Anda di halaman 1dari 16

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DAN PENILAIAN PEMBELAJARAN

BIOLOGI

“Assessing Judgment (Kemampuan Menilai Penilaian)”

OLEH :
Hasnawati (201051301009)
Isnaeni Thahir (201051301049)
Muhammad Asnur Yenre (201051301012)

PENDIDIKAN BIOLOGI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas izin-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Assessing Judgment (Menilai Penilaian)” tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
“Pengembangan Bahan Ajar dan Penilaian Pembelajaran Biologi”. Selain itu, kami berharap
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat serta menambah wawasan bagi pembaca terkait
dengan “menilai kemampuan penilaian peserta didik”.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Dr. Adnan M.S selaku Dosen mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar dan Penilaian
Pembelajaran Biologi serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan banyak manfaat kepada para pembacanya. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka demi kesempurnaan
makalah ini sangat diharapkan segala masukan dan saran yang sifatnya membangun.

                                                                            Makassar, 18 Mei 2021

Kelompok IV

i
DAFTAR ISI

SAMPUL..............................................................................................................
...............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................
...............................................................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................
iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
1

A. Latar Belakang ................................................................................


1........................................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................
2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................
3

A. Penilaian Yang Baik ........................................................................


3........................................................................................................
B. Menilai Kemampuan Penilaian........................................................
4
1. Mengevaluasi Kredibilitas Sumber...........................................
4
2. Identifikasi Asumsi Tersirat......................................................
6
3. Identifikasi Strategi Persuasif dan Retoris................................
8
C. Penggunaan Hasil Untuk Kegunaan Formatif dan Sumatif ............
..........................................................................................................9

BAB V PENUTUP..............................................................................................
11

ii
A. Kesimpulan......................................................................................
11
B. Saran ................................................................................................
11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan jaman pada abad 21 menghasilkan permasalahan yang semakin kompleks
yang menuntut kompetensi yang semakin maju dalam rangka menjawab semua
permasalahan yang ada. Pendidikan sebagai sarana dalam menghasilkan sumber daya
manusia menjadi sangat penting untuk selalu dieksplorasi mengikuti perkembangan jaman.
Keberhasilan pendidikan dapat dinilai dari kualitas lulusan yang dihasilkan, Indonesia
sendiri terus melakukan evaluasi terhadap pendidikan melalui keikutsertaan terhadap
program pengujian internasional seperti TIMSS dan PISA, berdasarkan hasil yang diperoleh
diketahui bahwa kualitas lulusan pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah.
Pemerintah dalam hal ini kementerian pendidikan dan kebudayaan selalu berusaha
mengejar ketertinggalan dengan melakukan perubahan terhadap proses pembelajaran yaitu
dengan mengeluarkan kebijakan terkait pelaksanaan kurikulum 2013 dimana pembelajaran
berorientasi HOTS atau berpikir tingkat tinggi. Pemerintah meyakini langkah ini sebagai
salah satu upaa perbaikan kualitas lulusan pendidikan, karena pembelajaran berorientasi
HOTS akan menghasilkan lulusan dengan kemampuan atau kompetensi yang dibutuhkan
dalam abad ke 21, yaitu kemampuan untuk menganalisis, berpikir kritis dan memecahkan
masalah yang dihadapi.
Salah satu bentuk dari berpikir tingkat tinggi yaitu berpikir kritis, dalam artian
menerapkan kehati-hatian atau penilaian yang bijak terhadap suatu situasi. Berpikir kritis
merupakan pemikiran yang masuk akal, suatu reflektif yang berfokus tentang bagaimana
memutuskan apa yang akan dipercaya atau dilakukan. Sehingga diharapkan bahwa peserta
didik dapat memiliki kualitas penilaian yang baik, kehati-hatian dan kebijaksanaan dalam
menilai sesuatu dalam mengambil keputusan.
Kemampuan ini sangat penting untuk kegiatan akademik yang baik, misalnya
memudahkan dalam membedakan antara catatan sejarah yang kredibel dan kurang kredibel,
atau membedakan penggunaan redaksi bahasa yang lebih baik dan kurang menarik oleh
penulis. Sehingga peseta didik mampu memberikan penilaian seperti menilai kerdibilitas

1
sumber terutama diera digital ini, mecari tahu asumsi penulis yang tersirat dan
mengidentifikasi strategi persuasive apa yang digunakan oleh penulis, serta dapat
memutuskan apa yang akan dikatakan atau bagaiamana menyampaikan perndapat terhadap
berbagai situasi akademis dan di dalam kelas.
Kemampuan ini sangat penting dalam aspek kehidupan lainnya, seperti bagaimana
orang tua dan guru mengungkapkan bahwa bagaimana peserta didik dapat membuat pilihan
atau keputusan yang baik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penilaian yang baik ?
2. Bagaimana menilai kemampuan penilaian peserta didik ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penilaian yang baik


Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan. Dengan melakukan penilaian, pendidik sebagai pengelola kegiatan
pembelajaran dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode
mengajar yang digunakan, dan keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang
telah ditetapkan. Berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara
tepat untuk menentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Hasil penilaian juga
dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk berprestasi lebih baik
(Adnan,2020).
Menurut Adnan (2020), ada tiga istilah yang terkait dengan konsep penilaian yang
digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik, yaitu:
1. Pengukuran (measurement) adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu gejala menurut
aturan tertentu (Guilford, 1982). Pengukuran pendidikan berbasis kompetensi berdasar
pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik dengan
menggunakan suatu standar
2. Penilaian merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk
menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu. Penilaian juga diartikan sebagai
kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh
informasi tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik.
3. Evaluasi (evaluation) adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau
kegunaan suatu objek. Dalam melakukan evaluasi terdapat judgement untuk
menentukan nilai suatu program yang sedikit banyak mengandung unsur subjektif.
Pengukuran, penilaian, dan evaluasi bersifat bertahap (hierarkis), maksudnya
kegiatan dilakukan secara berurutan, dimulai dengan pengukuran, kemudian penilaian, dan
terakhir evaluasi.

3
Salah satu kategori dalam penilaian kemampuan High Order Thinking Skill (HOTS)
yaitu berpikir kritis yang merupakan kemampuan memahami logika suatu
permasalahan,kemampuan berpikir reflektif, kemampuan berargumen yang dapat
difokuskan untuk mengambil keputusan atau melakukan sesuatu. High Order Thinking
Skill (HOTS) meliputi kemampuan menilai atau judgment, para ahli mengklasifikasikan
bahwa penilaian atau judgment termasuk kedalam level evaluasi.Kemampuan evaluasi
adalah aktivitas membuat penilaian tentang nilai sebuah ide, produk, atau metode
(Brookhart, 2010).
Menurut Brookhart (2010), untuk menilai kemampuan evaluasi peserta didik
diperlukan tugas yang dapat menilai bagaimana peserta didik menilai bahan dan
metode untuk tujuan yang dimaksudkan, peserta didik dapat menilai berdasarkan
kriteria, kriteria ini dapat merupakan standar baik itu dari segi bahasa maupun bukti
saintifik dan dapat pula kriteria yang dibuat oleh peserta didik (dalam hal ini elemen
kreativitas juga terlibat). Evaluasi dalam hal ini bukan merupakan preferensi pribadi
tetapi evaluasi beralasan yang dapat berupa kesimpulan dan didukung dengan bukti
dan logika. Kemampuan evaluasi yang baik akan menghasilkan penilaian yang baik,
hal ini penting dalam akademis contohnya untuk membedakan bacaan yang
berkualitas dan tidak. Selain itu penilaian yang baik dapat menjadi keterampilan
yang sangat praktis dan juga dapat menjauhkan kita dalam hal buruk dengan proses
mempertanyakan apa yang ingin disampaikan dan apa motif yang mungkin dimiliki,
sehingga kita dapat sampai kepada keputusan apa yang perlu dipercayai dan
dilakukan serta alasan mengapa kita mempercayai atau melakukan hal tersebut.
B. Menilai Kemampuan Penilaian
Pentingnya penilaian yang baik membuat kita perlu untuk meningkatkan
kemampuan penilaian peserta didik dengan membiasakan melatih hal tersebut
dalam proses pembelajaran di kelas. Untuk menilai penggunaan penilaian kritis oleh
siswa, berikan mereka skenario, pidato, iklan atau sumber informasi lain. Kemudian
minta mereka untuk membuat semacam penilaian kritis. Bentuk penilaian yang
dipertimbangkan yaitu evaluasi kredibilitas sumber, identifikasi asumsi tersirat dari

4
informasi, dan identifikasi metode persuasif dan retoris yg digunakan dalam
menyampaikan informasi (Brookhart, 2010).
1. Mengevaluasi kredibilitas sumber
Dengan semakin banyaknya informasi yang tersedia secara elektoronik peserta
didik semakin dituntut untuk mampu menilai kredibilitas sumber informasi yang
semakin beragam. Untuk menilai kemampuan peserta didik menilai kredibilitas sumber
berikan mereka bahan untuk di pikirkan berupa skenario, teks editorial atau sumber
informasi lain. Dan berikan mereka tugas untuk menentukan bagian mana dari
informasi tersebut yang kredibel dan bagian mana yang tidak kredibel, dan minta
mereka untuk menyertakan alasan mengenai keputusan mereka.
Berikut ini merupakan contoh tugas yang dapat dilakukan untuk menilai
kemampuan menilai peserta didik yaitu berikan peserta didik 3 daftar website yang
memuat informasi yang berkaitan dengan topik tugas yang akan dilaksanakan,
selanjutnya minta mereka untuk mengevaluasi kredibilitas dari 3 sumber informasi atau
dalam hal ini website, selanjutnya minta mereka untuk menentukan website mana yang
memiliki informasi kredibel untuk digunakan mengerjakan tugas dan berikan alasan
dari keputusan mereka.
Sebelum mengerjakan tugas ini terlebih dahulu berikan pertanyaan-pertanyaan
yang dapat mengarahkan mereka berpikir untuk melaksanakan evaluasi terhadap
website tersebut seperti jika ingin mengetahui informasi lebih banyak mengenai
website tersebut siapa yang sebaiknya dihubungi, sumber lain apa yang dapat
digunakan untuk mendukung informasi yang disajikan website tersebut, atau
bagaimana peserta didik bisa tahu jika informasi yang dimuat dalam website itu benar
atau salah.
Dalam menilai kemampuan peserta didik menilai kredibilitas dari 3 website ini
terdapat beberapa indikator yang bisa dijadikan penanda pencapaian kompetensi yaitu
sebagai berikut :
a. Peserta didik dapat merinci kriteria informasi yang kredibel dengan melakukan
kajian literatur

5
b. Peserta didik dapat merinci pertanyaan yang digunakan untuk mengevaluasi
kredibilitas sumber, seperti :
1) Kapan terakhir kali informasi di website tersebut diperbaharui
2) Siapa penulis dari konten yang termuat pada website tersebut
3) Kualifikasi apa yang dimiliki oleh orang tersebut untuk menulis informasi
tersebut
4) Siapa yang mensponsori website tersebut
5) Kapan tanggal hak cipta website
6) Bagaimana kaitan gambar yang terdapat dalam website dengan topic yang
dibahas
c. Peserta didik dapat memeriksa informasi yang termuat dalam website untuk
menjawab daftar pertanyaan yang telah mereka susun
d. Peserta didik dapat mendeteksi persamaan dan perbedaan dari hasil analisis
informasi dari ketiga website itu
e. Peserta didik memutuskan website mana yang kredibel untuk digunakan untuk
mengerjakan tugas sekolah berdasarkan hasil analisis informasi ketiga website
tersebut.
Penilaian terhadap pencapaian kompetensi ini mengacu kepada rubrik penilaian
yang ditetapkan oleh guru dengan kriteria sebagai berikut :
a. Kejelasan dan kelengkapan kesimpulan, dimana penentuan kriteria informasi
yang kredibel ini dijadikan bahan untuk menyusun daftar pertanyaan untuk
mengevaluasi kredibilitas website untuk sampai kepada keputusan website
mana yang kredibel.
b. Bukti dalam hal ini informasi yang diperoleh untuk menjawab rangkaian
pertanyaan yang termuat dalam website akurat, relevan dan lengkap.
c. Penalaran peserta didik dalam mengorganisir bukti yang mereka temukan untuk
mendukung kesimpulan yang dikemukakan jelas dan logis, serta disampaikan
dengan baik.
2. Identifikasi Asumsi Tersirat

6
Selain kemampuan mengevaluasi kredibilitas sumber, kemampuan
mengidentifikasi asumsi tersirat dari sebuah informasi juga merupakan salah satu jenis
kemampuan menilai. Memeriksa asumsi dapat membantu peserta didik menilai
kebenaran dari sebuah argument atau informasi, penilaian terhadap kemampuan
mengidentifikasi asumsi dapa dilakukan dengan tugas berupa pertanyaan pilihan ganda
maupun essai. Penilaian kemampuan identifikasi asumsi pada tugas berupa pilihan
ganda menekankan pada penilaian kemampuan peserta didik mengenali asumsi tersirat
dari sebuah informasi, sementara itu pada tugas berupa essay penilaian didasarkan pada
kemampuan peserta didik membuat atau menghasilkan asumsi.
Berikut ini merupakan contoh tugas yang dapat digunakan untuk menilai
kemampuan mengidentifikasi asumsi tersirat yaitu, disajikan sebuah teks mengenai era
perang sipil amerika dimana seorang tokoh yaitu Lincoln menyampaikan pidato untuk
dedikasi para tentara yang berjuang dalam perang, selanjutnya peserta didik diminta
untuk mengidentifikasi asumsi tersirat mengenai perang sipil dalam pidato yang
disampaikan Lincoln, selanjutnya peserta didik diminta untuk menjelaskan dengan
menyertakan pernyataan dalam teks pidato itu yang mendukung asumsi tersebut,
peserta didik juga dapat diminta untuk membandingkan asumsi mengenai perang sipil
antara Lincoln dan sejarawan.
Dalam menilai kemampuan peserta didik mengidentifikasi asumsi tersirat pada
tugas tersebut, terdapat beberapa indikator yang bisa dijadikan sebagai penanda
pencapaian kompetensi yaitu sebagai berikut :
a. Peserta didik dapat mendeteksi asumsi tersirat Lincoln terhadap perang sipil
b. Peserta didik dapat memilih pernyataan dalam teks yang mendukung jawaban
mereka mengenai asumsi Lincoln
c. Peserta didik dapat membandingkan asumsi sejarawan dan Lincoln mengenai
perang sipil
Penilaian terhadap pencapaian kompetensi ini mengacu kepada rubrik penilaian
yang ditetapkan oleh guru dengan kriteria sebagai berikut :
 Pernyataan yang disampaikan peserta didik mengenai asumsi Lincoln terhadap
perang sipil disampaikan dengan jelas.

7
 Pernyataan mengenai perbandingan asumsi Lincoln terhadap perang sipil dengan
pandangan saat ini disampaikan dengan jelas.
 Bukti dalam hal ini pernyataan dalam teks yang diperoleh untuk mendukung
pernyataan peserta didik mengenai asumsi Lincoln terhadap perang sipil dan juga
informasi mengenai pandangan sejarawan terhadap perang sipil tepat.
 Penalaran peserta didik dalam mengorganisir bukti yang mereka temukan untuk
mendukung kesimpulan yang dikemukakan jelas dan logis, serta disampaikan
dengan baik.
3. Identifikasi Strategi Persuasif dan Retoris
Kemampuan menilai lain yang perlu dimiliki oleh peserta didik adalah
kemampuan mengidentifikasi strategi persuasif dan retoris yang digunakan oleh
penulis dalam menyampaikan informasi, kemampuan ini penting untuk dimiliki oleh
peserta didik dalam hal menilai informasi yang bertujuan untuk membujuk, ketika
peserta didik mampu untuk identifikasi strategi persuasif dan retoris yang digunakan
penulis dalam menyampaikan informasinya, mereka akan tahu maksud dari
penggunaan strategi tersebut atau pengaruh apa yang penulis itu harapkan terjadi pada
peserta didik, peserta didik juga dapat mengetahui apakah informasi yang disampaikan
itu menipu atau menyesatkan. Kemampuan mengidentifikasi strategi persuasive dan
retoris selain dapat digunakan dalam permasalahan sehari-hari yang ditemui oleh
peserta didik, juga dapat digunakan dalam menyelesaikan soal atau tugas sekolah,
dalam hal bahwa ketika peserta didik mampu mengidentifikasi strategi penulis dalam
menyertakan gambar, ilustrasi, pernyataan atau hal lain yang termuat dalam soal
peserta didik dapat mengetahui arah dalam menjawab soal dengan menilai apa tujuan
dari penyertaan gambar, ilustrasi dan sebagainya tadi.
Penilaian terhadap kemampuan mengidentifikasi strategi persuasif dan retoris
dapat dilakukan dengan memberikan peserta didik teks pidato, iklan dalam bentuk
media apapun, teks editorial atau bentuk komunikasi persuasive lainnya, kemudian
minta peserta didik untuk mengidentifikasi strategi apa yang digunakan oleh penulis,
pengaruh apa yang diharapkan penuis tersebut dari penggunaan strategi itu dan apakah
strategi dalam menyampaikan informasinya ini menipu atau menyesatkan.

8
Berikut ini merupakan contoh tugas yang dapat digunakan untuk menilai
kemampuan mengidentifikasi strategi persuasif dan retoris dalam informasi, yaitu
disajikan sebuah poster yang didalamnya terdapat tokoh penting amerika yaitu paman
syam dengan tulisan aku ingin kamu untuk prajurit amerika, yang merupakan poster
yang digunakan untuk perekrutan anggota militer. Dari tugas itu selanjutnya
ditanyakan apa tujuan dari di desainnya poster itu dan selanjutnya peserta didik
memilih diantara pilihan jawaban yang tersedia. Tugas seperti ini hanya menilai
kemampuan peserta didik untuk mengenali strategi persuasive dalam poster sehingga
untuk dapat menilai apakah peserta didik benar-benar mengetahui atau menemukan
sendiri strategi persuasive yang dimaksud, minta mereka untuk memberikan alasan
mengapa mereka memilih jawaban tersebut.
Dalam menilai kemampuan peserta didik mengidentifikasi strategi persuasif
pada tugas tersebut, terdapat beberapa indikator yang bisa dijadikan sebagai penanda
pencapaian kompetensi yaitu sebagai berikut :
a. Peserta didik dapat menganalisis gambar tokoh paman syam yang ditampilkan
di poster
b. Peserta didik dapat menemukan kaitan penggunaan gambar tokoh paman syam
dan kalimat yang terdapat di poster
c. Peserta didik mendeteksi strategi persuasif dari poster tersebut
Penilaian terhadap pencapaian kompetensi ini mengacu kepada rubrik penilaian
yang ditetapkan oleh guru dengan kriteria sebagai berikut :
 Pernyataan yang disampaikan peserta didik mengenai alasan mereka
mengatakan bahwa opsi yang mereka pilih merupakan strategi persuasive jelas
dalam artian bahwa mereka melakukan analisis terhadap gambar untuk
kemudian dihubungkan dengan kalimat dalam poster untuk mendeteksi strategi
persuasif dari poster tersebut
 Kesesuaian bukti yaitu pemaknaan arti dari gambar paman syam dan kalimat
seruan dalam poster yang digunakan untuk mendukung pemikiran mereka.

9
 Penalaran peserta didik dalam mengorganisir bukti yang mereka temukan untuk
mendukung kesimpulan yang dikemukakan jelas dan logis, serta disampaikan
dengan baik.

C. Penggunaan Hasil untuk Kegunaan Formatif dan Sumatif


Kualitas penilaian terhadap kemampuan menilai peserta didik bergantung kepada
kelogisan kesimpulan (keputusan penilaian mereka), pada relevansi bukti yang mereka
gunakan untuk mendukung penilaian mereka, dan pada logika berpikir yang mereka
gunakan untuk mengoranisir bukti untuk mendukung kesimpulan mereka.
Untuk kegunaan formatif yaitu penggunaan hasil penilaian untuk memperbaiki
proses pembelajaran berikan umpan balik pada peserta didik menggunakan kriteria yang
digunakan dalam penilaian (kesimpulan, bukti, dan penalaran jawaban), setelah mereka
menerima umpan balik yaitu bukti pendukung serta pemikiran logis apa yang seharusnya
mendukung kesimpulan, maka hal ini dapat menjadi pengetahuan yang dapat diingat oleh
peserta didik, sehingga ketika mereka mendapatkan tugas serupa mereka akan
menggunakan umpan balik yang mereka terima untuk menjawab tugas serupa melalui
proses pemahaman terhadap umpan balik yang kita berikan.
Untuk latihan kemampuan menilai atau penalaran yang lebih dalam kita dapat
memberikan tugas yaitu meminta peserta didik untuk menjelaskan persamaan-persamaan
dan perbedaan-perbedaan dalam tugas terdahulu dan tugas baru yang diberikan, dan
meminta mereka menjelaskan bagaimana mereka menerapkan apa yang dipelajari dari
umpan balik tugas pertama ke tanggapan mereka pada tugas yang kedua
Untuk penggunaan sumatif, hasil penilaian terhadap kemampuan menilai peserta
didik yang dinilai berdasarkan rubrik kriteria penilaian, selanjut dilakukan penskoran untuk
selanjutnya skor ini digunakan sebagai bagian dari nilai akhir.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Penilain yang baik mampu menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk


mengambil keputusan tentang peserta didik, sistem kurikulum, program pada sekolah,
dan kebijakan tertentu. Penilaian yang baik dapat menjadi keterampilan yang sangat
praktis dan juga dapat menjauhkan kita dalam hal buruk dengan proses mempertanyakan
apa yang ingin disampaikan dan apa motif yang mungkin dimiliki, sehingga kita dapat
sampai kepada keputusan apa yang perlu dipercayai dan dilakukan serta alasan mengapa
kita mempercayai atau melakukan hal tersebut.
Bentuk penggunaan dalam menilai penilaian kritis oleh siswa, berikan mereka
skenario, pidato, iklan atau sumber informasi lain. Kemudian minta mereka untuk
membuat semacam penilaian kritis. Bentuk penilaian yang dipertimbangkan yaitu
evaluasi kredibilitas sumber, identifikasi asumsi tersirat dari informasi, dan identifikasi
metode persuasif dan retoris yg digunakan dalam menyampaikan informasi

B. Saran
Makalah ini masih kurang dalam membahas bentuk pembelajaran atau latihan dalam
mengerjakan penilaian berpikir kritis dalam bentuk soal-soal HOTS untuk kemampuan menilai
atau judgement, sehingga bagi pemakalah yang hendak menulis topik yang sama hendaknya
memperbanyak informasi mengenai praktik penilaian judgement peserta didik dengan
memperbanyak soal HOTS level evaluasi sebagai contoh penilaian terhadap kemampuan
judgment peserta didik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Adnan. 2021. Rancangan Penelitian. Modul Pengembangan Bahan Ajar dan Pembelajaran
Biologi.
Brookhart, Susan M. 2010. How To Assess High Order Thinking Skills in Your Classroom.
United States: ASCD.

12

Anda mungkin juga menyukai