Oleh :
Kelompok 1
Asmi Nur Azizah (200151602841)
Devia Inka Puspa (200151602997)
Ido Bijak Laksana (200151603083)
Widya Azizatun Nikmah (200151602941)
A5E PGSD
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
dan semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya. Amin.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kulaih
Evaluasi Pendidikan sengan judul “ Analisis Acuan Penilaian dan Skala Penilaian”.
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya kami berterima kasih kepada:
1. Dra. Harti Kartini, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah Evaluasi
Pendidikan.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyesuaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi Mahasiswa
pada umumnya, dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah
ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah ini.
Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurn dan untuk
itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
DAFAR TABEL................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................2
1.3 Tujuan Pembahasan...........................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................4
2.1 Pengertian Instrumen Penilaian..........................................................4
2.2 Bentuk Instrumen Penilaian................................................................4
A. Bentuk Instrumen Objektif dan Non objektif...................................4
B. Bentuk Instrumen Non Tes ..............................................................8
2.3 Acuan Penilaian Proses Belajar dan Hasil Belajar............................9
A. Macam-Macam Acuan Proses Belajar dan Hasil Belajar................10
B. Prinsip-prinsip Penilaian dan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar....14
C. Aspek Penilaian dan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar..................15
D. Prosedur Penilaian dan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar..............17
2.4 Skala Penilaian ....................................................................................18
A. Bentuk-bentuk Skala Penilaian........................................................19
B. Langkah-langkah Penyelenggaraan Skala Penilaian........................21
C. Aplikasi Tahapan Skala Penilaian....................................................21
D. Penggunaan Skala Penilaian ............................................................22
E. Kelebihan Skala Penilaian................................................................22
F. Kelemahan Skala penilaian..............................................................23
G. Mengembangkan Skala Penilaian....................................................23
ii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1.1 Perbedaan CRT dan NRT ditinjau dari Pengembangan Tes........................13
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.2.1 Skala Penilaian Kuantitatif..............................................................................19
2.2.2 Skala Penilaian Deskriptif...............................................................................20
2.2.3 Skala Penilaian dengan Grafis........................................................................20
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, dan
tujuan pembahasan.
1
2
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, yang menjadi
pokok permasalahan dalam makalah ini adalah :
1. Apa pengertian dari instrumen penilaian?
2. Apa saja jenis dari instrumen penilaian?
3. Apa itu Penilaian Acuan Normatif Normatif (PAN) dan Penilaian Acuan
Patokan (PAP)?
4. Bagaimana acuan penilaian proses belajar dan hasil belajar?
5. Apa itu skala penilaian?
3
Mengacu latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka dapat kami tarik
kesimpulan mengenai tujuan penulisan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahuai apa itu instrumen penilaian.
2. Untuk mengetahui jenis instrumen penilaian.
3. Untuk mengetahui mengenai Penilaian Acuan Normatif (PAN) dan
Penilaian Acuan Patokan (PAP)?
4. Untuk mengetahui acuan penilain proses dan hasil belajar.
5. Untuk mengetahui skala penilain.
BAB II
PEMBAHASAN
4
5
Ada beberapa jenis tes bentuk objektif yaitu: pilihan ganda, bentuk pilihan
benar salah, menjodohkan, dan isian singkat.
a. Pilihan ganda
Tes pilihan ganda merupakan bentuk tes objektif yang menyajikan
soal dan beberapa pilihan jawaban yang hanya ada satu jawaban yang
benar. Tes pilihan ganda dapat diskor dengan mudah, cepat, dan memiliki
obyektifitas yang tinggi untuk mengukur tingkat kognitif peserta didik.
Bentuk tes ini sangat cocok digunakan pada ujian yang berskala besar dan
hasilnya harus segera diumumkan, seperti: ujian akhir sekolah dan ujian
nasional. Namun, untuk menyusun tes berbentuk soal pilihan ganda yang
berkualitas membutuhkan waktu yang lama dan penulis soal akan
kesulitan membuat pengecoh yang homogen.
Sebelum menyusun tes pilihan ganda terdapat hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menyusun tes pilihan ganda yaitu: 1) Ada kesesuaian
antara soal dan jawaban, 2) Penyusunan kalimat tiap soal harus jelas, 3)
Bahasa yang digunakan mudah dipahami, 4) Setiap soal harus
mengandung satu masalah.
Contoh : hasil penjumlahan dari -8 + 3 =
a. -5 c. 5
b. -11 d. 11
b. Pilihan benar-salah
Bentuk tes Benar-Salah (B-S) adalah soal yang mengandung dua
kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Fungsi bentuk soal benar
salah adalah untuk mengukur kemampuan peserta didk untuk membedakan
antara fakta dengan pendapat. Agar soal dapat berfungsi dengan baik, maka
materi yang ditanyakan sebaiknya homogen dari segi isi. Bentuk soal ini
banyak digunakan untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi
informasi berdasarkan hubungan yang sederhana. Cara mengerjakan soal
ini dengan melingkari atau menandai pada jawaban yang dianggap benar.
reliabilitas yang rendah, dan sering terjadi kekaburan untuk membuat soal
yang benar-benar jelas.
c. Menjodohkan
Tes menjodohkan yaitu bentuk tes yang terdiri atas kumpulan soal
dan kumpulan jawaban yang keduanya dikumpulkan pada dua kolom yang
berbeda, yaitu kolom pertanyaan sebelah kiri dan kolom jawaban sebelah
kanan. Tugas murid ialah mencari dan menempatkan jawabanjawaban
sehingga sesuai atau cocok dengan pertanyaan. Bentuk tes ini digunakan
untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi
informasi berdasarkan hubungan yang sederhana dan kemampuan
menghubungkan antara dua hal. Semakin banyak hubungan antara premis
dengan respon dibuat, maka semakin baik soal yang disajikan.
Untuk menyusun soal tes menjodohkan harus memperhatikan teknik
berikut: 1) menyesuaikan kompetensi dasar dengan indikator, 2)
kumpulan soal diletakkan dikolom sebelah kiri dan kumpulan jawaban
diletakkan di sebelah kanan, 3) menggunakan kalimat singkat dan terarah
pada pokok permasalahan.
d. Isian singkat
Tes Isian Singkat adalah tes yang ditandai dengan adanya jawaban
pada tempat kosong yang disediakan oleh guru untuk menulis jawabannya
dengan singkat sesuai dengan petunjuk. Cara menyusun tes isian singkat
yaitu: 1) soal yang disusun sebaiknya tidak menggunakan soal yang
terbuka sehingga siswa dapat menjawab dengan terurai, 2) Pernyataan
sebaiknya hanya mengandung satu alternatif jawaban, 3) Titik-titik
7
Tes motivasi berprestasi adalah tes yang dilakukan oleh guru kepada
peserta didik untuk mendorong motivasi peserta didik dalam belajar sehingga
dapat memperoleh prestasi lebih baik dari sebelumnya.
4. Tes Kreativitas
Tes kreativitas adalah tes yang dilakukan oleh guru kepada peserta didik
untuk mengukur kreativitas peserta didik dalam belajar, sehingga akan terlihat
kemampuan saat melakukan tugas yang dilakukan oleh guru maupun saat
bertingkah laku didalam kelas.
5. Tes Lisan
Tes lisan adalah tes yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab
secara langsung terhadap peserta dididk baik satu persatu, berpasangan, dalam
kelompok ataupun klasikal. Aspek yang dapat dinilai dari tes ini yaitu:
hasil dapat dilakukan lebih dari satu kali. Fokus penilaian tidak harus pada semua
indikator pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan, namuan dapat dipilih yang
berkenaan dengan indikator esensial dan mencerminkan hasil akhir pencapaian
kompetensi dasarnya.
sedang jawaban yang kurang dari 75% dinyatakan belum berhasil dan harus
mengulang kembali.
Muncul pertanyaan bahwa apakah siswa yang dapat menjawab benar
75% ke atas juga akan memperoleh nilai yang sama? Hal ini tergantung pada
sistem penilaian yang digunakan. Jika hanya menggunakan kriteria lulus
dan tidak lulus, berarti siswa yang menjawab benar 75% ke atas adalah
lulus, demikian juga sebaliknya siswa yang menjawab benar kurang dari
75% tidak lulus. Apabila sistem penilaian yang digunakan menggunakan
model A, B, C, D atau standar yang lain, kriteria ditetapkan berdasarkan
rentangan skor atau skala interval.
Perlu dijelaskan bahwa kriteria atau patokan yang digunakan dalam PAP
bersifat mutlak. Artinya kriteria itu bersifat tetap, setidaknya untuk jangka
waktu tertentu dan berlaku bagi semua siswa yang mengikuti tes di lembaga
yang bersangkutan.
3. Perbedaan CRT dan NRT didasarkan atas 3 kriteria:
a. Pengembangan tes
b. Standar penilaian performance siswa
c. Maksud tes
2. Ranah Afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.
Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif yang
tinggi. Ranah afektif ini oleh Krathwohl dan kawan-kawan dirinci ke dalam
beberapa jenjang atau taraf afektif, yaitu :
a) Receiving atau attending adalah kepekaan seseorang dalam menerima
rangsangan atau stimulus dari luar yang datang kepada dirinya dalam
bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain.
b) Responding atau menanggapi mengandung arti "adanya partisipasi
aktif". Jadi, Kemampuan responding adalah kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena
tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan cara tertentu.
c) Valuing artinya memberikan nilai atau penghargaan terhadap suatu
kegiatan atau objek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan,
dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan.
d) Organization artinya mempertemukan perbedaan nilai sehingga
terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang membawa kepada
perbaikan umum. Mengatur atau mengorganisasikan merupakan
pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk di
dalamnya hubungan satu nilai dengan nilai yang lain, pemantapan dan
prioritas nilai yang telah dimilikinya.
e) Characterization by a value complex yakni keterpaduan semua sistem
nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya. Nilai itu telah tertanam secara
konsisten dalam sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya.
3. Ranah psikomotor
Ranah Psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan
atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
17
Skala penilaian adalah salah satu bentuk pedoman observasi yang dipergunakan
untuk mengumpulkan data individu dengan menggolongkan, menilai tingkah laku
individu atau situasi dalam tingkatan-tingkatan tertentu. Skala penilaian memiliki
kesamaan dengan ceklis. Meskipun terdapat perbedaan-perbedaan dengan ceklis.
Karena ceklis digunakan untuk menandai apakah sebuah perilaku hadir atau tidak,
sedangkan skala penilaian menghendaki penilaian dilakukan menurut pertimbangan
kualitatif menyangkut tingkat kehadiran sebuah perilaku. Sebuah skala penilaian
mengandung seperangkat karakteristik atau kualitas yang harus diputuskan dengan
menggunakan suatu prosedur yang sistematis. Skala penilaian biasanya terdiri dari
suatu daftar yang berisi gejala-gejala atau ciri-ciri tingkah laku yang harus dicatat
19
secara bertingkat, sehingga observer tinggal memberi tanda cek pada tingkat mana
gejala atau ciri-ciri tingkah laku itu muncul.
Adapun gejala atau ciri-ciri tingkah laku yang dapat diamati dengan alat skala
penelitian, antara lain: partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi, kegiatan partisipasi
siswa dalam kegiatan diskusi, kegiatan belajar dengan sistem modul, kehadiran siswa
dalam mengikuti pelajaran di kelas, kebiasaan mengganggu teman, ketrampilan di
dalam kelas, dan lain-lain topik yang relevan dengan kehidupan di sekolah.
adafrekuensi (f), sama dengan 25 tanda cek dengan rincian: nilai 1 sebanyak
5 kali; nilai 2 sebanyak 5 kali; nilai 3sebanyak 10 kali; nilai 4 sebanyak 5
kali. Keseluruhan nilainya sama dengan 65.
c. Menghitung prosentase kemunculan gejala perilaku dengan rumus, yaitu
f/N X 100 dan diperoleh indeks sebesar 59,09 %.
d. Mencocokkan indeks prosentase dengan kriteria untuk memperoleh
kesimpulan. Berdasarpada kriteria, indeks yang didapat termasuk dalam
kategori penilaian “aktif dalam berpartisipasi”. Maka, dapat disimpulkan
bahwa “siswa termasuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan diskusi”
2. Skala penilaian tergolong cepat dan mudah, karena dalam skala sudah tersedia
penjelasan perilaku siswa, sehingga akan lebih mudah melakukan penilaian.
Skala penilaian dapatdiaplikasikan secara langsung. Hal ini dikarenakan skala
penilaian umumnya mudah dimengerti dan universal,disebabkan karena
indikator memberikan penjelasan yangdibutuhkan dalam menilai.
3. Skala penilaian umumnya konsisten sehingga guru dapat dengan
mudahmengembangkannya. Secara keseluruhan skala penilaian memberikan
banyak kemudahandalam menilai, hampir sama dengan ceklis tetapi indikator
dalam skala penilaian lebihterarah.
F. Kelemahan Skala penilaian
1. Skala penilaian dapat dikatakan subjektif, karenanya banyak kesalahan dalam
melihat rata-rata dan kesamaan dalam setiap permasalahan. Guru biasanya
menilai siswa berdasarkaninteraksi sebelumnya atau berdasarkan emosi
dibandingkan dengan objektivitas. Penilaian yang berulang merepresentasikan
sikap guru terhadap siswa sebenarnya.
2. Dalam skala penilaian terdapat perbedaan mengenai indicator penjelas juga
merupakankelemahan skala, adanya perbedaan interpretasi antara “kadang-
kadang dan jarang”. Skalapenilaian memberikan gambaran yang sedikit tentang
perilaku. Seperti ceklis yangmengindikasikan keberadaan perilaku, maka skala
penilaian tidak memberikan informasitambahan dalam menjelaskan suasana
yang sebenarnya. Tidak seperti observasi yangmembahas lebih komprehensif
informasi mengenai keseluruhan aspek, namun juga memberikan penjelasan
mengenai sebab akibat.
G. Mengembangkan Skala Penilaian
Mutu skala penilaian juga tergantung dari kespesifikan dalam deskripsi
penilaian ketika merancang skala penilaian, ikuti beberapa langkah berikut:
1. Identifikasi hasil pembelajaran dari tugas yang diharapkan untuk dinilai.
2. Tentukan karakteristik hasil pembelajaran yang sesuai untuk dinilai dalam skala.
Karakteristik haruslah bisa diamati secara langsung dan point-point dalam skala
ditunjukkan dengan jelas.
3. Sediakan antara tiga atau tujuh posisi penilaian dalam skala. Jumlah point dalam
skala akan tergantung dari berapa banyak perbedaan yang jelas dalam level
pemenuhan yang diperlukan dalam penilaian.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Instrumen penilaian adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis,
sehingga dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau
mengumpulkan data mengenai suatu variabel. Instrumen evaluasi penialain dibagi
menjadi 2 yaitu, penilaian objektif dan penilaian non objektif.
Penilaian Acuan Norma (PAN) adalah penilaian yang dilakukan dengan
mengacu pada norma kelompok atau nilai-nilai yang diperoleh siswa dibandingkan
dengan nilai-nilai siswa lain dalam kelompok tersebut. Penilaian Acuan Patokan
(PAP) adalah model pendekatan penilaian yang mengacu kepada suatu kriteria
pencapaian tujuan (TKP) yang telah ditetapkan sebelumnya.
Penilaian Acauan Normatif (PAN) biasanya mengukur sejumlah besar perilaku
khusus dengan sedikit butir tes untuk setiap perilaku. Penilaian Acuan Patokan
(PAP) biasanya mengukur perilaku khusus dalam jumlah yang terbatas dengan
banyak butir tes yang untuk setiap perilaku.
Skala penilaian adalah salah satu bentuk pedoman observasi yang dipergunakan
untuk mengumpulkan data individu dengan menggolongkan, menilai tingkah laku
individu atau situasi dalam tingkatan-tingkatan tertentu. Bentuk skala penilaian
ada 3 yaitu skala penilaian kuantitatiff, deskriptif, dan grafis.
Kelebihan skala penilaian umumnya dapat digunakan untuk menilai sebuah
karakteristik social anak,ketika guru mencoba untuk menetukan kemampuan anak
dalam bersosialisasi di dalamkelas, skala indicator yang digunakan lebih baik dari
pada hanya sekedar jawaban ya atautidak dalam ceklis, tidak seperti observasi
yang lebih terbuka, skala penilaian memilikiindicator arahan yang mewakili
perilaku dan tingkat kerja sama dalm bersosialisasi. Kelemehana skala penilaian
dapat dikatakan subjektif, karenanya banyak kesalahan dalam melihat rata-rata dan
kesamaan dalam setiap permasalahan. Guru biasanya menilai siswa
berdasarkaninteraksi sebelumnya atau berdasarkan emosi dibandingkan dengan
objektivitas. Penilaian yang berulang merepresentasikan sikap guru terhadap siswa
sebenarnya.
24
25
Jadi baik instrumen penilaian, acuan , maupun skala penilaian sangat penting
diketahui oleh seorang pendidik supaya dalam proses belajar nantinya
memudahkan pendidik untuk memanfaatkan metode dan teknik penilaian supaya
lebih mudah untuk mengetahui dan mengukur kemampuan peserta didiknya
3.2 Saran
1. Pendidik sebaiknya mengetahui mengenai berbagai macam instrumen
penilaian untuk mengetahui dan mengukur kemampuan peserta didiknya.
2. Pendidik sebaiknya mengetahuai berbagai macam teknik dalam pengolahan
dan pengonversian hasil evaluasi dengan memanfaatkan metode penilaian
acuan norma dan penilaian acuan patokan.
3. Pendidikan diharapkan memahami mengenai skala penilaian untuk
mengumpulkan data individu dan menggolongkan, menilai tingkah laku
individu, atau situasi dalam tingkatan-tingkatan tertentu.
DAFTAR RUJUKAN
Hamzah B uno, dkk, “Assesment Pembelajaran”, (Jakarta: PT. Bumi Aksara 2013)
Kasmina & Kusna, A. (2002), Seri Pendalaman Materi Matematika SMK dan MAK
Program Keahlian Teknologi, Kesehatan dan Pertanian. Jakarta: Eralangga.
26