Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

MACAM-MACAM TES; PRINSIP-PRINSIP DAN ALAT


EVALUASI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
“ASESMEN PEMBELAJARAN KIMIA”
Yang Diampuh Oleh Ibu Munawwarah, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok II
Alfian Sye 210105501009
Fitriani 210105501005
Miftahul Khairah 210105501019
Muh. Fauzan Arya Putra 210105502015
Nur Hafsanih 210105500009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada Kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah Kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Macam-Macam
Tes; Prinsip-prinsip dan Alat Evaluasi” dengan tepat waktu. Makalah ini
disusun guna memenuhi tugas Dosen Ibu Munawwarah, S.Pd., M.Pd. pada Mata
Kuliah Asesmen Pembelajaran Kimia di Universitas Negeri Makasssar. Selain itu,
Kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca
tentang macam-macam tes, prinsip dan alat evaluasi.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu
Munawwarah, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Mata Kuliah Asesmen Pembelajaran
Kimia. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan Kami terima demi kesempurnaan
makalah ini.
Makassar, 26 Agustus 2023

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
D. Manfaat........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
1. PENGERTIAN EVALUASI......................................................................3
2. PRINSIP-PRINSIP EVALUASI................................................................3
a. Prinsip Umum............................................................................................4
b. Prinsip Khusus...........................................................................................7
3. ALAT EVALUASI......................................................................................8
4. TEKNIK EVALUASI.................................................................................9
a. Teknik Non Tes.........................................................................................9
b. Teknik Tes...............................................................................................14
5. MACAM-MACAM TES..........................................................................15
a. Tes Awal atau Pretest..............................................................................15
b. Tes Diagnostik.........................................................................................16
c. Tes Prasyarat...........................................................................................17
d. Tes Formatif............................................................................................17
6. CIRI-CIRI TES HASIL YANG BAIK....................................................18
a. Validitas...................................................................................................18
b. Reliabilitas...............................................................................................18
c. Objektif....................................................................................................19
d. Practicability (Praktis) dan Ekonomis.....................................................19
7. ISTILAH DALAM TES.............................................................................19
BAB III PENUTUP..............................................................................................21
A. Kesimpulan................................................................................................21
B. Saran..........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tes adalah sebuah ujian
baik dalam bentuk tertulis, lisan, ataupun wawancara, yang digunakan untuk
mengetahui pengetahuan, kemampuan, bakat, dan kepribadian seseorang. Tes juga
dapat berupa suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suatu suasana, dengan cara dan aturan yang telah
ditentukan. Tes dapat dibedakan atas beberapa jenis, dan pembagiannya tersebut
ditinjau dari berbagai sudut pandang. Penggolongan tes berdasarkan fungsinya
sebagai alat pengukur perkembangan peserta didik, yaitu tes seleksi, tes awal, tes
akhir, tes diagnostik, tes formatif.
Evaluasi adalah proses identifikasi untuk mengukur/menilai apakah sebuah
kegiatan atau program dilaksanakan sesuai perencanaan dan berhasil mencapai
tujuan atau tidak. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan hasil akhir dengan
apa yang seharusnya dicapai. Evaluasi juga dapat diartikan sebagai kegiatan
mengumpulkan informasi tentang kinerja manusia, sistem, atau alat yang
kemudian digunakan untuk menentukan alternatif terbaik dalam membuat
keputusan. Ada satu prinsip umum dan penting dalam kegiatan evaluasi, yaitu
adanya triangulasi atau hubungan erat tiga komponen, yaitu: tujuan pembelajaran,
kegiatan pembelajaran atau KBM, dan evaluasi.
Tes merupakan bagian dari pengukuran, sedangkan pengukuran merupakan
salah satu tahapan dari evaluasi. Evaluasi cakupannya lebih luas karena di
dalamnya ada tes dan pengukuran. Oleh karena itu, makalah ini disusun agar
mahasiswa mampu menjelaskan pengertian evaluasi, mampu menjelaskan prinsip-
prinsip evaluasi, mampu menjelaskan pengertian alat evaluasi, mampu
membedakan evaluasi tes dan non tes, dan agar mahasiswa mampu menjelaskan
teknik-teknik evaluasi. Selain itu, mahasiswa juga diharapkan mampu
menjelaskan macam-macam tes, mampu memahami ciri-ciri tes hasil yang baik,
serta mampu membedakan pengertian tes testing, testee dan tester.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut.
1. Apa pengertian evaluasi ?
2. Apa prinsip-prinsip evaluasi?
3. Apa yang dimaksud alat evaluasi ?
4. Apa perbedaan antara evaluasi tes dan non tes beserta jenis-jenis tekniknya ?
5. Apa saja macam-macam tes ?
6. Apa ciri-ciri tes hasil yang baik ?
7. Apa perbedaan dari tes testing, testee dan tester ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan dari makalah ini sebagai
berikut.
1. Untuk mengetaui pengertian evaluasi.
2. Untuk mengetaui prinsip-prinsip evaluasi.
3. Untuk mengetaui pengertian alat evaluasi.
4. Untuk mengetaui perbedaan antara evaluasi tes dan non tes beserta jenis-jenis
tekniknya.
5. Untuk mengetaui macam-macam tes.
6. Untuk mengetaui ciri-ciri tes hasil yang baik.
7. Untuk mengetaui perbedaan dari tes testing, testee dan tester.

D. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari makalah ini, yaitu :
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian evaluasi.
2. Mahasiswa mampu memahami peinsip-prinsip evaluasi.
3. Mahasiswa mampu memahami alat evaluasi.
4. Mahasiswa mampu membedakan antara evaluasi tes dan non tes beserta jenis-
jenis tekniknya.
5. Mahasiswa mampu memahami macam-macam tes.
6. Mahasiswa mampu memahamiciri-ciri tes hasil yang baik.

2
7. Mahasiswa mampu membedakan antara tes testing, testee dan tester
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN EVALUASI
Evaluasi dalam bahasa Indonesia merupakan istilah serapan yang berasal dari
bahasa Inggris evaluation. Evaluation berasal dari akar kata value yang berarti
nilai. Selanjutnya dari kata nilai terbentuklah istilah atau kata jadian "penilaian"
yang digunakan sebagai padanan dari istilah evaluasi, karena memang penilaian
dapat diartikan sebagai tindakan memberi nilai tentang kualitas sesuatu.
Dalam buku Zainuri, evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan “penilaian
terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen”. Sementara itu
menurut Calongesi (1995) “evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai
berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan dengan pengertian tersebut”. Zainul dan
Nasution (2001) menyatakan bahwa “evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu
proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh
melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun
non tes”.
Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis, bersifat komprehensif yang
meliputi pengukuran, penilaian, analisis dan intrepretasi informasi/data untuk
menentukan sejauh mana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran yang
dilakukan, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu program
pendidikan, pengajaran, atau pun pelatihan yang dilaksanakan (Widiyanto, 2018).
Artinya, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan
nilai dari sesuatu. Evaluasi hasil belajar merupakan bagian dari komponen-
komponen yang mesti ada dalam sistem pendidikan. Kegiatan evaluasi hasil
belajar dilakukan untuk menilai proses kegiatan belajar secara sistematis dalam
menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan
menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa.

3
2. PRINSIP-PRINSIP EVALUASI
Prinsip merupakan suatu pernyataan yang bersifat fundamental atau
mengandung kebenaran, baik secara umum maupun individual yang kemudian
dijadikan sebagai pedoman atau pijakan dalam berpikir atau bertindak, yang
dilakukan oleh seseorang atau kelompok. Bagi seorang pendidik, prinsip evaluasi
sangat penting untuk dipahami. Hal ini dikarenakan, prinsip evaluasi merupakan
pedoman yang akan menjadi petunjuk bagi para pendidik untuk merealisasikan
evaluasi dengan cara yang tepat dan benar, yaitu apabila dapat memahami prinsip
evaluasi tersebut (Oktariana, dkk, 2021).
Sementara menurut Astuti, Mardiah (2022), prinsip merupakan sebuah
pernyataan yang mengandung suatu kebenaran dari berbagai hal yang penting.
Sebuah prinsip untuk seorang tenaga pendidik memiliki makna yang besar
dikarenakan dengan mengetahui prinsip-prinsip dari evaluasi seorang tenaga dapat
menjadi parameter ataupun pedoman bagi para tenaga pendidik yang berguna
dalam rangka mewujudkan pengevaluasian dengan baik. Dalam buku “Teknik
Evaluasi Pembelajaran” oleh Rukajat (2018), evaluasi memiliki dua prinsip, yaitu
prinsip umum dan prinsip khusus.
a. Prinsip Umum
Menurut Ismaill (2020), agar evaluasi dapat akurat dan bermanfaat bagi para
peserta didik dan masyarakat, maka evaluasi harus menerapkan seperangkat
prinsip-prinsip umum sebagai berikut:
1) Valid
Evaluasi harus mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan
jenis tes yang terpercaya atau sahih. Artinya, ada kesesuaian alat ukur dengan
fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran Apabila alat ukur tidak memiliki
kesahihan yang dapat dipertanggungjawabkan maka data yang masuk juga salah
dan kesimpulan yang ditarik juga menjadi salah.
Contoh: pada akhir pembelajaran IPA siswa diharapkan dapat mempraktikan
cara mencangkok yang baik dan benar. Untuk mencapai kompetensi tersebut anda
tidak dapat menilai hanya dengan menggunakan tes tertulis (paper and pencil test)

4
jika hanya itu yang anda lakukan anda hanya akan dapat mengukur pengetahuan
siswa tentang mencangkok (Rinawati, 2021).

2) Berorientasi kepada kompetensi


Evaluasi harus memiliki pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi
seperangkap pengetahuan, sikap, keterampilan dan nilai yang terrefleksikan dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak. Dengan berpijak pada kompetensi ini maka,
ukuran-ukura keberhasilan pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan
terarah.
3) Berkelanjutan
Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dan waktu ke waktu untuk
mengetahuisecara menyeluruh perkembangan peserta didik, sehingga kegiatan
dan unjuk kerja peserta didik dapat dipantau melalui penilaian.
4) Menyeluruh
Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh yang mencakup aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik serta berdasarkan pada strategi dan prosedur penilaian
dengan berbagai bukti hasil belajar peserta didik yang dapat
dipertanggungjawabkan kepada semua pihak.
5) Bermakna
Evaluasi diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak.
Untuk itu evaluasi hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindaklanjuti oleh
pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil penilaian hendaknya mencerminkan
gambaran yang utuh tentang prestasi peserta didik dalam pencapaian kompetensi
yag telah ditetapkan.
6) Adil dan Obyektif
Evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan dan obyektifitas peserta
didik, tanpa membedakan jenis kelamin latar belakang etnis, budaya, dan berbagai
hal yang memberikan kontribusi pada pembelajaran. Sebab ketidakadilan dalam
penilaian dapat menyebabkan menurunnya motivasi belajar peserta didik karena
dianaktirikan. mereka merasa

5
7) Terbuka
Evaluasi hendaknya dilakukan secara terbuka bagi berbagai kalangan
sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang
berkepentingan, tanpa ada rekayasa atau sembunyi-sembunyi yang dapat
merugikan semua pihak.
8) Ikhlas
Ikhlas ialah, keberhasilan niat atau hati guru, bahwa ia melakukan evaluasi itu
dalam rangka efisiensi tercapainya tujuan pendidikan, dan bagi kepentingan
peserta didik yang bersangkutan itu sendiri.
9) Praktis
Praktis berarti mudah dimengerti dan dilaksanakan dengan beberapa indikator
yaitu (1) hemat waktu, biaya dan tenaga, (2) mudah diadministrasikan, dan (3)
mudah men-skor dan mengolahnya, (4) mudah ditafsirkan.
10) Dicatat dan Akurat
Hasil dari setiap evaluasi prestasi peserta didik harus secara sistematis dan
komprehensif dicatat dan disimpan, sehingga sewaktu-waktu dapat digunakan.

Lebih lanjut menurut Ismaill (2020), ada satu prinsip umum dan penting
dalam kegiatan evaluasi, yaitu adanya triangulasi atau hubungan erat tiga
komponen, yaitu antara: tujuan pembelajaran,, kegiatan pembelajaran atau KBM,
dan evaluasi,
1) Hubungan antara tujuan pembelajaran dengan kegiatan belajar mengajar
dengan singkatan KBM
Kegiatan belajar mengajar (KBM) dirancang dalam bentuk rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun oleh guru dengan mengacu pada tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai.
2) Hubungan antara tujuan pembelajaran dengan evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data dan informasi untuk menentukan
sejauhmana tujuan pembelajaran telah tercapai. Dengan demikian perumusan alat
evaluasi harus mengacu pada tujuan.
3) Hubungan antara kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan evaluasi

6
Sebagaimana telah dikemukakan, kegiatan belajar mengajar (KBM)
dirancang dan disusun dengan mengacu pada tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan. Selain itu telah dikemukakan pula bahwa alat evaluasi harus
disesuaikan dengan kegiatan belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
b. Prinsip Khusus
Rukajat, (2018) dalam bukunya, menyebutkan dua prinsip khusus evaluasi,
yaitu:
1) Adanya jenis penilaian yang digunakan memung- kinkan adanya kesempatan
terbaik dan maksimal bagi peserta didik menunjukkan kemampuan hasil
belajar mereka.
2) Setiap guru harus mampu melaksanakan prosedur penilaian, dan pencatatan
secara tepat prestasi dan kemampuan serta hasil belajar yang dicapai peserta
didik.

Menurut Ismaill (2020), ada prinsip-prinsip lain yang merupakan prinsip


khusus evaluasi yang harus dijadikan acuan dalam pelaksanaan evaluasi
Pendidikan adalah sebagai berikut:
a. Prinsip Obyektivitas
Obyektivitas (objectivity) adalah kesesuaian pengetahuan dengan obyek yang
diketahui. Oleh sebab itulah obyektivitas lazim pula diartikan kesesuaian dengan
kenyataan atau realitas. Dalam pelaksanaan kegiatan evaluasi Pendidikan,
evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik seperti siswa hendaklah
dilakukandengan hati-hati dan berusaha agar benar-benar sesuai dengan keadaan
yang sesunggunya. Hal tersebut dimaksudkan agar pendidik yang melaksanakan
evaluasi terhadap peserta didiknya dapat menghindarkan prasangka yang dapat
mengakibatkan tidak obyektif.
b. Prinsip Kontinyuitas
Prinsip ini berarti kegiatan evaluasi dalam Pendidikan hendaknya dilakukan
secara berkesinambungan sesuai dengan program yang telah direncanakan dengan
cermat. Prinsip tersebut sesuai dengan hakekat evaluasi yang merupakan bagian
integral dari proses belajar mengajar. Prinsip itulah yang merupakan dasar

7
pemikiran mengharuskan evaluasi dilaksanakan beberapakali untuk memperoleh
hasil yang lebih akurat.

c. Prinsip Integralitas
Prinsip integralitas dalam tulisan ini dimaksudkan bahwa evaluasi peserta
didik yang akurat dan sempurna adalah evaluasi berkenaan dengan seluruh aspek
kompetensi peserta didik yakni kompetensi kognitifnya (pengetahuan, ingatan,
pemahaman, atau lain- lain), kompetensi afektifnya (sikap dan nilai-nilai yang
dihargai), dan kompetensi psikomotoriknya (keterampilan berpikir, bekerja,
berkominikasi dan lain-lain).
d. Prinsip Kontrolitas
Adapun maksud prinsip kontrolitas ialah bahwa kegiatan evaluasi digunakan
sebagai media atau cara untuk melaksanakan pengawasan terhadap proses belajar
mengajar agar tujuan Pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara
maksimal.
e. Prinsip Pengembangan
Hasil-hasil evaluasi pada suatu sekolah kegiatannya merupakan sekumpulan
data dan informasi tentang proses dan hasil belajar mengajar. Kumpulan data dan
informasi tersebut tidak hanya berguna sebagai alat pelaksanaan pengawasan dan
alat untuk menetapkan promosi peserta didik ke semester/tingkat yang lebih
tinggi, melainkan sangat berguna juga untuk melaksanakan kegiatan
pengembangan baik bagi peserta didik maupun bagi guru-guru dan para
administrator (pimpinan sekolah).

3. ALAT EVALUASI
Secara umum, alat adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah
seseorang dalam melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif
dan efisien. Kata "alat" biasa disebut juga dengan istilah "instrumen". Dengan
demikian, alat evaluasi juga dikenal dengan instrumen evaluasi (Ismail, 2020).

8
Menurut Sugiyono dalam buku “Evaluasi Program Pendidikan” yang ditulis
oleh Bahri, dkk (2022), “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan
untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen berfungsi
sebagai alat bantu dalan mengumpulkan data yang diperlukan, bentuk instrumen
berkaitan dengan pengumpulan data. Menyusun instrumen pada dasarnya adalah
menyusun alat evaluasi, karena mengevaluasi adalah memperoleh data tentang
sesuatu yang diteliti dan hasil yang diperoleh dapat diukur dengan menggunakan
standar yang sudah ditentukan”.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah
suatu alat yang digunakan untuk memudahkan seseorang dalam melaksanakan
tugas atau mencapai suatu tujuan secara lebih efektif dan efisien. Alat evaluasi
juga merupakan aktivitas atau proses mengumpulkan data maupun informasi yang
terdiri dari banyak dimensi. Data ini kemudian disusun secara sistematis dan
berkelanjutan terkait sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun kebijakan atau
membuat keputusan. Alat evaluasi bisa dalam bentuk tes maupun non tes.

4. TEKNIK EVALUASI
Menurut Arikunto (2018), alat evaluasi dikatakan baik apabila mampu
mengevaluasi sesuatu dengan hasil seperti keadaan yang dievaluasi. Teknik
evaluator dalam menggunakan hal tersebut dikenal dengan teknik evaluasi yang
dibagi menjadi dua, yaitu teknik nontes dan teknik tes.
a. Teknik Non Tes
1) Skala Bertingkat (Rating Scale)
Skala menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu
hasil pertimbangan. Oppenheim mengatakan: Rating gives a numerical value to
some kind of judgement. Maka dari itu, suatu skala selalu disajikan dalam bentuk
angka.
Contohnya:
Nama Siswa :
Kelas :
Kadang- Tidak
No. Kegiatan/Aspek yang dinilai Selalu Sering
kadang pernah
1. Datang tepat pada waktunya

9
2. Rapi dalam berpakaian
3. Rapi dalam menulis dan mengerjakan
pekerjaan
4. Menjaga kebersihan badan
5. Hormat kepada guru
6. Rukun dengan teman-teman di kelas
7. Tidak pernah menganggu ketenangan
dalam kelas
8. Tidak pernah berbuat onar di kelas
9. Mengerjakan PR tepat pada waktunya
10. Aktif mengikuti kegiatan keagamaan yang
dijadwalkan
Jumlah Skor
Catatan: untuk setiap item diberi skor sebagai berikut:
Selalu :4
Sering :3
Kadang-kadang :2
Tidak pernah :1

2) Kuesioner (Questionair)
Kuesioner (questionair) juga sering dikenal sebagal angket. Pada dasarnya,
kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan
diukur (responden). Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang
keadaan/data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya, dan lain-
lain.
Tentang macam kuesioner, dapat ditinjau dari beberapa segi.
a) Ditinjau dari segi siapa yang menjawab, maka ada:
 Kuesioner langsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi langsung
oleh responden.
 Kuesioner tidak langsung adalah kuesioner yang dikirimkan dan diisi
bukan oleh responden. Kuesioner tidak langsung biasanya digunakan
untuk mencari informasi tentang bawahan, anak, saudara, tetangga, dan
sebagainya.
b) Ditinjau dari segi cara menjawab
 Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang disusun dengan menyediakan
pilihan jawaban lengkap sehingga responden hanya tinggal memberi tanda
pada jawaban yang dipilih.
 Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang disusun sedemikian rupa
sehingga responden bebas mengemukakan pendapatnya. Kuesioner

10
terbuka disusun apabila jenis jawaban akan beraneka ragam. Misalnya,
keterangan alamat responden, tidak mungkin diberikan dengan cara
memilih pilihan jawaban yang disediakan.
Contoh kuesioner ditinjau dari segi yang menjawab
A. Jenjang pendidikan terakhir Anda
a. SD sampai kelas..................................
b. Tamat SD............................................
c. SMP sampai kela.....................................................
d. Tamat SMP.............................................................
e. SMA/SMK sederajat sampai kelas.........................
f. Tamat SMA/SMK sederajat....................................
g. Diploma (D/D/ Ds)..................................................
h. Sarjana (Udak tamat /S/S/S)....................................

Contoh kuesione tertutup seperti:


B. Jawablah pertanyaan berikut
Saya suka belajar kimia (ya/tidak)
Pembelajaran kimia mudah dan menyenangkan (ya/tidak)
Saya senang berhitung (ya/tidak)
Mata pelajaran kimia mempelajari materi dan perubahannya(ya/tidak)

3) Daftar Cocok (Check List)


Yang dimaksud dengan daftar cocok (check list) adalah deretan pernyataan
(yang biasanya singkat-singkat), di mana responden yang dievaluasi tinggal
membubuhkan tanda cocok (√) di tempat yang sudah disediakan.
Contoh:
Jawaban
No. Pertanyaan
Ya Tidak
1. Apakah anda sering gugup, terbata-bata, atau sulit
menyampaikan apa yang ingin anda sampaikan dalam diskusi?
2. Apakah anda sering lupa dengan apa yang ingin anda katakan
ketika sudah berada di depan kelas dan diberi kesempatan
berbicara?
3. Apakah anda takut berbicara di depan orang banyak?

11
4. Apakah anda meragukan kemampuan anda untuk mengulang
pesan/perintah dengan tepat atau benar?
5. Seringkah anda mengatakan “saya tidak yakin bisa
melakukannya”
6. Apakah anda takut ditertawakan bila menyampaikan sesuatu
yang ingin anda sampaikan dalam diskusi kelas?

Skor pada daftar cek:


1 untuk jawaban “tidak”
0 untuk jawaban “ya”
Jika jumlahnya 1-2 : Kurang
3-4 : Cukup
5-6 : Memuaskan

4) Wawancara (Interview)
Wawancara atau interviu (interview) adalah suatu metode atau cara yang
digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya-jawab
sepihak. Dikatakan sepihak karena dalam wawancara ini responden tidak diberi
kesempatan sama sekali untuk mengajukan pertanyaan. Pertanyaan hanya
diajukan oleh subjek evaluasi.
Wawancara dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu
(1) Wawancara bebas, di mana responden mempunyai kebebasan untuk
mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang telah
dibuat oleh subjek evaluasi.
(2) Wawancara terpimpin, yaitu wawancara yang dilakukan oleh subjek evaluasi
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih
dahulu. Dalam hal ini, responden tinggal memilih jawaban yang sudah
dipersiapkan oleh penanya. Pertanyaan itu kadang-kadang bersifat sebagai
yang memimpin dan mengarahkan, dan penjawab sudah dipimpin oleh
sebuah daftar cocok sehingga dalam menuliskan jawaban, ia tinggal
membubuhkan tanda cocok di tempat yang sesuai dengan keadaan responden.
Contoh teknik non tes dengan wawancara terstruktur:
a. Apakah orang tua Anda memberikan perhatian terhadap aktivitas belajar
Anda?
b. Bagaimana sikap orang tua Anda ketika mengetahui hasil belajar Anda tidak
memuaskan?

12
c. Apakah orangtua Anda memberikan perhatian dan bantuan terhadap Raport
bakar yang Anda miliki?
d. Apakah orangtua mengawasi pergaulan Anda?
e. Apakah orangtua Anda selalu memenuhi kebutuhan Alat tulis menulis Anda?
Jika tidak. mengapa?
f. Apabila Anda membutuhkan peralatan belajar, apakah orangtua Anda
langsung memenuhinya? Jelaskan alasan Anda!

Hitung jumlah jawaban!


Jika banyak jawaban "ya' (positif) berarti siswa tersebut mendapat motivasi dan
dukungan yang baim dari orangtua.
Jika banyak jawaban tidak (negatif) berati siswa tersebut kurang mendapat
motivasi dan dukungan dari orangtua.

5) Pengamatan (Observation)
Pengamatan atau observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis.
Contohnya:
Lembar Observasi Keterampilan Praktikum Vitamin

Mata Praktikum :
Nama Praktikum/No Presensi :
Tanggal Praktikum :
Nama Pengamat :

No Aspek Penilaian Sebelum Skors Ket


Praktikum 4 3 2 1
1 Persiapan Alat dan Bahan lengkapbdan
sesuai kebutuhan
2 Terdapat cara kerja
3 Terdapat tabel Pengamatan
4 Mengenakan perlengkapan
keselamatan kerja dengan benar

No Aspek Penilaian Selama Skors Ket


Praktikum 4 3 2 1
1 Mengambil bahan yang tepat dan
sesuai dengan kebutuhan
2 Terampil menggunakan alat
3 Melakukan praktikum dengan tepat
dan benar
4 Melakukan pemanasan dengan benar
dan hati-hati
5 Mengamati perubahan yang terjadi
pada larutan yang diamati selama
reaksi vitamin berlangsung

13
6) Riwayat Hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama masa
kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup maka subjek evaluasi akan
dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari
objek yang dinilai. Contoh :
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : ...........................................................................
Tempat/Tanggal Lahir : ..................................../......................................
No. Identitas : ...........................................................................
Jenis Identitas : ( ) KTP ( ) SIM ( ) PASPOR
Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
Anak Ke : ...........................................................................
Alamat : ...........................................................................
No. Telp : ...........................................................................
HP : ..........................................................................

Orang Tua
Ayah
Nama : ...........................................................................
Umur : ............. Tahun
Pekerjaan : a. ( ) Petani
b. ( ) Pedagang
c. ( ) Pengusaha
d. ( ) PNS
e. ( ) ABRI
f. ( ) Tidak mempunyai pekerjaan tetap

Ibu
Nama : ...........................................................................
Umur : ................ Tahun
Pekerjaan : a. ( ) Petani
b. ( ) Pedagang
c. ( ) Pengusaha
d. ( ) PNS
e. ( ) ABRI
f. ( ) Tidak mempunyai pekerjaan tetap

Alamat orang tua :


Riwayat Pendidikan :
SD di : ......................... Lulus tahun ................
SMP di : ......................... Lulus tahun ................
SMA di : ......................... Lulus tahun ................
Universitas : ..............................................................
Jurusan : ......................... Lulus tahun ................
Pengalaman Kerja
1. Sebagai
2. Sebagai
3. Sebagai

Makassar, 2023

Nama

14
b. Teknik Tes
Buku yang ditulis oleh Arikunto mengutip dari buku berjudul “Evaluasi
Pendidikan”, oleh Amir Daien Indrakusuma mengatakan: “Tes adalah suatu alat
atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau
keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan cara yang
boleh dikatakan tepat dan cepat” Selanjutnya, di dalam buku Teknik-Teknik
Evaluasi, Muchtar Bukhori mengatakan: “Tes ialah suatu percobaan yang
diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada
seorang murid atau kelompok murid”. Dalam buku Romadiyanti (2021), Arikunto
dan Jabar (2004) menyebutkan bahwa “Tes adalah alat atau prosedur yang
digunakan dalam rangka mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara atau
aturan tertentu. Tes umumnya memiliki standar acuan tertentu”.
Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa tes merupakan suatu
alat pengumpul informasi, tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat yang lain, tes
bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan- batasan. Apabila rumusan yang
telah disebutkan di atas dikaitkan dengan evaluasi yang dilakukan di sekolah,
khususnya di suatu kelas maka tes mempunyai fungsi ganda, yaitu untuk
mengukur siswa dan mengukur keberhasilan program pengajaran. Ditinjau dari
segi kegunaan untuk mengukur siswa, tes dibagi menjadi 3, yaitu tes diagnostik,
tes formatif, dan tes sumatif.

5. MACAM-MACAM TES
Menurut Arikunto (2018), ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur
kondisi dan kemampuan siswa, tes dapat dibedakan menjadi 5, yaitu: (1) tes awal
atau pre test, (2) tes diagnostik, (3) tes prasyarat, (4) tes formatif, dan (5) tes
sumatif.
a. Tes Awal atau Pretest
Yang dimaksud dengan tes awal atau pretest adalah tes yang dilakukan oleh
guru sebelum mulai mengajarkan pokok bahasan atau Kompetensi dasar tertentu.
Seorang guru berasumsi bawah siswa dapat memperoleh pengetahuan dari mana
saja, mungkin dari televisi, dari teman bermain, dari orangtua atau anggota

15
keluarga yang lain. Tes awal ini dilakukan oleh guru sekadar untuk menjajaki
pengetahuan atau kemampuan siswa karena materi yang akan diajarkan.
Contoh:
Soal tes awal ada 10 butir, urut dari 1 sampai dengan 8.
Setelah tes selesai dilaksanakan, guru bertanya mulai dari: "Siapa nomer 1
salah?" Jika tidak ada yang salah pertanyaan dilanjutkan: "Siapa nomer 2 salah?"
Jika tidak ada yang salah pertanyaan dilanjutkan: "Siapa nomer 3 salah?", jika ada
siswa yang salah, berarti guru harus mulai mengajar materi untuk soal nomer 3,
dan guru boleh meninggalkan materi untuk soal nomer 1 san 2, karena seluruh
siswa sudah menguasai materi tersebut. Untuk materi soal nomer 3, guru tidak
boleh melewatkan materi tersebut meskipun untuk soal nomer 3 tersebut yang
salah hanya 1 orang.
Guru boleh melewatkan tidak mengajarkan materi untuk soal 1 dan 2 apabila
sudh yakin bahwa materi tersebut sudah dikuasi oleh siswa. Untuk
meyakinkannya, guru dapat memberikan pertanyaan secara umum dan selintas
kepada siswa. Jika siswa sudah menguasai maka guru bisa melewatkannya, begitu
juga sebaliknya.

b. Tes Diagnostik
Tes diagnosis adalah tes yang diberikan kepada peserta didik dengan tujuan
untuk mengetahui dan menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapinya
dalam suatu mata pelajaran tertentu. Dalam tes diagnostik, materi yang ditanyakan
pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan tertentu yang biasanya atau menurut
pengalaman sulit dipahami peserta didik. Sesuai dengan nama tes itu sendiri yaitu
diagnose yang berarti pemeriksaan, maka jika hasil "pemeriksaan" itu
menunjukkan bahwa tingkat penguasaan peserta didik yang sedang "diperiksa" itu
termasuk rendah, harus diberi bimbingan secara khusus agar mereka dapat
memperbaiki tingkat penguasaannya terhadap mata pelajaran tertentu.
Tahapan-tahapan dilakukannya tes diagnostik (Ariyani, dkk, 2020), yaitu:
1. Tes diagnostik ke-1 dilakukan terhadap calon peserta didik sebagai input,
untuk mengetahui apakah calon peserta didik sudah menguasai pengetahuan

16
yang merupakan dasar untuk menerima pengetahuan di sekolah. Tes ini
sering dikatakan sebagai tes penjajakan masuk.
Contoh:
Sebelum mengajarkan hidrokarbon, guru harus yakin bahwa siswa
sudah menguasai tabel periodik unsur. Oleh karena itu, sebelum mulai dengan
materi hidrokarbon, guru mengadakan tes diagnostik untuk mengetahui
penguasaan siswa atas unsur.
2. Tes diagnostik ke-2 dilakukan terhadap calon peserta didik yang akan mulai
mengikuti program. Apabila cukup banyak calon peserta didik yang diterima
sehingga diperlukan lebih dari satu kelas, maka untuk pembagian kelas
diperlukan pertimbangan khusus.
3. Tes diagnostik ke-3 dilakukan terhadap peserta didik yang sedang belajar. Tes
diagnostik ke-3 ini bertujuan untuk mengetahui bagian mana dari materi
pelajaran yang diberikan yang belum dikuasai oleh peserta didik.
4. Tes diagnostik ke-4 diadakan pada waktu peserta didik akan mengakhiri
pelajaran. Dengan tes ini guru akan dapat mengetahui tingkat penguasaan
peserta didik terhadap bahan yang ia berikan.

c. Tes Prasyarat
Yang dimaksud dengan tes prasyarat adalah sebuah tes yang dilakukan oleh
guru untuk mengetahui penguasaan siswa tentang materi prasyarat. Yang
dimaksud dengan materi prasyarat adalah materi yang kedudukannya sangat
penting karena merupakan materi yang harus dikuasai siswa sebelum mempelajari
materi lain. Tes prasyarat adalah tes diagnostik yang sifatnya khusus. Fungsinya
adalah untuk mengetahui penguasaan bahan prasyarat yang sangat penting untuk
kelanjutan dalam mempelajari bahan pelajaran selanjutnya.
Contohnya:
Kemampuan perkalian belum dapat dipelajari oleh siswa sebelum siswa
menguasai penjumlahan, karena mengalikan adalah menjumlahkan bilangan
berkali-kali. Mengalikan 3x2 adalah menjumlahkan 2+2+2. Jika siswa belum

17
dapat menjumlahkan 2+2+2 belum dapat mengalikan 3x2. Itulah sebabnya
penjumlahan adalah materi prasyarat untuk perkalian.

d. Tes Formatif
Tes formatif merupakan salah satu jenis tes yang diberikan kepada peserta
didik setelah menyelesaikan satu unit pembelajaran. Tes formatif tidak
dimaksudkan untuk memberikan nilai kepada peserta didik, tetapi hasil tes
formatif akan dimanfaatkan untuk memonitor sampai sejauh mana peserta didik
mencapai kemajuannya selama proses belajar mengajar berlangsung. Contohnya.
Tes yang dilakukan setelah pembahasan tiap bab atau kompetensi dasar (KD).
Pada umumnya materi dari tes ini menekankan pada bahan-bahan pelajaran
yang telah diajarkan. Tindak lanjut yang perlu dilakukan setelah diketahuinya
hasil tes formatif adalah:
1) Pembelajaran akan dilanjutkan dengan pokok bahasan yang baru, jika materi
yang diteskan itu telah dikuasai dengan baik oleh peserta didik.
2) Jika ada bagian-bagian yang belum dipahami oleh peserta didik, maka
sebelum dilanjutkan dengan pokok bahasan baru, terlebih dahulu diulangi
atau dijelaskan lagi bagian-bagian yang belum dikuasai oleh peserta didik.

e. Tes Sumatif
Tes sumatif merupakan tes yang diberikan setelah sekumpulan satuan
program pembelajaran selesai diberikan. Tes ini bertujuan untuk mengetahui
keberhasilan belajar peserta didik setelah mengikuti pengajaran yang
pelaksanaannya dilakukan pada akhir atau akhir tahun. Contohnya, Tes akhir
semester, dan ujian nasional (UN).

6. CIRI-CIRI TES HASIL YANG BAIK


Dalam buku “Evaluassi Pendidikan Perspektif Islam” oleh Rahmi, Kustati, &
Hadel (2020), ada empat ciri yang harus dimiliki oleh tes hasil belajar, sehingga
tes tersebut dapat dinyatakan sebagai tes yang baik yaitu:

18
a. Validitas
Kata valid sering diartikan dengan tepat, benar, sahih, absah. Jadi kata
validitas dapat diartikan dengan ketepatan, kebenaran, kesahihan, dan keabsahan.
Untuk menetapkan apakah sebuah tes hasil belajar dapat dinyatakan memiliki
validitas atau daya ketepatan mengukur ataukah belum dapat dilakukan dengan
penganalisisan secara rasional (logika) dan dapat pula dilakukan dengan
penganalisisan secara empiris.
b. Reliabilitas
Kata ini sering diterjemahkan dengan keajekan (stability) atau kemantapan
(konsistensi). Tes hasil belajar dapat dinyatakan reliable, apabila hasil pengukuran
yang dilakukan dengan menggunakan tes tersebut secara berulang kali terhadap
subjek yang sama, senantiasa menunjukkan hasil yang tetap sama atau yang
sifatnya stabil. Ada 3 jenis pendekatan yang digunakan untuk mengetahui apakah
sebuah tes hasil belajar itu memiliki reliabilitas yang tinggi atau rendah yaitu:
1) Pendekatan single test (single trial)
2) Pendekatan tes retest
3) Pendekatan alternate forms
c. Objektif
Objektif berarti tidak adanya unsur pribadi yang memengaruhinya, bukan
subjektif. Sebuah tes dapat dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam
melaksanakan tes tersebut tidak ada faktor subjektif yang memengaruhi terutama
dalam sistem skornya. Apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka objektivitas
menekankan pada ketetapan dalam sistem skorsing, sedangkan reliabilitas
menekankan pada ketetapan dalam hasil tes.
d. Practicability (Praktis) dan Ekonomis
Bersifat praktis mengandung pengertian bahwa tes hasil belajar tersebut dapat
dilaksanakan dengan mudah karena tes itu:
1) Bersifat sederhana, dalam arti tidak memerlukan peralatan yang banyak
atau peralatan yang sulit pengadaannya.

19
2) Lengkap, dalam arti bahwa tes tersebut telah dilengkapi dengan petunjuk
mengenai cara mengerjakannya, kunci jawabannya, dan pedoman skorsing
serta penentuan nilainya.
3) Bersifat ekonomis, artinya bahwa tes hasil belajar tersebut tidak memakan
waktu yang panjang dan tidak memerlukan tenaga serta biaya yang
banyak.

7. ISTILAH DALAM TES


Tes memiliki banyak istilah yang memerlukan penjelasannya, yaitu istilah
test, testing, tester dan testee, yang mana setiap istilah mempunyai pengertian
yang berbeda. Menurut Zainur, dkk (2021), test adalah alat untuk mengukur dan
menilai suatu objek. Testing adalah waktu berlangsungnya pengukurnya dan
penilaian. Tester adalah orang yang melakukan pengukuran dan penilaian, dan
testee adalah objek pengukuran dan penilaian atau orang yang diukur dan dinilai.
Menurut Rapono, dkk (2019), tes adalah alat atau prosedur yang
dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Testing berarti saat
dilaksanakannya pengukuran dan penilaian atau saat pengambilan tes. Tester
artinya orang yang melaksanakan tes atau orang yang diserahi untuk
melaksanakan pengambilan tes terhadap para responden. Testee adalah pihak
yang sedang dikenai tes.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Evaluasi merupakan suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai
dari sesuatu.
2. Prinsip-prinsip evaluasi, diantaranya: valid, berorientasi kepada kompetensi,
berkelanjutan, menyeluruh, bermakna, adil dan objektif, terbuka, ikhlas,
praktis, dicatat dan akurat.
3. Alat evaluasi merupakan aktivitas atau proses mengumpulkan data maupun
informasi yang terdiri dari banyak dimensi.
4. Teknik evaluasi terbagi menjadi dua, yaitu non tes dan tes.
5. Macam-macam tes, meliputi: tes awal atau pre test, tes diagnostik, tes
prasyarat, tes formatif, dan tes sumatif.
6. Ciri-ciri tes hasil yang baik meliputi validitas, reliabilitas, objektif, praktis
dan ekonomis.
7. Test adalah alat untuk mengukur dan menilai suatu objek. Testing adalah
waktu berlangsungnya pengukurnya dan penilaian. Tester adalah orang yang
melakukan pengukuran dan penilaian, dan testee adalah objek pengukuran
dan penilaian.

B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Dengan sebuah pedoman yang bisa dipertanggungjawabkan

21
dari banyaknya sumber Penulis akan memperbaiki makalah ini. Oleh sebab itu,
Kami harapkan kritik serta saran yang membangun untuk penulisan yang lebih
bauk lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, Y., dkk. (2020). Model Penilaian Kelas Online Pada Pelajaran
Matematika. Yogyakarta: Deepublish.
Arikunto, S. (2018). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 3. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Astuti, M. (2022). Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.
Bahri,A.F., dkk. (2022). Evaluasi Program Pendidikan. Medan: UMSU Press.
Ismail, I. (2020). Asesmen dan Evaluasi Pembelajaran. Makassar: Cendekia
Publisher.
Oktariana, N., Rachmat, S., Elvia, B.S., Musnizar, S., Mufida, N. (2021).
Manajemen Pendidikan dan Evaluasi Pembelajaran. Surabaya: CV>
Jakad Media.
Rahmi., Kustati, M., & Hadeli. (2020). Evaluasi Pendidikan Perspektif Islam.
Yogyakarta: CV Budi Utama.
Rapono, M., Safrial., & Candra, W. (2019). Urgensi Penyusunan Tes Hasil
Belajar: Upaya Menemukan Formulasi Tes Yang Baik dan Benar. Jurnal
Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 11 (1), 95-104.
Romadiyanti, B. 2021. Konsep Dasar Evaluasi Program Pelatihan. Inspirasi
Kepenulisan dan Penelitian Bagi Widyaiswara. Jawa Barat: CV
Dandelion Publisher.
Safithry, A. E. (2018). Asesmen Teknik Tes dan Naon Tes. Malang: CV IRDH.
Widiyanto, J. (2018). Evaluasi Pembelajaran. Setiabudi: UNIPMA PRESS.
Zainuri, A., Aquami., & Annur, S. (2021). Evaluasi Pendidikan: Kajian Teoritik.
Jawa Timur: CV Qiara Media.

22
Hasil diskusi kelompok II

Setelah melakukan presentasi, adapun pertanyaan-pertanyaan yang diberikan


kelompok kami, yaitu:
1. Penanya: Dian Rahmadani
Kapan dan kondisi bagaimana macam-macam tes digunakan?
Dijawab : Nur Hafsanih
1. Tes awal atau pretest
Merupakan tes yang dilakukan di awal pembelajaran. Tes awal ini
dilakukan oleh guru sekadar untuk menjajaki pengetahuan atau
kemampuan siswa sebelum memasuki materi yang akan diajarkan.
2. Tes prasyarat
Merupakan sebuah tes yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui
penguasaan siswa tentang materi prasyarat. Materi prasyarat merupakan
materi yang kedudukannya sangat penting karena merupakan materi yang
harus dikuasai siswa sebelum mempelajari materi lain.
3. Tes diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kekuatan dan
kelemahan siswa ketika mempelajari sesuatu, sehingga hasilnya dapat
digunakan sebagai dasar memberikan tindak lanjut. Tes diagnostik terdiri
dari beberapa tahap :
Tes diagnostik ke-1 dilakukan terhadap calon peserta didik sebagai input
sebelum memasuki materi selanjutnya.

23
Tes diagnostik ke-2 dilakukan terhadap calon peserta didik yang akan
mulai mengikuti pembelajaran.
Tes diagnostik ke-3 dilakukan terhadap peserta didik yang sedang belajar.
Tes diagnostik ke-4 diadakan pada waktu peserta didik akan mengakhiri
pelajaran.
4. Tes formatif
Merupakan tes yang diberikan kepada peserta didik setelah menyelesaikan
satu materi pembelajaran.
5. Tes sumatif
Merupakan tes yang diberikan setelah sekumpulan satuan program
pembelajaran selesai diberikan. Tes ini bertujuan untuk mengetahui
keberhasilan belajar peserta didik setelah mengikuti pengajaran yang
pelaksanaannya dilakukan pada akhir semester.
Jadi, tes dilakukan sesuai dengan jenis tesnya. Dimana setiap tes
digunakan dengan bantuan instumen.

2. Penanya : Serli
Jelaskan mengenai pendekatan single test, pendekatan test retest dan
pendekatan alternate form dalam realibilitas tes?
Dijawab : Alfian Sye
 Pendekatan single test merupakan pendekatan “serba single” atau
pendekatan “serba satu” yaitu: satu kelompok subyek, satu jenis alat
pengukur, dan satu kali pengukuran atau satu kelompok testee, satu
jenis tes, dan satu kali testing.
 Pendekatan test retest adalah suatu tes yang reliabel tentu akan
menghasilkan skor-tampak yang relatif sama apabila dikenakan dua
kali pada waktu yang berbeda. Jadi, untuk mengestimasi
reliabilitasnya digunakan instrumen yang sama, responden atau subjek
penelitiannya sama tetapi waktu tesnya dibuat berbeda. Contohnya:
Contoh: utk tes inteligensi anak, waktu pengetesan 2 tdk boleh lebih

24
dari 6 bln. Sedangkan utk tes inteligensi dewasa, waktu pengetesan-2
dpt 1 thn kemudian.
 Pendekatan alternate form adalah dua buah tes yang mempunyai
kesamaan tujuan, tingkat kesukaran dan susunan tetapi butir-butir
soalnya berbeda. Pengujian reliabilitas instrument dengan cara ini
cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua, pada responden yang
sama, waktu sama, instrument berbeda.

3. Penanya : Serlina
Apa perbedaan antara skala bertingkat dengan kersioner dan daftar cocok
dengan observasi?
Dijawab : Miftahul Khairah
 Perbedaan skala bertingkat dan kuesioner yaitu pada evaluasi skala
bertingkat menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka
sedangkan pada kuesioner berbentuk uraian.
 Perbedaan daftar cocok dan observasi yaitu pada daftar cocok
responden/peserta didik yang akan menjawab atau mencentang di
tempat yang disediakan sedangkan pada observasi pengamat/guru
yang akan mencentang pada tabel pengamatan sesuai dengan yang
diamati pada peserta didik.

4. Penanya : Muzamil Falaq


Bagaimana cara memvalidasi tes dan non tes?
Dijawab : Muhammad Fauzan Arya Putra dan ditambahkan oleh Fitriani
 Cara yg dilakukan untuk memvaliditas non tes adalah dengan
melakukan pengukuran atau penilaian hasil belajar peserta didik yang
dilakukan tanpa menguji mereka, dan penilaian dilakukan dengan
pengamatan (observasi), Wawancara (interview), menyebarkan
angket, dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen yang
dilakukan secara langsung.

25
 Cara memvaliditas tes : Dimana validitas tes yaitu tingkat ketepatan
antara perangkat penilaian yang menandakan dimana tes mengukur
apa yang sedang diukur. Tes dan angket sering digunakan sebagai alat
ukur. Dalam konteks ini, instrumen harus dikonfigurasi untuk
digunakan sebagai alat yang sesuai untuk mengambil, mencari,
mendeskripsikan, menyelidiki, dan/atau membandingkan berbagai
informasi, topik, dan Variabel survei.

26

Anda mungkin juga menyukai