efek mediasi pada hubungan
antara orientasi digital dan karyawan produktivitas (statistik t > 1,96). Ini berarti bahwa
Hipotesis 5 diterima dan H0 Ditolak.
4.4 Pembahasan
Orientasi digital individu memiliki dampak yang signifikan pada peningkatan
kemampuan digital individu. Namun, pelatihan,IT, infrastruktur digital dan dukungan
manajemen yang dikategorikan sebagai faktor organisasi dalam penelitian ini tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan individu. Itu Era pandemi COVID
yang memaksa individu dosen untuk bekerja dari rumah dan mengandalkan teknologi digital
untuk memberikan pengajaran online dan kegiatan yang berhubungan dengan penelitian.
Responden tidak punya pilihan lain daripada mengembangkan kemampuan digital mereka
sendiri untuk dapat melakukan pekerjaan, dengan atau tanpa dukungan organisasi universitas.
pandemi telah memaksa staf akademik untuk menguasai teknologi digital untuk mendukung
pekerjaan mereka dan melanjutkan pekerjaan. Selain itu, oleh Dilihat dari usia responden,
sebagian besar responden berusia 30-35 tahun (lihat Tabel 1) yang dikategorikan sebagai
milenial.
Menurut Kapoor dan Solomon (2011), generasi milenial adalah unik dalam hal keahlian
mereka dalam teknologi. Milenial sangat terpapar teknologi, mereka dibesarkan di sekitarnya,
dan transisi ke online dan bekerja dari rumah bukanlah hal yang utama tantangan bagi mereka.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa orientasi digital responden yang mempengaruhi
kemampuan digital mereka, bukan faktor organisasi (pelatihan IT, infrastruktur digital
disediakan oleh organisasi, dan dukungan manajemen) terutama dalam pandemi covid-19 yang
memaksa hampir semua individu untuk terlibat di WFH.
Selain itu, temuan lain dari penelitian ini menunjukkan bahwa dampak orientasi digital
individu pada produktivitas mereka, melakukan pekerjaan mereka dengan menerapkan WFH
dimediasi oleh kemampuan digital mereka.
Yang mengejutkan, dukungan organisasi melalui pelatihan IT, infrastruktur digital, dan
dukungan manajemen ternyata tidak berdampak pada produktivitas di WFH. Hal ini
menunjukkan bahwa proses dukungan organisasi tidak efektif dan memerlukan pengembangan
lebih lanjut untuk meningkatkan dukungan mereka terhadap produktivitas karyawan ketika
terlibat dalam WFH. Perubahan transformasional dalam pekerjaan dalam waktu singkat sulit
13
untuk dikelola di mana terdapat variabel kemampuan staf IT dalam mengelola media kerja
yang berbeda.
14
BAB V
Penutup
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini merupakan salah satu penelitian pertama yang mengkaji faktor-faktor
determinan terkait teknologi digital yang mempengaruhi produktivitas karyawan dalam
menerapkan WFH selama pandemi covid-19 di Indonesia. Temuan penelitian ini menyoroti
pentingnya karyawan memiliki orientasi digital yang kuat agar mampu mengatasi disrupsi di
tempat kerja yang salah satunya perlunya optimalisasi teknologi digital agar beberapa aspek
pekerjaan dapat mengakomodasi pengaturan WFH secara efektif.
Mengingat kecepatan dan ruang lingkup perubahan yang diperlukan pasca COVID, hal
itu dapat mencerminkan bahwa universitas tidak siap untuk menghadapi konsekuensi pandemi
dalam waktu yang ditentukan. Pelatihan, infrastruktur, dan manajemen tidak siap menghadapi
skala dan kecepatan pandemi. Akibatnya, seiring waktu ada peluang untuk belajar dari
pengalaman COVID dan proses dukungan organisasi untuk dikembangkan dan disempurnakan
lebih lanjut untuk mendukung pengaturan WFH.
5.2 Saran
Saran khusus termasuk bergerak menuju penawaran kursus online sebagai fitur
permanen di universitas, menawarkan staf dan siswa kesempatan untuk pengaturan kerja dan
belajar yang fleksibel. Menawarkan program di dalam kampus dan di luar kampus berpotensi
untuk menjangkau populasi mahasiswa yang lebih besar, tetapi juga akan membutuhkan
universitas untuk berinvestasi dalam pelatihan dan layanan dukungan IT untuk memastikan
bahwa program online dapat disampaikan secara efektif.
15
Penelitian ini terbatas dalam hal penerapannya pada satu universitas di Indonesia pada satu
waktu. Penelitian lebih lanjut dapat melibatkan banyak universitas, organisasi dari berbagai
industri, dan memeriksa hasilnya dari waktu ke waktu, terutama setelah organisasi memiliki
lebih banyak pengalaman dalam beroperasi dengan pengaturan WFH
5.3 Manfaat
• Teoritis
Hasil penelitian ini daharapkan dapat menjadi bahan masukan maupun bahan
perbandingan dalam membahas atau meneliti pada masalah yang sama, untuk dapat
memperoleh hasil penelitian yang lebih baik serta dapat diterima kebenarannya.
• Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan maupun data bagi pergutuan
tinggi dalam menerapkan WFH yang efektif, sehingga proses belajar mengajar
berjalan dengan baik, didukung dengan kemampuan Digital yang baik.
16
DAFTAR PUSTAK
Afrianty, T. W., Artatanaya, I. G., & Burgess, J. (2022). Working from home effectiveness
during Covid-19: Evidence from university staff. Asia Pacific Management Review,
50-57.
Febriyani, C. (2021, Oktober 28). 9 Digital Skills yang dibutuhkan di Dunia Industri Digital.
Retrieved from INDUSTRY.co.id: https://www.industry.co.id/
Narpati, B., Lubis, I., Meutia, K. I., & Ningrum, E. P. (2021). Produktivitas Kerja Pegawai
yang Dipengaruhi oleh Work From Home (WFH) dan Lingkungan Kerja Selama
Masa Pandemi. JURNAL ILMIAH MANAJEMEN FORKAMMA, 121-133.
Saputra, N., Hayat, Ardyansyah, F., Palupiningtyas, D., Khusna, K., & Karneli, O. (2021).
WORK-FROM-HOME PRODUCTIVITY IN INDONESIA: FIRST TIME
EXPERIENCE OF VIRTUAL WORKING DURING COVID-19 TIME. Jurnal
Masyarakat dan Budaya, 13-26.
Simarmata, R. M. (2020). PENGARUH WORK FROM HOME TERHADAP
PRODUKTIVITAS DOSEN POLITEKNIK NEGERI AMBON. JURNAL
EKONOMI, SOSIAL & HUMANIORA, 73-82.
WINATA, M. T. (2017). PENGARUH FAKTOR PERSONAL, FAKTOR
ORGANISASIONAL, DAN. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA, 1-10.
Zulfa, N. A., Aszar, M. Z., & Apriono, M. (2021). Inspecting The Impact of WFH Policy on
Indonesian Workers to Help Improve Human Resources Quality During Pandemic.
International Conference on Management, Business, and Technology, 66-70.
17
LAMPIRAN
Persamaan dan Perbedaan Jurnal Pendukung denga Jurnal Utama
SUMBER RUJUKAN JUDUL PERSAMAAN PERBEDAAN KESIMPULAN
PENELITIAN/JURNA (sebutkan Penelitian
L Identifikasi
masalahnya/
variabelnya dan
metodenya)
Ricardo Manarintar Pengaruh work Membahas Pada Jurnal Pandemi COVID
Simarmata(Vol 02 No from home pengaruh work Utama telah menunjukkan
01 Agustus 2020) Terhadap form home membahas bahwa banyak
Produktivitas terhadap pelatihan organisasi,
dosen Politeknik produktivitas TI,Insfrastruktur termasuk
Negeri Ambon dosen Digital dan pemerintah, tidak
-Metode dukungan siap menghadapi
Kunatitataif manajemen tantangan tak
sedangkan pada terduga yang
jurnal acuan terkait dengan
tidak membahas bentuk kerja dan
perihal pemberian layanan
TI,Infrastruktur berbasis TI. Di
Digital dan masa depan dan
dukungan dengan krisis
Manajamen lingkungan seperti
banjir, kekeringan,
dan kebakaran
yang berulang,
organisasi perlu
secara serius
merencanakan dan
mengatur staf dan
pemberian layanan
melalui sistem TI.
Dan Memastikan
bahwa dosen atau
tenaga pengajar
memiliki
lingkungan kerja
yang fleksibel,
termasuk
diantaranya adalah
koneksi internet
dan perangkat
elektronik yang
mendukung
kegiatan mengajar
jarak jauh. Selain
fleksibilitas
lingkungan kerja,
18
berbagai aspek lain
juga harus
diperhatikan
seperti tingkat
stress dosen
bekerja jarak jauh,
kedekatan
keluarga,
kreativitas,
tekanan diri dan
lain sebagainya
demi
meningkatkan
produktivitas kerja
Tri Wulida Work-From- bertujuan untuk Jurnal utama jika
AfriantySebuah, I. Home membahas membahas ,men mempertimbangka
GustiLanangSuta Productivity In faktorfaktor yang unjukkan n untuk bekerja di
ArtatanayaB, John Indonesia: First berpengaruh pentingnya rumah WFH
BurgessC, Time Experience terhadap orientasi digital, dengan perantara
Of Virtual produktivitas meliputi teknologi harus
Working During kerja semasa pelatihan TI, memastikan
Covid-19 Time WFH infrastruktur bahwa karyawan
dengan ,pendeka digital, dan mereka memiliki
tan teori perilaku dukungan orientasi digital
organisasional. manajemen pada yang kuat serta
Data dosen ,jurnal digital dan
dikumpulkan acuan kemampuan yang
melalui pengalaman memadai. Untuk
kuesioner online pertama pegawai meningkatkan
(aims to discuss perkantoran produktivitas
the factors that bekerja vitual karyawan selama
influence work semasa covid 19 WFH, manajemen
productivity (The main harus fokus untuk
during WFH journal mengembangkan
with an discusses, keterampilan
organizational showing the digital dan
behavior theory importance of menjaga motivasi
approach. Data digital kerja.( if
collected through orientation, considering
online including IT working from
questionnaire) training, digital home WFH with
infrastructure, technology
and management intermediaries
support for should ensure that
lecturers, a their employees
reference journal have a strong
for the first digital orientation
experience of and adequate
office employees digital and
capabilities. To
19
working virtual increase employee
during covid 19) productivity
during WFH,
management must
focus on
developing digital
skills and
maintaining work
motivation.)
Bintang Narpati1 ; Indra Produktivitas mengukur Jurnal utama Pekerjaan yang
Lubis2 ; Kardinah Kerja Pegawai produktivitas membahas ,men dilakukan di
Indriana Meutia3 ; yang kerja yang unjukkan rumah
Endah Prawesti Dipengaruhi oleh dipengaruhi oleh pentingnya memberikan
Ningrum4 Work From Work From orientasi digital, dampak kepada
Home (WFH) Home dan meliputi produktivitas
dan Lingkungan lingkungan kerja pelatihan TI, kerja, seiring
Kerja Selama selama masa infrastruktur waktu ada peluang
Masa Pandemi pandemic,dan digital, dan untuk belajar dari
Analisa dukungan pengalaman
deskriptif manajemen pada COVID dan proses
kuantitatif adalah dosen ,jurnal dukungan
metode yang acuan pada organisasi untuk
digunakan pegawai Pemda dikembangkan dan
penyebaran Kota Bekasi disempurnakan
kuesioner Dinas lebih lanjut untuk
Perumahan mendukung
Kawasan pengaturan WFH.
Pemukiman dan
Pertanahan.
21