Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MERANCANG EVALUASI PEMBELAJARAN

INOVATIF

“PEMBELAJARAN INOVATIF BIDANG FISIKA”

DISUSUN OLEH :

NAMA : DERMAWATY HUTASOIT

NIM : 4172121004

KELAS : PENDIDIKAN FISIKA A 2017

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Kasih dan Karunia-Nya kepada Penulis, sehingga makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat waktu, yaitu mengenai merancang evaluasi pembelajaran
inovatif.
Adapun tujuan Penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran Inovatif Bidang Fisika.
Makalah ini juga dapat digunakan sebagai bahan diskusi, serta dapat diaplikasikan
sebagai bahan pembelajaran mengenai materi inovasi strategi pembelajaran.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Segala kritik konstruktif dan saran yang membangun selalu Penulis harapkan
demi penyempurnaan makalah ini dikemudian hari. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Desember 2020

Penulis,

Dermawaty Hutasoit

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................ii
BAB I
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH..........................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................2
1.3 TUJUAN.............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN EVALUASI PEMBELAJARAN........................................3
2.2 FUNGSI DAN TUJUAN EVALUASI PEMBELAJARAN..........................3-5
2.3 PRINSIP-PRINSIP UMUM EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN..........6
2.4 PROSEDUR PENGEMBANGAN ALAT EVALUASI PEMBELAJARAN...7
2.5 JENIS-JENIS EVALUASI PEMBELAJARAN...........................................12
2.6 BENTUK EVALUASI PEMBELAJARAN...............................................14
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN...................................................................................16
3.2 SARAN ............................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar belakang masalah

Pelaksanaan pembelajaran di kelas membawa konsekuensi kepada seorang


guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya, sebab guru yang kompeten
akan lebih mampu mengelola kelas dan melaksanakan evaluasi bagi siswanya
baik secara individu maupun kelas. Evaluasi merupakan usaha untuk memperoleh
informasi tentang perolehan belajar siswa secara menyeluruh, baik pengetahuan,
konsep, sikap, nilai, maupun keterampilan proses. Hal ini dapat digunakan oleh
guru sebagai balikan maupun keputusan yang sangat diperlukan dalam
menentukan strategi belajar mengajar. Untuk maksud tersebut guru perlu
mengadakan penilaian, baik terhadap proses maupun terhadap hasil belajar siswa.
Dengan evaluasi, maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat
diketahui, dan dengan evaluasi pula orang dapat mengetahui titik kelemahan serta
mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan. Tanpa
evaluasi, orang tidak bisa mengetahui seberapa jauh keberhasilan siswa, dan tanpa
evaluasi pula tidak akan ada perubahan menjadi lebih baik. Melalui evaluasi orang
akan mengetahui sampai sejauh mana penyampaian pembelajaran atau tujuan
pendidikan atau sebuah program dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.Evaluasi dan penilaian mempunyai persamaan dan perbedaan.
Persamaannya adalah keduanya mempunyai pengertian menilai atau menentukan
nilai sesuatu. Penilaian (assessment) digunakan dalam konteks yang lebih
sempit dan biasanya dilaksanakan secara internal, yakni oleh orang-orang
yang menjadi bagian atau terlibat dalam sistem yang bersangkutan, seperti guru
menilai hasil belajar murid, atau supervisor menilai guru. Baik guru maupun
supervisor adalah orang-orang yang menjadi bagian dari sistem pendidikan.
Adapun evaluasi digunakan dalam konteks yang lebih luas dan biasanya
dilaksanakan secara eksternal, seperti konsultan yang disewa untuk mengevaluasi
suatu program, baik pada level terbatas maupun pada level yang luas.
Dalam makalah ini akan membahas masalah evaluasi pembelajaran
inovatif. Adapun topik-topik yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu :

1
1. Pengertian evaluasi pembelajaran
2. Fungsi dan Tujuan Evaluasi Pembelajaran
3. Prinsip-Prinsip Umum Evaluasi dalam Pembelajaran
4. Prosedur Pengembangan Alat Evaluasi Pembelajaran
5. Jenis-Jenis Evaluasi Pembelajaran
6. Bentuk Evaluasi Pembelajaran
Dengan adanya Evaluasi pembelajaran,diharapkan proses pemebalajaran akan
semakin baik hasilnya.Dan melalui evaluasi pembelajaran ini, siswa juga
diharapkan agar memiliki hasil belajar yang memuaskan.
1.2 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa itu pengertian Evaluasi pembelajaran?
2. Apa Fungsi dan tujuan Evaluasi pembelajaran?
3. Apa itu prinsip-prinsip umum Evaluasi pembelajaran?
4. Apa itu Prosedur Pengembangan Alat Evaluasi Pembelajaran?
5. Apa itu jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran?
6. Seperti apa bentuk-bentuk evaluasi pembelajaran?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah, adapun tujuan dari penulisan
makasalah ini adalah untuk mengetahui lebih banyak mengenai Evaluasi
pembelajaran dalam pendidikan dan untuk memenuhi tugas mata kuliah
pembelajaran inovatis bidang fisika.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Evaluasi pembelajaran

Menurut Gronlund dalam Toto dan Cepi (2011:165) evaluasi adalah suatu
proses yang sistematis dari pengumpulan, analisis, dan inerpretasi informasi/data
untuk menentukan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran.
Pengukuran adalah adalah suatu proses yang menghasilkan gambaran berupa
angka-angka mengenai tingkatan ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh individu
(siswa). Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis untuk mengukur suatu
sampel perilaku. Pengertian evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses
sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk-
kerja, proses, orang, objek dan yang lainnya) berdasarkan kriteria tertentu melalui
penilaian. Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan dengan
kriteria, evaluator dapat langsung membandingkan dengan kriteria umum, dapat
pula melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian
membandingkan dengan kriteria tertentu. Evaluasi belajar dan pembelajaran
adalah proses untuk menentukan nilai belajar dan pembelajaran yang
dilaksanakan, dengan melalui kegiatan penilaian atau pengukuran belajar dan
pembelajaran. Sedangkan pengertian pengukuran dalam kegiatan pembelajaran
adalah proses membandingkan tingkat keberhasilan belajar dan pernbelajaran
dengan ukuran keberhasilan belajar dan pembelajaran yang telah ditentukan
secara kuantitatif sementar pengertian penilaian belajar dan pembelajaran adalah
proses pembuatan keputusan nilai keberhasilan belajar dan pembelajaran secara
kualitatif.

2.2 Fungsi dan tujuan Evaluasi pembelajaran

Sudirman N, dkk, mengatakan bahwa tujuan penilaian dalam proses


pembelajaran adalah:

1. Mengambil keputusan tentang hasil belajar.


2. Memahami siswa,

3
3. Memperbaiki dan mengembangkan program pengajaran.
Selanjutnya,selain itu tujuan dari evaluasi pemebelajaran adalah untuk
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh guru. pengambilan keputusan sangat
diperlukan untuk memahami siswa dan mengetahui sampai sejauh mana dapat
memberikan bantuan terhadap kekurangan siswa. Evaluasi juga bermaksud
meperbaiki dan mengembangkan program pengajaran. Dengan demikian, tujuan
evaluasi adalah untuk memperbaiki cara, pembelajaran, mengadakan perbaikan
dan pengayaan bagi siswa, serta menempatkan siswa pada situasi pembelajaran
yang lebih tepat sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimilikinya. Tujuan
lainnya adalah untuk memperbaiki dan mendalami dan memperluas pelajaran, dan
yang terakhir adalah untuk memberitahukan atau melaporkan kepada para oran
gtua/wali siswa mengenai penentuan kenaikan kelas atau penentuan kelulusan
siswa.
Selain itu, adapun fungsi dari evaluasi pembelajaraan adalah :
a. Fungsi formatif
Evaluasi dapat memberikan umpan balik bagi guru sebagai dasar untuk
memperbaiki proses belajar mengajar dan mengadakan program remedial bagi
siswa yang belum menguasai sepenuhnya materi yang dipelajari.
b. Fungsi sumatif
Evaluasi dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran,
menentukan angka nilai sebagai bahan keputusan kenaikan kelas Adan laporan
perkembangan belajar siswa serta dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
c. Fungsi diagnostik
Evaluasi dapat mengetahui latar belakang siswa (psikologis, fisik dan
lingkungan) yang mengalami kesulitan belajar.
d. Fungsi seleksi dan penempatan
Yaitu hasil evaluasi dapat dijadikan dasar untuk menyeleksi dan menempatkan
siswa sesuai dengan minat dan kemampuan.
Berdasarkan Undang-undang RI tentang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003
Pasal 58 ayat 1 bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan untuk
membantu proses, kemajuan, dan perkembangan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan. Menurut M. Ngalim Purwanto bahwa kewajiban bagi setiap

4
guru untuk melaksanakan kegiatan evaluasi itu (Purwanto, 1991). Hal ini karena
pada akhirnya guru harus memberikan informasi lembaganya ataupun kepada
siswanya itu sendiri, mengenai bagaimana dan sampai dimana penguasaan dan
kemampuan telah dicapai oleh siswa tentang materi dan keterampilan mengenai
mata pelajaran yang telah diberikannya. Dari kedua pendapat tersebut dapat
dipahami bahwa evaluasi mutlak dilakukan dan merupakan kewajiban bagi setiap
guru dalam setiap saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Disebut demikian,
karena menjadi salah satu tugas pokok guru selain mengajar, adalah melaksanakan
kegiatan evaluas. Evaluasi dan kegiatan mengajar merupakan satu rangkaian yang
sangat erat dimana antara keduanya tidak dapat dipisahkan. Lebih dari itu juga
adalah guru harus mengetahui tugas dan fungsi evaluasi itu sendiri. Dikatakan
demikian agar guru mudah menerapkannya untuk menilai kegiatan pembelajaran
pada rumusan tujuan yang telah ditetapkannya tercapai.
Secara umum manfaat yang dapat diambil dari kegiatan evaluasi dalam
pembelajaran, yaitu:
a. Memahami sesuatu: mahasiswa (entry behavior, motivasi, dll), sarana dan
prasarana, dan kondisi dosen.
b. Membuat keputusan: kelanjutan program penanganan “masalah", dll.
c. Meningkatkan kualitas PBM: komponen-komponen PBM
Sementara secara lebih khusus evaluasi akan member manfaat bagi pihak-
pihak yang terkait dengan pembelajaran, seperti siswa, guru, dan kepala sekolah.
1. Bagi Siswa; mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran Memuaskan
atau tidak memuaskan
2. Bagi Guru; a) mendeteksi siswa yang telah dan belum menguasai tujuan
melanjutkan remedial atau pengayaan, b) ketepatan materi yang diberikan jenis,
lingkup, tingkat kesulitan, c) Ketepatan metode yang digunakan.
3. Bagi Sekolah; a) Hasil belajar cermin kualitas sekolah, b) membuat program
sekolah, c) pemenuhan standar.
Dengan demikian dapatlah difahami bahwa evaluasi sangat
perlu/bermanfaat dan merupakan syarat mutlak untuk perbaikan, agar mempunyai
makna yang signifikan bagi semua pihak. Jika kita temukan hubungan antara hasil
belajar dengan efektivitas metode mengajar terbukalah kemungkinan untuk

5
mengadakan perbaikan. Sebelum kita mengevaluasi kemampuan metode baru
pada sejumlah peserta didik, perlu kita pikirkan bahwa proses pembelajaran itu
dinamis, senantiasa terjadi perubahan pada guru maupun murid dalam interaksi
itu. Di samping hasil belajar seperti diharapkan oleh guru mungkin timbul pula
hasil sampingan yang positif maupun negatif misalnya, murid-murid menguasai
bahan yang disajikan akan tetapi Ia disamping itu merasa senang atau benci
terhadap tindakan pribadi gurunya.
2.3 Prinsip-prinsip umum evaluasi pembelajaran
Ada beberapa prinsip penilaian yang penting untuk diketahui, yaitu
kepraktisan (practicality), keterandalan (reliability), validitas (validity), dan
keotentikan (authenticity). Dalam evaluasi pembelajaran biasanya dilakukan
sebuah tes untuk mempermudah proses evaluasi. Sebuah tes dikatakan praktis
apabila tes itu biaya penyelenggaraannya tidak terlalu mahal, tidak menyita waktu
terlalu lama, mudah dilaksanakan, dan penyekorannya tidak membutuhkan waktu
yang terlalu lama. Tes hasil belajar hendaknya: (1) mengukur hasil-hasil belajar
yang telah ditentukan dengan jelas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran; (2)
mengukur sampel yang representatif dari hasil belajar dan bahan-bahan yang
tercakup dalam pengajaran; (3) mencakup jenis-jenis pertanyaan/soal yang paling
sesuai untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan; (4) direncanakan
sedemikian rupa agar hasilnya seesuai dengan yang akan digunakan secara
khusus, (5) dibuat dengan reliabilitas yang sebesar-besarnya dan harus ditafsirkan
secara hati-hati, dan 6) dipakai untuk memperbaiki hasil belajar.
Selain hal-hal diatas, evaluasi hasil belajar hendaknya: (a) dirancang
sedemikian rupa sehingga jelas abilitas yang harus dinilai, materi evaluasi, alat
evaluasi, dan interpretasi hasil evaluasi; (b) menjadi bagian yang integral dari
proses belajar mengajar; (c) agar hasilnya obyektif, evaluasi harus menggunakan
berbagai alat evaluasi dan sifatnya komprehensif; (d) diikuti dengan tindak
lanjutnya. Dari segi yang lain, prinsip-prinsip evaluasi dalam pembelajaran
meliputi: (a) prinsip keterpaduan; (b) prinsip cara belajar siswa aktif; (c) prinsip
kontinuitas; (d) prinsip koherensi; (e) prinsip keseluruhan; (f) prinsip pedagogis;
(g) prinsip diskriminalitas; dan (h) prinsip akuntabilitas.

6
Tujuan pokok evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui efektivitas
prosees belajar mengajar yang telah dilaksanakan. Indikator keefektifan itu dapat
dilihat dari perubahan tingkah laku yang terjadi pada peserta didik. perubahan
tingkah laku yang terjadi dibandingkan dengan perubahan perubahan tingkahlaku
yang diharapkan sesuai dengan tujuan dan isi program pembelajaran. Oleh karena
itu, instrumen evaluasi harus dikembangkan bertitik tolak pada tujuan dan isi
program, sehingga bentuk dan format tes yang dikembangkan sesuai dengan
tujuan dan karakteristik bahan ajar serta proporsinya sesuai dengan kelulusan dan
kedalaman materi pelajaran yang diberikan. Disamping itu, hasil evaluasi harus
dianalisis dan ditafsirkan secara hati-hati sehingga informasi yang diperoleh betul-
betul akurat mencerminkan keadaan siswa secara objektif.
2.4 Prosedur Pengembangan Alat Evaluasi Pembelajaran
1) Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengembangan alat evaluasi
Secara umum alat evaluasi dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok,
alat evaluasi bentuk tes dan alat evaluasi bukan tes. Agar informasi tentang
karakteristik tingkah laku individu yang dinilai akurat atau mencerminkan
mendekati keadaan yang sebenarnya, sehingga informasi itu dapat digunakan
sebagai dasar untuk membuat keputusan penting dalam pendidikan dan
pembelajaran, maka alat evaluasi yang digunakan harus memenuhi persyaratan
teknis sebagai alat ukur yang baik. Karakteristik alat evaluasi yang baik menurut
Hopkins dan Antes adalah alat evaluasi tersebut memiliki keseimbangan, spesifik
dan objektif. Keseimbangan dan kekhususan (spesifikasi) berkaitan langsung
dengan validalitas, objektivitas berkaitan langsung dengan reliabilitas dan
berkaitan tidak langsung dengan validitas, yaitu melalui keterkaitan antara
validitas dan reliabilitas. Untuk memperoleh perangkat alat evaluasi yang
seimbang (proporsional), dapat dilakukan dengan cara membuat tabel spesifikasi
(kisi-kisi) mengenai topik-topik yang akan dimasukkan kedalam prangkat alat
evaluasi. Untuk memperoleh butir-butir alat evaluasi yang spesifik dapat
dilakukan melalui identifikasi kopetensi dan tujuan-tujuan khusus pembelajaran,
selanjutnya dijadikan dasar perumusan butir alat evaluasi. Untuk memperoleh
hasil yang objektif dilakukan dengan membuat pedoman penskoran pengolahan
dan penafsiran yang jelas dan terinci.

7
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan evaluasi
pembelajaran, yaitu:
 jenis dan karakteristik kopetensi dan tujuan pembelajaran yang
dikembangkan
 pengambilan sampel perilaku yang akan diukur
 pemilihan jenis tipe alat evaluasi yang akan digunakan
 aspek yang akan diuji
 format butir soal
 jumlah butir soal
 distribusi tingkat kesukaran butir soal.
Kemudian dalam menentukan bentuk alat evaluasi mana yang akan
digunakan, perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
 karakteristik kopetensi dan mata pelajaran yang akan diujikan
 tujuan khusus pembelajaran yang harus dicapai siswa
 tipe informasi yang dibutuhkan dari tujuan evaluasi
 usia dan tingkat perkembangan mental siswa yang akan mengikuti tes
 besarnya kelompok siswa yang akan mengikuti tes.

2) Langkah-langkah pengembangan evaluasi pembelajaran


Langkah-langkah pokok dalam pengembangan evaluasi pembelajaran
meliputi:
a) Menentukan Tujuan Evaluasi
Langkah pertama yang harus dilakukan ouleh seorang pengembang alat
evaluasi adalah menentukan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan
evaluasi tersebut. Tujuan ini akan menentukan jenis/model dan karakter
dari alat evaluasi yang akan dikembangkan. Ada empat kemungkinan
tujuan dilakukan kegiatan evaluasi, yaitu: (a) evaluasi dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerja atau proses pembelajaran. Evaluasi ini sering disebut
evaluasi formatif. (b) evaluasi dengan tujuan untuk menentukan
keberhasilan yang dicapai oleh siswa. Evaluasi ini kesulitan yang
dihadapi oleh siswa dalam mempelajari suatu pelajaran. Evaluasi ini sering

8
disebut evaluasi diagnostik. (d) evaluasi dengan tujuan untuk
menempatkan siswa dalam posisi yang sesuai dengan kemampuannya.
b) Mengidentifikasi Kopetensi Yang Akan Diukur
Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar
yang direflesikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Seorang siswa
dikatakan kompoten apabila ia memiliki pengetahuan, keterampilan dan
nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu setelah melalui proses
pembelajaran, yang secara sistematis dipola atau dikondisikan.
c) Membuat Tabel Spesifikasi (Kisi-Kisi)
Seperti kita maklumi bahwa bagaimanapun bentuk dan jenis alat evaluasi
yang dikembangkan, hanya merupakan sampel perilaku yang dapat kita
ukur dari keseluruhan perubahan perilaku sebagai akibat dari proses
pembelajaran. Untuk memperoleh perangkat alat evaluasi yang seimbang
(proporsional) dan representatif, dapat dilakukan dengan cara membuat
tabel spesifikasi atau kisi-kisi. Untuk memperoleh butir-butir soal yang
spesifik dapat dilakukan melalui identifikasi kompetensi, hasil belajar dan
indikator-indikatornya, selanjutnya dijadikan dasar perumusan alat
evaluasi. Unnsur kompetensi standar, kompetensi dasar, hasil belajar dan
indikator sudah tercantum dalam kurikulum setiap mata pelajaran pada
setiap jenjang atau level. Adapun kisi-kisi yang khusus, baik unsur-
unsurnya maupun formatnya, pada setiap jenis alat evaluasi berbeda-beda.
Misalnya, format alat evaluasi jenis tes, berbeda dengan jenis notes,
portofolio, tes penampilan, autenric assessment.
Format Kisi-Kisi
Standar Kompetensi Hasil Idikator- Bentuk
Kompetensi Dasar Belajar Indikator Evaluasi

d) Menulis alat evaluasi (butir soal) sesuai dengan kisi-kisi

9
Agar informasi tentang karakteristik tingkah laku individu yang dinilai
akurat atau mencerminkan mendekati keadaan yang sebenarnya, sehingga
informasi itu dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan
penting dalam pendidikan dan pengajaran, maka alat evaluasi yang
diguanakan harus memenuhi persyaratan teknis sebagai alat ukur yang
baik. Karakteristik alat evaluasi yang baik menurut Hopkins dan Antes
adalah alat evaluasi tersebut memiliki keseimbangan, spesifik, dan
objektif. Keseimbangan dan kekhususan (spesifikasi) berkaitan langsung
dengan validitas, obyektivitas berkaitan langsung dengan reliabilitas dan
berkaitan tidak langsung dengan validitas, yaitu melalui keterkaitan antara
validitas dan reliabilitas. Untuk memperoleh perangkat tes yang seimbang
(proporsional), dapat dilakukan dengan cara membuat tabel spesifikasi
(kisi-kisi) mengenai topik-topik yang akan dimasukkan kedalam prangkat
tes. Untuk memperoleh butir-butir soal yang spesifik dapat dilakukan
melalui identifikasi kopetensi dan tujuan-tujuan khusus pembelajaran,
selanjutnya dijadikan dasar perumusan butir soal. Untuk memperoleh hasil
yang objektif dilakukan dengan membuat pedoman penskoran, pengolahan
dan penafsiran yang jelas dan terinci.
Cara-cara diatas, dapat diharapkan butir-butir alat evaluasi yang dirumuskan
dapat menjadi sampel yang representatif (seimbang), spesifik dan objektif.
Langkah-langkah pokok yang ditempuh dalam penulisan butir alat evaluasi
adalah: (a) merumuskan defenisi konsep aspek materi pelajaran yang akan
diujikan; (b) merumuskan defenisi operasional dari setiap konsep yang hendak
diukur; (c) menentukan atau memilih indikator-indikator yang menjadi
karakteristik pencapaian dari setiap konsep yang hendak diukur; dan (d) membuat
kunci jawaban dan merumuskan pedoman penskoran, pengolahan dan penafsiran.
e) Pelaksanaan Evaluasi
Setelah penulisan soal selesai dan telah disusun penomorannya serta telah
diperbanyak sesuai dengan jumlah peserta, kemudian alat evaluasi tersebut
disajikan kepada peserta tes. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan evaluasi antara lain: waktu yang harus disediakan untuk
mengerjakan tes, ppetunjuk cara mengerjakan soal, pengaturan posisi

10
tempat duduk peserta didik, dan menjaga ketertiban dan ketenangan
susunan kelas, sehingga peserta tes dapat mengerjakan soal-soal tersebut
dengan penuh konsentrasi.
f) Pemeriksaan Hasil Evaluasi.
Hasil jawaban peserta tes hendaknya diperiksa dengan cermat dan diberi
skor sesuai dengan petunjuk/pedoman penskoran yang telah ditetapkan.
Teknik penskoran dalam setiap bentuk soal biasanya berbeda-beda. Oleh
karena itu, pedoman penskoran harus ditentukan terlebih dahulu. Buatlah
kunci jawaban atau rambu-rambu jawaban yang diinginkan beserta
pembobotan skornya, sediakan waktu dan tenaga yang cukup leluasa,
sehingga tidak terburu-buru terutama dalam pemeriksaan hasil tes soal
bentuk uraian.
g) Pengolahan dan Penafsiran Hasil Evaluasi
Skor yang diperoleh dari tes dapat diolah dalam berbagai teknik
pengolahan tergantung informasi yang dibuutuhkan. Seperti rata-rata skor,
lahan tergantung informasi yang dibutuhkan. Seperti rata-rata skor,standar
deviasi, variansi, kecenderungan sentral, menentukan batas lulus,
mentransper skor kedalam nilai buku (skala 10, skala 4, dan lain-lain). Ada
dua pendekatan penafsiran hasil tes, yaitu berdasarkan acuan patokan
(PAP) dan pendekatan berdasarkan acuan norma (PAN). Acuan patokan
untuk mendeskripsikan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi
yang diteskan, sedangka acuuan norma untuk melihat kedudukan diantara
peserta didik/peserta tes. Pendekatan yang mana yang akan dipilih
tergantung kepada tujuan dari pelaksanaan tes.
h) Penggunaan hasil evaluasi
Penggunaan hasil evaluasi ini sangat erat kaitannya dengan tujuan evaluasi
tersebut, apakah untuk tujuan formatif, sumatif, diagnostik, atau
penempatan. Hasil penilaian ini sangat berguna terutama sebagai bahan
perbaikan program pengajaran, melihat tingkat ketercapaian kurikulum,
motivasi belajar peserta didik, bahan laporan kepada atasan untuk
kepentingan supervisi dan monitoring program serta sebagai bahan
penyususnan program berikutnya sebagai tindak lanjut.

11
2.5 Jenis-Jenis Evaluasi Pembelajaran
Adapun unsur pokok dalam evaluasi pembelajaran adalah:
(a) objek yang akan dievaluasi
Objek evaluasi dalam pelajaran meliputi isi program pembelajaran, tingkat
efesiensi dan efektivitas pelaksanaan program, dan tingkat keberhasilan program
pembelajaran (output program). yang dinilai ditinjau dari kriteria yang telah
ditentukan sebelumnya.
(b) kriteria sebagai pembanding
Kemudian kriteria sebagai pembanding meliputi kriteria internal (relatif)
dan kriteria eksternal (mutlak/absolut). Kriteria yang bersifat relatif
menggambarkan posisi objek yang dinilai ditinjau dari kriteria yang telah
ditentukan sebelumnya.
(c) keputusan (judgment).
Keputusan (judgement) merupakan hasil pertimbangan atau perbandingan
antara objek yang dinilai berdasarkan hasil pengukuran terhadap objek tersebut
dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Judgement hasil evaluasi ini
bersifat kualitatif. Evaluasi pembelajaran harus memenuhi persyaratan teknis yang
memadai agar informasi yang diperoleh benar-benar akurat, sehingga keputusan-
keputusan yang diambil berdasarkan data itu tepat.
Persyaratan umum yang harus dipenuhi dalam evaluasi pembelajaran antara
lain: (a) validalitas, yaitu dapat memngukur karakteristik perubahan tingkah laku
siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran;
(b) reliabilitas, yaitu menunjukkan keajegan gambaran hasil yang diperoleh
meskipun dilakukan beberapa kali evaluasi;
(c) objektifitas, yaitu hasil penilaian mencerminkan kondisi kemampuan siswa
sebagaimana adanya dan tidak terpengaruh oleh unsur-unsur subjektivitas penilai;
(d) representatif, yaitu adanya keseimbangan dan keterwakilan setiap tujuan dan
pokok materi pembelajaran yang diujikan;
(e) fairness, yaitu mengemukakan perssoalan-persoalan dengan wajar, tidak
bersifat jebakan dan tidak mengandung kata-kata yang bersifat menjebak;
(f) praktis, yaitu efektif dan efesien, mudah dilaksanakan, diolah, dan ditafsirkan.
Menurut fungsinya, evaluasi dibedakan kedalam empat jenis, yaitu:

12
(1)Formatif,Evaluasi formatif menekankan pada upaya perbaikan proses
pembelajaran.
(2)Sumatif,Evaluasi sumatif lebih menekankan kepada penetapan tingkat
keberhasilan belajar setiap siswa yang dijadikan dasar dalam penentuan nilai,
dan/atau kenaikan dan kelulusan siswa.
(3)Diagnostik, Evaluasi diagnostik menekankan pada upaya memahami
kesulitan siswa dalam belajar
(4)Penempatan,evaluasi penempatan menekankan pada upaya untuk
menyelaraskan antara program dan proses pembelajaran dengan karakteristik
kemampuan siswa.
Menurut caranya, evaluasi dibedakan atas dua jenis, yaitu:
(1) Evaluasi kuantitatif, Penilaian kuantitatif biasanya dinyatakan dalam
bentuk angka-angka, sedangkan evaluasi kualitatif dinyatakan dengan ungkapan
seperti “sangat baik, bak, cukup, kurang, sangat kurang” atau “sangat
memuaskan, memuaskan, kurang memuaskan, dan tidak memuaskan”. Evaluasi
kuantitatif biasanya dilakukan apabila guru ingin memberikan nilai akhir
terhadap hasil belajar siswanya.
(2) Evaluasi kualitatif.
Evaluasi kualitatif biasanya lebih bersifat subjektif dibandingkan dengan
evaluasi kuantitatif. Evaluasi kualitatif dilakukan apabila guru ingin memperbaiki
hasil belajar siswanya.
Berdasarkan teknisnya, evaluasi dibedakan antara tes dan nontes.
1.Teknik tes dapaat dibedakan menurut materi yang akan dinilai, bentuk dan
caranya. Menurut materi yang dinilai dibedakan tes hasil belajar, tes kecerdasaan,
tes bakat khusus, tes minat, dan tes kepribadian. Menurut bentuknya dibedakan tes
uraian dan tes objektif. Menurut caranya dibedakan tes tulisan, tes lisan, dan tes
tindakan.
2.Teknis nontes biasanya digunakan untuk menilai proses pembelajaran. Alat-alat
khusus untuk melaksanakan teknis nontes ini dapat dilakukan melalui
pengamatan, wawancara, angket, hasil karya/laporan, karangan, dan skala sikap.
Berdasarkan kriteria yang digunakan dibedakan kedalam evaluasi berdasarkan
acuan patokan (PAP) dan evaluasi berdasarkan acuan normal (PAN).

13
2.6 Bentuk Evaluasi Pembelajaran
1) Bentuk Evaluasi Pembelajaran Produk
Bentuk evaluasi pembelajaran produk merupakan bentuk evaluasi yang menilai
hasil akhir dan proses. Dimana dalam penilaiannya melihat kemampuan
membuat produk teknologi dan seni. Dalam menilai proses akhir contohnya
hasil akhir dari pembuatan mainan, pakaian, hasil karya seni(gambar, lukisan,
pahatan), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
Sedangkan dalam menilai proses contohnya menilai teknik menggambarnya,
peralatan yang digunakan apakah aman.
2) Bentuk Evaluasi Fortofolio
Bentuk evaluasi fortofolio merupakan penilaian melalui koleksi karya (hasil
kerja) siswa yang sistematis mulai dari pengumpulan data melalui karya siswa,
pengumpulan dan penilaian yang terus menerus dan refleksi perkembangan
berbagai kompetensi, tingkat perkembangan kemajuan siswa, dan bagian
integral dari proses pembelajaran untuk satu periode serta pencapaian tujuan
diagnostik.
3) Bentuk Evaluasi Proyek
Bentuk evaluasi proyek merupakan penilaian terhadap suatu tugas yang
mengandung penyelidikan yang harus selesai dalam waktu tertentu. Dalam hal
ini guru memberikan tugas berupa suatu investigasi dengan tahapan
perencanaan, pengumpulan data, dan pengolahan data, serta penyajian data.
4) Bentuk Evaluasi Unjuk Kerja/Performance
Bentuk evaluasi unjuk kerja/performance merupakan pengamatan terhadap
aktivitas siswa sebagaimana terjadi (unjuk kerja, tingkah laku, interaksi).
Bentuk evaluasi unjuk kerja/performance cocok untuk penyajian lisan,
keterampilan berbicara, berpidato, baca puisi, berdiskusi, pemecahan masalah
dalam kelompok,partisipasi dalam diskusi, memainkan alat musik;
olahraga,menggunakan peralatan laboratorium, mengoperasikan suatu alat,
mempresentasikan suatu rancangan. Dan bermanfaat untuk menilai
keterampilan menyelidiki secara umum, pemahaman dan pengetahuan dalam
bidang tertentu, kemampuan mengaplikasi pengetahuan dalam suatu
penyelidikan, kemampuan dalam menginformasikan subyek secara jelas.

14
5) Bentuk EvaluasiTertulis
Bentuk evaluasi tertulis berfungsi untuk memilih dan mensuplai jawaban.
Dimana di dalam memilih dapat berupa pilihan ganda, dua pilihan (Betul -
Salah atauYa - Tidak) dan mensuplai jawaban dapat berupa lisan atau
melengkapi jawaban singkat ataupun dengan uraian.

BAB III
PENUTUP

15
3.1 Kesimpulan
Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai
pembelajaran yang Evaluasi sebagai suatu kegiatan mengumpulkan data dan
informasi mengenai kemampuan belajar siswa, untuk menilai sudah sejauh mana
program (pengembangan sistem instruksional) telah berjalan, dan juga sebagai
suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan dan proses pembelajaran
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan telah berlangsung sebagaimana
mestinya. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa dalam
suatu proses pembelajaran, sekaligus untuk memahami siswa sampai sejauh mana
dapat memberikan bantuan terhadap kekurangan-kekurangan siswa, dengan tujuan
menempatkan siswa pada situasi pembelajaran yang lebih tepat sesuai dengan
tingkat kemampuan yang dimilikinya.
Selain itu, evaluasi tentu saja dapat membantu pendidik untuk
mengetahui kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Dengan
mengetahui kemampuan-kemampuan siswa tersebut, pendidik dapat mengetahui
dan sekaligus membimbing peserta didik yang masih kurang mampu memahami
materi pelajaran yang telah mereka ajarkan.
3.2 Saran
1. Hendaknya seorang tenaga pengajar dapat mengaplikasikan evaluasi terhadap
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di suatu lembaga pendidikan karena
dengan adanya evaluasi ini akan dapat menunjang kualitas dan mutu
pendidikan kita.
2. Dalam melakukan evaluasi pembelajaran, sebaiknya diperhatikan syarat-syarat
dalam penyusunan evaluasi pembelajaran tersebut serta memilih teknik
evaluasi pembelajaran yang sesuai agar hasil yang diinginkan sesuai.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arifin,Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Ebook.


Tersedia[http://winarno.staff.iainsalatiga.ac.id/wpcontent/uploads/sites/25/2013/1/
34-Evaluasi-Pembelajaran.pdf]

B,Mahirah. 2017. Evaluasi Belajar Peserta Didik(Siswa). jurnal idaarah. vol. I,


no. 2

17

Anda mungkin juga menyukai