Disusun Oleh:
RANGKASBITUNG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa. Yang telah memberi taufiq dan
hidayah kepada hambanya sehingga penyusunan Makalah yang berjud“Prasyarat
Tes yang Baik dalam Evaluasi Pembelajaran PAI” ini dapat terselesaikan.
Shalawat dan salam tetap kami panjatkan kepada revolusi akbar yakni Nabi
Muhammad SAW. Yang mana berkat jasa dan perjuangannya seluruh umat
manusia dapat menikmati terangnya dunia ini yakni dengan addinul Islam (agama
Islam).
Kami sangat menyadari, bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangannya.
Oleh karena itu, kritik serta sarannya dari semua pihak, menuju perbaikan dan
penyempurnaan Makalah ini kami harapkan.
Rangkasbitung, 19 Mei2022
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………
A. Latar Belakang………………………………………………………………………….
B. Rumusan Masalah………………………………………………………………………
C. Tujuan…………………………………………………………………………………..
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………..
A. Pengertian Tes…………………………………….…………………………..…………
A. Kesimpulan………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………..…………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar sebagai bagian
dari peningkatan kualitas pendidikan dapat dilakukan melalui sistem penilaian. Dalam penilaian
proses dan hasil belajar siswa di sekolah, aspek aspek yang berkenaan dengan pemilihan alat
penilaian, penyusunan soal, pengolahan dan interpretasi data hasil penilaian, analisis butir soal
untuk memperoleh kualitas soal yang memadai, serta pemanfaatan data hasil penilaian sangat
berpengaruh terhadap kualitas lulusan
Oleh karena itu, dalam mengevaluasi pembelajaran, tidaklah lepas dari syarat syarat yang
harus ditempuh dalam kegiatan perencanaan dan penyusunan tes pembelajaran. Tentunya agar
tes yang dihasilkan bermutu dan mampu menambah pengetahuan serta mampu memperdalam
materi yang telah disampaikan sebelumnya. Oleh karena itu, dalam makalah ini, akan kami
sajikan syarat dari pada perencanaan dan penyusunan tes pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
B. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tes
Tes merupakan suatu alat pensilaian dalam bentuk tulisan untuk mencatat atau mengamati
prestasi siswa yang sejalan dengan target penilaian. Jawaban yang diharapkan dalam tes dapat
secara tertulis, lisan atau perbuatan. Kemudian Zainul dan Nasition mendefinisikan tes sebagai
pertanyaan atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi atau
memperlihatkan prestasi siswa yang berkaitan dengan tujuan yang telah ditentukan.[1]
Dalam hal ini perlu dibedakan antara tes, testing, testee dan tester. Testing adalah saat pada
waktu tes tersebut dilaksanakan (saat pengambilan tes). Sementara itu Gabel menyatakan bahwa
testing menunjukkan proses pelaksanaan tes. Testee adalah responden yang mengerjakan tes.
Mereka inilah yang akan dinilai atau diukur kemampuannya. Sedangkan Tester adalah
seseorang yang diserahi tugas untuk melaksanakan pengambilan tes kepada responden.[2]
Jadi, dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tes merupakan alat penilaian yang berupa
pertanyaan atau seperangkat tugas yang direncanakan memperlihatkan seberapa jauh tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dicapai oleh siswa.
Sebelum evaluasi hasil belajar dilaksanakan, harus disusun terlebih dahulu perencanaannya
secara baik dan matang. Perencanaan evaluasi hasil belajar itu umumnya mencakup 6 jenis
kegiatan :
Perumusan tujuan sangatlah penting, sebab tanpa tujuan yang jelas maka evaluasi hasil belajar
akan berjalan tanpa arah.
3. Memilih dan menentukan teknik apakah yang akan digunakan dalam pelaksanaan evaluasi.
4. Menyusun alat alat pengukur yang akan dipergunakan dalam pengukuran dan penilaian hasil
belajar peserta didik.
5. Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau patokan
dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi.
6. Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri (kapan dan seberapa
sekali evaluasi akan dilaksanakan).[3]
Dalam merencanakan tes evaluasi pembelajaran, hendaklah memenuhi persyaratan tes yang baik,
yaitu :
a. Validitas
Sebuah data dikatakan valid apabila sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, dapat
memberikan gambaran tentang data secara benar sesuai dengan kenyataan atau keadaan yang
sesungguhnya.
b. Reliabilitas
Kata reliabilitas berasal dari bahasa inggris reliability yang berasal dari kata reliable yang artinya
dapat dipercaya. Suatu tes bisa dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap
apabila diteskan beberapa kali akan menunjukkan ketetapan.
c. Objektivitas
Obyektivitas dapat diartikan sebagai tidak adanya unsur pribadi yang mempengaruhi terutama
dalam kegiatan penskoran atau sistem skoringnya. Apabila dikaitkan dengan reliabilitas maka
objektivitas menekankan ketetapan (consistency) pada sistem skoring, sedangkan reliabilitas
menekankan ketetapan dalam hasil tes.
d. Praktikabilitas (practicability)
Sebuah tes dikatakan memiliki praktikability yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis,
mudah pengadministrasiannya.
1). Mudah dilaksanakan, misalnya tidak menuntut peralatan yang banyak dan memberi
kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan terlebih dahulu bagian yang dianggap mudah oleh
siswa.
2). Mudah pemeriksaannya, artinya bahwa tes itu dilengkapi dengan kunci jawaban maupun
pedoman skoringnya.
3). Dilengkapi dengan petunjuk petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan / diawali oleh
orang lain.
Ada beberapa langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menyusun tes evaluasi pembelajaran
antara lain:
Biasanya suatu sekolah/lembaga pendidikan telah mempunyai Silabus untuk setiap mata
pelajaran. Silabus berisikan pokok-pokok bahasan yang akan diajarkan dalam satu semester.
Silabus diperlukan pada waktu membuat kisi-kisi soal agar soal yang dibuat mewakili semua
pokok bahasan yang ada sehingga akhirnya dapat dilihat apakah tujuan pembelajaran tercapai
atau tidak.[4]
Menyusun kisi-kisi merupakan langkah awal yang harus dilakukan setiap kali menyusun tes dan
menulis soal. Dengan adanya kisi-kisi, penyusunan soal dapat menghasilkan tes yang relatif
sama. Kisi-kisi tes adalah suatu format atau matriks yang memuat kreteria butir soal yang
diperlukan dalam menyusun tes. Oleh karena itu, kisi-kisi yang baik harus memenuhi beberapa
kareteria, yaitu; 1) dapat menggambarkan keterwakilan isi kurikulum, 2) komponen yang
membentuk kisi-kisi harus jelas, rinci, dan mudah dipahami, dan 3) Setiap indikator dapat
dituliskan butir soalnya.[5]
3. Menyusun Soal
Soal dapat disusun dalam bentuk tes objektif maupun tes esai.Sebagai bahasan dalam tulisan ini
penulis memilih bentuk tes objektif dengan bentuk soal tes pilihan ganda. Jumlah soal yang
disusun harus melebihi jumlah yang dibutuhkan dan disusun sesuai kisi-kisi. Sukar atau
mudahnya suatu soal bukan semata-mata ditentukan oleh materi soal, akan tetapi ditentukan juga
oleh teknik penyusunannya.[6]
Beberapa butir pernyataan yang merupakan bagian pokok dalam pedoman umum penulisan butir
soal tes pilihan ganda adalah sebagai berikut:
b. Pokok soal dan pilihan jawaban harus dirumuskan secara jelas, singkat, padat,dan tegas,
sehingga perumusan tersebut hanya mencakup pernyataan yang diperlukan saja.
d. Pokok soal dan pilihan jawaban tidak mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.
e. Pilihan jawaban yang merupakan kunci jawaban harus menunjukan kebenaran mutlak dan
terbaik.
f. Pilihan jawaban harus homogen dan logis secara materi dan bahasa.
h. Pilihan jawaban sebaiknya jangan memakai bunyi “semua pilihan jawaban di atas salah
“atau “semua pilihan jawaban di atas benar”.
i. Pilihan jawaban berbentuk angka harus disusun berdasarkan urutan kecil ke besar atau
sebaliknya.[7]
Agar memperoleh soal/tes yang baik maka soal/test tersebut harus diuji coba terlebih dahulu dan
hasilnya dianalisis sehingga memenuhi syarat-syarat tes yang baik. Peserta uji coba misalnya
adalah siswa, maka siswatersebut harus mempunyai status sama dengan peserta tes yang
sebenarnya.
5. Membuat Skor
Setelah soal diuji coba maka selanjutnya dibuat skor masing-masing siswa (peserta yang diuji
coba). Misal, jika siswa menjawab benar diberi skor 1, dan bila siswa menjawab salah atau tidak
menjawab diberi skor 0. Semua skor yang diperoleh untuk setiap siswa dibuat dalam bentuk
tabel.[8]
1. Menyusun spesifikasi tes, dalam langkah ini ada beberapa hal yang harus dilakukan yakni:
menentukan tujuan tes, menyusun kisi-kisi tes dan menentukan panjang tes.
6. Memperbaiki tes
7. Melaksanakan tes.[9]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa tes merupakan alat penilaian yang
berupa pertanyaan atau seperangkat tugas yang direncanakan memperlihatkan seberapa jauh
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dicapai oleh siswa. Sebelum membuat dan
melaksanakan tes ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, diantaranya: menentukan
tujuan tes, menentukan aspek-aspek yang akan dites, Memilih dan menentukan teknik apakah
yang akan digunakan dalam pelaksanaan evaluasi, dan sebagainya. Sehingga hasil yang didapat
sesuai dengan target dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Sudiyono, Anas. 1998. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Yamin, Martinis. 2012. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Ciputat: Refensi GP Press
Group.
Zainul dan Nasution. 2001. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Dirjen Dikti.
[1] Zainul dan Nasution, Penilaian Hasil Belajar (Jakarta: Dirjen Dikti, 2001), 17.
[2] Ibid.
[3] Anas Sudiyono, Pengantar Evaluasi Pendidikan. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1998 ) 59
[4] Abdul Kadir, “Menyusun dan Menganalisis Tes Hasil Belajar”, Al-Ta’dib, 2 (Juli-Desember,
2015), 72.
[5] Ibid.
[6] Ibid.
[8] Ibid.
[9] Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi (Ciputat: Refensi GP Press
Group, 2012),151.