DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
DOSEN PENGAMPU:
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat
dan kasih karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penyusun
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rafael Lisinus Ginting, S.Pd., M.Pd. selaku dosen
mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah mengajarkan dan membimbing mahasiswa/i
agar dapat memahami pembelajaran ini. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada
pihak - pihak yang turut membantu penyusunan makalah ini yang tidak dapat penyusun
sebutkan satu per satu. Adapun makalah disusun untuk memenuhi tugas case method pada
mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Kami selaku penyusun juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penyusun berharap
adanya kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan makalah ini kedepannya. Semoga
makalah ini dapat dipahami dengan baik dan bermanfaat bagi kita semua. Kami mohon maaf
apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan. Terima kasih.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................................1
1.3 Manfaat........................................................................................................................1
BAB II KAJIAN TEORI.........................................................................................................2
2.1 Pendidikan...................................................................................................................2
2.1.1 Pengertian Pendidikan..........................................................................................2
2.1.2 Pengertian SLB....................................................................................................2
2.2 Tunanetra.....................................................................................................................2
2.2.1 Pengertian Tunanetra...........................................................................................2
2.2.2 Karakteristik Tunanetra........................................................................................3
2.3 Matematika..................................................................................................................5
2.3.1 Pengertian Matematika.........................................................................................5
2.3.2 Kesulitan Siswa Tunanetra Mempelajari Matematika.........................................5
2.4 Gaya Belajar................................................................................................................6
2.4.1 Gaya Belajar Siswa Tunanetra.............................................................................6
2.4.2 Faktor yang Mempengaruhi Belajar.....................................................................6
2.5 Media Belajar Siswa Tunanetra...................................................................................7
2.5.1 Papan Berpaku.....................................................................................................7
2.5.2 Alat Peraga Manipulatif.......................................................................................7
2.5.3 Kotak Sortasi........................................................................................................8
2.5.4 Berbasis Van Heile...............................................................................................8
2.5.5 Braille...................................................................................................................8
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................................9
3.1 Studi Kasus..................................................................................................................9
3.1.1 Identifikasi Kasus.................................................................................................9
3.1.2 Identifikasi Masalah.............................................................................................9
3.1.3 Diagnosis..............................................................................................................9
3.1.4 Prognosis............................................................................................................10
ii
3.1.5 Treatment...........................................................................................................10
3.1.6 Follow Up (Tindak Lanjut)................................................................................11
3.2 Kendala, Hambatan, dan Solusi.................................................................................11
BAB IV PENUTUP................................................................................................................12
4.1 Kesimpulan................................................................................................................12
4.2 Saran..........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................13
LAMPIRAN14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Pemenuhan tugas case method pada mata kuliah Psikologi Pendidikan.
2. Mengetahui permasalahan yang terjadi pada siswa/i di sekolah SLB.
3. Mengetahui aspek apa saja yang berlaku dalam penetuan solusi yang tepat guna
menunjang keberhasilan pembelajaran siswa/i di sekolah SLB.
4. Memberikan solusi terhadap masalah yang terjadi pada siswa/i di sekolah SLB.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat pembuatan makalah ini yaitu:
1
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pendidikan
2.2 Tunanetra
Di dunia ini banyak orang yang terlahir dengan kelainan . Baik itu kelainan
fisik, emosional, mental, intelektuan dan sosial. Kelainan tersebut bisa saja karena
bawaan lahir atau karena suatu insiden. Salah satu kelainan yang panling menjadi
perhatian adalah kelainan penglihatan atau dengan kata lain tunanetra. Menurut
2
Praptaningrum (2020) tunanetra adalah seseorang yang memiliki kondisi dimana
indra penglihatan tidak dapat berfungsi dengan normal, tidak dapat melihat (buta
total) dan dapat melihat hanya melihat cahaya (kurang awas). Tunanetra adalah
individu yang memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan indera penglihatannya
untuk melihat.
Siswa tunanetra mendapatkan berbagai fasilitas belajar khusus yang
disesuaikan dengan kondisi fisik. Diantara fasilitas tersebut yaitu buku bacaan
dalam bentuk tulisan brille, alat tulis khusus brille yang disebut slate dan stilus,
abacus, gambar timbul, benda benda konkret dan masih banyak yang lainnya
(Nurmitasari, 2015).
Siswa tunanetra membutuhkan perhatian khusus agar mencapai tujuan
pendidikan dengan baik. Berdasarkan tingkat gangguannya tunanetra dibagi dua
yaitu buta total (total blind) dan yang masih mempunyai sisa penglihatan (low
visioan). Keterbatasan fungsi indra penglihatan maka tunanetra berusaha
memaksimalkan fungsi indra-indra yang lainnya seperti, perabaan, penciuman, dan
pendengaran sehingga tidak sedikit penyandang tunanetra yang memiliki
kemampuan luar biasa misalnya di bidang musik atau ilmu pengetahuan. Dan
siswa tunanetra sebagaimana siswa lainnya, membutuhkan pendidikan untuk
menegembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.
3
Kemampuan untuk berpindah tempat
Tunanetra memiliki keterbatasan untuk bergerak dengan leluasa dalam
suatu lingkungan. Keterbatasan tersebut menyebabkan keterbatasan
dalam memperoleh pengalaman dan berpengaruh pada hubungan sosial.
Interaksi dengan lingkungan
Tunanetra sulit menggambarkan tentang lingkungan sekitarnya seperti
melihat orang-orang disekitarnya, melihat ruangan dimana dia berada,
bergerak bebas di lingkungan sekitar, walaupun dengan keterampilan
mobilas yang dimilikinya.
b. Karakteristik Akademik.
Dampak ketunanetraan juga berpengaruh pada perekembangan
keterampilan akdemis, khusunya dalam bidang membaca dan menulis. Dalam
membaca dan menulis tunanetra menggunakan braille, sehingga tunanetra
dapat mengembangkan kemampuan membaca dan menulisnya.
c. Karakteristik Sosial
Tunanetra memiliki keterbatasan dalam belajar melalui pengamatan dan
menirukan, sehingga tunanetra sering kesulitan dalam melakukan perilaku
sosial yang benar. Akibat dari ketunaannya tersebut berpengaruh terhadap
keterampilan sosial, seperti memperagakan gerakan tubuh dan ekspresi wajah
dengan benar.
d. Karakteristik Perilaku
Tunanetra sering menunjukkan perilaku streotip seperti membuat suara
dengan jarinya, menekan matanya, dan sebagainya yang dapat dikenali dengan
karakteristik sebagai berikut.
Tidak dapat melihat
Tidak dapat mengenali orang pada jarak 6 meter
Pada kedua bola mata terdapat kerusakan
Tunanetra sulit ketika mengambil benda yang berukuran kecil
disekitarnya
Ketika berjalan sering meraba-raba dan tersandung
Pada bagian bola mata yang hitam berwarna keruh, kering, dan bersisik
Peradangan pada kedua bola mata
Mata bergoyak atau bergoyang terus (Marlina, 2015)
4
2.3 Matematika
5
Menghindari terjadinya salah persepsi pada siswa tunanetra ketika
mempelajari matematika, maka sangat diperlukan sebuah media pembelajaran
yang konkret untuk membantu mereka dalam memvisualisasikan materi. Proses
mempelajari matematika membutuhkan pemahaman dan suatu penalaran karena
matematika merupakan ilmu abstrak.
Sementara itu, kendala yang ditemui oleh siswa tunanetra ketika mereka
belajar matematika yaitu peran aktif indera visual sangat dibutuhkan untuk
menerima banyaknya materi matematika, misalnya dalam materi sistem koordinat
kartesius, sehingga diperlukan media yang dapat membantu penggantian peran
visual mereka. Penerimaan informasi seorang tunanetra hanya dapat didapatkan
melalui indera yang lain (selain mata) karena keterbatasan atau bahkan
ketidakmampuan yang mereka miliki pada indera penglihatannya. (Mutmainah,
2015)
Gaya belajar siswa tunetra adalah Auditori dan kinestetik karena indra
penglihatan yang tidak berfungsi secara normal.
Auditori (Auditory Learners)
Gaya belajar auditori adalah gaya belajar yang berfokus pada pendengaran.
Individu dengan gaya belajar ini akan lebih mudah memahami dan mengingat
informasi dari apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat.
Kinestetik (Kinesthetic Learners)
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang banyak melibatkan gerakan.
Individu dengan gaya belajar ini akan lebih mudah memahami dan mengingat
informasi dengan mempraktekannya langsung disbanding hanya mendengarkan
dan membaca teori.
Ada dua faktor yang mempengaruhi belajar seseorang, yaitu faktor internal
dan faktor eksternal.
Faktor Internal
6
Faktor fisiologi, yaitu segala hal berhubungan dengan kondisi fisik dan
Kesehatan individu yang dapat mempengaruhi kemampuan belajar individu.
Faktor ini meliputi kondisi fisik yang normal dan kondisi kesehatan.
Faktor psikologis, psikologi seseorang sangat mempengaruhi proses belajarnya.
Faktor ini meliputi minat dan usaha, intelegensi, bakat, motivasi, konsentrasi
belajar, kesiapan dan kematangan, kelelahan, dan kejenuhan dalam belajar.
Faktor Eksternal
Faktor lingkungan keluarga, lingkungan keluarga merupakan hal pertama
utama dalam perkembangan belajar anak. Faktor ini meliputi perhatian orang
tua, keadaan ekonomi dan hubungan antar anggota keluarga.
Faktor lingkungan sekolah, sekolah merupakan lebaga forman dalam proses
belajar dan pembelajaran. Beberapa hal penunjang keberhasilan belajar
disekolah, yaitu kurikulum yang baik, sarana dan prasarana yang lengkap, tata
tertib dan disiplin, dan guru yang profesional.
Faktor lingkungan masyarakat, lingkungan masyarakat juga menjadi foktor
penting dalam perkembangan belajar seseorang. Faktor ini meliputi bagaimana
kegiatan individu dalam masyarakat, media masa yang dilihat, teman bergaul
dan lingkungan sekitar.
7
2.5.3 Kotak Sortasi
Media pembelajaran ini dirancang khusus untuk siswa tunanetra dalam
mempelajari geometri materi bangun ruang. Media kotak sortasi adalah salah satu
jenis mainan sekaligus media edukatif terutama dalam menstimulasi
perkembangan anak yang diterapkan dalam pembelajaran mengenal geometri.
2.5.4 Berbasis Van Hiele
Pembelajaran yang dapat diterapkan pada siswa adalah pembelajaran berbasis
Van Hiele. Pembelajaran berbasis Van Hiele Model pembelajaran geometri
berbasis teori Van Hiele bertujuan untuk meningkatkan tingkat berpikir siswa
dalam geometri. Sintak dari teori Van Hiele adalah pada level pertama (visualisasi)
siswa mengenali bangun-bangun datar berdasarkan bentuknya dan membedakan
bangun segi banyak dan bukan segi banyak. Pada level kedua (Analisis) siswa
mengenal sifat-sifat dari masing-masing bangun datar. Pada level ketiga
(Abstraksi) siswa mempersepsi suatu hubungan diantara sifat-sifat , yang mana
mereka menghubungkan sifat tersebut pada bentuk permukaan suatu benda.
2.5.5 Braille
Papan Koordinat Kartesius (PANDIKAR) bagi siswa tunanetra yang
dilengkapi dengan angka dan huruf braille sehingga siswa mampu memahami
materi dengan baik melalui indera peraba mereka. Materi sistem koordinat
kartesius merupakan materi yang membutuhkan peran aktif dari indera visual
sehingga diharapkan media PANDIKAR berkode braille dapat digunakan sebagai
alternatif media pembelajaran untuk siswa tunanetra.
8
BAB III
PEMBAHASAN
9
Media belajar tidak dimanfaatkan secara maksimal, atau memang kurangnya
media belajar yang dimiliki.
Kurangnya motivasi siswa dalam belajar matematika, dan terus beranggapan
bahwa matematika itu sulit.
Kemampuan siswa yang memang kurang dalang bidang matematika.
3.1.4 Prognosis
Apabila masalah ini tidak diatasi, maka kemungkinan yang terjadi sebagai
berikut.
Siswa-siswi akan terus merasa bahwa matematika sulit
Siswa-siswi kurang menguasai pelajaran metematika
Tujuan pembelajaran akan sulit tercapai
Apabila kasus ini segera diatasi, maka kemungkinan yang terjadi sebagai
beriku.
Memotivasi siswa untuk lebih semangat belajar matimatika
Siwa-siswi lebih menyukai pelajaran matematika
Siswa-siswi lebih terampil dalam pelajaran matematika
Tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai
3.1.5 Treatment
Berdasarkan permasalahan tersebut, upaya yang dapat dilakukan, yaitu:
10
d) Guru mengajarkan secara pelan-pelan hingga siswa dapat mengerti sedikit demi
sedikit dalam artian guru dituntut untuk sabar.
3.1.6 Follow Up (Tindak Lanjut)
Dari banyaknya materi pembelajaran matematika, guru dapat melihat pada
materi mana anak dapat lebih memahami, sehingga guru dapat lebih memfokuskan
anak pada materi itu, hal ini bermaksud guru jangan memaksa anak untuk dapat
memahami pelajaran yang ia tidak suka, terlebih lagi mereka memang memiliki
keterbatasan yang menghambat mereka untuk dapat memaksimalkan pembelajaran
matematika tersebut. Berikan motivasi dan semangat kepada mereka agar mereka
tidak mudah menyerah dan merasa tidak mampu dalam pelajaran matematika
karena keterbatasan yang mereka miliki. Dan juga guru dituntun untuk
mengembangkan dan menggunakan media belajar yang lebih inovatif, yang
sekiranga dapat lebih membantu siswa dalam pembelajaran.
Kendala dan hambatan yang kami hadapi dalam studi kasus ini, yaitu:
Harus meminta surat izin pelaksanaan terlebih dahulu.
Tugas-tugas yang juga banyak dari mata kuliah lain yang kami jalani.
SLB sedang melaksanakan ujian jadi tidak dapat dilakukan pengamatan proses
pembelajaran.
Solusi yang kami terapkan untuk mengatasi kendala dan hambatan tersebut, yaitu:
Segera mengurus surat izin pelaksanaan ke Universitas.
Memanajemen waktu pengerjaan tugas.
Melaksanakan wawancara ke beberapa siswa tunanetra SLBA.
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat kami simpulkan bahwa siswa-siswi kelas 9 SLBA
Karya Murni mengatakana bahwa mereka tidak menyukai pelajaran matematika. mereka
kesulitan dalam menginterpresentasikan sebuah kalimat menjadi bentuk. Beberapa
faktor yang mungkin menjadi penyebab hal tersebut, yaitu:
Kurangnya pendekatan guru kepada siswa
Media belajar tidak dimanfaatkan secara maksimal, atau memang kurangnya media
belajar yang dimiliki
Kurangnya motivasi siswa dalam belajar matematika, dan terus beranggapan bahwa
matematika itu sulit
Kemampuan siswa yang memang kurang dalang bidang matematika
Berdasarkan permasalahan tersebut, upaya yang dapat dilakukan, yaitu:
Mengembangkan media pembelajaran yang mendukung untuk memahami
pembelajaran matematika
Memanfaatkan media belajar yang dimiliki semaksimal mungkin
Menciptakan pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan
Guru mengajarkan secara pelan-pelan hingga siswa dapat mengerti sedikit demi
sedikit dalam artian guru dituntut untuk sabar
4.2 Saran
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Afidah, N., & Andajani, S. J. (2015). Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Tunanetra Kelas V SLBA. Jurnal
Pendidikan Khusus, 7(2), 1–8.
Indriani, Rusdiana, Umi Safiul Ummah dan Sikhabuden. 2019. Pembelajaran Berbasis
Teori Van Hiele Terhadap Pemahaman Bangun Geometri Tunanetra. 5(1). 33-38.
Irham, M., & Wiyani, N., A. 2013. Psikologi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Mutmainnah, R. N. 2015. Pemahaman Siswa Tunanetra (Buta Total Sejak Lahir dan
Sejak Waktu Tertentu) Terhadap Bangun Datar Segitiga. Jurnal Pendidikan
Matematika dan Matematika, Fibonacci. Vol. 1 (1), pp: 15-2.
Praptaningrum, A. 2020. Penerapan Bahan Ajar Audio Untuk Anak Tunanetra Tingkat
SMP di Indonesia. Jurnal Teknologi Pendidikan, 5(1):1-19.
14
LAMPIRAN
15