PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh:
NIM. 201910420311015
2022
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami haturkan pada hadirat Allah SWT yang telah
memberikan segara berkah dan karunia sehingga kita semua dapat menyelesaikan
laporan penelitian yang berjudul “Hubungan Kualitas Makan Pagi Dengan Tingkat
Konsentrasi Belajar Siswa/I SMAN 1 Moyo Hulu.” Adapun tujuan dari penyusunan
laporan penelitian ini untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
keperawatan (S.Kep) pada program studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang.
Maka, dalam kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Lilis Setyowati, M.Sc selaku Dosen
Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan selama proses
penyelesaian proposal penelitian ini.
Akhir kata penulis mengucapkan mohon maaf bila ada kata-kata dalam
penyampaian yang kurang berkenan. Sekian dan terima kasih.
Malang, 20 April 2022
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................3
2
2.2.2 Definisi Belajar...........................................................................................11
3.2 Hipotesis............................................................................................................17
4.1Desain Penelitian................................................................................................19
4.2.1 populasi.......................................................................................................19
4.2.2 Sampel.........................................................................................................19
4.2.4 Sampling......................................................................................................21
3
4.7 Uji Validitas dan Reliabilitas.............................................................................26
4.7.2 Realibilitas...................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................33
4
BAB 1
PENDAHULUAN
5
berkegiatan dengan ideal (Susilowati et al., 2021). Kegiatan makan di waktu
pagi merupakan kebutuhan manusia untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan
perkembangan otak yang dibutuhkan secara teratur setiap pagi (Rima et al.,
2020). Makan pagi merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang
untuk memulai segala aktifitasnya sepanjang hari. Makan pagi dimulai sejak
bangun pagi sampai dengan pukul 09.00 untuk memenuhi 15-30% asupan zat
gizi (Al-Faida, 2021).
Berdasarkan data (Riskesdas, 2018) 26.1% anak usia sekolah dan
remaja tidak biasa makan pagi. Anak usia sekolah sekedar mengkonsumsi
minuman saat makan pagi (26%), seperti susu, teh atau air putih dan juga
mengkonsumsi makan pagi dengan kualitas rendah. Banyak orang tua maupun
anggota keluarga yang kurang menyadari dan mengetahui tentang pentingnya
makan pagi, khususnya makan pagi dengan gizi yang berkualitas (Anggraini,
N. V. & Hutahaean, 2020). Prevalensi anak-anak dan remaja di beberapa
negara bagian barat yang tidak Makan Pagi adalah sekitar 30% dan prevalensi
anak di Indonesia kualitas makan pagi belum sesuai dengan anjuran gizi
seimbang (Gyna et al., 2022). Prisylvia(2022) didapatkan pola makan remaja
kurang baik, disebabkan remaja jarang mengonsumsi buah setiap hari, sering
mengonsumsi jajanan atau cemilan yang tinggi gula dan garam, dan
frekuensi makan kurang dari 3 kali sehari, yang mengakibatkan masalah
gizi dan penyakit degenerative.
Gizi seimbang berkaitan dengan kualitas dan kuantitas zat gizi dengan
kesesuaian antara jumlah karbohidrat, protein, dan lemak pada saat makan pagi
(Verdiana et al., 2017). Hasil observasi pada bulan April 2022 pada murid Sman
1 Moyo Hulu kelas XII IPA 1, sebanyak 12 orang diidapatkan hasil mayoritas
siswa jarang makan pagi, menu makan pagi paling sering mie instan. Siswa
mengatakan sering mengantuk,tidak fokus belajar, mudah capek pada saat guru
menerangkan, terutama pada sekitar jam 10 a.m pagi. Berdasarkan fenomena
yang telah peneliti paparkan, peneliti ingin mengidentifikasi lebih lanjut tentang
6
hubungan kualitas makan terutama pagi hari pada remaja dengan tingkat
konsentrasi.
7
Diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk bahan evaluasi
dalam menumbuhkan minat siswa untuk makan pagi serta selalu
memperatikan kualitasnya.
8
bertugas mendongkrak kadar gula darah. Sedangkan gulah darah
merupakan sumber utama energi otak dan sel darah. Oleh karena itu
makan pagi berfungsi untuk memulihkan cadangan energi dan kadar gula
darah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Makan Pagi
2.1.1 Definisi Makan Pagi
Makan pagi merupakan kegiatan makan pada pagi hari sebelum
beraktifitas yang terdiri dari makanan pokok dan lauk pauk atau
makanan kudapan. Makan pagi ini dibutuhkan untuk mengisi lambung
yang telah kosong selama 8-10 jam serta bermanfaat dalam
meningkatkan konsentrasi belajar dan kemampuan fisik (Astuti &
Simanungkalit, 2021). Makan pagi dapat diartikan juga sebagai faktor
yang mempengaruhi konsentrasi anak disekolah karena mempunyai
peran penting dalam menyumbangkan energi sekitar 25% dari
kebutuhan gizi. Jumlah dari makanan yang dikonsumsi ketika makan
pagi kurang lebih 1/3 dari makanan sehari (Mustikowati et al., 2022).
9
2.1.2 Manfaat makan pagi
Makan pagi sangat bermanfaat secara kesehatan bagi setiap
orang. Bagi orang dewasa, makan pagi memeliki keuntungan dapat
memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan tubuh dan
menambah produktivitas saat bekerja. Sedangkan bagi anak usia
sekolah, makan pagi dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan
memudahkan penyerapan pelajaran sehingga prestasi belajar lebih baik.
Bagi siswa di sekolah, kegiatan yang membutuhkan energi tersebut
terdiri dari aktivitas fisik dan aktivitas kognitif. Keduanya
membutuhkan porsi energi yang bervariasi tergantung pada intensitas
kegiatan yang dilakukan. (Reza, 2021). Makan pagi juga dapat
meningkatkan kadar gula dalam darah gula dalam darah dari makanan
yang mengandung karbohidrat pada menu makan pagi kita (Fatiha &
Widawayti, 2022), serta makan pagi ini dapat meningkatkan kekuatan
tubuh pada anak hingga para siswa/i yang membiasakan makan pagi
anak tidak mudah sakit (Hariyati, 2017). Dampak dengan melakukan
makan dipagi hari dapat bermanfaat sangat penting bagi kesehatan anak
sekolah terutama untuk menambah nutrisi tubuh dan terlebih pada otak,
khususnya pada anak sekolah yang memiliki aktivitas sangat padat
secara akademis (Mujahidah, 2021). Jika energi dan protein di dalam
tubuh adalah 2000 Kkal dan 50 g. maka makan pagi
menyumbangkan 500 Kkal energi dan 12,5 g protein (Panjaitan et al.,
2020).
10
asupan karbohidrat, lemak, glukosa, dan szat-zat yang dibutuhkan tubuh
lainnya. Makanan pagi menyumbang seperempat dari kebutuhan gizi
sehari yaitu sekitar 450-500 kalori dengan 8-9 gram protein (Reza,
2021).
Makan Pagi pagi juga penting oleh karena kadar glukosa dalam
darah akan menurun sekitar dua jam setelah bangun pagi, ini disebabkan
energi yang dihasilkan saat makan malam telah ter-pakai untuk aktifitas
malam hari sebelum dan saat tidur. (Gyna et al., 2022). Berdasarkan
Angka Kecukupan Gizi (AKG), kebutuhan rata-rata zat gizi yaitu:
1. Karbohidrat (55-65%),
2. Protein (12-15%).
3. Lemak (24-30%),
4. Vitamin & Mineral dari sayur dan buah.
11
disimpan dalam jaringan lemak di dalam tubuh adalah trigeliserida.
Tidak selain itu, pedoman gizi seimbang tidak lengkap tanpa adanya zat
makanan yang bersumber dari vitamin dan mineral. Nah,untuk
mendapatkannya kita bisa mengkonsumsi kelor, bayam, daun singkong,
wortel, terong, dan kacang panjang. Vitamin dan mineral berperan
penting dalam pertumbuhan dan metabolismde tubuh (N. P. S. R. Dewi
et al., 2020).
12
2.1.5 Efek Negatif Tidak Membiasakan Makan Pagi
Efek dari tidak melakukan makan pagi yaitu dapat dilihat pada
proses pembelajaran awal atau sebelum istirahat akan tampak pada
siswa diikuti dengan rasa pusing, badan gemetar atau rasa lelah, dalam
keadaan ini anak sulit menerima pelajaran dengan baik karena adanya
ketidakseimbangan sistem syaraf pusat (Rafika et al., 2018). Kemudian
kebiasaan tidak makan pagi pada anak-anak juga akan menyebabkan
badan lemas, mengantuk, menurunnya gairah belajar dan kemampuan
beresponnya (Angraini & Damayanti, 2017).
13
makanan sumber karbohidrat saja, atau makanan sumber protein saja
(N. P. S. R. Dewi et al., 2020).
14
pada anak sekolah dapat mendukung peningkatan prestasi dalam proses
belajarnya disekolah (Gede et al., 2022). Kemudian pada saat
mempelajari materi di kelas, semua peserta didik seringkali mengalami
berbagai macam gangguan (noise) yang berasal dari dalam dan luar diri
sehingga dapat mengganggu konsentrasi belajar (Fridaram et al.,
2021).
15
Rusyan (dikutip Setiyaningsih, 2019:63) menjelaskan klasifikasi prilaku
belajar yang dapat digunakan untuk mengetahui ciri-ciri siwa yang
dapat berkonsentrasi, antara lain: perilaku kognitif (mampu fokus
terhadap pelajaran dan mengingat pelajaran yang disampaikan), perilaku
afektif (memperhatikan sumber informasi), perilaku psikomotorik
(mengikuti petunjuk yang diberikan, mampu mengatur tugas dan
kegiatan, dan mampu menjaga barang-barang miliknya) (SELF &
BORNEO, 2021). Ada juga ciri-cirinya yaitu anak akan lebih fokus saat
menjawab pertanyaan yang diberikan, ketepatan menjawab pertanyaan
yang sesuai dengan penilaian ciri-ciri konsentrasi mengenai perilaku
kognitif, afektif, psikomotor dan bahasa (Sofiyanti & Setyowati, 2021).
16
2.2.7 Indikator Konsentrasi Belajar
Dalam jurnal (Setyani & Ismah, 2018) ada 9 indikator konsentrasi
belajar antaraa lain:
17
2.2.9 Mekanisme Makan Pagi Mempengaruhi Konsentrasi
Makan pagi merupakan kegiatan makan pada dipagi hari sekitar
jam 06.00-08.00. Makan pagi menjadi pasokan energi untuk otak yang
paling baik agar dapat berkonsentrasi di sekolah. Semakin baik
pemenuhan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, maka kerja organ tubuh
dan proses metabolisme sel akan berlangsung dengan baik sehingga
siswa tidak merasakan lapar, serta mengantuk saat belajar di pagi hari.
Apabila seseorang melakukan makan pagi yang sehat (dengan menu gizi
seimbang) akan berfungsi untuk menjaga kestabilan kerja sistem saraf
pusat atau otak yang berperan dalam proses penerimaan informasi
maupun pemberian respon dari otak menuju efektor atau organ indera.
Jika otak bekerja dengan baik maka konsentrasi belajar siswa juga akan
baik. (Ma’arif et al., 2021).
BAB III
18
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu hubungan yang akan
menghubungkan secara teoritis antara variable independen dengan variable
dependen yang nantinya akan di amati atau di ukur melalui penelitian yang
akan dilaksanakan (Alfiani, 2022).
3.Ekonomi keluarga
: Tidak diteliti
19
Keterangan Kerangka Konseptual:
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi anak-anak tidak makan pagi yaitu pengetahuan orang tua, persepsi
dari dalam diri bahwa makan pagi adalah kegiatan yang menjengkelkan, serta karena
ekonomi keluarga. Dari berbagai faktor tersebut akan mempengaruhi pola makan
paginya yang dilihat dari ada anak yang makan pagi teratur/tidak, ada juga yang
hanya sekedar makan pagi karena tidak mengetahui komponen dari gizi seimbang,
dan ada yang tidak makan pagi sama sekali. Nah dari situlah berdampak pada kualitas
makan paginya yang kurang baik. Seperti yang kita ketahui mengonsumsi makanan
yang baik dan teratur juga akan berpengaruh terhadap fungsi dan kerja otak. Lebih-
lebih di pagi hari setelah semalaman seseorang istirahat. Karena makanan yang
dikonsumsi dipagi hari bertugas mendongkrak kadar gula darah. Sedangkan gula
darah merupakan sumber utama energi otak dan sel darah. Karena pada komponen
gizi sebenarnya yang dibutuhkan itu ada .karbohidrat 55-65%, protein 12-15%, lemak
24-30%, vitamin & mineral dari sayur dan buah. Nah, dari kerangka konsep itu,
penulis mencantumkan ada dua faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar yaitu
faktor internal daan eksternal. Faktor internal ini adalah yang menjadi fokus dalam
penelitian ini karena terdapat pola makan yang sehat serta bergizi. Jadi, apabila
Makan Paginya berkualitas akan mendapatkan gizi yang seimbang. Sehingga akan
mengalami peninggkatan konsentrasi dan sebaliknya apabila kualitas makan paginya
rendah akan mendapatkan gizi tidak seimbang dan mengakibatkan siswa menjadi
sulit untuk fokus, mengantuk, lemas, dan prestasipun menurun. Sehingga
kesimpulannya ada hubungan dari kualitas makan pagi dengan tingkat konsentrasi
belajar siswa-siswi.
3.2 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan resmi yang menyajikan sebuah hubungan
yang diharapkan antara variabel independen dan dependen (Dewi,et.al 2021).
20
H1: Ada hubungan antara kualitas makan pagi dengan tingkat konsentrasi
pada siswa-siswi Sman 1 Moyo Hulu
HO: Tidak ada hubungan antara kualitas makan pagi dengan tingkat
konsentrasi pada siswa-siswi Sman 1 Moyo Hulu
21
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain dalam penelitian ini adalah kolerasional dengan pendekatan
cross sectional. Penelitian korelasi adalah penelitian yang bertujuan untuk
menemukan ada tidaknya hubungan untuk mengetahui hubungan kemampuan
pemecahan masalah dengan kemampuan komunikasi penelitian, tanpa
melakukan perlakuan terlebih dahulu (Laia & Harefa, 2021). Dimana peneliti
pada penelitian ini mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antara
kualitas makan pagi sebagai variable independen dengan tingkat konsentrasi
belajar siswa/i sebagai variable dependen pada satu waktu pengamatan.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian kecil dari jumlah dan adanya karakteristik yang
tergabung didalam populasi tersebut. Maka dari itu sampel yang
diambil dari populasi harus benar-benar representative (Billyarta &
Sudarusman, 2021).
N
Rumus slovin (Wungubelen et al., 2022) n = 2
1+ N (e)
Keterangan :
n : besar sampel
22
N : besar populasi
sample diatas :
N
n= 2
1+ N (e)
180
n= 2
1+ 18 0.0 , 1
180
n=
1+ 1, 2
180
n=
2 ,2
n = 81,8
1) Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian
dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti :
a. Semua siswa/i jurusan IPA dan IPS nomor absen ganjil
di Sman 1 Moyo Hulu.
b. Semua siswa/i yang berstatus aktif.
23
2) Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subyek
yang tidak memenuhi kriteria inklusi seperti:
a. Semua siswa/i dengan kondisi sakit.
4.2.4 Sampling
Sampling adalah suatu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu (Martinus, 2021). Kemudian diteliti dan hasil penelitian
(kesimpulan) kemudian dikenakan pada populasi. Diantara teknik
tersebut ada teknik simple random sampling. Dengan teknik
pengambilan sampel menggunakan simple random sampling yang
mana random sampling adalah sebuah metode yang digunakan untuk
pengambilan data dengan populasi berstarta atau tidak homogen dan
diperkirakan strata tersebut akan berpengaruh pada variabel yang
hendak diteliti (Ismail & Indriarsa, 2022). Cara pengambilan partisipan
menggunakan aplikasi random picker dengan mengambil sekitar 8
siswa dari 12 kelas dengan nomor absen ganjil yang terpilih pada
random picker.
Sampel : Siswa/I Sman 1 Moyo Hulu Jurusan IPAdan IPS kelas X-XII
yang berjumlah 82orang
24
Instrumen peneliti: Instrumen penelitian:
Quesioner FFQ Angket Konsentrasi Belajar
Hasil dan
kesimpulan
25
variabel dependen (terikat) (Ulfa, 2021). Adapun variabel bebas
dalam penelitian ini yaitu Kualitas Makan Pagi.
26
Konsentra Tingkat/ukuran pada Menurut: Setuju),
si Belajar pemusatan pelajaran. (Puspitasa 2. TS (Tidak
pada pikiran 2. Perhatian ri et al., Setuju),
Siswa/i seseoarng siswa tidak 2019) 3. KS
pada saat menyebar. (Kurang
pelajaran 3. Mampu Setuju),
dengan cara mengabaik 4. S (Setuju)
mengesamping an hal-hal dan
kan suatu hal- yang lain 5. SS
hal lain yang yang tidak (Sangat
tidak ada Setuju).
berhubungan. hubungann
ya dengan
belajar.
4. Semua
pikiran
terarah ke
satu fokus
5. Tidak
terpengaruh
dengan hal-
hal lain
yang tidak
ada
hubungann
ya dengan
proses
belajar
6. Antusias
belajar
27
tinggi
7. Mampu
memusatka
n perhatian
dalam
waktu yang
lama
28
f f f
1. Fikiran dan perasaan terpadu 1,3 2,4 2 2 4
pada pelajaran
2. Perhatian tidak menyebar 5 6 1 1 2
3. Mampu mengabaikan hal-hal 7 8 1 1 2
lain yang tidak ada
hubungannya dengan belajar
4. Semua fikiran terarah ke satu 9 10 1 1 2
fokus
5. Tidak terpengaruh dengan 11 12 1 1 2
hal-hal lain yang tidak ada
hubungannya dengan proses
belajar
6. Antusias belajar tinggi 13,15,1 14,16,1 3 3 6
7 8
7. Mampu memusatkan 19 20 1 1 2
perhatian dalam waktu yang
lama
Jumlah 10 10 20
29
konsentrasi belajar diadopsi dari penelitian Haryadi (2017). Skala
pengukuran angket yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah
pengukuran skala likert, dengan lima opsi (pilihan) yang dapat dipilih
oleh responden sudah dilakukan uji validitas.
4.7.2 Realibilitas
Instrumen yang baik adalah instrumen yang reliabel, artinya
instrumen tersebut dapat dipercaya sejauh mana suatu pengukuran
dapat dipercaya karena keajegannya (Syamsuryadin & Wahyuniati,
2017). Dengan kata lain, instrumen tersebut memberikan hasil
konsisten apabila digunakan berkali-kali. Untuk mengetahui hal
tersebut, maka dilakukanlah uji reliabilitas dengan menghitung
koefisien reliability instrument (cronbach’s alpha) uji reliabelitas juga
dilakukan untuk program SPSS 24.
30
4.8 Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur penelitian dari tahapan penelitian yang
memudahkan langkah-langkah bagi seorang peneliti dalam membuat sebuah
penelitian berkualitas yaitu:
31
9. Peneliti mengucapkan terima kasih atas waktunya kepada
responden yang telah bersedia menjadi responden penelitian.
32
2. Coding
Coding merupakan kegiatan memberikan kode nomeric (angka)
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Coding atau
mengkode data mengidentifikasi kwalitatif atau membedakan aneka
karakter.
3. Skoring
Skoring yaitu menentukan skor/nilai untuk setiap item pertanyaan dan
menentukan nilai terendah dan tertingi.
a. Untuk mengukur variabel kualitas makan pagi pada siswa/I
Sman 1 Moyo Hulu diberikan skor penilaian dengan kategori:
1=
2=
3=
4=
5=
Penentuan kualitas makan pagi dengan cara menjumlahkan nilai
skor dan item dengan hasil :
1= Baik (>3 jenis)
2= Cukup (3 jenis)
3= Kurang (1-2 jenis)
b. Untuk mengukur tingkat konsentrasi belajar pada siswa/i yaitu
apabila responden menjawab. Skala pengukuran angket yang
digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah pengukuran skala
likert, dengan lima opsi (pilihan) yang dapat dipilih oleh
responden, yaitu:STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak Setuju),
KS (Kurang Setuju), S (Setuju) dan SS (Sangat Setuju). Kategori
tersebut ditransformasikan pada distribusi bergolong sebagai
berikut:
Apabila pertanyaan favorable/menyetujui (+):
33
1= Sangat tidak setuju
2= Tidak setuju
3= Kurang setuju
4= Setuju
5= Sangat setuju
Apabila pertanyaan anfavorable/tidak menyetujui (-):
5= Sangat tidak setuju
4= Tidak setuju
3= Kurang setuju
2=Setuju
1= Sangat setuju
Penentuan tingkat konsentrasi dengan cara menjumlahkan nilai
skor dan item 1-20 dengan hasil :
Sangat tinggi 84-100
Tinggi 67-83
Sedang 50-66
Rendah 33-49
Sangat Rendah ≤ 32
c. Data entry
Data yang dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan
kedalam program atau “sofware” computer. Dalam proses ini
dituntut ketelitian dari orang yang melakukan “data entry” ini.
Apabila tidak maka terjadi bias, meskipun hanya memasukkan
data.
d. Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden
selesay dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat
kemungkinan adanya kesalahan kode, adanya ketidaklengkapan
dan sebagainya. Kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
Proses ini disebut pembersihan data (data cleaning).
34
4. Tabulating
Membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau yang
digunakan oleh peneliti.
35
DAFTAR PUSTAKA
36
Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Angkatan 2013-2015. Jurnal
Kesehatan Andalas, 6(2), 265. https://doi.org/10.25077/jka.v6i2.689
Astuti, N. T., & Simanungkalit, S. F. (2021). Hubungan Pendapatan Orangtua,
Kebiasaan Sarapan dan Asupan Zat Besi dengan Prestasi Belajar Pada Anak
Usia 13-15 Tahun. … : Jurnal Gizi Dan Kesehatan, 5(2), 162–170.
https://jurnal.fkm.untad.ac.id/index.php/ghidza/article/view/246%0Ahttps://
jurnal.fkm.untad.ac.id/index.php/ghidza/article/download/246/165
Billyarta, G. W., & Sudarusman, E. (2021). Pengaruh Kualitas Layanan Elektronik
(E-Servqual) Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Marketplace Shopee Di
Sleman Diy. Journal of Chemical Information and Modeling, 18(1), 41–62.
Cahyorini, R. W., Komalyna, I. N. T., & Suwita, I. K. (2022). Hubungan Pola Makan,
Aktivitas Fisik dan Konsumsi Fast Food terhadap Kejadian Gizi Lebih pada
Remaja. AgriHealth: Journal of Agri-Food, Nutrition and Public Health, 2(2),
123. https://doi.org/10.20961/agrihealth.v2i2.54283
Dewi, I. G. A. A. O. (2021). Mendiskusikan Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian
Dalam Penyusunan Disertasi : Sebuah Kajian Teoritis. KRISNA: Kumpulan Riset
Akuntansi, 13(1), 31–39. https://doi.org/10.22225/kr.13.1.2021.31-39
Dewi, N. P. S. R., Citrawathi, D. ., & Giana, G. S. (2020). Hubungan Pola Sarapan
dengan Konsentrasi Belajar Siswa Smp Negeri 2 Banjar. Jurnal Matematika,
Sains, Dan Pembelajarannya, 14(1), 168–180.
Fahrizqi, E. B., Gumantan, A., & Yuliandra, R. (2021). Pengaruh latihan sirkuit
terhadap kekuatan tubuh bagian atas unit kegiatan mahasiswa olahraga panahan.
Multilateral : Jurnal Pendidikan Jasmani Dan Olahraga, 20(1), 43.
Fatiha, P. H., & Widawayti. (2022). Hubungan Status Gizi Dan Kebiasaan Sarapan
Dengan Prestasi Belajar Saat New Normal Covid-19 Di Sdn 005. Jurnal
Kesehatan Tambusai, 3, 8–15.
Fridaram, O., Istharini, E., Cicilia, P. G. C., Nuryani, A., & Wibowo, D. H. (2021).
Meningkatkan Konsentrasi Belajar Peserta Didik dengan Bimbingan Klasikal
Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw. Magistrorum et Scholarium: Jurnal
Pengabdian Masyarakat, 1(2), 161–170.
37
Gede, D., Apriani, Y., Firsia, D. M., Putri, S., Made, I., & Adnyana, M. (2022).
Hubungan Sarapan Pagi Dengan Tingkat Konsentrasi Belajar Pada Anak Kelas
4-6 Sekolah Dasar Negeri 1 Tiyinggading. Jurnal Medika Usada |, 5, 16.
Gyna, K., Swari, Y., Kadek Mulyantari, N., Putu, W., Yasa, S., & Klinis, D. P.
(2022). Sarapan Terhadap Kejadian Overweight Dan Obesitas Pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. JURNAL MEDIKA UDAYANA,
11(ISSN: 2597-8012 JURNAL MEDIKA UDAYANA, VOL. 11
NO.3,MARET, 2022), 116–121. https://doi.org/10.24843.MU.2022.V11.i3.P17
Hanim, B., Ingelia, I., & Ariyani, D. (2022). Kebiasaan Sarapan Pagi dengan Status
Gizi Anak Sekolah Dasar. Jurnal Kebidanan Malakbi, 3(1), 28.
Hariyati, 2017. (2017). Jurnal Keperawatan. Вестник Росздравнадзора, 6, 5–9.
Hermiyanty, H., Fitrasyah, S. I., Aiman, U., & Ashari, M. R. (2020). Gambaran
Pengetahuan dan Praktik Menyusun Menu Sarapan pada Orang Tua Siswa SDIT
Al-Fahmi Palu. Ghidza: Jurnal Gizi Dan Kesehatan, 2(1), 13–23.
https://doi.org/10.22487/ghidza.v2i1.3
Ismail, G. Z., & Indriarsa, N. (2022). Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Volume 10 Nomor 01 Tahun 2022. 10, 7–11.
Laia, H. T., & Harefa, D. (2021). Hubungan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis dengan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa. AKSARA: Jurnal
Ilmu Pendidikan Nonformal, 07(02), 463–474.
Lestari, D. A., Barokah, F. I., & Sahari, P. (2022). JGK-Vol.14, No.1 Januari 2022.
14(1), 72–80.
Ma’arif, M. Z., Duwairoh, A. M., & Firdauz, A. S. (2021). Hubungan Antara Sarapan
Pagi Dengan Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa. Jurnal Penelitian, 1(1), 52–57.
Ma’rifah Setiawati, S., Psi, S., Bimbingan, G., Konseling, D., Negeri, M., &
Surabaya, K. (2018). “HELPER” Jurnal Bimbingan dan Konseling FKIP
UNIPA TELAAH TEORITIS: APA ITU BELAJAR ? (Vol. 35, Issue 1).
Martinus, G. (2021). Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Persepsi Harga Terhadap
Loyalitas Pelanggan Dengan Kepuasan Konsumen Sebagai Variabel Mediasi
(Studi Kasus pada Caritas Market Gunungsitoli). Jurnal EMBA: Jurnal Riset
38
Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 9(2), 893–899.
Mujahidah, F. F. (2021). Penyuluhan terhadap Pentingnya Sarapan Pagi bagi Anak-
Anak. Jurnal Abmas Negeri, 2(1), 36–40. https://doi.org/10.36590/jagri.v2i1.149
Mustikowati, T., Rukmana, H. T., Nuraini, U., & Rahmawati, A. (2022). DASAR
NEGERI SUKAWERA Relationship of Breakfast Habits towards Concentration
of Children ’ s Learning at School-Age Children in Public Elementary School
Sukawera. 1(1), 8–12.
Nalowati, E. (2022). 済 無 No Title No Title No Title. Gastronomía Ecuatoriana y
Turismo Local., 1(69), 5–24.
Nisa, N. H. P. K., & Arifin, M. B. U. B. (2021). Pengaruh Kebiasaan Sarapan Pagi
Terhadap Konsentrasi dan Hasil Belajar Bahasa Jawa Kelas 5 MINU Durung
Bedug Candi Kabupaten Sidoarjo. Didaktis: Jurnal Pendidikan Dan Ilmu
Pengetahuan, 21(2), 34–45.
Panjaitan, B., Nirma Tobing, K., Harahap, S., & Tinggi Ilmu Kesehatan Binalita
Sudama Medan, S. (2020). Penyuluhan Manfaat Sarapan Di Smk Yapim Sei
Rotan Medan. In Jurnal Abdimas Mutiara (Vol. 1).
Prisylvia, M. D., Amisi, M. D., Musa, E. C., Kesehatan, F., Universitas, M.,
Ratulangi, S., & Abstrak, M. (2022). Gambaran Pola Makan Pada Remaja di
Desa Sarani Matani Kecamatan Tombariri pada Masa Pandemi Covid-19. In
Jurnal KESMAS (Vol. 11, Issue 2).
Purnawinadi, I. G., & Lotulung, C. V. (2020). Kebiasaan Sarapan Dan Konsentrasi
Belajar Mahasiswa. Nutrix Journal, 4(1), 31.
Purwanto, R., & Hadi, M. I. (2021). Pengaruh pemberian punishment terhadap
motivasi belajar peserta didik kelas V di SDN 1 Selebung Ketangga tahun
pelajaran 2020/2021. MASALIQ : Jurnal Pendidikan Dan Sains, 1(3), 62–71.
Puspitasari, T. O., Putri, Y. E., & Yohanes, Y. (2019). Sikap Terhadap Konsentrasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika di Sekolah Menengah Atas. JIPFRI
(Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Dan Riset Ilmiah), 3(2), 79–85.
Rafika, Astuty, P., & Setyowati, S. (2018). Hubungan kebiasan sarapan pagi dengan
konsentrasi pada remaja. Akademi Kebidanan Wira Husada Nusantara, 26–35.
39
Reza, W. (2021). Siswa Boga Dasar Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6
Yogyakarta Tahun Pelajaran 2020 / 2021. 07(2), 126–134.
Riinawati, R. (2021). Hubungan Konsentrasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar
Peserta Didik pada Masa Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal
Ilmu Pendidikan, 3(4), 2305–2312.
Rima, T., Yusuf, I. R., Nisa, S., Aulia, V., Kurniati, T., Sunan, U., & Djati, G. (2020).
Pengaruh Sarapan Terhadap Konsentrasi Belajar Mahasiswa. Jurnal Ilmiah
Pendidikan, 04, 26–29. http://journal.unpak.ac.id/index.php/pedagonal
SELF, C. S., & BORNEO, E. (2021). GUIDENA: Jurnal Ilmu Pendidikan, Psikologi,
Bimbingan dan Konseling. Ojs.Fkip.Ummetro.Ac.Id, 3(1), 4–10.
Setyani, M. R., & Ismah. (2018). Analisis Tingkat Konsentrasi Belajar Siswa Dalam
Proses Pembelajaran Matematika Ditinjau Dari Hasil Belajar. Pendidikan
Matematika, 01, 73–84.
Sihite, N. W. (2020). Analisis Determinan Kebiasaan Sarapan Pagi Pada Anak Usia
Sekolah. Wahana Inovasi : Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat
UISU, 9(1), 215–219.
Sofiyanti, I., & Setyowati, H. (2021). Satu Bulan Penerapan Yoga Anak
Meningkatkan Konsentrasi Belajar Usia Prasekolah. Indonesian Journal of
Midwifery (IJM), 4(2), 150. https://doi.org/10.35473/ijm.v4i2.1236
Susilowati, F., Lestari, N. E., & Shifa, N. A. (2021). OPEN ACCESS JAKARTA
JOURNAL OF HEALTH SCIENCES OAJJHS Konsentrasi Belajar pada Anak
Sekolah Dasar dapat di Pengaruhi oleh Sarapan Pagi dan Status Gizi.
Syamsuryadin, S., & Wahyuniati, C. F. S. (2017). Tingkat Pengetahuan Pelatih Bola
Voli Tentang Program Latihan Mental Di Kabupaten Sleman Yogyakarta.
Jorpres (Jurnal Olahraga Prestasi), 13(1), 53–59.
Ulfa, R. (2021). Variabel Dalam Penelitian Pendidikan. Jurnal Pendidikakan Dan
Keislaman, 342–351. https://doi.org/10.32550/teknodik.v0i0.554
Verdiana, L., Muniroh, L., Studi, P. S., Masyarakat, K., Kesehatan Masyarakat, F.,
Airlangga, U., & Gizi Kesehatan, D. (2017). Kebiasaan Sarapan Berhubungan
Dengan Konsentrasi Belajar Pada Siswa SDN Sukoharjo I Malang Breakfast
40
Habit Correlate with Learning Concentration among Students at Sukoharjo I
Malang Elementary School.
Wati, S., Harna, H., Nuzrina, R., Sitoayu, L., & Dewanti, L. P. (2021). Kebiasaan
Sarapan, Kualitas Tidur, Dan Dukungan Orangtua Terhadap Konsentrasi Belajar
Selama Pandemi COVID 19. Ghidza: Jurnal Gizi Dan Kesehatan, 5(1), 24–35.
https://doi.org/10.22487/ghidza.v5i1.164
Winata, I. K. (2021). Konsentrasi dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Pembelajaran
Online Selama Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Komunikasi Pendidikan, 5(1),
13. https://doi.org/10.32585/jkp.v5i1.1062
Wungubelen, K. T., Nasar, A., & Rahmawati, A. S. (2022). Persepsi Siswa terhadap
Google Classroom dan Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas IX melalui Belajar
dari Rumah selama Masa Pandemi Covid-19. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan,
4(2), 2378–2384. https://doi.org/10.31004/edukatif.v4i2.2386
41