Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PENGEMBANGAN DAN INOVASI PENILAIAN HASIL BELAJAR PAI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah,Pengembangan dan Inovasi Kurikulum

Dosen Pengampu : Ceceng Salamudin, M. Pd

Disusun Oleh :

Nunur nurhalim 18210036


Ikbal Munawar 18210056
Mela Latifah 18210058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
AL-MUSADDADIYAH
GARUT
2021

Jl. Mayor Syamsu No.2, Jayaraga, Garut, Kabupaten Garut, Jawa Barat 44151
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala Puji Bagi Allah SWT Yang Telah Memberikan Kami Kemudahan Sehingga
Kami Dapat Menyelesaikan Makalah Ini Dengan Tepat Waktu. Tanpa Pertolongan-Nya
Tentunya Kami Tidak Akan Sanggup Untuk Menyelesaikan Makalah Ini Dengan Baik.
Shalawat Serta Salam Semoga Terlimpah Curahkan Kepada Baginda Tercinta Kita Yakni
Nabi Muhammad SAW Yang Kita Nantikan Syafa’atnya Di Akhirat..
Kami Tentu Menyadari Bahwa Makalah Ini Masih Jauh Dari Kata Sempurna Dan
Masih Banyak Terdapat Kesalahan Serta Kekurangan Di Dalamnya. Untuk Itu, Kami
Mengharapkan Kritik Serta Saran Dari Pembaca Untuk Makalah Ini, Supaya Makalah Ini
Nantinya Dapat Menjadi Makalah Yang Lebih Baik Lagi. Demikian Apabila Terdapat
Banyak Kesalahan Pada Makalah Ini, Kami Mohon Maaf Yang Sebesar-besarnya.
Kami Juga Mengucapkan Terima Kasih Kepada Semua Pihak Khususnya Kepada
Dosen Mata Kuliah Pengembangan Dan Inovasi Kurikulum Bapak Ceceng Salamudin, M.Pd.
yang Telah Membimbing Kami Dalam Pembuatan Makalah Ini.

Garut. 02 Mei . 2021

Kelompok IV
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I..................................................................................................................................
PENDAHULUAN .............................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................................
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................
BAB II.............................................................................................................................
PEMBAHASAN.................................................................................................................
A. Karakteristik Penilaian Hasil Belajar PAI..................................................................
B. Dasar Filosofis Pengembangan dan Inovasi Penilaian Hasil Belajar PAI..................
C. Tujuan Pengembangan dan Inovasi Penilaian Hasil Belajar PAI...............................
D. Langkah-Langkah Pengembangan dan Inovasi Penilaian Hasil Belajar PAI.............
E. Contoh-Contoh Hasil Pengembangan dan Inovasi Penilaian Hasil Belajar PAI........
BAB III...............................................................................................................................
PENUTUP..........................................................................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................................................
B. Saran............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penilaian merupakan bagian integral dalam pembelajaran. Banyak istilah yang sering
digunakan dalam hubungannya dengan penilaian, yakni pengukuran, evaluasi, tes, dan
penilaian itu sendiri. Namun, secara teknis istilah-istilah tersebut bermuara pada hakikat yang
berbeda-beda. Pengukuran merupakan istilah generik yang merujuk pada penentuan
sistematis tentang hasil atau karakteristik sesuatu dengan menggunakan beberapa jenis
perangkat penilaian. Pengukuran adalah proses sistematis untuk memperoleh derajat sesuatu
yang diukur yang mana sifat atau atribut hadir dalam individu atau objek. Dengan kata lain,
pengukuran adalah tugas sistematis tentang nilai-nilai numerik atau angka untuk suatu sifat
atau atribut pada orang atau objek. Misalnya mengukur tinggi dari suatu gedung, panjang dan
lebar dari suatu kelas, dan sebagainya.
Dalam pendidikan nilai numerik kecerdasan, bakat, atau kemampuan dan prestasi dapat
diukur dan diperoleh dengan menggunakan instrumen seperti tes-tes standar. Hal ini berarti
bahwa nilai-nilai atribut dijabarkan ke angka melalui kegiatan pengukuran. Jadi, pengukuran
adalah pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh
orang, hal, atau objek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas. Pengukuran adalah
proses mengukur sejauh mana seseorang atau sesuatu memiliki karakteristik, kualitas, atau
ciri tertentu.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik Penilaian Hasil Belajar PAI?
2. Bagaimana Dasar filosofi pengembangan dan Inovasi Penilaian Hasil Belajar PAI?
3. Apa Tujuan Pengembangan dan Inovasi Penilaian Hasil Belajar PAI?
4. Baimana Langkah-langkah pengembangan dan Inovasi Penilaian Hasil Belajar PAI?
5. Bagaimana Contoh-Contoh Hasil Pengembangan Dan Inovasi Penilaian Hasil Belajar
PAI Dalam Pendidikan Masa Pandemi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Karakteristik Penilaian Hasil Belajar PAI
2. Untuk Mengetahui Dasar Filosofi Pengembangan Dan Inovasi Penilaian Hasil Belajar
PAI
3. Untuk Mengetahui Tujuan Pengembangan Dan Inovasi Penilaian Hasil Belajar PAI
4. Untuk Mengetahui Langkah-Langkah Pengembangan Dan Inovasi Penilaian Hasil
Belajar PAI
5. Untuk Mengetahui Contoh-Contoh Hasil Pengembangan Dan Inovasi Penilaian Hasil
Belajar PAI Dalam Pendidikan Masa Pandemi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Penilaian Hasil Belajar PAI


Karakteristik adalah acuan- acuan yang diberikan dalam memberikan penilaian terhadap
peserta didik. Acuan demikian perlu ditetapkan,agar dapat menjadikan sebagai pedoman oleh
para pendidik dalam membuat keputusan sehubungan dengan peserta didik. Depdiknas ( 2004
: 7 ) menyatakan bahwa karakteristik penilaian yaitu:
1) Validitas Menilai apa yang seharusnya dinilai dan alat penilaian yang digunakan sesuai
dengan kompetensi yang akan dicapai dan isinya mencakup semua kompetensi yang
terwakili secara proporsional.
2) Reliabilitas Penilaian yang reliable memungkinkan perbandingan yang reliable dan
menjamin konsistensi. Misal, guru menilai dengan proyek penilaian akan reliabel jika
hasil yang diperoleh itu cenderung sama bila proyek itu dilakukan lagi dengan kondisi
yang relatif sama, untuk menjamin penilaian yang reliable petunjuk pelaksanaan proyek
dan penskorannya harus jelas.
3) Terfokus pada kompetensi. Penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi
(rangkaian kemampuan), bukan pada penguasaan materi (pengetahuan).
4) Keseluruhan atau komprehensif. Penilaian harus menyeluruh dengan menggunakan
beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompetensi atau kemampuan peserta didik,
sehingga tergambar profil kemampuan peserta didik. Sehingga di sini jelas terlihat
kemampuan yang dimiliki peserta didik.
5) Objektivitas Penilaian harus dilaksanakan secara obyektif, untuk itu penilaian harus
adil, terencana, berkesinambungan, menggunakan bahasa yang dapat dipahami peserta
didik dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pembuatan keputusan atau pemberian
angka. Dalam memberikan penilaian guru tidak boleh pilih kasih.
6) Mendidik Penilaian dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi guru dan
meningkatkan kualitas belajar bagi peserta didik.
Nana ( 2006 : 8 ), bahwa penilaian proses belajar mengajar memiliki karakteristik yaitu:
a) Konsistensi kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum Kurikulum adalah
program belajar mengajar yang telah ditentukan sebagai acuan apa yang seharusnya
dilaksanakan.
b) Keterlaksanaannya oleh guru. Dalam hal ini adalah sejauh mana kegiatan program
yang telah dilaksanakan oleh guru tanpa mengalami hambatan dan kesulitan yang
berarti.
c) Keterlaksanaannya oleh siswa. Dalam hal ini dinilai sejauh mana siswa melakukan
kegiatan belajar mengajar dengan program yang telah ditentukan guru tanpa
mengalami hambatan dan kesulitan yang berarti, keterlaksaan siswa dapatdilihat
dalam hal : (a) Memahami dan mengikuti petunjuk yang diberikan oleh guru, (b)
semua siswa turut melakukan kegiatan belajar, (c) tugas-tugas belajar dapat
diselesaikan sebagaimana mestinya, (d) manfaat semua sumber belajar yang
disediakan guru, (e) menguasai tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan guru.
d) Motivasi belajar siswa .Keberhasilan proses belajar-mengajar dapat dilihat dalam
motivasi belajar yang ditujukan para siswa pada saat melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dalam hal : (a) Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, (b) semangat
siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya, (c) tanggung jawab siswa dalam
mengerjakan tugas-tugas belajarnya, (d) reaksi yang ditunjukan siswa terhadap
stimulus yang diberikan guru,(e) rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang
diberikan.
e) Keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar Penilaian proses belajar mengajar
terutama adalah melihat sejauh mana
f) keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.. guru siswa.Interaksi guru
siswa berkenaan dengan komunikasi atau hubugan timbal balik atau hubungan dua
arah antara siswa dan guru atau siswa dengan siswa dalam melakukan kegiatan belajar
mengajar.Kemampuan atau keterampilan guru mengajar. Kemampuan atau
keterampilan guru mengajar merupakan puncak keahlian guru yang profesional sebab
merupakan penerapan semua kemampuan yang telah dimilikinya dalam hal bahan
pengajaran, komunikasi dengan siswa, metode mengajar, dan sebagainya.
g) Kualitas hasil belajar yang diperoleh siswa.Salah satu keberhasilan proses belajar-
mengajar dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Dalam hal ini aspek yang
dilihat antara lain: (a) Perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku siswa setelah
menyelesaikan pengalaman belajarnya, (b) kualitas dan kuantitas penguasaan tujuan
instruksional oleh para siswa, (c) jumlah siswa yang dapat mencapai tujuan
instruksional minimal 75 dari jumlah intrusional yang harus dicapai, (d) hasil belajar
tahan lama diingat, (e) dalam melakukan penilaian, guru harus berpatokan terhadap
kurikulum yang berlaku dan buku pelajaran yang digunakan.Menurut Kemendikbud
(2013 : 5-6) Penilaian memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Belajar Tuntas :
Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat mencapai
kompetensi yang ditentukan, asalkan peserta didik mendapat bantuan yang tepat dan
diberi waktu sesuai dengan yang dibutuhkan.
b. Otentik
Memandang penilaian dan pembelajaran adalah merupakan dua hal yang saling
berkaitan. Penilaian otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia
sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh
merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap)
c. Berkesinambungan
Penilaian berkesinambungan dimaksudkan sebagai penilaian yang dilakukan
secara terus menerus dan berkelanjutan selama pembelajaran berlangsung.
d. Menggunakan Teknik Penilaian yang Bervariasi
Teknik penilaian yang dipilih dapat berupa tertulis, lisan, produk, portofolio,
unjuk kerja, projek, pengamatan, dan penilaian diri.
e. Berdasarkan Acuan Kriteria
Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi
dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan, misalnya ketuntasan minimal, yang
ditetapkan oleh satuan pendidikan masing-masing. Penilaian didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Kemampuan peserta didik tidak
dibandingkan terhadap kelompoknya, tetapi dibandingkan terhadap kriteria yang
ditetapkan, misalnya ketuntasan belajar minimal (KKM), yang ditetapkan oleh satuan
pendidikan masing-masing dengan mempertimbangkan karakteristik kompetensi
dasar yang akan dicapai, daya dukung (sarana dan guru), dan karakteristik peserta
didik.
Dari beberapa pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan karakteristik penilaian hasil
belajar adalah validitas, reliabilitas, terfokus pada kompetensi, keseluruhan atau
komprehensif, objektivitas, mendidik, konsistensi kegiatan belajar mengajar dengan
kurikulum, keterlaksanaannya oleh guru, keterlaksanaannya oleh siswa, motivasi belajar
siswa, keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar, interaksi guru siswa, kemampuan atau
keterampilan guru mengajar, kualitas hasil belajar yang diperoleh siswa, belajar tuntas,
otentik, berkesinambungan, menggunakan teknik penilaian yang bervariasi, berdasarkan
acuan kriteria.

B. Dasar Filosofi Pengembangan dan Inovasi Penilaian Hasil Belajar PAI


Proses pendidikan adalah proses untuk mengembangkan potensi siswa menjadi
kemampuan dan keterampilan tertentu, hanya saja perlu dipahami bersama bahwa pada
dasarnya tidaklah mudah untuk dapat mengakomodasikan kebutuhan setiap siswa secara tepat
dalam proses pendidikan, namun harus pula menjadi pemahaman bahwa setiap siswa harus
diperlakukan secara adil dalam proses pendidikan, termasuk di dalamnya proses penilaian.
Untuk itu proses penilaian yang dilakukan harus memiliki asas keadilan, kesetaraan serta
obyektifitas yang tinggi.
Pernyataan tersebut mengandung pengertian bahwa setiap siswa harus diperlakukan sama
dan meminimalkan semua bentuk prosedur ataupun tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu atau sekelompok siswa. Di samping itu penilaian yang adil harus tidak
membedakan latar belakang sosial ekonomi, budaya, bahasa dan gender

C. Tujuan Pengembangan Dan Inovasi Penilaian Hasil Belajar PAI


Dengan mengetahui makna penilaian ditinjau dari berbagai segi dalam system
pendidikan, maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa tujuan atau fungsi penilaian ada
beberapa hal:
a. Penilaian Berfungsi Selektif
Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau
penilaian terhadap siswanya.
Penilaian itu sendiri mempunyai berbagai tujuan, antara lain:
1. Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
2. Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.
3. Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapat beasiswa.
4. Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan sebagainya.

b. Penilaian Berfungsi Diagnostik


Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan
melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. Di samping itu diketahui pula
sebab-sebab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru
mengadakan diagnose kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan
diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini, akan lebih mudah dicari cara untuk mengatasi.
c. Penilaian Berfungsi sebagai Penempatan
Sistem baru yang kini dipopulerkan di dunia barat adalah sistem belajar sendiri. Belajar
sendiri dapat dilakukan dengan cara mempelajarai sebuah paket belajar, baik itu berbentuk
modul maupun paket belajar yang lain. Sebagai alasan dari timbulnya sistem ini adalah
adanya pengakuan yang besar terhadap kemampuan individual. Setiap siswa sejak lahirnya
telah membawa bakat sendiri-sendiri sehingga pelajaran akan lebih efektif apabila
disesuaikan dengan pembawaan yang ada. Akan tetapi disebabkan karena keterbatasan sarana
dan tenaga, pendidikan yang bersifat individual kadang-kadang sukar sekali dilaksanakan.
Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan, adalah pengajaran
secara kelompok. Untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa
harus ditempatkan, digunakan suatu penilaian. Sekelompok siswa yang mempunyai hasil
penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.
d. Penilaian Berfungsi sebagai Pengukur Keberhasilan
Fungsi keempat dari penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu
program berhasil diterapkan. Keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor yaitu
faktor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana dan system administrasi.

D. Langkah-Langkah Pengembangan Dan Inovasi Penilaian Hasil Belajar PAI


Langkah-langkah Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi merupakan bagian integraldari pendidikan atau pengajaran sehingga
perencanaan atau penyusunan (Sawaluddin,at.al, 2020), pelaksanaan dan
pendayagunaannyapun tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan program pendidikan atau
pengajaran (Slameto,2001). Hasil dari evaluasi yang diperoleh selanjutnya dapat digunakan
untuk memperbaiki cara belajar siswa (fungsiformatif).
Menurut Anas Sudiijono (2011),evaluasi dapat dilaksanakan tepat pada waktu yang
diharapkan dan hasilnya tepat guna dan tepat arah, perlu mengikuti langkah-langkah
berikutini:
1. Menyusun Rencana Evaluasi Hasil Belajar
Perencanaan evaluasi hasil belajar itu umumnya mencakup:
 Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi. Hal ini disebabkan evaluasi tanpa
tujuan maka akan berjalan tanpa arah dan mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan
arti dan fungsinya.
 Menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, misalnya aspek kognitif, afektif atau
psikomotorik.
 Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan di dalam pelaksanaan
evaluasi misalnya apakah menggunakan teknik tesataunontes.
 Menyusun alat-alat pengukur yang dipergunakan dalam pengukuran dan penilaian
hasil belajar peserta didik, seperti butir-butir soal tes.
 Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau
patokan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi.
 Menentukanfrekuensidarikegiatanevaluasihasilbelajaritusendiri(Sawaluddin,Sawalud
din., 2018).
2. Menghimpundata
Dalam evaluasi pembelajaran, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data adalah
melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes pembelajaran.
3. Melakukanverifikasi data
Verifiikasi data adalah proses penyaringan data sebelum diolahl ebih lanjut. Verifikasi
bertujuan untuk memisahkan data yang dapat menjelaskan gambaran yang akan diperoleh
mengenai peserta didik yang sedang dievaluasi dengan data yang tidak baik atau dapat
mengabur kangambaran yang akan diperoleh (AnasSudiijono,2011).
4. Mengolah dan Menganalisis Data
Mengolah dan menganalisis data bertujuan untuk memberikan
makna terhadap data yang telah dihimpun dalam kegiatan evaluasi. arah mengolah dan
menganalisis data dapat dilakukan dengan menggunakan teknik statistic, misalnya dengan
menyusun dan mengatur data Lewat table grafik atau diagaram, perhitungan rata-rata,
standart deviasi, pengukurankorelasi, dsb.
5. Memberikan Interpretasi Dan Menarik Kesimpulan
Interpretasi merupakan verbalisasi maknayangterkandung dalamdatayangtelahmengalam
pengolahan dan penganalisisan. Atas dasar interpretasi tersebut akan ditemukan kesimpulan
yang mengacu kepada tujuan dilaksanakan evaluasitersebut.
6. Tidak Lanjut Hasil Evaluasi
Darihasil evaluasi yang telah disusun, diatur, diolah, dianalisis dan
disimpulkansehinggadiketahuimaknanya,makaelevator dapat mengambil keputusan atau
merumuskan kebijakan yang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut
(AnasSudiijono, 2011).
7. TeknikEvaluasiHasilBelajar
Jika berbicara tentang evaluasi pembelajaran, tidak terlepas dari teknik evaluasi itu
sendiri. Ada dua macam teknik yang dapat digunakan dalam melaksanakan evaluasi, yaitu
teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes meliputi teslisan, tes tertulis dan tes perbuatan. Tes
lisan dilakukan dalam bentuk pertanyaan lisan dikelas yang dilakukan pada saat pembelajaran
di kelas berlangsung atau diakhir pembelajaran. Tes tertulis adalah tes yang dilakukan
tertulis,baik pertanyaan maupun jawabannya. Sedangkan tes perbuatan atau tes unjuk kerja
adalah tes yang dilaksanakan dengan jawaban menggunakan perbuatan atau tindakan. Untuk
lebih jelasanya dapat dilihat dibawah ini:
 TeknikTes
Tes adalah suatu teknik atau cara dalam rangka melaksanakan kegiatan evaluasi, yang
didalamnya terdapat berbagai item atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab
oleh anak didik, kemudian pekerjaan dan jawaban itu menghasilkan nilai tentang perilaku
anak didik tersebut. Jika ditinjau dari bentuk kegunaannya untuk mengukur siswa maka tes
dibedakan menjadi 4macam tes yaitu:
- Tes Penempatan (placementtest)
Pada umunya tes penempatan dibuatsebagai prates (pretest). Tujuan utamanya
adalah untuk mengetahui apakah peserta didik telah memiliki keterampilan-
keterampilan yang diperlukan untuk mengikuti suatu program belajar dan sampai
dimana peserta didik telah mencapai tujuan pembelajaran (kompetensidasar)
sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mereka.
Dalam hubungan dengan tujuan yang pertama masalahnya berkaitan dengan kesiapan
siswa menghadapi program yang baru, sedangkan untuk yang kedua berkaitan dengan
kesesuaian program pembelajaran dengan siswa(M. ChabibThaha,1990).
- TesDiagnostik
Tes Diagnostik adalah tes digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa
sehingga berdasarkan kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang
tepat. Artinya adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa sehinga
dapat meletakkan siswa pada tempat yang sesuaidengankemampuannya.
- Tes Formatif
Tes formatif adalah tes yang dilakukan untuk memantau kemajuan belajar siswa
selama proses belajar berlangsung, untuk memberikan balikan (feed back) bagi
penyempurnaan program belajar-mengajar, serta untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan yang memerlukan perbaikan, sehingga hasil belajar-mengajar menjadi lebih
baik. Soal-soal tesformatif ada yang mudah dan adapula yang sukar,bergantung kepada
tugas-tugas belajar (learningtasks) dalam program pengajaran yang akan dinilai. Tujuan
utama tes formatif adalah untuk memperbaiki proses belajar, bukan untuk menentukan
tingkat kemampuan anak. Tesformatif sesungguhnya merupakan criterion-
referencedtest. Tesformatif yang diberikan pada akhir satuan pelajaran sesungguhnya
bukan sebagai tesformatiflagi, sebabdata-data yang diperoleh akhirnya digunakan untuk
menentukan tingkat hasil belajar siswa. Tes tersebut lebih tepat disebut sebagai subtes
sumatif. Jika dimaksudkan untuk perbaikan proses belajar, maka maksud itubaru
terlaksana pada jangka panjang, yaitu pada saat penyusunan program tahun berikutnya.
- Tes Sumatif
Tes sumatif diberikan saat satuan pengalaman belajar dianggap telah selesai. Tes
sumatif diberikan dengan maksud untuk menetapkan apakah seorang siswa berhasil
mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan atau tidak. Tujuan tes
sumatif adalah untuk menentukan angka berdasarkan tingkatan hasil belajar siswa
yangselanjutnyadipakai sebagai angka rapor. Ujian akhirdan ulangan umum pada
akhir catur wulan atau semester termasuk kedalam tes sumatif. Hasil tes sumatif juga
dapat dimanfaat kan untuk perbaikan proses pembelajaran. Tes sumatif termasuk
norm-referenced test. Cakupan materinya lebih luas dan soal-soalnya meliputi tingkat
mudah, sedang, dan sulit. Setelah selesai menjelaskan tes ditinjau dari segi
kegunaannya maka selanjutnya adalah menjelaskan bentuk-bentuk teknik tes tersebut.
 Tes objektif
Tes objektif (objectivetest) menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar
diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat, dan
melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang belum sempurna. Tes objektif sangat cocok
untuk menilai kemampuan peserta didik yang menuntut proses mental yang tidak begitu
tinggi seperti kemampuan mengingat kembali, kemampuan mengenal kembali, pengertian,
dan kemampuan mengaplikasikan prinsip-prinsip. Tes objektif terdiri atas beberapabentuk,
yaitu benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan melengkapi atau jawaban singkat.
 Bentuk Benar–Salah (true false) :Contoh :
Petunjuk : Berilah tanda silang (X) padahuruf B jika jawabannya benar dan huruf S
bila jawabannya salah.
B – S:Waqaf berarti menghentikan bacaan Karena ada tanda waqaf.
B – S:Yaumul hasyri artinya hari ke bangkitan.
B – S:Surat Al-Fatihah termasuk surat Makiyyah.
B –S: Terbitnya matahari sebelah barat merupakan ciri besar hari kiamat.
Bentuk benar-salah yang lain adalah jawabannya telah disediakan, tetapi jawaban
yang disediakan itu bukan B – S,melainkanYa– Tidak. Contoh:
Ya – Tidak: Dajjal adalah seorang laki-laki dari kaumYahudi.
Ya – Tidak: Dabbatul ardhi berarti keluarnya binatang bumi.
Ya–Tidak : Kematian manusia termasuk kiamat kubra.
Ya–Tidak: Rahasia hari kiamat dijelaskan dalamal-Qur’an surata Al-Ikhlas.
Bentuk soal benar-salah dapat juga digunakan untuk mengukur kemampuan
tentang sebab-akibat. Contoh (Ramayulis,2008):
B–S:Sholat rawatib dilaksana kan dua rakaat SEBAB sholat rawatib merupakan sholat
sunat.
B–S:Nabi sangat mencela orang yang lalai membayar hutang SEBAB hutang harus
segera dilunasi.
B-S: Pada malam Idul Fitri umat Islam mengumandangkan kalimat takbir, tahlil dan
tahmid SEBAB malam Idul Fitri adalah malam menjelang 1 Syawal.
B–S:Puasa wajib dimulai tanggal 1 Ramadhan SEBAB puasa diakhiri tanggal 1 Syawal.
B–S:Nikmat yang diberikan Allah wajib disyukuri SEBAB nikmat Allah taksama untuk
setiap orang.
 BentukPilihanGanda(multiplechoice)
Soal tes bentuk pilihan-ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar yang lebih
kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis dan
evaluasi. Bentuk pilihan-ganda terdiri atas pembawa pokok persoalan dan pilihan jawaban.
Pembawa pokok persoalan dapat dikemukakan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan
(statement) yang belum sempurna yang sering disebut stem.Sedangkan pilihan jawaban itu
mungkin berbentuk perkataan, bilangan atau kalimat dan sering disebut option.
Ada beberapa jenis bentuk pilihan-ganda ini, antara lain:
Distracters,yaitu option yang bukan merupakan jawaban yang benar.
Contoh :
Salah satu tanda besar menjelang hari kiamat adalah :
a) Semua urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya
b) Munculnya Dajjal.
c) Banyak terjadi pembunuhan dimana-mana
d) Beratnya orang Islam untuk menjalankan syariat agamanya
e) Minuman keras sudah dianggap biasa
Analisis hubungan antar hal,yaitu untuk melihat kemampuan peserta didik dalam
menganalisis hubungan antara pernyataan dengan alas an (sebab-akibat). Contoh :
Pada soal di bawah ini terdapat kalimat yang terdiri atas pernyataan (statement) dan
alasan (reason).
Pilihan:
Jika pernyataan benar, alas an benar,dan alas an merupakan sebab dari pernyataan.
Jika pernyataan benar, alas an benar, tetapi alas an bukan merupakan sebab dari
pernyataan.
Jika pernyataan benar, tetapi alasan salah.
Jika pernyataan salah, tetapi alasan benar.
Jika pernyataan salah, dan alasan salah. Soal:
Gubernur Jawa Barat tinggal di Bandung SEBAB Bandung merupakan ibu kota provinsi
Jawa Barat.
Penjelasan:
“Gubernur Jawa Barat tinggal di Bandung” merupakan pernyataan yang benar.
“Bandung merupakan ibu kota Provinsi Jawa Barat” merupakan alas an yang benar dan
merupakan sebab dari pernyataan.
Jawaban : Jadi, jawaban yang betul adalah A.
Variasi negatif, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai beberapa
kemungkinan jawaban dan disediakan satu kemungkinan jawaban yang salah. Tugas siswa
adalah memilih jawaban yang salah tersebut. Contoh :
Teladan yang bisa diambil dari kisah NabiMusa a.s adalah, kecuali :
a) Menolong tanpa pamrih
b) Konsekwen terhadap janji
c) Berani menegakkan kebenaran
d) Sikap ragu-ragu.
Variasi berganda, yaitu memilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang semuanya
betul, tetapi ada satu jawaban yang paling betul. Tugas siswa adalah memilih jawaban yang
paling betul itu. Contoh :
Para siswa hendaknya menghormati
Sesama teman
Guru-gurunya
Orang tuanya
Teman,guru,dan orang tuanya
Variasi yang tidak lengkap, yaitu pertanyaan atau pernyataan yang memiliki beberapa
kemungkinan jawaban yang belum lengkap. Tugas siswa adalah mencari satu kemungkinan
jawaban yang tepat dan melengkapinya. Contoh:
Surat Al-Fatihah disebut juga sab’ulmatsani. Artinya…
5 ayat yang dibaca. .. . .
6 ayat yang dibaca. .. . .
7 ayat yang dibaca. .. .
8 ayat yang dibaca. . .. .
 Bentuk Menjodohkan (matching)
Soal tes bentuk menjodohkan sebenarnya masih merupakan pilihan ganda. Perbedaannya
adalah pilihan ganda terdiri atas sytem dan option, kemudian tes tinggal memilih salah satu
option yang diberikan. Sedangkan bentuk menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan
kumpulan jawaban yang keduanya disusun pada dua kolom yang berbeda. Kolom sebelah kiri
menunjukkan kumpulan soal dan kolom sebelah kanan menunjukkan kumpulan jawaban. Jumlah
alternatif jawaban harus dibuat lebih banyak dari jumlah soal.
Contoh 1 : Petunjuk:
Dibawah ini terdapat dua daftar, yaitu daftar A dan daftar B. Tiap-tiap kata yang terdapat pada
daftar A mempunyai pasangannya masing-masing pada daftar B. Anda harus mencari pasangan-
pasangan itu.Tulislah nomor kata yang anda pilih itu di depan pasangannya masing-masing.
 Bentuk Jawaban Singkat (shortanswer) dan Melengkapi (completion)
Kedua bentuk tes ini masing-masing menghendaki jawaban dengan
kalimat dan atau angka-angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah. Soal bentuk jawaban
singkat biasanya dikemukakan dalam bentuk pertanyaan.Contoh:
Siapakah malaikat yang menanyai dialam kubur ?
Apa nama agamamu?
Siapa nama Tuhan-mu?
Apa nama kitab sucimu?
Apa nama kiblatmu?
Sedangkan soal bentuk melengkapi (completion) dikemukakan dalam kalimat yang tidak
lengkap. Contoh :
Alam barzakh disebut juga alam ……………..
NabiMusaa.slahirpadazamanraja ……….di negeri ………….
Hadis adalah............................Rasulullah, sedangkansunnah adalah …... Rasulullah.
Neraka jahannam diperuntukkan bagi orang-orang………….
Hukum akikah.........................adalah sunah ………………..
 Cara Mengoreksi Bentuk Tes Objektif:
Sesudah item disusun, kemudian diadakan tes, maka selanjutnya kita mengoreksi
jawaban siswa dari tiap item yang diberikan. Untuk mengoreksi jawaban tersebut kita harus
menggunakan kunci jawaban (scoringkey) sebagai acuan dan patokan yang pokok. Jika kunci
jawaban ini sudah disediakan, maka siapapun dapat mengoreksi jawaban tersebut secara
cepat dan tepat.
Tes Lisan (oraltest), yaitu suatu bentuk tes yang menuntut jawaban siswa dalam
bentuk bahasa lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri
sesuai dengan pertanyaan ataupun perintah yang diberikan.
Tes Perbuatan (performance test), yaitu bentuk tes yang menuntut jawaban siswa
dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan. Peserta didik bertindak sesuai dengan apa
yang diperintahkan dan ditanyakan. Misalnya, coba praktikkan bagaimanacara melaksanakan
sholat yang baik dan benar.
 Teknik Non Tes
Para ahli berpendapat bahwa dalam mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar, kita
harus menggunakan teknik tes dan nontes, sebab hasil-hasil pelajaran bersifat aneka ragam.
Hasil pelajaran dapat berupa pengetahuan teoritis, keterampilan dan sikap. Pengetahuan
teoritis dapat diukur dengan menggunakan teknik tes. Keterampilan dapat diukur dengan
menggunakan tes perbuatan. Adapun perubahan sikap dan petumbuhan peserta didik dalam
psikologi hanya dapat diukur dengan teknik nontes, misalnya observasi, wawancara, skala
sikap, angket, check list, dan rating scale.
Anas Sudijono (2011) membagi teknik evaluasi non-tes ini hanya kepada 4 macam
saja, yaitu : pengamatan (observation/al-ta’ammul = ‫)التأمل‬, wawancara (interview/al-
hiwar = ‫وار‬QQQ‫)الح‬, angket (questionnaire/Istifta = ‫تفتاء‬QQQQ‫)إس‬, dan pemeriksaan dokumen
(documentary analysis). Sedangkan Zainal Arifin (2011) membagi teknik evaluasi non-tes
kepada10 macam, yaitu; observasi (observation), wawancara (interview), skala sikap
(attitudescale), daftar cek (checklist), skala penilaian (ratingscale) (AnasSudijono 2011),
angket (questioner), studi kasus (casestudy),catatan incidental (anecdotal records),
sosiometri, inventori kepribadian.
Namun perbedaan tersebut sesungguhnya terletak pada perbedaan penggunaan istilah
dan kebahasaan saja,bukan pada substansi. Karena apa yang diuraikan oleh Zainal Arifin
secara terurai dan terinci ditemukan juga dalam pembahasan empat bentuk pembahasan
teknik evaluasinon-tes yang dikemukakan oleh Anas Sudijono. Oleh karenanya, disini
penulis hanya ingin membatasi evaluasinon-tes inihanya kepada beberapa bentuk yang sering
digunakan dalam mengevaluasi hasil pembelajaran. Berikut adalah beberapa teknikevaluasi
non-tes;
 Observasi
Menurut Zainal Arifin (2011), observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan
secara sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagaifenomena,baik dalam situasi
yang sebenarnya maupun dalam situasi buatanuntuk mencapai tujuan tertentu. Pendapat
tersebut sejalan dengan pendapat Anas Sudijono (2011) yang mendefinisikan observasi
dengan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang
sedang dijadikan sasaran pengamatan.
Dalam evaluasi pembelajaran, observasi dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil
belajar peserta didik, seperti tingkah laku peserta didik pada waktu guru Pendidikan Agama
Islam menyampaikan pelajaran dikelas,tingkah laku peserta didik pada jam-jam istirahat atau
pada saat terjadinya kekosongan pelajaran, pada saat berdiskusi, mengerjakan tugas dan lain-
lain. Selain itu juga dapat digunakan untuk menilai penampilan guru dalam mengajar,
suasana kelas, hubungan sosial sesama, hubungan social sesame peserta didik, hubungan
guru dengan peserta didik, dan perilaku social lainnya.
Berikut adalah langkah-langkah penyusunan pedoman observasi sekaligus contoh
Pedoman observasi praktik mengajar;
Merumuskan tujuan observasi
Membuat lay-out atau kisi-kisi observasi
Menyusun pedoman observasi
Menyusun aspek-aspek yang akan diobservasi, baik yang berkenaan dengan proses belajar
peserta didik dan kepribadiannya maupun penampilan guru dalam pembelajaran.
Melakukan uji coba pedoman observasi untuk melihat kelemahan-kelemahan pedoman
observasi.
Merevisi pedoman observasi berdasarkan hasil uji coba.
Melaksanakan observasi pada saat kegiatan berlangsung.
Mengolah dan menafsirkan hasil observasi.
E. Contoh-Contoh Hasil Pengembangan Dan Inovasi Penilaian Hasil Belajar PAI Dalam
Pendidikan Masa Pandemi
Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai Penilaian Hasil Belajar, sebaiknya kita
memahami terlenih dahulu ranah penilaian hasil belajar PAI. Berikut sedikit penjelasan
mengenai ranah penilaiannya :
a. Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang memuat kompetensi dan nilai yang berhubungan dengan
kemampuan intelektual tau kemampuan berpikir seperti mengingat, dan memecahkan
masalah. Masing-masing ranah tersebut meluputi pengetahuan, pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Ranah Afektif
Ranah afektif berkaitan dengan sikap, nilai, interes (minat), apresiai (penghargaan), dan
penyesuaian perasaan sosial. Pnilaian ini adalah penilaian yang berhubungan dengan sikap
dan minat dalam menggapai sesuatu dalam kegiatan belajar.
c. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik ini meliputi semua tingkah laku yang menggunakan saraf otot badan.
Ranah ini berhubungan dengan mata pelajaran yang lebih banyak menekankan kepada
gerakan atau keterampilan. Misalnya olahraga, seni musik, seni tari, dan termasuk gerakan
ibadah pada mata pelajaran PAI.
Setelah kita memahami ranah penilaian tersebut, kita akan lebih mudah membedakan
penilaian apa yang harus dilakukan. Selanjutnya ada beberapa rambu-rambu penilaian hasil
belajar :
1) Rambu-Rambu Penilaian Hasil Belajar PAI Berbasis Pendidikan Karakter
Penilaian hasil belajar PAI berbasis pendidikan Karakter dapat dilakukan melalui cara :
a. Pengamatan terhadap perubahan prilaku dan sikap untuk menilai perkembangan afeksi,
psikomotorik, dan kepribadian peserta didik.
b. Ujian, Ulangan, dan resitasi untuk mengukur aspek kognitif peserta didik
Dalam menilai karakter peserta didik, guru PAI dapat melakukan pengamatan terhadap
prilaku peserta didik pada saat :
a) Kegiatan pembelajaran berlangsung
b) Setelah mengikuti kegiatan belajar
c) Beberapa waktu setelah pembelajaran selesai.

2) Teknik Penialaian Hasil Belajar PAI Berbasis Pendidikan Karakter


1. Penialaian Tertulis
Penialaian ini dilakukan dengan tes tertulis yang merupakan soal kemudian diberikan
kepada peserta didik, tidak selalu jawaban berupa essai, bisa juga memberi tanda dengan
ceklis atau silang.
Ada dua bentuk soal tes tertulis, sbb :
a. Soal dengan memilih jawaban
1) Pilihan ganda
2) Dua pulihan
3) Menjodohkan
b. Soal dengan mensuplai jawaban
1) Isian atau melengkapi
2) Jwaban singkat/pendek
3) Soal essai
Dalam penyusunan instrumen penilaian tertulis perlu dipertimbangkan hal-hal berikut :
a. Materi, harus sesuai indikator kurikulum
b. Konstruksi, rumusan soal atau pertanyaan harus jelas dan tegas
c. Bahasa, soal tidak boleh menggunakan kata atau kalimat yang ganda tafsirannya.

2. Penilaian Diri
Atau sering disebut dengan (self assesement) adalah teknik penilaian yang mana subjek
yang ingin dinilai diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses,
dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu.
Keuntungan teknik ini adalah :
a. Dapat menumbuhkan sikap percaya diri untuk menilai diri sendiri
b. Agar menyadari kelemahan dan kekuatan diri sendiri
c. Untuk memotivasi, membiasakan, dan melatih dalam berbuat jujur dan objektif.
Berikut contoh format penilaian diri. Dalam format ini hanya diisi dengan pengalaman
peserta didik berdasarkan apa yang dialami dalam kegiatan pembelajaran tanpa ada
instrumen tertentu dari guru :
Format Lembar Penilaian Diri Siswa

Nama :
Kelas :
Mata Pelajaran :
Hari/Tanggal/Jam :
Deskripsi :
Kegiatan Pembelajaran :
No Aspek Penilaian Diri Pengalamanku
Siswa
1 Aku mengalami
2 Kesanku
3 Pandanganku terhadap
kegiatan pembelajaran
4 Rencanaku kedepan

3. Penialaian Sikap dan Praktik


Penilaian ini dapat disebut dengan penilaian perbuatan, yaitu penilaian yang dilaksanakan
dengan jawaban menggunakan sikap dan perbuatan atau praktik. Ini bertujuan untuk melatih :
a. Manipulatif, atau kemampuan menggunakan anggota tubuh atau alat.
b. Manual, yaitu kemampuan melakukan perbuatan berdasarkan petunjuk.
c. Nonverbal, kemampuan yang sulit diungkapkan dengan verbal.
d. Meningkatkan kesadaran diri terhadap kemampuan dan motivasi belajar.
Berikut adalah contoh lembar pengamatan sebagai instrumen penilaian sikap dan
praktik :

Lembar Pengamatan Sikap dan Praktik

Mata pelajaran :
Semester :
Kelas :
Kelompok :
Penilaian Sikap
Aspek Penilaian Sikap
No Absen

Tugas (Hasil)

Jumlah
Kerja Sama
Komitmen

Nilai
Ketelitian

Nama Siswa
Minat

Skor

1
2
3
4
5
Penialain Praktik
Nama Siswa Aspek Penialain Jumlah
No

Ni
Identifikasi Gerak tubuh

Memasang Rangkaian

Mengolah Data
Mengukur
Absen
Skor

lai
1
2
3
4
5

4. Penilaian Minat
Dalam hal ini digunakan untuk mengukur sejauh mana motivasi belajar dan kompetensi
yang telah diraih oleh siswa. Pengukuran ini menggunakan instrumen skala Likert (Di blog
selanjutnya akan dijelaskan mengenai skala Likert)
Formatnya bisa dalam bentuk pilihan sangat setuju sampai sangat tidak setuju atau
Tidak pernah, Jarang, dan Sering.
Berikut contoh lembar observasi bentuk daftar chek untuk kemampuan berinteraksi
dalam kegiatan diskusi kelompok
No Aspek yang Diukur Yes Tidak
Rela menyatakan atau mau menerima oranglain
1
memberikan pendapat
2 Mau menerima orang lain memberikan masukan
Menerima kesempatan berpendapat dan rela jika
3
pendapatnya tidak diterima
Membantu, mendorong, atau memberikan
4
kesempatan teman untuk berpendapat
Menunggu/tidak memotong teman yang sedang
5
berbicara/berpendapat
Penialaian ini juga bisa dengan skala skor dari 1-4.

5. Buku Penghubung Anak


Dalam proses evaluasi perkembangan peserta didik, guru dapat menggunakan buku
penghubung anak yang menggambarkan berbagai kegiatan yang dialami oleh anak selama
24 jam.
Buku ini dibuat oleh guru PAI dan diisi oleh wali peserta didik, buku ini juga bertujuan
agar orangtua selalu memperhatikan anak diluar sekolah, sehingga menumbuhkan
kerjasama dalam membimbing anak.
Buku penghubung ini menjadi media penilaian yang seimbang antara rencana dan
kompetensi serta nilai pendidikan karakter yang dicapai. Buku ini juga bertujuan untuk :
a. Mengetahui perbedaan setiap individu dan dapat membantu dalam mengembangkan
bakat dan minat secara optimal.
b. Melaksanakan layanan individu secara baik, karena tercatat semuanya dalam buku.
c. Mengetahui kegiatan anak didik dalam proses pembelajaran di sekolah dan
lingkungannya.
Buku Penghubung Orangtua/Wali Murid dengan Guru PAI
Nama Wali :
Nama Peserta
:
Didik
Jenis Kelamin :
Kelas :
N
Hari/Tanggal Uraian Masalah Tindak Lanjut Keterangan
o
1
2
3
Garut,...............20....

Kepala Sekolah
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Karakteristik adalah acuan- acuan yang diberikan dalam memberikan penilaian terhadap peserta
didik. Acuan demikian perlu ditetapkan,agar dapat menjadikan sebagai pedoman oleh para
pendidik dalam membuat keputusan sehubungan dengan peserta didik. Depdiknas ( 2004 : 7 )
menyatakan bahwa karakteristik penilaian yaitu:
1. validitas
2. reliabilitas
3. terpokus pada kompetensikeseluruhan pada komprehensif
4. objektitas
5. mendidik
Proses pendidikan adalah proses untuk mengembangkan potensi siswa menjadi kemampuan dan
keterampilan tertentu, hanya saja perlu dipahami bersama bahwa pada dasarnya tidaklah mudah
untuk dapat mengakomodasikan kebutuhan setiap siswa secara tepat dalam proses pendidikan,
namun harus pula menjadi pemahaman bahwa setiap siswa harus diperlakukan secara adil dalam
proses pendidikan, termasuk di dalamnya proses penilaian. Untuk itu proses penilaian yang
dilakukan harus memiliki asas keadilan, kesetaraan serta obyektifitas yang tinggi

B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat mengenai ( pengembangan dan inovasi penilaian hasil
belajar) makalah inipun tak luput dari kesalahan dan kekurangan maupun target yang ingin di
capai. Adapun kiranya terdapat kritik, saran, maupun teguran digunakan sebagai penunjang pada
makalah ini. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://fisikawansastra.blogspot.com/2015/04/landasan-filosofis-dan-yuridis-standar.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai