Anda di halaman 1dari 15

TES HASIL BELAJAR KOGNITIF

Kelompok

Devita Prehartini 2130209012


Riski Mandala Putri 2130209016

Dosen Pengampu :
Faizatul Mabruroh, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang hongga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan Kesehatan, sehingga penulis diberi kesempatan yang luar
biasa ini yaitu kesempatan unutuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
“Tes Hail Belajar Kognitif”.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita hanturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukkan
Allah SWT untuk kita semua, sekaligus pila penulis menyampaikan rasa
terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk Ibu Faizatul Mabruroh, M.Pd selaku
dosen mata kuliah Evaluasi Pembelaharan Fisika yang telah menyerahkan
kepercayaannya kepada penulis guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu.

Penulis juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu


berguna serta bermamfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan
terkait cara berbahasa yang baik, cara berpresentasi dan sebagainya. selain itu
penulis juga sadar bahwa pada makalah penulis ini dapat ditemukan banyak sekali
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis benar-benar
menanti kritik dan saran dari kalian semua, sebab sekali lagi penulis menyadari
bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.

Diakhir penulis berharap makalah sederhana ini dapat dimengerti oleh


setiap pihak yang membaca. Penulis pun memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam makalah ini terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Palembang
September 2022

Penulis
Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hasil Belajar ................................................................................ 3
a. Pengertian hasil belajar ........................................................ 3
b. Kriteria atau Indikator Hasil Belajar .................................... 5
c. Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi Hasil Belajar ..... 7
2.2 Instrumen Hasil Pembelajaran Kognitif Pada Tes Uraian
Dan Tes Objektif ........................................................................... 8
a. Tes Uraian............................................................................... 8
b. Tes Objektif ............................................................................ 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................................... 11
B. Saran ................................................................................................... 11
Daftar Pustaka

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20
tahun 2003, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan
untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu, berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan.
Penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil
belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan
berdasarkan kriteria pertimbangan tertentu. Keputusan yang dimaksud
adalah keputusan tentang peserta didik, seperti nilai yang akan diberikan atau
juga keputusan tentang kenaikan kelas dan kelulusan.Secara umum tes
sebagai alat yang digunakan untuk mengukur pengetahuan atau
penguasaan obyek ukurterhadap seperangkat konten atau materi tertentu.
Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka
melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai
pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau
dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik.Tes
hasil belajardilakukan untuk mengukur hasil belajar yakni sejauh
mana perubahan perilaku yang diinginkan dalam tujuan pembelajaran telah
dapat dicapai oleh para siswa. Dalam mengukur hasil belajar, siswa didorong
untuk menunjukkan penampilan maksimalnya.Dari penampilan maksimal
yang ditunjukkan dalam jawaban atas tes hasil belajardapat diketahui
penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan dan dipelajari.Pembelajaran
fisika menuntut peserta didik untuk menyatakan kembali konsep atau

1
prinsip yang telah dipelajari, yang berkenaan dengan kemampuan berpikir,
kompetensi memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman,
konseptualisasi, penentuan dan penalaran atau yang menurut Bloom
merupakan segala aktivitas yang menyangkut otak dibagi menjadi 6
tingkatan, mulai dari tingkatan yang rendah sampai tingkatan yang tinggi.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah untuk tes hasil belajar kognitif adalah sebagai berikut.
a. Bagaimana proses hasil belajar?
b. Apa Instrumen Hasil Pembelajaran Kognitif Pada Tes Uraian?

1.3 Tujuan
Adapun rumusan masalah untuk tes hasil belajar kognitif adalah sebagai berikut.
a. Memahami proses hasil belajar
b. Memahami Instrumen Hasil Pembelajaran Kognitif Pada Tes Uraian

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Hasil Belajar

a . Pengertian Hasil Belajar

Menurut Hamalik hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahantingkah


laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentukpengetahuan, sikap
dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya
peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dari sebelumnya dan yang tidak
tahu menjadi tahu. Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimum yang telah
dicapai oleh seseorang siswa setelah mengalami proses belajar mengajar dalam
mempelajari materi pelajaran tertentu. Hasil belajar tidakmutlak berupa nilai saja,
akan tetapi dapat berupa perubahan, penalaran, kedisiplinan, keterampilan dan lain
sebagainya yang menuju pada perubahanpositif.

Pengertian hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai


belajarsiswa melalui kegiatan penilaian atau pengukuran hasil belajar. Berdasarkan
pengertian di atas hasil belajar dapat menerangai tujuan utamanya adalah untuk
mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu
kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai
dengan skala nilai berupa huruf atau kata atau symbol.

Hasil belajar menunjukkan kemampuan siswa yang sebenarnya yang telah


mengalami proses pengalihan ilmu pengetahuan dari seseorang yang dapat
dikatakan dewasa atau memiliki pengetahuan kurang. Jadi dengan adanya
hasilbelajar, orang dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat menangkap,
memahami, memiliki materi pelajaran tertentu. Atas dasar itu pendidik dapat
menentukan strategi belajar mengajar yang lebih baik.

Hasil belajar ini pada akhlirnya difungsikan dan ditunjukan untuk keperluan
berikut ini:

a. Untuk seleksi, hasil dari belajar seringkali digunakan sebagai dasar untuk
menentukan siswa-siswa yang paling cocok untuk jenis jabatan atau jenis
pendidikan tertentu.

3
b. Untuk kenaikan kelas, untuk menentukan apakah seseorang siswa dapat
dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau tidak, memerlukan informasi yang
dapat mendukung keputusan yang dibuat guru.
c. Untuk penempatan, agar siswa dapat berkembang sesuai dengan
tingkatkemampuan dan potensi yang mereka miliki, maka perlu dipikirkan
ketepatan penempatan siswa pada kelompok yang sesuai.

Hasil belajar mencakup tiga ranah yaitu:

1) Ranah Kognitif
Adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya
yang menyangkup aktivitas otak adalah termasuk ranah kognitif. Menurut
Bloom, ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berfikir yaitu:
knowledge(pengetahuan/hafalan/ingatan), compherehension (pemahaman),
application (penerapan), analysis (analisis), syntetis(sintetis), evaluation
(penilaian).
2) Ranah afektif

Taksonomi untuk daerah afektif dikeluarkan mula-mula oleh David


R.Krathwohl dan kawan-kawan dalam buku yang diberi judul taxsonomy of
educational objective: affective domain. Ranah afektif adalah ranah yang
berkenaan dengan sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila
seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Tipe hasil
belajar afektif akan Nampak pada murid dalam berbagai tingkah laku.

3) Ranah psikomotorik.
Hasil belajar psikomotor dikemukakan oleh simpson. Hasil
belajarini tampak dalam bentuk keterampilan (skill), dan kemampuan
bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni: gerakan reflek
(keterampilan pada gerakan yang tidak sadar), keterampilan pada
gerakgerak sadar, kemampuan perceptual, termasuk di dalamnya
membedakan visual, membedakan auditif, motorik dan lain-laian,
kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan
ketetapan, gerakan-gerakan skill, mulai keterampilan sederhana sampai

4
pada keterampilan yang komplek, kemampuan yang berkenaan dengan
komunikasi nondecursive, seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.

b. Kriteria atau Indikator Hasil Belajar

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap


ranahpsikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar
siswa.Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya seseorang dalam mennguasai ilmu
pengetahuan pada suatu mata pelajaran dapat dilihat melalui prestasinya. Peserta
didik akan dikatakan berhasil apabila prestasinya baik dan sebaliknya, ia tidak
berhasil jika prestasinya rendah.

Pada tingkat yang sangat umum sekali, hasil belajar dapat diklasifikasikan
menjadi tiga yaitu:

a. Keefektifan (effectiveness)

b. Efesiensi (efficiency)

c. Daya Tarik (appeal).

Keefektifan pembelajran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian


sipelajar. Ada 4 aspek penting yang dapat dipakai untuk mempreskripsikan
keefektifan belajar yaitu:

1. Kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari atausering disebut dengan


“tingkat kesalahan”,

2) Kecepatan unjuk kerja,

3) Tingkatahli belajar, dan

4) Tingkat retensi dari apa yang dipelajari. Efesien pembelajran biasanya diukur
dengan rasio antara keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai si belejar dan
jumlah biaya pembelajaran yang digunakan. Daya tarik pembelajaran biasanya
diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk tetap belajar.

5
No Ranah Indikator
Ranah kognitif 1.1 Dapat menyebutkan 1.2 Dapat
a. Ingatan, Pengetahuan menunjukkan kembali
(knowledge)
b. Pemahaman (Comprehension) 2.1 Dapat menjelaskan,
c. Penerapan (Application) 2.2 Dapat mendefinisikan dengan bahasa
d. Analisis (Analysis) sendiri
Menciptakan,
e. membangun (Synthesis) 3.1 Dapat memberikan contoh
f. Evaluasi (Evaluation) 3.2 Dapat menggunakan secara tepat
Ranah Afektif 1.1 Menunjukkan sikap menerima
a. Penerimaan (Receiving) 1.2Menunjukkan sikap menolak
b. Sambutan
c.Sikap menghargai (Apresiasi) 2.1 Kesediaan berpartisipasi/terlibat
d.Pendalaman(internalisasi) 2.2 Kesediaan memanfaatkan
e.Penghayatan (karakterisasi
3.1 Menganggap penting dan bermanfaat
3.2 Menganggap indah dan harmonis
3.3 Menggagumi

4.1 Mengakui dan menyakini


4.2 Mengingkari

5.1 Melembagakan atau meniadakan


5.2 Menjelmakan dalam pribadi dan perilaku
sehari-hari.
Ranah psikomotor 1.1 Kecakapan mengkoordinasikan gerak
a. Keterampilan bergerak dan mata, telinga, kaki, dan anggota tubuh yang
bertindak lainnya.
b. Kecakapan ekspresi verbal dan
non-verbal 2.1 Kefasihan melafalkan/ mengucapkan
2.2 Kecakapan membuat mimik dan gerakan
jasman
Tabel 1
Jenis dan indikator hasil belajar

6
Hasil belajar yang dicapai dalam proses pembelajaran merupakan ukuran
hasil upaya yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik dengan segala faktor
yang terkait. Tingkatan keberhasilan belajar dapat dikatagorikan sebagai berikut:
a) Istimewa/maksimal bila semua bahan pelajaran dikuasai 100%
b) Baik sekali/ optimal bila sebagian besar materi dikuasai antara 76-99%
c) Baik/ minimal, bila bahan dikuasai hanya 60-75%
d) Kurang, bila bahan yang dikuasai kurang dari 60%.

Ketentuan tingkat keberhasilan antara lembaga pendidikan satu dengan


lembaga pendidikan lainnya berbeda, bahkan sekarang satuan pendidikan diberikan
kewenangan untuk dapat menentukan kriteria ketuntatas minimum(KKM) sendiri-
sendiri.

c. Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi Hasil Belajar


Keberhasilan belajar tidak saja ditentukan oleh peningkatan kemampuan
para pendidiknya saja, akan tetapi ditentukan oleh faktor-faktor yang lain yang
saling mempengaruhi satu dengan yang lain, sebagaimana Oemar Hamalik
mengemukakan beberapa faktor kesulitan belajar siswa antara lain:
a. Faktor-faktor yang berfungsi dari diri sendiri
b. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan
c. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga
d. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat.13

Dengan demikian dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang merupakan


kesulitan belajar yang dialami peserta didik perlu adanya bantuan dan bimbingan
guna meningkatkan prestasi belajar siswa dan terhindar dari kesulitan belajar yang
dialami siswa dan akhirnya dapat dicapai prestasi belajar yang optimal.

7
2.2. Instrumen Hasil Pembelajaran Kognitif Pada Tes Uraian Dan Tes Objektif
a. Tes Uraian
Tes bentuk uraian merupakan alat evaluasi hasil belajar yang paling
tua. Tes uraian disebut pula dengan tes esai (essay test) atau tes subjektif. Secara
umum tes uraian ini memiliki karakteristik sebagai berikut, pertama, tes uraian
adalah tes yang berupa pertanyaan atau perintah yang jawabannya menuntut test
mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara
mengemukakan gagasan tersebut dalam bentuk tulisan. Kedua, jumlah butir
soalnya umumnya terbatas, yaitu berkisar empat sampai dengan sepuluh butir.
Ketiga, pada umumnya, butir-butir soal tes diawali denga kata-kata: jelaskan,
terngkan, uraikan, mengapa, bagaimana, dan kata-kata laian yang menuntut
testee memberikan uraian jawaban secara lebih luas.
Pada perguruan tinggi, biasanya para dosen menggunakan bentuk uraian
tes ini pada saat ujian tengah semester (UTS) atau ujian akhir semester (UAS).
Keempat, tes uraian digunakan jika guru ingin mengukur kemampuan menulis.
Dalam contoh ini, guru biasanya mengukur kemampuan testee untuk menulis
beberapa kalimat sehingga terbentuk sebuah cerita. Kemampuan yang diukur
adalah kemampuan mengekpresikan gagasan dalam sebuah cerita yang
meruntut dan komunikatif. (Rosyidi, 2020).

Kelebihan-kelebihan tes uraian atau subjektif yaitu;


1) bentuk tes ini sangat cocok untuk mengukur atau menilai hasil dari suatu
proses belajar yang kompleks, yang sukar diukur dengan menggunakan tes
objektif;
2) Penggunaan tes uraian memberikan kesempatan kepada anak- anak untuk
menyusun jawaban sesuai dengan jalan pikirannya sendiri. Hal ini sangat
penting melatih murid agar jalan pikirannya bisa teratur. Kecakapan untuk
mengemukakan jalan pikiran yang teratur sangat penting dalam kehidupan
masyarakat. (Ismail Ilyas Muhammad, 2020).

8
b. Tes Objektif
Tes objektif disebut pula “short answer” atau “new type” tes. Tes objektif
terdiri dari item-item yang dapat dijawab dengan jalan memilih salah satu
alternative yang benar dari sejumlah alternatif yang tersedia, atau dengan mengisi
jawaban yang benar dengan beberapa perkataan atau simbol. dalam bukunya
Evaluasi Pembelajaran, menyatakan tes objektif sering juga disebut tes dikotomi
karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Disebut tes
objektif karena penilaiannya objektif. Siapa pun yang mengoreksi jawaban tes
objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti.
Kelebihan Tes Objektif yaitu lebih representatif mewakili isi dan luas
bahan, Lebih mudah dan cepat cara memeriksannya karena dapat menggunakan
kunci jawaban, bahkan dapat menggunakan alat-alat kemajuan teknologi misalnya
mesin scanner, Pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang lain, Dalam
pemeriksaannya maupun penskoran, tidak ada unsur subjektif yang memengaruhi,
baik dari segi guru maupun siswa.
Kelemahan Tes Objektif yaitu Membutuhkan persiapan yang lebih sulit
daripada tes karena butir soal tesnya banyak dan harus teliti untuk menghindari
kelemahan-kelemahan lain, Butir-butir soal cenderung hanya mengungkap ingatan
dan pengenalan kembali saja, dan sukar untuk mengukur kemampuan berpikir yang
tinggi seperti sintesis maupun kreativitas, Banyak kesempatan bagi siswa untuk
spekulasi atau untung-untungan dalam jawaban soal tes, Kerjasama antara siswa
pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka. Jenis tes objektif dibagi menjadi 4
bagian yaitu Tes pilihan ganda, Tes benar salah, Tes jawaban singkat atau isian
singkat, dan Tes menjodohkan.
Tes pilihan ganda adalah bentuk tes objektif yang terdiri atas pertanyaan
atau pernyataan (stem) dan diikuti sejumlah alternatif jawaban (option), tugas testee
memilih alternatif jawaban yang paling tepat. Kemungkinan jawaban tersebut dapat
berupa kata, frasa, nama tempat, nama tokoh, lambang atau kalimat yang sudah
pasti. (Rosyidi, 2020).
Soal tes bentuk pilihan-ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar
yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi. Soal tes bentuk pilihan-ganda terdiri atas pembawa

9
pokok persoalan dan pilihan jawaban. Pembawa pokok persoalan dapat
dikemukakan dalam bentuk pertanyaan dan dapat pula dalam bentuk pernyataan
(statement) yang belum sempurna yang sering disebut stem. Sedangkan pilihan
jawaban itu mungkin berbentuk perkataan, bilangan atau kalimat dan sering disebut
option. Pilihan jawaban terdiri atas jawaban yang benar atau yang paling benar,
selanjutnya disebut kunci jawaban dan kemungkinan jawaban salah yang
dinamakan pengecoh (distractor atau decoy atau fails) namun memungkinkan
seseorang memilihnya apabila tidak menguasai materi yang ditanyakan dalam soal.

10
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Tes hasil belajar kognitif adalah kemampuan siswa dalam


mempelajari suatu konsep disekolah dan dinyatakan dalam skor
melalui hasil tes untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam
pencapaian pembelajaran. Contonya bisa ditunjukkan seseorang
sedang belajar, membangun sebuah ide, dan memcahkan suatu
masalah.

3.2. Saran

Semoga proses tes hasil belajar kognitif ini dilakukan dengan


baik dan efektif dalam pembelajaran.

11
DAFTAR PUSTAKA

Rikunto, Suharsimi.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Kedua. Jakarta:


Bumi Aksara, 2013

Mulyadi, Evaluasi Pendidikan Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan


Agama Di Sekolah, UIN-Maliki Press, Tahun 2010.Hlm 3

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta:Pustaka Belajar, 2010), 42.18

Burhan Nurgianto, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta:


BPFE, Tahun 1988), Hlm 42 9Muhibin Syah, “Pisikologi Belajar”, ( Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada), Tahun 2011, Hlm 39-40

Rosyidi, D. (2020). Teknik dan Instrumen Asesmen Ranah Kognitif. Tasyri`


Jurnal Tarbiyah-Syari`ah-Islamiyah, 27(1), 1–13.

Ismail Ilyas Muhammad. (2020). Evaluasi Pembelajaran : Konsep dasar,


Prinsip, Teknik, dan Prosedur (Prajna Vita (ed.)). PT. Raja Grafindo Persada.

12

Anda mungkin juga menyukai