Anda di halaman 1dari 17

PENERAPAN KECERDASAN MAJEMUK DI KELAS

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk
Dosen Pengampu: Conny Dian Sumadi, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:
1. Basyar Salim (190611100201)
2. Izzatul Muslimah Mayrista (190611100217)
3. Wahyuni Nur Ammala (190611100218)
4. Junia Saptaningrum (190611100225)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
MEI 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah –Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penerapan Kecerdasan Majemuk
di Kelas” ini tepat waktu pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang penerapan pembelajaran berbasis
kecerdasan majemuk di kelas khususnya bagi penulis dan para pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Conny Dian Sumadi, S.Pd., M.Pd.
selaku dosen mata kuliah Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan
bidang studi yang kami tempuh. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga makalah dapat selesai tepat waktu.
Penulis menyadari, makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kriitk dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bangkalan, 14 Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii


DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................. 2
C. TUJUAN ............................................................................................................................ 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
A. Pengertian Kecerdasan Majemuk ................................................................................... 3
B. Contoh Penerapan Kecerdasan Majemuk di Kelas ...................................................... 4
C. Tujuan Penerapan Kecerdasan Majemuk di Kelas ...................................................... 5
D. Manfaat Penerapan Kecerdasan Majemuk di Kelas .................................................... 6
E. Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Kecerdasan Majemuk di Kelas ................... 7
F. Kendala Penerapan Kecerdasan Majemuk di Kelas................................................... 10
G. Solusi Dalam Mengatasi Kendala Penerapan Kecerdasan Majemuk di Kelas .... 11
BAB III.................................................................................................................................... 13
PENUTUP............................................................................................................................... 13
A. KESIMPULAN ............................................................................................................... 13
B. SARAN ............................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah suatu sistem yang dapat diikuti serta mampu untuk di pahami oleh
setiap individu dengan melihat dan mengembangkan seluruh imajinasi juga potensi yang
ada dalam dirinya yang memang ini memiliki tujuan untuk memberikan stimulus kepada
diri untuk dapat menjadi individu yang memiliki daya saing dan kreativitas yang kuat demi
menjalankan persaingan di setiap mutu pendidikan selain itu memang menjadi salah satu
tolok ukur setiap individu dalam berinteraksi dengan individu yang lain yang akan menjadi
bekal mereka dalam membina dan menjalankan kehidupan bermasyarakat. Proses dari
pendidikan dalam satuan dalam pendidikan diselenggarakan dengan interaktif, inspiratif,
menantang, menyenangkan dan memotivasi seluruh peserta didik untuk dapat berpatisipasi
secara aktif serta memberikan seluruh ruang yang cukup bagi prakarsa, potensi , dan
kemandirian sesuai dengan bakat, motivasi, serta perkembangan fisik dan psikologis dari
peserta didik (Ardimen 2016).
Pada saat ini memang anak-anak di Indonesia mengalami suatu progress dalam
peningkatan kreativitas dengan memaksimalkan pendidikan pada tingkat dasar dan
memang sangat perlu dalam penekannya dalam kompetensi diri hal ini disebabkan siswa
dituntut untuk memilih satu jawaban yang benar yang diperintahkan oleh orang tua dan
guru dengan berbagai jenis kemampuan. Konsep mengenai kecerdasan majemuk dalam
konteks ilmu psikologi dan juga ilmu pendidikan didasari atas berbagai alas an yang sangat
rasional dan juga realitas empiris yang menunjukkkan bahwa seorang individu yang sukses
dalam melakukan tes IQ dengan kategori jenius ternyata mereka cenderung gagal dalam
pergaulan di lingkungan sosial serta kompetensi global didalam dunia ini, maka munculah
suatu konsep kecerdasan majemuk atau kecerdasan ganda yang tidak hanya berfokus pada
kecerdasan intelektualitas, namun lebih secara luas lagi, mencakup juga kecerdasan
emosional, sosial dan spiritual, dan juga aka nada konsep kecerdasan yang lain
sebagainnya.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan kecerdasan majemuk?
2. Bagaimana contoh penerapan kecerdasan majemuk di kelas?
3. Apa tujuan penerapan kecerdasan majemuk di kelas?
4. Bagaimana manfaat penerapan kecerdasan majemuk di kelas?
5. Apa kelebihan dan kekurangan penerapan kecerdasan majemuk di kelas?
6. Bagaimana kendala penerapan kecerdasan majemuk di kelas?
7. Bagaimana solusi dalam mengatasi kendala penerapan kecerdasan majemuk di kelas?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian kecerdasan majemuk.
2. Untuk mengetahui contoh penerapan kecerdasan majemuk di kelas.
3. Untuk mengetahui tujuan penerapan kecerdasan majemuk di kelas.
4. Untuk mengetahui manfaat penerapan kecerdasan majemuk di kelas.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penerapan kecerdasan majemuk di
kelas.
6. Untuk mengetahui kendala penerapan kecerdasan majemuk di kelas.
7. Untuk mengetahui solusi dalam mengatasi kendala penerapan kecerdasan majemuk di
kelas.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kecerdasan Majemuk


Menurut Howard Gardner dalam jurnal CARE yang dibuat oleh Alfien Baddrin Afdhilla
dan Syarizal Agam Mahendra tahun 2020, mereka mengutip dari Armstrong bahwa
kecerdasan berkembang dari pengalaman yang dimiliki atau disebut (crystallizing
experience) dan dari pengalaman menyedihkan (paralyzing experience). Maka pengalaman
baik bagi anak akan sangat penting dan sangat berbahaya jika terjadi pengalaman buruk
bagi seorang anak di masa depannya. Dengan kata lain, anak yang mempunyai didikan
kecerdasan majemuk akan mendapatkan perlakuan yang adil, memperoleh dukungan yang
bisa menjadi pengalaman yang terkristal (crystallizing experience). Anak akan memperoleh
kesempatan berkembang sehingga setiap indikator kecerdasan berkembang optimal dan
muncul sebagai keterampilan yang permanen. Sedangkan menurut Djaali dalam bukunya
yang terkutip pada jurnal Kajian dan Pengembangan Umat yang dibuat oleh Anita Indria
tahun 2020 menyatakan bahwa intelegensi ialah daya menyesuaikan diri dengan keadaan
baru dengan mempergunakan alat-alat berpikir menurut tujuannya. Hal ini dititikberatkan
pada soal penyesuaian diri terhadap masalah yang dihadapi. Dengan demikian, orang yang
intelegensinya tinggi (orang cerdas) akan lebih cepat menyesuaikan diri dengan masalah
baru yang dihadapi, bila dibandingkan dengan orang yang tidak cerdas. Jadi dari pendapat
diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan merupakan kemampuan menyesuaikan diri
dengan keadaan baru menggunakan kemampuan berpikir seseorang yang dimana
kemampuan tersebut didapatkan melalui pengalaman yang dimiliki atau disebut
(crystallizing experience) dan dari pengalaman menyedihkan (paralyzing experience).
Maka dengan adanya pengalaman menjadikan seorang anak memperoleh kesempatan
berkembang lebih baik di masa depan melalui pengalaman di masa lalu.
Dari penjelasan mengenai pengertian kecerdasan di atas, maka dapat di definisikan
bahwa kecerdasan majemuk atau kecerdasan ganda atau dalam bahasa Inggris Multiple
Intelligences. Kecerdasan majemuk adalah kemampuan untuk memecahkan masalah atau
melakukan sesuatu yang ada nilainya dalam kehidupan sehari-hari. Kecerdasan bukan
sesuatu yang dapat dilihat atau dihitung, melainkan potensi sel otak yang aktif atau nonaktif
tergantung pada pengalaman hidup sehari-hari, baik di rumah, sekolah atau di tempat lain
(Anita Indria, 2020 : 31). Dalam buku Freme of Mind, Gardner mengatakan bahwa

3
”Intelligence is the ability to find and solve problems and create products of value in one’s
own culture”. Menurut Gardner; kecerdasan seseorang tiba-tiba tidak diukur dari hasil tes
psikologis standar, namun dapat dilihat dari kebiasaan seseorang terhadap dua hal. Pertama,
kebiasaan seseorang menyelesaikan masalahnya sendiri (problem solving). Kedua,
kebiasaan seseorang menciptakan produk yang mempunyai nilai budaya (creatvity) (Anita
Indria, 2020: 32). Jadi dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan majemuk
merupakan kemampuan seseorang untuk menyelesaikan masalahnya sendiri (problem
solving) dan kebiasaan seseorang menciptakan produk yang mempunyai nilai budaya
(creatvity). Kecerdasan majemuk sendiri tidak dapat dilihat dan dihitung walaupun
menggunakan tes psikologis, melainkan kecerdasan dapat dilihat dari bagaimana respon
seseorang dalam suatu hal menggunakan sel otak aktif maupun nonaktif yang didapat dari
pengalaman seseorang.

B. Contoh Penerapan Kecerdasan Majemuk di Kelas


Dalam teori Kecerdasan Majemuknya, Howard Gardner tidak menyebutkan bahwa
setiap anak hanya memiliki satu tipe kecerdasan: logis-matematis, eksistensial, naturalis,
interpersonal, intrapersonal, musikal, verbal-linguistik, spasial-visual, atau kinestetik-
jasmani. Melainkan, ada kecenderungan bahwa satu tipe kecerdasan lebih menonjol
daripada yang lain. Kecerdasan majemuk siswa berupa rentangan, artinya guru tidak
terpaku pada satu tipe kecerdasan tertentu dalam mengajar di kelas. Berikut penerapan
kecerdasan majemuk di kelas yang dapat diterapkan agar pembelajaran menjadi lebih
bervariasi dan dapat berjalan efektif (Purbowati, 2020).
1. Pengulangan dalam Penanaman dan Pemahaman Konsep
Penanaman dan pemahaman konsep dapat dilakukan melalui berbagai jenis aktivitas
di kelas. Misalnya, siswa dengan logis-matematis yang kuat biasanya dapat
mengerjakan soal-soal pecahan dengan mudah. Sedangkan siswa dengan kecerdasan
musikal yang menonjol akan dapat dengan mudah memahami bahwa not seperempat
dan not seperdelapan sama-sama diperlukan untuk menghasilkan irama yang tepat.
Guru dapat menggunakan baik latihan soal maupun tepuk tangan dalam
menanamkan konsep penambahan pecahan. Kedua aktivitas tersebut, bila dikerjakan
berulang, mampu mengakomodasi kebutuhan siswa dengan kecerdasan logis-
matematis dan musikal dalam pelajaran Matematika.

4
2. Segarkan Suasana Kelas dengan Aktivitas yang Bervariasi
Dalam memahamkan konsep, mudah sekali bagi guru untuk fokus pada tujuan
sehingga mengabaikan cara yang ditempuh. Maka, metode pengajaran yang sama,
misalnya dengan menggunakan lembar kerja, seringkali tanpa sengaja digunakan terus
menerus dan berulang. Padahal, siswa dapat mengalami kebosanan bila harus
mengerjakan lembar kerja sepanjang waktu, setiap hari.
Disisi lain, metode mengajar yang terus berganti secara dinamis dapat
mengakomodasi lebih banyak siswa karena kecerdasan majemuk mereka pun berbeda.
Misalnya, peregangan ringan di samping meja siswa dapat digunakan untuk mengawali
kelas dan mengakomodasi kebutuhan siswa dengan kecerdasan kinestetik-jasmani yang
menonjol. Suasana kelas akan senantiasa terasa segar.
3. Pengelolaan kelas Disesuaikan dengan Kecerdasan Majemuk Siswa
Sembilan tipe kecerdasan manjemuk dalam teori Gardner merupakan sembilan
peluang guru dalam mengelola kelas. Pengelolaan pengajaran di kelas yang tepat sangat
mendukung suksesnya belajar siswa.
Misalnya, siswa dengan kemampuan spasial-visual yang baik akan mudah belajar
suatu konsep melalui gambar. Siswa yang lebih menonjol kemampuan verbal-
linguistiknya dapat mempelajari konsep dengan baik melalui membaca dan menulis.
Sedangkan diskusi kelas akan sangat membantu siswa dengan kecerdasan interpersonal
yang kuat.
4. Integrasi Penilaian, Penilaian yang Majemuk
Pengukuran keberhasilan belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai metode.
Lebih baik lagi bila metode tersebut mampu mencerminkan kecerdasan majemuk
siswa, seperti tes tulis, tes lisan, karya seni, dan lain sebagainya.
Misalnya, siswa SMK mendapat tugas untuk merakit sebuah mesin lengkap dengan
buku manual cara kerja mesin tersebut. Pembuatan mesin itu sendiri merupakan wujud
dari kecerdasan kinestetik-jasmaninya. Sedangkan penyusunan diagram dan instruksi
pada buku manual menunjukkan kecerdasan verbal-linguistik dan spasial-visualnya.

C. Tujuan Penerapan Kecerdasan Majemuk di Kelas


Kecerdasan majemuk adalah kemampuan untuk memecahkan masalah atau
menciptakan suatu produk yang efektif atau bernilai dalam suatu latar belakang tertentu.
Gardner (1999) membagi kecerdasan ke dalam delapan jenis kecerdasan, yaitu: (1)
kecerdasan linguistik, (2) kecerdasan logika-matematika, (3) kecerdasan visual-spasial, (4)
5
kecerdasan kinestetik, (5) kecerdasan musikal, (6) kecerdasan interpersonal, (7) kecerdasan
intrapersonal, dan (8) kecerdasan naturalis. Menurut Gardner (1993) setiap individu
memiliki kecerdasan dominan, kombinasi kecerdasan, dan level kecerdasan yang berbeda,
serta dapat mengembangkan lebih dari satu kecerdasan. Pembelajaran dengan kecerdasan
majemuk menuntut siswa untuk ikut aktif berpartisipasi dalam pembelajaran yang sesuai
dengan metode student centered yang dianjurkan UU nomor 20 tahun 2003 tentang
sisdiknas.
Adapun tujuan dari penerapan kecerdasan majemuk di dalam kelas salah satunya adalah
mencoba untuk mengubah pandangan bahwa kecerdasan seseorang hanya terdiri dari
kemampuan logika (Matematika) dan juga bahasa. Teori ini mampu menjembatani proses
pengajaran yang membosankan menjadi suatu pengalaman belajar yang menyenangkan dan
siswa tidak hanya dijejali oleh teori semata. Mereka dihadapkan pada kenyataan bahwa
teori yang mereka terima memang dapat ditemui di dalam kehidupan nyata dan dapat
mereka alami sendiri sehingga mereka memiliki kesan yang mendalam. Selain itu proses
pendidikan dapat mengakomodir setiap kebutuhan siswa dan sesuai dengan keunikannya
masing-masing. Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan majemuk, tentunya
membutuhkan inisiatif dari setiap guru untuk mencoba memulai dan bersedia untuk keluar
dari ‘zona nyaman’nya masing-masing. Guru dan orang tua harus bersinergi agar memiliki
pandangan yang sama di dalam memberikan pendidikan bagi anak sesuai dengan
kebutuhan dan keunikannya masing-masing.

D. Manfaat Penerapan Kecerdasan Majemuk di Kelas


Adapun manfaat dari penerapan kecerdasan majemuk di kelas antara lain sebagai
berikut:
1. Dengan kecerdasan majemuk, maka proses kegiatan pembelajaran akan dapat
dilakukan dengan lebih luas. Aktivitas yang bisa dilakukan seperti menggambar,
menciptakan lagu, mendengarkan musik, melihat suatu pertunjukan. Dapat menjadi
‘pintu masuk’ yang vital ke dalam proses belajar. Bahkan siswa yang penampilannya
kurang baik pada saat proses belajar menggunakan pola tradisional (menekankan
bahasa dan logika), jika aktivitas ini dilakukan akan memunculkan semangat mereka
untuk belajar.
2. Dengan menggunakan kecerdasan majemuk, maka kita telah menyediakan kesempatan
bagi siswa untuk belajar sesuai dengan kebutuhan, minat, dan talentanya.

6
3. Dengan penerapan kecerdasan majemuk, maka peran orang tua dan masyarakat dalam
mendukung proses belajar mengajar akan semakin meningkat. Hal itu dikarenakan
setiap aktivitas siswa di dalam kegiatan belajar akan melibatkan anggota masyarakat.
4. Dengan kecerdasan majemuk, siswa akan dapat menunjukkan dan berbagi mengenai
kelebihan yang dimilikinya. Membangun kelebihan yang dimiliki akan memberikan
suatu motivasi untuk menjadikan siswa sebagai seorang ‘spesialis’.
5. Siswa akan mendapatkan pengalaman belajar yang positif dan meningkatkan
kemampuan untuk mencari solusi dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya.

E. Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Kecerdasan Majemuk di Kelas


1. Kelebihan Penerapan Kecerdasan Majemuk di Kelas
a. Pembelajaran Aktif dan Menyenangkan
Dengan menerapkan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk di kelas akan
membuat kegiatan pembelajaran lebih hidup dan menyenangkan. Hal ini
dikarenakan pendidik mengajar sesuai dengan gaya peserta didik belajar. Sehingga
sering peserta didik tidak sadar ketika bermain, sesungguhnya mereka sedang
belajar dan telah mengetahui banyak hal, sehingga materi yang disampaikan mudah
diterima dan dipahami oleh peserta didik.
b. Menghasilkan Peserta Didik yang Beragam
Jadi semua peserta didik berhak mempunyai pengakuan untuk bisa belajar,
sekalipun dengan gaya mereka masing-masing yang tentunya antara satu peserta
didik dengan lainnya berbeda. Dengan bermodalkan ”keyakinan” para pendidik
membimbing peserta didik sehingga mereka mengalami perubahan.
c. Penghapusan Sistem Rangking
Sistem rangking bukan saja memicu pembentukan kasta baru berdasarkan
kecerdasan, tapi juga memandang potensi setiap peserta didik secara sama dan
mengabaikan keunikan dan diferensiasi individual pada bakat, minat dan
intelligence-nya. Peserta didik dipacu untuk tumbuh maksimal pada pusat
keunggulan intelligence-nya, yang menyatu bersama bakat dan minatnya.
Sehingga, dengan begitu tidak ada persaingan antar siswa yang dilakukan dengan
standart yang sama.
d. Tidak Ada Pemberian Hadiah Kepada Satu Peserta Didik
Semua peserta didik dianggap cerdas, karena semuanya mempunyai kecerdasan
masing-masing dan tidak bisa diklaim bahwa kecerdasan ini yang lebih bagus, akan
7
tetapi semua kecerdasan itu ada nilai baik jika diarahkan pada hal yang baik.
Sehingga, jika semua anak sudah cerdas maka pemberian hadiah tidak hanya untuk
satu peserta didik saja.
e. Kelas yang Aktif
Dengan keadaan setiap kelas banyak dihiasi dengan mading yang merupakan
karya peserta didik yang dipajang, karena hal tersebut akan memancing kreatifitas
siswa untuk berkarya dan merangsang imajinasinya sehingga bagi yang mempunyai
kecerdasan visual akan merasa diberikan kesempatan dan kebebasan untuk
menyalurkan potensi.
f. Pendidik Dapat Menggunakan Kecerdasan Majemuk Dalam Melaksanakan Proses
Pengajaran Secara Luas
Aktivitas yang bisa dilakukanseperti menggambar,menciptakan lagu,
mendengarkan musik, melihat suatu pertunjukan. Dapat menjadi ‘pintu masuk’
yang vital ke dalam proses belajar. Bahkan peserta didik yang penampilannya
kurang baik pada saat proses belajar menggunakan pola tradisional (menekankan
bahasa dan logika), jika aktivitas ini dilakukan akan memunculkan semangat
mereka untuk belajar.
g. Pendidik Dapat Menyediakan Kesempatan Bagi Peserta Didik untuk Belajar Sesuai
Dengan Kebutuhan, Minat, dan Talentanya
h. Peran Orangtua dan Masyarakat Akan Semakin Meningkat
Dalam mendukung proses belajar mengajar, hal ini bisa terjadi karena setiap
aktivitas siswa di dalam proses belajar akan melibatkan anggota masyarakat.
i. Peserta Didik Mampu Menunjukkan dan Berbagi Tentang Kelebihan Yang
Dimilikinya
Membangun kelebihan yang dimiliki peserta didik akan memberikan suatu
motivasi untuk menjadikan peserta didik sebagai seorang spesialis.
j. Peserta Didik Akan Mendapatkan Pengalaman Belajar Yang Positif dan
Meningkatkan Kemampuan Untuk Mencari Solusi Dalam Memecahkan Persoalan
Yang Dihadapinya
2. Kekurangan Penerapan Kecerdasan Majemuk di Kelas
a. Pendidik Kurang Bisa Mewakili Semua Kecerdasan Peserta Didik
Dalam suatu kelas yang terdiri beberapa peserta didik tentunya masing-masing
peserta didik tersebut memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Belum terbiasanya
pendidik mengajar dengan konsep kecerdasan majemuk, sehingga ketika
8
menghadapi peserta didik yang mempunyai kecerdasan yang beragam menjadikan
pendidik merasa kewalahan.
b. Pendidik Kesulitan Dalam Mencocokkan Materi Dengan Strategi Belajar Mengajar
Kondisi ini terjadi disebabkan oleh kurangnya penguasaan oleh pendidik
terhadap strategi belajar mengajar sehingga.
c. Kurangnya Pelatihan Kepada Pendidik
Dimana beberapa pendidik masih perlu untuk bisa menguasai pemahaman
tentang sistem kerja kecerdasan majemuk bila dipraktekkan dalam pembelajaran.
Juga kesulitan dalam menerapkan semua kecerdasan dalam satu hari, karena susah
memadukan strategi pembelajaran dengan kecerdasan majemuk tersebut. Dan yang
paling penting kemajuan dalam materi terkesan lamban karena banyaknya
keterpaduan yang akan dilaksanakan, yakni perpaduan kurikulum dan strategi
kecerdasan majemuk dalam pembelajaran, sehingga KKM yang ditetapkan
pemerintah sulit tercapai dan terkadang orang tua mengeluh dengan proses tersebut.
d. Pendidik Kurang Kreativitas
Seorang pendidik dituntut untuk merespon semua kecerdasan peserta didiknya
harus dengan kreatifitas. Sehingga kreativitas seorang pendidik dalam mengajar
sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran.
e. Belum Terbiasanya Pendidik Mengajar Dengan Konsep Kecerdasan Majemuk
Pendidik yang belum terbiasa mengajar dengan konsep kecerdasan majemuk
akan mengalami kendala saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Akan tetapi,
kondisi tersebut dapat diatasi dengan membiasakan diri pendidik dengan
menerapkan konsep kecerdasan majemuk serta diberikan pelatihan bagi pendidik
tersebut.
f. Jumlah Peserta Didik Yang Terlalu Banyak Sedangkan Pendidik Dituntut Harus
Mengetahui Semua Tipe Kecerdasan dan Karakter Anak
Banyaknya jumlah peserta didik juga berimbas pada beragamnya karakteristik
maupun kecerdasan yang dimilikinya. Dengan perbandingan peserta didik dan
pendidik yang tidak seimbang yaitu banyaknya peserta didik dibandingkan
pendidik hal ini menimbulkan pendidik harus mampu mengetahui dan
mengelompokkan peserta didik tersebut sesuai dengan kecerdasannya. Sehingga,
seorang pendidik dituntut untuk mengetahui setiap tipe kecerdasan dan karakter
masing-masing peserta didiknya.

9
F. Kendala Penerapan Kecerdasan Majemuk di Kelas
Menurut beberapa kendala dalam penerapan kecerdasan majemuk di kelas yaitu meliputi:
1. Pemahaman Guru yang Kurang Memadai
Pemahaman guru yang kurang memadai dan ada beberapa guru yang kurang
kesadaran untuk belajar menjadi kendala dalam menerapkan pembelajaran berbasis
kecerdasan majemuk di kelas. Sesuai dengan teori menurut Ma’arif dalam Saputri
(2017: 57) yang mengatakan “tinggi rendahnya kualitas SDM antara lain ditandai
dengan adanya unsur kreatifitas dan produktivitas yang di realisasikan dengan hasil
kerja atau kinerja yang baik secara perorangan atau kelompok.” Sumber daya yang
kurang memadai ini terjadi karena banyak guru yang kurang pengetahuannya mengenai
kecerdasan majemuk. Hal ini membuat guru menjadi kurang inovatif dalam memilih
strategi pembelajaran dan juga kurang bisa menyesuaikan gaya mengajarnya dengan
gaya belajar siswa.
2. Fasilitas Kelas yang Kurang Memadai
Terdapat beberapa sekolah yang memiliki fasilitas kelas yang kurang memadai,
missal tidak adanya LCD di kelas yang sedikit menyulitkan guru karena guru tidak bisa
mencontohkan siswa gambar atau peristiwa melalui tayangan gambar atau video.
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 bahwa Setiap satuan pendidikan
wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan,
buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
3. Guru Kesulitan Menyesuaikan Rencana Pembelajaran Dengan Siswa
Padahal dalam pengajaran berbasis kecerdasan majemuk memang guru harus
mampu menyesuaikan gaya mengajarnya dengan gaya belajar siswa. Hal ini sesuai
dengan penjelasan Chatib (2011: 33) bahwa “upaya untuk memahami cara belajar anak
memang bukan hal yang mudah, dibutuhkan keterampilan dan seni tingkat tinggi.”
Konsep sekolah yang berupaya menjadikan pembelajaran menyenangkan memang
terkadang membuat guru kesulitan dalam mengatur dan mendisiplinkan siswanya.
Siswa yang sulit diatur membuat suasana kelas menjadi gaduh dan membuat guru
kebingungan.
Padahal memang seperti inilah konsep sekolah multiple intelligences yang digagas
oleh Munif Chatib. Seperti yang disampaikan Chatib (2011: 52-53) berdasarkan
pengalamannya magang di YIMA, dimana kondisi kelas saat dia mengajar sangat ramai
banyak anak yang bernyanyi dan kote’an. Baru setelah ia mulai menyisipkan
10
pembelajaran dengan nyanyian anak mulai memperhatikan, walaupun dengan beraneka
macam ekspresi. Chatib (2011: 53) juga mengatakan bahwa dia mengubah paradigma
mengajarnya dan senang mengajar.
4. Siswa Sulit di Atur
Dalam pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk, terkadang siswa sulit diatur karena
terdapat berbagai karakteristik siswa yang berbeda-beda. Perbedaan karakteristik siswa
tersebut membuat pembelajaran sulit untuk di atur. Guru perlu kesabaran dalam
menghadapi siswa ketika mengikuti pembelajaran.

G. Solusi Dalam Mengatasi Kendala Penerapan Kecerdasan Majemuk di Kelas


Menurut beberapa solusi dalam mengatasi kendala penerapan kecerdasan majemuk di kelas
yaitu meliputi:
1. Mengikutkan Guru Dalam Pelatihan Dan Rutin Melakukan Kegiatan Sharing
Sesama Rekan Guru
Hal ini sesuai dengan pendapat Chatib (2011: 30) bahwa “guru harus belajar. Guru
bukan seorang sufi yang khusus mendapat ilmu laduni. Saat bekerja guru harus punya
waktu untuk terus belajar (pelatihan guru).” Dengan mengikuti pelatihan dan rutin
melakukan diskusi dengan sesama guru diharapkan dapat meningkatkan kemampuan
guru dalam mengajar pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk.
2. Meminjam Sarana Ataupun Tempat Di Kelas Lain
Dengan peminjaman tersebut berarti guru telah mengupayakan agar siswanya dapat
menikmati teknologi yang sama dengan siswa kelas lain. Hal ini sesuai dengan prinsip
profesional guru dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa guru
“memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.” Jadi guru
bertanggungjawab penuh terhadap penyediaan sarana untuk mendukung kegiatan
pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.
3. Memberikan Ice Breaking, Game, Maupun Motivasi
Di dalam proses pembelajaran terkadang siswa jenuh dan lesu sehingga sulit untuk
menerima pelajaran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut guru perlu memberikan
ice breaking, game, maupun motivasi. Setelah mendapat ice breaking, game, dan
motivasi biasanya siswa akan tampak lebih bersemangat sehingga siap untuk kembali
menerima pelajaran. Hal ini sesuai dengan teori Chatib (2013: 92) bahwa ada empat
cara yang dapat membawa siswa dalam zona gelombang alfa,, yaitu ice breaking, fun

11
story, musik, dan brain gym. Kondisi alfa adalah kondisi yang relaks dan
menyenangkan.
4. Pemberian Hukuman
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Saputri (2017) bahwa “ Pemberian punishment
yang diberikan guru tidak menggunakan kekerasan fisik sama sekali, melainkan dengan
mengucapkan istighfar supaya siswa terbiasa mengucapkan istifghfar ketika melakukan
kesalahan.” Pemberian hukuman yang diberlakukan sesuai dengan penelitian Saputri
yaitu berupa hukuman mengucap istighfar. Selain itu saat dirasa hukuman tersebut
kurang membuat efek jera, guru membuat hukuman berupa ancaman.

12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kecerdasan majemuk merupakan kemampuan seseorang untuk menyelesaikan
masalahnya sendiri (problem solving) dan kebiasaan seseorang menciptakan produk
yang mempunyai nilai budaya (creatvity). Contoh penerapan kecerdasan majemuk
dikelas yaitu pengulangan dalam penanaman dan pemahaman konsep, menyegarkan
suasana kelas dengan aktivitas yang bervariasi, mengelola kelas sesuai dengan
kecerdasan majemuk yang dimiliki siswa, dan integrasi penilaian majemuk. Kemudian
terdapat beberapa tujuan penerapan kecerdasan majemuk di kelas yaitu mencoba untuk
mengubah pandangan bahwa kecerdasan seseorang hanya terdiri dari kemampuan
logika (Matematika) dan juga bahasa.
Selanjutnya manfaat dari penerapan kecerdasan majemuk di kelas antara lain proses
kegiatan pembelajaran akan dapat dilakukan dengan lebih luas. Aktivitas yang bisa
dilakukan seperti menggambar, menciptakan lagu, mendengarkan musik, melihat suatu
pertunjukan. Dapat menjadi ‘pintu masuk’ yang vital ke dalam proses belajar.
Penerapan kecerdasan majemuk di kelas juga terdapat kelebihan dan kekurangan
tersendiri yang berpengaruh terhadap proses belajar mengajar.
B. SARAN
Demikian makalah yang dapat kami buat, sebagai manusia biasa menyadari
banyaknya kesalahan dan kekurangan dalam penulisan makalah ini. Maka dari itu untuk
menyempurnakan makalah ini, kritik, saran dan masukan dari pembaca sangat
dibutuhkan agar dapat menyempurnakan makalah selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anisa, Yuli. (2017). Gaya Mengajar Guru Berbasis Kecerdasan Majemuk Di Mi


Muhammadiyah Program Khusus Kartasura. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Elin Nailur Rahmah & Siti Sriyati. (2015). Penerapan Pembelajaran Berbasis Kecerdasan
Majemuk melalui Praktikum untuk Mengungkap Keterampilan Proses Sains dan
Penguasaan Konsep Siswa SMA pada Konsep Spermatophyta. Seminar Nasional XII
Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015.
Farida Denura. (2015). Manfaat Penerapan Kecerdasan Majemuk.
https://www.scholae.co/web/read/518/manfaat.penerapan.kecerdasan.majemuk diakses
pada 16 Mei 2022.
Indria, Anita. (2020). Multiple Intelligence. Jurnal Kajian dan Pengembangan Umat. Vol(1).
Hal 30-32.
Purbowati, D. (2020). Kecerdasan Majemuk: Bagaimana Aplikasinya dalam Pembelajaran di
Kelas dan Penilaian Guru. Retrieved Mei 15, 2022, from Aku Pintar:
https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/kecerdasan-majemuk-bagaimana-aplikasinya-
dalam-pembelajaran-di-kelas-dan-penilaian-guru.

14

Anda mungkin juga menyukai