Anda di halaman 1dari 37

PEDOMAN PENILAIAN

SMA AL KAUTSAR JAKARTA


TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Jl. Jembatan Selatan No.6 Blok A ,Pulo, Kec. Kby. Baru, Kota
Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12160

i
SMA AL KAUTSAR
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan dokumen
Pedoman Penilaian Pendidikan pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah sebagai salah satu
perangkat kelengkapan Dokumen Kurikulum 2013.Penyusunan dokumen ini dalam rangka
menindaklanjuti program-program prioritas yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2010-2014 dan dalam Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional
2010-2014.

Penghargaan dan ucapan terimakasih disampaikan kepada Bapak Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Tim Nara Sumber, Tim Pengarah, Tim Internal Kemdikbud, Tim Inti, Tim Teknis,
dan Tim Pengembang yang telah meluangkan waktu untuk menulis dan memberikan kontribusi
pemikiran yang komprehensif dalam mewujudkan Dokumen Kurikulum 2013 ini. Penghargaan
yang sama juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan masukan baik secara
tertulis, melalui media elektronik dan cetak, maupun secara lisan guna penyempurnaan Kurikulum
2013.

Kepala SMA Al Kautsar Jakarta

Indrasini Yuliawati, S.Si

ii
SMA AL KAUTSAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................... 1


A. Latar Belakang ............................................................... 1
B. Tujuan Panduan Penilaian.............................................. 1
C. Pengertian-pengertian .................................................... 2

BAB II HAKIKAT PENILAIAN ..................................................... 3


A. Penilaian Berdasarkan Standar ...................................... 4
B. Penilaian Kelas Otentik (AuthenticAssessment) ............ 4
C. Keterkaitan Penilaian dengan Proses Pembelajaran ...... 8

BAB III PRINSIP, PENDEKATAN, DAN KARAKTERISTIK PENILAIAN 10


A. Prinsip Penilaian .......................................................... 10
B. Pendekatan Penilaian ................................................... 10
C. Karakteristik Penilaian ................................................. 11

BAB IV METODE DAN TEKNIK PENILAIAN ........................... 13


A. Metode Penilaian ......................................................... 13
B. Teknik dan Instrumen Penilaian .................................. 13

BAB V PEMANFAATAN DAN PELAPORAN HASIL PENILAIAN 31


A. Pemanfaatan Hasil Penilaian........................................ 31
B. Pelaporan Hasil Penilaian Kelas .................................. 31
C. Penentuan Kenaikan Kelas .......................................... 33

BAB VI PENUTUP.......................................................................... 34

iii
SMA AL KAUTSAR
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, pembelajaran pada tingkat dasar dan menengah mengikuti Standar Penilaian.
Standar penilaian adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan penilaian pada
jenjang tingkat dasar dan menengah, mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut
penilaian hasil pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan.

Rendahnya mutu pendidikan Indonesia telah banyak disadari oleh berbagai pihak, terutama
oleh para pemerhati pendidikan di Indonesia. Sehubungan dengan kondisi tersebut, tidak ada
pilihan lain bagi pemerintah kecuali melakukan berbagai pembaharuan dan penyempurnaan
sistem pendidikan secara menyeluruh agar bangsa ini dapat bersaing di era global yang
semakin kompetitif. Dalam rangka melakukan pembaharuan sistem pendidikan tersebut,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sedang melakukan
penyempurnaan kurikulum nasional untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah yang akan
diberlakukan mulai tahun ajaran baru 2013.

Perubahan kurikulum kali ini hendaknya dipahami tidak hanya sekedar penyesuaian substansi
materi dan format kurikulum dengan tuntutan perkembangan, tetapi pergeseran dan penguatan
paradigma pendidikan yang berorientasi hasil atau standar (outcome-based education). Secara
lebih sederhana, perubahan kurikulum imni mempertegas pergeserat dari apa yang harus
diajarkan ke pertanyaan tentang apa yang harus dikuasai peserta didik pada tingkatan dan
jenjang pendidikan tertentu. Paradigma ini membawa implikasi, bahwa penilaian tidak
sekedar upaya memperoleh informasi untuk mengkategorikan peserta didik, namun lebih dari
itu harus dipandang sebagai bagian dari pembelajaran untuk membantu peserta didik
mencapai standar kompetensi lulusan (SKL).

Panduan penilaian ini disusun antara lain agar dapat memberi arah bagi guru dan satuan
pendidikan untuk merencanakan dan melaksanakan penilaian bagi peserta didiknya, membuat
keputusan terhadap hasil penilaiannya, serta menindaklanjutinya. Sebagai muaranya, panduan
penilaian ini dapat membantu dan memberikan kesempatan peserta didik untuk belajar secara
optimal, sehingga mampu mencapai SKL pada satuan pendidikan tertentu.

B. Tujuan Panduan Penilaian

Tujuan Panduan Penilaian ini untuk menjadi acuan bagi guru dan satuan pendidikan
SMA/MA, dan SMK/MAK dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian bagi peserta
didiknya, membuat keputusan terhadap hasil penilaiannya, serta menindaklanjutinya pada tingkat
satuan pendidikan yang bersangkutan.

1
SMA AL KAUTSAR
C. Pengertian-pengertian

Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten sebagai
perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik.

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang


mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan
Permendikbud No. .... Tahun 2013.

Standar Penilaian (SPen)untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup


perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut penilaian hasil pembelajaran. SPen ditetapkan
dengan Permendikbud No.... Tahun 2013.

Kompetensi Inti adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara konsisten sebagai
perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan/atau keterampilan yang dimiliki oleh peserta
didiksetelah menyelesaikan kelas tertentu.Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara
kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (kognitif
dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah dan kelas
tertentu.

Kompetensi Dasar adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindaksecara konsisten


sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan/atauketerampilan yang dimiliki oleh peserta
didik setelah mempelajaribahasan (materi pokok) tertentu.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada semester tertentu yang mencakup kompetensi inti,
kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran detil pada suatu
materi pokok atau tema tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, tujuan, kegiatan pembelajaran, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber belajar.

2
SMA AL KAUTSAR
BAB II
HAKIKAT PENILAIAN

Dalam pedoman ini, pengertian penilaian sama dengan asesmen (assessment). Terdapat tiga
kegiatan yang perlu didefinisikan, yakni pengukuran (measurement), penilaian dan evaluasi
(evaluation). Ketiga istilah tersebut memiliki makna yang berbeda, walaupun memang saling
berkaitan.Pengukuran adalah kegiatan membandingkan hasil pengamatan dengan suatu kriteria
atau ukuran.Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi/bukti melalui pengukuran,
menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasi bukti-bukti hasil pengukuran.Evaluasi
adalah proses mengambil keputusan (judgment) berdasarkan hasil-hasil penilaian.

Dari sisi kemampuan yang dinilai, cakupan penilaian meliputi aspek pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan sikap.Dalam Kurikulum 2013, tiga aspek cakupan penilaian dirumuskan dan
dipilah secara eksplisit, baik pada SKL, KI, maupun KD.

a. SKL telah dirumuskan menurut aspek sikap (attitude), keterampilan (skills), dan pengetahuan
(knowledge).
b. KI dirumuskan menurut aspek kompetensi sebagai berikut:
1) KI I: aspek sikap terhadap Tuhan
2) KI II: aspek sikap terhadap diri sendiri dan terhadap lingkungannya
3) KI III: aspek pengetahuan
4) KI IV:aspek keterampilan.
c. Untuk setiap materi pokok tertentu terdapat rumusan KD untuk setiap aspek KI. Jadi, untuk
suatu materi pokok tertentu, muncul 4 KD sebagai berikut:
1) KD pada KI I: aspek sikap terhadap Tuhan(untuk matapelajaran tertentu bersifat generik,
artinya berlaku untuk seluruh materi pokok).
2) KD pada KI II: aspek sikap terhadap diri sendiri dan lingkungannya (untuk matapelajaran
tertentu bersifat relatif generik, namun beberapa materi pokok tertentu ada KD pada KI
II yang berbeda dengan KD lain pada KI II).
3) KD pada KI III: aspek pengetahuan
4) KD pada KI IV: aspek keterampilan

Berbagai metode dan instrumen -baik formal maupun nonformal- digunakan dalam penilaian
untuk mengumpulkan informasi.Informasi yang dikumpulkan menyangkut semua perubahan yang
terjadi baik secara kualitatif maupun kuantitatif.Penilaian dapat dilakukan selama pembelajaran
berlangsung (penilaian proses) dan setelah pembelajaran usai dilaksanakan (penilaian
hasil/produk).

Penilaian informal bisa berupa komentar-komentar guru yang diberikan/diucapkan selama proses
pembelajaran. Saat seorang peserta didik menjawab pertanyaan guru, saat seorang peserta didik
atau beberapa peserta didik mengajukan pertanyaan kepada guru atau temannya, atau saat seorang
peserta didik memberikan komentar terhadap jawaban guru atau peserta didik lain, guru telah
melakukan penilaian informal terhadap performansi peserta didik-peserta didik tersebut.

3
SMA AL KAUTSAR
Penilaian proses formal, sebaliknya, merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang
dirancang untuk mengidentifikasi dan merekam pengetahuan dan keterampilan peserta didik.
Berbeda dengan penilaian proses informal, penilaian proses formal merupakan kegiatan yang
disusun dan dilakukan secara sistematis dengan tujuan untuk membuat suatu simpulan tentang
kemajuan peserta didik.

A. Penilaian Berdasarkan Standar

Sebuah standar, serendah apapun ia,diperlukan karena ia berperan sebagai patokan dan
sekaligus pemicu untuk memperbaiki aktivitas hidup. Dalam konteks pendidikan, standar
diperlukan sebagai acuan minimal (dalam hal kompetensi) yang harus dipenuhi oleh seorang
lulusan dari suatu lembaga pendidikan sehingga setiap calon lulusan dinilai apakah yang
bersangkutan telah memenuhi standar minimal yangtelah ditetapkan. Dengan
diterapkannyastandar dalam bentuk Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Kompetensi Inti
(KI), dan Kompetensi Dasar (KD) sebagai acuan dalam proses pendidikan, diharapkan
semua komponen yang terlibat dalam pengelolaan pendidikan di semua tingkatan, termasuk
anak didik itu sendiri akan mengarahkan upayanya pada pencapaian standar dimaksud.
Diharapkan dengan pendekatan ini guru memiliki orientasi yang jelas tentang apa yang harus
dikuasai anak disetiap tingkatan dan jenjang, serta pada saat yang sama memiliki kebebasan
yang luas untuk mendesain dan melakukan proses pembelajaran yang ia pandang paling
efektif dan efisien untuk mencapai standar tersebut. Dengan demikian, guru didorong untuk
menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran tuntas (masterylearning) serta tidak berorientasi
pada pencapaian target kurikulumsemata.

B. Penilaian Kelas Otentik (Authentic Assessment)

Seperti dijelaskan di atas, implikasi diterapkannya standar kompetensi adalah proses penilaian
yang dilakukan oleh guru, baik yang bersifat formatif maupun sumatif harus menggunakan
acuan kriteria. Untuk itu, dalam menerapkan standar kompetensi guru harus mengembangkan
penilaian otentik berkelanjutan (continuous authentic assessment) yang menjamin pencapaian
dan penguasaan kompetensi.

Penilaian otentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan
pencapaian pembelajaran yang dilakukan anak didik melalui berbagai teknik yang mampu
mengungkapkan, membuktikan,atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran
dan kemampuan (kompetensi) telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Berikut adalah prinsip-
prinsip penilaian otentik.

 Proses penilaian harus merupakan bagian yang takterpisah kandari proses


pembelajaran,bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran(apartof,not apart
from,instruction),

 Penilaian harus mencerminkan masalah dunianyata (realworldproblems), bukan masalah


dunia sekolah (schoolwork-kindofproblems),

 Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metoda dan criteria yang sesuai dengan

4
SMA AL KAUTSAR
karakteristik dan esensi pengalaman belajar,

 Penilaian harus bersifat holistic yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran
(sikap, keterampilan, dan pengetahuan).

Karakteristik penilaian kelas:

 Pusatbelajar. Penilaian kelasberfokus perhatian guru dan siswa pada pengamatan dan
perbaikan belajar, dari pada pengamatan dan perbaikan mengajar. Penilaian kelas
member informasi dan petunjuk bagi guru dan siswa dalam membuat pertimbangan
untuk memperbaiki hasil belajar.

 Partisipasiaktifsiswa. Karena difokuskan pada belajar, maka penilaian kelas


memerlukan partisipasi aktif siswa. Kerjasama dalam penilaian, siswa memperkuat
penilaian materi mata pelajaran dan skill dirinya. Guru memotivasi siswa agar
meningkatdengantiga pertanyaan bagi guru: (1) apakah kemampuan dasar dan
pengetahuan saya sudah tepat untuk mengajar?;(2) bagaimana saya dapat menemukan
bahwa siswa sedang belajar?;(3) bagaimana saya dapat membantu siswa belajar lebih
baik? Karena guru bekerja lebih dekat dengan siswa untuk menjawab pertanyaan ini,
maka guru dapat memperbaiki skill mengajarnya.

 Formatif. Tujuan penilaian kelas adalah untuk memperbaiki mutu belajar siswa.
Penilaian bukan hanya untuk member nilai atau skor (grading) siswa, tetapi juga untuk
mendapatkan informasi bagi perbaikan mutubelajar siswa.

 Kontekstualspesifik. Pelaksanaan penilaian kelas adalah jawaban terhadap kebutuhan


khusus bagi guru dan siswa. Kebutuhan khusus berada dalam kontekstual guru dan siswa
yang harus bekerja dengan baik dalam kelas.

 Umpanbalik. Penilaian kelas adalah suatu alur prosesu mpanbalik (feedback loop) di
kelas. Dengan sejumlah TPK, guru dan siswa dengan cepat dan mudah menggunakan
umpan balik dan melakukan saran perbaikan belajar berdasarkan hasil-hasil penilaian.
Untuk mengecek pemanfaatan saran tersebut, pimpinan sekolah menggunakan hasil
penilaian kelas,dan melanjutkan pengecekan alur umpanbalik. Karena pendekatan
umpan balikinidalam kegiatan di kelassetiap hari,maka komunikasi alur hubungan antara
pimpinan sekolah, guru dan siswa dalam KBM akan menjadi lebih efisien dan lebih
efektif.

 Berakar dalam praktek mengajar yang baik. Penilaian kelasa dalah suatu usaha untuk
membangun praktek mengajar yang lebih baik dengan melakukan umpan balik pada
pembelajaran siswa lebih sistimatik, lebih fleksibel, dan lebih efektif.Guru siap
menanyakan dan mereaksi pertanyaan siswa, memonitor bahasa badan dan ekspresi
wajah siswa, mengerjakan pekerjaan rumah dan tes siswa, dan seterusnya. Penilaian kelas
memberi suatu cara untuk melakukan penilaian secara menyeluruh dan sistimatik dalam
proses KBM dikelas.

Penilaian di kelas oleh guru hendaknya diarahkan pada empat (4) tujuan berikut.

5
SMA AL KAUTSAR
a. Penelusuran (Keeping track), yaitu untuk menelusuri agar proses pembelajaran anak didik
tetap sesuai dengan rencana.Guru mengumpulkan informasi sepanjang semester dan
tahun pelajaranmelalui berbagai bentuk penilian kelas agar memperoleh gambaran
tentang pencapaian kompetensi oleh siswa.

b. Pengecekan(Checking-up),yaituuntukmengecekadakah kelemahan- kelemahan yang


dialami anakdidik dalam proses pembelajaran.Melalui penilaian kelas, baik yang bersifat
formal maupun informal guru melakukan pengecekan kemampuan (kompetensi) apayang
siswa telah kuasai dana pa yang belum dikuasai.

c. Pencarian (Finding-out), yaitu untuk mencari dan menemukan hal-hal yang menyebabkan
terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran. Guru harus selalu
menganalisis dan merefleksikan hasil penilaian kelas dan mencari hal-hal yang
menyebabkan proses pembelajaran tidak berjalan secaraefektif.

d. Penyimpulan (Summing-up), yaitu untuk menyimpul kanapakah anak didik telah


menguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum atau belum.
Penyimpulan sangat penting dilakukan guru, khususnya pada saat guru diminta melapor
kan hasil kemajuan belajar anak kepada orang tua, sekolah, atau pihak lain seperti diakhir
semester atau akhir tahun ajaran baik dalam bentuk rapor siswa atau bentuk lainnya.

Penilaian kelas yang disusun secara terencana dan sistematis oleh guru memiliki fungsi
motivasi, belajar tuntas, efektivitas pengajaran,dan umpan balik.

 Fungsi Motivasi, penilaian yang dilakukan oleh guru di kelas harus mendorong motivasi
siswa untuk belajar. Latihan, tugas, dan ulangan yang diberikan guru harus
memungkinkan siswa melakukan proses pembelajaran baik secara individu maupun
kelompok. Bentuk latihan, tugas dan ulangan harus dirancang sedemikian rupa sehingga
siswa terdorong untuk terus belajar dan merasa kegiatan tersebut menyenangkan dan
menjadi kebutuhannya. Dengan mengerjakan latihan, tugas, dan ulangan yang diberikan
siswa sendiri memperoleh gambaran tentang hal-hal apa yang diasudah kuasai dan belum
dikuasai. Jika siswa merasa ada hal-hal yang belum dia kuasai, ia terdorong untuk
mempelajarinya lagi.

 Fungsi Belajar Tuntas, penilaian di kelas harus diarahkan untuk memantau ketuntasan
belajar siswa. Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh guru adalah apakah siswa sudah
menguasai kemampuan yang diharapkan, siapa dari siswa yang belum menguasai
kemampuan tertentu,dan tindakan apa yang harus dilakukan agar siswa akhirnya
menguasai kemampuan tersebut. Ketuntasan belajar harus menjadi focus dalam
perancangan materi yang harus dicakup setiap kali guru melakukan penilaian. Jika suatu
kemampuan belum dikuasai siswa, penilaian harus terus dilakukan untuk mengetahui
apakah semua atau sebagian besar siswa telah menguasai kemampuan tersebut. Rencana
penilaian harus disusun sesuai dengan target kemampuan yang harus dikuasai siswa pada

6
SMA AL KAUTSAR
setiap semester dan kelas sesuai dengan daftar kemampuan yang telah ditetapkan.

 Fungsi sebagai Indikator Efektivitas Pengajaran, di samping untuk memantau


kemajuan belajar siswa, penilaian kelasjuga dapat digunakan untuk melihat seberapa jauh
proses belajar mengajar telah berhasil. Apabila sebagian besar atau semua siswa telah
menguasai sebagian besar atau semua kemampuan yang diajarkan, maka dapat
disimpulkan bahwa proses belajar mengajar telah berhasil sesuai dengan rencana. Apabila
guru menemukan bahwa hanya sebagian siswa saja yang menguasai kemampuan yang
ditargetkan, guru perlu melakukan analisis dan refleksi mengapa hal ini terjadi dan apa
tindakan yang harus guru lakukan untuk meningkatkan efektivitas pengajaran.

 Fungsi Umpan balik,hasil penilaian harus dianalisis oleh guru sebagai bahan umpan
balik bagi siswa dan guru itu sendiri. Umpan balik hasil penilaian sangat bermanfaat bagi
siswa agar siswa mengetahui kelemahan yang dialaminya dalam mencapai kemampuan
yang diharapkan, dan siswa diminta melakukan latihan dan atau pengayaan yang
dianggap perlubaik sebagai tugas individu maupun kelompok. Analisis hasil penilaian
juga berguna bagi guru untuk melihat hal-hal apa yang perlu diperhatikan secara serius
dalam proses belajar mengajar. Misalnya, analisis terhadap kesalahan yang umum
dilakukan siswa dalam memahami konsep tertentu menjadi umpan balik bagi guru dan
melakukan perbaikan pada proses belajar mengajar berikutnya. Dalam hal-hal tertentu
hasil penilaian juga dapat menjadi umpan balik bagi sekolah dan orang tuaa gar secara
bersama-sama mendorong dan membantu ketercapaian target penguasaan kemampuan
yang telah ditetapkan.

Agar penilaian kelas memenuhi tujuan dan fungsi sebagaimana dijelaskan di atas, perlu
diperhatikan hal-hal berikut.

 Mengacuke Kemampuan (competencyreferenced), Penilaian kelas perlu disusun dan


dirancang untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kemampuan sesuai dengan
target yang ditetapkan dalam kurikulum. Materi yang dicakup dalam penilaian kelas harus
terkait secara langsung dengan indikator pencapaian kemampuan tersebut. Ruang lingkup
materi penilaian disesuaikan dengan tahapan materi yang telah diajarkan serta
pengalaman belajar siswa yang diberikan. Materi penugasan atau ulangan harus betul-
betul merefleksikan setiap kemampuan yang ditargetkan untuk dikuasai siswa. Hanya
materi yangsecara esensial terkait langsung dengan kemampuan yang perlu dicakup
dalam penilaian di kelas. Materi yang tidak langsung terkait dengan kemampuan tidak
perludi cakup dalam penilaian dikelas. Namun demikian, guru tetap dapat mencatat hal-
hal tersebut sebagai bahan dalam melakukan analisis dan umpan balik hasil penlaian.

 Berkelanjutan (Continuous), Penilaian yang dilakukan di kelas oleh guru harus


merupakan proses yang berkelanjutan dalam rangkaian rencana mengajar guru selama
satu semester dan tahun ajaran. Rangkaian aktivitas penilaian kelas yang dilakukan guru
melalui pemberian tugas, pekerjaan rumah (PR), ulangan harian, ulangan tengah dan
akhir semester, serta akhir tahun ajaran merupakan proses yang berkesinambungan dan
berkelanjutan selama satutahun ajaran.

7
SMA AL KAUTSAR
 Didaktis, Alat yang akan digunaka nuntuk penilaian kelas berupa tes maupun non-tes
harus dirancang baik isi, format, maupun tata letak (layout) dan tampilannya agar siswa
menyenangi dan menikmati kegiatan penilaian. Perancangan bahan penilaian yang kreatif
dan menarik dapat mendorong siswa untuk menyelesaikan tugas penilaian, baik yang
bersifat individual maupun kelompok dengan penuh antusias dan menyenangkan. Alat
penilaian kelas seperti ini dapat menumbuhkan rasa keingintahuan siswa lebih dalam dan
dorongan belajar lebih kuat.

 Menggali Informasi, Penilaian kelas yang baik harus dapat memberikan informasi yang
cukup bagi guru untuk mengambil keputusan dan umpan balik. Pemilihan metoda, teknik,
dan alat penilaian yang tepat sangat menetukan jenis informasi yang ingin digali dari
proses penilaian kelas. Acuan sederhana yang dapat digunakan guruad alah
prinsip"sedikit-tapi-banyak" (less-is-more). Prinsi pini dimaksud kan agar guru
melakukan penilaian dengan cakupan materi dan kemampuan yang tidak terlalu banyak
tetapi informasi yang diperoleh dari hasil penilaian tersebut sangat dalam dan luas. Oleh
karenanya, bentuk soal dan penugasan yang terbuka, seperti soal uraian dan pemecahan
masalah sangat dianjurkan untuk ulangan harian yang disiapkan guru. Sebaliknya, bentuk
soal lebih tertutup, seperti pilihanganda dan uraian terstruktur, lebih dianjurkan untuk
penilaian yang materinya bersifat luas dan komprehensif seperti pada ulangan akhir
semester dan akhir tahun ajaran.

 Melihat yang benar dan yang salah, Dalam melaksanakan penilaian, guru hendaknya
melakukan analisis terhadap hasil penilaian dan kerja siswa secara seksama untuk melihat
adanya kesalahan yang secara umum terjadi pada siswa dan sekaligus melihat hal-hal
positif yang diberikan siswa. Hal-hal positif tersebut dapat berupa, misalnya, jawaban
benar yang diberikan siswa di luar perkiraan atau cakupan yang ada pada guru. Siswa
yang memiliki kelebihan kecerdasan, pengetahuan, dan pengalaman sangat mungkin
memberikan jawaban dan penyelesain masalah yang tidak tersedia pada bahan yang
diajarkan di kelas. Demikian juga,melihat pola kesalahan yang umum dilakukan siswa
dalam menjawab dan menyelesaikan masalah untuk materi serta kompetensi tertentu
sangat membantu guru dalam melakukan perbaikan dan penyesuaian program belajar
mengajar. Analisis terhadap kesalahan jawaban dan penyelesaian masalah yang diberikan
siswa sangat berguna untuk menghindari terjadinya miskonsepsi dan ketidak jelasan
dalam proses pembelajaran. Guru hendaknya memberikan penekanan terhadap
kesalahan-kesalahan yang bersifat umum tersebut.

C. Keterkaitan Penilaian dengan Proses Pembelajaran

Penilaian kelas yangbaik mempersyaratkan adanya keterkaitan langsung dengan aktivitas


proses belajar mengajar (PBM). Demikian pula, PBM akan berjalan efektif apabila didukung
oleh penilaian kelas yang efektif oleh guru. Penilaian merupakan bagian integral dari proses
belajar mengajar. Kegiatan penilaian harus dipahami sebagai kegiatan untuk mengefektifkan
prosesbelajar mengajar agarsesuai dengan yang diharapkan.

8
SMA AL KAUTSAR
Keterkaitan dan keterpaduan antara penilaian dan PBM dapat digambarkan pada siklus
dibawah ini.

Rencana
Pembelajaran

Pelaksanaan
Umpan Balik
Pembelajaran

Penilaian

Gambar 1. Siklus keterkaitan penilaian dan proses pembelajaran

Pada gambar di atas tampak jelas bahwa langkah yang guru lakukan dalam rangkaian
aktivitas pengajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), proses
pembelajaran, penilaian, analisis dan umpan balik. Dalam menyusun RPP ini hal-hal yang
harus dipertimbangkan meliputi rincian kompetensi yang harus dicapai siswa, cakupan dan
kedalaman materi, indicator pencapaian kompetensi, pengalaman belajar yang harus dialami
siswa, persyaratan sarana belajar yang diperlukan, dan metoda serta prosedur untuk menilai
ketercapaian kompetensi.

Setelah RPP tersusun dengan baik, guru melakukan kegiatan belajar mengajar sesuai rencana
tersebut. Hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam proses belajar mengajar ini adalah
adanya interaksi yang efektif antara guru, siswa,dan sumber belajar lainnya sehingga
menjamin terjadinya pengalaman belajar yang mengarah kepenguasaan kompetensi oleh
siswa. Siswa didorong untuk melakukan pengamatan, bertanya, membuat asosiasi,
melakukan pengamatan lanjutan, melakukan analisis, menyajikannya, dan melakukan
refleksi diri.Untuk mengetahui denganpasti ketercapaian kompetensi dimaksud, guru harus
melakukan penilaian secara terarah dan terprogram. Penilaian harus digunakan sebagai proses
untuk mengukur dan menentukan tingkat ketercapaian kompetensi, dan sekaligus untuk
mengukur efektivitas proses belajar mengajar. Untuk itu, penilaian yang efektif harus diikuti
oleh kegiatan analisis terhadap hasil penilaian dan merumuskan umpan balik yang perlu
dilakukan dalam perencanaan proses belajar mengajar berikutnya. Dengan demikian, rencana
mengajar yang disiapkan guru untuk siklus pembelajaran berikutnya harus didasarkan pada
hasil dan umpan balik penilaian sebelumnya. Jika ini dilakukan, maka kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan sepanjang semester dan tahun pelajaran merupakan rangkaian dari
siklus pembelajaran yang saling bersambung. Pembelajaran secara tuntas dan pencapaian
kompetensi akan dapat dijamin apabila siklus PBM yang satu terkait dengan siklus PBM
berikutnya.

9
SMA AL KAUTSAR
BAB III
PRINSIP, PENDEKATAN, DAN KARAKTERISTIK PENILAIAN

D. Prinsip Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan
pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang
diukur.

b. objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai.

c. adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat,
status sosial ekonomi, dan gender.

d. terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

e. terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

f. menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua


aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau perkembangan kemampuan peserta didik.

g. sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti
langkah-langkah baku.

h. beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang
ditetapkan.

i. akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya.

j. edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan pendidikan peserta
didik

E. Pendekatan Penilaian

Penilaian menggunakan pendekatan sebagai berikut:

1. Acuan Patokan
Semua kompetensi perlu dinilai dengan menggunakan acuan patokan berdasarkan pada
indikator hasil belajar.Sekolah menetapkan acuan patokan sesuai dengan kondisi dan
kebutuhannya.

2. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar ditentukan dengan kriteria minimial ideal sebagai berikut:

10
SMA AL KAUTSAR
a) Untuk KD pada KI II dan KI III, seorang peserta didik dinyatakan belum tuntas belajar
untuk menguasai kompetensi dasar yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator
nilai < 75 dari hasil tes formatif; dan
b) Untuk KD pada KI II dan KI III, seorang peserta didik dinyatakan sudah tuntas belajar
untuk menguasai kompetensi dasar yang dipelajarinya apabila menunjukkan indikator
nilai > 75 dari hasil tes formatif.
c) Untuk KD pada KI I dan KI II, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan dengan
memperhatikan aspek sikap pada KI I dan KI II untuk seluruh matapelajaran, yakni
jika profil sikap siswa secara umum berada pada kategori baik menurut standar yang
ditetapkan satuan pendidikan yang bersangkutan.

Implikasi dari kriteria ketuntasan belajar tersebut adalah sebagai berikut:

a) Untuk KD pada KI II dan KI IV: diberikan remedial individual sesuai dengan


kebutuhan kepada peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 75;

b) Untuk KD pada KI II dan KI IV: diberikan kesempatan untuk melanjutkan


pelajarannya ke kompetensi dasar berikutnya kepada peserta didik yang memperoleh
nilai 75 atau lebih dari 75; dan

c) Untuk KD pada KI III dan KI IV: diadakan remedial klasikal sesuai dengan kebutuhan
apabila lebih dari 75% peserta didik memperoleh nilai kurang dari 75.

d) Untuk KD pada KI I dan KI II, pembinaan terhadap siswa yang secara umum profil
sikapnya belum berkategori baik dilakukan secara holistik (paling tidak oleh guru
matapelajaran, guru BK, dan orang tua).

F. Karakteristik Penilaian

1. Belajar Tuntas (mastery learning)

Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI III dan KI IV), peserta
didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu
menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.Asumsi yang
digunakan dalam mastery learning adalah peserta didik dapat belajar apapun, hanya waktu
yang dibutuhkan yang berbeda. Peserta didik yang belajar lambat perlu waktu lebih lama
untuk materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada umumnya.

2. Otentik

Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Penilaian otentik harus


mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara
dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik,
tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

3. Berkesinambungan

11
SMA AL KAUTSAR
Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil
belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus
dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan (Ulangan
Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, atau Ulangan Kenaikan
Kelas).

4. Berdasarkan acuan kriteria

Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi


dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya KKM (kriteria ketuntasan
minimal), yang ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing.

5. Menggunakan teknik penilaian yang bervariasi

Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk kerja,
proyek, pengamatan, dan penilaian diri.

12
SMA AL KAUTSAR
BAB IV
METODE DAN TEKNIK PENILAIAN

G. Metode Penilaian

Penilaian dapat dilakukan melalui metode tes maupun nontes.Metode tes dipilih bila respons
yang dikumpulkan dapat dikategorikan benar atau salah (KD-KD pada KI III dan KI IV). Bila
respons yang dikumpulkan tidak dapat dikategorikan benar atau salah digunakan metode
nontes (KD-KD pada KI I dan II).

Metode tes dapat berupa tes tulis (paper and pencil) atau tes kinerja (performance test).

a) Tes tulis dapat dilakukan dengan cara memilih jawaban yang tersedia (selected-response),
misalnya soal bentuk pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan; ada pula yang
meminta peserta menuliskan sendiri responsnya (supply-response), misalnya soal
berbentuk esai, baik esai isian singkat maupun esai bebas.

b) Tes kinerja juga dibedakan menjadi dua, yaitu restricted performance, yang meminta
peserta untuk menunjukkan kinerja dengan tugas-tugas tertentu yang terstruktur secara
ketat, misalnya peserta diminta menulis paragraf dengan topik yang sudah ditentukan, atau
mengoperasikan suatu alat tertentu; dan extended performance, yang menghendaki peserta
untuk menunjukkan kinerja lebih komprehensif dan tidak dibatasi, misalnya peserta
diminta merumuskan suatu hipotesis, kemudian diminta membuat rancangan dan
melaksanakan eksperimen untuk menguji hipotesis tersebut.

Metode nontes digunakan untuk menilai sikap, minat, atau motivasi. Metode nontes
umumnya digunakan untuk mengukur ranah afektif (KD-KD pada KI I dan KI II).Metode
nontes lazimnya menggunakan instrumen angket, kuisioner, penilaian diri, penilaian rekan
sejawat, dan lain-lain.Hasil penilaian ini tidak dapat diinterpretasi ke dalam kategori benar
atau salah, namun untuk mendapatkan deskripsi tentang profil sikap siswa.

H. Teknik dan Instrumen Penilaian

Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan peserta didik dapat dilakukan berbagai
teknik, baik berhubungan dengan proses maupun hasil belajar. Teknik mengumpulkan
informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara penilaian kemajuan belajar peserta didik
terhadap pencapaian kompetensi. Penilaian dilakukan berdasarkan indikator-indikator
pencapaian hasil relajar, baik pada domain kognitif, afektif, maupun psikomotor. Ada tujuh
teknik yang dapat digunakan, yaitu :

1. Penilaian Unjuk Kerja

Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan
peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian
kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek di
laboratorium, praktek sholat, praktek olahraga, bermain peran, memainkan alat musik,

13
SMA AL KAUTSAR
bernyanyi, membaca puisi/deklamasi dll. Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan
hal-hal berikut:

1) Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk


menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.

2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.

3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.

4) Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat
diamati.

5) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan pengamatan.

Penilaian unjuk kerja dapat menggunakan daftar cek (check-list) dan skala penilaian
(rating scale).

(a) Daftar Cek (Check-list)

Daftar cek dipilih jika unjuk kerja yang dinilai relatif sederhana, sehingga kinerja
peserta didik representatif untuk diklasifikasikan menjadi dua kategorikan saja, ya atau
tidak. Berikut contoh penilaian unjuk kerja dengan check-list.

Penilaian Keterampilan Menggunakan Telpon Tetap

Nama peserta didik :


Kelas :

No. Aspek yang dinilai Ya Tidak

1. Mengangkat gagang telpon


2. Menekan nomor tujuan
3. Menunggu sambungan
4. Menyapa
5. Mengenalkan diri
6. Menyampaikan maksud
7. Menanggapi respon
8. Menutup pembicaraan
9. Menutup telpon
Nilai

(b) SkalaPenilaian (Rating Scale)

Ada kalanya kinerja peserta didik cukup kompleks, sehingga sulit atau merasa tidak
adil kalau hanya diklasifikasikan menjadi dua kategori, ya atau tidak, memenuhi atau
tidak memenuhi. Karena itu dapat dipilih skala penilaian lebih dari dua kategori,
misalnya 1, 2, dan 3. Tetapi setiap kategori harus dirumuskan deskriptornya sehingga
penilai mengetahui kriteria secara akurat kapan mendapat skor 1, 2, atau 3. Daftar
kategori beserta deskriptor kriterianya itu disebut rubrik. Di lapangan sering
14
SMA AL KAUTSAR
dirumuskan rubrik universal, misalnya 1 = kurang, 2 = cukup, 3 = baik. Deskriptor
semacam ini belum akurat, karena kriteria kurang bagi seorang penilai belum tentu
sama dengan penilai lain, karena itu deskriptor dalam rubrik harus jelas dan terukur.
Berikut contoh penilaian unjuk kerja dengan rating scale beserta rubriknya.

15
SMA AL KAUTSAR
Penilaian Kinerja Melakukan Praktikum

Penilaian
No Aspek yang dinilai
1 2 3
1 Merangkai alat
2 Pengamatan
3 Data yang diperoleh
4 Kesimpulan

Rubriknya

Aspek Penilaian
yang dinilai 1 2 3
Merangkai Rangkaian alat Rangkaian alat Rangkaian alat
alat tidak benar benar, tetapi benar, rapi, dan
tidak rapi atau memperhatikan
tidak keselamatan
memperhatikan kerja
keselamatan
kerja
Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan
tidak cermat cermat, tetapi cermat dan
mengandung bebas
interpretasi interpretasi
Data yang Data tidak Data lengkap, Data lengkap,
diperoleh lengkap tetapi tidak terorganisir,
terorganisir, dan ditulis
atau ada yang dengan benar
salah tulis
Kesimpulan Tidak benar Sebagian Semua benar
atau tidak kesimpulan atau sesuai
sesuai tujuan ada yang salah tujuan
atau tidak
sesuai tujuan

2. Penilaian Sikap

a. Pengertian

Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan
seseorang dalam merespons sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai
atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap terdiri dari tiga komponen,
yakni: afektif, kognitif, dan konatif/perilaku. Komponen afektif adalah perasaan yang
dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif
adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen
konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara
tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.

Secara umum, objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran adalah:

1) Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki sikap positif
terhadap mata pelajaran. Dengan sikap`positif dalam diri peserta didik akan
tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi motivasi, dan
akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan.

16
SMA AL KAUTSAR
2) Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap
guru. Peserta didik yang tidak memiliki sikap positif terhadap guru akan cenderung
mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik yang
memiliki sikap negatif terhadap guru/pengajar akan sukar menyerap materi
pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut.
3) Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik juga perlu memiliki sikap
positif terhadap proses pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran
mencakup suasana pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran
yang digunakan. Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan
dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil
belajar yang maksimal.
4) Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi
pelajaran. Misalnya, masalah lingkungan hidup (materi Biologi atau Geografi).
Peserta didik perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai positif
terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus perusakan
lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif terhadap
program perlindungan satwa liar.

b. Teknik Penilaian Sikap

Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik. Teknik-teknik
tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi.
Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam
sesuatu hal. Guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didiknya. Hasil
observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan.Observasi
perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus
tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah.

2) Pertanyaan langsung
Guru juga dapat menanyakan secara langsung tentang sikap siswa berkaitan
dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta didik tentang
kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai “Peningkatan
Ketertiban”.Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi
jawaban dapat dipahami sikap peserta didik itu terhadap objek sikap. Dalam
penilaian sikap peserta didik di sekolah, guru juga dapat menggunakan teknik ini
dalam menilai sikap dan membina peserta didik.

3) Laporan pribadi
Teknik ini meminta peserta didik membuat ulasan yang berisi pandangan atau
tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap.
Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya tentang “Kerusuhan

17
SMA AL KAUTSAR
Antaretnis” yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat
peserta didik dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.

18
SMA AL KAUTSAR
Contoh Format Lembar Pengamatan Sikap Peserta Didik

Hormat pada orang


Sikap

Ketekunan belajar

Tanggung jawab
Ramah dengan
Tenggang rasa

Menepati janji
Keterbukaan

Kedisiplinan

Kepedulian
Kerjasama

Kejujuran
Kerajinan

teman

tua
No

Nama

1
2
3
4
5
6
7
8
Keterangan:
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 sampai dengan 5.
1 = sangat kurang; 2 = kurang; 3 = cukup; 4 = baik dan 5 = amat baik.

19
SMA AL KAUTSAR
3. Tes Tertulis

a. Pengertian

Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta
didik dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon
dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti
memberi tanda, mewarnai, menggambar, dan lain sebagainya.

b. Teknik Tes Tertulis

Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu:

1) Soal dengan memilih jawaban (selected response), mencakup: pilihan ganda,


benar-salah, dan menjodohkan.
2) Soal dengan mensuplai jawaban (supply response), mencakup: isian atau
melengkapi, uraian objektif, dan uraian non-objektif.
Penyusunan instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut.

1) materi, misalnya kesesuaian soal dengan kompetensi dasar dan indikator


pencapaian pada kurikulum tingkat satuan pendidikan;
2) konstruksi, misalnya rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas.
3) bahasa, misalnya rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang
menimbulkan penafsiran ganda.
4) kaidah penulisan, harus berpedoman pada kaidah penulisan soal yang baku dari
berbagai bentuk soal penilaian.

4. Penilaian Proyek

a. Pengertian

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi
sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan
penyajian data. Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan
menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.

Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:

1) Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola
waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
2) Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
3) Keaslian

20
SMA AL KAUTSAR
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap
proyek peserta didik.

b. Teknik Penilaian Proyek

Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil
akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu
dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan
laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk
poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrumen penilaian berupa
daftar cek ataupun skala penilaian.

21
SMA AL KAUTSAR
Contoh Teknik Penilaian Proyek

Mata Pelajaran : _______________


Nama Proyek : _______________
Alokasi Waktu : _______________
Guru Pembimbing : _______________

Nama : ...........................
NIS : ...........................
Kelas : ...........................

No. ASPEK SKOR (1 - 5)


1 PERENCANAAN :
a. Persiapan
b. Rumusan Judul
2 PELAKSANAAN :
a. Sistematika Penulisan
b. Keakuratan Sumber Data / Informasi
c. Kuantitas Sumber Data
d. Analisis Data
e. Penarikan Kesimpulan
3 LAPORAN PROYEK :
a. Performans
b. Presentasi / Penguasaan
TOTAL SKOR

Penilaian Proyek dilakukan mulai dari perencanaan , proses pengerjaan sampai dengan
akhir proyek. Untuk itu perlu memperhatikan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai.
Pelaksanaan penilaian dapat juga menggunakan rating scale dan checklist

5. Penilaian Produk

a. Pengertian

Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu
produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat
produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung,
lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam.
Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan
penilaian yaitu:
1) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan,
menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk.
2) Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik
dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
3) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan
peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan.

22
SMA AL KAUTSAR
b. TeknikPenilaian Produk

Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.


1) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya
dilakukan pada tahap appraisal.
2) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap
semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.

23
SMA AL KAUTSAR
Contoh Penilaian Produk

Mata Ajar : ______________


Nama Proyek : _______________
Alokasi Waktu : _______________
Nama Peserta didik : _______________
Kelas/SMT : _______________

No. Tahapan Skor ( 1 – 5 )*


1 Tahap Perencanaan Bahan
2 Tahap Proses Pembuatan :
a. Persiapan alat dan bahan
b. Teknik Pengolahan
c. K3 (Keselamatan kerja, keamanan dan
kebersihan)
3 Tahap Akhir (Hasil Produk)
a. Bentuk fisik
b. Inovasi
TOTAL SKOR

Catatan :
*) Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai dengan 5, dengan ketentuan semakin lengkap jawaban
dan ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya.

24
SMA AL KAUTSAR
6. Penilaian Portofolio

a. Pengertian

Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada


kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik
dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari
proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik.

Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara individu
pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut
dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik.Berdasarkan informasi
perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan
kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan demikian,
portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik
melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi, musik.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian
portofolio di sekolah, antara lain:

(1) Karya peserta didik adalah benar-benar karya peserta didik itu sendiri

Guru melakukan penelitian atas hasil karya peserta didik yang dijadikan bahan
penilaian portofolio agar karya tersebut merupakan hasil karya yang dibuat oleh
peserta didik itu sendiri.

(2) Saling percayaantara guru dan peserta didik

Dalam proses penilaian guru dan peserta didik harus memiliki rasa saling percaya,
saling memerlukan dan saling membantu sehingga terjadi proses pendidikan
berlangsung dengan baik.

(3) Kerahasiaan bersama antara guru dan peserta didik

Kerahasiaan hasil pengumpulan informasi perkembangan peserta didik perlu


dijaga dengan baik dan tidak disampaikan kepada pihak-pihak yang tidak
berkepentingan sehingga memberi dampak negatif proses pendidikan

(4) Milik bersama (joint ownership) antara peserta didik dan guru

Guru dan peserta didik perlu mempunyai rasa memiliki berkas portofolio sehingga
peserta didik akan merasa memiliki karya yang dikumpulkan dan akhirnya akan
berupaya terus meningkatkan kemampuannya.
(5) Kepuasan

Hasil kerja portofolio sebaiknya berisi keterangan dan atau bukti yang
memberikan dorongan peserta didik untuk lebih meningkatkan diri.

(6) Kesesuaian

25
SMA AL KAUTSAR
Hasil kerja yang dikumpulkan adalah hasil kerja yang sesuai dengan kompetensi
yang tercantum dalam kurikulum.

(7) Penilaian proses dan hasil

Penilaian portofolio menerapkan prinsip proses dan hasil. Proses belajar yang
dinilai misalnya diperoleh dari catatan guru tentang kinerja dan karya peserta
didik.

(8) Penilaian dan pembelajaran

Penilaian portofolio merupakan hal yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran.
Manfaat utama penilaian ini sebagai diagnostik yang sangat berarti bagi guru
untuk melihat kelebihan dan kekurangan peserta didik.

b. Teknik Penilaian Portofolio

Teknik penilaian portofolio di dalam kelas memerlukan langkah-langkah sebagai


berikut:
1) Jelaskan kepada peserta didik bahwa penggunaan portofolio, tidak hanya
merupakan kumpulan hasil kerja peserta didik yang digunakan guru untuk
penilaian, tetapi digunakan juga oleh peserta didik sendiri. Dengan melihat
portofolio peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, dan
minatnya.
2) Tentukan bersama peserta didik sampel-sampel portofolio apa saja yang akan
dibuat. Portofolio antara peserta didik yang satu dan yang lain bisa sama bisa
berbeda.
3) Kumpulkan dan simpanlah karya-karya peserta didik dalam satu map atau folder
di rumah masing atau loker masing-masing di sekolah.
4) Berilah tanggal pembuatan pada setiap bahan informasi perkembangan peserta
didik sehingga dapat terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.
5) Tentukan kriteria penilaian sampel portofolio dan bobotnya dengan para peserta
didik. Diskusikan cara penilaian kualitas karya para peserta didik.
6) Minta peserta didik menilai karyanya secara berkesinambungan. Guru dapat
membimbing peserta didik, bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan
tentang kelebihan dan kekurangan karya tersebut, serta bagaimana cara
memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.
7) Setelah suatu karya dinilai dan nilainya belum memuaskan, maka peserta didik
diberi kesempatan untuk memperbaiki. Namun, antara peserta didik dan guru perlu
dibuat “kontrak” atau perjanjian mengenai jangka waktu perbaikan, misalnya 2
minggu karya yang telah diperbaiki harus diserahkan kepada guru.

26
SMA AL KAUTSAR
8) Bila perlu, jadwalkan pertemuan untuk membahas portofolio. Jika perlu, undang
orang tua peserta didik dan diberi penjelasan tentang maksud serta tujuan
portofolio, sehingga orangtua dapat membantu dan memotivasi anaknya.

27
SMA AL KAUTSAR
Contoh Penilaian Portofolio

Sekolah : _______________
Mata Pelajaran : _______________
Durasi Waktu : _______________
Nama Peserta didik : _______________
Kelas/SMT : _______________
KRITERIA Ket

Pronounciation
Grammar
Speaking
No. SK / KD / PI Waktu

Vocab
16/07/07
24/07/07
1 Introduction
17/08/07
Dst....
12/09/07
2 Writing 22/09/07
15/10/07
15/11/07
3 Memorize Vocab
12/12/07
Catatan PI = Pencapaian Indikator
Untuk setiap karya peserta didik dikumpulkan dalam satu file sebagai bukti pekerjaan yang
masuk dalam portofolio. Skor yang digunakan dalam penilaian portofolio menggunakan
rentang antara 0 -10 atau 10 – 100. Kolom keterangan diisi oleh guru untuk menggambarkan
karakteristik yang menonjol dari hasil kerja tersebut.
7. Penilaian Diri

a) Pengertian

Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta untuk
menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian
kompetensi yang dipelajarinya. Teknik penilaian diri dapat digunakan untuk
mengukur kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Penilaian konpetensi kognitif
di kelas, misalnya: peserta didik diminta untuk menilai penguasaan pengetahuan dan
keterampilan berpikirnya sebagai hasil belajar dari suatu mata pelajaran tertentu.
Penilaian dirinya didasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Penilaian
kompetensi afektif, misalnya, peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang
memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu. Selanjutnya, peserta didik
diminta untuk melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah
disiapkan. Berkaitan dengan penilaian kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat
diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya
berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan. Untuk menentukan pencapaian
kompetensi tertentu, peniaian diri perlu digabung dengan teknik lain.

Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap perkembangan


kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antara lain:

28
SMA AL KAUTSAR
1) dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi
kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;

2) peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka
melakukan penilaian, harus melakukan introspeksi terhadap kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya;

3) dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik untuk berbuat jujur,
karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penilaian.

b) Teknik Penilaian Diri

Penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Oleh karena itu,
penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut.

1) Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai.

2) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan.

3) Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda


cek, atau skala penilaian.

4) Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri.

5) Guru mengkaji sampel hasil penilaian secara acak, untuk mendorong peserta
didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif.

6) Menyampaikan umpan balik kepada peserta didik berdasarkan hasil kajian


terhadap sampel hasil penilaian yang diambil secara acak.

29
SMA AL KAUTSAR
Contoh Format Penilaian Konsep Diri Peserta Didik
Nama sekolah : _______________
Mata Ajar : _______________
Nama : _______________
Kelas : _______________
Alternatif
No Pernyataan
Ya Tidak
1. Saya berusaha meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan YME agar
mendapat ridho-Nya dalam belajar
2. Saya berusaha belajar dengan sungguh-
sungguh
3. Saya optimis bisa meraih prestasi
4. Saya bekerja keras untuk meraih cita-cita
5. Saya berperan aktif dalam kegiatan sosial di
sekolah dan masyarakat
6. Saya suka membahas masalah politik,
hukum dan pemerintahan
7. Saya berusaha mematuhi segala peraturan
yang berlaku
8. Saya berusaha membela kebenaran dan
keadilan
9. Saya rela berkorban demi kepentingan
masyarakat, bangsa dan negara
10. Saya berusaha menjadi warga negara yang
baik dan bertanggung jawab
JUMLAH SKOR
Inventori digunakan untuk menilai konsep diri peserta didik dengan tujuan untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan diri peserta didik.Rentangan nilai yang digunakan antara 1 dan 2. Jika
jawaban YA maka diberi skor 2, dan jika jawaban TIDAK maka diberi skor 1. Kriteria penilaianya
adalah jika rentang nilai antara 0–5 dikategorikan tidak positif; 6–10, kurang positif; 11– 5 positif
dan 16–20 sangat positif.

30
SMA AL KAUTSAR
BAB V
PEMANFAATAN DAN PELAPORAN
HASIL PENILAIAN

Penilaian menghasilkan informasi pencapaian kompetensi peserta didik yang dapat digunakan
antara lain: (1) perbaikan (remedial) bagi peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan,
(2) pengayaan bagi peserta didik yang mencapai kriteria ketuntasan lebih cepat dari waktu yang
disediakan, (3) perbaikan program dan proses pembelajaran, (4) pelaporan, dan (5) penentuan
kenaikan kelas.

I. Pemanfaatan Hasil Penilaian

1. Bagi peserta didik yang memerlukan remedial


Remedial dilakukan oleh guru mata pelajaran, guru kelas, atau oleh guru lain yang
memiliki kemampuan memberikan bantuan dan mengetahui kekurangan peserta didik.
Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar.
Kegiatan dapat berupa tatap muka dengan guru atau diberi kesempatan untuk belajar
sendiri, kemudian dilakukan penilaian dengan cara: menjawab pertanyaan, membuat
rangkuman pelajaran, atau mengerjakan tugas mengumpulkan data. Waktu remedial diatur
berdasarkan kesepakatan antara peserta didik dengan guru, dapat dilaksanakan pada atau
di luar jam efektif. Remedial hanya diberikan untuk indikator yang belum tuntas.

2. Bagi peserta didik yang memerlukan pengayaan


Pengayaan dilakukan bagi peserta didik yang memiliki penguasaan lebih cepat
dibandingkan peserta didik lainnya, atau peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar
ketika sebagian besar peserta didik yang lain belum. Peserta didik yang berprestasi baik
perlu mendapat pengayaan, agar dapat mengembangkan potensi secara optimal.

3. Bagi Guru
Guru dapat memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan program dan kegiatan
pembelajaran. Misalnya, guru dapat mengambil keputusan terbaik dan cepat untuk
memberikan bantuan optimal kepada kelas dalam mencapai kompetensi yang telah
ditargetkan dalam kurikulum, atau guru harus mengulang pelajaran dengan mengubah
strategi pembelajaran, dan memperbaiki program pembelajarannya.

4. Bagi Kepala Sekolah


Hasil penilaian dapat digunakan Kepala sekolah untuk menilai kinerja guru dan tingkat
keberhasilan peserta didik.

J. Pelaporan Hasil Penilaian Kelas

1. Laporan Sebagai Akuntabilitas Publik


Laporan kemajuan hasil belajar peserta didik dibuat sebagai pertanggungjawaban lembaga
sekolah kepada orangtua/wali peserta didik, komite sekolah, masyarakat, dan instansi
terkait lainnya. Laporan tersebut merupakan sarana komunikasi dan kerja sama antara

31
SMA AL KAUTSAR
sekolah, orang tua, dan masyarakat yang bermanfaat baik bagi kemajuan belajar peserta
didik maupun pengembangan sekolah.

Pelaporan hasil belajar hendaknya:

1) Merinci hasil belajar peserta didik berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan
dikaitkan dengan penilaian yang bermanfaat bagi pengembangan peserta didik
2) Memberikan informasi yang jelas, komprehensif, dan akurat.
3) Menjamin orangtua mendapatkan informasi secepatnya bilamana anaknya bermasalah
dalam belajar

2. Bentuk Laporan

Laporan kemajuan belajar peserta didik disajikan dalam data kuantitatif dan kualitatif.
Data kuantitatif disajikan dalam angka (skor), misalnya seorang peserta didik mendapat
nilai 6 pada mata pelajaran matematika. Namun, makna nilai tunggal seperti itu kurang
dipahami peserta didik maupun orangtua karena terlalu umum. Hal ini membuat orangtua
sulit menindaklanjuti apakah anaknya perlu dibantu dalam bidang aritmatika, aljabar,
geometri, statistika, atau hal lain.

Oleh karena itu, laporan harus disajikan dalam bentuk yang lebih komunikatif dan
komprehensif agar “profil” atau tingkat kemajuan belajar peserta didik mudah terbaca dan
dipahami). Dengan demikian orangtua/wali lebih mudah mengidentifikasi kompetensi
yang belum dimiliki peserta didik, sehingga dapat menentukan jenis bantuan yang
diperlukan bagi anaknya. Dipihak anak, ia dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan
dirinya serta aspek mana yang perlu ditingkatkan.

Isi Laporan
Pada umumnya orang tua menginginkan jawaban dari pertanyaan sebagai berikut;
 Bagaimana keadaan anak waktu belajar di sekolah secara akademik, fisik, sosial dan
emosional?
 Sejauh mana anak berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah?
 Kemampuan/kompetensi apa yang sudah dan belum dikuasai dengan baik?
 Apa yang harus orangtua lakukan untuk membantu dan mengembangkan prestasi anak
lebih lanjut?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, informasi yang diberikan kepada orang tua
hendaknya;
 Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
 Menitikberatkan kekuatan dan apa yang telah dicapai anak.
 Memberikan perhatian pada pengembangan dan pembelajaran anak.
 Berkaitan erat dengan hasil belajar yang harus dicapai dalam kurikulum.
 Berisi informasi tentang tingkat pencapaian hasil belajar.

3. Rekap Nilai

32
SMA AL KAUTSAR
Rekap nilai merupakan rekap kemajuan belajar peserta didik, yang berisi informasi
tentang pencapaian kompetensi peserta didik untuk setiap KD, dalam kurun waktu 1
semester. Rekap nilai diperlukan sebagai alat kontrol bagi guru tentang perkembangan
hasil belajar peserta didik, sehingga diketahui kapan peserta didik memerlukan remedial.

Nilai yang ditulis merupakan rekap nilai setiap KD dari setiap aspek penilaian. Nilai suatu
KD dapat diperoleh dari tes formatif, tes sumatif, hasil pengamatan selama proses
pembelajaran berlangsung, nilai tugas perseorangan maupun kelompok. Rata-rata nilai
KD dalam setiap aspek akan menjadi nilai pencapaian kompetensi untuk aspek yang
bersangkutan. Khusus KD pada KI I dan KI II, isinya dalam bentuk deskripsi profil sikap
siswa secara holistik untuk satu semester.

4. Rapor

Rapor adalah laporan kemajuan belajar peserta didik dalam kurun waktu satu semester.
Laporan prestasi mata pelajaran, berisi informasi tentang pencapaian kompetensi yang
telah ditetapkan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Untuk model rapor, masing-
masing sekolah boleh menetapkan sendiri model rapor yang dikehendaki asalkan
menggambarkan pencapaian kompetensi peserta didik pada setiap matapelajaran yang
diperoleh dari ketuntasan kompetensi dasarnya.

Nilai pada rapor merupakan gambaran kemampuan peserta didik, karena itu kedudukan
atau bobot nilai harian tidak lebih kecil dari bobot nilai sumatif. Kompetensi yang diuji
pada penilaian sumatif berasal dari SK, KD dan indikator semester bersangkutan. Menurut
Permendiknas No 20 Tahun 2007, hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan
disampaikan dalam bentuk satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai
dengan deskripsi kemajuan belajar.

K. Penentuan Kenaikan Kelas

Peserta didik dinyakan tidak naik kelas apabila: 1) memperoleh nilai kurang dari kategori baik
untuk KI I dan II; 2) Jika peserta didik tidak menuntaskan 50 % atau lebih KD lebih dari 3
mata pelajaran sampai pada batas akhir tahun ajaran; dan 3) Jika karena alasan yang kuat,
misal karena gangguan kesehatan fisik, emosi atau mental sehingga tidak mungkin berhasil
dibantu mencapai kompetensi yang ditargetkan.

Untuk memudahkan administrasi, peserta didik yang tidak naik kelas diharapkan mengulang
semua mata pelajaran dan sekolah mempertimbangkan mata pelajaran, KI, KD, dan indikator
yang telah tuntas pada tahun ajaran sebelumnya.

Apabila setiap anak bisa dibantu secara optimal sesuai dengan keperluannya mencapai
kompetensi tertentu, maka tidak perlu ada anak yang tidak naik kelas (automatic promotion).
Automatic promotion apabila semua indikator, kompetensi dasar (KD), dan standar
kompetensi (SK) suatu mata pelajaran telah terpenuhi ketuntasannya, maka peserta didik
dianggap layak naik ke kelas berikutnya.

33
SMA AL KAUTSAR
BAB VI
PENUTUP

Dengan diterbitkannya pedoman ini, maka direktorat terkait, pemerintah daerah, serta satuan
pendidikan diharapkan segera menyesuaikan diri untuk pembinaan guru dan penerbitan
petunjuk teknis untuk pengimplementasiannya.

34
SMA AL KAUTSAR

Anda mungkin juga menyukai