Kelompok
Dosen Pengampu :
Faizatul Mabruroh, M.Pd
2022
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang hongga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan Kesehatan, sehingga penulis diberi kesempatan yang luar
biasa ini yaitu kesempatan unutuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
“Tes Hail Belajar Kognitif”.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita hanturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukkan
Allah SWT untuk kita semua, sekaligus pila penulis menyampaikan rasa
terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk Ibu Faizatul Mabruroh, M.Pd selaku
dosen mata kuliah Evaluasi Pembelaharan Fisika yang telah menyerahkan
kepercayaannya kepada penulis guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.
Palembang
September 2022
Penulis
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hasil Belajar ................................................................................ 3
a. Pengertian hasil belajar ........................................................ 3
b. Kriteria atau Indikator Hasil Belajar .................................... 5
c. Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi Hasil Belajar ..... 7
2.2 Instrumen Hasil Pembelajaran Kognitif Pada Tes Uraian
Dan Tes Objektif ........................................................................... 8
a. Tes Uraian............................................................................... 8
b. Tes Objektif ............................................................................ 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................... 11
Daftar Pustaka
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
prinsip yang telah dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan berpikir,
kompetensi memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman,
konseptualisasi, penentuan dan penalaran atau yang menurut Bloom
merupakan segala aktivitas yang menyangkut otak dibagi menjadi 6
tingkatan, mulai dari tingkatan yang rendah sampai tingkatan yang tinggi.
1.3 Tujuan
Adapun rumusan masalah untuk tes hasil belajar kognitif adalah sebagai berikut.
a. Memahami proses hasil belajar
b. Memahami Instrumen Hasil Pembelajaran Kognitif Pada Tes Uraian
2
BAB II
PEMBAHASAN
Hasil belajar ini pada akhlirnya difungsikan dan ditunjukan untuk keperluan
berikut ini:
a. Untuk seleksi, hasil dari belajar seringkali digunakan sebagai dasar untuk
menentukan siswa-siswa yang paling cocok untuk jenis jabatan atau jenis
pendidikan tertentu.
3
b. Untuk kenaikan kelas, untuk menentukan apakah seseorang siswa dapat
dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau tidak, memerlukan informasi yang
dapat mendukung keputusan yang dibuat guru.
c. Untuk penempatan, agar siswa dapat berkembang sesuai dengan
tingkatkemampuan dan potensi yang mereka miliki, maka perlu dipikirkan
ketepatan penempatan siswa pada kelompok yang sesuai.
1) Ranah Kognitif
Adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya
yang menyangkup aktivitas otak adalah termasuk ranah kognitif. Menurut
Bloom, ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir yaitu:
knowledge(pengetahuan/hafalan/ingatan), compherehension (pemahaman),
application (penerapan), analysis (analisis), syntetis(sintetis), evaluation
(penilaian).
2) Ranah afektif
3) Ranah psikomotorik.
Hasil belajar psikomotor dikemukakan oleh simpson. Hasil
belajarini tampak dalam bentuk keterampilan (skill), dan kemampuan
bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni: gerakan reflek
(keterampilan pada gerakan yang tidak sadar), keterampilan pada
gerakgerak sadar, kemampuan perceptual, termasuk di dalamnya
membedakan visual, membedakan auditif, motorik dan lain-laian,
kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan
ketetapan, gerakan-gerakan skill, mulai keterampilan sederhana sampai
4
pada keterampilan yang komplek, kemampuan yang berkenaan dengan
komunikasi nondecursive, seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
Pada tingkat yang sangat umum sekali, hasil belajar dapat diklasifikasikan
menjadi tiga yaitu:
a. Keefektifan (effectiveness)
b. Efesiensi (efficiency)
4) Tingkat retensi dari apa yang dipelajari. Efesien pembelajran biasanya diukur
dengan rasio antara keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai si belejar dan
jumlah biaya pembelajaran yang digunakan. Daya tarik pembelajaran biasanya
diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap belajar.
5
No Ranah Indikator
Ranah kognitif 1.1 Dapat menyebutkan 1.2 Dapat
a. Ingatan, Pengetahuan menunjukkan kembali
(knowledge)
b. Pemahaman (Comprehension) 2.1 Dapat menjelaskan,
c. Penerapan (Application) 2.2 Dapat mendefinisikan dengan bahasa
d. Analisis (Analysis) sendiri
Menciptakan,
e. membangun (Synthesis) 3.1 Dapat memberikan contoh
f. Evaluasi (Evaluation) 3.2 Dapat menggunakan secara tepat
Ranah Afektif 1.1 Menunjukkan sikap menerima
a. Penerimaan (Receiving) 1.2Menunjukkan sikap menolak
b. Sambutan
c.Sikap menghargai (Apresiasi) 2.1 Kesediaan berpartisipasi/terlibat
d.Pendalaman(internalisasi) 2.2 Kesediaan memanfaatkan
e.Penghayatan (karakterisasi
3.1 Menganggap penting dan bermanfaat
3.2 Menganggap indah dan harmonis
3.3 Menggagumi
6
Hasil belajar yang dicapai dalam proses pembelajaran merupakan ukuran
hasil upaya yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik dengan segala faktor
yang terkait. Tingkatan keberhasilan belajar dapat dikatagorikan sebagai berikut:
a) Istimewa/maksimal bila semua bahan pelajaran dikuasai 100%
b) Baik sekali/ optimal bila sebagian besar materi dikuasai antara 76-99%
c) Baik/ minimal, bila bahan dikuasai hanya 60-75%
d) Kurang, bila bahan yang dikuasai kurang dari 60%.
7
2.2. Instrumen Hasil Pembelajaran Kognitif Pada Tes Uraian Dan Tes Objektif
a. Tes Uraian
Tes bentuk uraian merupakan alat evaluasi hasil belajar yang paling
tua. Tes uraian disebut pula dengan tes esai (essay test) atau tes subjektif. Secara
umum tes uraian ini memiliki karakteristik sebagai berikut, pertama, tes uraian
adalah tes yang berupa pertanyaan atau perintah yang jawabannya menuntut test
mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara
mengemukakan gagasan tersebut dalam bentuk tulisan. Kedua, jumlah butir
soalnya umumnya terbatas, yaitu berkisar empat sampai dengan sepuluh butir.
Ketiga, pada umumnya, butir-butir soal tes diawali denga kata-kata: jelaskan,
terngkan, uraikan, mengapa, bagaimana, dan kata-kata laian yang menuntut
testee memberikan uraian jawaban secara lebih luas.
Pada perguruan tinggi, biasanya para dosen menggunakan bentuk uraian
tes ini pada saat ujian tengah semester (UTS) atau ujian akhir semester (UAS).
Keempat, tes uraian digunakan jika guru ingin mengukur kemampuan menulis.
Dalam contoh ini, guru biasanya mengukur kemampuan testee untuk menulis
beberapa kalimat sehingga terbentuk sebuah cerita. Kemampuan yang diukur
adalah kemampuan mengekpresikan gagasan dalam sebuah cerita yang
meruntut dan komunikatif. (Rosyidi, 2020).
8
b. Tes Objektif
Tes objektif disebut pula “short answer” atau “new type” tes. Tes objektif
terdiri dari item-item yang dapat dijawab dengan jalan memilih salah satu
alternative yang benar dari sejumlah alternatif yang tersedia, atau dengan mengisi
jawaban yang benar dengan beberapa perkataan atau simbol. dalam bukunya
Evaluasi Pembelajaran, menyatakan tes objektif sering juga disebut tes dikotomi
karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Disebut tes
objektif karena penilaiannya objektif. Siapa pun yang mengoreksi jawaban tes
objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti.
Kelebihan Tes Objektif yaitu lebih representatif mewakili isi dan luas
bahan, Lebih mudah dan cepat cara memeriksannya karena dapat menggunakan
kunci jawaban, bahkan dapat menggunakan alat-alat kemajuan teknologi misalnya
mesin scanner, Pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang lain, Dalam
pemeriksaannya maupun penskoran, tidak ada unsur subjektif yang memengaruhi,
baik dari segi guru maupun siswa.
Kelemahan Tes Objektif yaitu Membutuhkan persiapan yang lebih sulit
daripada tes karena butir soal tesnya banyak dan harus teliti untuk menghindari
kelemahan-kelemahan lain, Butir-butir soal cenderung hanya mengungkap ingatan
dan pengenalan kembali saja, dan sukar untuk mengukur kemampuan berpikir yang
tinggi seperti sintesis maupun kreativitas, Banyak kesempatan bagi siswa untuk
spekulasi atau untung-untungan dalam jawaban soal tes, Kerjasama antara siswa
pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka. Jenis tes objektif dibagi menjadi 4
bagian yaitu Tes pilihan ganda, Tes benar salah, Tes jawaban singkat atau isian
singkat, dan Tes menjodohkan.
Tes pilihan ganda adalah bentuk tes objektif yang terdiri atas pertanyaan
atau pernyataan (stem) dan diikuti sejumlah alternatif jawaban (option), tugas testee
memilih alternatif jawaban yang paling tepat. Kemungkinan jawaban tersebut dapat
berupa kata, frasa, nama tempat, nama tokoh, lambang atau kalimat yang sudah
pasti. (Rosyidi, 2020).
Soal tes bentuk pilihan-ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar
yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi. Soal tes bentuk pilihan-ganda terdiri atas pembawa
9
pokok persoalan dan pilihan jawaban. Pembawa pokok persoalan dapat
dikemukakan dalam bentuk pertanyaan dan dapat pula dalam bentuk pernyataan
(statement) yang belum sempurna yang sering disebut stem. Sedangkan pilihan
jawaban itu mungkin berbentuk perkataan, bilangan atau kalimat dan sering disebut
option. Pilihan jawaban terdiri atas jawaban yang benar atau yang paling benar,
selanjutnya disebut kunci jawaban dan kemungkinan jawaban salah yang
dinamakan pengecoh (distractor atau decoy atau fails) namun memungkinkan
seseorang memilihnya apabila tidak menguasai materi yang ditanyakan dalam soal.
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12