Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN

“PROSEDUR DAN LANGKAH PEMBUATAN SOAL ”

Dosen Pembimbing :

Syafril,M.Pd

Novrianti,S.Pd

Disusun Oleh:

1. Serlin Hidayatulah (19004028)

2. Viorin Recyalini ( 19004031)

3. Wilanda Intan Pertiwi (19004034)

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021

0
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan umat yakninya Nabi
Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah Evaluasi Pembelajaran ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi kita
semua.

Padang, 7 Maret 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii

DAFTAR ISI…...............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…...................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah…..............................................................................................................3

C. Tujuan....................................................................................................................................3

BAB III PEMBAHASAN

A. Perencanaan Tes...................................................................................................................5

1. Ketentuan Pokok dalam Perencanaan Test........................................................................5

2. Perencanaan dalam Menyusun Tes (Langkah-langkah dalam menyusun tes)..................6

B Perancangan Kisi-Kisi Tes.......................................................................................................7

1. Pengertian Kisi-Kisi.........................................................................................................7
2. Kegunaan dan Fungsi Kisi-Kisi\......................................................................................8
3. Syarat Kisi-Kisi yang Baik..............................................................................................8
4. Komponen Kisi-Kisi........................................................................................................9
C. Prosedur Pembuatan soal .....................................................................................................10
1. Alat Evaluasi..................................................................................................................10
2. Domain Kognitif Dalam Tes..........................................................................................12
3. Prosedur Pengembangan Tes........................................................................................14

BAB IVPENUTUP

A. Kesimpulan…......................................................................................................................16

B. Saran....................................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA….................................................................................................................19
2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perencanaan suatu tes yang akan dilaksanakan pada prinsipnya sangat diperlukan agar hasil
yang diharapkan dapat dicapai. Rencana yang teliti dan konseptual akan memberikan jaminan
bahwa guru itu akan dapat mengukur penguasaan belajar yang relevan dengan hasil belajar yang
representative.

Dalam penyusunan tes, rencana itu disebut dengan tabel spesifikasi atau kisikisi soal ujian akan
memberikan bimbingan yang terarah kepada penyusunan tes. Kisi-kisi atau tabel spesifikasi itu
akan memberikan bantuan untuk menyiapkan tes sesuai dengan dan mewakili materi yang pernah
diberikan dalam proses belajar mengajar aau kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh mahasiswa
dalam bidang tertentu (yang diujikan).

Dalam kegiatan pembelajaran kegiatan yang paling penting adalah melakukan tes, karena
dengan melakukan tes, seorang guru dapat mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam
memahami materi yang telah dipelajari. Dalam penyusunan soal-soal tes terkadang guru
mengalami kesulitan, karena dalam pembuatan soal tersebut diperlukan berbagai pertimbangan
agar soal yang dibuat tidak terlalu sulit, terlalu mudah dan emmbingungkan peserta didik ketika
hendak menjawab soal-soal tersebut. Dalam penyususnan tes prestasi hal yang paling penting yang
harus dimiliki yaitu validitas soal-soal yang akan diujikan kepada peserta didik. Untuk
memudahkan guru dalam penyusunan tes maka diperlukan pembuatan kisi-kisi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimkasud dengan perencanaan tes?
2. Apa yang dimaksud dengan perencanaan kisi-kisi tes?
3. Apa saja alat evaluasi dan bagiamana Prosedur penyusunan tes?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu perencanaan tes.
2. Untuk mengetahui apa saja perencanaan kisi-kisi tes

3
3. Untuk mengetahui alat evaluasi yang digunakan untuk tes dan bagaimana langkah-langkah
penyusunan tes.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perencanaan Tes

Tes berasal dari bahasa latin testum yang berarti alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa
kuno , kata tes berarti ukuran yang dipergunakan untuk membedakan antara emas dengan perak
serta logam lainya. Sedangkan Sumadi Surybrata, mengartikan Tes adalah :
“pernyataan-pernyataan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang
mendasarkan harus bagaimana testee menjawab pertanyaan-pertanyaan atau melakukan
perintah-perintah itu, penyelidiki mengambil kesimpulan dengan cara membandingkan dengan
standar atau testee lainya”.

Tes adalah alat yang direncanakan untuk mengukur kemampuan, keahlian atau pengetahuan .
Setiap kegiatan belajar harus diketahui sejauh mana proses belajar tersebut telah memberikan nilai
tambah bagi kemampuan siswa. Salah satu cara untuk melihat peningkatan kemampuan tersebut
adalah dengan melakukan tes. Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang akan
diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam
bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).

1. Ketentuan Pokok dalam Perencanaan Test


Guru harus memahami tentang pendidikan anak yang akan dites, kondisi di mana tes akan
dilaksanakan dan sebagainya. Pendek kata, hampir seluruh kepribadian guru terlibat di
dalamnya,bukan hanya diperlukan keterampilan saja. Itu sebabnya banyak ahli yang mengatakan,
bahwa mengkonstruksi tes lebih bersifat sebagai “Seni atau Art” daripada sebagai ilmu
pengetahuan atau science. Karena itu, jika guru ingin berhasil mengkonstruksi tes, maka dia harus
membuat perencanaan tes dengan teliti. Dalam hubungan ini ada empat ketentuan pokok yang
perlu diikuti, yakni:

a. Evaluasi dilakukan terhadap semua hasil pengajaran yang penting

Hasil pengajaran tergambarkan dalam tujuan instruksional yang hendak dicapai.Itu


sebabnya, tujuan instruksional itu harus dirumuskan secara jelas, spesifik, dapat diamati dan dapat
diukur.Tujuan instruksional dijabarkan berdasarkan tujuan sekolah (tujuan instruksional).Tujuan
instruksional umum yang telah digariskan dalam Garis-garis Progam Pengajaran (GBPP) pada

5
hakekatnya adalah tujuan pelajaran atau bidang studi.Tujuan-tujuan ini harus dirumuskan menjadi
tujuan instruksional khusus (TIK). Berdasarkan TIK inilah kita dapat menggariskan dan
menunjukkan jeni-jenis tingkah laku yang perlu dimiliki oleh siswa setelah mengikuti proses
instruksional tertentu. Tercapai tidaknya tujuan-tujuan itu atau perubahan tingkah laku yang
diharapkan itu, baru dapat ketahui setelah dilakukan serangkaian tes.Jadi perumusan tujuan yang
spesifik bukan saja penting bagi pembinaan kurikulum yang menentukan prosedur dan alat
instruksional, melainkan juga penting dalam rangka evaluasi hasil pengajaran.

b. Tes harus merefleksikan hal-hal yang menurut perkiraan mendapat tekanan tertentu dalam
pelajaran.

Tekanan dalam pelajaran dapat dilihat dalam proporsi yang direncanakan dalam
perencanaan tes.Jika bahan terlalu luas sedangkan waktu yang tersedia singkat, maka perlu
mengadakan sampel terhadap isi bahan. Selain dari itu perlu ada keseimbangan antara banyaknya
pertanyaan dilihat dari segi isi pelajaran yang akan dites dan tujuan pembelajaran yang dicapai.
Untuk itulah maka sebaiknya guru atau pembuat tes terlebih dahulu melakukan analisa tugas (Job
analysis).

c. Hakekat tes harus merefleksikan tujuan yang hendak dicapai oleh tes itu.

Sebenarnya tujuan kita dalam hal ini adalah untuk menentukan kedudukan tingkah laku
siswa sekarang dalam hubungan standar khusus, bukan dalam hubungan dengan siswa lain dalam
kelompoknya. Tetapi, jika tujuan kita ialah untuk membandingkan prilaku (performance) siswa
dengan lainnya dalam kelompok yang sama, dengan menggunakan ukuran relative, maka kita harus
menyediakan item-item yang akan mendistribusikan skor dari tingkat yang tinggi ke tingkat yang
rendah.

Tes itu akan valid jika secara nyata mengukur apa yang direncanakan untuk diukur.
penggunaan ukuran relative adalah salah satu cara yang terbaik untuk memperbaiki releabilitas tes,
karena itu item-item hendaknya menimbulkan rentang skor yang luas.

d. Hakekat tes harus merefleksikan kondisi-kondisi administrasi di mana tes akan


diadministrasikan.Pertama, kita harus memutuskan beberapa kali tes akan dilakukan. Kalau kita
berpijak pada system instruksional, maka jelas bahwa penilaian terhadap perilaku siswa harus
dilakukan sepanjang proses instruksional sampai dengan akhir pelajaran. Kedua, kita
harus memutuskan berapa banyak item yang akan diperlukan sesuai dengan waktu yang tersedia,
6
banyaknya tujuan yang harus dicapai, dan banyaknya bahan pelajaran.Ketiga, kita harus
memutuskan bentuk format tes yang akan digunakan. Apakah akan menggunakan tes essay atau tes
objektif,apakah kita menggunakan bentuk item B-S, pilihan berganda, menjodohkan dan
sebagainya.

2. Perencanaan dalam Menyusun Tes (Langkah-langkah dalam menyusun tes)

Tes untuk mengukur hasil belajar siswa, memiliki prinsip-prinsip serta langkah-langkah
perencanaan tersendiri. Dalam merencanakan penyusunan achievement test diperlukan adanya
langkah-langkah yang harus diikuti secara sistematis sehingga dapat diperoleh tes yang lebih
efektif. Dengan adanya hal ini, diharapkan suatu tes benar-benar dapat menjadi instrumen yang
dapat mengukur apa yang sebenarnya harus diukur .Para ahli penyusun tes maupun para pengajar
(classroom teacher) umumnya telah menyepakati langkah-langkah sebagai berikut:

 Menentukan atau merumuskan tujuan tes.

 Mengidentifikasi hasil-hasil belajar (learning outcomes) yang akan diukur dengan tes itu.

 Menentukan atau menandai hasil-hasil belajar yang spesifik

 Merinci mata pelajaran atau bahan pelajaran yang akan diukur dengan tes itu.

 Menyiapkan tabel spesifikasi (semacam blueprint).

 Menggunakan tabel spesifikasi tersebut sebagai dasar penyusunan tes.

Untuk merumuskan tujuan penyusunan tes dengan baik,seorang guru atau pengajar perlu
memikirkan apa tipe dan fungsi tes yang akan disusunya sehingga selanjutnya ia dapat menentukan
bagaimana karakteristik soal-soal yang akan dibuatnya.

B. Perancangan Kisi-Kisi Tes

1. Pengertian Kisi-Kisi

Kisi-kisi adalah suatu format berbentuk matriks yang memuat informasi untuk dijadikan
pedoman dalam menulis soal atau merakit soal menjadi tes. Penyusunan kisi-kisi merupakan
langkah penting yang harus dilakukan sebelum penulisan soal. Kisi-kisi disusun berdasarkan tujuan

7
penggunaan tes. Dengan demikian dapat diperoleh berbagai macam kisi-kisi. Kisi-kisi tes yang
dimaksudkan untuk menyusun soal diagnosis kesukaran belajar peserta didik berbeda dengan
kisi-kisi tes yang dimaksudkan untuk menyusun soal prestasi belajar. Kisi-kisi yang dimaksudkan
untuk menyusun tes penempatan juga berbeda dengan kisi-kisi yang dimaksudkan untuk menyusun
tes kompetisi. Kisi-kisi yang dimaksudkan untuk menyusun tes ulangan umum juga beerbeda
dengan kisi-kisi yang digunakan untuk menyusun tes ujian akhir nasional. Hal yang harus
diperhatikan adalah tidak ada satupun kisi-kisi yang dapat digunakan untuk semua tujuan semua
tes.

2. Kegunaan dan Fungsi Kisi-Kisi

Kisi-kisi tes berfungsi sebagai pedoman dalam penulisan soal dan perakitan tes. Dengan
adanya panduan ini, penulis soal dapatmenghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan tes
dan perakit tes dapat menyusun perangkat tes dengan mudah. Dengan demikian, jika tersedia
sebuah kisi-kisi yang baik, maka penulis soal yang berbeda akan dapat menghasilkan perangkat
soalyang relative sama, baik dari tingkat kedalaman maupun cakupan materi yang
ditanyakan.berikut perbandingan fungsi tes :

1. Fungsi untuk Kelas :

 Mengadakan diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa


 Mengevaluasi celah antra bakat dengan pencapaian.
 Menaikkan tingkat prestasi.
 Mengelompokan siswa di kelas pada waktu metode kelompok.
 Merencanakan kegiatan proses belajar mengajar untuk siswa siswa secra perseorngan.

2. Fungsi untuk Bimbingan :

 Menentukan arah pembicaraan dengan orang tua tentang anak-anak mereka.


 Membantu siswa dalam menentukan plihan.
 Membantu siswa mencapai tujuan pendidikan dan jurusan.
 Memberi kesempatan kepada pembingbin, guru, dan orang tua dalam memahami kesulitan
anak.

3. Fungsi untuk Administrasi:

 Memberi petunjuk dalam mengelompokkan siswa.


8
 Penempatan siswa baru
 membantu siswa memilih kelompok.
 Menilai kurkulum.
 Memperluas hubungan masyarakat (public relation).
 Menyediakan informasi untuk badan-badan lain diluar sekolah.

3. Syarat Kisi-Kisi yang Baik

 Dengan adanya berbagai variasi kisi-kisi yang disajikan, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi
harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu:

 Mewakili isu kurikulum yang akan diujikan.


 Komponen-komponennya rinci, jelas, mudah dan mudah dipahami.
 Soal-soalnya harus dapat dibuat sesuai dengan indicator dan bentuk soal yang ditetapkan.

4. Komponen Kisi-Kisi

Komponen yang diperlukan dalam sebuah kisi-kisi sangat ditentukan oleh tujuan tes yang
hendak disusun. Komponen-komponen ini dapat dihimpun menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
identitas dan kelompok matriks. Kelompok identitas dicantumkan dibagian atas matriks, sedangkan
kelompok matriks dicantumkan dalam kolom-kolom yang sesuai dengan tujuan tes.
Komponen-komponen yang biasa digunakan dalam penyusunan kisi-kisi tes prestasi belajar adalah
sebagai berikut:

 Jenis sekolah/jenjang sekolah.


 Mata pelajaran.
 Tahun ajaran.
 Kurikulum yang diacu.
 Alokasi waktu.
 Jumlah soal.
 Bentuk Soal.
 Standar kompetensi.
 Kompetensi dasar.
 Indikator.
 Bahan kelas.
9
 Jumlah soal.
 Nomor urut soal.
 Bentuk soal.

Idealnya semua kompetensi dasar dan indicator yang ada dalam kurikulum, yang tentunya
telah dilakukan proses pembelajaran, diujikan di kelas. Namun demikian, dari berbagai komponen
tersebut di atas, khusus untuk tes ulangan umum, tes kenaikan kelas, ujian sekolah dasar, ataupun
ujian akhir nasional komponen kompetensi dasar dan indikator merupakan salah satu komponen
yang perlu dipilih secara mendalam.

C. Prosedur Pembuatan soal


a. Alat Evaluasi
Untuk memperoleh kelayakan alat evaluasi pembelajaran, peneliti melakukan
pengumpulan data penelitian baik angket terbuka yang digunakan bagi angket telaah materi dan
angket tertutup dugunakan untuk angket validasi ahli meteri. Hal ini sesuai dengan Widasari dan
Soesatyo (2017) pada penelitiannya mengenai ”pengembangan media game ular tangga” bahwa
Kelayakan media pembelajaran diperoleh dari hasil validasi media oleh ahli materi, dan ahli
media.Pada umumnya alat evaluasi dibedakan menjadi dua jenis, yakni tes dan non tes. Kedua jenis
ini dapat digunakan untuk menilai ketiga sasaran penilaian yang dikemukakan diatas. Agar para
guru mengetahui dan trampil dalam mengadakan penilaian, dibawah ini dibahas secara umum
mengenai kedua jenis alat penilaian. Dilihat dari faktor validitas dan reliabilitasnya.
1. Tess Amir Daien Indra Kususma (1998: 27), menegaskan bahwa: Tes adalah suatu alat
atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keteranganketerangan
yang diingikna tentang seseorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat. Tes juga
dapat diartikan sebagai berikut:
a) Tes adalah suatu alat pengumpul data yang bersifat resmi karena penuh dengan
batasan-batasan.
b) Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil
belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran sesuai dengan tujuan pendidikan
dan pengajaran.
Dilihat dari segi bentuknya, tes ini ada yang diberikan:
 Tes secara lisan (menuntut jawaban secara lisan),
10
 Tes tulisan (menuntut jawaban secara tulisan),
 Tes tindakan (menuntut jawaban dalam bentuk perbuatan).
Soal-soal tes ada yang disusun dalam bentuk objektif, ada juga yang dalam bentuk esai atau uraian.
2. Non-Tes Teknik non test pada umumnya dilakukan dengan tanpa “ menguji “ peserta
didik, dan memegang peranan yang penting dalam rangka mengevaluasi hasil belajar peserta didik
dari segi ranah sikap hidup ( affective domain ) dan ranah keterampilan ( psychomotoric domain ).
TAlat evaluasi jenis non-tes ini antara lain :
a) Skala Bertingkat

Skala bertingkat (rating scale), yaitu nilai yang berbentuk angka. Perkataan Oppenheim:”Rating
gives a numerical value to some kind of judgment ”, sehingga suatu skala selalu disajikan dalam
bentuk angka.

b) Kuesioner

Kuesioner ( quesionary ), yaitu angket / sebuah pertanyaan yang harus diisi oleh responden.
Macam-macam kuesioner :

(1) Ditinjau dari segi siapa yang menjawab :

 Langsung : dikirimkan dan langsung diisi oleh orang yang dimintai jawaban tentang dirinya.

 Tidak langsung : dikirim dan diisi oleh orang lain ( bukan orang yang diminta secara
langsung ), biasanya digunakan untuk mencari info tentang anak, tetangga, saudara dan
sebagainya.

(2) Ditinjau dari segi cara menjawab :

 Tertutup : disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi tinggal
memberi tanda pada jawaban yang dipilih.

 Terbuka : pengisi bebas mengemukakan pendapatnya, biasanya digunakan untuk meminta


pendapat seseorang.

c) Daftar Check

Daftar cocok (check-list), yaitu pernyataan singkat dan responden tinggal memberi tanda (v) pada
jawaban yang ia pilih pada tempat yang telah disediakan.

d) Wawancara

11
Wawancara ( interview ), yaitu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden
dengan jalan tanya jawab sepihak ( responden tidak mempunyai kesempatan untuk bertanya ). Cara
melakukan wawancara :

 Bebas, responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapat tanpa dibatasi oleh
patokan-patokan yang dibuat oleh penanya.

 Terpimpin, penanya mengajukan pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu, penanya
tinggal memberikan tanda cocok di tempat yang sesuai dengan jawaban responden ( penanya
dan responden sama-sama terpimpin oleh pertanyaan yang disusun ).

e) Pengamatan

Pengamatan ( observation ), yaitu cara yang digunakan dengan mengadakan pengamatan secara
teliti dan pencatatan yang sistematis. Macam-macam observasi :

 Partisipan, pengamat ikut serta dalam kelompok yang sedang diamati. Pengamat harus
benar-benar ikut serta agar ia bisa menghayati dan merasakan apa yang dirasakan oleh orang
yang diamati.

 Sistematik, faktor-faktor yang diamati sudah didaftar secara sistematis dan sudah diatur
menurut kategorinya. Pengamat berada di luar kelompok ( dilihat dari sisi sistematisnya
dilakukan oleh penanya ).

 Eksperimental, pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok. Pengamat dapat


mengendalikan unsur-unsur penting dalam situasi sehingga dapat diatur sesuai dengan tujuan
evaluasi.

f) Riwayat Hidup

Riwayat hidup, yaitu gambaran keadaan seseorang semasa hidupnya. Dengan mempelajari riwayat
hidup, penanya dapat mengambil kesimpulan tentang kebiasaan dan kepribadian serta sikap
responden.

b. Domain Kognitif Dalam Tes.


Tujuan pembelajaran dalam ranah kognitif (intelektual) atau yang menurut Bloom
merupakan segala aktivitas yang menyangkut otak dibagi menjadi 6 tingkatan sesuai dengan
jenjang terendah sampai tertinggi yang dilambangkan dengan C (Cognitive) (Dalam buku yang
berjudul Taxonomy of Educational Objectives. Handbook 1 : Cognitive Domain yang diterbitkan
12
oleh McKey New York. Benjamin S. Bloom pada tahun 1956) yaitu:

 C1 (Pengetahuan/Knowledge), Pada jenjang ini menekankan pada kemampuan dalam


mengingat kembali materi yang telah dipelajari, seperti pengetahuan tentang istilah, fakta
khusus, konvensi, kecenderungan dan urutan, klasifikasi dan kategori, kriteria serta metodologi.
Tingkatan atau jenjang ini merupakan tingkatan terendah namun menjadi prasyarat bagi
tingkatan selanjutnya. Di jenjang ini, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan dengan
hapalan saja.

 C2 (Pemahaman/Comprehension), Pada jenjang ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan


dalam memahami materi tertentu yang dipelajari. Kemampuan-kemampuan tersebut yaitu: (1)
Translasi (kemampuan mengubah simbol dari satu bentuk ke bentuk lain), (2) Interpretasi
(kemampuan menjelaskan materi), (3) Ekstrapolasi (kemampuan memperluas arti). Di jenjang
ini, peserta didik menjawab pertanyaan dengan kata-katanya sendiri dan dengan memberikan
contoh baik prinsip maupun konsep.

 C3 (Penerapan/Application), Pada jenjang ini, aplikasi diartikan sebagai kemampuan


menerapkan informasi pada situasi nyata, dimana peserta didik mampu menerapkan
pemahamannya dengan cara menggunakannya secara nyata. Di jenjang ini, peserta didik
dituntut untuk dapat menerapkan konsep dan prinsip yang ia miliki pada situasi baru yang
belum pernah diberikan sebelumnya.

 C4 (Analisis/Analysis), Pada jenjang ini, dapat dikatakan bahwa analisis adalah kemampuan
menguraikan suatu materi menjadi komponen-komponen yang lebih jelas. Kemampuan ini
dapat berupa: (1) Analisis elemen/unsur (analisis bagian-bagian materi), (2) Analisis hubungan
( identifikasi hubungan), (3) Analisis pengorganisasian prinsip/prinsip-prinsip organisasi
(identifikasi organisasi). Di jenjang ini, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke
dalam beberapa bagian menemukan asumsi, dan membedakan pendapat dan fakta serta
menemukan hubungan sebab akibat.

 C5 (Sintesis/Synthesis), Pada jenjang ini, sintesis dimaknai sebagai kemampuan memproduksi


dan mengkombinasikan elemen-elemen untuk membentuk sebuah struktur yang unik.

13
Kemampuan ini dapat berupa memproduksi komunikasi yang unik, rencana atau kegiatan yang
utuh, dan seperangkat hubungan abstrak. Di jenjang ini, peserta didik dituntut menghasilkan
hipotesis atau teorinya sendiri dengan memadukan berbagai ilmu dan pengetahuan.

 C6 (Evaluasi/Evaluation), Pada jenjang ini, evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai


manfaat suatu hal untuk tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Kegiatan ini berkenaan
dengan nilai suatu ide, kreasi, cara atau metode.

Pada jenjang ini seseorang dipandu untuk mendapatkan pengetahuan baru, pemahaman
yang lebih baik, penerapan baru serta cara baru yang unik dalam analisis dan sintesis. Menurut
Bloom paling tidak ada 2 jenis evaluasi yaitu: (1) Evaluasi berdasarkan bukti internal, (2) Evaluasi
berdasarkan bukti eksternal. Di jenjang ini, peserta didik mengevaluasi informasi termasuk di
dalamnya melakukan pembuatan keputusan dan kebijakan.

c. Prosedur Pengembangan Tes

Sebelum menentukan teknik dan alat penilaian, penulis soal perlu menetapkan terlebih dahulu
tujuan penilaian dan kompetensi dasar yang hendak diukur. Langkah-langkah penting yang dapat
dilakukan sebagai berikut:

1) Menentukan tujuan penilaian.


Tujuan penilaian sangat penting karena setiap tujuan memiliki penekanan yang berbeda- beda.
Misalnya untuk tujuan tes prestasi belajar, diagnostik, atau seleksi. Contoh untuk tujuan prestasi
belajar, lingkup materi/kompetensi yang ditanyakan/diukur disesuaikan seperti untuk
kuis/menanyakan materi yang lalu, pertanyaan lisan di kelas, ulangan harian, tugas
individu/kelompok, ulangan semester, ulangan kenaikan kelas, laporan kerja praktik/laporan
praktikum, ujian praktik.

2) Memperhatikan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD).


Standar kompetensi merupakan acuan/target utama yang harus dipenuhi atau yang harus diukur
melalui setiap kompetensi dasar yang ada atau melalui gabungan kompetensi dasar.

14
3) Menentukan jenis alat ukurnya, yaitu tes atau non-tes atau mempergunakan keduanya.
Untuk penggunaan tes diperlukan penentuan materi penting sebagai pendukung kompetensi dasar.
Syaratnya adalah materi yang diujikan harus mempertimbangkan urgensi (wajib dikuasai peserta
didik), kontinuitas (merupakan materi lanjutan), relevansi (bermanfaat terhadap mata pelajaran
lain), dan keterpakaian dalam kehidupan sehari-hari tinggi (UKRK). Langkah selanjutnya adalah
menentukan jenis tes dengan menanyakan apakah materi tersebut tepat diujikan secara tertulis/lisan.
Bila jawabannya tepat, maka materi yang bersangkutan tepat diujikan dengan bentuk soal apa,
pilihan ganda atau uraian. Bila jawabannya tidak tepat, maka jenis tes yang tepat adalah tes
perbuatan: kinerja (performance), penugasan (project), hasil karya (product), atau lainnya.

4) Menyusun kisi-kisi tes dan menulis butir soal beserta pedoman penskorannya. Dalam menulis
soal, penulis soal harus memperhatikan kaidah penulisan soal.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ketentuan Pokok dalam melakukan Perencanaan Test,yaitu: Evaluasi dilakukan terhadap


semua hasil pengajaran yang penting,Tes harus merefleksikan hal-hal yang menurut perkiraan
mendapat tekanan tertentu dalam pelajaran, Hakekat tes harus merefleksikan tujuan yang hendak
dicapai oleh tes itu, Hakekat tes harus merefleksikan kondisi-kondisi administrasi di mana tes akan
diadministrasikan.

Kisi-kisi adalah suatu format berbentuk matriks yang memuat informasi untuk dijadikan
pedoman dalam menulis soal atau merakit soal menjadi tes. Penyusunan kisi-kisi merupakan
langkah penting yang harus dilakukan sebelum penulisan soal. Kisi-kisi disusun berdasarkan tujuan
penggunaan tes. Kisi-kisi tes berfungsi sebagai pedoman dalam penulisan soal dan perakitan tes.
Dengan adanya panduan ini, penulis soal dapatmenghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan
tes dan perakit tes dapat menyusun perangkat tes dengan mudah. Dengan demikian, jika tersedia
sebuah kisi-kisi yang baik, maka penulis soal yang berbeda akan dapat menghasilkan perangkat
soalyang relative sama, baik dari tingkat kedalaman maupun cakupan materi yang ditanyakan,
Komponenkomponen yang biasa digunakan dalam penyusunan kisi-kisi tes prestasi belajar adalah
sebagai berikut: Jenis sekolah/jenjang sekolah,Mata pelajaran,Tahun ajaran, Kurikulum yang diacu,
Alokasi waktu, Jumlah soal, Bentuk Soal, Standar kompetensi, Kompetensi dasar, Indikator, Bahan
kelas, Jumlah soal, Nomor urut soal, Bentuk soal.

Langkah –langkah dalam prosedur pengembangan tes yaitu: menentukan tujuan penilaian,
memperhatikan standar kompetensi dan komptensi dasar, menentukan jenis alat ukur yaitu tes atau
non-tes yang akan digunakan. Terakhir menyusun kisi-kisi soal tes dan menulis butir soal beserta
pedoman penskorannya.

16
B. Saran

Pada pembuatan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kesalahan serta kekurangan
yang terdapat pada makalah ini. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dari pembaca guna
kesempurnaan makalah ini dan makalah yang dibuat selanjutnya.

17
Daftar Pustaka :

Akhadiah Sabarti. 1988. Evaluasi Dalam Pengajaran Bahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.

Arikunto Suharsimi. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: bumi aksara.

http://kumpulan-makalah-7.blogspot.com/2014/04/prosedur-perencanaan-tes.html

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jupe/article/download/30460/27770

Oemar,Hamalik, Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan, 1989, Bandung : PT Remaja


Rosdakarya.

Thoha,Chabib,Teknik Evaluasi Pendidikan,2003,Jakarta : PT.Raja Grfindo Persada.

18

Anda mungkin juga menyukai