EVALUASI PEMBELAJARAN
Tentang
“PERENCANAAN, PELAKSANAAN DAN PENGOLAHAN
PENILAIAN OLEH PENDIDIK”
DISUSUN OLEH
KELOMOK 6
Aulia Rahmadani
Jenas Pangestu
M Daffa
Nadia Indah Putri
Suryani Fadilla
DOSEN PENGAMPU
Ade Marlia, M.Pd
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah WT karena hanya dengan
limpahan Rahmat, taufik dan hidayah-nyalah kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Dalam penulisan makalah ini kami membahas materi “Perencanaan,
Pelaksanaan dan Pengolahan Penilaian Oleh Pendidik”
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
1. Mengetahui aspek-aspek dalam pelaksanaan hasil penilaian
2. Menjelaskan cara pengelolaan hasil penilaian
1
BAB II
PEMBAHASAN
Ketiga aspek atau ranah kejiwaan itu erat sekali dan bahkan tidak mungkin
dapat dilepaskan dari kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar. Benjamin S.
Bloom dan kawan-kawannya itu berpendapat bahwa pengelompokkan tujuan
pendidikan itu harus senantiasa mengacu kepada tiga jenis domain (daerah
binaan atau ranah) yang melekat pada diri peserta didik, yaitu:
1. Ranah nilai atau sikap
2. Ranah pengetahuan
3. Ranah keterampilan
Dalam konteks evaluasi hasil belajar, maka ketiga domain atau ranah itulah
yang harus dijadikan sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi hasil belajar. Ketiga
ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah itu,
ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru disekolah karena
berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.
a. Receiving
2
Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan), adalah
kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang
datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.
Termasuk dalam jenjang ini misalnya adalah: kesadaran dan keinginan
untuk menerima stimulus. mengontrol dan menyeleksi gejala-gejala atau
rangsangan yang datang dari luar.
Receiving atau attenting juga sering di beri pengertian sebagai kemauan
untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada jenjang ini
peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai atau nilai-nilai
yang di ajarkan kepada mereka, dan mereka mau menggabungkan diri
kedalam nilai itu atau meng- identifikasikan diri dengan nilai itu. Contah
hasil belajar afektif jenjang receiving, misalnya: peserta didik bahwa
disiplin wajib di tegakkan, sifat malas dan tidak di siplin harus
disingkirkan jauh-jauh. .
b. Responding
Responding (menanggapi) mengandung arti "adanya partisipasi aktif. Jadi
kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan
membuat reaksi terhadapnya salah satu cara. Jenjang ini lebih tinggi
daripada jenjang receiving. Contoh hasil belajar ranah afektif responding
adalah peserta didik tumbuh hasratnya untuk mempelajarinya lebih jauh
atau menggeli lebih dalam lagi. ajaran-ajaran Islam tentang kedisiplinan.
c. Valuing
Valuing (menilai/menghargai) artinya mem-berikan nilai atau memberikan
penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila
kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau
penyesalan. Valuing adalah merupakan tingkat afektif yang lebih tinggi
lagi daripada receiving dan responding. Dalam kaitan dalam proses belajar
mengajar, peserta didik disini tidak hanya mau menerima nilai yang
diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau
fenomena, yaitu baik atau buruk. Bila suatu ajaran yang telah mampu
mereka nilai dan mampu untuk mengatakan "itu adalah baik", maka ini
berarti bahwa peserta didik telah menjalani proses penilaian. Nilai itu
mulai di camkan (internalized) dalam dirinya. Dengan demikian nilai
tersebut telah stabil dalam peserta didik. Contoh hasil belajar efektif
jenjang valuing adalah tumbuhnya kemampuan yang kuat pada diri peseta
didik untuk berlaku disiplin, baik disekolah, dirumah maupun di tengah-
tengah kehidupan masyarakat.
d. Organization
Organization (mengatur atau mengorganisasikan), artinya memper-
3
temukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang universal,
yang membawa pada perbaikan umum. Mengatur atau
mengorganisasikan
merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi,
termasuk didalamnya hubungan satu nilai denagan nilai lain, pemantapan
dan perioritas nilai yang telah dimilikinya.
e. Characterization by evalue or calue complex
Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan suatu
nilai atau komplek nilai), yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah
dimiliki oleh seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah
lakunya. Disini proses internalisasi nilai telah menempati tempat tertinggi
dalal suatu hirarki nilai. Nilai itu telah tertanam secara konsisten pada
sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Ini adalah merupakan
tingkat efektif tertinggi, karena sikap batin peserta didik telah benar-benar
bijaksana. Ia telah memiliki phyloshopphy of life yang mapan. Jadi pada
jenjang ini peserta didik telah memiliki sistem nilai yang telah mengontrol
tingkah lakunya untuk suatu waktu yang lama, sehingga membentu
karakteristik "pola hidup" tingkah lakunya menetap, konsisten dan dapat
diramalkan.
4
skor 2 apabila kadang-kadang melakukanperilaku yang diamati
skor l apabila tidak pernah melakukan perilaku yang diamati
Lembar Observasi
Kelas/ Semester :
Tahun Pelajaran :
Periode Pengamatan : tanggal … s.d. ….
Butir Nilai : Menghargai keberagaman produk pengolahan
didaerah setempat sebagai anugrah Tuhan.
Indikator Sikap (Contoh):
1) memiliki rasa ingin tahu yang kuat
2) Bersedia membantu teman yang mengalami kesulitan dalam
pembelajaran fisika
3) Memiliki semangat belajar selama pembelajaran fisika berlangsung
b. Penilaian diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam
konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar
penilaian diri. Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif
terhadap perkembangan kepribadian seseorang
5
Contoh format penilaian diri:
Petunjuk Umum
a. Instrumen penilaian sikap spiritual ini berupa Lembar PenilaianDiri.
b. Instrumen ini diisi oleh peserta didik untuk menilai dirinya sendiri.
Petunjuk Pengisian
Berdasarkan perilaku kalian selama dua minggu terakhir, nilailah sikap diri
kalian sendiri dengan memberi tanda centang (V) pada kolom skor 4, 3, 2,
atau I pada Lembar
Penilaian
Diri dengan ketentuan sebagai berikut:
- skor 4 apabila selalu melakukanperilaku yang diamati
- skor 3 apabila sering melakukanperilaku yang diamati
- skor 2 apabila kadang-kadang melakukanperilaku yang diamati
- skor 1 apabila tidak pernah melakukan perilaku yang diamati
6
Pengolahan hasil penilaian diri:
Skor Maksimal:
jumlah indikator x 4 (skor tertinggi)=.
Perolehan Skor
Jumlah skor
Nilai = ……………… x Nilai Ideal (4)
Skor Maksimal
7
sikap temanmu dengan memberi tanda centang (V) pada kolom skor 4, 3,
2. atau 1 pada Lembar Penilaian Antarpeserta Didik dengan ketentuan
sebagai berikut:
skor 4 apabila selalu melakukanperilaku yang diamati
skor 3 apabila sering melakukanperilaku yang diamati
skor 2 apabila kadang-kadang melakukanperilaku yang diamati
skor l apabila tidak pernah melakukan perilaku yang diamati
Skor Maksimal:
jumlah indikator x 4 (skor tertinggi)
Perolehan Skor
Jumlah skor
Nilai = ………….. x Nilai Ideal (4)
Skor Maksimal
d. jurnal
Ketentuan penggunaan jurnal penilaian adalah:
1. Jurnal digunakan oleh guru mata pelajaran, wali kelas dan guru BK.
2. Hasil jurnal guru BK dan guru mata pelajaran di serahkan ke wali kelas
untuk diolah lebih lanjut
3. Catatan dalam jurnal dilakukan selama satu semester.
4. Perilaku yang dimasukkan jurnal adalah yang positif dan negative.
8
Instrumen penilaian jurnal
• Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
9
Adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau
• Penerapan (application)
Adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide
umum. tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-
teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret. Penerapan ini adalah
merupakan proses berfikir setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman.
•Analisis (analysis)
Adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau
keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami
hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-
faktor lainnya. Jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi ketimbang jenjang
aplikasi.
• Sintesis (syntesis)
Adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berfikir
analisis. Sisntesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau
unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang yang
berstruktur atau bebrbentuk pola baru. Jenjang sintesis kedudukannya setingkat
lebih tinggi daripada jenjang analisis. Salah satu jasil belajar kognitif dari
jenjang sintesis ini adalah: peserta didik dapat menulis karangan tentang
pentingnya kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan oleh islam.
•Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation)
Adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif dalam
taksonomi Bloom. Penilian/evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang
untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai atau ide, misalkan
jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih
satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.
10
a.Tes Tertulis
Pengembangan instrumen tes tertulis mengikuti langkah-langkah sebagai
berikut.
1. Menetapkan tujuan tes, yaitu untuk seleksi, penempatan, diagnostik,
formatif. atau sumatif.
2. Menyusun kisi-kisi, yaitu spesifikasi yang digunakan sebagai acuan menulis
soal. Kisi-kisi memuat rambu-rambu tentang kriteria soal yang akan ditulis,
meliputi KD yang akan diukur, materi, indikator soal, level kognitif, bentuk
soal, dan nomor soal. Dengan adanya kisi-kisi, penulisan soal lebih terarah
sesuai dengan tujuan tes dan proporsi soal per KDatau materi yang hendak
diukur lebih tepat.
3. Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan kaidah penulisan butir soal.
4. Menyusun pedoman penskoran sesuai dengan bentuk soal yang digunakan.
Pada soal pilihan ganda, isian, menjodohkan, dan jawaban singkat
disediakan kunci jawaban karena jawaban dapat diskor dengan objektif.
Sedangkan untuk soal uraian disediakan pedoman penskoran yang berisi
alternatif jawaban, kata- kata kunci (key words), dan rubrik dengan skornya.
1. Pilihan ganda
Untuk memeriksa atau mengoreksi jawaban atas soal tes objektif pada
umumnya dilakukan dengan jalan menggunakan kunci jawaban, ada
beberapa macam kunci jawaban yang dapat dipergunakan untuk mengoreksi
jawaban soal tes objektif. yaitu sebagai berikut:
11
Kunci jawaban berdamping ini terdiri dari jawaban-jawaban yang benar
yang ditulis dalam satu kolom yang lurus dari atas kebawah, adapun cara
menggunakannya adalah dengan meletakan kunci jawaban tersebut berjajar
dengan lembar jawaban yang akan diperiksa, lalu cocokkan, apabila
jawaban yang diberikan oleh teste benar maka diberi tanda (+) dan apabila
salah diberi tanda (-).
b) Kunci system karbon (carbon system key)
Pada kunci jawaban system ini teste diminta membubuhkan tanda silang (X)
pada salah satu jawaban yang mereka anggap benar kemudian kunci
jawaban yang telah dibuat oleh teste tersebut diletakan diatas lembar
jawaban teste yang sudah ditumpangi karbon kemudian tester memberikan
lingkaran pada setiap jawaban yang benar sehingga ketika diangkat maka,
dapat diketahui apabila jawaban teste yang berada diluar lingkaran berarti
salah sedangkan yang berada didalam adalah benar.
c) Kunci system tusukan (panprick system key)
Pada dasarnya kunci system tusukan adalah sama dengan kunci system
karbon Letak perbedaannya ialah pada kunci sistem ini, untuk jawaban yang
benar diberi tusukan dengan paku atau alat penusuk lainnya sementara
lembar jawaban testee berada dibawahnya, sehingga tusukan tadi
menembus lembar jawaban yang ada dibawahnya. Jawaban yang benar akan
tekena tusukan dsedangkan yang salah tidak.
d) Kunci berjendela (window key)
Prosedur kunci berjendela ini adalah sebagai berikut:
•Ambilah blanko lembar jawaban yang masih kosong
•Pilihan jawaban yang benar dilubangi sehingga seolah-olah menyerupai
jendela
• Lembar jawaban teste diletakan dibawah kunci berjendela.
•Melalui lubang tersebut kita dapat membuat garis vertical dengan pencil
warna sehingga jawaban yang terkena pencil warna tersebut berarti benar
dan sebaliknya.
12
Instrumen penilaian pilihan ganda
skor maksimal
Misalkan:
Penentuan Nilai
Nilai = Skor yang diperoleh x 100
Skor maksimum
b. Non tes
Wawancara
14
pertanyaan yang diajukan dapat dicatat dengan lebih lengkap.
15
C. Pengolahan Hasil Penilaian Pada Ranah Psikomotor (keterampilan)
1) Penilaian Praktik
Penilaian praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitas sesuai dengan tuntutan kompetensi. Dengan
demikian, aspek yang dinilai dalam penilaian praktik adalah kualitas proses
mengerjakan/melakukan suatu tugas
Penilaian praktik bertujuan untuk dapat menilai kemampuan siswa dalam
mendemonstrasikan keterampilannya dalam melakukan suatu kegiatan.
Penilaian praktik lebih otentik daripada penilaian paper and pencil karena
16
bentuk-bentuk tugasnya lebih mencerminkan kemampuan yang diperlukan
dalam praktik kehidupan sehari-hari.
17
2. Dapat digunakan untuk menilai kemampuan siswa
3. Dapat memetakan kemampuan siswa dan
4. Disertai dengan penskoran yang jelas
Contoh penilaian praktik adalah membaca karya sastra, membacakan pidato
(reading aloud dalam mata pelajaran bahasa Inggris), menggunakan peralatan
laboratorium sesuai keperluan, memainkan alat musik, bermain bola, bermain
tenis, berenang, menyanyi, menari, dan sebagainya.
18
Instrumen penilaian praktik
2) Penilaian Produk
19
proses maupun hasil akhir. Penilaian produk dilakukan terhadap kualitas
suatu produk yang dihasilkan.
20
Instrumen penilaian produk
= 410/5=82
3) Penilaian Projek
Penilaian projek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam mengaplikasikan pengetahuannya melalui penyelesaian suatu
instrumen projek dalam periode/waktu tertentu. Penilaian projek dapat
dilakukan untuk mengukur satu atau beberapa KD dalam satu atau beberapa
mata pelajaran. Instrumen tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian data, pengolahan dan
penyajian data, serta pelaporan.
Penilaian projek bertujuan untuk mengembangkan dan memonitor
keterampilan siswa dalam merencanakan, menyelidiki dan menganalisis
projek. Dalam konteks ini siswa dapat menunjukkan pengalaman dan
pengetahuan mereka tentang suatu topik, memformulasikan pertanyaan dan
menyelidiki topik tersebut melalui bacaan, wisata dan wawancara. Kegiatan
mereka kemudian dapat digunakan untuk menilai kemampuannya dalam
bekerja independen atau kelompok. Produk suatu projek dapat digunakan
21
untuk menilai kemampuan siswa dalam mengomunikasikan temuan- temuan
mereka dengan bentuk yang tepat, misalnya presentasi hasil melalui visual
display atau laporan tertulis.
Langkah-langkah merencanakan penilaian Projek
22
Instrumen penilaian projek
23
24
4) Penilaian Portofolio
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan
yang telah ditetapkan itu tercapai atau tidak. Dengan kata lain, penilaian
berfungsi sebagai alat untuk mengtahui keberhasilan proses dan hasil belajar
siswa. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik
tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil
belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga
ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
Ranah sikap adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah
sikap mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
Ranah pengetahuan adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).
Menurut Bloom, segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk
dalam ranah pengetahuan. Ranah pengetahuan berhubungan dengan kemampuan
berfikir, termasuk didalamnya kemampuan menghafal, memahami,
mengaplikasi, menganalisis. mensintesis, dan kemampuan mengevaluasi.
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk mengukur
kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan dalam melakukan
tugas tertentu di berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian
kompetensi Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik,
antara lain penilaian praktik, penilaian produk, penilaian proyek, dan penilaian
portofolio.
B. Saran
Berdasarkan makalah yang telah penulis buat tentu terdapat suatu celah
yang membuat makalah ini tidak sempurna. Oleh karena itu penulis mohon kritik
dan saran yang membangun guna penulis kedepannya agar makalah ini menjadi
sempurna. Keterbatasan penulis sebagai insan manusia dalam penjabaran
makalah ini akan penulis jadikan sebagai masukan untuk menjadikan makalah
ini jauh lebih baik lagi.
27
DAFTAR PUSTAKA
Ana Ratna Wulan, 2013, Penilaian Proses dan Hasil Belajar Kurikulum 2013.
Bahan Paparan: Disajikan dalam workshop pembahasan dan finalisasi
naskah pendukung pembelajaran. Direktorat Pembinaan SMA,
Kemendikbud, 22 Agustus 2013.
28