Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGEMBANGAN TES HASIL BELAJAR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur

Mata Kuliah Pengembangan Instrumen Penilaian Di MI

Dosen Pengampu : Dr. Tamsik Udin, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 2 :

1. Evi Sa’diatul Fikriah (1908107045)


2. Devida Nur Asih (1908107052)
3. Nurul Laelatul Fadilah (1908107074)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SYEKH NURJATI CIREBON

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat, taufik, hidayah, daninayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “Pengembangan Tes Hasil Belajar”.
Dengan adanya makalah ini semoga dapat memberikan informasi bagi para
pembaca, khususnya mahasiswa program studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI).

Rasa terima kasih kami ucapkan kepada Bapak Dr. Tamsik Udin, M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Pengembangan Instrumen Penilaian Di MI
kelas 6B yang telah memberikan banyak masukan serta saran dalam proses
penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan makalah ini, karena kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu,
kami mengharapkan saran yang bersifat membangun untuk terciptanya makalah
yang lebih baik lagi.

Cirebon, 11 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan Masalah.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3

A. Keunggulan Dan Kelemahan Tes..............................................................3


B. Pengembangan Tes....................................................................................6
C. Perencanaan Tes........................................................................................10
LAPORAN OBSERVASI...............................................................................13

BAB III PENUTUP...............................................................................................15

A. Kesimpulan ...............................................................................................15
B. Saran .........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat
ukur mengumpulkan informasi karakteristik suati objek. Dalam pembelajaran
objek ini bisa berupa kecakapan peserta didik, minat, motivasi dan
sebagainya. Bentuk tes yang digunakan dilembaga pendidikan dilihat dari
segi sistem penskorannya dapat dikategorikan menjadi 2 yaitu tes objektif dan
tes uraian.
Hasil belajar siswa bukan hanya sekedar angka yang dihadiahkan oleh
guru untuk siswa atas kegiatan belajarnya. Hasil belajar merupakan ukuran
kuantitatif yang mewakili kemampuan yang di miliki oleh siswa. Untuk itu
tes hasil (tes hasil belajar) sebagai dasar untuk memberikan penilaian hasil
belajar seharusnya memiliki kemampuan secara nyata menimbang secara adil
“bobot” kemampuan siswa.
Menilai pencapaian hasil belajar siswa merupakan tugas pokok seorang
guru sebagai konskuensi logis dari pelaksanaan pembelajaran yang telah
disusun tiap awal semester. Penilaian ini dimaksudkan untuk mengambil
keputusan tentang keberhasilan siswa dalam mencapai kompetensi yang telah
ditetapkan.
Untuk dapat mengembangkan tes yang baik ada beberapa langkah yang
harus diikuti yaitu harus memahami bagaimana cara menulis tes baik sesuai
dengan tata cara atau kaidah yang telah ditentukan, membuat perencanaan tes
dan menulis butir soal berdasarkan perencanaan yang telah dibuat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa keunggulan dan kelemahan tes?
2. Bagaimana mengembangkan tes?
3. Bagaimana perencanaan tes?

1
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa keunggulan dan kelemahan tes,
2. Untuk mengetahui cara mengembangkan tes,
3. Untuk Mengetahui perencanaan tes.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Keunggulan Dan Kelemahan Tes
Tes merupakan alat ukur yang tepat digunakan untuk mengukur
hasil belajar dalam ranah kognitif. Untuk menentukan salah satu jenis tes
yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, harus
berpedoman pada tujuan pembelajaran yang akan diukur. Untuk dapat
memilih jenis tes yang tepat, kita harus memahami keunggulan dan
kelemahan dari tiap jenis tes, sehingga kita bisa memaksimalkan
keunggulan tes yang kita gunakan dan menekan kelemahannya seminimal
mungkin.
1. Tes Objektif
Keunggulan Tes Objektif antara lain:
a. Tes ini dapat mengukur proses berfikir rendah hingga sedang yang
mencangkup daya ingat pemahaman, dan penerapan.
b. Semua atau sebagian besar materi yang telah diajarkan dapat
dievaluasi sehingga dapat diukur ketercapaiannya.
c. Penghitungan nilai hasil tes dapat dilakukan dengan cepat, bahkan
dapat menggunakan bantuan program komputer.
d. Menganalisis soal lebih mungkin dilakukan. Tingkat kesukaran,
daya berbeda, efetivitas pengecoh serta reliabilitas soal dapat
diketahui.
e. Tingkat kesukaran dapat dikendalikan.
f. Informasi yang diperoleh dari hasil tes lebih kaya.
g. Dapat dijawab dengan cepat sehingga memungkinkan siswa untuk
menjawab sejumlah besar pertanyaan.
h. Materi test dapat mencangkup sebagian besar bahan pembelajaran
yang diberikan.

3
i. Hasil tes yang di peroleh siswa cukup represntative dalam
menggambarkan penguasaan bahan yang diteskan pada siswa.
j. Skor yang diperoleh siswa di jamin reliabilitasnya, karena item-
item tes hanya mengandung satu jawaban yang benar, sehingga
siapapun yang menskor hasilnya akan tetap sama.
k. Jawaban-jawaban dapat dikoreksi dengan mudah dan cepat dengan
menggunakan kunci jawaban yaang telah disiapkan.

Kelemahan Tes Objektif antara lain:

a. Pada kenyataannya lebih banyak soal yang hanya mengukur


jenjang berfikir rendah.
b. Membuat soal lebih sukar jika ingin membuat soal dengan bobot
baik karena harus menyediakan pilihan ganda dan pengecoh yang
tepat.
c. Kemampuan dapat terganggu oleh kemampuannya untuk membaca
dan menerka. Selain itu kemampuan anak juga di pengaruhi oleh
keraguan karena ada beberapa pilihan.
d. Anak tidak dapat menyatakan idenya sendiri dalam menjawab soal.
e. Persiapan untuk menyusun jauh lebih sulit dibandungkan test esai
karena soalnya banyak dan harus diteliti untuk menghindari
kelemahan-kelemahan yang lain.
f. Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya
pengenalan kembali saja, dan sukar untuk mengukut proses mental
yang tinggi.
g. Banyak kesempatan untuk main untung-untungan.
h. “kerja sama” antarsiswa pada waktu mengerjakan soal test lebih
terbuka.
2. Tes Uraian
Asrul, dkk (2014: 44) dalam buku Evaluasi Pembelajaran
mengemukakan kelebihan tes uraian, diantaranya adalah:

4
a. Bagi guru, menyusun tes tersebut sangat mudah dan tidak
memerlukan waktu yang lama.
b. Si penjawab mempunyai kebebasan dalam menjawab dan
mengeluarkan isi hati dan buah pikirannya.
c. Melatih mengeluarkan pikiran dalam bentuk kalimat atau bahasa
yang teratur.
d. Lebih ekonomis, hemat karena tidak memerlukan kertas terlalu
banyak untuk membuat soal tes, dapat didekatkan atau ditulis
dipapan tulis.

Sedangkan kelemahan tes uraian adalah:

a. Tidak atau kurang dapat digunakan untuk mengetes pelajaran yang


luas atau banyak sehingga kurang dapat menilai isi pengetahuan
siswa yang sebenarnya.
b. Kemungkinan jawaban dan keterangan sifatnya menyulitkan
penjelasan pengetesan dan mensekorkannya.
c. Baik buruknya tulisan dan pendek panjangnya jawaaban yang sama
mudah menimbulkan evaluasi dan pensekoran (scorting) yang
kurang objektif.

Suharsimi Arikunto (2016: 178) mengemukakan kekurangan tes uraian


yaitu:

a. Kadar validalitas dan realibilitas rendah karena sukar diketahui


segi-segi mana dari pengetahuan siswa yang betul-betul telah
dikuasai.
b. Kurang representatif dalam hal mewakili seluruh scope bahan
pelajaran yang akan dites karena soalnya hanya beberapa saja
(terbatas).
c. Cara memeriksanya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur
subjektif.

5
d. Pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan
individual lebih banyak dari penilai waktu untuk koreksinya lama
dan tidak dapat diwakilkan kepada orang lain.
B. Mengembangkan Tes
Ada dua jenis tes yang paling sering digunakan, yaitu tes objektif dan tes
uraian. Keterampilan menulis tes yang baik (baik pada tes uraian maupun
tes objektif) sangat diperlukan agar dapat menghasilkan tes yang baik.
1. Tes Objektif
Ragam tes objektif adalah sebagai berikut:
a. Tes benar salah atau true false item
1) Fungsi
 Mengukur kemampuan siswa untuk mengidentifikasi
kebenaran suatu pernyataan mengenai fakta, definisi,
prinsip, teori, hukum, dan sebagainya
 Mengukur kemampuan siswa untuk membedakan
antara fakta dengan pendapat atau opini.
 Mengukur hasil belajar yang lebih tinggi dari sekedar
ingatan.
2) Keunggulan
 Mudah dikonstruksikan
 Dapat menanyakan banyak sampel materi.
 Mudah penskoran
 Tepat digunakan untuk mengukur proses berpikir
sederhana.
3) Kelemahan
 Probabilitas siswa dalam menebak jawaban sangat
tinggi yaitu 50%.
 Sebagian besar soal benar salah hanya digunakan untuk
mengukur hasil belajar siswa yang sederhana yaitu
aspek ingatan.
b. Tes mencocokan / matching exercise

6
Yaitu tes objektif yang ditulis dalam dua kolom. Kolom pertama
adalah pokok soal/premis dan kolom kedua adalah jawaban /
respons.
1) Keunggulan
 Mudah dibuat
 Mudah penskoran
 Dapat menguji banyak materi yang telah diajarkan pada
siswa.
2) Kelemahan
 Butir soal yang dibuat cenderung mengukur hasil
belajar yang sederhana
c. Tes Pilihan Ganda / Multiple Choice
1) Ragam tes pilihan ganda
 Melengkapi pilihan ( ragam A) Tersusun atas pokok
soal dengan empat / lima alternatif jawaban.
 Hubungan antar hal (ragam B)
Tersusun atas pokok soal terdiri dari dua pernyataan
yang independen dipisahkan dengan kata sebab.
 Analisis kasus (ragam C)
 Ganda kompleks (ragam D)
 Membaca diagram , tabel, atau grafik ( ragam E )
2) Saran dalam mengkonstruksi tes B-S
 Kalimat / pernyataan harus dapat ditentukan dijawab
benar/ salah. Hindari pernyataan yang membingungkan/
bermakna ganda.
 Hindari penulisan butir soal yang hanya mengukur hasil
belajar yang tidak mengukur kompetensi.
 Upayakan butir soal tersebut menguji hasil belajar yang
lebih tinggi dari sekedar ingatan.
 Hindari penggunaan pernyataan negatif apalagi
pernyataan negatif ganda.

7
   Hindari penggunaan kalimat yang terlalu kompleks.
 Pernyataan benar dan salah harus dibuat seimbang
dalam hal penulisan kalimat.
 Jumlah jawaban untuk pernyataan benar/ salah harusnya
seimbang.
3) Saran dalam mengkronstruksi tes menjodohkan
 Pernyataan pernyataan di bawah kolom pertama atau
kedua harus terdiri dari pernyataan yang homogen.
   Jumlah pernyataan kolom kedua dibuat lebih banyak
dari kolom kedua.
 Penulisan kalimat pada respons hendaknya lebih pendek
dari premis.
 Jika jawaban pada respons berbentuk angka penulisan
harus diurutkan.
 Letakkan keseluruhan pernyataan premis dan respons
pada halaman yang sama.  
4) Saran dalam mengkonstruksi tes pilihan ganda
 Inti permasalahan yang ditanyakan harus dirumuskan
dengan jelas.
 Hindari pengulangan kata yang sama pada alternatif 
jawaban.
 Hindari penggunaan kalimat berlebihan pada pokok
soal.
 Alternatif jawaban hendaknya logis, homogen dari segi
materi / panjang pendek kalimat dan pengecoh menarik
untuk dipilih.
 Dalam merumuskan soal hindari adanya petunjuk ke
jawaban yang benar.
 Setiap soal hanya ada satu jawaban yang benar.
   Hindari penggunaan ungkapan negatif dalam penulisan
soal.

8
 Hindari alternatif jawaban yang berbunyi semua
jawaban benar / semua jawaban salah.
 Jika alternatif jawaban berupa angka, susunlah angka
tersebut berurutan.
 Dalam perumusan soal hindari penggunaan istilah
teknis.
 Upayakan agar jawaban soal tidak tergantung jawaban
soal yang lain.

2. Tes Uraian
a. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penskoran tes uraian
yaitu:
1) Tulis tes uraian berdasarkan perencanaan tes yang dibuat.
2) Gunakan tes uraian untuk mengukur hasil belajar yang sukar.
3) Kembangkan butir soal dari suatu kasus.
4) Gunakan tes uraian terbatas.
5) Usahakan pertanyaan mengungkap pendapat siswa bukan
hanya fakta.
6) Rumuskan pertanyaan dengan jelas dan tegas.
7) Rancanglah pertanyaan sesuai waktu yang disediakan dalam
ujian.
8) Hindari penggunaan pernyataan pilihan.
9) Tuliskan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa apabila ia
mengerjakan soal dengan benar.
b. Pedoman penskoran
1) Apa jawaban terbaik dari pertanyaan tersebut? Jika ada
jawaban lain maka jawaban tersebut harus ditulis.
2) Tandai butir, kata kunci / konsep penting yang harus muncul
pada jawaban tersebut.
3) Adakah butir, kata kunci / konsep yang lebih penting dari yang
lain.

9
4) Beri skor pada setiap butir, kata kunci / konsep yang harus
muncul pada jawaban tersebut.
5) Butir , kata kunci, atau konsep yang lebih penting dapat diberi
skor lebih dari yang lain.

C. Perencanaan Tes
1. Pengertian Perencanaan Tes
Tes berasal dari bahasa latin yaitu testum yang berarti alat untuk
mengukur tanah. Dalam bahasa kuno, kata tes berarti ukuran yang
dipergunakan untuk membedakan antara emas dengan perak serta
logam lainnya.
Sedangkan Sumadi Surybrata, mengartikan Tes adalah: “pernyataan-
pertanyaan yang harus dijawab atau perintah-perintah yang harus di
jalankan, yang mendasarkan harus bagaimana menjawab pertanyaan-
pertanyaan atau melakukan perintahnya.
Tes adalah alat yang direncanakan untuk mengukur kemampuan,
keahlian atau pengetahuan. Setiap kegiatan belajar harus diketahui
sejauh mana proses belajar tersebut telah memberikan nilai tambah
bagi kemampuan siswa. Salah satu cara untuk melihat peningkatan
kemampuan tersebut adalah melakukan tes. Tes sebagai alat penilaian
adalah pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan kepada siswa untuk
mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan) atau dalam
bentuk tulisan (tes tulis).
Zainal Aripin, 2009: 118 Tes merupakan alat atau prosedur yang
digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana,
dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes juga dapat
diartikan sebagai salah satu cara untuk mengetahui kondisi siswa.
Kondisi yang dimaksud adalah prestasi belajar siswa.
Tes merupakan alat yang direncanakan untuk mengukur kemampuan,
keahlian atau pengetahuan. Dalam merencanakan tes diperlukan
adanya langkah-langkah yang harus diikuti secara sistematis sehingga

10
dapat diperoleh tes yang lebih efektif. Adapun perencanaan tes yang
dilakukan ialah sebagai berikut:
a.  Menentukan atau merumuskan tujuan tes.
b.  Mengidentifikasi hasil-hasil belajar (learning outcomes) yang akan
diukur dengan tes itu.
c. Menentukan atau menandai hasil-hasil belajar yang spesifik.
d. Merinci mata pelajaran atau bahan pelajaran yang akan diukur
dengan tes itu.
e. Menyiapkan tabel spesifikasi (semacam blueprint).
f. Menggunakan tabel spesifikasi tersebut sebagai dasar penyusunan
tes.

Ada tujuh hal yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan tes,


yaitu:

a. Pemilihan butir soal


b. Tipe soal yang akan digunakan
c.  Aspek yang akan diuji
d. Jumlah butir soal
e. Distribusi tingkat kesukaran butir soal
f.  Kisi-kisi tes.
Agar tes objektif yang akan ditulis tidak melenceng dari materi
yang telah diajarkan selama proses pembelajaran maka tes tersebut harus
ditulis berdasarkan kisi-kisi. Kisi-kisi inilah yang harus menjadi pedoman
dalam menulis setiap butir soal.
Ada  beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kisi-kisi antara
lain:
1. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan. Pemilihan sampel
materi harus diupayakan serepresentatif mungkin.
2. Penentuan jenis tes yang akan digunakan. Penentuan jenis tes yang
akan digunakan apakah akan menggunakan tes pilihan ganda, tes

11
uraian, atau gabungan antara keduanya harus diperhitungkan
terutama terkait dengan materi, jumlah butir soal dan waktu tes
yang disediakan.
3. Jenjang kemampuan berpikir yang diujikan harus sesuai dengan
kemampuan berpikir yang dilatihkan selama proses pembelajaran.
4. Ragam tes yang digunakan. Pemilihan ragam soal ini erat
kaitannya dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
5. Sebaran tingkat kesukaran butir soal. Pemilihan butir soal harus
berpedoman pada tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
6. Waktu ujian yang disediakan. Lamanya waktu akan membawa
konsekuensi pada banyaknya butir soal yang harus dibuat.
7. Jumlah butir soal yang akan ditanyakan tergantung pada:
a. Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
b. Ragam soal yang akan digunakan.
c. Proses berpikir yang ingin diukur.
d. Sebaran tingkat kesukaran dalam set tes tersebut.

12
LAPORAN OBSERVASI

A. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : MI Tahfizhul Qur’an Asasul Huda
Alamat Sekolah : Blok Arjuna Desa Ranjikulon
Kec. Kasokandel Kab. Majalengka
Nama Narasumber : Bapak Denis Sandria, S. Pd (Kepala Sekolah)
B. Kesimpulan Hasil Observasi
Berdasarkan hasil wawancara yang kelompok kami lakukan
dengan kepala sekolah, memuat kesimpulan bahwa ada beberapa macam
penilaian yang dilaksanakan di MI Tahfizhul Qur’an diantaranya ialah
Ulangan Harian, PTS, PAS, Ujian Madrasah dan ujian Praktek pada akhir
pembelajaran di kelas VI. Perihal tentang perencanaan Tes khususnya PAS
biasanya dibuatkan soal secara bersama yang sebelumnya dilaksanakan
rapat bersama KKMI (Kelompok Kerja Madrasah Ibtidaiyah). Berbeda
dengan PTS dan ulangan harian, penilaian terserbut dilakukan oleh
masing-masing walikelas. Sedangkan ujian akhir madrasah ditahun
sekarang untuk soal-soal dan kisi-kisi diserahkan kepada sekolah masing-
masing kecuali kisi-kisi mata pelajaran agama sudah disediakan oleh
kementrian agama.
Tes objektif itu seperti pilihan antara benar dan salah,sedangkan tes
uraian itu langsung di jawab sesuai pendapat siswanya tanpa ada pilihan
benar atau salah.
Kelemahan dan kelebihan tes objektif dan uraian memiliki peranan
yang berbeda dalam hasil pembelajaran. Keunggulan dari tes objektif
dapat memudahkan guru pada saat mengoreksi hasil yang dijawab oleh
siswa, maka pemberian skor pada siswa dapat dilakukan dengan cepat,
Ketika mengoreksi bisa bertukar lembar jawaban dengan sebangkunya,

13
kelemahan tes objektif penyusunan soal dan materi memerlukan waktu
yang sangat lama, bisa Kerjasama antar teman dalam melakukan ujian.
Kemudian tes uraian, keunggulan tes uraian bagi guru yaitu mudah
dirancang ketika hendak membuat soal, siswa dapat berpendapat, dan
biasanya siswa MI ketika menjawab soal uraian menjawab dengan singkat,
padat dan jelas, dan mengetahui sejauh mana siswa menangkap materi
yang sudah diajarkan, dan kelemahan tes uraian yaitu waktu mengoreksi
jawaban siswa lebih lama karena satu persatu, minimnya anak untuk
membaca Jadi anak kesusahan untuk menjawab soal yang diberikan oleh
guru, tidak seperti pilihan ganda yang hanya disilang-silang saja.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keunggulan Tes Objektif yaitu Tes ini dapat mengukur proses berfikir
rendah hingga sedang yang mencangkup daya ingat pemahaman, dan
penerapan. Kelemahan Tes Objektif yaitu Pada kenyataannya lebih banyak
soal yang hanya mengukur jenjang berfikir rendah. kelebihan tes uraian,
diantaranya Bagi guru, menyusun tes tersebut sangat mudah dan tidak
memerlukan waktu yang lama. Kelemahan tes uraian diantaranya Tidak
atau kurang dapat digunakan untuk mengetes pelajaran yang luas atau
banyak sehingga kurang dapat menilai isi pengetahuan siswa yang
sebenarnya.
Ada dua jenis tes yang paling sering digunakan, yaitu tes objektif dan tes
uraian. Keterampilan menulis tes yang baik (baik pada tes uraian maupun
tes objektif) sangat diperlukan agar dapat menghasilkan tes yang baik.
Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang
sudah ditentukan.

B. Saran
Dengan adanya percanaan tes diharapkan suatu tes benar-benar dapat
menjadi instrument yang dapat mengukur kemampuan siswa. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan tentunya bermanfaat bagi
pembaca. Mari kita tingkatkan semangat dalam proses belajar mengajar,
agar apa yang kita cita-citakan dapat tercapai dan juga marilah kita
melakukan yang terbaik di dalam langkah kehidupan kita.

15
DAFTAR PUSTAKA

Arifim, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Purwanto, Ngalim. 2010. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Rasyid, Harun. 2009. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV Wacana Prima

Mardapi, D. (2007). Teknik Penyusunan Instrumen Tes Dan Nontes. Yogyakarta:


Mitra Cendikia Press.

Ismi Musyaroh, 2014. “MAKALAH PERENCANAAN TES” diakses pada tanggal


01 maret 2022. http://makulpkr.blogspot.com/2014/11/makalah-
perencanaan-tes.html

16

Anda mungkin juga menyukai