Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk
Dosen Pengampu: Conny Dian Sumadi, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh:
1. Basyar Salim (190611100201)
2. Izzatul Muslimah Mayrista (190611100217)
3. Wahyuni Nur Ammala (190611100218)
4. Junia Saptaningrum (190611100225)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah –Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penerapan Kecerdasan Majemuk
di Kelas” ini tepat waktu pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang penerapan pembelajaran berbasis
kecerdasan majemuk di kelas khususnya bagi penulis dan para pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Conny Dian Sumadi, S.Pd., M.Pd.
selaku dosen mata kuliah Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan
bidang studi yang kami tempuh. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga makalah dapat selesai tepat waktu.
Penulis menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kriitk dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah suatu sistem yang dapat diikuti serta mampu untuk di pahami oleh
setiap individu dengan melihat dan mengembangkan seluruh imajinasi juga potensi yang
ada dalam dirinya yang memang ini memiliki tujuan untuk memberikan stimulus kepada
diri untuk dapat menjadi individu yang memiliki daya saing dan kreativitas yang kuat demi
menjalankan persaingan di setiap mutu pendidikan selain itu memang menjadi salah satu
tolok ukur setiap individu dalam berinteraksi dengan individu yang lain yang akan menjadi
bekal mereka dalam membina dan menjalankan kehidupan bermasyarakat. Proses dari
pendidikan dalam satuan dalam pendidikan diselenggarakan dengan interaktif, inspiratif,
menantang, menyenangkan dan memotivasi seluruh peserta didik untuk dapat berpatisipasi
secara aktif serta memberikan seluruh ruang yang cukup bagi prakarsa, potensi , dan
kemandirian sesuai dengan bakat, motivasi, serta perkembangan fisik dan psikologis dari
peserta didik (Ardimen 2016).
Pada saat ini memang anak-anak di Indonesia mengalami suatu progress dalam
peningkatan kreativitas dengan memaksimalkan pendidikan pada tingkat dasar dan
memang sangat perlu dalam penekannya dalam kompetensi diri hal ini disebabkan siswa
dituntut untuk memilih satu jawaban yang benar yang diperintahkan oleh orang tua dan
guru dengan berbagai jenis kemampuan. Konsep mengenai kecerdasan majemuk dalam
konteks ilmu psikologi dan juga ilmu pendidikan didasari atas berbagai alas an yang sangat
rasional dan juga realitas empiris yang menunjukkkan bahwa seorang individu yang sukses
dalam melakukan tes IQ dengan kategori jenius ternyata mereka cenderung gagal dalam
pergaulan di lingkungan sosial serta kompetensi global didalam dunia ini, maka munculah
suatu konsep kecerdasan majemuk atau kecerdasan ganda yang tidak hanya berfokus pada
kecerdasan intelektualitas, namun lebih secara luas lagi, mencakup juga kecerdasan
emosional, sosial dan spiritual, dan juga aka nada konsep kecerdasan yang lain
sebagainnya.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kecerdasan majemuk?
2. Bagaimana contoh penerapan kecerdasan majemuk di kelas?
3. Apa tujuan penerapan kecerdasan majemuk di kelas?
4. Bagaimana manfaat penerapan kecerdasan majemuk di kelas?
5. Apa kelebihan dan kekurangan penerapan kecerdasan majemuk di kelas?
6. Bagaimana kendala penerapan kecerdasan majemuk di kelas?
7. Bagaimana solusi dalam mengatasi kendala penerapan kecerdasan majemuk di kelas?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian kecerdasan majemuk.
2. Untuk mengetahui contoh penerapan kecerdasan majemuk di kelas.
3. Untuk mengetahui tujuan penerapan kecerdasan majemuk di kelas.
4. Untuk mengetahui manfaat penerapan kecerdasan majemuk di kelas.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penerapan kecerdasan majemuk di
kelas.
6. Untuk mengetahui kendala penerapan kecerdasan majemuk di kelas.
7. Untuk mengetahui solusi dalam mengatasi kendala penerapan kecerdasan majemuk di
kelas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
”Intelligence is the ability to find and solve problems and create products of value in one’s
own culture”. Menurut Gardner; kecerdasan seseorang tiba-tiba tidak diukur dari hasil tes
psikologis standar, namun dapat dilihat dari kebiasaan seseorang terhadap dua hal. Pertama,
kebiasaan seseorang menyelesaikan masalahnya sendiri (problem solving). Kedua,
kebiasaan seseorang menciptakan produk yang mempunyai nilai budaya (creatvity) (Anita
Indria, 2020: 32). Jadi dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan majemuk
merupakan kemampuan seseorang untuk menyelesaikan masalahnya sendiri (problem
solving) dan kebiasaan seseorang menciptakan produk yang mempunyai nilai budaya
(creatvity). Kecerdasan majemuk sendiri tidak dapat dilihat dan dihitung walaupun
menggunakan tes psikologis, melainkan kecerdasan dapat dilihat dari bagaimana respon
seseorang dalam suatu hal menggunakan sel otak aktif maupun nonaktif yang didapat dari
pengalaman seseorang.
4
2. Segarkan Suasana Kelas dengan Aktivitas yang Bervariasi
Dalam memahamkan konsep, mudah sekali bagi guru untuk fokus pada tujuan
sehingga mengabaikan cara yang ditempuh. Maka, metode pengajaran yang sama,
misalnya dengan menggunakan lembar kerja, seringkali tanpa sengaja digunakan terus
menerus dan berulang. Padahal, siswa dapat mengalami kebosanan bila harus
mengerjakan lembar kerja sepanjang waktu, setiap hari.
Disisi lain, metode mengajar yang terus berganti secara dinamis dapat
mengakomodasi lebih banyak siswa karena kecerdasan majemuk mereka pun berbeda.
Misalnya, peregangan ringan di samping meja siswa dapat digunakan untuk mengawali
kelas dan mengakomodasi kebutuhan siswa dengan kecerdasan kinestetik-jasmani yang
menonjol. Suasana kelas akan senantiasa terasa segar.
3. Pengelolaan kelas Disesuaikan dengan Kecerdasan Majemuk Siswa
Sembilan tipe kecerdasan manjemuk dalam teori Gardner merupakan sembilan
peluang guru dalam mengelola kelas. Pengelolaan pengajaran di kelas yang tepat sangat
mendukung suksesnya belajar siswa.
Misalnya, siswa dengan kemampuan spasial-visual yang baik akan mudah belajar
suatu konsep melalui gambar. Siswa yang lebih menonjol kemampuan verbal-
linguistiknya dapat mempelajari konsep dengan baik melalui membaca dan menulis.
Sedangkan diskusi kelas akan sangat membantu siswa dengan kecerdasan interpersonal
yang kuat.
4. Integrasi Penilaian, Penilaian yang Majemuk
Pengukuran keberhasilan belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai metode.
Lebih baik lagi bila metode tersebut mampu mencerminkan kecerdasan majemuk
siswa, seperti tes tulis, tes lisan, karya seni, dan lain sebagainya.
Misalnya, siswa SMK mendapat tugas untuk merakit sebuah mesin lengkap dengan
buku manual cara kerja mesin tersebut. Pembuatan mesin itu sendiri merupakan wujud
dari kecerdasan kinestetik-jasmaninya. Sedangkan penyusunan diagram dan instruksi
pada buku manual menunjukkan kecerdasan verbal-linguistik dan spasial-visualnya.
6
3. Dengan penerapan kecerdasan majemuk, maka peran orang tua dan masyarakat dalam
mendukung proses belajar mengajar akan semakin meningkat. Hal itu dikarenakan
setiap aktivitas siswa di dalam kegiatan belajar akan melibatkan anggota masyarakat.
4. Dengan kecerdasan majemuk, siswa akan dapat menunjukkan dan berbagi mengenai
kelebihan yang dimilikinya. Membangun kelebihan yang dimiliki akan memberikan
suatu motivasi untuk menjadikan siswa sebagai seorang ‘spesialis’.
5. Siswa akan mendapatkan pengalaman belajar yang positif dan meningkatkan
kemampuan untuk mencari solusi dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya.
9
F. Kendala Penerapan Kecerdasan Majemuk di Kelas
Menurut beberapa kendala dalam penerapan kecerdasan majemuk di kelas yaitu meliputi:
1. Pemahaman Guru yang Kurang Memadai
Pemahaman guru yang kurang memadai dan ada beberapa guru yang kurang
kesadaran untuk belajar menjadi kendala dalam menerapkan pembelajaran berbasis
kecerdasan majemuk di kelas. Sesuai dengan teori menurut Ma’arif dalam Saputri
(2017: 57) yang mengatakan “tinggi rendahnya kualitas SDM antara lain ditandai
dengan adanya unsur kreatifitas dan produktivitas yang di realisasikan dengan hasil
kerja atau kinerja yang baik secara perorangan atau kelompok.” Sumber daya yang
kurang memadai ini terjadi karena banyak guru yang kurang pengetahuannya mengenai
kecerdasan majemuk. Hal ini membuat guru menjadi kurang inovatif dalam memilih
strategi pembelajaran dan juga kurang bisa menyesuaikan gaya mengajarnya dengan
gaya belajar siswa.
2. Fasilitas Kelas yang Kurang Memadai
Terdapat beberapa sekolah yang memiliki fasilitas kelas yang kurang memadai,
missal tidak adanya LCD di kelas yang sedikit menyulitkan guru karena guru tidak bisa
mencontohkan siswa gambar atau peristiwa melalui tayangan gambar atau video.
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 bahwa Setiap satuan pendidikan
wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan,
buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
3. Guru Kesulitan Menyesuaikan Rencana Pembelajaran Dengan Siswa
Padahal dalam pengajaran berbasis kecerdasan majemuk memang guru harus
mampu menyesuaikan gaya mengajarnya dengan gaya belajar siswa. Hal ini sesuai
dengan penjelasan Chatib (2011: 33) bahwa “upaya untuk memahami cara belajar anak
memang bukan hal yang mudah, dibutuhkan keterampilan dan seni tingkat tinggi.”
Konsep sekolah yang berupaya menjadikan pembelajaran menyenangkan memang
terkadang membuat guru kesulitan dalam mengatur dan mendisiplinkan siswanya.
Siswa yang sulit diatur membuat suasana kelas menjadi gaduh dan membuat guru
kebingungan.
Padahal memang seperti inilah konsep sekolah multiple intelligences yang digagas
oleh Munif Chatib. Seperti yang disampaikan Chatib (2011: 52-53) berdasarkan
pengalamannya magang di YIMA, dimana kondisi kelas saat dia mengajar sangat ramai
banyak anak yang bernyanyi dan kote’an. Baru setelah ia mulai menyisipkan
10
pembelajaran dengan nyanyian anak mulai memperhatikan, walaupun dengan beraneka
macam ekspresi. Chatib (2011: 53) juga mengatakan bahwa dia mengubah paradigma
mengajarnya dan senang mengajar.
4. Siswa Sulit di Atur
Dalam pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk, terkadang siswa sulit diatur karena
terdapat berbagai karakteristik siswa yang berbeda-beda. Perbedaan karakteristik siswa
tersebut membuat pembelajaran sulit untuk di atur. Guru perlu kesabaran dalam
menghadapi siswa ketika mengikuti pembelajaran.
11
story, musik, dan brain gym. Kondisi alfa adalah kondisi yang relaks dan
menyenangkan.
4. Pemberian Hukuman
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Saputri (2017) bahwa “ Pemberian punishment
yang diberikan guru tidak menggunakan kekerasan fisik sama sekali, melainkan dengan
mengucapkan istighfar supaya siswa terbiasa mengucapkan istifghfar ketika melakukan
kesalahan.” Pemberian hukuman yang diberlakukan sesuai dengan penelitian Saputri
yaitu berupa hukuman mengucap istighfar. Selain itu saat dirasa hukuman tersebut
kurang membuat efek jera, guru membuat hukuman berupa ancaman.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kecerdasan majemuk merupakan kemampuan seseorang untuk menyelesaikan
masalahnya sendiri (problem solving) dan kebiasaan seseorang menciptakan produk
yang mempunyai nilai budaya (creatvity). Contoh penerapan kecerdasan majemuk
dikelas yaitu pengulangan dalam penanaman dan pemahaman konsep, menyegarkan
suasana kelas dengan aktivitas yang bervariasi, mengelola kelas sesuai dengan
kecerdasan majemuk yang dimiliki siswa, dan integrasi penilaian majemuk. Kemudian
terdapat beberapa tujuan penerapan kecerdasan majemuk di kelas yaitu mencoba untuk
mengubah pandangan bahwa kecerdasan seseorang hanya terdiri dari kemampuan
logika (Matematika) dan juga bahasa.
Selanjutnya manfaat dari penerapan kecerdasan majemuk di kelas antara lain proses
kegiatan pembelajaran akan dapat dilakukan dengan lebih luas. Aktivitas yang bisa
dilakukan seperti menggambar, menciptakan lagu, mendengarkan musik, melihat suatu
pertunjukan. Dapat menjadi ‘pintu masuk’ yang vital ke dalam proses belajar.
Penerapan kecerdasan majemuk di kelas juga terdapat kelebihan dan kekurangan
tersendiri yang berpengaruh terhadap proses belajar mengajar.
B. SARAN
Demikian makalah yang dapat kami buat, sebagai manusia biasa menyadari
banyaknya kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Maka dari itu untuk
menyempurnakan makalah ini, kritik, saran dan masukan dari pembaca sangat
dibutuhkan agar dapat menyempurnakan makalah selanjutnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
14