Anda di halaman 1dari 2

Bagian 1

Kalau hari ini kita sedang diuji pandemi. Tidak kurang para pendahulu
pejuang RI. Mereka menghadapi ujian yang bertubi-tubi.

Sebuah aneksasi bumi pertiwi yang tidak pernah henti. Bangsa-bangsa


penjajah yang terus menghegemoni.

Penderitaan yang tidak bisa diukur yang sangat menyakiti hati. Namun
mereka bisa bangkit dan kemudian tegak berdiri. Bahkan menjadi modal
besar proklamasi.

Kita bangsa Indonesia dan bahkan seluruh dunia. Sedang menghadapi covid
19 yang mengancam hidup manusia.

Bahkan tidak segan-segan meradang nyawa. Susah tiada tara melawan virus
yang ganas luar biasa.

Sewaktu-waktu bisa saja membunuh manusia kapan dan dimana. Tidak peduli
ras, suku, bangsa dan juga agama apa.

Sungguh sebuah ketakutan yang tiada bandingnya. Kelaparan akibat


pembatasan hidup yang cegah orang bisa kerja. Bahkan seperti ini, seolah-
olah tidak ada jalan yang tersisa.
Bagian 2
Namun kita harus bangkit dan berusaha sekuat tenaga. Menghadapi cabaran
dan kendala hidup dengan penuh upaya dan do'a.

Pilihan hidup tinggal satu tanpa kecuali. Kita harus bangkit dan berupaya
tanpa henti. Saling bergandengan tangan dan eratkan jari jemari.

Katakan saja, kita bangsa Indonesia, siap menghadapi. Perubahan tatanan


hidup baru sekarang dan pasca pandemi. Dengan merajut tali temali dan
menyusun sebuah strategi.

Membangun dunia baru yang lebih bijak dan manusiawi. Bukan lagi sebuah
tatanan hidup yang penuh manipulasi. Bahkan hilangkan praktik hidup yang
saling menghegomoni.

Mari bangkit bangsaku kembali. Kuatkan tali silaturahimi dan saling


menyayangi. Buang jauh rasa saling menista dan saling mengibuli. Dengan
niat kuat dan membangun struktur dan budaya yang yang damai".

Anda mungkin juga menyukai